Anda di halaman 1dari 73

Spirituality | Scientific | Entrepreneurship | Nationality

RENCANA STRATEGIS
IAIN PEKALONGAN
2017-2021

Menjadi PTKIN yang Terkemuka dan Kompetitif


dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Berwawasan Keindonesiaan di Tingkat Nasional
pada Tahun 2036
SURAT KEPUTUSAN REKTOR IAIN PEKALONGAN
NOMOR : 072 TAHUN 2017

TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN TAHUN 2017-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


REKTOR IAIN PEKALONGAN

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka menjalankan Rencana Induk Pengembangan (RIP)


IAIN Pekalongan 2017-2036 maka perlu dibuat Rencana Strategis
(RENSTRA) IAIN Pekalongan Tahun 2017-2021.
2. Bahwa untuk menetapkan Rencana Strategis (RENSTRA) IAIN Pekalongan
Tahun 2017-2021 maka perlu diterbitkan Surat Keputusan tentang
Penetapan Rencana Strategis (RENSTRA) IAIN Pekalongan Tahun 2017-
2021.
Mengingat : 1. Undang–undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
3. Peraturan Pemerintah nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi;
4. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2016 tentang IAIN Pekalongan;
7. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 47 tahun 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja IAIN Pekalongan;
8. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 2017 tentang STATUTA IAIN
Pekalongan;

MEMUTUSKAN;

Menetapkan :
Pertama : Rencana Strategis (RENSTRA) IAIN Pekalongan Tahun 2017-2021
sebagaimana terlampir.
Kedua : Rencana Strategis (RENSTRA) IAIN Pekalongan Tahun 2017-2021 dapat direvisi
apabila ada perubahan yang signifikan atau penambahan program yang belum
tercover.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, maka akan dibetulkan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pekalongan
Pada Tanggal : 10 Februari 2017

REKTOR,

ttd

ADE DEDI ROHAYANA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmatNya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas menyusun
Rencana Strategis (Renstra) IAIN Pekalongan 2017-2021. Renstra ini selesai disusun
melalui serangkaian kegiatan di antaranya adalah workshop penyusunan RIP dan
Renstra, rapat intensif tim penyusun, public hearing internal dan eksternal, dan
workshop penyusunan indikator kinerja utama (IKU) di Tambi, Wonosobo serta rapat
penyelarasan akhir. Rapat intensif dilakukan secara maraton di kampus untuk
menghasikan draft renstra yang dibahas pada workshop penyusunan IKU. Proses
penyusunan yang demikian dirancang untuk menjamin keterlibatan dan rasa memiliki
seluruh anggota Tim Penyusun. Dari semua ini telah dihasilkan dokumen siap disajikan
kepada pemangku kepentingan internal IAIN Pekalongan, utamanya pimpinan dari
puncak sampai ke tingkat jurusan, untuk memperoleh tanggapan kritis.
Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 telah disusun dengan mengacu pada Rencana
Induk Pengembangan IAIN Pekalongan 2017-2036, yang telah memasang serangkaian
target capaian sebagai indikator tercapainya Visi IAIN Pekalongan sebagai perguruan
tinggi yang mendapat pengakuan internasional. Untuk menjamin bahwa pengembangan
IAIN Pekalongan selaras dengan pembangunan nasional dalam penahapannya, peta jalan
menuju tercapainya Visi tersebut telah ditata dengan mengacu pada penahapan
pembangunan nasional yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025. Agar pengembangan IAIN Pekalongan menuju perguruan tinggi
kelas dunia dapat berjalan dengan lancar dari berbagai segi, Renstra ini juga berpegang
pada landasan hukum, landasan filosofi, dan landasan ilmiah (empirik). Di atas semua
pertimbangan yang diambil, satu hal yang telah kami pegang teguh adalah pentingnya
menjaga agar IAIN Pekalongan mendunia dengan tetap berjati diri Indonesia.
Untuk menjamin terpenuhinya harapan tersebut, ada dua langkah penting yang
perlu diambil. Pertama, melakukan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan
untuk mencapai kesepakatan berdasarkan pemahaman yang sama, yang dapat
mendorong komitmen bersama untuk melaksanakannya dan memperoleh dukungan
yang akan menjamin kelancaran pelaksanaan semua program. Kedua, menjadikan
Renstra sebagai acuan bagi pelaksanaan program kegiatan pada setiap unit kerja di
lingkungan IAIN Pekalongan.
Akhirnya, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyelesaian dokumen penting ini. Semoga Renstra IAIN Pekalongan
2017-2021 benar-benar dijadikan acuan dalam penyusunan rencana program selama 5
tahun mendatang. Aamiin.

Ketua Tim Penyusun

Drs. Moh. Muslih, M.Pd., Ph.D.


NIP. 19670717 199903 1 001

i
SAMBUTAN REKTOR

Syukur alhamdulillah atas limpahan rahmat-Nya sehingga Rencana Strategis


(Renstra) IAIN Pekalongan 2017-2021 akhirnya selesai setelah perjalanan panjang yang
ditempuh oleh Tim Penyusun. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW., keluarganya, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun sebagai Renstra periode pertama
yang menitikberatkan pada penguatan tata kelola (Good University Governance) dan
memberikan arah bagi 3 (tiga) Renstra periode berikutnya. Renstra IAIN Pekalongan
2017-2019 disusun menggunakan pendekatan SWOT untuk mengidentifikasi berbagai
peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan berdasarkan pada analisis terhadap kondisi
eksternal dan internal yang menjadi dasar perumusan kebijakan dan program
pengembangan IAIN Pekalongan 2017-2021.
Sebagai dokumen perencanaan satuan kerja (Satker) perguruan tinggi yang
bernaung dalam Kementerian Agama, Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun
dengan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Tata Cara Penyusunan Renstra
Kementerian/Lembaga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006.
Adapun secara substansial, penyusunan Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021
memperhatikan keselarasan antara kebijakan dan program dalam Renstra dengan
kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam dokumen-dokumen
perencanaan pembangunan, yaitu: pertama, Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005 -2025; kedua, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015 -2019; ketiga, Renstra Kementerian Pendidikan Nasional
2015-2019; keempat, Renstra Kementerian Agama 2015-2019; kelima, Renstra
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019; keenam, Renstra ini merupakan hasil
analisis SWOT terhadap faktor internal dan eksternal IAIN Pekalongan; ketujuh, Master
Plan pengembangan IAIN Pekalongan; dan kedelapan, Organisasi dan Tata Kerja
IAIN Pekalongan tahun 2016.
Dalam kedudukan tersebut di atas, Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021
berfungsi sebagai pedoman dan bersifat mengikat bagi seluruh unit kerja di
lingkungan IAIN Pekalongan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan monitoring serta
evaluasi program dan kegiatan. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai panduan dalam
penyusunan Rencana Strategis bagi Fakultas, Jurusan atau Program Studi serta semua
lembaga/unit di IAIN Pekalongan.
Selanjutnya, saya ingin mengemukakan beberapa butir penting yang saya tangkap
setelah saya membaca naskah Renstra ini. Pertama, Renstra ini telah disusun dengan
mengikuti prosedur yang benar. Butir pertama sebagai pijakan adalah Visi IAIN
Pekalongan dengan indikator ketercapaiannya sebagaimana diuraikan dalam Rencana
Induk Pengembangan IAIN Pekalongan 2017-2036. Kemudian disajikan kondisi umum
IAIN Pekalongan yang merupakan hasil analisis SWOT, yang dilengkapi dengan data
penting dan kerangka berpikir dalam mengidentifikasi isu strategis. Hal ini akan dapat
menjamin bahwa semua program tahunan akan secara terpadu dapat disusun dan
dilaksanakan untuk meniti jalan menuju tercapainya Visi 2036. Isu strategis tersebut
mengilhami perumusan kembali visi, misi, tujuan, dan sasaran pengembangan IAIN
Pekalongan, yang akan menuntun lebih lanjut perumusan arah kebijakan dan strategi
pencapaian IAIN Pekalongan 2017-2021. Selanjutnya, dirumuskan program dan

ii
indikator kinerja utama 2017-2021 dan akhirnya kerangka implementasi. Kedua, Renstra
ini telah disusun dengan menggunakan acuan yang komprehensif dengan perspektif
kontekstual dan pandangan jauh ke depan, yang meliputi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025, Cetak Biru Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif 2025,
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia,
keanekaragaman kebutuhan masyarakat, kemajuan teknologi, dan tuntutan globalisasi.
Dengan demikian, penyusunan Renstra ini diletakkan dalam konteks IAIN Pekalongan,
konteks lokal (Jawa Tengah), konteks nasional, konteks regional (ASEAN), dan konteks
global, yang semuanya akan dapat menjamin relevansi program-program IAIN
Pekalongan dengan tuntutan perkembangan masyarakat. Ketiga, deskripsi tentang
kondisi umum IAIN Pekalongan yang dilengkapi dengan data yang cukup lengkap akan
dapat menjamin bahwa program-program yang disusun akan sesuai dengan kebutuhan.
Pemenuhan kebutuhan tersebut diharapkan dapat memfasilitasi upaya pencapaian Visi
IAIN Pekalongan.

Rektor

Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M.Ag


NIP. 19710115 199803 1 005

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


SAMBUTAN REKTOR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN DIAGRAM .................................................. vii
BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Pemikiran ........................................................................ 1
B. Landasan Penyusunan Renstra ................................................................. 2
1. Landasan Normatif ................................................................................. 2
2. Landasan Filosofis ................................................................................... 2
3. Landasan Pedagogis ................................................................................ 3
4. Landasan Historis ................................................................................... 3
5. Landasan Edukatif ................................................................................... 4
6. Landasan Sosiologis ............................................................................... 4
7. Landasan Praktis ..................................................................................... 4
8. Landasan Yuridis (Hukum) .................................................................... 6
BAB II Visi, Misi, dan Tujuan IAIN Pekalongan ..................................... 7
A. Sejarah Singkat IAIN Pekalongan............................................................... 7
B. Visi IAIN Pekalongan.................................................................................... 7
C. Misi IAIN Pekalongan................................................................................... 8
D. Tujuan IAIN Pekalongan.............................................................................. 8
E. Sasaran IAIN Pekalongan ............................................................................ 8
F. Nilai-nilai Dasar (Core Values)..................................................................... 8
G. Keyakinan Dasar (Core Beliefs) ................................................................... 9
BAB III Arah Kebijakan dan Pengembangan IAIN Pekalongan .............. 10
A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Agama .............. 10
B. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agama di Bidang
Pendidikan Tinggi .......................................................................................... 10
C. Rencana Induk Pengembangan 2017-2036 ............................................. 13
D. Arah Pengembangan 2017-2021................................................................ 13
E. IAIN Pekalongan 2036 ................................................................................. 16
BAB IV Kondisi Objektif dan Analisis Kesenjangan....................................... 21
A. Pencapaian Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS)............................... 21
1. Ketersediaan VMTS ............................................................................... 21
2. Adanya Tonggak Capaian Tujuan ........................................................ 21
3. Sosialisasi dan Pemanfaatan .................................................................. 22
B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan
Mutu ................................................................................................................ 22
1. Tata Pamong ............................................................................................ 22
2. Kepemimpinan (Operasional, Organisasi, Publik) ........................... 23
3. Sistem Pengelolaan ................................................................................. 24
4. Sistem Penjaminan Mutu ....................................................................... 24
5. Penggunaan Sistem Informasi .............................................................. 25
6. Jumlah Kerjasama dan Manfaatnya ..................................................... 25

iv
C. Mahasiswa dan Alumni................................................................................. 27
1. Pedoman Seleksi Mahasiswa Baru ...................................................... 27
2. Jumlah Mahasiswa Baru ......................................................................... 28
3. Kegiatan Kemahasiswaan ...................................................................... 29
4. Kegiatan Alumni ..................................................................................... 29
5. Kewirausahaan Alumni .......................................................................... 30
D. Sumber Daya Manusia (SDM) .................................................................... 30
1. Sistem Pengelolaan SDM ...................................................................... 30
2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja SDM ............................................... 30
3. Jumlah Dosen .......................................................................................... 31
4. Pengembangan Dosen ........................................................................... 31
5. Tenaga Kependidikan ............................................................................ 32
6. Pengukuran Kepuasan Pegawai dan Dosen ...................................... 32
E. Pembelajaran dan Suasana Akademik....................................................... 32
1. Kebijakan Pendidikan dan Pedoman Pembelajaran ......................... 32
2. Pengembangan Kurikulum .................................................................... 33
3. Suasana Akademik .................................................................................. 33
F. Penelitian ........................................................................................................ 33
1. Kebijakan dan Rencana Induk Penelitian ........................................... 33
2. Penelitian Dosen .................................................................................... 37
3. Publikasi dan Sitasi ................................................................................. 38
4. Penghargaan Hasil Penelitian ............................................................... 38
5. Pemanfaatan Hasil Penelitian ............................................................... 39
6. Dana Penelitian ....................................................................................... 39
G. Pengabdian kepada Masyarakat.................................................................. 40
1. Kebijakan dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat .... 40
2. Program Kerja Pengabdian kepada Masyarakat ............................... 41
3. Publikasi Pengabdian kepada Masyarakat .......................................... 42
4. Relevansi Penelitian dengan Pengabdian kepada Masyarakat ........ 42
5. Dana Pengabdian kepada Masyarakat ................................................ 43
H. Sarana dan Prasarana ................................................................................... 44
1. Lahan ......................................................................................................... 44
2. Prasarana Pembelajaran ....................................................................... 44
3. Sarana Pembelajaran .............................................................................. 44
4. Sistem Pengelolaan Sarana Prasarana ................................................ 45
I. Keuangan ........................................................................................................ 45
1. Pedoman Pengelolaan Dana ................................................................. 45
2. Pedoman dan Mekanisme Penetapan Biaya Pendidikan ................. 45
3. Biaya Pendidikan ..................................................................................... 46
4. Sumber Pendanaan Pendidikan ............................................................ 46
5. Pembiayaan Pendidikan ......................................................................... 46
6. Audit Keuangan ...................................................................................... 47
BAB V Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan .................................. 48
A. Target Kinerja IAIN Pekalongan 2017-2021........................................... 48
1. Pencapaian Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS) ........................ 48
2. Tata Kelola .............................................................................................. 48
3. Mahasiswa dan Alumni .......................................................................... 49
4. Sumber Daya Manusia (SDM) .............................................................. 50
5. Pembelajaran dan Suasana Akademik ................................................ 51

v
6. Penelitian .................................................................................................. 51
7. Pengabdian kepada Masyarakat ........................................................... 51
8. Sarana dan Prasarana ............................................................................. 52
9. Keuangan .................................................................................................. 52
B. Sumber Pendanaan IAIN Pekalongan ....................................................... 55
1. Pendanaan Pemerintah Pusat ............................................................... 53
2. Pendanaan Pemerintah Daerah ........................................................... 53
3. Pendanaan Masyarakat .......................................................................... 54
C. Strategi Pencapian......................................................................................... 55

BAB VI Penutup ............................................................................................................ 63

vi
DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN DIAGRAM

Gambar 1 Langkah Penyusunan Renstra ................................................................... 5

Tabel 2.1 Rencana Induk Pengembangan 2017-2036................................................. 13


Tabel 4.1 Pedoman seleksi Mahasiswa baru ................................................................ 27
Tabel 4.2 Jumlah Mahasiswa baru .................................................................................. 28
Tabel 4.3 Pembiayaan Pendidikan .................................................................................. 55

Diagram 1 Negara yang ber-MoU dengan STAIN Pekalongan sampai 2015 ......... 29
Diagram 2 Instansi yang ber-MoU dengan STAIN Pekalongan sampai 2015 .. ...... 29
Diagram 3 Akses Penelitian Berdasarkan Jender .......................................................... 34
Diagram 4 Akses Penelitian Berdasarkan Jender sebagai ketua dan anggota
peneliti .. ............................................................................................................ 34
Diagram 5 Ruang lingkup Penelitian berdasarkan bidang/tema kajian ..................... 35
Diagram 6 Ruang lingkup Penelitian berdasarkan jenis riset ..................................... 35
Diagram 7 Ruang lingkup Penelitian berdasarkan pendekatan riset ........................ 36
Diagram 8 Ruang lingkup Penelitian Berdasarkan Kluster Riset .............................. 36
Diagram 9 Jumlah Penelitian dari Tahun 2011 – 2015 ............................................... 37
Diagram 10 Jumlah Publikasi Dosen Tahun 2012-2014 ............................................... 38
Diagram 11 Dinamika Pendanaan Penelitian Tahun 2011-2015 ................................. 40
Diagram 12 Program Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2013-2015 ................. 41
Diagram 13 Lokasi Sasaran Pengabdian Masyarakat tahun 2013-2015 ..................... 42
Diagram 14 Pasang Surut dana Pengabdian 2013-2015 ................................................ 43

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemikiran


Renstra STAIN Pekalongan berakhir tahun 2016. Seiring dengan itu, tahun
2016 menjadi anugerah bagi keluarga besar STAIN Pekalongan sekaligus menjadi
tonggak perubahan arah pengembangan pendidikan di STAIN Pekalongan dengan
disahkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang
perubahan status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan menjadi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan. Oleh karena itu, tanggung jawab
dan amanah terhadap masyarakat menjadi semakin besar, khususnya yang berkaitan
dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
IAIN Pekalongan merupakan salah satu dari 56 Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam Negeri (PTKIN) dan satu-satunya institusi pendidikan tinggi Islam negeri di
wilayah Eks Karesidenan Pekalongan. IAIN Pekalongan dituntut untuk memperluas
rumpun Ilmu Agama Islam, memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat, dan
memiliki daya saing komparatif (comparative advantages) terhadap perguruan tinggi
lain. Sebagai bagian dari upaya penguatan peran tersebut, IAIN Pekalongan
mencanangkan visi pengembangan jangka panjang, yaitu menjadi PTKI yang
terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berwawasan keindonesiaan di tingkat nasional pada tahun
2036.
Predikat perguruan tinggi terkemuka dan kompetitif di tingkat nasional
merujuk pada reputasi yang dibangun dari rekognisi internasional atas kinerja
pendidikan suatu perguruan tinggi yang terukur terutama pada: 1) kualitas output
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kecerdasan spiritual, keluasan ilmu
pengetahuan, kesetiaan terhadap keindonesiaan, kemandirian dan kepeloporan
dalam kehidupan; 2) mutu, relevansi, dan manfaat penelitian dalam konteks
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dan pemecahan masalah-
masalah keindonesiaan dan kemanusiaan; 3) kontribusi lembaga dan sivitas
akademika dalam memelopori dan ikut aktif dalam penguatan dan pemberdayaan
masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan rencana dan langkah-
langkah strategis yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.
Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun sebagai renstra periode
pertama dan memberikan arah bagi 3 (tiga) renstra periode berikutnya, demi
terwujudnya peningkatan yang berkelanjutan (continuous improvement). Oleh karena
itu, renstraini menggunakan pendekatan SWOT yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi berbagai peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan berdasarkan
analisis terhadap kondisi eksternal dan internal IAIN Pekalongan yang menjadi dasar
perumusan kebijakan dan program pengembangan IAIN Pekalongan 2017-2021.
Sebagai dokumen perencanaan satuan kerja (satker) perguruan tinggi yang
bernaung pada Kementerian Agama, Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun
dengan mengacu pada:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Renstra Kementerian/Lembaga.
3. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025;
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019

1
5. Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2015 – 2019
6. Renstra Kementerian Agama 2015 – 2019
7. Renstra Direktorat Pendidikan Tinggi Islam 2015 – 2019
8. Hasil analisis SWOT terhadap faktor internal dan eksternal IAIN Pekalongan
9. Master Plan pengembangan IAIN Pekalongan
10. Organisasi dan Tata Kerja IAIN Pekalongan Tahun 2016.
Dalam kedudukan tersebut di atas, Renstra IAIN Pekalongan 2017 – 2021
berfungsi sebagai pedoman dan bersifat mengikat bagi seluruh unit kerja di
lingkungan IAIN Pekalongan dalam penyusunan, pelaksanaan, dan monitoring serta
evaluasi program dan kegiatan. Di samping itu, ia juga berfungsi sebagai panduan
dalam penyusunan Rencana Strategis bagi Fakultas, Jurusan atau Program Studi serta
semua lembaga/unit di IAIN Pekalongan.

B. Landasan Penyusunan Renstra


Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun dengan mengacu pada beberapa
landasan, antara lain: landasan normatif, landasan filosofis, landasan pedagogis,
landasan historis, landasan edukatif, landasan sosiologis, dan landasan praktis.

1. Landasan Normatif
a. Surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ayat ini menunjukkan pada keutamaan ilmu
pengetahuan, yaitu memerintahkan untuk membaca sebagai kunci ilmu
pengetahuan dan menyebut qalam, alat transformasi ilmu pengetahuan.
Perintah membaca pada surat Al-'Alaq ayat pertama ini bukan hanya sebatas
membaca tulisan, tetapi membaca fenomena alam dan peristiwa dalam
kehidupan, termasuk kejadian manusia. Oleh sebab itu, fungsi pertama dan
terutama dalam pengembangan pendidikan di IAIN Pekalongan adalah
membudayakan kebiasaan membaca (iqra') pada mahasiswa terhadap sumber
ilmu berbasis bayãnî, burhãnî, dan ‘irfãni.
b. Surat Al-Baqarah ayat 208. Ayat ini menjelaskan bahwa Islam mengajarkan
kepada pemeluknya untuk memasuki Islam secara kaffah (menyeluruh). Jadi,
pengembangan pendidikan diarahkan pada sumber belajar yang digunakan di
IAIN Pekalongan berbasis pada kesatuan iman, ilmu pengetahuan, dan
teknologi serta karakter kultur ke-Indonesiaan.
c. Surat Al-Qashash ayat 77. Ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam
merupakan pendidikan yang mengarah kepada dua harapan, yaitu
keseimbangan antara dunia dan akhirat, sehingga mahasiswa diwajibkan
mencari ilmu pengetahuan untuk dipahami secara mendalam yang dalam taraf
selanjutnya dikembangkan dalam rangka ibadah sekaligus bekal untuk
keterampilan hidupnya di dunia guna terwujud kemaslahatan umat manusia.
d. Surat Al Mujadalah ayat 11. Ayat ini memberikan landasan bahwa kedudukan
ilmu pengetahuan begitu tinggi dalam kehidupan umat. Sebagai perguruan
tinggi, maka IAIN Pekalongan mengarahkan lulusannya memiliki iman dan
takwa yang mantap, sekaligus penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang luas.

2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 meliputi: prinsip
progesivisme, prinsip Developmentally Appropiate Practice (DAP), dan prinsip
Humanisme. Prinsip progresivis memenyatakan bahwa pembelajaran di
Perguruan Tinggi seharusnya berlangsung secara alami, tidak artifisial. Prinsip

2
DAP menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan
usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat
mahasiswa. Dengan demikian, pendidikan IAIN harus dilandasi dengan
memahami perkembangan mahasiswa yang diharapkan mahasiswa mampu
memecahkan suatu masalah melalui kegiatan eksperimentasi dalam perkuliahan.

3. Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis Renstra IAIN Pekalongan meliputi: Pertama, teori
konstruktivis, mahasiswa sendiri yang menemukan dan mentransformasikan
informasi kompleks apabila mereka menginginkan informasi itu menjadi miliknya.
Kedua, teori pembelajaran Teori Gestalt, di mana prinsip utamanya
menekankan keseluruhan dan keterpaduan, sehingga mahasiswa harus difasilitasi
untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara menyeluruh (holistic), agar
pemahamannya mahasiswa menjadi utuh. Ketiga, teori perkembangan kognitif
yang lebih menekankan pada proses mengetahui (knowing), yaitu menemukan
cara-cara ilmiah dalam mempelajari proses mental yang terlibat dalam upaya
mencari dan menemukan pengetahuan, sehingga sesuaidengandesain dan
pengembangan pembelajaran di IAIN Pekalongan yang berbasis riset.

