Anda di halaman 1dari 7

PENA KREATIF:

JURNAL PENDIDIKAN
April 2020, Volume 9, Nomor 1, Hal 12 – 18
ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

PENGARUH PENDIDIKAN TERHADAP KEJIWAAN MANUSIA


Riska Syafitri1
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Sejarah, Universitas Sriwijaya, riskasyafitri26@gmail.com

Abstrak:
Artikel ini ditulis dengan melalui kajian keperpustakann, bertujuan untuk memberi
penjelasan menggenai pengaruh pendidikan terhadap kejiwaan Manusia, dimana mental
seseorang ternyata dapat dipengaruhi oleh pendidikan baik itu pendidikan formal atau
pendidikan non formal yang telah ia dapatkan yang berasal dari lingkungan sosial, lingkungan
sekolah, atau pun dari lingkungan terdekatnya yakni keluarga. Pendidikan sendiri pada
dasarnya berkaitan dengan pembelajaran, dimana dalam proses tersebut setiap individu
mendapatinya secara berbeda-beda dalam hidup, hal ini lah yang membuat mental atau
kejiwaan tiap-tiap individu tersebut berlainan. Tahap pembelajaran yang hakikatnya
mengarah pada proses perubahan tingkah laku juga ilmu pengetahuan manusia ini secara tak
langsung dapat pula mempengaruhi kesehatan mental manusia.

Kata kunci: Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, Kejiwaan Manusia.

I. PENDAHULUAN
Aristoteles berpandangan tentang jiwa manusia dan mengartikan bahwa manusia bisa
hidup karena manusia memiliki jiwa. Sehingga dapat dikatakan jika manusia tidak memiliki
jiwa maka manusia tersebut bukan lagi menjadi mahluk hidup tetapi sudah disebut sebagai
benda sama halnya dengan benda-benda mati lainnya yang tidak memiliki jiwa, serta sehat
atau tidak sehatnya manusia didasari pada kondisi kejiwaannya. Jika jiwa manusia tersebut
sakit maka manusia itu menjadi manusia yang sakit pula, jika jiwa manusia rusak maka
manusia tersebut akan menjadi rusak juga, dan jika jiwa manusia mati maka manusia akan
akan mati. Kejiwaan yang dimiliki manusia bisa membuat manusia itu menjadi orang yang
sakit atau memiliki kualitas hidup yang rendah. Selain itu jiwa pada manusia dapat membuat
manusia tersebut memiliki semangat untuk berjuang dan menjalani hidupnya. Para dokter
meyakini bahwa jika kebanyakan pasiennya yang datang untuk berobat dengan
menyampaikan keluhan yang berulang, pengaruh sakit yang dirasakan ada kaitannya dengan
psikologis pasien. Namun sayangnya banyak juga diantara manusia yang jarang menyadari
bahwa semua sakit yang dialami bisa juga berakar oleh kejiwaan, yang didasari oleh isi
pikiran terutama pikiran yang negatif (Hutahaean. 2008)
Pikir-pikiran manusia tersebut dipengaruhi oleh pola Pikir. Menurut bahasa pola pikir
terdiri dari dua kata yakni “Pola” dan “Pikir”. Pada pengertiannya Pola adalah cara, model

12
ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

atau sistem, sementara itu Pikir adalah akal budi atau ingatan. Sehingga pola pikir bermakna
sebagai proses mental yang mengunakan otak dalam menilai baik dan buruk suatu hal
(Makhmudah. 2016). Dan salah satu yang berperan sangat penting dalam mengembangkan
pola pikir manusia adalah pendidikan (Khuzaeva. 2014)

