Anda di halaman 1dari 13

Najwa Alifia Putri

201980151

Resume etikabisnis – Sony Keraf

BAB 7- KEADILAN DALAM BISNIS


1. Paham Tradisi Mengenai Keadilan
a. Keadilan Legal
Dimaksudkan semua orang atau sekelompok masyarakat diperlakukan secara sama
oleh negara berdasarkan hukum yang berlaku dan juga semua pihak dijamin untuk dapat
perlakuan yang sama sesuai dengan hukum yang berlaku.
Menyangkut hubungan antara individu atau kelompok masyarakat dengan negara.
Intinya adalah semua orang atau kelompok masyarakat diperlakukan secara sama oleh
negara di hadapan hukum.
Dasar Moral:
● Semua orang merupakan manusia yang mempunyai harkat dan martabat yang sama oleh
karena itu, harus diperlakukan secara sama.
● Semua orang merupakan warga negara yang sama status dan juga kedudukannya, bahkan
kewajiban sipilnya. Perlakuan yang tidak sama hanya bisa dibenarkan melalui
pertanggungjawaban yang terbuka berdasarkan prosedur legal yang berlaku. (Sehingga
harus diperlakukan sama sesuai dengan hukum yang berlaku)
Konsekuensi legal dan moral yang mendasar:
Semua orang harus secara sama dilindungi hukum, dalam hal ini oleh negara. Tidak
ada orang yang akan diperlakukan secara istimewa oleh hukum atau negara. Negara tidak
boleh mengeluarkan produk hukum untuk kepentingan kelompok tertentu. Semua warga
harus tunduk dan taat kepada hukum yang berlaku.

b. Keadilan Komutatif
Keadilan komutatif mengatur hubungan yang adil antara satu orang dengan yang
lainnya atau warga negara satu dengan warga negara lainnya. Keadilan ini bersifat
menuntut, agar dalam interaksi sosial antara warga satu dengan warga lainnya tidak boleh
terdapat pihak yang dirugikan hak dan juga kepentingannya. Jika ditetapkan dalam dunia
bisnis, ini berarti relasi bisnis dagang harus terjalin dalam hubungan yang setara dan
seimbang antar pihak yang satu dengan lainnya.
Dalam bisnis pun, keadilan komutatif ini biasa disebut sebagai keadilan tukar,
maksudnya adalah keadilan kumutatif menyangkut pertukaran yang adil antara pihak yang
terlibat. Dan keadilan ini menuntut agar biaya maupun pendapatan sama-sama dipikul
secara seimbang.

c. Keadilan Distributif
Keadilan ini biasa disebut dengan keadilan ekonomi yang merupakan distributif
ekonomi yang merata, yang dianggap adil bagi seluruh warga negara, yang bersangkutan
dengan pembagian kekayaan ekonomi atau hasil-hasil dari pembangunan. Keadilan ini
memiliki relevansi dalam dunia bisnis, khususnya yang ada di perusahaan, dimana setiap
karyawan wajib digaji sesuai dengan prestasinnya, tugas serta tanggung jawab yang
diberikan.
Dalam sistem aristokrasi, pembagian itu adil kalau kaum ningrat mendapat lebih
banyak, sementara para budaknya sedikit. Menurut Aristoteles, distribusi ekonomi
didasarkan pada prestasi dan peran masing-masing orang dalam mengejar tujuan bersama
seluruh warga negara.
Dalam dunia bisnis, setiap karyawan harus digaji sesuai dengan prestasi, tugas, dan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Keadilan distributif juga berkaitan dengan
prinsip perlakuan yang sama sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam perusahaan yang
juga adil dan baik.