4. Landasan historis
a. Historis perkembangan ilmu pengetahuan Islam.
Pada era klasik, perkembangan ilmu pengetahuan Islam dalam berbagai
ilmu-ilmu keagamaan, humaniora, dan ilmu kealaman berkembang pesat.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan itu terjadi karena didukung
oleh adanya atmosfir kebebasan berpikir, tetapi tetap konsen pada agamanya
yang menumbuhkan semangat ijtihad dengan tujuan untuk membela agama.
Dalam era ini sosok umat Islam tampil komprehensif dengan kepribadian
integratif dan inklusif, serta terbuka pada komunikasi keilmuan dari mana pun
asalnya. Sementara itu, era modern ini merupakan akar sejarah
berkembangnya dikotomi pendidikan Islam.
Berangkat dari latar historis tersebut, IAIN Pekalongan terpanggil untuk
ikut menata kembali sistem pendidikan yang telah terbengkalai, yang mana
pembaharuan pendidikan yang datang dari Barat bersifat westernisasi dan
kristenisasi untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Sebagai implikasinya, sistem
pendidikan Islam membangun pendidikan melalui pendidikan terpadu yang di
dalamnya tidak ada lagi dikotomi ilmu antara ilmu agama dan ilmu umum.
b. Historis kelahiran IAIN Pekalongan.
IAIN Pekalongan merupakan perguruan tinggi agama Islam yang cikal
bakalnya berasal dari Fakultas Syariah Bumiayu yang berdiri pada tahun 1968,
kemudian diresmikan pada Tahun 1970 dan menjadi salah satu fakultas
cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Seiring perkembangan kebijakan di
lingkungan Kementerian Agama, maka pada pidato HAB Depag, 3 Januari
1997, Menteri Agama mengumumkan langkah-langkah penataan
pengembangan lembaga tinggi agama Islam di lingkungan IAIN. Langkah
kebijakan itu kemudian dituangkan dalam Keputusan Presiden No.11 tahun
1997, tanggal 21 Maret 1997 tentang pendirian STAIN yang jumlahnya 33
buah di seluruh Indonesia, termasuk STAIN Pekalongan. Selanjutnya, tanggal
1 Agustus 2016 STAIN Pekalongan dikukuhkan perubahan statusnya menjadi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan melalui Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016.

3
Dengan demikian, lahirnya Fakultas Syariah Bumiayu sampai
perkembangannya menjadi IAIN Pekalongan saat ini dilatarbelakangi oleh
semangat agar lembaga ini terus berkembang dan maju dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat Pekalongan dan sekitarnya. Karena itu ke depan, IAIN
Pekalongan diharapkan mampu berkembang menjadi UIN Pekalongan.
Semangat ini tentu tidak terlepas dari kehidupan syiar agama Islam di
Pekalongan.

5. Landasan Edukatif
Pendidikan adalah proses pencarian jati diri manusia dan proses
memanusiakan manusia. Menurut Ki Hadjar Dewantara, tujuan pendidikan
adalah sebagai penyokong kodrat alami anak, agar mereka dapat
mengembangkan kehidupan lahir dan batinnya menurut kodrat masing-masing.
Hal ini meniscayakan bahwa pendidikan di IAIN Pekalongan harus berorientasi
untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kematangan, integritas dan kapabilitas
pribadi untuk suatu perubahan sosial dalam masyarakat. Untuk itulah
dikembangkan pendidikan IAIN Pekalongan yang berwawasan imtaq dan iptek
serta ke-Indonesiaan agar lulusannya menjadi pribadi yang merdeka dan utuh
(insan kamil).

6. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis IAIN Pekalongan diilhami dari hal-hal berikut:
Pertama, tradisi dan budaya masyarakat Kota Pekalongan yang agamis.
Kedua, Pekalongan adalah salah satu kota basis pesantren di Jawa. Ketiga,
Pekalongan memiliki posisi strategis dari aspek pengembangan ekonomi
masyarakat sebagai pusat industri batik nasional. Keempat, Pekalongan
sebagai pusat kajian tarekat dan tasawuf dengan keberadaan Habib Lutfi dan
majelis Kanzus Solawat di Kota Pekalongan. Kelima, Pekalongan memiliki
banyak pondok pesantren, lembaga pendidikan madrasah. Keenam,
Pekalongan sebagai kota pelabuhan besar. Oleh karena itu, IAIN Pekalongan
mengarahkan kajian-kajian keilmuan dan pendidikannya kepada: kajian ilmu
ekonomi Islam, ilmu tasawuf dan tarekat, ilmu politik Islam, ilmu pendidikan
Islam dan pendidikan berbasis pesantren, ilmu al-Qur’an dan hadits.

7. Landasan Praktis
Landasan ini mengharapkan bahwa Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021
disusun dan dikembangkan serta dilaksanakan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi praktis yang berpengaruh terhadap kemungkinan pelaksanaannya untuk
mencapai hasil yang optimal.
Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 disusun dengan langkah
sebagaimana Gambar 1 berikut:

4
Gambar 1. Langkah Penyusunan Renstra

IKU dan IKK

8. Landasan Yuridis (Hukum)


Rencana strategis 2017-2021 ini merupakan perwujudan dari penerapan
berbagai peraturan perundangan yang meliputi:
a. Landasan Ideal: Pancasila.
b. Landasan Konstitusional: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
c. Landasan Operasional:
1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi .
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan.
6) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen.
7) Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama.
8) Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2016 tentang Institut Agama Islam
Negeri Pekalongan.
9) Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun
2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Agama

5
Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agama.
10) Peraturan Menteri Agama Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Publik di Kementerian Agama.
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2014
tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
12) Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat pada Perguruan Tinggi Keagamaan.
13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 87 Tahun 2014
tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi.
14) Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44
Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
15) Peraturan Menteri Agama Nomor 68 Tahun 2015 tentang Pengangkatan
dan Pemberhentian Rektor dan Ketua pada Perguruan Tinggi Keagamaan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah.
16) Peraturan Menteri Agama Nomor 47 Tahun 2016 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Pekalongan.
17) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender
18) Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2006 tentang Penetapan
Unit Pelaksana, Tugas dan Fungsi Pengarusutamaan Gender di
Lingkungan Departemen Agama
19) Keputusan Menteri Agama Nomor 478 Tahun 2006 tentang
Pembentukan Tim Penyusun Rencana Strategis Pengarusutamaan
Gender

6
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN IAIN PEKALONGAN

A. Sejarah Singkat IAIN Pekalongan


Secara historis lahirnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan,
merupakan perguruan tinggi agama Islam yang cikal bakalnya berasal dari Fakultas
Syariah Bumiayu yang berdiri pada tahun 1968, kemudian dinegerikan pada Tahun
1970 dan menjadi salah satu fakultas cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Seiring
dengan perkembangan kebijakan di lingkungan Kementerian Agama, maka pada
pidato HAB Depag, 3 Januari 1997, Menteri Agama mengumumkan langkah-langkah
penataan pengembangan lembaga tinggi agama Islam di lingkungan IAIN. Langkah
kebijakan itu kemudian dituangkan dalam Keputusan Presiden No.11 tahun 1997,
tanggal 21 Maret 1997 tentang pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri yang
berjumlah 33 Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia, termasuk STAIN Pekalongan.
Selanjutnya, tanggal 1 Agustus 2016 STAIN Pekalongan dikukuhkan
perubahan statusnya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan
melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016. Dengan
demikian, dari lahir sampai perkembangannya saat ini menjadi IAIN Pekalongan
dilatarbelakangi oleh semangat agar lembaga ini terus berkembang dan maju dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat se-eks-Karesidenan Pekalongan dan sekitarnya,
maka ke depan IAIN Pekalongan diharapkan mampu berkembang menjadi UIN
Pekalongan. Semangat ini tentu tidak terlepas dari kehidupan syiar agama Islam di
Pekalongan.

B. Visi IAIN Pekalongan


Visi IAIN Pekalongan adalah menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKI) terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berwawasan keindonesiaan di tingkat nasional pada tahun 2036.
IAIN Pekalongan yang terkemuka dan kompetitif di tingkat nasional tidak
hanya ditunjukkan dengan tata kelola yang baik, bersih dan melayani, tetapi juga
karena keilmuan yang dikembangkan tidak mendikotomikan ilmu-ilmu keislaman
dengan ilmu-ilmu umum, berwawasan keindonesiaan, dan berbasis entrepreneurship.
Kajian keilmuan yang dikembangkan di IAIN Pekalongan bersifat integral, multi dan
interdisipliner, serta tidak berlawanan dan tidak mengubah nilai-nilai budaya bangsa
Indonesia.
Dalam rentang waktu 20 tahun sejak tahun 2017, IAIN Pekalongan
menetapkan target menjadi UIN Pekalongan. Pada tahun 2036 IAIN Pekalongan
menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam yang terkemuka, dikenal sebagai
perguruan tinggi yang unggul di Indonesia, berdaya saing dan mampu berkompetisi
baik secara akademik maupun non akademik.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di IAIN Pekalongan
bertujuan untuk melahirkan lulusan yang cerdas secara spiritual dan intelektual,
setia terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, serta mandiri dan menjadi
pelopor dalam kehidupan.

7
C. Misi IAIN Pekalongan
Visi IAIN Pekalongan diwujudkan dalam bentuk misi sebagai berikut:
a. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki
kecerdasan spiritual, keluasan ilmu pengetahuan, kesetiaan terhadap
keindonesiaan, kemandirian dan kepeloporan dalam kehidupan.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui penelitian bagi
kepentingan keindonesiaan dan kemanusiaan.
c. Mempelopori dan ikut berperan aktif dalam penguatan dan pemberdayaan
masyarakat.
d. Membangun jaringan kerjasama dengan prinsip tata kelola kelembagaan secara
profesional, transparan, dan akuntabel dalam rangka mencapai kepuasan civitas
akademika dan pemangku kepentingan.

D. Tujuan IAIN Pekalongan


IAIN Pekalongan memiliki tujuan:
a. Dihasilkannya sarjana yang memiliki kecerdasan spiritual, keluasan ilmu
pengetahuan, kesetiaan terhadap keindonesiaan, dan kemandirian dalam
kehidupan.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan keindonesiaan
melalui pengkajian dan riset ilmiah.
c. Terbentuknya masyarakat yang kuat dan berdaya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
d. Terbangunnya jaringan kerjasama dengan prinsip tata kelola lembaga yang
profesional, transparan, dan akuntabel dalam rangka mencapai kepuasan sivitas
akademika dan pemangku kepentingan.

E. Sasaran IAIN Pekalongan


IAIN Pekalongan memiliki sembilan sasaran yaitu:
a. Pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
b. Tata Kelola, Penjaminan Mutu dan Kerjasama
c. Mahasiswa dan Alumni
d. Sumber Daya Manusia
e. Pembelajaran dan Suasana Akademik
f. Penelitian
g. Pengabdian Masyarakat
h. Sarana dan Prasarana
i. Keuangan

F. Nilai-nilai Dasar (Core Values)


Dalam upaya membangun proses terwujudnya visi dan misi yang telah ditetapkan,
IAIN Pekalongan menetapkan nilai-nilai dasar yang dianut, sebagai berikut:
a. Spiritualitas
b. Keteladanan
c. Integritas
d. Keadilan
e. Keindonesiaan
f. Kebersamaan
g. Transparansi
h. Enterpreneurship
i. Saintifik

8
G. Keyakinan Dasar (Core Beliefs)
Keyakinan dasar yang dianut dan diwujudkan IAIN Pekalongan adalah sebagai
berikut:
a. Integratif. IAIN Pekalongan tidak mendikotomikan ilmu. Dalam pengembangan
ilmu bersifat integralistik, multi dan interdisipliner.
b. Transformatif. Tri Dharma perguruan tinggi yang dikembangkan IAIN
Pekalongan bersifat membebaskan dan memberdayakan. IAIN Pekalongan
menjadi pelopor, berperan aktif, dan ikut menjadi problem solve dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.
c. Good Governance. Tata kelola IAIN Pekalongan bersesuaian dengan tata kelola
yang baik, bersih dan melayani, tidak bertentangan dengan regulasi dan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
d. Independent. Organisasi IAIN Pekalongan bersikap tidak partisan dan mandiri
dalam berhubungan dengan lembaga-lembaga eksternal.

9
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN IAIN PEKALONGAN

A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian Agama


Salah satu arah kebijakan dan strategi nasional adalah penyiapan landasan
pembangunan yang kokoh. Landasan pembangunan yang kokoh dicirikan antara lain
oleh semakin mantapnya konsolidasi demokrasi, semakin tangguhnya kapasitas
penjagaan pertahanan dan stabilitas keamanan nasional.
Arah kebijakan dan strategi nasional lainnya adalah meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Sumber daya
manusia yang berkualitas tercermin dari meningkatnya akses pendidikan yang
berkualitas pada semua jenjang pendidikan dengan memberikan perhatian lebih pada
penduduk miskin dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), serta
meningkatnya kompetensi siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan
Literasi.
Upaya mewujudkan kondisi mantapnya konsolidasi demokrasi dan tangguhnya
stabilitas keamanan nasional serta upaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan tidak terlepas dari suksesnya
capaian bidang pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama, termasuk di
dalamnya pembangunan bidang agama dan pembangunan bidang pendidikan yang
terkait erat dengan tugas fungsi Kementerian Agama.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agama di Bidang Pendidikan


Tinggi
1. Meningkatkan pemerataan akses pendidikan tinggi melalui:
a. Peningkatan daya tampung perguruan tinggi sesuai dengan pertambahan
jumlah lulusan sekolah menengah;
b. Peningkatan pemerataan pendidikan tinggi melalui peningkatan efektivitas
affirmative policy: penyediaan beasiswa khususnya untuk masyarakat miskin
dan penyelenggaraan pendidikan tinggi jarak jauh yang berkualitas; dan
c. Penyediaan biaya operasional untuk meningkatkan efektivitas
penyelenggaraan perguruan tinggi.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi melalui:


a. Peningkatan kualitas tenaga akademik (dosen dan peneliti) melalui program
pendidikan pascasarjana (S2/S3);
b. Peningkatan anggaran penelitian dan penyediaan sistem insentif untuk
mendukung kegiatan riset inovatif;
c. Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untuk program studi
profesi dan pembentukan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
untuk pengujian kompetensi lulusan PT;
d. Penjaminan mutu penyelenggaraan program kependidikan melalui reformasi
LPTK;
e. Penegakan aturan terkait penjaminan mutu dalam penyelenggaraan perguruan
tinggi melalui peningkatan efektivitas proses akreditasi institusi dan program
studi perguruan tinggi; dan
f. Peningkatan pemerataan kualitas perguruan tinggi antar daerah melalui
percepatan akreditasi program studi perguruan tinggi di luar Jawa.

10
3. Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi melalui:
a. Pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai dengan kebutuhan
pembangunan dan industri, disertai peningkatan kompetensi lulusan
berdasarkan bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja,
terutama bidang pertanian, maritim, pariwisata, industri manufaktur dan
ekonomi kreatif;
b. Peningkatan keahlian dan keterampilan lulusan perguruan tinggi yang
bersertifikat untuk memperpendek masa tunggu bekerja (job-seeking-period);
c. Penguatan kerjasama perguruan tinggi dan dunia industri untuk kegiatan
riset dan pengembangan;
d. Penilaian usulan pembukaan program studi baru di PTN dan PTS secara
lebih selektif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dengan menyeimbangkan
disiplin ilmu–ilmu sosial dan humaniora, sains, keteknikan, dan kedokteran;
e. Perlindungan bagi prodi–prodi yang mengembangkan disiplin ilmu langka
peminat (seperti sastra Jawa, arkeologi, filologi, filsafat, dan tafsir hadis); dan
f. Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang terintegrasi
dalam mata kuliah, dengan menjalin kerjasama dengan dunia usaha/dunia
industri.

4. Memantapkan otonomi perguruan tinggi melalui:


a. Fasilitasi perguruan tinggi menjadi badan hukum dalam rangka memperkuat
kelembagaan dan meningkatkan tata kelola serta menjauhkan perguruan
tinggi dari pengaruh politik;
b. Penguatan institusi perguruan tinggi dengan membangun pusat keunggulan
di bidang ilmu dan kajian tertentu sebagai perwujudan mission differentiation,
yang didasarkan pada kapasitas kelembagaan;
c. Peninjauan ulang pendekatan penganggaran agar tidak berdasarkan mata
anggaran (itemized budget), sehingga perguruan tinggi lebih dinamis dan
kreatif dalam mengembangkan program-program akademik dan riset ilmiah;
dan
d. Perencanaan skema pendanaan yang memanfaatkan sumber-sumber
pembiayaan alternatif dengan mengembangkan kemitraan tiga pihak:
pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.

5. Meningkatkan akses, mutu dan relevansi pendidikan tinggi keagamaan meliputi:


a. Meningkatkan akses pendidikan tinggi keagamaan diarahkan pada upaya:
1) Peningkatan program BIDIKMISI bagi mahasiswa.
2) Pengembangan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA).
3) Pengembangan fasilitas pendidikan mahasiswa berprestasi yang
berkelanjutan.
4) Perlindungan bagi prodi–prodi yang mengembangkan disiplin ilmu murni
agama (seperti tafsir, hadits, fiqih, ushuludin, dakwah, syariah, dll.).
5) Pengembangan sistem seleksi terpadu mahasiswa baru.
6) Peningkatan dana operasional perguruan tinggi keagamaan berupa
BOPTN.
7) Pengembangan layanan baru pendidikan perguruan tinggi keagamaan
baru, dan
8) Peningkatan status perguruan tinggi keagamaan.

11
b. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan tinggi keagamaan diarahkan pada
upaya:
1) Peningkatan fasilitas penunjang dan gedung pendidikan.
2) Pemanfaatan sumber dana pinjaman/hibah luar dan dalam negeri serta
dana pendamping bagi pengembangan perguruan tinggi keagamaan;
3) Peningkatan koleksi dan prasana perpustakaan;
4) Peningkatan mutu akademik;
5) Peningkatan akreditasi minimal B bagi prodi dan perguruan tinggi
keagamaan;
6) Penguatan regulasi penyelenggaraan perguruan tinggi keagamaan;
7) Pengembangan program standar manajemen Nasional dan Internasional
bagi perguruan tinggi keagamaan;
8) Pengembangan enterpreuneurshippada perguruan tinggi keagamaan;
9) Peningkatan mutu Lembaga Kemahasiswaan;
10) Penguatan manajemen PNBP / BLU bagi perguruan tinggi keagamaan;
11) Peningkatan kerjasama luar negeri untuk penguatan perguruan tinggi
keagamaan;
12) Pengembangan kekhasan bagi perguruan tinggi keagamaan;
13) Pengembangan integrasi ilmu agama dan sains bagi perguruan tinggi
keagamaan;
14) Penguatan pembinaan perguruan tinggi keagamaan swasta
melaluilembaga koordinasi perguruan tinggi keagamaan swasta; dan
15) Penguatan kelembagaan LPTK.

c. Meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan perguruan tinggi


keagamaan diarahkan pada upaya:
1) Peningkatan sertifikasi dosen;
2) Pemberian tunjangan profesi;
3) Peningkatan kualifikasi dosen menjadi S3 baik dalam negeri maupun luar
negeri;
4) Peningkatan kompetensi dosen;
5) Peningkatan partisipasi dalam forum ilmiah tingkat internasional bagi
dosen;
6) Peningkatan kemampuan bahasa asing bagi dosen;
7) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan;
8) Peningkatan kualifikasi tenaga kependidikan menjadi S2; dan
9) Sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui LPTK.

d. Meningkatkan kualitas hasil penelitian/riset dan inovasi perguruan tinggi


keagamaan diarahkan pada upaya:
1) Peningkatan riset/penelitian oleh pendidik, peserta didik dan lembaga
penelitian pada perguruan tinggi keagamaan;
2) Peningkatan jurnal yang terakreditasi nasional;
3) Peningkatan jurnal terakreditasi internasional (terindex Scopus);
4) Peningkatan karya ilmiah yang mendapatkan hak paten;
5) Peningkatan pengabdian masyarakat oleh perguruan tinggi keagamaan;
6) Kerjasama dengan dunia industri untuk program pemagangan bagi
mahasiswa di dunia usaha/industri;dan

12
7) Peningkatan akses dan partisipasi terhadap kompetisi,lomba, olimpiade,
seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat Nasional maupun
Internasional.

C. Rencana Induk Pengembangan 2017-2036


Rencana Induk Pengembangan (RIP) IAIN Pekalongan 2017-2036 ini disusun
berdasarkan milestone 20 tahun yang dibagi menjadi empat tahap sebagai berikut.
Tabel 2.1 Rencana Induk Pengembangan 2017-2036
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
(2017-2021) (2022-2026) (2027-2031) (2032-2036)
HOW TO BE WHAT TO BE GROWTH SUSTAIN
Good University University Performance Competetive Global Recognition
Governance Improvement Advantage University University
(GUG) (UPI) (CAU) (GRU)
Memperkuat tata Meningkatkan kinerja Meningkatkan daya Mendapatkan
kelola yang baik, institusi untuk saing kelembagaan pengakuan nasional
bersih dan mengembangkan dan kontribusi dan regional
melayani dan sumber daya manusia keilmuan sebagai PTKI
membangun basis guna mengembangkan berwawasan terkemuka dalam
keilmuan IAIN konsep keilmuan keindonesiaan. pengelolaan
Pekalongan yang berwawasan kelembagaan dan
berwawasan keindonesiaan pengembangan
keindonesiaan IPTEK berwawasan
keindonesiaan

Sebagai dokumen rencana pengembangan satuan kerja (satker) perguruan tinggi


yang bernaung di bawah Kementerian Agama, RIP IAIN Pekalongan 2017-2036
disusun dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Adapun secara substansial, penyusunan RIP IAIN Pekalongan 2017-2036
memperhatikan keselarasan antara kebijakan dan program pengembangan IAIN
Pekalongan dengan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam
dokumen-dokumen perencanaan pembangunan, yaitu: pertama, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; kedua, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; ketiga, hasil analisis
SWOT terhadap faktor internal dan eksternal IAIN Pekalongan; keempat, Master
Plan pengembangan IAIN Pekalongan; dan kelima, Organisasi dan Tata Kerja IAIN
Pekalongan tahun 2016. Dalam kedudukan tersebut di atas, RIP IAIN Pekalongan
2017-2036 berfungsi sebagai pedoman dan panduan dalam penyusunan Rencana
Strategis bagi Fakultas, Jurusan atau Program Studi serta semua unit/lembaga di
IAIN Pekalongan.

D. Arah Pengembangan 2017-2021


Pada tahapan Renstra 2017-2021, pengembangan yang ingin dicapai oleh IAIN
Pekalongan diarahkan kepada 9 (sembilan) aspek, yaitu:
1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS),serta Strategi Pencapaian.

13
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah tersedianya
VMTS, milestones strategi pencapaian, dokumen rencana induk pengembangan
(RIP), rencana strategis (renstra), sosialisasi VMTS, tingkat pemahamanVMTS
yang tinggi dan pemanfaatannya di semua organ institut yang meliputi fakultas,
pascasarjana, lembaga, pusat, unit, jurusan/prodidengan tata kelola yang baik.

2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Penjaminan Mutu, Sistem


Informasi, dan Kerjasama
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah:
a. Tersedianya berbagai dokumen tata kelola di semua organ yang menjamin
terlaksananya lima pilar tata pamong (kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, dan adil).
b. Tersedianya dokumen sistem kepemimpinan yang visioner, inovatif dan
responsif yang mengimplementasikan kepemimpinan operasional, organisasi
dan publik.
c. Tersedianya dokumen perencanaan dan pengendalian dengan tata kelola yang
baik.
d. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu berbasis ISO.
e. Terkelolanya sistem informasi dengan baik.
f. Tersedianya dokumen kerjasama dan manfaat kerjasama yang terkelola
dengan baik.

3. Mahasiswa dan Alumni


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah;
a. Tersedianya dokumen sistem rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru yang
efektif dan terstandar.
b. Terpenuhinya jumlah mahasiswa baru dengan sistem tata kelola rekrutmen
yang berdasarkan pada standar rasio yang ideal dari jumlah dosen dan
mahasiswa yang diterima.
c. Semua kegiatan kemahasiswaan baik akademik maupun non-akademik dapat
terkelola dengan baik.
d. Kegiatan dan partisipasi alumni dalam mendukung pengembanan akademik.
e. Mendirikan pusat inkubasi dan inovasi kewirausahaan yang didasarkan pada
tata kelola yang baik.
f. Terkelolanya ikatan alumni yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan
kewirausahaan.
g. Terkelolanya semua kegiatan kewirausahaan alumni.

4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


a. Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah Pengelolaan
SDM yang berkelanjutan secara kualitas maupun kuantitas.
b. Adanya sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen dan
tenaga kependidikan yang dikelola dengan baik.
c. Terkelolanya sistem rekrutmen dosen yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pencapaian rasio dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa yang
proporsional.
e. Tersedianya sistem pengelolaan sumber daya manusia yang lengkap,
transparan, dan akuntabel.
f. Tersedianya pustakawan, tenaga kependidikan dan laboran yang memenuhi
standar minimal bagi pelayanan akademik.