II. STUDI PUSTAKA


A. Pendidikan
Dalam bahasa Yunani pendidikan berasal dari kata padegogik yang berarti ilmu
menuntun anak. Sedangkan bangsa Romawi memandang pendidikan sebagai educare, yang
artinya mengeluarkan dan menuntun, tindakan mewujudkan bakat anak yang dibawa sejak
lahir. Orang Jerman memaknai pendidikan sebagai Erziehung setara dengan educare, berarti:
membangkitkan kekuatan yang terpendam atau mengaktifkan kekuatan atau juga potensi
anak. Pada bahasa Jawa, pendidikan disebut panggulawentah (pengolahan), mengolah,
mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian anak. Sedangkan menurut bapak pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara
pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya (Nurkholis. 2013)
B. Belajar dan Pembelajaran
Belajar serta pembelajaran berlangsung dalam sebuah proses yang bermula dengan
perencanaan komponen serta perangkat pembelajaran agar dapat diaplikasikan dalam bentuk
kegiatan yang bersifat mendidik, dan pada akhirnya melalui evaluasi untuk mengukur tingkat
pembelajaran yang diharapkan. Belajar serta Pembelajaran adalah suatu proses yang komplek
dengan menggabungkan berbagai komponen yang memiliki ciri khas tersendiri yang saling
berkaitan dan mempengaruhi guna mencapai tujuan yang diharapkan. berbagai komponen
pembelajaran yang dimaksud, yakni tujuan, materi, media, dan sumber, evaluasi, peserta
didik, guru, juga lingkungan (Hanafy. 2014).
C. Kejiwaan Manusia
Manusia merupakan individu yang aktif dan senantiasa menerima segala stimuli yang
datang. Pada kehidupannya, manusia dipengaruhi faktor luar dan dalam. Faktor dalam pada
ilmu psikologi disebut dengan faktor personal dan dalam Bahasa Indonesia disebut dengan
jiwa, yakni bagian sisi dalam manusia. Sebab itulah manusia memiliki sisi dalam dan sisi luar
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu tanpa adanya jiwa, manusia tidaklah

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 13


ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

menjadi manusia (Asmaya. 2015). Kepribadian manusia terdiri atas jasmani dan rohani. Jiwa
yang ada dalam diri manusia memiliki ciri khas dimana tidak dapat dilihat diluar dari pada
dirinya. sehingga jiwa juga dinamai jiwa rohani ( spiritual soul ) (Suryadi. 2016).

III. METODE PENELITIAN


Metode penelitian dalam artikel ini menggunakan kajian pustaka, dimana sumbernya
berasal dari data yang berupa jurnal. Sumber dan data tersebut di ditulis dengan menggunakan
teknik penulisan karya ilmia tujuannya agar hasil dan pembahasan sesuai dengan artikel yakni
pengaruh pendidikan terhadap kejiwaan manusia. Data yang didapat diolah terlebih dahulu,
dengan melalui kritik sumber dimana pada materi pembahasan ini berasal dari berbagai Jurnal
yang menggandung materi dari judul artikel ini.
Setelah melakukan kritik sumber artikel ini juga melalui tahapan penafsiran dari materi
pada setiap sumber tersebut. Kemudian tahapan selanjutnya yakni dilakukannya penulisan
artikel pengaruh pendidikan terhadap kejiwaan manusia mulai dari pengertian pendidikan itu
sendiri hingga kaitannya pendidikan tersebut terhadap perkembangan kejiwaan manusia juga
kesehatan mental manusia tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Jiwa merupakan wadah karakter dan juga kepribadian dari manusia. Oleh sebab itu
kesehatan jiwa perlu diperhatikan dan diupayakan dalam upaya membentuk pola perilaku dan
karakter positif manusia (Nurrohim. 2016), melalui pendidikan upaya tersebut dilaksanakn
untuk membantu jiwa khususnya jiwa peserta didik baik itu lahir maupun batin, dari sifat
kodrati manusia menuju pada peradaban manusiawi yang lebih baik. Contoh dari pada
pernyataan ini adalah arahan untuk peserta didik agar tidak mengganggu orang lain, hormat
pada orang yang lebih tua, menyayangi yang muda, saling peduli dan lain sebagainya (Sujana.
2019).
Pendidikan sendiri pada dasarnya memang ditujukan untuk perubahan perilaku peserta
didik. Pembelajaran dalam proses pendidikan dilaksanakan tidak hanya sekedar
menyampaikan materi saja tetapi juga untuk membentengi perilaku jahat, tidak bermoral, dan
merugikan masyarakat (Aziizu. 2015). Perlu diketahui berdasarkan undang-undang No.20
Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan itu dilakukan
melalui tiga jalur, yakni: pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal.
Dimana pendidikan formal dilaksanakan di sekolah, pendidikan non formal dilakukan di

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 14


ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

masyarakat, sedangkan pendidikan informal utamanya diterapkan pada lingkungan keluarga