2. Keadilan Individual dan Struktural


Keadilan dan upaya untuk menegakan keadilan, yang menyangkut aspek yang lebih
luas berupa penciptaan system yang mendukung terwujudnya keadilan tersebut, yang
berarti prinsip-prinsip keadilan legal berupa perlakuan yang sama terhadap setiap orang,
bukan lagi soal sikap orag-ke orang melainkan menyangkut system dan juga struktur sosial
politik secara keseluruhan.
Untuk bisa menegakkan keadilan legal, dibutuhkan sistem sosial politik yang
memang mewadahi dan memberi tempat bagi tegaknya keadilan legal tersebut, termasuk
dalam bidang bisnis. Dalam bisnis, pimpinan perusahaan manapun yang melakukan
diskriminasi tanpa dasar yang bisa dipertanggungjawabkan secarar legal dan moral harus
ditindak demi menegakkan sebuah sistem organisasi perusahaan yang memang
menganggap serius prinsip perlakuan yang sama, fair atau adil ini.
Dalam bidang bisnis dan ekonomi, mensyaratkan suatu pemerintahan yang juga adil
pemerintah yang tunduk dan taat pada aturan keadilan dan bertindak berdasarkan aturan
keadilan itu. Yang dibutuhkan adalah apakah sistem sosial politik berfungsi sedemikian rupa
hingga memungkinkan distribusi ekonomi bisa berjalan baik untuk mencapai suatu situasi
sosial dan ekonomi yang bisa dianggap cukup adil.
Pemerintah mempunyai peran penting dalam hal menciptakan sistem sosial politik
yang kondusif, dan juga tekadnya untuk menegakkan keadilan. Termasuk di dalamnya
keterbukaan dan kesediaan untuk dikritik, diprotes, dan digugat bila melakukan pelanggaran
keadilan. Tanpa itu ketidakadilan akan merajalela dalam masyarakat.

3. Teori Keadilan Adam Smith


Adam Smith menerima satu konsep keadilan saja yaitu keadilan komutatif. Dikarenakan:
 Keadilan sesungguhnya hanya punya satu arti, yaitu keadilan komutatif yang menyangkut
kesetaraan, keseimbangan, keharmonisan hubungan antara satu orang dengan orang lain.
Ketidakadilan berarti pincangnya hubungan antarmanusia karena kesetaraan yang
terganggu.
 Keadilan legal sudah terkandung dalam keadilan komutatif, karena keadilan legal hanya
konsekuensi lebih lanjut dari prinsip keadilan komutatif. Demi menegakkan keadilan
komutatif, negara harus bersikap netral dan memperlakukan semua pihak secara sama
tanpa terkecuali.
 Juga menolak keadilan distributif, karena apa yang disebut keadilan selalu menyangkut hak
semua orang tidak boleh dirugikan haknya. Keadilan distributif justru tidak berkaitan dengan
hak. Orang miskin tidak punya hak untuk menuntut dari orang kaya untuk membagi
kekayaannya kepada mereka. Orang miskin hanya bisa meminta, tidak bisa menuntutnya
sebagai sebuah hak. Orang kaya tidak bisa dipaksa untuk memperbaiki keadaan sosial
ekonomi orang miskin

a. Prinsip No Harm
Pokok Prinsip dari keadilan adalah prinsip no harm, atau prinsip yang tidak
merugikan hak dan kepentingan orang lain yang secara negatif prinsip ini menuntut agar
dalam melakukan interaksi sosial apapun setiap orang harus menahan dirinya untuk tidak
merugikan orang lain.
Prinsip no harm adalah prinsip paling minim, dan karena itu paling pokok yang harus
ada untuk memungkinkan kehidupan manusia bisa bertahan dan juga relasi sosial manusia
bisa ada dan bertahan.
Dalam bisnis, tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, entah
sebagai konsumen, pemasok, penyalur, karyawan, investor, maupun masyarakat luas.

b. Prinsip No-Intervetion
Prinsip ini bersifat menuntut tujuannya demi adanya jaminan dan penghargaan atas
hak dan kepentingan setiap orang, dimana tidak diperkenankan seseorang untuk campur
tangan dalam kehidupan dan kegiatan orang lain. Dan segala jenis campur tangan
merupakan pelanggaran terhadap hak seseorang yang merupakan suatu “harm” atau
kerugian dan itu mengartikan telah terjadinya ketidakadilan.
Dalam hubungan antara pemerintah dan rakyat, pemerintah tidak diperkenankan
ikut campur tangan dalam kehidupan pribadi setiap warga negara tanpa alasan yang dapat
diterima, dan campur tangan pemerintah akan dianggap sebagai pelanggaran keadilan.
Dalam bidang ekonomi, campur tangan pemerintah dalam urusan bisnis setiap
warga negara tanpa alasan yang sah akan dianggap sebagai tindakah tidak adil dan
merupakan pelanggran atas hak individu tersebut, khususnya hak atas kebebasan.

