Anda di halaman 1dari 4

BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Bimbingan


dan Konseling Pribadi-Sosial

Dosen Pengampu: Diana Ariswanti Triningtyas, S.Pd., M.Psi.

Disusun Oleh:

ESA DIAN LESTARI (1802103013)

SEMESTER/KELAS : 3/A

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2019
TEMA

PRIBADI

1. Manajemen Waktu
Manajemen waktu (manajemen kebutuhan) adalah pencapaian sasaran utama
kehidupan sebagai hasil menyisihkan kegiatan-kegiatan tidak berarti yangb
sering kali justru banyak memakan waktu (Taylor, 1990). Menajemen waktu
merupakan perencanaan pengorganisasian, pengetatan dan pengawasan
produktifitas waktu. Manajemen waktu adalah kemampuan untuk
mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk mencapai tujuan.
REFERENSI:
Kusnul Ika Sandra, & M. As’ad Djalali. (2013). Manajemen Waktu,
Efikasi-Diri Dan Prokrastinasi, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 2, Hal 217-222.

2. Kemandirian
Erikson (dalam Monks, dkk, 1998), menyatakan kemandirian adalah usaha
untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya
melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
REFERENSI:
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.

3. Motivasi Belajar
RochmanM, dan Musa M., (2009:554) menyatakan bahwa motivasi akan
lebih jelas artinya apabila dikaitkan dengan unsur-unsur yang berkaitan dengan
motivasi, yaitu dorongan, kebutuhan, motif, tindakan atau perilaku dan tujuan.
Aplikasinya dalam aktivitas belajar: motivasi belajar adalah keseluruhan daya
penggerak dalam diri subyek menimbulkan aktivitas belajar, yang menjamin
kelangsungan dari aktivitas belajar, yang memberi arah pada aktivitas belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki subyek tercapai.
REFERENSI:
Sumarwoto, Vitalis Djarot dan Asroful Kadafi. (2019). Belajar dan
Pembelajaran. Madiun: UNIPMA.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada hakikatnya merupakan
perilaku pencegahan oleh individu atau keluarga dari berbagai penyakit. (Depkes
RI 2006)
REFERENSI:
Linda, D.J., Yekti, H.E., & Dadang, S. (2011). Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Serta Perilaku Gizi Seimbang Ibu Kaitannya Dengan
Status Gizi Dan Kesehatan Balita Di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur,
Journal of Nutrution and Food, 6(3): 192-199.

SOSIAL

1. Penyesuaian Diri
Schneiders (1964) menyebut penyesuaian diri pada prinsipnya adalah suatu
proses yang mencakup respons mental dan tingkah laku dengan mana individub
berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam dirinya,
ketegangan-ketegangan, konflik-konflik dan frustasi yang dialaminya, sehingga
terwujud tingkat keselarasan atau harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan
apa yang diharapkan oleh lingkungan dimana ia tinggal.
REFERENSI:
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.

2. Komunikasi
Mashudi (dalam Diana, 2016), menguraikan komunikasi sebagai suatu proses
penyampaian pesan atau (ide gagasan) dari suatu pihak kepada pihak lain agar
terjadi saling mempengaruhi diantaranya keduanya. Umumnya, komunikasi
dilakukan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua pihak.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain.
REFERENSI:
Triningtyas, Diana Ariswanti. (2016). Komunikasi Antar Pribadi.
Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA.

3. Persahabatan
McDevit dan Ormrod (2002) mendefinisikan persahabatan sebagai,
hubungan sebaya yang bersifat sukarela dan timbal balik serta mencakup
rutinitas dan kebiasaan bersama. Jadi persahabatan lebih dari sekedar
pertemanan biasa. Menurut McDevit dan Ormrod (2002) setidaknya ada tiga
kualitas yang membedakan persahabatan dengan bentuk hubungan teman sebaya
lainnya, yaitu: adanya hubungan yang dibangun dengan atas dasar sukarela,
hubungan persahabatan dibangun atas dasar kesamaan kebiasaan, persahabatan
dibangun atas dasar hubungan timbal balik.
REFERENSI:
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA.

4. Altruistime
Altruisme adalah tindakan sukarela membantu oraang lain tanpa pamrih, atau
ingin sekedar beramal baik. (Schroeder, Panner, Dovidio, & Piliavin, 1995).
Menurut Myer, altruisme adalah kebalikan dari egoisme.
REFERENSI:
Triningtyas, Diana Ariswanti. (2016).Bimbingan dan Konseling Pribadi-
Sosial. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA.

Anda mungkin juga menyukai