1
Pharmacist
is not just a Healthcare Worker
but also is a Social Worker
2
Sosok Apoteker (The Profile of a Pharmacist)
dicerminkan oleh 8 penampilan sikap dalam menjalankan profesinya:
1. PEDULI & SANTUN DALAM MELAYANI (care-giver)
2. PEMBUAT KEPUTUSAN YANG TEPAT & CEPAT (decision-maker)
3. PENCERAH KEPENTINGAN MULTI PIHAK (communicator)
4. PENGELOLA HANDAL YANG SANGAT TELITI (manager)
5. PEMBELAJAR SEPANJANG HAYAT (life-long learner)
6. PRIBADI YANG SIGAP MENGAJARKAN (teacher)
7. PEMIMPIN ARAH & TUJUAN (leader)
8. PENCARI & PENEMU CARA BARU (researcher)
8
Peran
Apoteker
Secara historis, peran apoteker dalam
perawatan kesehatan terfokus penyerahan obat
sesuai dengan resep dan pemeriksaan akhir
untuk memastikan dispensing obat yang akurat
kepada pasien.
1. Manajemen obat
2. Rekonsiliasi pengobatan
3. Layanan asuhan preventif (skrining & imunisasi)
4. Edukasi dan konseling perilaku
5. Model asuhan kolaboratif
18
Dalam pengabdian profesinya
Apoteker harus berpegang teguh
pada
Sumpah/Janji Apoteker
&
Kode Etik Apoteker
19
2. Profesi Farmasi
dalam
Matra Sosial
20
Farmasi Sosial
Biosfir
Masyarakat/Bangsa
Sains Sosial Budaya/Subkultur
& Farmasi Sosial
Humaniora Komunitas
Kelompok Kecil/Keluarga
Manusia Farmasi Klinik
Organ
Sains Natural Sel Kimia & Biologi
[ IPA }
Molekul
Atom
27
Kajian inti Farmasi Sosial mencakup
perilaku dan perspektif berbagai pihak:
pemerintah, otoritas kesehatan setempat,
pembayar pihak ketiga (a.l. asuransi),
tenaga profesi kesehatan, dan industri
farmasi. Demikian pula perspektif pasien
dan masyarakat umum pengguna obat.
29
Pengembangan peran apoteker klinik
diinisiasi oleh sektor rumah sakit dan
institusi pendidikan farmasi yang
melakukan perubahan pendidikan
sarjana/apoteker.
• Meningkatnya kompleksitas dalam
pengelolaan terapi obat memerlukan
peran apoteker yang harus jelas dan
terintegrasi dalam tim layanan
kesehatan.
• Perkembangan peran apoteker dalam
layanan kesehatan kian menuntut 30
Tonggak pendidikan untuk perubahan peran
Apoteker:
• Mewujudkan farmasi klinik di rumah sakit dan
mewujudkan dokter farmasi (Pharm.D.) sebagai
kualifikasi profesi (USA) .
• Pendidikan magister farmasi klinik (Inggris, diikuti
negara lain, terutama Australia dan Asia).
• Spesialisasi apoteker rumah sakit di berbagai bidang
spesialisasi medik.
• Pembelajaran apoteker farmasi klinik.
• Konsep ’asuhan farmasi' diperhitungkan sebagai
faktor kesehatan masyarakat.
• Perubahan metode pendidikan oleh para profesor
31
praktik farmasi berbasis pengajaran ‘terpusat kepada
Universitas menemukan model peran klinik
terutama dari apoteker rumah sakit. Rumah
sakit lebih mudah menjadi edukatorium (aneka
wahana belajar) dan akses terhadap data klinis
dan kerjasama multidisiplin.
Contoh-1
Social Pharmacy definition, significance of drugs
in medicine practice and society,
Pharmacoepidemio-logy, Pharmacovigilance,
Pharmacoeconomics, Drug Policy definition by WHO,
the most important elements, Pharmaceutical
Pricing and Reimburse-ment, Pharmaceutical
Industry and its activities, Classification
systems of drugs, Consumption of drugs, indicators
of evaluation. Drug policy in hospitals,
Medication Errors classification and prevention,
Sociological Understanding of Health and Illness,
Theory of Iceberg, Health Economy, Management of
Health System, Compliance.