c. Prinsip Keadilan Tukar


Prinsip keadilan tukar atau prinsip pertukaran dagang yang fair, terutama terwujud
dan terungkap dalam mekanisme harga pasar. Merupakan penerapan lebih lanjut dari no
harm secara khusus dalam pertukaran dagang antara satu pihak dengan pihal lain dalam
pasar.
Adam Smith membedakan antara harga alamiah dan harga pasar atau harga aktual.
Harga alamiah adalah harga yang mencerminkan biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh
produsen, yang terdiri dari tiga komponen yaitu biaya buruh, keuntungan pemilik modal,
dan sewa. Harga pasar atau harga aktual adl harga yang aktual ditawarkan dan dibayar
dalam transaksi dagang di dalam pasar.
Kalau suatu barang dijual dan dibeli pada tingkat harga alamiah, itu berarti barang
tersebut dijual dan dibeli pada tingkat harga yang adil. Pada tingkat harga itu baik produsen
maupun konsumen sama-sama untung. Harga alamiah mengungkapkan kedudukan yang
setara and seimbang antara produsen dan konsumen karena apa yang dikeluarkan masing-
masing dapat kembali (produsen: dalam bentuk harga yang diterimanya, konsumen: dalam
bentuk barang yang diperolehnya), maka keadilan nilai tukar benar-benar terjadi.
Dalam jangka panjang, melalui mekanisme pasar yang kompetitif, harga pasar akan
berfluktuasi sedemikian rupa di sekitar harga alamiah sehingga akan melahirkan sebuah titik
ekuilibrium yang menggambarkan kesetaraan posisi produsen dan konsumen.
Dalam pasar bebas yang kompetitif, semakin langka barang dan jasa yang ditawarkan
dan sebaliknya semakin banyak permintaan, harga akan semakin naik. Pada titik ini
produsen akan lebih diuntungkan sementara konsumen lebih dirugikan. Namun karena
harga naik, semakin banyak produsen yang tertarik untuk masuk ke bidang industri
tersebut, yang menyebabkan penawaran berlimpah dengan akibat harga menurun. Maka
konsumen menjadi diuntungkan sementara produsen dirugikan.
Dengan demikian selanjutnya harga akan berfluktuasi sesuai dengan mekanisme pasar
yang terbuka dan kompetitif. Karena itu dalam pasar yang terbuka dan kompetitif, fluktuasi
harga akan menghasilkan titik ekuilibrium sebuah titik di mana sejumlah barang yang akan
dibeli oleh konsumen sama dengan jumlah yang ingin dijual oleh produsen, dan harga
tertinggi yang ingin dibayar konsumen sama dengan harga terrendah yang ingin ditawarkan
produsen. Titik ekuilibrium inilah yang menurut Adam Smith mengungkapkan keadilan
komutatif dlm transaksi bisnis.

4. Teori Keadilan Distributif John Rawls


a. Prinsip-prinsip Keadilan Distributif Rawls
a. Prinsip Kebebasan yg sama.
Setiap orang hrs mempunyai hak yang sama atas sistem kebebasan dasar yang sama
yag paling luas sesuai dengan sistem kebebasan serupa bagi semua. Keadilan menuntut agar
semua orang diakui, dihargai, dan dijamin haknya atas kebebasan secara sama.
b. Prinsip Perbedaan (Difference Principle).
Bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus diatur sedemikian rupa sehingga
ketidaksamaan tersebut:
 Menguntungkan mereka yang paling kurang beruntung, dan
 Sesuai dengan tugas dan kedudukan yang terbuka bagi semua di bawah kondisi persamaan
kesempatan yang sama.
Jalan keluar utama untuk memecahkan ketidakadilan distribusi ekonomi oleh pasar
adalah dengan mengatur sistem dan struktur sosial agar terutama menguntungkan
kelompok yang tidak beruntung.
Diantaranya terdapat:
● Seseorang harus mempunyai hak yang sama atas sistem kebebasan dasar yang sama, yang
luas dengan system kebebasan yang serupa.
● Ketidakadilan yang paling jelas dari system kebebasan kodrati adalah bahwa system ini
mengijinkan pembagian kekayaan yang dipengaruhi secara tidak tepat oleh kondisi-kondisi
alamiah dan sosial.
● Jalan keluarnya dalam memecahkan ketidakadilan distribusi ekonomi oleh pasar yaitu,
dengan mengatur system dan struktur sosial agat bisa menguntungkan bagi kelompok yang
tidak beruntung
● Kebebasan yang sama harus tetap disertai dengan penataan struktur sosial, politik dan
ekonomi agar tidak melanggengkan ketidakadilan distributif.
● Sasaran pokok teori keadilan menurut Rawls adalah perubahan struktur sosial sedemikian
rupa agar lebih menguntungkan kelompok yang tidak beruntung.

