Sap Hipertensi Pada Kehamilan
Sap Hipertensi Pada Kehamilan
I. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ibu hamil dapat mengetahui tentang
hipertensi dalam kehamilan
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ibu dapat mengetahui dan mengerti
tentang :
a. Pengertian hipertensi
b. Pengertian hipertensi dalam kehamilan
c. Pengertian preeklampsi ringan, berat dan eklampsi
d. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan
e. Manifestasi klinik hipertensi dalam kehamilan
f. Pencegahan hipertensi dalam kehamilan
g. Diit hipertensi
II. SASARAN
wanita/ibu-ibu hamil
III. METODE
Ceramah dan tanya jawab
IV. MEDIA
Leaflet dan lembar balik.
V. KEGIATAN OPERASIONAL
No Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
1 Pembukaan Sasaran mendengarkan 5 menit
serta memperhatikan
para penyuluh
2 Ceramah / Penyampaian Sasaran mendengarkan, 10 menit
Materi memperhatikan dan
mengerti tentang materi
yang diberikan
3 Tanya jawab Sasaran menanyakan 10 menit
tentang materi yang
tidak dimengerti
4 Penutupan dan Evaluasi Sasaran dapat 5 menit
menyebutkan isi materi
yang telah
disampaikan.
VI. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dan
diharapkan Ibu dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang
diberikan.
Pertanyaan :
a. Pengertian hipertensi
b. Pengertian hipertensi dalam kehamilan
c. Pengertian preeklampsi ringan, berat dan eklampsi
d. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan
e. Manifestasi klinik hipertensi dalam kehamilan
f. Pencegahan hipertensi dalam kehamilan
g. Penatalaksanaan pasien hipertensi
MATERI PENYULUHAN
Pengertian hipertensi
Tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg. Pengukuran tekanan
darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan
tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolic ≥
15mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi.
A. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
a. Pengertian
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan
morbiditas ibu bersalin. hipertensi merupakan tanda terpenting guna
menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolic
menggambarkan resistensi perifer, sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.
b. Klasifikasi
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali di
diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
b. Preeklamsia-eklamsia
Preeklampsia (penyakit dengan gejala peningkatan tekanan
darah disertai dengan dijumpainya protein dalam urin dalam
kadar berlebih, dan pembengkakan tubuh akibat penimbunan
cairan setelah kahamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan), terbagi dua, yaitu bentuk ringan dan bentuk berat.
Eklampsi merupakan kasus akut pada penderita preeklampsi,
yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. Sama
halnya dengan preeklampsia, eklampsia dapat timbul pada
ante, intra dan postpartum. Eklampsi postpartum umumnya
hanya terjadi dalam waktu 24 jam pertama setelah persalinan.
Pada penderita preeklampsia yang akan kejang,umumnya
memberi gejala-gejala atau tanda-tanda yang khas, yang dapat
dianggap sebagai tanda prodoma akan terjadinya kejang.
Preeklamsi yang disertai dengan tanda-tanda prodoma ini
disebut sebagai implending eklamsia atau imminent eklamsi.
c. Hipertensi kronik superimposed preeklamsia
Hipertensi kronik dalam kehamilan ialah hipertensi yang
didapatkan sebelum timbulnya kehamilan. Apabila tidak
diketehui adanya hipertensi sebelum kehamilan maka
hipertensi kronik didefinisikan bila didapatkan tekanan darah
sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg
sebelum umur kehamilan 20 minggu.
d. Hipertensi gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria
dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau
kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa
proteinurin.
c. Faktor Risiko
Terdapat banyak factor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam
kehamilan yang dapat dikelompokkan dalam factor resiko sebagai
berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
b. Hiperplasentosis misalnya mola hidatidosa, kehamilan multiple,
diabetes mellitus, bayi besar
c. Umur yang ekstrim
d. Riwayat keluarga pernah prreeklamsi/eklamsi
e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
hamil
f. Obesitas
d. Patofisiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui
dengan jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya
hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun teori tersebut
yang dianggap mutlak benar.
f. Pencegahan Preeklamsi
Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya
preeklampsi pada perempuan hamil yang mempunyai resiko terjadinya
preeclampsia. Pencegahan dapat dilakukan dengan non medical dan
medical
a. Pencegahan dengan nonmedical
Pencegahan nonmedical ialah pencegahan dengan tidak memberikan
obat
Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Diindonesia
tirah baring masih diperlukan pada mereka yang mempunyai resiko
tinggi terjadinya preeclampsia meskipun tirah baring tidak terbukti
mencegah terjadinya preeclampsia dan mencegah persalinan
preterm.restriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya
preeclampsia
Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung (a) minyak ikan
yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, (b)antioksidan : vitamin
c,vitamin e.(c)elemen logam berat: zinc, magnesium,kalsium.
b. Pencegahan dengan medical
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat-
obatan,pemberian kalsium dapat dipakai sebagai suplemen pada resiko
tinggi terjadinya preeclampsia. Selain itu dapat diberikan zinc .
e. Rawat Inap
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeklampsia ringan perlu dirawat
dirumah sakit. Kriteria preeklampsia ringan dirawat di rumah sakit,ialah
(a) bila tidak ada perbaikan tekanan darah,kadar proteinuria selama 2
minggu.
C. PREEKLAMPSIA BERAT
a. Definisi
Preeklampsia berat ialah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik
≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai
proteinuria lebih dari 5 g/24 jam
b. Diagnosis
Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau
lebih gejala sebagai berikut :
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥ 110 mmHg tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu
hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah
baring
2. Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan
kualitatif.
3. Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam.
4. Kenaikan kadar kreatinin plasma.
5. Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran,nyeri
kepala, skotoma dan pandangan kabur.
6. Nyeri epigastrium
7. Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular)
8. Pertumbuhan janin yang intrauterin yang terhambat
c. Pembagian Preeklampsi Berat
Preeklampsi berat dibagi menjadi (a) preeklampsi berat tanpa impending
eklampsia dan (b) preeklampsia berat dengan impending eklampsi.
Disebut impending eklampsi bila preeklampsi berat disertai gejala-gejala
subjektif berupa nyeri kepala hebat, gangguan vesus, muntah-muntah
nyeri epigastrium dan kenaikan progresif tekanan darah.
Lab. UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, 1994; Pedoman Diagnosis
dan Penatalksanaan; RSUD Dr. Soetmo; Surabaya