(Sudiapermana. 2009). Dalam pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah menjadi
wadah bagi pesta didik memperluas sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat berperan
dalam menciptakan kehidupan yang rukun dan damai (Hidayat. 2017).
Pendidikan formal dalam pengaruhnya terhadap kepribadian dan terciptanya kehidupan
damai dapat dibuktikan dari Sejarah Indonesia mengenai, peranan golongan terpelajar dalam
pergerakan nasional Indonesia pada 1908 sampai 1928. Dimana pada awal abad-20 kesadaran
nasional mulai muncul dan berkembang dikalangan para pemuda bangsa yang telah mendapat
pendidikan. Dengan pendidikan yang telah didapat tersebut para pemuda memiliki sikap yang
tangguh dalam melawan kolonial, dimana pada akhirnya lahirnya golongan terpelajar ini
menjadi solusi terbaik bagi bangsa dalam upaya membebaskan Indonesia dari berbagai
diskriminasi yang dilakukan penjajah serta menjadi tombak pengantar bangsa menuju
kehidupan bangsa yang damai dan merdeka (Imsawati. 2017).
Dalam proses pendidikan para pendidik juga sangat diharapkan memiliki pengetahuan
yang banyak tentang psikologi pendidikan yang berkaitan dengan kejiwaan manusia
khususnya peserta didik, sehingga dapat bermanfaat bagi para siswa tersebut dalam melalui
proses pembelajaran. Psikologi pendidikan sendiri adalah sebuah disiplin psikologi yang
khusus mempelajari, meneliti dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat
dalam proses pendidikan terdiri dari tingkah laku belajar yakni siswa, tingkah laku mengajar
yakni guru, serta tingkah laku mengajar-belajar yakni oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya (Novianti. 2015)
Sedangakan pendidikan non formal yang merupakan suatu proses pendidikan yang
diselenggarakan diluar dari pada sistem pendidikan persekolahan yang berorientasi terhadap
pemberian layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka untuk mendukung pendidikan sepanjang hayat
(Ernawati dan Sungkowo. 2017). Selain itu pendidikan non formal juga dapat diartikan
sebagai setiap kesempatan terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah, untuk
itu pendidikan non formal dalam pengaruhnya terhadap kepribadian dapat dilihat dalam
pergaulan di masyarakat dimana individu harus mempunyai etika dan sopan santun
(Sulfasyah dan Arifin. 2016).
Membina moral, sejatinya tidak hanya terbatas pada lembaga pendidikan yang bersifat
formal dan non formal saja, melainkan juga yang bersifat informal yaitu suatu lingkungan
dimana anak menjalani kehidupan kesehariannya khususnya dalam lingkungan keluarga

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 15


ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

(Suardi. 2017). Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan yang paling utama
bagi seorang manusia khususnya seorang anak, karena dalam keluarga inilah seorang anak
manusia tersebut untuk pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Kehidupan
anak Sebagian besar dilaluinya dari di dalam keluarga, hal ini menyebabkan pendidikan yang
paling banyak diterima oleh seorang anak manusia adalah dalam keluarga. Pengalaman yang
didapat oleh seorang anak melalui pendidikan dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan anak tersebut dalam proses pendidikan yang selanjutnya (Wahy. 2012)
Selain dari pada itu melalui pendidikan manusia dapat pula memahami akan kejiwaan
manusia lainnya serta ganguan terhadap kejiwaan. Gangguan jiwa sendiri merupakan suatu
sindroma atau pola psikologis atau pun perilaku yang penting secara klinis terjadi pada
seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress contohnya, gejala nyeri atau juga disabilitas
kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting atau disertai peningkatan resiko
kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,2000 dalam Madalise. 2015). Gangguan kejiwaan ini menyebabkan
penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik suatu kenyataan, tidak lagi dapat menguasai
dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau menyakiti dirinya (Baihaqi,dkk,2005
Madalise. 2015 ). Untuk itu keterlibatan dari pada masyarakat dalam menciptakan komunitas
sehat mental terbukti efektif dalam membantu para professional pada bidang kesehatan
mental juga meningkatkan kesadaran masyarakat atau orang terdekat terhadap pentingnya
kesehatan mental (Kurniawan dan Sulisyarini. 2016)

V. KESIMPULAN
Manusia bisa hidup karena manusia memiliki jiwa. Kejiwaan yang dimiliki manusia bisa
membuat manusia itu menjadi orang yang sakit atau memiliki kualitas hidup yang rendah.
Selain itu jiwa pada manusia dapat membuat manusia tersebut memiliki semangat untuk
berjuang dan menjalani hidupnya, keadaan dari kejiwaan manusia dapat dipengaruhi oleh pola
pikir dan salah satu yang berperan sangat penting dalam mengembangkan pola pikir manusia
adalah pendidikan yang ia dapatkan, pendidikan itu dilakukan melalui tiga jalur, yakni:
pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Dimana pendidikan
formal dilaksanakan di sekolah, pendidikan non formal dilakukan di masyarakat, sedangkan
pendidikan informal utamanya diterapkan pada lingkungan keluarga. Selain dari pada itu
melalui pendidikan manusia dapat pula memahami akan kejiwaan manusia lainnya serta
ganguan terhadap kejiwaan tersebut.