14
g. Tersedianya instrumen survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi,
dan tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia.

5. Pembelajaran, Kurikulum dan Suasana Akademik


a. Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah tersedianya
kebijakan, pedoman atau panduan yang mendukung terciptanya tata kelola
yang baik dalam bidang pendidikan.
b. Tersedianya kebijakan pengembangan kurikulum yang mendukung terciptanya
tata kelola yang baik dalam bidang pendidikan.
c. Tersedianya dokumen formal tentang kebebasan akademik, kebebasan
mimbar akademik, dan otonomi keilmuan, serta konsistensi pelaksanaannya.

6. Penelitian
a. Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah;
Tersedianya regulasi, rencana induk, dan instrumen penelitian yang lengkap,
dan dikembangkan serta dipublikasikan.
b. Jumlah penelitian dosen dan mahasiswa (rasio peneliti dan jumlah
dosen/mahasiswa) dan pusat-pusat penelitian/studi yang sesuai dengan bidang
keilmuan prodi, multidispliner dan kolaboratif dengan tata kelola yang baik.
c. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen pada buku dan jurnal
bereputasi serta mendapat banyak sitasi dengan tata kelola yang baik.
d. Jumlah jurnal terakreditasi yang dipublikasikan IAIN Pekalongan mendapat
banyak sitasi dengan tata kelola yang baik.
e. Jumlah karya dosen dan mahasiswa yang mendapat paten/hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) di tingkat nasional dengan tata kelola yang baik.
f. Jumlah karya dosen dan mahasiswa yang memberikan kontribusi pada
pembelajaran, kebijakan dan problem solving.
g. Jumlah dana (rasio dosen/mahasiswa dengan dana) penelitian dengan tata
kelola yang baik.

7. Pengabdian Kepada Masyarakat


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada tahap ini adalah:
a. Tersedianya regulasi, rencana induk, dan instrumen pengabdian kepada
masyarakat yang lengkap, dan dikembangkan serta dipublikasikan.
b. Jumlah pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa (rasio
peneliti dan jumlah dosen/mahasiswa) yang sesuai dengan bidang keilmuan
prodi, multidispliner dan kolaboratif dengan tata kelola yang baik.
c. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat
oleh dosen dan mahasiswa pada jurnal dan buku bereputasi, mendapat
banyak sitasi, serta paten/hak atas kekayaan intelektual (haki) di tingkat
nasional dengan tata kelola yang baik.
d. Jumlah laboratorium sosial prodi dengan tata kelola yang baik.
e. Jumlah dana (rasio dosen/mahasiswa dengan dana) pengabdian kepada
masyarakat dengan tata kelola yang baik.

8. Sarana Prasarana
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan adalah:
a. Terwujudnya dokumen perencanaan pengadaan sarana dan prasarana kampus
yang mampu menjamin mutu penyelenggaraan Tri Dharma perguruan tinggi.

15
b. Adanya dokumen kepemilikan dan penggunaan lahan. Luas lahan lebih dari
300.000 m2 lahan yang digunakan untuk kegiatan pendidikan.
c. Tersedianya kecukupan dan mutu prasarana pembelajaran yang dikelola
perguruan tinggi: prasarana akademik (kegiatan Tri Dharma Perguruan
Tinggi) dan prasarana non-akademik (fasilitas pengembangan minat, bakat,
dan kesejahteraan).
d. Terdokumentasinya kecukupan koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk
ketersediaan dan kemudahan akses e-library, meliputi: buku teks, jurnal
Internasional dan Jurnal nasional terakreditasi dan proceeding.
e. Tersedianya sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan,
peraturan, dan pedoman/panduan untuk aspek: pengembangan dan
pencatatan, penetapan penggunaan, keamanan dan keselamatan penggunaan,
dan pemeliharaan/perbaikan/kebersihan.

9. Keuangan
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan adalah:
a. Tersedianya dokumen pengelolaan dana yang mencakup perencanaan
penerimaan, pengalokasian, pelaporan, audit, monitoring dan evaluasi, serta
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan untuk peningkatan tata
kelola yang baik.
b. Tersedianya mekanisme penetapan biaya pendidikan mahasiswa dengan
mengikutsertakan semua pemangku kepentingan internal dalam rangka
mewujudkan tata kelola yang baik.
c. Terpenuhinya standar minimal pedoman guna mewujudkan tata kelola yang
baik.
d. Tersedianya pedoman penetapan pembiayaan mahasiswa dan sumber dana
lain dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik.
e. Tersedianya kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa berprestasi dan
kurang mampu untuk meningkatkan tata kelola pembiayaan pendidikan.
f. Tersedianya sistem pengendali internal guna mendukung tata kelola keuangan
yang baik dan mendapatkan status pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU).

E. IAIN Pekalongan 2036


Bila RIP dijalankan secara konsisten, maka diharapkan pada akhir tahun 2036, IAIN
Pekalongan akan menggapai kondisi ideal sebagai berikut:

1. Visi Misi Tujuan dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian


a. Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang visi, misi, tujuan,
sasaran, dan strategi pencapaian diketahui oleh stakeholders tingkat nasional
melalui berbagai media berdasarkan tracerstudy.
b. Terlaksanakannya renstra secara menyeluruh dan mantap sesuai dengan
tahapan capaian tujuan melalui evaluasi secara sistematis dan periodik.
c. Sudah tersosialisasikannya secara bertahap dan mantap visi, misi, tujuan dan
sasaran melalui berbagai media, sehingga dirasakan manfaatnya oleh seluruh
stakeholders melalui dokumen hasil evaluasi.
2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Penjaminan Mutu, Sistem
Informasi, dan Kerjasama
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang tata kelola adalah:
a. Telah dilaksanakannya secara baik dan accountable oleh semua organ institusi
melalui dokumen hasil evaluasi.

16
b. Dimilikinya dokumen SOP serta wewenang dan tanggung jawab (WT) pada
semua organ.
c. Telah dilaksanakannya SOP dan WT secara mantap melalui dokumen hasil
evaluasi.
d. Dosen IAIN Pekalongan menjadi pengurus berbagai organisasi sosial
keagamaan dan profesi di tingkat lokal dan regional yang dibuktikan dengan
SK atau kartu anggota, juga terlibat dalam perumusan kebijakan kampus dan
publik yang dibuktikan dengan dokumen.
e. Telah dimiliki dan dilaksanakannya secara konsisten pedoman rekrutmen
calon mahasiswa, calon dosen dan tenaga kependidikan lain, serta pedoman
akademik lainnya, berdasarkan hasil monitoring secara tertulis.
f. Telah dimiliki dan dilaksanakannya secara konsisten semua dokumen
penjaminan mutu berdasarkan monitoring secara tertulis.
g. Telah dimiliki dan dilaksanakannya sistem informasi melalui media digital.
h. Telah dilaksanakannya kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun
luar negeri yang dibuktikan dengan adanya beberapa dokumen berupa LoI dan
MoU, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh kedua belah pihak berdasarkan
hasil evaluasi secara tertulis.

3. Mahasiswa dan Alumni


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang mahasiswa dan alumni
dalam seleksi penerimaan mahasiswa:
a. Sudah tersedianya pedoman baku seleksi penerimaan mahasiswa baru dan
sudah one-day-service.
b. Jumlah pendaftar mencapai minimal 15.000 orang, dengan rasio pendaftar dan
daya tampung mencapai 5:1. Rasio mahasiswa yang registrasi dengan
mahasiswa yang diterima > 95%.
c. Jumlah mahasiswa baru dengan rangking 10 besar di SLTA sebesar 10%.
d. Jumlah mahasiswa baru berasal dari 20 provinsi dan 7 negara.
e. Mahasiswa memperoleh rata-rata IPK 3,30. 70% mahasiswa lulus tepat waktu,
jumlah mahasiswa DO maksimal 1%.
f. Tersedianya SOP kegiatan kemahasiswaan.
g. Tersedianya asrama mahasiswa putra dan putri yang dapat menampung
minimal 30% jumlah mahasiswa.
h. Tersedianya sarana dan prasarana kegiatan kemahasiswaan yang
representatif.
i. 80% mahasiswa menjadi anggota aktif UKM.
j. Kegiatan kemahasiswaan berorientasi pada peningkatan hardskill dan softskill.
k. 70% alumni menjalani masa tunggu berkarya tidak lebih dari tiga bulan.
l. 80% alumni berkarya sesuai dengan kompetensi prodinya.
m. Jumlah alumni yang berwirausaha sebanyak 10% dari setiap angkatan.

4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang pengelolaan sumber
daya manusia adalah:
a. Terwujudnya pedoman sistem pengelolaan SDM yang transparan, akuntabel
dan berkelanjutan.
b. 100% rekrutmen SDM sesuai dengan kebutuhan institusi.
c. 95% penempatan SDM pada masing-masing organ sesuai dengan keahliannya.
d. Tersedianya sistem digital monitoring kinerja.

17
e. Tersedianya sistem evaluasi kinerja SDM yang terintegrasi.
f. Jumlah dosen tetap berpendidikan S3 minimal 70%.
g. Jumlah dosen tetap dengan jabatan guru besar minimal 10%.
h. Jumlah dosen dengan jabatan Lektor Kepala 60%.
i. Jumlah dosen yang memiliki sertifikat pendidik minimal 90%.
j. Rasio dosen terhadap mahasiswa minimal 1:30.
k. Rasio jumlah dosen tidak tetap terhadap dosen tetap maksimal 1:30.
l. Tersedianya tenaga kependidikan yang profesional dengan rasio terhadap
mahasiswa 1:100.
m. 90% tenaga kependidikan mendapatkan tugas sesuai dengan keahliannya.
n. Terlaksananya pelatihan pelayanan prima secara rutin dan efektif.
o. 90% tenaga kependidikan memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan.
p. 100% tenaga kependidikan mendapatkan pembinaan karir.
q. Dilaksanakannya pengukuran kepuasan pegawai dan dosen secara rutin.
r. Ditindaklanjutinya hasil pengukuran kepuasan pegawai dan dosen secara
berkesinambungan.
s. Tingkat kepuasan pegawai dan dosen mencapai 90%.

5. Pembelajaran dan Suasana Akademik


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang pembelajaran dan
suasana akademik adalah:
a. Terumuskan dan terimplementasikannya kebijakan pembelajaran yang
menjawab kebutuhan learners dan stakeholders serta mencerminkan
pengembangan keilmuan yang berwawasan keindonesiaan.
b. Terwujudnya pelayanan akademik yang prima.
c. Terwujudnya proses pembelajaran yang menggunakan e-learning dan
berorientasi pada learners.
d. Meningkatnya kualitas program studi yang sesuai dengan kebutuhan
stakeholders.
e. Tersusunnya kurikulum dengan menggunakan prinsip-prinsip sosiologis,
psikologis, filosofis, dinamika sosial dan yuridis.
f. Meningkatnya efektifitas peran konsorsium keilmuan.
g. Terbangunnya atmosfer yang kondusif bagi tumbuhnya kultur akademik.
h. Tersedianya sumber-sumber belajar berupa perpustakaan dengan buku dan
literatur yang bisa diakses secara online maupun offline, yang menunjang
pengembangan proses pembelajaran yang progresif.
i. Tersedianya sarana dan prasarana pembelajaran yang kondusif yang
menunjang proses pembelajaran.
j. Meningkatnya kapasitas pembelajaran dosen dan kinerja tenaga kependidikan.

6. Penelitian
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang penelitian adalah:
a. Terumuskannya kebijakan penelitian yang mengarah kepada peningkatan
produksi, mutu dan relevansi hasil penelitian yang berwawasan keindonesiaan
untuk menjawab kebutuhan akademik dan masyarakat.
b. Meningkatnya partisipasi dosen dan mahasiswa dalam penelitian unggulan.
c. Terbangunnya jaringan funding yang mendukung penelitian unggulan sesuai
dengan bidang keilmuan.
d. Hasil penelitian dosen sesuai disiplin ilmu dan pengembangan keilmuan yang
berwawasan keindonesiaan.

18
e. Jumlah penelitian dan karya ilmiah dosen yang terpublikasi secara nasional
dan internasional semakin meningkat.
f. Jumlah buku ilmiah semakin meningkat.
g. Jurnal di IAIN Pekalongan seluruhnya sudah terakreditasi.
h. Adanya kebijakan insentif dan disinsentif penelitian.
i. Teraihnya HAKI oleh peneliti.
j. Adanya Pengakuan kepakaran Peneliti IAIN Pekalongan baik dalam level lokal,
regional, nasional maupun Internasional.
k. Hasil penelitian menjadi rujukan bagi pengembangan keilmuan.
l. Hasil penelitian menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan pemangku
kepentingan.
m. Hasil penelitian menjadi rujukan dalam pemecahan problem sosial.
n. Anggaran penelitian meningkat minimal 30% dari total anggaran DIPA.
o. Tersedianya dana alternatif dari funding luar, di luar DIPA.

7. Pengabdian Kepada Masyarakat


Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang pengabdian kepada
masyarakat adalah:
a. Terumuskannya kebijakan pengabdian kepada masyarakat yang mengarah
kepada upaya pemberdayaan masyarakat menuju Masyarakat yang beriman,
bertakwa, unggul dan mandiri.
b. Pemantapan wilayah binaan dalam bentuk adanya empat kawasan prioritas
pemberdayaan masyarakat; kawasan dataran tinggi Dieng; Kawasan pedesaan
dataran rendah; Kawasan Pesisir: Kawasan Perkotaan.
c. Pemantapan delapan laboratorium sosial sebagai pusat pembelajaran
masyarakat.
d. Semakin meningkat, kepercayaan dan penghargaan masyarakat terhadap
pelayanan dan pengabdian masyarakat IAIN Pekalongan.
e. Terbangunnya jejaring sosial yang luas dengan pelbagai pemangku
kepentingan.
f. Tersedianya model pelayanan dan pengabdian masyarakat yang lebih
komprehensif dan partisipatif.
g. Adanya publikasi pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk buku, jurnal
maupun artikel di media massa.
h. Meningkatnya partisipasi dosen dalam pengabdian masyarakat.
i. Adanya integrasi pengabdian masyarakat dengan kegiatan penelitian. Hasil
penelitian menjadi acuan dalam pengabdian kepada masyarakat.
j. Dana Pengabdian kepada masyarakat semakin meningkatnya.

8. Sarana Prasarana
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang sarana prasarana
adalah;
a. Tersedianya lahan (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang
perpustakaan, kebun percobaan dan sebagainya).
b. Tersedianya lahan fasilitas tempat olah raga, ruang bersama, ruang himpunan
mahasiswa, poliklinik.
c. Tersedianya lahan tempat praktikum, bengkel, studio, ruang simulasi, rumah
sakit, puskesmas/balai kesehatan, greenhouse, lahan untuk pertanian, dan
sejenisnya.

19
d. Tersedianya ruang kerja dosen yang memenuhi kelayakan dan mutu untuk
melakukan aktivitas kerja, pengembangan diri, dan pelayanan akademik.
e. Tersedianya Prasarana lengkap dan mutunya sangat baik untuk proses
pembelajaran (kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang
perpustakaan, kebun percobaan, dan sebagainya).
f. Tersedianya Prasarana penunjang yang lengkap dan mutunya sangat baik
untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa (misalnya tempat olah raga, ruang
bersama, ruang himpunan mahasiswa, poliklinik).

Sedangkan akses dan pendayagunaan sarana yang dipergunakan dalam proses


administrasi dan pembelajaran serta penyelenggaraan kegiatan Tri Dharma PT
secara efektif adalah:
a. Tersedianya bahan pustaka berupa buku teks lebih dari 10.000 judul.
b. Tersedianya bahan pustaka berupa disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir lebih dari
5000 judul.
c. Tersedianya bahan pustaka berupa jurnal ilmiah terakreditasi Dikti lebih dari
100 judul jurnal.
d. Tersedianya Bahan pustaka berupa jurnal ilmiah internasional lebih dari 50
judul jurnal lengkap dengan nomornya.
e. Tersedianya bahan pustaka berupa proceeding seminar dalam tiga tahun
terakhir lebih dari 100.
f. Tersedianya Akses ke perpustakaan di luar PT atau sumber pustaka lainnya.
g. Tersedianya akses dan pendayagunaan sarana utama laboratorium yang
sangat memadai, terawat dengan sangat baik serta memiliki fleksibilitas dalam
menggunakannya di luar kegiatan praktikum terjadwal (tempat praktikum,
bengkel, studio, ruang simulasi, rumah sakit, puskesmas/balai kesehatan,
greenhouse, lahan untuk pertanian, dan sejenisnya).

Adapun akses dan pendayagunaan sistem informasi dalam pengelolaan data dan
informasi tentang penyelenggaraan program akademik di program studi adalah:
a. Tersedianya akses komputer yang terhubung dengan jaringan luas/internet,
software yang berlisensi dengan jumlah yang memadai.
b. Tersedia fasilitas e-learning yang digunakan secara baik, dan akses online ke
koleksi perpustakaan.
c. Aksesibilitas data dalam sistem informasi yakni Data ditangani dengan
komputer, serta dapat diakses melalui jaringan luas (WAN)

9. Keuangan
Pencapaian program kerja IAIN Pekalongan pada bidang keuangan adalah:
a. Terlaksananya Sistem aplikasi Keuangan yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah.
b. Tersedianya sistem aplikasi penetapan biaya pendidikan berbasis unit cost.
c. Alokasi biaya pendidikan per mahasiswa per tahun Rp. 18.000.000.
d. Sumber pendanaan pendidikan sebagian besar dari pemerintah dan mitra
(60%), 40% dari mahasiswa.
e. Pembiayaan Pendidikan dialokasikan minimal 60%.
f. Adanya pedoman audit, adanya laporan audit yang dilakukan oleh lembaga
audit negara ataupun swasta.

20
BAB IV
KONDISI OBJEKTIF DAN ANALISIS KESENJANGAN

Pada bab ini akan diuraikan kondisi objektif IAIN Pekalongan yang mengacu pada
9 standar BAN PT, meliputi: (1) visi, misi, tujuan dan sasaran (VMTS); (2) Tata Kelola,
kerjasama dan sistem informasi; (3) mahasiswa dan alumni; (4) Sumber Daya Manusia
(SDM); (5) Pembelajaran dan suasana akademik; (6) Penelitian; (7) Pengabdian kepada
masyarakat; (8) sarana dan prasarana; (9) keuangan. Dari data objektif tersebut
dianalisis secara kritis untuk menemukan kesenjangan capaian berdasarkan standar dan
kriteria mutu yang telah ditetapkan. Penjelasan rinci dari setiap standar tersebut adalah
sebagai berikut:

A. Pencapaian Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS)


1. Ketersediaan VMTS
Selama ini STAIN Pekalongan sudah memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran, yang
tercantum di dalam Renstra STAIN Pekalongan 2012-2016. Karena masa
berlaku Renstra sudah habis, maka perlu disusun Renstra lanjutan. Adapun visi
STAIN Pekalongan 2012-2016 adalah “pelopor PTAI berbasis riset menuju
kampus rahmatan lil ‘alamien”. Berdasarkan analisis expert judgment,keberadaan
visi, misi, tujuan dan sasaran masih memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
a. Visi tidak disusun dengan menggunakan asas SMART (Specific, Measurable,
Achievable, Realistic, Timely) dan belum diselaraskan dengan Renstra Diktis dan
Kemenag.
b. VMTS dalam Renstra tidak dipahami dan dijalankan secara maksimal.
c. VMTS dalam Renstra disusun tidak mengacu pada RIP.
d. VMTS belum ditetapkan STAIN Pekalongan sebagai pedoman dan arahan
dalam menyusun kebijakan, program dan kegiatan.
e. VMTS dalam Renstra tidak termaktub dalam statuta.
f. Visi yang ada belum menunjukkan distingsi keilmuan yang akan dikembangkan
oleh seluruh organ pelaksana akademik.
g. Penyusunan visi belum secara maksimal melibatkan stakeholders dan civitas
akademika, sehingga ide pemikiran belum terakomodasi.
h. Visi belum diturunkan kepada sasaran mutu dan indikator kinerja utama.

2. Adanya Tonggak Capaian Tujuan


Renstra STAIN Pekalongan tahun 2012-2016 memiliki beberapa kelemahan
sebagai berikut:
a. Disusun tidak berdasarkan RIP sehingga arah dan tujuan kurang jelas.
b. Renstra yang ada belum diturunkan kepada standar dan sasaran mutu secara
rinci, sehingga capaian tujuan kurang jelas.
c. Renstra belum memiliki kekuatan mengikat karena tidak ada pengesahan
dari pimpinan STAIN dan juga tidak termaktub dalam statuta, sehingga organ
institusi tidak merasa bersalah ketika program kegiatan tidak merujuk
kepada Renstra.
d. Tingkat pemahaman civitas terhadap Renstra yang ada masih relatif rendah,
sehingga belum mampu menginspirasi dan menginstruksi dalam setiap
kebijakan akademik dan standar lainnya.
e. Belum sinerginya seluruh komponen civitas akademik akan capaian Renstra,
sehingga sebagian besar Renstra tidak tercapai.

21
3. Sosialisasi dan Pemanfaatan
a. Visi, misi, tujuan dan sasaran telah disosialisasikan melalui berbagai media,
namun belum intens dan belum dilakukan dengan metode yang lebih menarik
dan belum dilaksanakan secara masif.
b. Tingkat pemahaman civitas akademika terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran
masih rendah, yang berakibat pada tidak merasa memiliki nilai-nilai yang
terkandung dalamnya, sehingga belum termanifestasikan pada tingkat
pengetahuan dan program-program kegiatan institusi.
c. Berdasarkan rendahnya tingkat pemahaman terhadap visi, misi, tujuan dan
sasaran di atas, maka tingkat internalisasi di lingkungan STAIN Pekalongan
menjadi rendah pula.
d. Karena rendahnya pemahaman dan internalisasi, maka pemanfaatan visi, misi,
tujuan dan sasaran belum dapat mengarahkan kepada peningkatan kinerja
kelembagaan, sehingga nilai akreditasi program studi dan institusi masih
belum memuaskan.

B. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, Penjaminan Mutu,


Sistem Informasi, dan Kerjasama
Adanya tata kelola organisasi dan manajemen di STAIN Pekalongan
diharapkan mampu mendukung tercapainya visi dan misi STAIN Pekalongan sesuai
rencana. Pengelolaan organisasi di STAIN Pekalongan juga diselenggarakan sesuai
dengan prinsip-prinsip manajemen mutu dengan struktur organisasi yang efisien,
serta tata pamong yang lengkap dan fungsi-fungsi yang jelas dan rasional di bawah
kepemimpinan yang memegang teguh amanat sebagai agen pemberdayaan untuk
seluruh lapisan masyarakat melalui pendidikan, dan bekerja secara terencana.
Kondisi objektif bidang organisasi dan manajemen adalah sebagai berikut:
1. Tata Pamong
Tata pamong organisasi STAIN Pekalongan yang dijalankan selama ini
didasarkan pada struktur organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Pekalongan yang dikeluarkan oleh Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1997
tentang pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan, Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2008 tentang Statuta
Sekolah Tinggi Islam Negeri Pekalongan dan Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 52 tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan.
Sistem tata pamong belum berjalan secara efektif sesuai mekanisme yang
disepakati bersama, serta belum mengakomodir semua unsur, fungsi, dan peran
dalam institusi STAIN Pekalongan. Tata pamong belum didukung oleh budaya
organisasi yang dicerminkan dengan ada dan tegaknya aturan, tata cara pemilihan
pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika tenaga kependidikan, sistem
penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur pelayanan (administrasi,
perpustakaan, laboratorium, dan studio). Sistem tata pamong (input, proses,
output dan outcome serta lingkungan eksternal yang menjamin terlaksananya tata
pamong yang baik) belum diformulasikan, disosialisasikan, dilaksanakan, dipantau
dan dievaluasi dengan peraturan dan prosedur yang jelas.
Pembangunan sistem tata pamong di STAIN Pekalongan belum selaras
dengan tata nilai yang kredibel, transparan, akuntabel, adil dan bertanggung
jawab, dan belum sesuai dengan visi misi, statuta dan rencana strategis STAIN

22
Pekalongan. Secara lebih tegas, kelemahan tata kelola di STAIN Pekalongan
disebabkan oleh:
a. Lemahnya koordinasi dan komunikasi antar unit organisasi.
b. Belum adanya mekanisme komplain atau pengaduan.
c. Inisiatif bersifat parsial, spontan, reaksioner.
d. Prinsip-prinsip tata pamong tidak dijalankan secara konsisten.
e. Tata pamong tidak dijalankan dalam mewujudkan visi, terlaksananya misi,
tercapainya tujuan, dan diterapkannya strategi.
f. Tata pamong yang dijalankan tidak memenuhi empat pilar (kredibel,
akuntabel, transparan dan bertanggung jawab).
g. Dokumen-dokumen yang mendukung terlaksananya tata pamong tidak
lengkap (peraturan, kode etik, wewenang dan tanggung jawab, job and task,
analisis jabatan).

