JURNAL PENDIDIKAN
April 2020, Volume 9, Nomor 1, Hal 12 – 18
ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027
Abstrak:
Artikel ini ditulis dengan melalui kajian keperpustakann, bertujuan untuk memberi
penjelasan menggenai pengaruh pendidikan terhadap kejiwaan Manusia, dimana mental
seseorang ternyata dapat dipengaruhi oleh pendidikan baik itu pendidikan formal atau
pendidikan non formal yang telah ia dapatkan yang berasal dari lingkungan sosial, lingkungan
sekolah, atau pun dari lingkungan terdekatnya yakni keluarga. Pendidikan sendiri pada
dasarnya berkaitan dengan pembelajaran, dimana dalam proses tersebut setiap individu
mendapatinya secara berbeda-beda dalam hidup, hal ini lah yang membuat mental atau
kejiwaan tiap-tiap individu tersebut berlainan. Tahap pembelajaran yang hakikatnya
mengarah pada proses perubahan tingkah laku juga ilmu pengetahuan manusia ini secara tak
langsung dapat pula mempengaruhi kesehatan mental manusia.
I. PENDAHULUAN
Aristoteles berpandangan tentang jiwa manusia dan mengartikan bahwa manusia bisa
hidup karena manusia memiliki jiwa. Sehingga dapat dikatakan jika manusia tidak memiliki
jiwa maka manusia tersebut bukan lagi menjadi mahluk hidup tetapi sudah disebut sebagai
benda sama halnya dengan benda-benda mati lainnya yang tidak memiliki jiwa, serta sehat
atau tidak sehatnya manusia didasari pada kondisi kejiwaannya. Jika jiwa manusia tersebut
sakit maka manusia itu menjadi manusia yang sakit pula, jika jiwa manusia rusak maka
manusia tersebut akan menjadi rusak juga, dan jika jiwa manusia mati maka manusia akan
akan mati. Kejiwaan yang dimiliki manusia bisa membuat manusia itu menjadi orang yang
sakit atau memiliki kualitas hidup yang rendah. Selain itu jiwa pada manusia dapat membuat
manusia tersebut memiliki semangat untuk berjuang dan menjalani hidupnya. Para dokter
meyakini bahwa jika kebanyakan pasiennya yang datang untuk berobat dengan
menyampaikan keluhan yang berulang, pengaruh sakit yang dirasakan ada kaitannya dengan
psikologis pasien. Namun sayangnya banyak juga diantara manusia yang jarang menyadari
bahwa semua sakit yang dialami bisa juga berakar oleh kejiwaan, yang didasari oleh isi
pikiran terutama pikiran yang negatif (Hutahaean. 2008)
Pikir-pikiran manusia tersebut dipengaruhi oleh pola Pikir. Menurut bahasa pola pikir
terdiri dari dua kata yakni “Pola” dan “Pikir”. Pada pengertiannya Pola adalah cara, model
12
ISSN Online 2541-2264
ISSN Cetak 2089-3027
atau sistem, sementara itu Pikir adalah akal budi atau ingatan. Sehingga pola pikir bermakna
sebagai proses mental yang mengunakan otak dalam menilai baik dan buruk suatu hal
(Makhmudah. 2016). Dan salah satu yang berperan sangat penting dalam mengembangkan
pola pikir manusia adalah pendidikan (Khuzaeva. 2014)
menjadi manusia (Asmaya. 2015). Kepribadian manusia terdiri atas jasmani dan rohani. Jiwa
yang ada dalam diri manusia memiliki ciri khas dimana tidak dapat dilihat diluar dari pada
dirinya. sehingga jiwa juga dinamai jiwa rohani ( spiritual soul ) (Suryadi. 2016).
(Suardi. 2017). Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama dan yang paling utama
bagi seorang manusia khususnya seorang anak, karena dalam keluarga inilah seorang anak
manusia tersebut untuk pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Kehidupan
anak Sebagian besar dilaluinya dari di dalam keluarga, hal ini menyebabkan pendidikan yang
paling banyak diterima oleh seorang anak manusia adalah dalam keluarga. Pengalaman yang
didapat oleh seorang anak melalui pendidikan dalam keluarga akan mempengaruhi
perkembangan anak tersebut dalam proses pendidikan yang selanjutnya (Wahy. 2012)
Selain dari pada itu melalui pendidikan manusia dapat pula memahami akan kejiwaan
manusia lainnya serta ganguan terhadap kejiwaan. Gangguan jiwa sendiri merupakan suatu
sindroma atau pola psikologis atau pun perilaku yang penting secara klinis terjadi pada
seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress contohnya, gejala nyeri atau juga disabilitas
kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting atau disertai peningkatan resiko
kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (American
Psychiatric Association,2000 dalam Madalise. 2015). Gangguan kejiwaan ini menyebabkan
penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik suatu kenyataan, tidak lagi dapat menguasai
dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau menyakiti dirinya (Baihaqi,dkk,2005
Madalise. 2015 ). Untuk itu keterlibatan dari pada masyarakat dalam menciptakan komunitas
sehat mental terbukti efektif dalam membantu para professional pada bidang kesehatan
mental juga meningkatkan kesadaran masyarakat atau orang terdekat terhadap pentingnya
kesehatan mental (Kurniawan dan Sulisyarini. 2016)
V. KESIMPULAN
Manusia bisa hidup karena manusia memiliki jiwa. Kejiwaan yang dimiliki manusia bisa
membuat manusia itu menjadi orang yang sakit atau memiliki kualitas hidup yang rendah.
Selain itu jiwa pada manusia dapat membuat manusia tersebut memiliki semangat untuk
berjuang dan menjalani hidupnya, keadaan dari kejiwaan manusia dapat dipengaruhi oleh pola
pikir dan salah satu yang berperan sangat penting dalam mengembangkan pola pikir manusia
adalah pendidikan yang ia dapatkan, pendidikan itu dilakukan melalui tiga jalur, yakni:
pendidikan formal, pendidikan non formal, dan pendidikan informal. Dimana pendidikan
formal dilaksanakan di sekolah, pendidikan non formal dilakukan di masyarakat, sedangkan
pendidikan informal utamanya diterapkan pada lingkungan keluarga. Selain dari pada itu
melalui pendidikan manusia dapat pula memahami akan kejiwaan manusia lainnya serta
ganguan terhadap kejiwaan tersebut.