b. Kriti katas Teori Rawls


Meskipun menarik dan dalam banyak hal efektif memecahkan persoalan ketimpangan
dan kemiskinan ekonomi, mendapat kritik tajam dari segala arah:
● Prinsip Rawls membenarkan ketidakadilan, karena dengan prinsip tersebut pemerintah
dibenarkan untuk melanggar dan merampas hak pihak tertentu untuk diberikan pihak lain.
● Yang lebih tidak adil lagi adalah bahwa kekayaan kelompok tertentu yang diambil
pemerintah itu juga diberikan kepada kelompok yang tidak beruntung atau miskin karena
kesalahan sendiri. Prinsip Perbedaan justru memperlakukan secara tidak adil mereka yang
dengan gigih, tekun, disiplin, dan kerja keras telah berhasil mengubah nasib hidupnya
terlepas dari bakat dan kemampuannya yang mungkin pas-pasan.
5. Jalan Keluar atas Masalah Ketimpangan Sosial
Terlepas dari kritik-kritik tehadap teori Rawls, kita akui bahwa Rawls mempunyai
pemecahan yang cukup menarik dan mendasar atas ketimpangan ekonomi. Dengan
memperhatikan secara serius kelemahan-kelemahan yang dilontarkan, kita dapat
mengajukan jalan keluar tertentu yang sebenarnya merupakan perpaduan teori Adam Smith
yang menekankan pada pasar, dan juga teori Rawls yang menekankan kenyataan perbedaan
bahkan ketimpangan ekonomi yang dihasilkan oleh pasar.

Harus kita akui bahwa pasar merupakan sistem ekonomi terbaik hingga sekarang, karena
dari kacamata Adam Smith maupun Rawls, pasar menjamin kebebasan berusaha secara
optimal bagi semua orang. Karena itu kebebasan berusaha dan kebebasan dalam segala
aspek kehidupan harus diberi tempat pertama.

Negara dituntut untuk mengambil langkah dan kebijaksanaan khusus tertentu yang
secara khusus dimaksudkan untuk membantu memperbaiki keadaan sodial dan ekonomi
kelompok yang secara obyektif tidak beruntung bukan karena kesalahan mereka sendiri.

Dengan mengandalkan kombinasi mekanisme pasar dan kebijaksanaan selektif


pemerintah yang khusus ditujukan untuk membantu kelompok yang secara obyektif tidak
mampu memanfaatkan peluang pasar secara maksimal. Dalam hal ini penentuan kelompok
yang mendapat perlakuan istimewa harus dilakukan secara transparan dan terbuka.
Langkah dan kebijaksanaan ini mencakup pengaturan sistem melalui pranata politik dan
legal, sebagaimana diusulkan oleh Rawls, tetapi harus tetap selektif sekaligus berlaku
umum. Jalan keluar ini sama sekali tidak bertentangan degan sistem ekonomi pasar karena
sistem ekonomi pasar sesungguhnya mengakomodasi kemungkinan itu.
BAB 8 Hak Pekerja

(ETIKA BISNIS: DR. A. SONNY KERAF)

 Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelarari bab ini, Anda diharapkan mampu

1. Menjelaskan Hak atas Pekerjaan

2. Menjelaskan Hak atas Upah yang Adil

3. Menjelaskan Hak untuk Berserikat dan Berkumpul

4. Menjelaskan Hak atas Perlindungan Keamanan dan Kesehatan

5. Menjelaskan Hak untuk Diproses Hukum secara Sah

6. Menjelaskan Hak untuk Diperlakukan secara Sama

7. Menjelaskan Hak atas Rahasia Pribadi

8. Menjelaskan Hak atas Kebebasan Suara Hati

9. Menjelaskan Whistle Blowing Internal

10. Menjelaskan Whistle Blowing Eksternal

 Hak Pekerja

1. Macam-macam Hak Pekerja

a. Hak atas Pekerjaan

Hak yang dimaksud adalah hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD NRI 1945, menyebutkan bahwa, “Tiap-tiap warga Negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Ayat tersebut
memuat pengakuan dan jaminan bagi semua orang untuk mendapatkan pekerjaan dan
mencapai tingkat kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Di negara ini, tidak ada larangan
bagi setiap orang untuk bekerja, dari yang ingin menjadi karyawan kantor/pabrik, guru,
dokter, sampai jadi presiden pun semua diperbolehkan. Tetapi hak untuk mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak sering kurang diperhatikan ataupun
dikesampingkan.

Hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia, karena:

1) Kerja adalah aktifitas tubuh manusia dan karena itu tidak bisa dilepaskan dari tubuh
manusia;
2) Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja manusia merealisasikan dirinya
sebagai manusia dan sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi;
3) Melalui kerja manusia menjadi manusia yang hidup dengan layak;
4) Melalui kerja manusia menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang mandiri;
5) Melalui kerja manusia membebaskan dirinya dari ketergantungan yang negatif pada orang
lain; Melalui kerja manusia menegaskan dirinya, identitasnya, dan eksistensinya

b. Hak atas Upah yang Adil

Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseorang
sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Dengan hak atas upah yang adil
sesungguhnya bahwa: Pertama: Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya
setiap pekerja berhak untuk dibayar.

Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseorang
sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Perusahaan yang bersangkutan
mempunyai kewajiban untuk memberi upah yang adil

1) Setiap pekerja berhak mendapatkan upah/dibayar yang merupakan perwujudan atau


kompensasi dari hasil kerjanya yang tidak dinikmati secara langsung.
2) Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah yang adil, yaitu upah yang sebanding
dengan tenaga yang telah disumbangkannya.
3) Upah yang adil adalah tidak boleh ada perlakuan yang berbeda atau diskriminatif dalam
pemberian upah kepada semuakaryawan

c. Hak untuk Berserikat dan Berkumpul


Pasal 24 ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
(UU HAM), menentukan bahwa setiap orang berhak untuk berkumpul, berapat, dan
berserikat yang diselenggarakan untuk maksud-maksud damai.

1) Upah yang adil tidak selamanya diberlakukan dalam suatu perusahaan


2) Upah yang adil harus diperjuangkan oleh pekerja itu sendiri
3) Pekerja harus dijamin haknya untuk membentuk serikat pekerja dengan tujuan bersatu
memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota
4) Dalam berserikat dan berkumpul ada dua dasar moral yang penting yaitu:
 Manusia adalah mahluk sosial yang selalu menurut dan berdasarkan kodratnya cenderung
berkumpul dan berserikat dengan sesamanya
 Pekerja dapat bersama-sama secara kompak memperjuangkan hak mereka atas upah yang
adil

d. Hak atas Perlindungan Keamanan dan Kesehatan

Pada dasarnya, setiap pekerja mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan atas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (“K3”). Demikian yang disebut dalam Pasal 86 ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU
Ketenagakerjaan”).

Dalam bisnis modern sekarang ini semakin dianggap penting bahwa para pekerja dijamin
keamanan, keselamatan dan kesehatannya. Dasar moral peting dari hak berserikat dan
berkumpul:

1) Salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang merupakan salah satu hak asasi
manusia yang harus dijamin.
2) Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja dapat bersama-sama secara kelompok
memperjuangkan hak mereka yang lain, khususnya hak upah yang adil.

e. Hak untuk Diproses Hukum secara Sah

Ini berarti baik secara legal maupun moral perusahaan tidak diperkenankan untuk
menindak seorang karyawan secara sepihak tanpa mencek atau mendengarkan pekerja itu
sendiri. Pekerja wajib diberi kesempatan untuk membuktikan apakah ia melakukan
kesalahan, kalau tidak bersalah dia diberi kesempatan untuk mengaku secara jujur dan
meminta maaf.

f. Hak untuk Diperlakukan secara Sama

Artinya tidak boleh ada diskriminasi dalam perusahaan entah berdasarkan warna
kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji,
maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau pendidikan lebih lanjut.