2. Kepemimpinan (Operasional, Organisasi, Publik)


Secara umum, dalam bidang kepemimpinan, belum ada mekanisme pemilihan
yang demokratis. Hal ini berakibat pada kurang sinerginya kebijakan pimpinan
dengan aspirasi civitas akademika. Tata kelola aspek kepemimpinan, akademik,
penelitian dan pengabdian di STAIN Pekalongan, belum mengacu kepada regulasi
yang memiliki kekuatan hukum serta belum lengkapnya SOP dan regulasi lainnya,
sehingga roda organisasi belum dapat berjalan sesuai dengan prinsip tata kelola
yang baik. Pola dan kinerja kepemimpinan di STAIN Pekalongan masih belum
didasarkan pada tiga pilar kepemimpinan, yaitu kepemimpinan operasional,
organisasi dan publik. Secara rinci, gambaran pola kepemimpinan di STAIN
Pekalongan adalah sebagai berikut:
a. Dalam hal kepemimpinan operasional, belum secara maksimal mengarah pada
prinsip perencanaan, pengarahan, koordinasi dan pengendalian untuk setiap
aktivitas yang menyangkut pelaksanaan Tri Dharma. Semua aktivitas belum
direncanakan terlebih dahulu dengan mengacu pada Renstra dan masukan
dari stakeholder, yang kemudian diturunkan dalam bentuk sasaran mutu
institusi. Kemampuan pimpinan dalam hal komunikasi dan koordinasi dalam
menjabarkan visi, misi, tujuan dan sasaran dalam kegiatan operasional Tri
Dharma masih relatif rendah. Belum mapannya mekanisme perencanaan
mengenai pelaksanaan Tri Dharma, baik yang menyangkut kebutuhan dosen
dan tenaga kependidikan, kurikulum, kalender akademik, proses
pembelajaran, evaluasi hasil studi, kompetensi lulusan, keterserapan lulusan
dalam masyarakat, penelitian dosen, pengabdian masyarakat maupun
administrasi akademis. Kesemua program tersebut belum dirumuskan
berdasarkan standar penjaminan mutu internal STAIN Pekalongan dan
standar mutu BAN-PT. Pelaksanaan setiap kegiatan belum dikontrol dan
diawasi secara optimal oleh lembaga terkait sesuai mekanisme yang baik,
sehingga belum secara berkala memperoleh tindak lanjut yang mengarah pada
terjaminnya sasaran mutu yang telah ditetapkan.
b. Dalam hal kepemimpinan organisasi, belum adanya penegasan atas wewenang
dan tanggungjawab (WT) secara mapan, sehingga menimbulkan job description
yang over lapping di antara pimpinan. Implementasi kepemimpinan organisasi
secara keseluruhan belum mencakup pemahaman terhadap tata kerja antar
unit dalam organisasi STAIN Pekalongan, sehingga kurang terjalin mekanisme
kerja yang harmonis dalam lembaga.

23
c. Dalam hal kepemimpinan publik, belum terarahnya kemampuan dalam
menjalin kemitraan dengan lembaga lain, untuk bisa menjadikan institusi
sebagai rujukan bagi publik dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial
kemasyarakatan. Kerjasama dengan lembaga lain selama ini belum ditekankan
pada upaya institusi untuk berperan aktif dalam pengembangan keilmuan dan
penelitian bersama, seperti nara sumber dalam seminar hasil penelitian,
sertifikasi, tim penguji, pertukaran dosen dan mahasiswa.

3. Sistem Pengelolaan
Secara umum, kondisi objektif berkenaan dengan aspek pengelolaan di
STAIN Pekalongan, belum menganut sistem manajemen strategis kelembagaan
secara total. Prinsip-prinsip manajemen yang terdiri dari planning, organizing,
actuating dan controlling belum diaplikasikan secara konsisten, sehingga sangat
berpengaruh pada performa institusi, yang ditunjukkan dengan nilai akreditasi
yang belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh belum adanya RIP dan Renstra
yang mapan yang dapat dijadikan acuan dalam setiap proses manajemen.
Tata kelola bidang akademik pada STAIN Pekalongan belum
diimplementasikan dengan menerapkan sistem yang mapan, mulai dari
rekrutmen mahasiswa, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
administrasi akademik dan kemahasiswaan, hingga kelulusan. Rekrutmen
mahasiswa dilaksanakan dengan mengikuti sistem seleksi nasional yang baku dan
seleksi mandiri online yang menutup kemungkinan bagi STAIN Pekalongan
melakukan inovasi dalam rekrutmen secara lebih luas sesuai dengan kondisi
budaya lokal Pekalongan.
Pada aspek kepegawaian, upaya untuk menjamin kredibilitas tata kelola pada
STAIN Pekalongan belum dilakukan secara komprehensif mulai dari seleksi,
penempatan dan pengawasan. Hal ini mengakibatkan pengembangan kompetensi
setiap pegawai dan unsur pimpinan belum merata. Dalam tataran implementasi,
seharusnya hal ini dilaksanakan melalui tes kepribadian, tes tulis (studi kasus
kepemimpinan dan manajemen), dan wawancara, di samping verifikasi kualifikasi
dan syarat-syarat administratif calon pegawai yang akan menempati pos
tertentu.

4. Sistem Penjaminan Mutu


Pada aspek pelaksanaan Tri Dharma secara umum, STAIN Pekalongan sudah
memiliki sistem penjaminan mutu, sistem monitoring dan evaluasi terhadap
seluruh aspek pengelolaan di organ dan unit lembaga. Salah satu bentuk
penjaminan mutu internal (SPMI) adalah dilakukannya audit internal oleh Pusat
Penjaminan Mutu (P2M) setiap semester. Dengan adanya audit internal dapat
diketahui proses-proses akademik yang masih mengalami kelemahan. SPMI
STAIN Pekalongan mengadopsi sistem manajemen mutu ISO 9001 yaitu
menggunakan pola PDCA (Plan, Do, Check, Action). Meskipun sistem penjaminan
mutu berjalan, tetapi perlu dilakukan penguatan-penguatan:
a. Peningkatan kapasitas SDM yang mampu mengimplementasikan penjaminan
mutu.
b. Penyusunan dokumen mutu secara lengkap yang meliputi manual mutu,
kebijakan mutu, sasaran mutu, standar mutu, prosedur mutu dan instruksi
kerja.
c. Sosialisasi yang masif terhadap seluruh civitas akademika di lingkungan STAIN
Pekalongan.

24
d. Peningkatan standar mutu yang tidak hanya mengacu pada standar BAN PT,
akan tetapi sudah mulai memikirkan standar mutu yang lebih tinggi, misalnya
ISO, AUN-QA, maupun World QS.

5. Penggunaan Sistem Informasi


Dalam melaksanakan program pembelajaran dan manajemen kelembagaan,
STAIN Pekalongan telah menggunakan sistem informasi berbasis IT, di antaranya
adalah sistem informasi administrasi kemahasiswaan, yang telah mengaplikasikan
sistem informasi akdemik terpadu (SIKADU) untuk memudahkan manajemen
pembelajaran, mulai dari perencanaan studi, proses pembelajaran sampai pada
evaluasi. Namun dalam praktiknya masih banyak terjadi mis-administration akibat
human error atau misconduct, sehingga berakibat pada rendahnya akses
stakeholder internal dan stakeholder eksternal STAIN Pekalongan untuk
memanfaatkan dan melakukan pengawasan terhadap informasi institusi. Sebagai
contoh, STAIN Pekalongan sudah memiliki sistem monitoring pelaksanaan
pembelajaran yang datanya dapat diakses publik melalui sistem informasi terpadu
(www.sikadu.stain-pekalongan.ac.id), namun belum ada wewenang dan tanggung
jawab untuk melakukan monitoring pembelajaran. Selain itu, keberadaan sistem
informasi berbasis internet, belum secara maksimal dimanfaatkan sebagai media
dan sumber pembelajaran. Terbukti belum teraplikasikannya program e-learning,
e-library, e-book, dan e-journal, baik untuk dosen maupun mahasiswa. Berbagai
dokumen akademik, kepegawaian dan SDM belum juga dilakukan digitalisasi yang
terintegrasi, sehingga memudahkan proses pelaksanaan manajemen dalam semua
aspek kegiatan di STAIN Pekalongan.

6. Jumlah Kerjasama dan Manfaatnya


STAIN Pekalongan telah melakukan pengembangan kerjasama dengan
lembaga-lembaga lain yang dapat mendukung tercapainya visi dan misi STAIN
Pekalongan sesuai rencana. Di antaranya adalah:
a. meningkatkan kerja sama (sinergi) antar perguruan tinggi; baik dalam maupun
luar negeri, dan
b. meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, dunia usaha, dan
lembaga lain, baik di dalam maupun luar negeri untuk kegiatan Tri Dharma
perguruan tinggi. Namun kerjasama yang dilakukan oleh STAIN Pekalongan
baru sebatas pada bentuk kerjasama yang berbasis dokumen dan belum
terimplementasi secara kongkrit dalam bentuk program-program yang
mendukung tercapainya sasaran mutu di semua aspek Tri Dharma.
Sampai pada akhir tahun 2016, STAIN Pekalongan telah memiliki 43
memorandum of understanding (MoU) atau dokumen kerjasama dengan instansi
dalam dan luar negeri. Dilihat dari penyebaran negara yang dijadikan sasaran
kerjasama selama ini mencakup Mesir, Malaysia, United Kingdom, Casablanca,
Iran, Jerman, Thailand dan Brunei Darussalam.

25
Diagram 1. Negara yang ber-MoU dengan STAIN Pekalongan sampai
2015

Dalam Negeri Luar Negeri


18

6
5
4
3
2 2
1 1
0 0 0 0 0

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Diagram 2. Instansi yang ber-MoU dengan STAIN Pekalongan sampai


2016

Mesir
8% 15%
Malaysia
15% United Kingdom
Casablanca
8% Brunai Darussalam
31%
Iran
8%
Jerman
8%
8% Thailand

Adapun bidang kerjasama meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian dan


manajemen kelembagaan. Sedangkan kesenjangan bidang kerjasama antara lain:
a. Belum ada kebijakan tentang arah kerjasama, yang dihantarkan kepada
peningkatan kualitas mutu akademik sebagaimana standar yang ditentukan,
baik RIP-Renstra, BAN-PT maupun standar internasional.
b. Belum ada evaluasi hasil kerjasama yang saling menguntungkan antar pihak
yang terlibat.
c. Tidak ada analisis kemanfaatan MoU yang sudah ditanda tagani.
d. Pedoman dan SOP pelaksanaan atau tindak lanjut dari butir-butir MoU belum
ada.
e. Layanan jasa STAIN Pekalongan masih rendah, sehingga belum ada bargaining
yang setara dalam pelaksanaan kerja sama.

26
f. Pokja-pokja pelaksana kerjasama belum terbentuk, sehingga program
kerjasama tidak terarah dan tidak terintegrasi. Walaupun selama ini ada tugas
dan wewenang kerjasama pada Wakil Ketua III, namun fungsi dan peran ini
belum dilaksanakan.

C. Mahasiswa dan alumni


1. Pedoman seleksi Mahasiswa baru
Penerimaan mahasiswa baru STAIN Pekalongan dilakukan melalui empat
jalur:
a. Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SPAN-
PTAIN),
b. Ujian Masuk Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (UM-PTAIN),
c. Ujian Mandiri (UM) dan
d. Penelusuran Bakat dan Minat (PBM).
Keempat jalur penerimaan di atas mempunyai beberapa kelemahan sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Pedoman seleksi Mahasiswa baru
No. Jalur penerimaan Regulasi Kelemahan
1 SPAN-PTAIN Sekolah mengirimkan a. Input calon
nama-nama siswa mahasiswa lebih
berprestasi dengan banyak di dominasi
kriteria: sekolah dari wilayah eks
terakreditasi A Karesidenan
sebanyak 30% dari total Pekalongan.
siswa kelas XI, sekolah b. Sekolah di wilayah
berakreditasi B 20% eks Karesidenan
dan terakreditasi C Pekalongan
10% mayoritas
terakreditasi B dan
C sehingga input
yang masuk melalui
jalur ini kurang
maksimal
c. Calon mahasiswa
melalui jalur ini lebih
banyak berasal dari
sekolah umum (SMA
dan SMK) sehingga
lemah dari sisi
akademik
kegamamaan.
2 UM-PTAIN Mahasiswa melakukan STAIN Pekalongan
pendaftaran sesuai masih menjadi second
dengan minat keilmuan choise bagi calon
yang ada di PTKIN mahasiswa.
seluruh Indonesia
3 Jalur Mandiri STAIN Pekalongan a. Penetapan jadwal
membuka pandaftaran pendaftaran setelah
calon mahasiswa baru SPAN dan UM
secara mandiri PTAIN menyebabkan

27
mayoritas pendaftar
adalah calon
mahasiswa yang tidak
diterima di
perguruan tinggi lain
sehingga mengurangi
kualitas.
b. Proses seleksi belum
menggunakan
standar penilaian
yang jelas
4. Jalur Minat Bakat STAIN Pekalongan Sosialisasi melalui jalur
menerima calon ini belum maksimal.
mahasiswa baru melalui
jalur prestasi akademik
dan non akademik.

Selain kelemahan masing-masing proses penerimaan mahasiswa baru di atas,


permasalahan lain yang muncul adalah proses sosialisasi yang belum maksimal
(timing dan media sosialisasi).

2. Jumlah mahasiwa baru


Data perkembangan jumlah mahasiswa STAIN Pekalongan selama enam
tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Jumlah mahasiwa baru
Tahun
No. Jurusan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Syariah dan 1213 1444 1764 2372 2775 3397
Ekonomi Islam
2 Tarbiyah 3044 2968 3168 3415 3460 3655
3 Ushuluddin 107 141 374 544 714 938
4 Pasca Sarjana 51 128 148 168 180
Total 4364 4604 5434 6479 7117 8170
Perkembangan 5% 18% 19% 10% 13 %

Berdasarkan data di atas, jumlah mahasiswa STAIN Pekalongan dari tahun


ke tahun mengalami perkembangan. Perkembangan mahasiswa paling tinggi
terjadi tahun 2013 dan 2014, hal ini terjadi karena adanya pembukaan program
studi baru di masing-masing jurusan. Perkembangan ini cukup menggembirakan,
akan tetapi tidak diimbangi oleh penambahan sarana prasarana, dan dosen.
Beberapa program studi juga mengalami overload mahasiswa, yaitu Ekonomi
Syari’ah dan Pendidikan Agama Islam. Hal ini terjadi karena proses penerimaan
mahasiswa masih lebih mengedepankan kuantitas daripada kualitas. Rasio
pendaftar dan penerimaan mahasiswa baru adalah 1:2, sehingga tidak ideal untuk
menggambarkan tingkat kompetisi antar calon mahasiswa baru.
Kompetisi yang rendah antar calon mahasiswa baru, menyebabkan calon
mahasiswa baru yang diterima memiliki beberapa kekurangan antara lain kualitas
akademik yang rendah. Disamping itu, terjadi masalah lain yaitu, mahasiswa yang

28
tidak diterima di prodi yang dipilih diarahkan untuk masuk prodi lain yang sepi
peminat, sehingga terjadi ketidaksesuaian antara prodi yang dipilih mahasiswa
dengan penempatannya.

3. Kegiatan kemahasiswaan
STAIN Pekalongan telah memiliki unit kegiatan mahasiswa yang dapat
dijadikan wadah pengembangan minat, bakat dan kemampuan berorganisasi.
Unit-unit kegiatan mahasiswa di STAIN Pekalongan sebagai berikut:
a. Racana Kusuma Bangsa - Dewi Kusuma Bangsa
b. Resimen Mahasiswa (Menwa)
c. Greget Mahasiswa Pecinta Alam Walisongo (GEMALAWA)
d. Seni Musik El Fata
e. Al-Mizan
f. Teater Zenith
g. Spirit English and Arabic Club (SPEAC)
h. Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
i. Korps Sukarela PMI (KSR-PMI)
j. Lembaga Tilawatil Qur'an (LPTQ)
k. Studi Gender Mahasiswa
l. Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
m. Pengembangan Olah Raga Mahasiswa (SPORT)
n. HMJ dan HMPS masing-masing jurusan dan prodi

UKM merupakan bagian penting dari proses pendewasaan mahasiswa. Di


sini, mahasiswa dapat belajar berorganisasi, mengembangkan potensi diri dan
mengelola kegiatan. Masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di STAIN
Pekalongan dibimbing oleh seorang dosen pembimbing. Tugas pembimbing
adalah mengarahkan, memonitor dan mengevaluasi kegiatan masing-masing
UKM.
Beberapa kelemahan yang ada di UKM STAIN Pekalongan adalah:
a. Program yang disusun monoton, tidak ada inovasi kegiatan yang dapat
mengembangkan UKM tersebut.
b. Tidak mampu merencanakan program yang berkelanjutan.
c. Kooordinasi antar UKM belum maksimal, hal ini dibuktikan dengan sering
terjadinya kegiatan yang sama tetapi dilakukan per UKM. Contoh:
pelaksanaan maulid, kurban, dan lainnya.
d. Fungsi pembimbing belum berjalan maksimal.
e. Keterbatasan lahan menjadi kendala bagi penyelenggaraan kegiatan UKM.
f. Dukungan dan persiapan yang kurang maksimal pada kegiatan yang bersifat
kompetitif antar perguruan tinggi sehingga prestasi kurang maksimal.

4. Kegiatan alumni
Sampai tahun 2016, STAIN Pekalongan telah melahirkan 6.949 alumni yang
tersebar di seluruh Indonesia. Alumni STAIN Pekalongan telah terserap di
berbagai instansi seperti pengadilan, pemerintah kota/kabupaten, sekolah-
sekolah, lembaga keuangan dan lainnya. Selain itu, banyak alumni yang bergerak
di sektor informal, seperti berwirausaha.
Alumni STAIN Pekalongan mempunyai wadah ikatan alumni yang bernama
IKA STAIN Pekalongan. IKA STAIN melakukan rekrutmen anggota alumni pada

29
saat wisuda pada tahun berjalan. Beberapa kelemahan keberadaan IKA STAIN
adalah:
a. Kepengurusan belum berjalan maksimal
b. Belum mempunyai kantor kesekretariatan
c. Tidak memiliki data base alumni
d. Tidak adanya program yang dapat mengumpulkan alumni masing-masing
angkatan sehingga data tracer study tidak terdokumentasi maksimal.
e. Alumni belum memberikan kontribusi riil terhadap pengembangan
kelembagaan STAIN Pekalongan secara keseluruhan.
f. Alumni belum berperan dalam memberikan sumbangan dana baik akademik
maupun non akademik.

5. Kewirausahaan alumni
Salah satu ciri khas Pekalongan adalah enterpreneurship. Mayoritas
masyarakat Pekalongan adalah pengusaha dan pedagang. Muatan lokal ini juga
menjadi ciri STAIN Pekalongan. Bukti kekhasan tersebut tertuang dalam mata
kuliah kewirausahaan yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa. Harapannya
adalah seluruh lulusan atau alumni tidak hanya mengandalkan sektor pekerjaan
formal, tetapi juga dapat bergerak di sektor informal.
Selain mata kuliah kewirausahaan, STAIN Pekalongan juga
menyelenggarakan workshop kewirausahaan bagi para calon alumni dengan
narasumber yang berasal dari alumni. Hal ini ditujukan untuk memberikan
motivasi dan bekal bagi calon lulusan agar mereka punya alternatif pekerjaan
dalam aplikasi keilmuannya.
Meskipun dua usaha di atas telah dilakukan, akan tetapi ada beberapa hal
yang masih perlu ditingkatkan antara lain: membangun jaringan alumni yang kuat
pada sebuah instansi yang dapat membantu para wisudawan baru untuk
mendapatkan pekerjaan, menyelenggarakan job fair bagi para alumni, dan
mengadakan temu alumni yang telah sukses dalam rangka sharing informasi dan
pengalaman.

D. Sumber Daya Manusia (SDM)


1. Sistem Pengelolaan SDM
STAIN Pekalongan sudah melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia
yang ada, di antaranya; menentukan kuota penerimaan dosen dan tenaga
kependidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan prodi, penempatan dosen
sesuai dengan prodi, menempatkan tenaga kependidikan sesuai dengan
kebutuhan unit. Demikian juga upaya-upaya pengelolaan SDM yang baik terus
dilakukan seperti adanya sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak
kinerja dosen dan tenaga kependidikan yang baik, pengelolaan rasio dosen,
tenaga kependidikan dan mahasiswa yang proporsional, serta diupayakannya
sistem pengelolaan SDM yang lengkap, transparan, dan akuntabel.
Namun demikian, secara keseluruhan STAIN Pekalongan belum memiliki
pedoman sistem pengelolaan sumber daya yang lengkap yang meliputi:
perencanaan, rekrutmen, seleksi, orientasi, penempatan pegawai, pengembangan
karir, penghargaan dan sanksi.

2. Monitoring dan Evaluasi Kinerja SDM


STAIN Pekalongan telah melakukan langkah-langkah untuk memonitoring
dan mengevaluasi kinerja dosen dan tenaga kependidikan, di antaranya melalui:

30
kegiatan evaluasi kinerja dosen dengan menggunakan Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) dan Beban Kinerja Dosen (BKD) dan Indeks Kinerja Akademik Dosen
(IKAD), kegiatan evaluasi kinerja tenaga kependidikan melalui Laporan Catatan
Kinerja Harian (LCKH), dan upaya peningkatan kedisiplinan melalui sistem
fingerprint.
Meskipun STAIN Pekalongan telah melakukan langkah-langkah monitoring
dan evaluasi kinerja seperti tersebut di atas, namun belum sepenuhnya
monitoring dan evaluasi secara maksimal. Misalnya, fingerprint hanya dilakukan
pada waktu berangkat dan pulang, belum dilakukan pada waktu menjelang dan
setelah istirahat. Selain itu, STAIN Pekalongan juga belum menerapkan sanksi
secara tegas sehingga masih ada beberapa dosen dan tenaga kependidikan yang
tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya.

3. Jumlah Dosen
Selama ini STAIN Pekalongan hanya memiliki 141 dosen yang teridiri dari
90 dosen tetap, 22 Tenaga Pengajar (cados), dan 27 dosen tetap bukan PNS.
Jumlah dosen tersebut belum sebanding dengan jumlah mahasiswa yang ada. Hal
ini disebabkan penerimaan dosen di STAIN Pekalongan sebagai lembaga
pendidikan negeri sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Sementara
kebijakan pemerintah sejak tahun 2010 sampai 2015 pemerintah mengeluarkan
kebijakan moratorium. Sementara di sisi lain terjadi peningkatan jumlah
mahasiswa yang sangat tinggi. Sehingga rasio dosen tersebut tidak ideal jika
dibandingkan dengan jumlah mahasiswa yang ada sekarang yang mencapai 9.524
orang karena rasio perbandingan dosen mahasiswa masih 1:68,5. Sementara
menurut standar BAN PT rasio perbandingan dosen mahasiswa adalah 1:33.
Kelemahan lain dapat dilihat dari jenjang pendidikan dosen di mana saat ini
dosen yang bergelar doktor (S3) masih berjumlah 23 orang dan dari jumlah
tersebut, tidak ada satu pun yang bergelar guru besar (Profesor).

