ditentukan oleh sistem politik yang dianut suatu negara. Pada tempat pertama memang kita
sangat membutuhkan perangkat moral bagi praktek bisnis yang baik dan etis. Etika bisnis
mempunyai tempat yang sangat sentral dan strategis. Akan tetapi, perangkat moral hanya
mendasarkan dirinya pada imbauan belaka tidak akan banyak berfungsi dan bisnis tidak
mungkin akan berjalan secara baik dan etis kalau tidak didukung ndan ditunjang oleh
perangkat legal-politis. Ini berarti demi menjamin bisnis yang baik dan etis, pada tempat
kedua sangat diperlukan sistem sosial politik dan ekonomi yang sesuai, yaitu sistem sosial
politik yang menjamin secara konsekuen kegiatan bisnis yang baik, etis, dan fair. Tanpa ini,
etika bisnis tidak akan banyak berfungsi dan yang terjadi bukanlah bisnis yang baik dan etis,
melainkan praktek-praktek bisnis yang curang dalam bentuk monopoli, oligopoli,
perlindungan politik, hak istimewa, nepotisme, dan semacamnya.
Ini berarti supaya bisnis dapat dijalankan secara baik dan etis, dibutuhkan pula perangkat
hukum yang baik dan adil. Harus ada aturan main yang fair, yang dijiwai oleh etika dan
moralitas. Aturan main ini merupakan positivasi nilai-nilai moral dan menjadi pegangan
konkret bagi semua pelaku bisnis.
Namun, ini saja tidak cukup, yang penting dan mendasar adalah perlunya pemerintahan
yang bersih dan adil, yang secara konsekuen dan efektif menegakkan hukum, dengan sanksi
dan hukuman yang sesuai dengan aturan yang ada bagi siapa saja yang melanggar aturan
main tersebut tanpa terkecuali. Ini berarti pemerintah sendiri tanpa aturan main dalam bisnis
itu harus bersikap adil tak berpihak. Artinya, sejauh mana pemerintah sendiri benar-benar
bertindak adil tanpa kompromi, terlepas dari siapa pun yang melanggar aturan main dalam
bisnis tersebut. Dengan demikian, yang kita butuhkan untuk memungkinkan bisnis dapat
dijalankan secara baik dan etis adalah dua perangkat yaitu pertama adalah perangkat moral
dan yang kedua adalah perangkat legal politis.
Menurut anggapan yang banyak dianut oleh orag bisnis, yang dibutuhkan bukan etika,
melainkan hukum bisnis karena dengan hukum bisnis yang mengenal sanksi dan hukuman
sudah memadai untuk membuat (memaksa) orang agar berbisnis secara baik dan etis. Kendati
hukum sangat penting, hukum hanya berfungsi untuk menciptakan kondisi yang kondusif
bagi bisnis yang baik dan etis. Hukum menunjang moralitas dengan menciptakan ruang,
peluang, dan iklim yang kondusif bagi praktek bisnis yang baik dan etis.
Ada beberapa alasan untuk ini. Pertama, hukum saja tidak memadai karena hukum bisa
sangat tidak etis dan tidak adil. Ada praktek bisnis yang punya dasar hukum yang objektif
dan tak seorang pun membantah itu. Namun, betapa tidak etisnya karena ternyata hukum itu
bersikap diskriminatif yang mengistimewakan satu kelompok sementara menyingkirkan
kelompok yang lain. Contoh yang paling relevan adalah monopoli yang didukung oleh
perlindungan gukum dari pemerintah. Ada kelompok bisnis tertentu yang melalui monoppli
dan kolusi mendapat hak istimewa atas proyek tertentu, dan itu berarti tidak adil dan tidak
etis karena bertentangan dengan rasa keadilan dalam masyarakat bahwa semua orang harus
diperlakukan secara sama.
Kedua, adanya tanggapan serius dari hampir semua perusahaan terhadap surat pembaca
di koran dari konsumen tertentu yang mengeluh tentang produk atau pelayanan tertentu dari
suatu perusahaan yang mengecewakan menunjukkan dengan jelas bahwa bagi banyak
pengusaha, hukum saja tidak cukup. Yang lebih penting bagi kelangsungan bisnis mereka
adalah bahwa bisnis dijalankan secara baik dan etis.
Ketiga, kendati hukum itu baik dan perlu, hukum saja tidak bisa tidak manusiawi. Ketika
hukum diterapkan secara harfiah tanpa pertimbangan moral dan rasa kemanusiaan pada kasus
yang menurut pertimbangan moral yang ekstra, maka hukum menjadi tidak etis dan tidak
manusiawi. Hukum yang diterapkan secara buta tanpa memperhatikan motif pelaku menjadi
bengis dan tidak manusiawi. Contohnya, orang yang melindungi burinan yang takut ditembak
mati, hanya karena dorongan perasaan kemanusiaan. Dalam kasus ini, hukum menjadi kejam
dan tidak manusiawi kalau tidak disertai pertimbangan moral dan kemanusiaan
Untuk mencari sistem sosial, politik, dan ekonomi yang kondusif bagi praktek bisnis
yang etis, dalam bab ini dibahas keunggulan sistem ekonomi pasar dan peran pemerintah
dalam sistem ekonomi pasar tersebut. Ini didasarkan pada asumsi bahwa ekonomi pasar
adalah sistem sosia-politik-ekonomi yang paling memungkinkan praktek bisnis yang etis.