Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KOMUDASURVEY PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT SERTA PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK SKILL LAB 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2014
HALAMAN PENGESAHAN

Survei Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Serta

Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut

Disusun Oleh :

Kelompok Skill lab 3

1. Ayu Nurdiandari 20110340032 8. Bintang R. A. 20110340039


2. Rinda Fitriasari 20110340033 9. Rahmawati K.D 20110340040
3. Roro Etikawati 20110340034 10.Cahyaning H. P. 20110340041
4. Destona H. S. P 20110340035 11.Ria Sinarintyas K. 20110340042
5. Hania Shafriana 20110340036 12.Wati Sofia M 20110340043
6. Dyah Ayu A. S. 20110340037 13.Baskaraningtyas 20110340044
7. Kharisma H. M 20110340038 14.Latifah A. W. 2011034004

Disetujui pada tanggal :

Yogyakarta, 10 Oktober 2014

Penanggung Jawab Komuda Instruktur

drg. Rr. Pipiet Okti K, M.P.H drg. Kinaryo


DAFTAR ISI

1. Halaman Sampul ......................................................................................... [i]


2. Halaman Pengesahan .................................................................................. [ii]
3. Daftar Isi.................................................................................................... [iii]
4. Daftar Tabel ............................................................................................... [v]
5. Daftar Gambar………………………………………......………………... [vi]

SURVEY PHBS DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GILUT

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Sasaran Survei.......................................................................................2
C. Tujuan Survei.........................................................................................4
II. METODE SURVEY
A. Lokasi dan Populasi.............................................................................. 5
B. Pengambilan Data..................................................................................5
C. Pengumpulan Data.................................................................................5
D. Pelaksanaan Survey...............................................................................6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).................................6
B. Survey Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut...................................9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran.................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................14

RENCANA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN (data hasil survey)......................................................15


II. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH ...............................................19
III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR
A. Penyusunan Alternatif Jalan Keluar....................................................22
B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar ........................................................24
IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH.................................................26
V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................31

DAFTAR PUSTAKA................................................................................31
SURVEY KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PENGUKURAN KARIES GIGI DENGAN INDEKS DMF-T

I. PENDAHULUAN.....................................................................................32
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Karies Gigi...........................................................................32
B. Epidemiologi Karies Gigi...................................................................33
C. Pengukuran / Indeks Karies Gigi........................................................35
D. Indeks Karies Gigi DMF-T.................................................................36
III. METODE SURVEY
a. Metode.................................................................................................37
b. Waktu dan Tempat..............................................................................37
c. Subyek Penelitian................................................................................38
d. Alat dan Bahan...................................................................................38
e. Analisa Data.......................................................................................38
IV. HASIL SURVEY.....................................................................................39
V. KESIMPULAN....................................................................................... 42
VI. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 43
VII. LAMPIRAN ............................................................................................44
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin…………………… 6

Tabel 2. Data sosial ekonomi sampel……………………………………………….. 7

Tabel 3. Data sosial budaya sampel…………………………………………………...8

Tabel 4. Rekapitulasi PHBS ………………………………………………………... 8

Tabel 5. Frekuensi menyikat gigi responden per hari……………………………… 10

Tabel 6. Pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut ………………………………….. 11

Tabel 7. Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut……… 11

Tabel 8. Tingkat kepercayaan responden tentang kesehatan gigi dan mulut…….…12

Tabel 9. Masalah Kesehatan di Desa Suryatmajan, Yogyakarta…………………... 19

Tabel 10. Alternatif Jalan Keluar Permasalahan Kesehatan di Kelurahan


Suratmajan.................................................................................................................22

Tabel 11. Penentuan Prioritas Jalan Keluar Permasalahan Kesehatan di Kelurahan


Suratmajan ………………………………………………………………………… 24

Tabel 12. Format kartu kunjungan rutin……………………………………………..29

Tabel 13. Alokasi biaya……………………………………………………………...30

Tabel 14. Survei Indeks Karies Gigi DMF-T/DEF-T……………………………….39

Tabel 15. Resiko Karies Menurut ADA……………………………………………..41


DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1. Faktor penyebab karies ………………………………………………33


SURVEI PHBS DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PHBS merupakan salah satu stategi yang direncanakan oleh departemen kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi
Indonesia sehat, sebagai mana dicita-citakan oleh seluruh masyrakat Indonesia dalam
menyongsong millennium development goal (MDG’s). PHBS merupakan sekumpulan
prilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat sehat.PHBS juga merupakan salah satu pilar
utama dalam Indonesia sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengutangi beban
Negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.