4. Pengembangan Dosen
STAIN Pekalongan berusaha untuk melakukan pengembangan dosen,
terutama terkait dengan pengembangan kompetensi akademik. Sampai saat ini
jumlah dosen yang bergelar doktor sebanyak 23 orang. Oleh karena itu, semua
dosen yang ada didorong untuk mengikuti studi lanjut. Selain pengembangan
jalur pendidikan, pengembangan kapasitas dosen juga dilakukan pada kegiatan-
kegiatan riset, pengabdian dan publikasi ilmiah. Untuk menghasilkan riset dan
karya tulis ilmiah yang baik, para dosen juga diberikan pelatihan-pelatihan terkait
dengan penulisan ilmiah, seperti kegiatan academic writing. Karya tulis ilmiah yang
sudah ditulis oleh dosen-dosen yang ada, juga didorong untuk dapat diterbitkan
di jurnal-jurnal terakreditasi baik nasional maupun internasional.
Selain itu, dosen juga didorong untuk memiliki kompetensi sosial, sehingga
para dosen STAIN Pekalongan dapat berkiprah dalam melakukan perubahan-
perubahan sosial di masyarakat. Namun demikian, pedoman sistem
pengembangan dosen sampai saat ini belum terumuskan dengan baik, sehingga
upaya-upaya pengembangan yang selama ini dilakukan masih bersifat sporadis
tidak mengacu kepada rencana pengembangan yang sistematis dan
berkelanjutan.

31
5. Tenaga Kependidikan
STAIN Pekalongan saat ini memiliki 146 tenaga kependidikan yang terdiri
dari:
a. Tenaga PNS sebanyak 65 orang
b. Pegawai Kontrak sebanyak 84 orang
Jika dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan PNS dapat dirinci sebagai
berikut:
a. Pustakawan :1 orang
b. Jabatan Fungsional Umum : 60 orang
c. Jabatan Fungsional Struktural :4 orang
Jumlah tenaga kependidikan tersebut tidak ideal jika dibandingkan dengan
jumlah dosen. Idealnya rasio tenaga kependidikan dan dosen adalah 1:10. Selain
itu Job description dan analisis jabatan masih kurang baik.

6. Pengukuran Kepuasan Pegawai dan Dosen


Pengukuran Kepuasan Pegawai dan Dosen terhadap Sistem Pengelolaan
SDM di STAIN Pekalongan dilakukan oleh Pusat Penjaminan Mutu (P2M) melalui
survey yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Survei Kepuasan Pegawai dan
Dosen terhadap Sistem Pengelolaan SDM meliputi perekrutan, penempatan,
pengembangan, fasilitas, iklim dan suasana kerja, sanksi, keteladanan, penghasilan
dan penghargaan. Dari hasil survey diketahui bahwa Program Pascasarjana
memiliki nilai kepuasan tertinggi, diikuti dengan Jurusan Ushuluddin dan
Dakwah, Jurusan Tarbiyah dan Jurusan Syari’ah.
Dari hasil survei Kepuasan Pegawai dan Dosen terhadap Sistem Pengelolaan
SDM di STAIN Pekalongan secara umum dapat disimpulkan bahwa sistem
manajemen pengelolaan SDM di STAIN Pekalongan dilakukan secara baik
dengan memperhatikan kepuasan dosen dan tenaga kependidikan.

E. Pembelajaran dan Suasana Akademik


1. Kebijakan pendidikan dan pedoman pembelajaran
Sejak awal, STAIN Pekalongan bekerja keras untuk memberikan proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan visi misi tujuan dan sasaran. Oleh
karenanya, beberapa kebijakan pendidikan terkait arah kurikulum dan
pembelajaran menjadi sangat strategis. Kebijakan pendidikan selalu diarahkan
supaya terimplementasikannya proses pembelajaran yang menjawab kebutuhan
learners dan stakeholders serta mencerminkan pengembangan keilmuan yang
berwawasan keindonesiaan.
Beberapa kebijakan telah diterapkan di STAIN Pekalongan terkait kegiatan
pendidikan dan proses pembelajaran, antara lain:
a. STAIN Pekalongan menetapkan kebijakan bahwa setiap dosen wajib mengajar
minimal 12 sks per semester.
b. Mewajibkan dosen menyiapkan perangkat pembelajaran, seperti silabus,
Satuan Acara Pembejaran (SAP).
c. Pemberlakuan Sikadu (sistem akademik terpadu) dalam rangka mengontrol
kegiatan perkuliahan, seperti: jurnal mengajar, presensi, perwalian dan
penilaian).
d. Dimonitoring dan evaluasi kegiatan pembelajaran dosen melalui Indeks
Kinerja Dosen (IKD), indeks kepuasan mahasiswa (IKM), monitoring jurusan
melalui absensi dan kartu kontrol yang dibawa mahasiswa.

32
Kebijakan-kebijakan tersebut belum berjalan maksimal karena; pertama,
banyak dosen yang mendapatkan lebih dari 12 sks dalam satu semester. Hal ini
disebabkan oleh terbatasnya jumlah dosen. Kedua, belum adanya standar
penyusunan silabus dan SAP yang baku, sehingga silabus dan SAP yang dibuat
oleh masing-masing dosen berbeda. Di samping itu, dosen terlambat dalam
mengumpulkan silabus dan SAP, sehingga memperlemah jurusan dalam kontrol
pembelajaran. Ketiga, kolom dan komponen perangkat sikadu hanya
menyediakan kolom nilai akhir pada penilaian mahasiswa tanpa menyediakan
kelengkapan kolom penilaian (nilai UTS, UAS, tugas). Keempat, tidak ada reward
and punishment terhadap hasil penilaian kinerja dosen.

2. Pengembangan kurikulum
Kurikulum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah sistem
pembelajaran. Oleh karena itu, upaya pengembangan kurikulum harus dilakukan
secara periodik dan berkesinambungan. STAIN Pekalongan telah melakukan
serangkaian kegiatan dalam rangka pengembangan kurikulum tersebut, seperti
workshop perumusan dan evaluasi kurikulum, konsorsium mata kuliah.
Kebijakan pengembangan kurikulum dimulai dengan penerbitan SK Ketua
tentang dosen mata kuliah serumpun yang berfungsi untuk merumuskan dan
menyamakan persepsi mata kuliah-mata kuliah serumpun. Dasar kebijakan
pengembangan kurikulum juga diperoleh dari feedback para stakeholders yang
ditempati sebagai lokasi PPL (Praktik Pengalaman Lapangan).
Idealnya, evaluasi kurikulum dilakukan minimal empat tahun sekali, dalam
hal ini STAIN Pekalongan telah memandatkan pada masing-masing program
studi untuk menyiapkan, merancang, dan menerapkan kurikulum KKNI
(Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) mulai tahun 2016. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi lulusan dan menjawab tantangan kompetisi
antar perguruan tinggi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA).Namun demikian, konsep KKNI belum sepenuhnya dipahami oleh
masing-masing prodi, sehingga perumusan dan penyusunan kurikulum KKNI
masih dalam proses pematangan.

3. Suasana akademik
Lingkungan kampus telah mendorong tumbuhnya suasana akademik di
antaranya dengan mewujudkan unit pengkajian dan pengembangan sistem dan
mutu pembelajaran dan mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis,
bereksplorasi, berekspresi, bereksperimen dengan memanfaatkan aneka sumber
belajar yang hasilnya dapat dimanfaatkan oleh institusi.
Akses internet bagi mahasiswa secara luas dan masif sebagai bukti
keseriusan kampus dalam melayani kebutuhan informasi kekinian terkait dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, selain itu dalam bentuk proses pembelajaran
setiap dosen melibatkan mahasiswa dalam penelitian-penelitian sosial dan
keagamaan baik dalam tugas sebagai observer awal maupun penggalian data.

F. Penelitian
1.Kebijakan dan Rencana Induk Penelitian
Secara kelembagaan, pengembangan penelitian di STAIN Pekalongan
dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M).
Namun program-program tersebut belum matang dituangkan dalam rencana
induk penelitian sebagaimana dalam RIP dan Renstra. Beberapa kebijakan yang

33
dikeluarkan selama ini bersifat insidental dan tidak direncanakan.Adapun cakupan
kebijakan lembaga ini adalah:
a. Akses penelitian. Semua dosen dapat mengakses program penelitian secara
terbuka sesuai dengan kecenderungan kompetensi keilmuannya. Namun
keterbukaan akses tersebut tidak ada affirmative action untuk kesetaraan
gender, tidak ada pembagian kelompok penelitian berbasis program studi,
kebijakan dan penelitian dosen belum melibatkan mahasiswa secara maksimal.
Gambar akses penelitian berbasis kesetaraan jender adalah sebagai berikut:

Diagram 3. Akses Penelitian Berdasarkan Jender

Peneliti;
Perempuan;
136; 25% Laki-laki
Perempuan

Peneliti; Laki-
laki; 408;
75%

Diagram 4. Akses Penelitian Berdasarkan Jender sebagai ketua dan anggota


peneliti
Perempuan Laki-laki

Ketua Peneliti 25
94
Peneliti… 47
162
Ketua Peneliti 11
39
Peneliti… 26
72
Ketua Peneliti 15
45
Peneliti… 26
97
Ketua Peneliti 10
28
Peneliti… 17
45
Ketua Peneliti 9
13
Peneliti… 20
32

b. Ruang lingkup penelitian. Selama ini kondisi penelitian di STAIN Pekalongan,


masih terfokus pada persoalan-persoalan dalam lingkungan internal institusi,
sementara objek penelitian yang lebih besar di luar institusi belum
mendapatkan perhatian yang signifikan, sehingga belum menyentuh pada
problematika sosial. Hal ini juga berakibat pada tidak signifikannya dengan
standar mutu hasil penelitian yang layak publikasi, baik jurnal atau pun buku.

34
Selain itu, pendekatan penelitian masih bersifat monodisiplin ilmu
pengetahuan, sehingga penelitian tidak memiliki daya tarik dan daya ungkit
bagi perubahan sosial yang nyata. Bahkan ruang lingkup penelitian belum
menyentuh disiplin keilmuan yang diajarkan, yang membutuhkan konfirmasi
data di lapangan sosial. Berikut gambaran tentang tema kajian penelitian yang
dilakukan selama beberapa tahun terakhir:

Diagram 5. Ruang lingkup Penelitian berdasarkan bidang/tema kajian

Pendidikan
4%
Ekonomi
12% 22%
Hukum 3%
Bahasa
Psikologi 8%
Alquran & Tafsir
4%
Hadits 17%
4%
Pemikiran 5%
Tasawuf 8% 13%
Kebijakan

Diagram 6. Ruang lingkup Penelitian berdasarkan jenis riset

Lapangan Literatur

80
2015
39

31
2014
19

42
2013
18

24
2012
14

16
2011
6

35
Diagram 7. Ruang lingkup Penelitian berdasarkan pendekatan riset

Kuantitatif Kualitatif

2015 16
103

2014 9
41

2013 13
47

2012 13
25

2011 7
15

Diagram 8. Ruang lingkup Penelitian Berdasarkan Kluster Riset

2015 2014 2013

Penelitian individual 79
0
0
Penelitian Kolaboratif Dosen Mahasiswa 7
0
0
Penelitian kolektif pengembangan keilmuan 4
berwawasan global 0
0
Penelitian kolektif kebijakan 10
0
9
Penelitian kolektif Pengembangan keilmuan 19
doktoral 0
0
Penelitian kolektif pengembangan keilmuan 0
50
51

c. Kerjasama penelitian. Secara normatif, bidang penelitian sudah menjadi bagian


dari ruang lingkup kerjasama kelembagaan, baik di dalam maupun luar negeri,
namun belum ada tindak lanjut secara konkrit. Bahkan MoU yang sudah
dimiliki, tidak ada evaluasi bersama untuk mengetahui pelaksanaan dan
manfaat bagi kedua belah pihak.
d. Pedoman pelaksanaan. Selama ini pelaksanaan penelitian sudah mengacu pada
buku pedoman penelitian yang disusun secara periodik oleh P3M. Pedoman
ini berkaitan dengan pelaksanaan teknis mulai dari pendaftaran, seleksi
proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan seminar hasil serta laporan akhir. Semua
pedoman tersebut sudah berbasis paperless service. Hal ini menjadi kendala
bagi beberapa dosen yang gagap teknologi untuk bisa mendapatkan informasi
secara cepat, sehingga sebagian dosen tidak bisa mengakses dan ikut serta
dalam kompetisi penelitian. Selain itu, pedoman tidak secara rinci

36
menjelaskan tata cara penggunaan dana penelitian, sehingga menjadi kendala
bagi penyelesaian laporan penelitian bidang keuangan. Pedoman juga terkesan
tidak memberikan informasi dalam rentang waktu yang memadai, sehingga
para dosen tidak bisa merencanakan dengan baik.

2. Penelitian Dosen
Pelaksanaan penelitian di STAIN Pekalongan, 90% dilakukan oleh dosen
sebagai implementasi dari tugas Tri Dharma yang ke dua. Semua dosen dapat
mengakses penelitian, baik secara individu maupun kolektif, sehingga jumlah
penelitian dosen dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan secara
signifikan. Kondisi ini dapat digambarkan sebagaimana dalam diagram di bawah
ini:
Diagram 9. Jumlah Penelitian dari Tahun 2011 – 2015
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2015 119

Tahun 2014 50

Tahun 2013 60

Tahun 2012 38

Tahun 2011 22

Beberapa kendala yang masih dihadapi dalam kegiatan penelitian di STAIN


Pekalongan di antaranya:
a. Lemahnya kemampuan mengakses penelitian di luar STAIN Pekalongan, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: Pertama, lemahnya
penguasaan metodologi riset. Kedua, penguasaan kompetensi keilmuan yang
masih rendah. Ketiga, motivasi riset hanya mengutamakan unsur formalitas
belum mengarah pada unsur kualitas. Keempat, kurang proaktifnya para
dosen di dalam memperoleh peluang penelitian sesuai dengan kompetensi
yang dimilikinya.
b. Laporan penelitian belum sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
c. Penelitian kolaboratif antar lembaga lain masih rendah, hal ini dikarenakan
diktum riset bersama yang ada di dalam MoU belum ditindaklanjuti, disisi lain
karena P3M STAIN Pekalongan belum mempunyai badan hukum dibidang
kajian keilmuan yang ada di lingkungan STAIN Pekalongan
d. Penelitian multi dan interdisipliner masih minim dan hasil penelitian belum
ada yang dipatenkan (HAKI)
e. Belum ada peta kompetensi riset di kalangan dosen, yang berakibat sulitnya
mengoptimalkan kualitas pengembangan keilmuan.

37
3. Publikasi dan Sitasi
Publikasi dosen STAIN Pekalongan baik jurnal, karya ilmiah maupun buku
dari tahun 2012-2014 berjumlah 149 karya yang terdiri dari 45 karya di tahun
2012, 47 karya di tahun 2013 dan 57 karya di tahun 2014.

Diagram 10. Jumlah Publikasi Dosen Tahun 2012-2014

2014 57

2013 47

2012 45

Dari jumlah publikasi tersebut belum diketahui berapa jumlah publikasi


jurnal yang terakreditasi maupun yang belum, juga belum diketahui berapa
jumlah buku yang terpublikasi pada setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan
lemahnya dokumentasi karya ilmiah yang terpublikasi, secara kuantitas dan
kualitas, ini mengakibatkan rendahnya sitasi yang dilakukan oleh user dan
khalayak umum. Lemahnya sitasi penelitian dosen maupun mahasiswa, berakibat
pada tingkat pengakuan eksistensi kelembagaan sebagai pusat pengembangan
ilmu. Hal ini berimplikasi pada rendahnya desiminasi karya ilmiah civitas
akademika STAIN Pekalongan baik pada tingkat nasional apalagi internasional.
Salah satu faktor rendahnya kualitas penelitian adalah: pertama, tidak adanya
kontrol atas kualitas penelitian berdasarkan standar ilmiah secara universal,
misalnya mekanisme kontrol plagiasi. Kedua, kendala status Badan Layanan
Umum (BLU) e-book belum ada, sehingga publikasinya tidak bisa menjangkau
pada komunitas ilmiah secara lebih masih.

4. Penghargaan Hasil Penelitian


Untuk mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas karya penelitian,
sebenarnya STAIN Pekalongan telah mencanangkan, sebagaimana termaktub
dalam standar mutu pada Renstra STAIN 2012-2016, seperti adanya mekanisme
reward and punishment. Apabila para dosen menghasilkan karya yang bermutu
dan dapat pengakuan publik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun
internasional akan mendapatkan insentif atau penghargaan berupa sejumlah uang
dan fasilitas lain yang memudahkan terlaksananya proses publikasi dan
diseminasi serta penghargaan lainnya. Sebaliknya bila tanggungjawab penelitian
tidak dapat dihasilkan sesuai dengan SOP yang ada, maka dosen mendapatkan
peringatan dan hukuman mulai dari akses penelitian yang dibatasi di tingkat
internal sanksi lainnya yang bersifat mendidik.
Namun demikian, sampai saat ini STAIN Pekalongan belum memiliki
kebijakan dan SOP yang tegas dan mapan yang mengatur tentang pemberian
penghargaan terhadap hasil penelitian, sehingga belum maksimalnya
implementasi program reward and punisment tersebut secara konkrit di

38
lapangan. Di antara penelitian institusi terhadap kasus di atas yang pernah
dilakukan adalah seperti pemberian kemudahan berangkat ke forum desimenasi
penelitian, baik nasional maupun internasional melalui pemberian SPPD.
Keterbatasan fasilitas dan penghargaan inilah yang tidak mendorong terciptanya
kultur dan semangat meneliti sebagai ruh pengembangan keilmuan suatu
perguruan tinggi, sehingga proses kenaikan pangkat dan jabatan dosen
mengalami pelambatan.

5. Pemanfaatan Hasil Penelitian


Salah satu penilaian publik atas keberadaan institusi adalah tingkat manfaat
yang dihasilkan oleh program-program yang dilakukan, khususnya program
penelitian. Jika suatu program dinilai sangat bermanfaat, maka program itu
diyakini sebagai sesuatu yang baik yang harus ditingkatkan, didukung dan
dikondisikan untuk terus dilakukan secara intens dan konsisten.
Berdasarkan asas manfaat, hasil penelitian dosen dan mahasiswa STAIN
Pekalongan selama ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Secara umum hasil penelitian, baik dosen maupun dosen belum memiliki
manfaat substantif karena hasil penelitian yang ada hanya dijadikan sebagai
dokumen program kerja.
b. Belum ada sinergi antara riset dan pembelajaran, riset dan pengabdian.
c. Hasil riset belum memberikan kontribusi secara maksimal dalam peningkatan
manajemen institusi, pembelajaran, suasana akademik dan peningkatan
sumber daya insani.
d. Hasil-hasil riset belum dijadikan sebagai pertimbangan kebijakan strategis dan
praktis baik bagi pimpinan internal institusi maupun kebijakan institusi
eksternal terkait.
e. Hasil-hasil riset belum memberikan kontribusi secara maksimal bagi
pemeliharaan nilai-nilai keislaman (academic expectation) di masyarakat dan
mendorong perubahan sosial yang kongrit dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat (social expectation).
f. Lemahnya pemanfaatan peluang penelitian yang berbasis kerjasama dengan
pihak ketiga.
g. Hasil riset belum di publikasikan pada jurnal bereputasi tingkat nasional
maupun internasional baik di kalangan dosen maupun mahasiswa

6. Dana Penelitian
Seiring dengan amanat Undang-Undang Perguruan Tinggi, 30 % dari seluruh
anggaran pendidikan agar dialokasikan untuk penelitian dan pengabdian
masyarakat. Bahkan anggaran riset juga sudah memanfaatkan dana BOPTN
sebesar 40 %, sehingga dana penelitian di STAIN Pekalongan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.
Gambaran dinamika dana penelitian STAIN Pekalongan adalah sebagaimana
di bawah ini:

39
Diagram 11. Dinamika Pendanaan Penelitian Tahun 2011-2015

Tahun 2015 Rp1.795.000.000

Tahun 2014 Rp926.000.000

Tahun 2013 Rp799.000.000

Tahun 2012 Rp348.000.000

Tahun 2011 Rp222.000.000

Ketersediaan dana penelitian yang signifikan tersebut belum diimbangi


dengan regulasi yang mengatur pemanfaatan dana penelitian secara maksimal.
Akibatnya sebagian dana penelitian itu tidak terserap seluruhnya.
Ketidakserapan anggaran secara maksimal tersebut juga disebabkan oleh regulasi
anggaran dari pemerintah yang tidak mendukung pelaksanaan penelitian secara
maksimal. Selain itu, sumber dana riset selama ini masih berorientasi pada DIPA
dan BOPTN, dan belum tersedia sumber dana lain yang signifikan, baik dari
lembaga mitra kerjasama maupun dari lembaga founding penelitian dalam dan
luar negeri. Keterbatasan dana penelitian juga disebabkan oleh lemahnya jejaring
institusi yang berimbas pada kepercayaan melaksanakan proyek penelitian yang
bermanfaat bagi kedua belah pihak.

G. Pengabdian kepada Masyarakat


1. Kebijakan dan Rencana Induk Pengabdian kepada Masyarakat
Beberapa kebijakan STAIN Pekalongan di bidang pengabdian kepada
masyarakat, mencakup:
a. Pengamalan ilmu pengetahuan Islam;
b. Peningkatan hubungan antara program STAIN Pekalongan dengan kebutuhan
masyarakat dan membantu masyarakat dalam melaksanakan pembangunan;
c. Pelaksanaan pengembangan wilayah terpadu melalui program Desa
Binaan/Desa Mitra Kerja. Program-program tersebut belum memfokuskan
pada permasalahan-permasalahan riil yang dihadapi masyarakat dan
diupayakan serta dikembangkan lebih efektif dan efisien.
Judul-judul pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan semangat visi dan
misi STAIN Pekalongan yang berkomitmen dalam mengembangkan keilmuan
bagi peradaban, dan mengembangkan sumber daya yang potensial, efektif dan
berkualitas. Arah kebijakan bidang ini adalah mendekatkan diri dengan
masyarakat, menghilangkan kesan bahwa perguruan tinggi sebagai menara gading
yang eksklusif dan elitis. Juga diarahkan untuk membangun sifat homo
akademikus, homo social dan homo religious, serta mematangkan sifat pengabdian
kepada masyarakat yang rahmatan lil alamin. Namun demikian, kebijakan

40
pengabdian belum memiliki regulasi (RIP-Renstra) yang mantap, sehingga belum
memiliki standar yang tetap.

2. Program Kerja Pengabdian Kepada Masyarakat


Program pengabdian kepada masyarakat yang menjadi kewenangan P3M
STAIN Pekalongan pada pokoknya meliputi dua program utama, yaitu Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dan Desa Binaan. Perbedaan keduanya terletak pada bahwa
program KKN dilaksanakan oleh mahasiswa, sedang program Desa Binaan
dilaksanakan oleh dosen. Tema KKN yang dikembangkan P3M antara lain adalah
pemberdayaan komunitas/jama’ah masjid; pemberdayaan masyarakat melalui
madrasah; Peningkatan Kualitas Hidup Keluarga Berbasis Sumber Daya Pesisir
dan Laut; Konservasi Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat; Pemberdayaan
Masyarakat Perkotaan Berbasis Gender.
Adapun program desa binaan merupakan program bagi komunitas untuk
melakukan perubahan sosial di desa dengan berbagai permasalahan sosial yang
melingkupinya. Gambaran mengenai program pengabdian masyarakat terdapat
dalam grafik berikut:

Diagram 12. Program Pengabdian Kepada Masyarakat


Tahun 2013-2015

3
pemberdayaan masyarakat. 7
4
8
peningkatan kapasitas masyarakat 5
2
penerapan ilmu pengetahuan dan 1
teknologi sesuai dengan bidang 2
keahliannya 4
4
pelayanan kepada masyarakat 1
1

Program-program dilaksanakan di wilayah-wilayah yang membutuhkan


upaya pemberdayaan masyarakat dalam bidang-bidang sosial keagamaan.
Gambaran wilayah yang dijadikan sasaran pengabdian adalah sebagai berikut:

41
Diagram 13. Lokasi Sasaran Pengabdian Masyarakat tahun 2013-2015

2013 2014 2015


9
7
5
4 4
2 2 2 2 2
1 1 1
0 0

kota pekalongan kabupaten kabupaten kabupaten kabupaten tegal


pekalongan pemalang batang

Program-program pengabdian selama ini belum dievaluasi seberapa besar


dampak perubahan sosial yang dihasilkan, juga belum ada tindak lanjut program
yang berkesinambungan.