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 16


ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

VI. DAFTAR PUSTAKA


Asmaya, Enung. 2015. Pembentukan Jiwa Manusia Melalui Pesan Tauh}i>dulla<h. Jurnal
Komunika. 9 (1). 68
Aziizu, Yusuf Abdul Burhan. 2015. Tujuan Besar Pendidikan Adalah Tindakan. Prosiding
Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. 2 (2). 296-297
Ernawati dan Sungkowo, Edy Mulyono Sungkowo. 2017. Manajemen Pembelajaran Program
Paket C di Pkbm Bangkit Kota Semarang. Journal of Nonformal Education. 3 (1). 61
Hanafy, Sain. Muh. 2014. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan. 17(1). 67
Hutahaean, Saut H Erik. 2008. Kondisi Jiwa Dan Kondisi Hidup Manusia. Jurnal Psikologi. 2
(1). 71-72
Hidayat, Ade, Dkk. 2017. Mentalitas Damai Siswa Dan Peraturan Sekolah Berbasis
Pesantren. Jurnal Kependidikan. 1 (1). 113
Imsawati, Nur Dwi, Dkk. 2017. The Intelectual's Constribution In The National Movement Of
In Indonesian 1908-1928. Jurnal Historica.1 (2). 278-285
Khuzaeva, Siti Eva. 2014. Mengembangkan Pola Pikir Cerdas, Kreatif dan Mandiri melalui
Telematika. Jurnal Lingkar Widyaiswara. 1(2). 140
Kurniawan, Yudi dan Sulisyarini, Indahria. 2016. Komunitas SEHATI (Sehat Jiwa dan Hati)
Sebagai Intervensi Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat. INSAN Jurnal Psikologi
dan Kesehatan Mental. 1(2).
Makhmudah, Siti. 2016. Revolusi Mental Dalam Pola Pikir Tenaga Pendidik Dari Segi
Perspektif Islam. Jurnal Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia. 2(1). 88
Madalise. 2015. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Pada Pasien Gangguan Jiwa
(Defisit Perawat Diri) Terhadap Pelaksanaan ADL (Activity Of Dayli Living)
Kebersian Gigi Dan Mulut Di RSJ Prof.Dr. V. L Ratumysangruang Katril.
Jurnal Keperawatan UNSRAT. 3 (2). 2
Nurkholis. 2013. Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan. 1
(1). 25-26
Nurrohim, Ahmad. 2016. Antara Kesehatan Mental Dan Pendidikan Karakter: Pandangan
Keislaman Terintergrasi. Attarbiyah, Journal of Islamic Culture and Education. 1 (2).
278
Novianti. 2015. Peran Psikologi Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar. JUPENDAS. 2
(2). 55
Suryadi, Ahmad Rudi. 2016. Pendidikan Islam: Telaah Konseptual mengenai Konsep Jiwa

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 17


ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027

Manusia. Jurnal Pendidikan Agama Islam. 14(1). 37-38


Sujana,Wayan Cong I. 2019. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Adi Widya: Jurnal
Pendidikan Dasar. 4 (1). 29
Sudiapermana, Elih. 2009. Pendidikan Informal Reposisi, Pengakuan dan Penghargaan.
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. 4 (2). 2
Sulfasyah dan Arifin, Jamaluddin. 2016. Implikasi Pendidikan Nonformal Pada Remaja.
Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi. 4 (2). 2
Suardi. 2017. Pendidikan Keluarga: Basis pendidikan pertama dan Utama dalam Membina
Ketahanan Moral Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional Himpunan Sarjana
Ilmu-ilmu Sosial. 2 (1). 171
Wahy, Hasbi. Keluarga Sebagai Basis Pendidikan Pertama Dan Utama. Jurnal Ilmiah
Didaktika. 7 (2). 246

Pena Kreatif, 2020, Vol 9 (1) 18

Anda mungkin juga menyukai