Tujuan PHBS sendiri adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,


kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat
termsuk swasta dan dunia usaha berperan aktif mewujudkan derajat kesehatan optimal.
PHBS sendiri memiliki 5 tahapnya kini : 1) tatanan RT; 2) tatanan sekolah; 3) tatanan
tempat kerja; 4) tatanan tempat umum; 5) tatanan fasilitas kesehatan.

Pembinaan PHBS dirumah tangga telah menjadi bagian dari kesatuan gerak PKK-
KB kesehatan sejak 2005. Landasn hukum PHBS adalah:

a. Undng-undang no 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan


pemberdayaan keluarga sejahtera
b. UU no. 23 tahun 1999 tentang kesehatan
c. UU no. 32 tahun 2003 tentang pemerintah daerah
d. Peraturan pemerintah no. 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan
kewenangan. Provinsi sebagai daerah otonom
e. Peraturan pemrintah no. 76 tahun 2001 tentang pedoman umum mengenai desa dan
kelurahan

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di Negara-negara


berkembang lainnya dibidang kesehatan gigi dan mulut dalam penyakit jaringan keras gigi
(karies dentin). Hal ini karena prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 80%. Usaha
untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator
kesehatan masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha
untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor
lingkungan, faktor prilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda tiap
masyarakat Indonesia.

Karies gigi merupakan suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke
dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Ada 4
faktor utama yang mempengaruhi antara lain host, mikroorganisme, waktu, dan diet. Selain
factor langsung yang ada didalam mulut, terdapat faktor yang tidak langsung yang disebut
factor resiko luar yang merupakan faktor predisposisi dan factor penghambat terjadinya
karies. Faktor luar antara lain usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan,
pengetahuan, kesedaran dan prilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya
pengetahuan mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan karies.

Studi epidemiologi menunjukan bahwa kejadian karies sangat berbeda Antara


kelompok-kelompok bangsa, meskipun ada juga faktor gen, telah dibuktikan dalam
berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab utama karies.

Dari hasil penelitian survei yang dilakukan oleh Azrul Azwartahun 2004, diketahui
63% siswa SD di Indonesia menderita karies gigi, dimana 80% faktor penyebab karena
kurangnya pemahaman orang tua terhadap menjaga pentingnya kebersihan gigi anak.
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran
masyarakat, dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.

B. Sasaran Survei

Sasaran survey dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
yang dilaksanakan di Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta RT
008/RW 003 adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan yang dipilih secara
acak yang dapat dibagi menjadi :

a. Sasaran primer

Sasaran primer adalah merupakan sasaran utama dalam rumah tangga dan kemudian akan
dirubah perilakunya agar meningkatkan kesehatan ataupun anggota keluarga yang
memiliki masalah terhadap perilaku hidup bersih

b. Sasaran sekunder

Sasaran sekunder adalah merupakan sasaran yang berkaitan dengan anggota keluarga
tersebut dan dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Contohnya saja seperti kepala keluarga, orang tua,
maupun tokoh-tokoh keluarga tersebut.

c. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan agar dapat menjadi unsur dalam pembantu
atau menunjang dalam hal seperti pendanaan, kebijakan atau peraturan, dan bekerjasama
dalam terselenggaranya kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan survey Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dapat tercapai sesuai dengan rencana contohnya saja seperti kepala desa,
lurah, camat, kepala Puskesmas dan lain sebagainya.
C. Tujuan Survei

Tujuan dilakukan survei Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) ini pada daerah
Kelurahan Suryatmajan antara lain:

Tujuan Bagi Mahasiswa:

1. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sesuai dengan indikator-indikator hidup bersih dan sehat yang diterapkan

2. Mahasiswa diharapkan dapat mampu menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan
pedoman hidup bersih dan sehat dan melakukan evaluasi pada kasus-kasus yang
bersangkutan

3. Mahasiswa diharapkan dapat merencanakan suatu pemecahan masalah untuk mengatasi


masalah-masalah yang ditemukan pada survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tujuan bagi individu dan keluarga :