3. Publikasi Pengabdian Kepada Masyarakat


Berbagai program pengabdian yang selama ini dilaksanakan oleh STAIN
Pekalongan, belum ada upaya-upaya sistemik untuk mempublikasikan kepada
masyarakat, baik berupa jurnal ilmiah, artikel populer, seminar maupun
desimenasi lainnya. Adapun kegiatan-kegiatan publikasi yang dilakukan, baru
bersifat parsial per unit di lingkungan STAIN Pekalongan. Misal pengabdian di
kampung Bahasa Arab yang hanya melibatkan unit pelaksanaan teknis Prodi PBA,
pengabdian masyarakat peningkatan ekonomi desa seperti peternak ikan lele
dumbo, yang terlibat hanya dosen pendampingnya.

4. Relevansi Penelitian dengan Pengabdian kepada Masyarakat


Berdasarkan asas kemanfaatan hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan
oleh para dosen dan mahasiswa STAIN Pekalongan selama ini, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Secara umum hasil pengabdian baik dosen maupun dosen belum memiliki
kemanfaatan substantif karena hasil pengabdian yang ada hanya dijadikan
sebagai dokumen program kerja.
b. Belum ada sinergi antara program-program pengabdian dengan program riset
dan pelaksanaan pembelajaran.
c. Hasil pengabdian masyarakat belum memberikan kontribusi secara maksimal
dalam peningkatan sumber daya insani di masyarakat.
d. Hasil-hasil pengabdian masyarakat juga belum dijadikan sebagai pertimbangan
kebijakan strategis dan praktis baik bagi pimpinan internal institusi maupun
kebijakan institusi eksternal terkait .
e. Hasil-hasil pengabdian masyarakat juga belum memberikan kontribusi secara
maksimal bagi pemeliharaan nilai-nilai keislaman (academic expectation) di
masyarakat dan mendorong perubahan sosial yang kongrit dalam berbagai
bidang kehidupan masyarakat (social expectation).
f. Lemahnya pemanfaatan peluang-peluang pengabdian masyarakat yang berbasis
kerjasama dengan pihak ketiga.

42
g. Hasil pengabdian masyarakat belum dipublikasikan pada jurnal bereputasi
tingkat nasional maupun internasional, sehingga belum bisa menunjukkan
eksistensi institusi dan memberi manfaat bagi masyarakat secara luas.
h. Belum ada data yang mapan tentang tingkat perubahan sosial dampak dari
program pengabdian masyarakat, karena belum ada rencana tindak lanjut dari
hasil pengabdian masyarakat.

5. Dana Pengabdian kepada Masyarakat


Seiring dengan amanat peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam,
perguruan tinggi agama Islam harus mengalokasikan 10% anggaran BOPTN
STAIN Pekalongan digunakan untuk pengabdian masyarakat. Berubahnya regulasi
anggaran secara nasional menyebabkan dana pengabdian masyarakat di STAIN
Pekalongan mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Gambaran dinamika
dana pengabdian masyarakat itu sebagaimana di bawah ini:

Diagram 14. Dana Pengabdian 2013-2015

2013 2014 2015

2015 Rp175.000.000

2014 Rp225.000.000

2013 Rp175.000.000

Sumber dana pengabdian masyarakat selama ini masih berorientasi pada


BOPTN, dan belum tersedia sumber dana lain yang signifikan, baik dari lembaga
mitra kerjasama maupun dari lembaga funding pengabdian dalam dan luar negeri.
Keterbatasan dana pengabdian juga disebabkan oleh lemahnya jejaring institusi
yang berimbas pada kepercayaan melaksanakan proyek pengabdian yang
bermanfaat bagi pengembangan masyarakat.
Berikut ini disampaikan beberapa hal yang merupakan persoalan-persoalan
yang masih dihadapi di bidang pengabdian masyarakat;
a. Sebaran wilayah pengabdian yang belum merata pada masing-masing dosen
jurusan.
b. Kegiatan pengabdian masyarakat belum merata pada masing-masing jenis
kegiatan,
c. Daerah binaan masih terpusat pada wilayah-wilayah tertentu,
d. Serapan dana pengabdian masyarakat belum bisa dalam ikut serta pengajuan
pilot project dana pembangunan desa 1 miliar,
e. Keterlibatan dosen dan mahasiswa lebih terkonsentrasi pada saat Kuliah
Kerja Nyata,
f. Metode pendekatan pada masyarakat masih lemah dan kurang fleksibel;
g. Belum ada indikator yang pasti untuk mengukur tingkat keberhasilan
pengabdian masyarakat.

43
Kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan
selama beberapa tahun terakhir ini, disesuaikan dengan Visi dan Misi STAIN
Pekalongan. Namun demikian, banyak pelayanan/pengabdian yang dilakukan oleh
dosen dan mahasiswa belum memberikan kontribusi maksimal dalam perubahan
sosial. Diantara kegiatan tersebut adalah ceramah keagamaan, khutbah jum'at
dan hari raya, pemberian fatwa, takmir masjid dan kegiatan-kegiatan sosial
lainnya.

H. Sarana dan Prasarana


1. Lahan
STAIN Pekalongan memiliki lahan seluas 126.000M2 yang terbagi di dua
lokasi. Lokasi pertama terletak di Kota Pekalongan seluas 38.000 M2 sedangkan
lokasi ke dua seluas 88.000 M2 terletak di wilayah Kabupaten Pekalongan yang
berjarak 21 km dari lokasi pertama. Saat ini kampus STAIN Pekalongan hanya
seluas 38.000 M2. Lahan tersebut tentu tidak ideal untuk populasi yang terdiri
dari 9.524 mahasiswa dan 141 dosen dan tenaga kependidikan.

2. Prasarana Pembelajaran
STAIN Pekalongan memiliki 65 ruang kelas dengan rincian sebagai berikut:
a. Ruang kuliah Jurusan Tarbiyah : 27 ruang
b. Ruang kuliah Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam : 30 ruang
c. Ruang kuliah Jurusan Ushuluddin dan Dakwah : 8 ruang
d. Ruang kuliah Program Pascasarjana : 10 ruang

Selain ruang kelas yang tersedia, di setiap jurusan terdapat ruang dosen
dengan rincian sebagai berikut:
a. Ruang dosen Jurusan Tarbiyah : 5 ruang
b. Ruang dosen Jurusan Syari’ah dan Ekonomi Islam : 3 ruang
c. Ruang dosen Jurusan Ushuluddin dan Dakwah : 1 ruang
d. Ruang dosen Program Pascasarjana : 2 ruang

STAIN Pekalongan juga memiliki beberapa laboratorium sebagai sarana


pendukung proses pembelajaran di setiap program studi, yaitu; laboratorium
microteaching, laboratorium MIPA, laboratorium bahasa, lab-school,
laboratorium peradilan semu, laboratorium hisab rukyat, laboratorium
perbankan syariah, laboratorium komputer akuntansi syari’ah, laboratorium KPI,
laboratorium tafsir hadits, laboratorium bimbingan konseling, dan laboratorium
tasawuf.
Jika dilihat jumlah ruang dan jumlah mahasiswa, maka jumlah ruang kuliah
yang dimiliki oleh STAIN Pekalongan belum memadai. Seandainya dari sejumlah
mahasiswa 9.524 orang yang aktif kuliah dalam waktu yang sama sebanyak 4.762
(50% dari jumlah keseluruhan mahasiswa) orang, maka idealnya memerlukan
ruang kelas sebanyak 119 ruang kelas.

3. Sarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran di kelas dilengkapi dengan multimedia dan sarana
jaringan internet, sehingga dosen dan mahasiswa dapat mengakses internet dari
dalam kelas. Namun demikian, sebagian sarana tersebut tidak dapat dimanfaatkan

44
secara maksimal karena kondisi yang kurang baik dan jaringan internet kurang
berfungsi maksimal sehingga mengganggu proses pembelajaran.

4. Sistem Pengelolaan Sarana Prasarana


Sarana prasarana di STAIN Pekalongan dikelola dengan Sistem Informasi
Manajemen Aset Negara. Sistem ini merupakan aplikasi yang digunakan untuk
mendukung proses pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), yang meliputi
perencanaan, penggunaan, pemanfaatan, pemeliharaan, penatausahaan,
penghapusan, dan pemindahtanganan aset negara berbasis internet yang dapat
diakses oleh Pengelola dan Pengguna. Tujuannya adalah untuk:
a. Proses pengelolaan BMN menjadi lebih cepat, efisien dan terdokumentasi
secara digital.
b. Proses pengelolaan BMN dapat dimonitor secara online oleh Pengguna dan
Pengelola.
c. Melengkapi data BMN untuk kebutuhan manajemen aset.
d. Mengintegrasikan proses pengelolaan BMN ke dalam satu sistem.

Data Sistem Informasi Manajemen Aset Negara (SIMAN) bersumber dari


data Sistem Informasi Manajemen Akuntansi dan Keuangan (SIMAK). SIMAN
menyiapkan fitur untuk melengkapi data SIMAK BMN dengan atribut aset dalam
rangka mendukung pengelolaan BMN, seperti: identitas aset, riwayat
pengelolaan, riwayat pemeliharaan, riwayat penilaian, riwayat pemakai, riwayat
mutasi, lokasi posisi GPS (Global Positioning System), dan foto dan dokumen
digital.

I. Keuangan
1. Pedoman Pengelolaan Dana
Ada beberapa pedoman pengelolaan dana yang digunakan di STAIN
Pekalongan yang diatur oleh beberapa Peraturan Menteri Keuangan (PMK),
Peraturan Menteri Agama (PMA) dan SOP, antara lain:
a. PMK tentang pedoman Pengelolaan APBN
b. PMK tentang BMN
c. PMK tentang Sistem Akuntansi Instansi
d. PMK tentang penerimaan APBN
e. PMA tentang pengelolaan keuangan.
f. SOP internal STAIN Pekalongan tentang penggunaan APBN

2. Pedoman dan Mekanisme Penetapan Biaya Pendidikan


Pedoman dan mekanisme penetapan biaya pendidikan di STAIN Pekalongan
masih menggunakan Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Umum
(SBU) yang diperbaharui setiap tahun. Di samping itu untuk menetapkan biaya
pendidikan, STAIN Pekalongan menyusun analisis biaya pendidikan yang
dituangkan dalam Uang Kuliah Tunggal (UKT). Penyusunan UKT berdasarkan
Keputusan Menteri Agama (KMA) yang diperbaharui setiap tahun.
Kelebihan sistem UKT adalah memberikan bantuan kepada masyarakat
kurang mampu untuk tetap bisa melanjutkan kuliah dengan biaya terjangkau
sesuai dengan kemampuan mereka. Hal ini karena sistem biaya pendidikan ini
didasarkan kepada kemampuan konkrit masyarakat. sedangkan kelemahan dari
sistem UKT di antaranya biaya operasional PNBP STAIN Pekalongan tidak bisa

45
mencapai target, sehingga berakibat tidak terbiayainya semua program kegiatan
yang telah direncanakan.

3. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan di STAIN Pekalongan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu
a. Kategori pertama sebesar Rp 400.000
b. Kategori kedua sebesar Rp 800.000, Rp 850.000, dan 900.000,-
c. Kategori ketiga sebesar Rp 1.200.000,-
Dalam pelaksanaannya, penentuan kategori belum terverifikasi secara
akurat, sehingga memiliki ketepatan besaran biaya sesuai keadaan yang
sebenarnya. Biaya pendidikan sesuai UKT selama ini tidak memenuhi target
PNBP sehingga perlu ditinjau lagi.

4. Sumber Pendanaan Pendidikan


Sumber pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Biaya Operasional Perguruan
Tinggi Negeri (BOPTN) dan Surat Berharga Sukuk Negara (SBSN).

5. Pembiayaan Pendidikan
Pada tahun 2016 Anggaran DIPA STAIN sebesar Rp 44.916.266.000.
Adapun rincian penggunaan anggaran tersebut adalah sebagai mana terlihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Pembiayaan Pendidikan
No RINCIAN ANGGARAN JUMLAH
1 Perpustakaan PTAI yang memenuhi standar 164,000,000
Model Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis
2 758,082,000
program yang bermutu
3 Penelitian yang bermutu 1,184,692,000
4 Bidik Misi PTAI 1,650,000,000
5 Layanan Perkantoran (belanja dan Pemeliharaan 2,086,718,000

6 Layanan Pendidikan Islam yang Bermutu / Layanan 385,374,000


Manajemen Pendidikan Islam yang Bermutu
7 Layanan Perkantoran (Belanja Pegawai) 21,830,836,000
Sarana Prasarana Pendidikan Tinggi Agama Islam
8 3,639,000,000
yang memenuhi standar
9 Program Studi PTAI yang Terakreditasi 299,136,000
10 Pembinaan Pendidikan Tinggi Islam 11,090,307,000
11 Mahasiswa Berprestasi Penerima Beasiswa 379,000,000
Layanan Manajemen Pendidikan Islam yang
12 1,449,121,000
Bermutu

JUMLAH 44,916,266,000

Jika dilihat dari jumlah anggaran dan jumlah mahasiswa maka dapat diketahui
bahwa biaya satuan (unit cost) mahasiswa STAIN Pekalongan tahun 2016 sebesar
Rp 4.716.113,6/mahasiswa. Unit Cost tersebut masih berada di bawah standar
BAN-PT yang sebesar Rp 18.000.000/mahasiswa. Aspek-aspek pembiayaan
46
selama ini sebagaimana gambar, kurang didasarkan kepada upaya-upaya serius
dalam pengamatan mutu standar yang ditentukan BAN-PT sehingga perlu ada
sinkronisasi dengan standar-standar mutu agar efektif dan efisien.

6. Audit Keuangan
Audit keuangan di STAIN Pekalongan dilakukan oleh auditor internal dan
eksternal. Auditor internal dilakukan oleh Sistem Pengawas Internal (SPI),
sedangkan auditor eksternal dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian
Agama RI, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP).

47
BAB V
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

A. Target Kinerja IAIN Pekalongan 2017-2021


1. Pencapaian Visi , Misi, Tujuan dan Sasaran (VMTS)
Sasaran bidang VMTS yang ingin dicapai pada tahun 2021 sesuai dengan
indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya VMTS yang jelas, realistik, dan memiliki keterkaitan antar visi,
misi, tujuan dan sasaran perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan yang
terlibat.
b. Tersedianya tonggak-tonggak capaian (milestones) tujuan sebagai penjabaran
atau pelaksanaan renstra, serta mekanisme kontrol ketercapaiannya.
c. Tersedianya dokumen yang memuat VMTS yaitu RIP, Renstra dan Rencana
Operasional (renop) di semua organ dengan tata kelola yang baik (22
dokumen RIP dan Renstra).
d. Tercapainya tingkat keselarasan RIP dan Renstra seluruh organ institut.
e. Tersedianya sosialisasi visi, misi, tujuan, sasaran IAIN Pekalongan sehingga
tercapainya 100% stakeholders yang memperoleh sosialisasi RIP dan Renstra
f. Tersedianya dokumen laporan survei tingkat pemahaman civitas akademik
dan stakeholders terhadap VMTS institut dan seluruh organ di bawahnya.

2. Tata kelola
Sasaran bidang tata kelola yang ingin dicapai pada tahun 2021 sesuai dengan
indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Tersedianya 53 dokumen tata kelola institusi sehingga terwujud good
university governance (GUG).
b. Tersedianya leadership training bagi tiga aspek kepemimpinan (operasional,
organisasi, publik) sehingga terdapat 102 pimpinan yang telah memperoleh
pelatihan leadership.
c. Tersedianya induksi pimpinan, sehingga semua pimpinan memenuhi kualifikasi
dan kompetensi.
d. Tersedianya advokasi peningkatan keterlibatan dosen dalam organisasi
profesi, sehingga tercapainya prosentase keterlibatan dosen dalam
kepemimpinan publik/organisasi profesi
e. Tersedianya monitoring pelaksanaan anggaran secara elektronik sehingga
tercapai frekuensi Monitoring.
f. Tersedianya penjaminan mutu, sehingga tercapai implementasi sistem
penjaminan mutu.
g. Tersedianya program penyusunan dokumen mutu, sehingga pada tahun 2021
terdapat dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) sebanyak 5
buah, yaitu: Kebijakan SPMI, Manual SPMI, Standar SPMI dan Formulir SPMI.
h. Tersedianya program peningkatan akreditasi program studi, sehingga tercapai
jumlah program studi terakreditasi A=50% dan B= 50% pada tahun 2021.
i. Tersedianya pengembangan sistem pengelolaan BKD, sehingga pada tahun
2021 sudah tersedia BKD Online.
j. Tersedianya program pengadaan server untuk BKD Online, IKAD Online,
SIKADU Pascasarjana, Simpeg, dan e-learning, sehingga tercapai kapasitas
server sebesar 35 TB.

48
k. Tersedianya program peningkatan bandwitdh, sehingga tercapai rasio bandwith
per mahasiswa sebesar 25 Kbps.
l. Tersedianya pengelolaan website, sehingga tercapai kelengkapan feature
website resmi.
m. Tersedianya survei pengunjung website secara berkala, sehingga tercapai 75%
pengunjung website menyatakan puas.
n. Tersedianya kelengkapan informasi dan fitur pada website resmi IAIN
Pekalongan sehingga tercapai rata-rata jumlah pengunjung website 1700 per
hari.
o. Tersedianya program penguatan sistem informasi manajemen sehingga
tersedia 19 pangkalan data berbasis sistem informasi yang lengkap.
p. Tersedianya survei kepuasan terhadap pangkalan data sehingga tercapai
tingkat kepuasan pengguna pangkalan data sebesar 80%.
q. Tersedianya penyusunan dokumen “IAIN Pekalongan dalam Angka”, sehingga
tercapai 5 jumlah dokumen data yang valid.
r. Tersedianya penguatan kelembagaan PTKI yang berdaya saing, sehingga
diperoleh 78 kerjasama dalam negeri dan 64 luar negeri.

3. Mahasiswa dan alumni


Sasaran bidang kemahasiswaan dan kealumnian yang ingin dicapai pada tahun
2021, sesuai dengan indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Kuota penerimaan mahasiswa baru naik 5% pertahun.
b. Kuota penerimaan mahasiswa baru sebesar 1.992.
c. Jumlah pendaftar 11.615.
d. Rasio peserta seleksi dengan kuota sebesar 1:5.
e. Rasio mahasiswa registrasi dengan lulus seleksi 97%.
f. Prosentase siswa rangking 10 besar di SLTA/sederajat 39 %.
g. Asal provinsi mahasiswa mencapai 20 provinsi, asal negara mahasiswa
mencapai 7 negara dan jumlah mahasiswa asing sebanyak 15 orang.
h. Radius sosialisasi mencapai wilayah asia tenggara.
i. Rata-rata IPK = 3.30.
j. Prosentase lulus tepat waktu 70%.
k. Prosentase mahasiswa DO = 1%.
l. Rata-rata TOEFL dan TOAFL mahasiswa S1 = 400, S2 = 450.
m. Jumlah beasiswa bidik misi = 1220 orang.
n. Tersedia 19 jenis layanan kemahasiswaan yang meliputi: bimbingan
akademik, bimbingan konseling, minat dan bakat, kesehatan, softskill,
beasiswa, administrasi.
o. Tingkat kepuasan terhadap mutu layanan kemahasiswaan, 75% baik.
p. Tingkat kepuasan terhadap layanan bimbingan konseling, 75% puas.
q. Tingkat kepuasan terhadap layanan minat dan bakat, 75% puas.
r. Tingkat kepuasanan terhadap layanan pembinaan softskill, 75% puas.
s. Tingkat kepuasan terhadap layanan beasiswa, 75% puas.
t. Tingkat kepuasan terhadap layanan kesehatan, 75% puas.
u. Tingkat kepuasan terhadap layanan administrasi, 75% puas.
v. Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap seluruh layanan IAIN Pekalongan,
75% puas.
w. 85% dari seluruh hasil survei kepuasan ditindaklanjuti.
x. Tersedia 55 organisasi mahasiswa.
y. Prestasi mahasiswa, Internasional = 4, Nasional = 135, Lokal = 260

49
z. Tersedianya bidik misi PTKI (baseline), sehingga tercapai jumlah penerima
beasiswa bidik misi.
aa. Jumlah wisudawan 1200 orang.
bb. Jumlah wisudawan cumlaude 15%.
cc. Tingkat kepuasan wisudawan terhadap lembaga, 98% puas.
dd. Tracerstudy: 50% alumni terdata, 70% masa tunggu alumni kurang dari 3
bulan, 85% alumni bekerja sesuai bidang ilmu.
ee. 90% alumni mengikuti workshop lifeskill.
ff. Terselenggaranya IAIN Pekalongan JobFair sehingga tercapai 30 perusahaan
dan instansi ikut serta, 70 jumlah formasi pekerjaan tersedia, 500 lowongan
tersedia, 250 alumni IAIN Pekalongan terserap, dan perbandingan alumni
IAIN Pekalongan yang terserap dibandingkan alumni non-IAIN Pekalongan
adalah 1:2.
gg. Terbentuknya 5 pusat inkubasi dan inovasi kewirausahaan mahasiswa dan
alumni.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)


Sasaran bidang sumber daya manusia yang ingin dicapai pada tahun 2021
sesuai dengan indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Terselenggaranya penyusunan dokumen pedoman pengelolaan SDM
(rekrutmen, karir, kinerja, job description tenaga pendidikan dan kependidikan
beserta turunannya), sehingga tersedia 8 dokumen.
b. Terselenggaranya kegiatan evaluasi tenaga pendidik, sehingga tersedia 3
dokumen laporan evaluasi (BKD, IKD dan SKP).
c. Terselenggaranya evaluasi kinerja harian tenaga kependidikan, sehingga
tercapai 2 dokumen laporan evaluasi (LCKH dan SKP).
d. Terselenggaranya rekrutmen dosen tetap PNS dan non PNS, sehingga
tercapai rasio dosen dan mahasiswa 1:30.
e. Terselenggaranya rekruitmen dosen tetap PNS dan non PNS selama lima
tahun berturut-turut, sehingga total dosen yang terekrut sampai tahun 2021
sebanyak 274 orang.
f. Terselenggaranya rekrutmen tenaga kependidikan, sehingga tercapai 30
tenaga kependidikan yang diterima.
g. Terselenggaranya pelatihan academic writing untuk calon guru besar, sehingga
tercapai 30 calon guru besar yang dilatih.
h. Terselenggaranya program percepatan doktor (pelatihan penulisan disertasi
untuk calon doktor), sehingga terlahir 45 doktor.
i. Terselenggaranya program percepatan jumlah guru besar (postdoc) sehingga
tercapai 30 calon guru besar yang dilatih.
j. Terselenggaranya pendelegasian dosen pada kegiatan seminar/sejenis
sehingga tercapai 100 karya ilmiah yang diseminarkan
k. Terselenggaranya pengembangan kemampuan berbahasa asing untuk dosen,
sehingga tercapai 50 dosen yang mengusai toefl/toafl 500.
l. Terselenggaranya survei tingkat kepuasan dosen dan tendik terhadap sistem
pengelolaan SDM, sehingga tercapai 6 dokumen (institut, 4 fakultas dan
pascasarjana).

5. Pembelajaran dan Suasana Akademis


Sasaran bidang Pembelajaran dan Suasana Akademik yang ingin dicapai pada
tahun 2021 sesuai dengan indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:

50
a. Diperolehnya ijin penyelenggaraan 2 program studi S1 baru (Perbankan
Syariah dan Ilmu Perpustakaan).
b. Diperolehnya ijin penyelenggaraan 3 program studi S2 baru (Ekonomi
Syariah, Magister Pendidikan Islam dan Pendidikan Bahasa Arab).
c. Tersedianya 22 dokumen silabus prodi.
d. Diberlakukannya 22 dokumen kurikulum berbasis KKNI.
e. Terciptanya suasana akademik dengan menyelenggarakan:
1) kajian ilmiah Islam keindonesiaan yang mendiskusikan 1558 makalah.
2) lomba karya tulis ilmiah yang melibatkan 750 makalah.
3) 10 studium general di S1 dan S2.
4) kelas takhassus Prodi Hukum Keluarga Islam sehingga tercapai
diperolehnya kompetensi baca kitab kuning.
5) 13 seminar di Fakultas Syariah.
6) 29 seminar di Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah.
7) 13 seminar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
8) 5 seminar internasional pascasarjana.
9) 5 seminar islam keindonesiaan.
10) 5 kegiatan bedah buku.
11) 5 field trip pascasarjana.