 Semua pekerja pada prinsipnya harus diperlakukan secara sama, tidak boleh ada
diskriminasi dalam perusahaan baik warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan
semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji maupun peluang untuk jabatan,
pelatihan atau penidikan lebih lanjut.
 Perbedaan gaji dan peluang harus didasarkan pada kriteria dan pertimbangan yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.

g. Hak atas Rahasia Pribadi

Karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya, bahkan perusahan harus
menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui oleh perusahaan dan ingin
tetap dirahasiakan oleh karyawan.

 Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk mengetahui riwayat hidup dan data pribadi
tertentu dari setiap karyawan, karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya.
 Hak ini tentu tidak mutlak karena dalam kasus tertetu data yang paling rahasia harus
diketahui oleh perusahaan dan karyawan lain ketika data pribadi itu mempunyai efek yang
membahayakan pihak lain.

h. Hak atas Kebebasan Suara Hati

Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya
tidak baik, atau mungkin baik menurut perusahaan jadi pekerja harus dibiarkan bebas
mengikuti apa yang menurut suara hatinya adalah hal yang baik.

 Setiap pekerja harus dihargai kesadaran moralnya. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa
yang menurut suara hatinya adalah hal yang baik.
 Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak
baik.
 Karyawan rendah yang membocorkan kecurangan yang dilakukan atasannya, entah ke pihak
di luar perusahaan atau ke pimpinan yang lebih tinggi akan dengan mudah dipecat atau
dipersulit tanpa diberi kesempatan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

2. Whistle Blowing

Pernah mendengar istilah whistle blowing? Didalam bergelut atau melakoni suatu
bidang pekerjaan salah satunya adalah berbisnis tentu saja ada banyak faktor masalah yang
bisa datang dan menghalangi. Seperti mungkin persoalan modal, konsumen, operasional,
SDM yang dimiliki perusahaan hingga perilaku kecurangan oknum pekerja.

Pelapor pelanggaran (bahasa Inggris: whistleblower), atau disingkat sebagai pelapor,


adalah istilah bagi orang atau pihak yang merupakan karyawan, mantan karyawan, pekerja,
atau anggota dari suatu institusi atau organisasi yang melaporkan suatu tindakan yang
dianggap melanggar ketentuan kepada pihak yang berwenang. Atau beberapa pengertian di
bawah:

 Tindakan yang dilakukan oleh seorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain.
 Whistle Blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan.
 Whistle Blowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan baik
perusahaan sendiri maupun pihak lain.
 Whistle Blowing adalah tindakan seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan
keuangan perusahaan kepada pihak direksi.
 Whistle Blowing adalah tindakan karyawan yang membocorkan tindakan perusahaan yang
membuang sejumlah barang dalam jumlah besar demi mempertahankan stabilitas harga
barang.
 Whistle Blowing adalah kecurangan perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai.
 Whistle Blowing adalah manipulasi perusahaan di bagian produksi yang mengurangi atau
menaikkan kadar unsur kimia tertentu dari standar normal dengan maksud untuk
mengurangi biaya produksi atau membuat onsumen ketagihan dan pada akhirnya
mendatangkan keuntungan besar bagi perusahaan.
a. Whistle Blowing Internal

Yang dimaksud dengan whistle blowing inyernal yaitu:

 Terjadi ketika seorang atau beberapa orang karyawan tahu mengenai kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan lain atau atasannya, kemudian melaporkan kecurangan itu kepada
atasan lain yang lebih tinggi jabatannya.
 Sebagai atasan harus bersikaphati-hati dan netral dalam menanggapi laporan itu.
 Netral bukan dalam pengertian tidak peduli (indifferent) melainkan serius menanggapi
tetapi dengan tetap memegang prinsip praduga tak bersalah.

b. Whistle Blowing Eksternal

Whistle blowing eksternal yaitu bila seseorang atau beberapa orang karyawan
mengetahui kecurangan yang dilakukan perusahaannya lalu membocorkan kepada
masyarakat karena dia/mereka tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.

 whistle Blowing Eksternal menyangkut kasus di mana seorang pekerja mengetahui


kecurangan yang dilakukan perusahaan lalu membocorkannya kepada masyarakat, karena
dia tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat.
 Motivasi utama adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau konsumen.
 Pekerja ini punya motivasi moral untuk membela kepentingan konsumen karena dia sadar
bahwa semua konsumen adalah mausia yang sama dengan dirinya dan karena itu tidak
boleh dirugikan hanya demi memperoleh keuntungan.

Anda mungkin juga menyukai