35
Silabus
Contoh-2
Farmasi sosial adalah bidang multidisiplin
mencakup pendidikan dan penelitian yang berfokus
pada peran, penyediaan, regulasi dan penggunaan
obat-obatan dalam masyarakat.
Lingkup Farmasi Sosial sangatlah luas, mencakup
aspek-aspek sosial, psikososial, ekonomi, dan
organisasi obat-obatan; menyertakan analisis
keputusan kebijakan yang dibuat di tingkat lokal,
nasional, internasional dan global mengenai obat-
obatan. Juga mencakup berbagai tema, termasuk
distribusi obat dan penggunaan; ekonomi dan
pembiayaan; pengambilan keputusan; perilaku
kesehatan; pengetahuan kesehatan, keyakinan
kesehatan, melek kesehatan; kesehatan dan farmasi
kebijakan; farmakoinformatika; etika; serta
farmakoepidemiologi dan farmakovigilans. 36
4. Inisiatif
Leadership Apoteker
37
Farmasi adalah suatu profesi
anggotanya terikat peraturan standar
pendidikan dan kode etik.
40
‘CREW’ TENAGA KEFARMASIAN (UU 36 Th 2014)
• APOTEKER
[Profesi]
________________________________________________________
__
ASISTEN TENAGA KEFARMASIAN
(Permenkes 80 Th 2016)
41
Keahlian dan Kewenangan Apoteker
UU No 36 Th 2009 tentang Kesehatan, pasal 108 ayat 1:
Gro Harlem Brundtland (Norwegian, born Gro Harlem, 20 April 1939) is a Norwegian politician, who served
three terms as Prime Minister of Norway (1981, 1986–89, and 1990–96) and as Director-General of the World
Health Organization from 1998 to 2003.
45
LEGISLASI OBAT
Setiap produk yang wajib mendapat
legislasi harus jelas, tidak
meragukan, serta mencakup definisi
yang komprehensif.
MEDICAL PRODUCT:
Any substance or pharmaceutical product for
human or veterinary use that is intended to
modify or explore physiological systems or
pathological states for the benefit of the 46
REGULASI OBAT
Regulasi obat mencakup seluruh aturan legal,
administratif dan teknis dengan tujuan untuk
menjamin:
• Semua alasan dasar (premise), orang (people) dan
praktek (practice) yang terkait dengan pengembangan,
pembuatan, impor, ekspor, perdagangan besar,
pasokan, dispensing dan promosi obat harus mematuhi
standar, norma, prosedur dan persyaratan yang sah.
• Produk obat harus aman, efektif dan bermutu.
• Informasi produk tidak boleh bias, harus akurat dan
tepat guna.
• Obat harus selalu tersedia.
• Obat harus digunakan secara rasional.
47
Regulasi obat merupakan sentral dari
interaksi berbagai kegiatan multifaset dan
sangat kompleks
Government Experts
Manufacturers
Regulatory Prescribers
Products
authority
Medicines
Patients/Consumers
Importers/Wholesalers/Retailers
48
Kompleksitas permasalahan obat telah menyebabkan pemakaian
obat tidak lagi hanya berdasarkan pilihan/pengalaman
pribadi (testimonial).
53
“Regulatory science is the art &
science of taking new medical &
food products to market and
keeping them on the market, under
the constraints of a variety of
laws and requirements. You're
doing science, but you're doing
it in a legal framework” –
Frances Richmond
Director of the Regulatory Science program
at the University of Southern California
54
in Los Angeles
Regulatory science is an area that
usually has more jobs than qualified
candidates; and despite consolidation
in the pharmaceutical industry, the
market for regulatory scientists is
generally stable.
Lawrence Liberti
Executive director of the CMR International
Institute for Regulatory Science in London.
55
Regulatory science includes regulatory
affairs, regulatory writing, risk management,
compliance, and regulatory law.
61