6. Penelitian
Sasaran bidang penelitian yang ingin dicapai pada tahun 2021 sesuai dengan
indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:
a. Terbitnya 1 dokumen Rencana Induk Penelitian.
b. Terselenggaranya peningkatan kapasitas dosen dalam penelitian sehingga
tercapai 150 dosen yang terampil dalam meneliti.
c. Diseminarkannya 1.724 proposal penelitian dosen.
d. Diseminarkannya 864 hasil penelitian dosen.
e. Diseminarkannya 250 proposal penelitian mahasiswa.
f. Diseminarkannya 200 hasil penelitian mahasiswa.
g. Terakreditasinya 6 jurnal nasional, dan 1 jurnal internasional bereputasi.
h. Diterbitkannya 70 edisi (7 jurnal).
i. Terbitnya 94 buku ilmiah.
j. Terselenggaranya pengajuan haki, sehingga tercapai diperolehnya 50
paten/haki.
k. Terselenggaranya penghargaan bagi penelitian dosen dan mahasiswa sehingga
tercapai 10 penghargaan karya dosen dan mahasiswa terbaik.
l. Terselenggaranya international Conference, sehingga tercapai 94 makalah yang
diseminarkan.
m. Terselenggaranya desiminasi hasil penelitian kepada stakeholders, sehingga
tercapai 864 laporan hasil penelitian kepada stakeholders.

7. Pengabdian kepada Masyarakat


Sasaran bidang pengabdian kepada masyarakat yang ingin dicapai pada tahun
2021 sesuai dengan indikator kinerja adalah sebagai berikut:
a. Tersusunya 1 dokumen rencana induk pengabdian masyarakat.
b. Terwujudnya advokasi kebijakan publik berbasis program studi.
c. Tersedianya 10 desa binaan berbasis riset yang relevan program studi
d. Tersedianya dana stimulan KKN untuk 375 desa.

51
e. Jumlah dana desa binaan untuk pengabdian kepada masyarakat meningkat
50% .

8. Sarana dan Prasarana


Sasaran bidang sarana dan prasarana yang ingin dicapai pada masa lima tahun
mendatang sesuai dengan indikator kinerjanya adalah:
a. Tersedianya pengembangan lahan kampus 3.
b. Tersedianya pembangunan gedung penunjang pendidikan.
c. Tersedianya fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran di kampus 3.
d. Meningkatnya koleksi bahan pustaka sehingga bertambah penambahan koleksi
bahan pustaka sesuai dengan jumlah prodi (setiap 1 prodi minimal 400 judul).
e. Tersedianya peralatan pengolah data perpustakaan yang up-to-date.
f. Tersedianya operasional dan pemeliharaan kantor, sehingga meningkat
pelayanan prima.
g. Terpeliharanya pemeliharaan peralatan dan mesin setiap tahun.

9. Keuangan
Sasaran bidang keuangan pada tahun 2021 adalah:
a. Tersedianya buku pedoman penyusunan anggaran pada RKAKL.
b. Tersedianya 5 dokumen rencana program dan anggaran.
c. Terselenggaranya 5 kali audit keuangan internal oleh SPI (Satuan Pengendali
Internal).
d. Tersedianya dokumen penetapan standar biaya di luar PMK (Peraturan
Menteri Keuangan) setiap tahunnya.
e. Tersedianya buku pedoman penyusunan laporan keuangan.
f. Tersedianya SOP audit kinerja non-akademik internal.
g. Tersedianya SOP pencairan anggaran kegiatan.
h. Tersedianya SOP pengadaan barang.
i. Tersedianya program penguatan kompetensi pengelolaan keuangan fakultas.
j. Tersedianya buku pedoman dan mekanisme penetapan biaya pendidikan.
k. Tersedianya dokumen analisis penetapan UKT (Uang Kuliah Tunggal)
mahasiswa setiap tahun.
l. Tersedianya dokumen MoU pendanaan pendidikan dari pihak eksternal (Bank
Indonesia, Pemkot Pekalongan, Pemkab Pekalongan).
m. Tersedianya laporan monitoring serapan anggaran (internal) setiap 3 bulan
sekali.
n. Tersedianya pencapaian status opini audit WTP, sehingga terjadi akuntabilitas
laporan keuangan IAIN Pekalongan.

B. Sumber Pendanaan IAIN Pekalongan


Pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menghasilkan output yang
telah ditetapkan dalam rencana strategis 2017-2021 membutuhkan ketersediaan
dana yang memadai. Sumber pembiayaan perlu dikelola sedemikian rupa agar tidak
seimbang antar kebutuhan dengan sumber biaya yang tersedia. Secara umum,
sumber pendanaan yang diperlukan berasal dari anggaran pemerintah, baik pusat
maupun daerah, serta dari partisipasi masyarakat.
Skema pendanaan dikelola sedemikian rupa, karena terbatasnya sumber
pendanaan dibandingkan kebutuhan pelaksanaan program dan kegiatan yang perlu
didanai. Sumber pembiayaan, khususnya dari pemerintah pusat yang tidak memadai
harus didukung dengan sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah daerah,

52
masyarakat baik perorangan maupun kelompok organisasi. Untuk menambah
keterbatasan sumber pembiayaan dari pemerintah, maka diperlukan dukungan dari
sumber pendanaan lainnya yang direncanakan melalui skema kerangka pendanaan,
di antaranya adalah: (1) meningkatkan sumber pembiayaan pendidikan melalui PPP
Public-Private Partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR); (2)
mengoptimalkan peningkatan pembiayaan melalui pemanfaatan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN); (3) mendorong Pemerintah Daerah untuk turut serta
berpartisipasi dalam pembiayaan pembangunan pendidikan tinggi keagamaan Islam;
(3) memperbaiki mekanisme dan cakupan penggunaan dana BOPTN; (4)
memberikan insentif bagi industri yang melakukan kerja sama dengan satuan
pendidikan; dan (5) meningkatkan cost-effectiveness pendanaan secara sistematis.

1. Pendanaan Pemerintah Pusat


Alokasi ini merupakan sumber utama dari pendanaan terhadap IAIN
Pekalongan. Pendanaan dari Pemerintah Pusat atau APBN terdiri dari dana
rupiah murni yang didistribusikan pemerintah pusat untuk IAIN Pekalongan,
pinjaman/hibah luar negeri, dan pinjaman dalam negeri. Selain itu, salah satu
komponen APBN bersumber dari pengelolaan pendapatan suatu unit organisasi
dan dimanfaatkan kembali oleh unit organisasi tersebut melalui mekanisme
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Total alokasi pendanaan IAIN Pekalongan yang ditetapkan dalam RPJMN
dalam rangka mencapai target kinerja PTKI adalah 155,8 triliun rupiah yang dibagi
ke dalam 11 program IAIN Pekalongan. Alokasi tersebut belum termasuk alokasi
untuk gaji pegawai dan belanja operasional seperti listrik, telepon dan air.
Rancangan alokasi anggaran terbesar adalah untuk pendidikan agama dan
pendidikan keagamaan selaras dengan kewajiban pemenuhan 20% anggaran
pendidikan nasional, yaitu rata-rata 85% dari total alokasi yang direncanakan
untuk Kementerian Agama.

2. Pendanaan Pemerintah Daerah


Meskipun IAIN Pekalongan merupakan bagian dari binaan pemerintah
pusat, namun kontribusi dari pemerintah daerah sangat diharapkan untuk turut
serta membantu pendanaan pendidikan. Beberapa pemerintah daerah telah
berkontribusi dalam membantu pendanaan dalam penyelenggaraan pendidikan
tinggi keagamaan Islam. Peran pemerintah daerah yang telah berjalan dan
diharapkan akan terus berkelanjutan antara lain berupa alokasi dalam bentuk
dana bantuan beasiswa bagi mahasiswa IAIN Pekalongan yang berasal dari
keluarga miskin dan atau berprestasi. Besarnya pengalokasian ini sangat
tergantung pada kemampuan keuangan dan komitmen pemerintah daerah. Untuk
meningkatkan peran pemerintah daerah dalam menyokong penyelenggaraan
pendidikan tinggi keagamaan Islam di IAIN Pekalongan, maka diperlukan peran
aktif dari Kementerian Agama Pusat, Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dan IAIN Pekalongan
turut mendorong dan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Beberapa
kerjasama dan kontribusi yang telah dilaksanakan antara IAIN Pekalongan dengan
pemerintah daerah antara lain:
1) Pemberian alokasi Beasiswa Pendidikan bagi Mahasiswa dari keluarga Miskin
dan Berprestasi
2) Pemberian bantuan atau hibah bagi sarana prasarana pendidikan.

53
3) Sinergi penyelenggaraan event keagamaan serta event pendidikan tinggi dalam
lingkup pendidikan tinggi keagamaan Islam bagi satuan pendidikan umum
dengan satuan pendidikan agama dan keagamaan.
4) Kegiatan pemberdayaan masyarakat, satuan pendidikan umum dan satuan
pendidikan agama dan keagamaan melalui kegiatan penelitian, PPL, KKL, dan
KKN.

3. Pendanaan Masyarakat
Alokasi pendanaan dari masyarakat, berasal dari perseorangan, kelompok
organisasi masyarakat maupun perusahaan. Kontribusi masyarakat bagi
penyelenggaraan pendidikan IAIN Pekalongan sudah berlangsung dengan baik
sejak lama. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya event dan dana yang dilakukan dan
didonasikan oleh masyarakat, baik secara per orangan maupun kelembagaan
melalui ikatan alumni dan kerjasama. IAIN Pekalongan merencanakan untuk
meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, agar dapat terus berperan aktif
dalam penyediaan pendanaan kegiatan keagamaan secara mandiri dengan tetap
memberikan stimulus secara proporsional. Hal lain yang diharapkan untuk dapat
meningkatkan kerangka pendanaan pembangunan bidang pendidikan agama
adalah meningkatkan sumber pembiayaan pendidikan melalui PPP Public-Private
Partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR), dan memberikan
insentif bagi industri yang melakukan kerja sama dengan satuan pendidikan.

54
C. STRATEGI PENCAPAIAN

Sasaran Strategis 1:
Tersedianya visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dokumen Rencana Induk Pengembangan dan Rencana strategi serta sosialisasi Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran strategis di semua organ dan pemanfaatannya di semua organ institut dengan tata kelola yang baik.
Target (Jumlah/Persentase)
Kriteria Mutu Program/Kegiatan IKU PJ Strategi Pencapaian
2017 2018 2019 2020 2021
1.1. Tersedia visi, misi, tujuan dan sasaran Penyusunan dokumen RIP dan Renstra di Jumlah organ institut yang memiliki dokumen RIP dan 10 organ institut - - - LPM Workshop
yang SMART dan selaras semua organ dengan tata kelola yang baik (22 Renstra
1.2. Adanya Renstra tonggak capaian dokumen RIP dan Renstra) Tingkat keselarasan RIP dan Renstra seluruh organ 100% 100% 100% 100% 100% LPM Review keselarasan
tujuan institut dengan seluruh institut
1.3. Sosialisasi dan pemanfaatan Sosialisasi visi,misi, tujuan, sasaran IAIN Persentase stakeholders yang memperoleh 60% 70% 80% 90% 100% WAREK 2 dan Sosialisasi
Pekalongan sosialisasi RIP dan Renstra HUMAS
1.3. Sosialisasi dan pemanfaatan Survei tingkat pemahaman stakeholders institut Persentase tingkat pemahaman RIP dan Renstra oleh 50% 65% 80% 90% 95% LPM Survei
dan seluruh organ di bawahnya (12 dokumen stakeholder
laporan survei)
1.3. Sosialisasi dan pemanfaatan Sosialisasi branding lembaga (peresmian alih Pemahaman dan informasi tentang IAIN Pekalongan 100% 100% 100% 100% 100% KARO/BAG HUMAS Seminar
status STAIN ke IAIN) DAN KERJASAMA

Sasaran Strategis 2:
Tersedianya: (1) dokumen tata pamong di semua organ yang menjamin terlaksananya lima pilar tata pamong dan memuat planning, organizing, staffing, controlling dengan tata kelola yang baik serta, (2) dokumen sistem kepemimpinan yang visioner, inovatif dan responsif yang mengimplementasikan
kepemimpinan operasional, organisasi dan publik, (3) dokumen kerjasama dan manfaat kerjasama yang terkelola dengan baik, dan terimplementasikannya sistem penjaminan mutu berbasis ISO, serta terkelolanya sistem informasi dengan baik.

2.1. Tata kelola Penyusunan dokumen-dokumen tata kelola Jumlah dokumen tata kelola institusi 15 15 15 8 - LPM Rapat
institusi (53 buah: pedoman pendidikan,dll )

2.2. Kepemimpinan (operasional, Leadership Training (operasional, organisasi, Jumlah pimpinan yang telah mengikuti leadership 40 40 40 - - WAREK II Training
organisasi, publik) publik) training
Jumlah pimpinan yang memenuhi kualifikasi dan 40 40 40 - - WAREK II Fit and Proper Test
kompetensi
Advokasi peningkatan keterlibatan dosen dalam Persentase keterlibatan dosen dalam kepemimpinan 30% 40% 50% 60% 70% WAREK I Advokasi
organisasi profesi publik/organisasi profesi
2.3. Sistem pengelolaan (adanya Monitoring pelaksanaan anggaran secara Frekuensi monitoring 12 12 12 12 12 WAREK II Monitoring
perencanaan s/d pengawasan) elektronik (Empa, Lakip)
2.4. Sistem penjaminan mutu Penjaminan mutu Implementasi sistem penjaminan mutu Sosialisasi ISO Sertifikasi ISO Akreditasi ISO Persiapan AUN- Persiapan AUN- LPM Workshop
QA Tahap 1 QA Tahap 2

Jumlah dokumen mutu 7 9 11 13 15 LPM Rapat


Peningkatan akreditasi program studi PTKI dan Jumlah program studi terakreditasi A 15% 20% 25% 30% 50% WAREK I/LPM Pendampingan penyusunan
visitasi borang
Jumlah program studi terakreditasi B 20% 30% 40% 50% 50% WAREK I/LPM Pendampingan penyusunan
borang
2.4. Sistem penjaminan mutu Pengembangan sistem BKD online Tersedianya BKD online Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia Tersedia ULP Pelatihan
2.5. Penggunaan sistem informasi Peralatan penunjang IT Kapasitas server 15 TB 20 TB 25 TB 30 TB 35 TB ULP/TIPD Pengadaan
Bandwidth 17 Kbps/mhs 19 Kbps/mhs 21 Kbps/mhs 23 Kbps/mhs 25 Kbps/mhs Pengadaan
Penguatan data emis PTKIN Kelengkapan data EMIS PTKIN 92% 94% 96% 98% 100% TIPD Pengumpulan data
Pengelolaan website Kelengkapan feature website resmi 65% lengkap 75% lengkap 80% lengkap 85% lengkap 90% lengkap TIPD Pengadaan
Tingkat kepuasan pengunjung 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas TIPD Survei

55
Pengelolaan website

Rata-rata jumlah pengunjung website 700 per hari 950 per hari 1200 per hari 1450 per hari 1700 per hari TIPD Survei
Penguatan sistem informasi manajemen Jumlah pangkalan data berbasis sistem informasi 11 13 15 17 19 TIPD Pengadaan

Persentase kelengkapan pangkalan data 60% 70% 80% 90% 100% TIPD Survei
Tingkat kepuasan pengguna pangkalan data 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas TIPD Survei
Penyusunan dokumen IAIN Pekalongan dalam Jumlah dokumen data 3 4 5 6 7 LP2M/TIPD/ Koordinasi dan Pendataan
angka Perpustakaan
Penguatan manajemen data online bagi Dosen Jumlah dosen yang memiliki email institusi 141 192 233 263 333 UPT TIPD Penyiapan email
untuk menunjang sitasi publikasi ilmiah

2.6. Jumlah kerjasama dan Safeguarding penguatan kelembagaan PTKI Jumlah kerjasama dalam negeri (penambahan) 10 20 30 40 50 WAREK III MoU
kemanfaatannya yang berdaya saing
Perpanjangan KS dalam negeri 38 48 58 68 78 MoU
Jumlah kerjasama luar negeri (penambahan) 5 10 15 20 25 MoU
Perpanjangan KS luar negeri 24 34 44 54 64 MoU
Sasaran Strategis 3:
Tersedianya dokumen sistem rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru dengan tata kelola efektif dan terstandar. Terpenuhinya jumlah mahasiswa baru dengan sistem tata kelola rekrutmen yang berdasarkan pada standar rasio jumlah mahasiswa yang diterima. Semua kegiatan kemahasiswaan baik
akademik maupun non-akademik dapat terkelola dengan baik. Kegiatan dan partisipasi alumni dalam mendukung pengembanan akademik dapat terkelola dengan baik. Mendirikan pusat inkubasi dan inovasi kewirausahaan yang didasarkan pada tata kelola yang baik, mengelola ikatan alumni yang
diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang terkait kewirausahaan, dan semua kegiatan kewirausahaan alumni dapat dikelola dengan baik.

3.2. Jumlah mahasiswa baru Penerimaan mahasiswa baru Kuota 1.840 1.877 1.914 1.953 1.992 WAREK I Rapat
Jumlah pendaftar 3.900 5.167 7.368 8.764 11.615 WAREK I Sosialisasi
Rasio peserta seleksi dengan kuota 1:2 1:2,5 1:3 1:4 1:5 WAREK I Sosialisasi
Rasio registrasi dengan lulus seleksi 80% 85% 90% 95% 97% WAREK I Sosialisasi
Persentase siswa ranking 10 besar di slta/sederajat 35% 36% 37% 38% 39% WAREK I Sosialisasi

Asal provinsi mahasiswa 16 17 18 19 20 WAREK I Sosialisasi


Asal negara mahasiswa 3 4 5 6 7 WAREK I Sosialisasi
Jumlah mahasiswa asing 7 9 11 13 15 WAREK I Sosialisasi
Radius sosialisasi Luar provinsi Luar pulau Asia Tenggara Asia Pasifik Dunia WAREK I Sosialisasi
3.3. Kegiatan kemahasiswaan Peningkatan prestasi akademik mahasiswa Rata-rata IPK 3.05 3.10 3.15 3.20 3.30 WAREK I Pelatihan
Persentase lulus tepat waktu 30% 40% 50% 60% 70% Pelatihan
Persentase maksimal mahasiswa DO 5.00% 4% 3.00% 2% 1.00% Pelatihan
SOP Kegiatan Mahasiswa 5 10 15 20 25 WAREK III
Tersedia asrama mahasiswa 10% mahasiswa 15% mahasiswa 20% mahasiswa 25% mahasiswa 30% mahasiswa WAREK III
tertampung tertampung tertampung tertampung tertampung

Rata-rata TOEFL S1=360 S1=370 S1=380 S1=390 S1=400 WAREK I Pelatihan


S2=410 S2=420 S2=430 S2=440 S2=450
Rata-rata TOAFL S1=360 S1=370 S1=380 S1=390 S1=400 WAREK I Pelatihan
S2=410 S2=420 S2=430 S2=440 S2=450
3.3. Kegiatan kemahasiswaan Safeguarding pelaksanaan program beasiswa Jumlah beasiswa bidik misi 620 770 920 1070 1220 WAREK III Pelatihan dan Seleksi

3.3. Kegiatan kemahasiswaan Peningkatan jenis dan mutu layanan Jenis layanan (bimbingan akademik, bimbingan 9 11 13 15 17 WAREK III Workshop
kemahasiswaan konseling, minat dan bakat, kesehatan, softskill,
beasiswa, administrasi)
Mutu layanan 55% baik 60% baik 65% baik 70% baik 75% baik WAREK III Pelatihan
3.3. Kegiatan kemahasiswaan Pengukuran tingkat kepuasan mahasiswa Tingkat kepuasan mahasiswa 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei

56
3.3. Kegiatan kemahasiswaan Pengukuran tingkat kepuasan mahasiswa
Tindak lanjut hasil survei kepuasan mahasiswa 65% 70% 75% ditindaklanjuti 80% 85% WAREK III Survei
ditindaklanjuti ditindaklanjuti ditindaklanjuti ditindaklanjuti
Tingkat kepuasan layanan bimbingan konseling 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei

Tingkat kepuasan layanan minat dan bakat 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei
Tingkat kepuasan layanan pembinaan softskill 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei

Tingkat kepuasan layanan beasiswa 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei
Tingkat kepuasan layanan kesehatan 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei
Tingkat kepuasan layanan administrasi 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei
Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan 55% puas 60% puas 65% puas 70% puas 75% puas WAREK III Survei
kampus
3.3. Kegiatan kemahasiswaan Kegiatan mahasiswa Jumlah organisasi mahasiswa 41 50 55 55 55 WAREK III Pembentukan organisasi
Prestasi mahasiswa Internasional = 1 Internasional = 2 Internasional = 3 Internasional = 4 Internasional = 4 WAREK III Pembinaan

nasional = 20 nasional = 25 nasional = 30 nasional = 35 nasional = 35


lokal = 45 lokal = 50 lokal = 55 lokal = 60 lokal = 60
3.4. Kegiatan alumni Wisuda program diploma, sarjana dan Jumlah wisudawan 800 900 1000 1100 1200 WAREK I Pendampingan
pascasarjana Jumlah wisudawan cumlaude 7% 9% 11% 13% 15% WAREK I Pendampingan
3.4. Kegiatan alumni Workshop alumni berbasis lifeskill Tingkat kepuasan wisudawan terhadap lembaga 85% puas 90% puas 95% puas 95% puas 98% puas WAREK I Survei

Persentase alumni yang terdata 35% 40% 45% 47% 50% WAREK III Survei
Masa tunggu kurang dari 6 bulan 35% 40% 45% 50% 55% WAREK III Survei
3.5. Kewirausahaan alumni Penyelenggaraan IAIN Pekalongan jobfair Kesesuaian profesi dengan bidang ilmu 45% 50% 55% 60% 85% WAREK III Survei
Jumlah alumni yang mengikuti workshop lifeskill 82% 84% 86% 88% 90% WAREK III Workshop

Tingkat pemahaman terhadap lifeskill 65% paham 70% paham 75% paham 80% paham 85% paham WAREK III Survei
Pendirian pusat inkubasi dan inovasi Jumlah perusahaan dan instansi yang berperan serta 10 15 20 25 30 WAREK III Sosialisasi
kewirausahaan mahasiswa dan alumni
Jumlah formasi lowongan pekerjaan yang tersedia 30 40 50 60 70 WAREK III Sosialisasi

Pembentukan pusat inkubasi dan inovasi Terbentuknya pusat inkubasi dan inovasi Terbentuk - - - - WAREK III Pembentukan
kewirausahaan mahasiswa dan alumni kewirausahaan mahasiswa dan alumni
Jumlah kegiatan pusat inkubasi dan inovasi - 2 3 4 5 WAREK III Pelatihan
kewirausahaan mahasiswa dan alumni
Sasaran Strategis 4:
Terkelolanya SDM yang berkelanjutan secara kualitas maupun kuantitas. Adanya sistem monitoring dan evaluasi, serta rekam jejak kinerja dosen dan tenaga kependidikan yang dikelola dengan baik. Terkelolanya sistem rekrutmen dosen yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengelolaan rasio dosen,
tenaga kependidikan dan mahasiswa yang proporsional. Tersedianya sistem pengelolaan sumber daya manusia (dosen) yang lengkap, transparan, dan akuntabel. Tersedianya pustakawan, tenaga pendidik dan laboran yang memenuhi standar minimal bagi pelayanan akademik. Tersedianya
Instrumen survei kepuasan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi terhadap sistem pengelolaan sumber daya manusia

4.1. Sistem pengelolaan SDM Penyusunan dokumen pedoman pengelolaan Jumlah kuota lowongan pekerjaan yang tersedia 100 200 300 400 500 WAREK III Sosialisasi
SDM (rekrutmen, karir, kinerja, uraian kerja
tenaga pendidikan dan kependidikan beserta Jumlah alumni IAIN Pekalongan yang terserap 25 60 110 160 250 WAREK I Sosialisasi
turunannya)

Jumlah perbandingan alumni IAIN Pekalongan yang 1:06 1:05 1:04 1:03 1:02 WAREK III Sosialisasi
terserap dibandingkan alumni non-IAIN Pekalongan

4.2. Monitoring dan evaluasi kinerja SDM Kegiatan evaluasi tenaga pendidik (BKD, IKAD Jumlah dokumen sistem pengelolaan SDM 4 dok. 5 dok. 6 dok. 7 dok. 8 dok. WAKIL II/KARO Penyusunan
dan SKP) bagi dosen tetap dan tidak tetap

57
4.2. Monitoring dan evaluasi kinerja SDM Kegiatan evaluasi tenaga pendidik (BKD, IKAD
dan SKP) bagi dosen tetap dan tidak tetap Jumlah dokumen laporan evaluasi tenaga pendidik 3 dok. 3 dok. 3 dok. 3 dok. 3 dok. WAREK I/LPM Workshop

Evaluasi kinerja harian tenaga kependidikan Jumlah dokumen laporan evaluasi LCKH dan SKP 3 dok. 3 dok. 3 dok. 3 dok. 3 dok. WAREK II Workshop
(LCKH dan SKP)
4.3. Jumlah dosen Rekrutmen dosen tetap PNS dan non PNS Rasio dosen dan mahasiswa 1:50 1:45 1:40 1:35 1:30 WAREK I Rekrutmen Dosen
Jumlah dosen tetap PNS dan non PNS yang diterima 51 (PNS= 16, 31 41 81 70 WAREK I Rekrutmen Dosen
Non-PNS= 35)
Rekrutmen tenaga kependidikan Jumlah tenaga kependidikan PNS yang diterima 0 1 13 24 21 WAREK I Rekrutmen

Pelatihan academic writing untuk calon guru Jumlah calon guru besar yang dilatih 3 4 5 6 7 WAREK I Seleksi
besar
4.4. Pengembangan dosen Program percepatan jumlah doktor (pelatihan Jumlah doktor yang dihasilkan 5 7 9 11 13 WAREK I Pelatihan
academic untuk calon doktor)
4.4. Pengembangan dosen program percepatan jumlah guru besar Jumlah calon guru besar yang dilatih 2 3 4 5 6 WAREK I Pendampingan
(postdoc )
Peningkatan kompetensi dosen tetap non PNS Jumlah dosen yang ditingkatkan kompetensinya 27 62 75 90 108 WAREK I Workshop

Peningkatan kompetensi dosen tidak tetap Jumlah dosen yang ditingkatkan kompetensinya 100 120 144 173 208

4.5. Tenaga kependidikan Pendelegasian dosen pada kegiatan Jumlah karya ilmiah yang diseminarkan 20 30 40 50 60 WAREK I Pengiriman SDM
seminar/sejenis
4.5. Tenaga kependidikan Pengembangan kemampuan berbahasa asing 10 20 30 40 50 UPB Pengiriman SDM
Jumlah dosen yang memiliki skor TOEFL/TOAFL ≥
untuk dosen dan tendik
500
4.6. Pengukuran kepuasan pegawai dan Survei tingkat kepuasan dosen dan tendik 6 dokumen (institut, fakultas dan pasca) 6 6 6 6 6 LPM Survei
dosen terhadap sistem pengelolaan SDM
Sasaran Strategis 5:
Tersedianya kebijakan pengembangan kurikulum yang mendukung terciptanya tata kelola yang baik dalam bidang pendidikan. Tersedianya dokumen formal tentang kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, dan otonomi keilmuan, serta konsistensi pelaksanaannya.

