201980151
b. Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif mengatur hubungan yang adil antara satu orang dengan yang
lainnya atau warga negara satu dengan warga negara lainnya. Keadilan ini bersifat
menuntut, agar dalam interaksi sosial antara warga satu dengan warga lainnya tidak boleh
terdapat pihak yang dirugikan hak dan juga kepentingannya. Jika ditetapkan dalam dunia
bisnis, ini berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dalam hubungan yang setara dan
seimbang antar pihak yang satu dengan lainnya.
Dalam bisnis pun, keadilan komutatif ini biasa disebut sebagai keadilan tukar,
maksudnya adalah keadilan kumutatif menyangkut pertukaran yang adil antara pihak yang
terlibat. Dan keadilan ini menuntut agar biaya maupun pendapatan sama-sama dipikul
secara seimbang.
c. Keadilan Distributif
Keadilan ini biasa disebut dengan keadilan ekonomi yang merupakan distributif
ekonomi yang merata, yang dianggap adil bagi seluruh warga negara, yang bersangkutan
dengan pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil dari pembangunan. Keadilan ini
memiliki relevansi dalam dunia bisnis, khususnya yang ada di perusahaan, dimana setiap
karyawan wajib digaji sesuai dengan prestasinnya, tugas serta tanggung jawab yang
diberikan.
Dalam sistem aristokrasi, pembagian itu adil kalau kaum ningrat mendapat lebih
banyak, sementara para budaknya sedikit. Menurut Aristoteles, distribusi ekonomi
didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing orang dalam mengejar tujuan bersama
seluruh warga negara.
Dalam dunia bisnis, setiap karyawan harus digaji sesuai dengan prestasi, tugas, dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Keadilan distributif juga berkaitan dengan
prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang
juga adil dan baik.
a. Prinsip No Harm
Pokok Prinsip dari keadilan adalah prinsip no harm, atau prinsip yang tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain yang secara negatif prinsip ini menuntut agar
dalam melakukan interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak
merugikan orang lain.
Prinsip no harm adalah prinsip paling minim, dan karena itu paling pokok yang harus
ada untuk memungkinkan kehidupan manusia bisa bertahan dan juga relasi sosial manusia
bisa ada dan bertahan.
Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, entah
sebagai konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, investor, maupun masyarakat luas.
b. Prinsip No-Intervetion
Prinsip ini bersifat menuntut tujuannya demi adanya jaminan dan penghargaan atas
hak dan kepentingan setiap orang, dimana tidak diperkenankan seseorang untuk campur
tangan dalam kehidupan dan kegiatan orang lain. Dan segala jenis campur tangan
merupakan pelanggaran terhadap hak seseorang yang merupakan suatu “harm” atau
kerugian dan itu mengartikan telah terjadinya ketidakadilan.
Dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan
ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa alasan yang dapat
diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap sebagai pelanggaran keadilan.
Dalam bidang ekonomi, campur tangan pemerintah dalam urusan bisnis setiap
warga negara tanpa alasan yang sah akan dianggap sebagai tindakah tidak adil dan
merupakan pelanggran atas hak individu tersebut, khususnya hak atas kebebasan.
Harus kita akui bahwa pasar merupakan sistem ekonomi terbaik hingga sekarang, karena
dari kacamata Adam Smith maupun Rawls, pasar menjamin kebebasan berusaha secara
optimal bagi semua orang. Karena itu kebebasan berusaha dan kebebasan dalam segala
aspek kehidupan harus diberi tempat pertama.
Negara dituntut untuk mengambil langkah dan kebijaksanaan khusus tertentu yang
secara khusus dimaksudkan untuk membantu memperbaiki keadaan sodial dan ekonomi
kelompok yang secara obyektif tidak beruntung bukan karena kesalahan mereka sendiri.
Tujuan Pembelajaran
Hak Pekerja
Hak yang dimaksud adalah hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945, menyebutkan bahwa, “Tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ayat tersebut
memuat pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan
mencapai tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Di negara ini, tidak ada larangan
bagi setiap orang untuk bekerja, dari yang ingin menjadi karyawan kantor/pabrik, guru,
dokter, sampai jadi presiden pun semua diperbolehkan. Tetapi hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun
dikesampingkan.
1) Kerja adalah aktifitas tubuh manusia dan karena itu tidak bisa dilepaskan dari tubuh
manusia;
2) Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja manusia merealisasikan dirinya
sebagai manusia dan sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi;
3) Melalui kerja manusia menjadi manusia yang hidup dengan layak;
4) Melalui kerja manusia menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang mandiri;
5) Melalui kerja manusia membebaskan dirinya dari ketergantungan yang negatif pada orang
lain; Melalui kerja manusia menegaskan dirinya, identitasnya, dan eksistensinya
Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseorang
sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Dengan hak atas upah yang adil
sesungguhnya bahwa: Pertama: Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya
setiap pekerja berhak untuk dibayar.
Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseorang
sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Perusahaan yang bersangkutan
mempunyai kewajiban untuk memberi upah yang adil
Pada dasarnya, setiap pekerja mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan atas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“K3”). Demikian yang disebut dalam Pasal 86 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”).
Dalam bisnis modern sekarang ini semakin dianggap penting bahwa para pekerja dijamin
keamanan, keselamatan dan kesehatannya. Dasar moral peting dari hak berserikat dan
berkumpul:
1) Salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang merupakan salah satu hak asasi
manusia yang harus dijamin.
2) Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja dapat bersama-sama secara kelompok
memperjuangkan hak mereka yang lain, khususnya hak upah yang adil.
Ini berarti baik secara legal maupun moral perusahaan tidak diperkenankan untuk
menindak seorang karyawan secara sepihak tanpa mencek atau mendengarkan pekerja itu
sendiri. Pekerja wajib diberi kesempatan untuk membuktikan apakah ia melakukan
kesalahan, kalau tidak bersalah dia diberi kesempatan untuk mengaku secara jujur dan
meminta maaf.
Artinya tidak boleh ada diskriminasi dalam perusahaan entah berdasarkan warna
kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji,
maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau pendidikan lebih lanjut.
Semua pekerja pada prinsipnya harus diperlakukan secara sama, tidak boleh ada
diskriminasi dalam perusahaan baik warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan
semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji maupun peluang untuk jabatan,
pelatihan atau penidikan lebih lanjut.
Perbedaan gaji dan peluang harus didasarkan pada kriteria dan pertimbangan yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.
Karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya, bahkan perusahan harus
menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui oleh perusahaan dan ingin
tetap dirahasiakan oleh karyawan.
Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk mengetahui riwayat hidup dan data pribadi
tertentu dari setiap karyawan, karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya.
Hak ini tentu tidak mutlak karena dalam kasus tertetu data yang paling rahasia harus
diketahui oleh perusahaan dan karyawan lain ketika data pribadi itu mempunyai efek yang
membahayakan pihak lain.
Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya
tidak baik, atau mungkin baik menurut perusahaan jadi pekerja harus dibiarkan bebas
mengikuti apa yang menurut suara hatinya adalah hal yang baik.
Setiap pekerja harus dihargai kesadaran moralnya. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa
yang menurut suara hatinya adalah hal yang baik.
Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak
baik.
Karyawan rendah yang membocorkan kecurangan yang dilakukan atasannya, entah ke pihak
di luar perusahaan atau ke pimpinan yang lebih tinggi akan dengan mudah dipecat atau
dipersulit tanpa diberi kesempatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
2. Whistle Blowing
Pernah mendengar istilah whistle blowing? Didalam bergelut atau melakoni suatu
bidang pekerjaan salah satunya adalah berbisnis tentu saja ada banyak faktor masalah yang
bisa datang dan menghalangi. Seperti mungkin persoalan modal, konsumen, operasional,
SDM yang dimiliki perusahaan hingga perilaku kecurangan oknum pekerja.
Tindakan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
Whistle Blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.
Whistle Blowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan baik
perusahaan sendiri maupun pihak lain.
Whistle Blowing adalah tindakan seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan
keuangan perusahaan kepada pihak direksi.
Whistle Blowing adalah tindakan karyawan yang membocorkan tindakan perusahaan yang
membuang sejumlah barang dalam jumlah besar demi mempertahankan stabilitas harga
barang.
Whistle Blowing adalah kecurangan perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai.
Whistle Blowing adalah manipulasi perusahaan di bagian produksi yang mengurangi atau
menaikkan kadar unsur kimia tertentu dari standar normal dengan maksud untuk
mengurangi biaya produksi atau membuat onsumen ketagihan dan pada akhirnya
mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.
a. Whistle Blowing Internal
Terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan lain atau atasannya, kemudian melaporkan kecurangan itu kepada
atasan lain yang lebih tinggi jabatannya.
Sebagai atasan harus bersikaphati-hati dan netral dalam menanggapi laporan itu.
Netral bukan dalam pengertian tidak peduli (indifferent) melainkan serius menanggapi
tetapi dengan tetap memegang prinsip praduga tak bersalah.
Whistle blowing eksternal yaitu bila seseorang atau beberapa orang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkan kepada
masyarakat karena dia/mereka tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.