5.1. Kebijakan pendidikan dan pedoman Kebijakan pengembangan kurikulum prodi Dokumen: (1) kebijakan, (2) peraturan dan (3) 3 3 3 3 3 WAREK 1 Workshop
pembelajaran pedoman pengembangan kurikulum prodi
Kebijakan monitoring dan evaluasi kurikulum Pedoman monitoring dan evaluasi kurikulum 1 1 1 1 1 Workshop
Dokumen laporan analisis dan pemutakhiran 17 prodi 22 prodi 22 prodi 22 prodi 22 prodi WAREK 1 Workshop
kurikulum prodi
Dokumen tindak lanjut hasil analisis dan pemutakhiran 17 prodi 22 prodi 22 prodi 22 prodi 22 prodi WAREK 1 Workshop
kurikulum prodi untuk penjaminan mutu secara
berkesinambungan
5.2 Pembelajaran, mencakup sistem Tersedianya unit organisasi melaksanakan Jumlah unit atau lembaga yang khusus berfungsi 1 1 1 1 1 LPM Pembentukan lembaga
pembelajaran dan pengendalian mutu kegiatan pengkajian dan pengembangan sistem untuk mengkaji dan mengembangkan sistem serta
proses pembelajaran dan mutu pembelajaran mutu pembelajaran, melaksanakan fungsinya dengan
baik serta hasilnya dimanfaatkan oleh institusi.

Kebijakan sistem pengendalian mutu Dokumen Kebijakan sistem pengendalian mutu 1 1 1 1 1 LPM Penyusunan Dokumen
pembelajaran pembelajaran
Penyusunan pedoman pelaksanaan Tri Dharma Pedoman pembelajaran 1 1 1 1 1 WR 1 Penyusunan Dokumen
PT Pedoman Penelitian 1 1 1 1 1 LP2M Penyusunan Dokumen
Pedoman Pengabdian Masyarakat 1 1 1 1 1 LP2M Penyusunan Dokumen
Pedoman praktikum 20 30 40 50 68 DEKAN Penyusunan Dokumen

58
Penyusunan pedoman pelaksanaan Tri Dharma
PT

SOP Praktikum 5 6 7 8 9 DEKAN Penyusunan Dokumen


Pedoman KKN 1 1 1 1 1 LP2M Penyusunan Dokumen
Pedoman PPL 22 22 23 24 25 DEKAN Penyusunan Dokumen
Rincian kerja laboran 1 1 1 1 1 DEKAN Penyusunan Dokumen
Pedoman pengembangan kompetensi laboran 1 1 1 1 1 DEKAN Penyusunan Dokumen
Kebijakan pengintegrasian kegiatan penelitian Pedoman pengintegrasian kegiatan penelitian dan 1 1 1 1 1 LP2M Penyusunan Dokumen
dan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat pengabdian kepada masyarakat ke dalam proses
ke dalam proses pembelajaran pembelajaran

5.1. Kebijakan pendidikan dan pedoman Stadium General S2 1 kegiatan 100 orang per tahun 1 1 1 1 1 DIREKTUR PASCA Stadium general
pembelajaran
Pembukaan prodi S1 Diperolehnya ijin penyelenggaraan prodi baru 1 (PBS) - 1 - - WAREK I Pengajuan izin prodi
(Perbankan Syariah dan Ilmu Perpustakaan)
Pembukaan prodi S2 Diperolehnya ijin penyelenggara prodi baru (EKOS, - - 3 - - WAREK I Pengajuan izin prodi
MPI dan PBA)
5.2. Pengembangan kurikulum Penyusunan silabus dan desain pembelajaran Diterbitkannya dokumen silabus dan desain 19 19 19 19 19 WAREK I Workshop
pembelajaran
Workshop berbasis KKNI Diterbitkannya dokumen kurikulum berbasis KKNI 19 19 19 19 19 WAREK I Workshop

5.3. Suasana akademik Dokumen formal kebijakan otonomi keilmuan, Jumlah dokumen 2 2 2 2 2 WAREK 1 Penyusunan dokumen
kebebasan akademik, kebebasan mimbar
akademik
5.3. Suasana akademik Kajian ilmiah/diskusi rutin Terdiskusikannya 1558 makalah 139 262 303 359 495 WAREK I Kajian ilmiah
Lomba karya tulis ilmiah Jumlah makalah yang dilombakan - - dosen:50%, dosen:55%, dosen:60%, LP2M Lomba karya ilmiah
mhs:0,5% mhs:0,75% mhs:1%
Seminar pendidikan jumlah kegiatan seminar 4 20 20 20 19 WAREK I Seminar
pengelolaan kelas takhassus prodi HKI Diperolehnya kompetensi baca kitab kuning (referensi 20 30 30 30 30 WAREK I Kelas takhauss
ilmu-ilmu syari'ah) sebanyak 140 mahasiswa

Student Fieldtrip pascasarjana laporan kegiatan student fieldtrip pascasarjana 1 1 1 1 1 DIREKTUR PASCA Student Field

Stadium general S1 Jumlah kegiatan stadium general S1 1 1 1 1 1 WR1 Stadium general


Seminar internasional pascasarjana Jumlah seminar internasional pascasarjana 1 1 1 1 1 DIREKTUR PASCA Seminar

Seminar Islam keindonesiaan Jumlah seminar Islam keindonesiaan 1 1 1 1 1 WAREK I Seminar


Bedah buku jumlah kegiatan bedah buku 1 1 1 1 1 KEPALA UNIT Seminar
PERPUS
Sasaran Strategis 6:
Tersedianya regulasi, rencana induk, dan instrumen penelitian lainnya yang lengkap, dan dikembangkan serta dipublikasikan. Jumlah penelitian dosen dan mahasiswa (rasio peneliti dan jumlah dosen/mahasiswa) dan pusat-pusat penelitian/studi yang sesuai dengan bidang keilmuan prodi,
multidisipliner dan kolaboratif dengan tata kelola yang baik. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh dosen pada buku dan jurnal bereputasi serta mendapat banyak sitasi dengan tata kelola yang baik. Jumlah jurnal terakreditasi yang dipublikasikan IAIN Pekalongan mendapat banyak sitasi dengan
tata kelola yang baik. Jumlah karya dosen dan mahasiswa yang mendapat paten/hak atas kekayaan intelektual (haik) di tingkat nasional dengan tata kelola yang baik. Jumlah karya dosen dan mahasiswa yang memberikan kontribusi pada pembelajaran, kebijakan dan problem solving. Jumlah dana
(rasio dosen/mahasiswa dengan dana) penelitian dengan tata kelola yang baik.

6.1. Kebijakan dan rencana induk Penyusunan dokumen rencana induk dan Jumlah dokumen rencana induk penelitian 2 0 0 0 0 LP2M Penyusunan Dokumen
penelitian strategis penelitian
6.2. Penelitian dosen Peningkatan kapasitas dosen dalam penelitian Tersedianya 150 dosen yang terampil dalam meneliti _ 30 30 30 30 LP2M Workshop

Seminar proposal dan hasil penelitian dosen dan 1:1 1:01 1:01 1:01 1:30 LP2M Seminar
mahasiswa

59
6.2. Penelitian dosen

Seminar proposal penelitian dosen Jumlah judul proposal penelitian dosen 75% 80% 85% 90% 95% LP2M Seminar
Seminar hasil penelitian dosen Jumlah laporan hasil penelitian dosen 90% dari jumlah 90% dari jumlah 90% dari jumlah 90% dari jumlah 90% dari jumlah LP2M Seminar
proposal proposal proposal proposal proposal

Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian Persentase keterlibatan mahasiswa tugas akhir dalam 25% 26% 27% 28% 29% LP2M Proposal Penelitian Dosen
penelitian
6.3. Publikasi dan sitasi Akreditasi jurnal Diperolehnya 6 jurnal IAIN Pekalongan terakreditasi - - 2 nasional 4 nasional 1 internasional LP2M/WR1 Pendampingan Akreditasi jurnal
nasional, dan 1 internasional
Penerbitan jurnal Jumlah edisi yang diterbitkan 14 edisi 14 edisi 14 edisi 14 edisi 14 edisi LP2M Pendampingan
Penyusunan karya tulis buku ilmiah Jumlah Judul buku ilmiah 12 15 18 22 25 LP2M Penerbitan buku
Pengajuan haik Jumlah paten/haik 6 8 10 12 14 LP2M Pengajuan haik
Indeks Sitasi Jumlah artikel ilmiah karya dosen tetap yang disitasi 50 75 100 125 150 LP2M/TPID Pendampingan/Pendataan

6.4. Penghargaan hasil penelitian Penghargaan penelitian dosen dan mahasiswa Jumlah penghargaan karya dosen dan mahasiswa _ _ 2 2 2 LP2M Anugerah penelitian
terbaik
6.5. Pemanfaatan hasil penelitian International conference Jumlah makalah karya dosen pada kegiatan 14 15 18 22 25 LP2M/WR2 Pendataan/Pendelegasian
konferensi internasional
Desiminasi hasil penelitian kepada stakeholders Jumlah penelitian yang diseminasikan kepada 70 judul 152 judul 180 judul 214 judul 248 judul LP2M Diseminasi hasil penelitian
stakeholders kepada stakeholders
6.6. Dana penelitian Dana penelitian dosen dan mahasiswa Dana penelitian dosen dan mahasiswa 30% BOPTN 30% BOPTN 30% BOPTN 30% BOPTN 30% BOPTN WR2
Sasaran Strategis 7:
Tersedianya regulasi, rencana induk, dan instrumen pengabdian kepada masyarakat lainnya yang lengkap, dan dikembangkan serta dipublikasikan. Jumlah pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa (rasio peneliti dan jumlah dosen/mahasiswa) yang sesuai dengan bidang
keilmuan prodi, multidisipliner dan kolaboratif dengan tata kelola yang baik. Jumlah artikel ilmiah yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen dan mahasiswa pada jurnal dan buku bereputasi, mendapat banyak sitasi, serta paten/hak atas kekayaan intelektual (haik) di tingkat
nasional dengan tata kelola yang baik. Jumlah laboratorium sosial prodi dengan tata kelola yang baik. Jumlah dana (rasio dosen/mahasiswa dengan dana) pengabdian kepada masyarakat dengan tata kelola yang baik

7.1. Kebijakan dan rencana induk Penyusunan dokumen rencana induk dan Tersedia dokumen rencana induk pengabdian kepada 2 0 0 0 0 LP2M Penyusunan dokumen rencana
pengabdian kepada masyarakat strategis pengabdian masyarakat masyarakat induk pengabdian kepada
masyarakat
7.2. Program kerja pengabdian kepada Advokasi kebijakan publik berbasis program studi Jumlah dokumen 2 4 4 5 5 LP2M Advokasi kebijakan publik
masyarakat berbasis program studi
7.3. Publikasi pengabdian kepada Seminar imsakiyah (publikasi PKM) Terselenggaranya seminar dan jadwal imsakiyah 1 1 1 1 1 LP2M Seminar imsakiyah
masyarakat
FGD dengan Stakeholders 0 4 5 5 5 LP2M FGD dengan stakeholders
7.4. Relevansi penelitian dengan PKM Tersedianya desa binaan berbasis riset dan Jumlah desa binaan berbasis riset dan program studi 20 20 25 25 30 LP2M Penambahan desa binaan
program studi (relevansi penelitian dengan PKM) berbasis riset dan program studi

7.5. Dana pengabdian kepada masyarakat Dana stimulan kuliah kerja nyata (KKN) Tersedianya dana stimulan KKN per desa 92 100 120 120 150 LP2M Pemberian dana stimulan KKN
per desa
Dana desa binaan (pengabdian kepada Jumlah dana desa binaan untuk pengabdian kepada 20 20 25 25 30 LP2M Pengadaan dana desa binaan
masyarakat) masyarakat untuk pengabdian kepada
masyarakat
Peningkatan kapasitas dosen dalam pengabdian Jumlah orang terampil melakukan pengabdian 30 30 30 30 30

60
7.6. Kebijakan dan upaya perguruan tinggi (1) Memiliki agenda PKM jangka panjang. Jumlah aspek yang terpenuhi 2 3 4 4 4 LP2M Penyusunan Kebijakan
dalam menjamin keberlanjutan kegiatan (2) Tersedianya SDM, prasarana dan sarana
PKM. PT mewajibkan dan mengupayakan yang memungkinkan terlaksananya PKM secara
semua unit memenuhi 4 aspek berkelanjutan.
(3)Mengembangkan dan membina jejaring PKM.
(4)Mencari berbagai sumber dana PKM.

Sasaran Strategis 8:
Terwujudnya dokumen perencanaan pengadaan sarana dan prasarana kampus yang mampu menjamin mutu penyelenggaraan Tri Dharma perguruan tinggi. Adanya dokumen kepemilikan dan penggunaan lahan. Mempunyai hak milik. Luas lahan lebih dari 300.000m2 Lahan digunakan untuk
kegiatan pendidikan. Tersedianya kecukupan dan mutu prasarana pembelajaran yang dikelola perguruan tinggi: prasarana akademik (kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi) dan prasarana non-akademik (fasilitas pengembangan minat, bakat, dan kesejahteraan). Terdokumentasikan kecukupan
koleksi perpustakaan, aksesibilitas termasuk ketersediaan dan kemudahan akses e-library. Bahan pustaka tersebut meliputi: buku teks, jurnal Internasional dan Jurnal nasional terakreditasi dan prosiding. Tersedianya sistem pengelolaan prasarana dan sarana berupa kebijakan, peraturan, dan
pedoman/panduan untuk aspek: pengembangan dan pencatatan, penetapan penggunaan, keamanan dan keselamatan penggunaan, dan pemeliharaan/ perbaikan/kebersihan.

8.1. Lahan Pengembangan lahan kampus 2 Tersedianya lahan kampus 3 100% 100% 100% 100% 100% WAREKII Pengadaan lahan kampus 3
8.2. Prasarana pembelajaran Pembangunan gedung penunjang pendidikan Tersedianya gedung penunjang pendidikan kampus 3 25% 50% 75% 100% 100% WAREKII Pengadaan gedung penunjang
pendidikan kampus 3

Fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran Tersedia fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran 25% 50% 75% 100% WAREK II Pengadaan fasilitas penunjang
kegiatan pembelajaran

Peningkatan koleksi bahan pustaka (RKP) Penambahan koleksi bahan pustaka 5% 5% 5% 5% 5% PERPUSTAKAAN Penambahan koleksi bahan
pustaka
8.3. Sarana pembelajaran Pengadaan peralatan pengolah data Tersedianya peralatan pengolah data perpustakaan 0 0 0 0 0 WAREKII Penambahan peralatan pengolah
perpustakaan (RKP) yang update data perpustakaan yang up-to-
date
8.4. Sistem pengelolaan sarana prasarana Operasional dan pemeliharaan kantor Tersedianya pedoman pemeliharaan kantor dan 100% 100% 100% 100% 100% WAREKII Penyusunan dianya pedoman
meningkatnya pelayanan prima pemeliharaan kantor dan
meningkatnya pelayanan prima

Pemeliharaan peralatan dan mesin Terpeliharanya peralatan dan mesin 100% 100% 100% 100% 100% WAREKII Pemeliharaan peralatan dan
mesin
Penyediaan fasilitas pengembangan minat, Tersedianya fasilitas pengembangan minat, bakat, 5 7 9 11 13 WR III
bakat, dan kesejahteraan dan kesejahteraan

Sasaran Strategis 9:
Tersedianya dokumen pengelolaan dana yang mencakup perencanaan penerimaan, pengalokasian, pelaporan, audit, monitoring dan evaluasi, serta pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan untuk peningkatan tata kelola yang baik. Tersedianya mekanisme penetapan biaya pendidikan
mahasiswa dengan mengikutsertakan semua pemangku kepentingan internal dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik. Terpenuhinya standar minimal dom guna mewujudkan tata kelola yang baik. Tersedianya pedoman penetapan pembiayaan mahasiswa dan sumber dana lain dalam rangka
mewujudkan tata kelola yang baik. Tersedianya kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa berprestasi dan kurang mampu untuk meningkatkan tata kelola pembiayaan pendidikan. Tersedianya sistem pengendali internal guna mendukung tata kelola keuangan yang baik dan mendapatkan status
pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU)

9.1. Pedoman pengelolaan dana Penyusunan RKAKL Tersedianya pedoman pengelolaan dana dan RKAKL 100% WAREKII/KARO
Penyusunan pedoman
pengelolaan dana dan RKAKL

9.1. Pedoman pengelolaan dana Penyusunan rencana program dan anggaran Tersedianya dokumen rencana program dan 1 1 1 1 1 KARO/BAG
anggaran PERENCANAAN Tersedianya dokumen rencana
program dan anggaran

9.1. Pedoman pengelolaan dana Koordinasi perencanaan Adanya koordinasi perencanaan 1 1 1 1 1 KARO/BAG
PERENCANAAN Koordinasi perencanaan

61
9.1. Pedoman pengelolaan dana SOP penyusunan laporan keuangan dan kinerja Tersedianya SOP penyusunan laporan keuangan 100% - - - - SPI Workshop penyusunan laporan
keuangan
Tersedianya SOP audit kinerja non-akademik Jumlah SOP audit kinerja non-akademik internal 5 6 7 8 9 SPI
internal Workshop penyusunan SOP audit
kinerja non-akademik internal

Sinkronisasi data perencanaan Jumlah dokumen perencanaan anggaran tahunan Workshop perencanaan anggaran
tahunan
Workshop keuangan Jumlah Workshop Penguatan kompetensi pengelolaan 1 1 1
keuangan fakultas Workshop kompetensi
pengelolaan keuangan fakultas

Kompilasi dokumen pengelolaan keuangan Tersedianya


pembaruan
dokumen Workshop pembaruan dokumen
pengelolaan pengelolaan keuangan
keuangan

9.2. Pedoman dan mekanisme penetapan Usul penetapan ukt mahasiswa Pembaruan dokumen penetapan UKT mahasiswa 100% 100% 100% 100% 100% WR II
biaya pendidikan Workshop pembaruan dokumen
penetapan ukt mahasiswa

9.3. Biaya pendidikan Penetapan standar biaya di luar PMK Tersedianya dokumen standar biaya di luar PMK 100% 100% 100% 100% 100% WR II Workshop dokumen standar
biaya di luar PMK
9.4. Sumber pendanaan pendidikan Penyusunan dokumen MoU pendanaan Tersedianya pembaruan dokumen Lou pendanaan 100% 100% 100% 100% 100% WR II
pendidikan dari pihak eksternal pendidikan Workshop pembaruan dokumen
Lou pendanaan pendidikan

9.5. Pembiayaan pendidikan Layanan manajemen perkantoran kualitas pelayanan prima yang meningkat 100% 100% 100% 100% 100% WR II Workshop pelayanan prima
9.5. Pembiayaan pendidikan Layanan manajemen kelembagaan kualitas pelayanan prima yang meningkat 100% 100% 100% 100% 100% WR II Workshop
9.6. Audit keuangan Optimalisasi peran SPI tersedia tupoksi ski 100% 100% 100% 100% 100% SPI penyusunan tupoksi SPI
Monitoring serapan anggaran (internal) secara ada monitoring serapan anggaran 100% 100% 100% 100% 100% SPI
periodik monitoring serapan anggaran

Audit keuangan internal akuntabilitas laporan keuangan IAIN Pekalongan 100% 100% 100% 100% 100% SPI
audit internal

Audit eksternal (BPK, Itjen, BPKP) akuntabilitas laporan keuangan IAIN Pekalongan 100% 100% 100% 100% 100% WR II/KARO
audit eksternal

Pencapaian status opini audit WTP akuntabilitas laporan keuangan IAIN Pekalongan 100% 100% 100% 100% 100% SPI
audit eksternal

62
BAB VI
PENUTUP

Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 merupakan penjabaran dari RIP IAIN Pekalongan
yang mengandung visi, misi, tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian. Renstra IAIN
Pekalongan memuat visi, misi, tujuan, sasaran serta arah kebijakan dan strategi IAIN
Pekalongan dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
untuk menuju PTKI yang terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan IPTEK
berwawasan keindonesiaan.

Perencanaan yang terkandung dalam Renstra IAIN Pekalongan diwujudkan melalui


berbagai program dan kegiatan yang jelas arah tujuannya, terukur sasaran dan targetnya,
serta didukung tata kelola yang baik serta selaras dengan visi, misi dan agenda prioritas
perguruan tinggi.

Disadari, bahwa untuk mencapai tujuan, sasaran dan target yang telah dirancang dalam
Renstra bukan tugas yang ringan dan sederhana, untuk itu diperlukan komitmen, kerja
keras dan sinergi dari seluruh organ di IAIN Pekalongan. Diperlukan kesamaan pandang
dan pemahaman bersama bahwa setiap komponen IAIN Pekalongan merupakan satu
kesatuan, dan IAIN Pekalongan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Bangsa
Indonesia secara keseluruhan.

Dokumen Renstra IAIN Pekalongan 2017-2021 ini harus dijadikan acuan bagi seluruh
organ di lingkungan IAIN Pekalongan dalam menyusun perencanaan tahun 2017-2021.
Setiap unsur pimpinan pada tiap-tiap organ di IAIN Pekalongan harus selalu siap
mengemban amanah dan dapat mempertanggung jawabkan kinerja, pencapaian program
dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra sesuai kedudukan dan tugasnya.
Selanjutnya pemantauan, pengendalian dan evaluasi harus terus menerus dilakukan secara
berkesinambungan terhadap pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra
agar pada akhirnya pelayanan yang diberikan IAIN Pekalongan kepada masyarakat dapat
terus berjalan secara prima sesuai harapan umat.

63

Anda mungkin juga menyukai