1.Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), maupun meningkatkan kamauan dan kemampuan dalam
meningkatkan kesehatannya

2.Dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan kesehatan dan mensukseskan


terselenggaranya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

3.Dapat memperoleh informasi kesehatan dari berbagai sumber serta dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

II. METODE SURVEI

A. Lokasi dan Populasi


a. Lokasi: survei ini dilakukan pada Desa Suryatmajan, Dusun Gemblakan, Kecamatan
Danurejan,Yogyakarta.

b. Popluasi : pada survei ini populasi yang digunakan adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di Desa Suryatmajan, Dusun Gemblakan, Kecamatan Danurejan,Yogyakarta.

B. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada survei Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan survei
indeks DMF-T ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling atau secara
acak dengan cara menentukan 1 keluarga secara acak, maka pada survei ini jumlah sampel
yang diperoleh adalah 1 Kepala Keluarga. Kemudian pada survei Pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut diketahui dengan mengambil 1 anggota keluarga yang mewakili anggota
keluarga lainnya sebagai sampel.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada survei ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
kepala keluarga atau salah seorang dari anggota keluarga tersebut yang dapat mewakili
kepala keluarga, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengisian kuisoner Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kuisioner status kesehatan gigi dan mulut melalui
indeks DMFT pada tatanan rumah tangga yang mewakili tiap anggota keluarga. Pengisian
kuisoner ini dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan masarakat
tentang kesehatan gigi dan mulut dan kesehatan pada lingkungannya yang
berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mengetahui status kesehatan
gigi dan mulut memalui kuisoner indeks DMF-T.

D. Pelaksanaan Survei

Pelaksanaan pada survei ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah warga sebanyak 1
Kepala Keluarga dengan melakukan wawancara kepada kepala keluarga tersebut atau yang
mewakili dan memberikan kuisoner mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut kemudian menjelaskan kepada warga
maksud dan tujuan diadakannya survei ini.

Survei ini dilaksanakan pada :

Hari/tanggal: Senin, 24 September 2014

Waktu: Pukul 08.00 – selesai

III. HASIL SURVEI DAN PEMBAHASAN

A. Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin:

Umur Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

0-5 1 33.3 - - 1 7.14


tahun

6-15 1 33.3 - - 1 7.14


tahun

16-45 - - 3 27.27 3 21.42


tahun
46-60 - - 6 54.55 6 42.85
tahun

>60 1 33.3 2 18.18 3 21.42


tahun

Total 3 21.42 11 78.57 14 100

Tabel 1. Distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin

Keterangan tabel:

Dari tabel distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukan bahwa
Proporsi jumlah perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu 78.57% pada jumlah
perempuan ,yang terdiri dari usia 16 - 45 tahun sebanyak 27.27% , usia 46 - 60 tahun
sebesar 54.55% dan usia > 60 tahun 18.18%.

No. Mata pencaharian Jumlah %


1. Wiraswasta 19 61.29
2. Swasta 7 22.58
3. Pensiunan 2 6.45
4. Buruh 2 6.45
5. PNS 1 3.22
Tabel 2. Data sosial ekonomi sampel

Keterangan tabel:

Dari tabel data sosial ekonomi sampel didapatkan mata pencarian terbanyak adalah
wiraswasta sebanyak 61.29%. Dan diikuti dengan swasta sebanyak22.58%.Mata
pencaharian paling rendah dari hasil survei adalah PNS dengan menunjukkan angka
3.22%.

Data sosial budaya sampel:


No. Tingkat pendidikan Jumlah %

1. SD 3 25

2. SMP 4 33.3

3. SMA 5 41.67

Tabel 3. Data sosial budaya sampel

Keterangan tabel:

Dari tabel data sosial budaya sampel Proporsi anggota keluarga yang memiliki
pendidikan terakhir SLTA / SMK paling banyak yaitu sebesar 52,05 % dibandingkan
dengan tingkat pendidikan terakhir lainnya.

Rekapitulasi PHBS

No. Indikator Ya % Tidak %

Kesehatan umum

1. Tidak merokok 4 28.57 10 71.42

2. Sarapan pagi 12 85.71 2 14.28

3. Dana sehat 10 71.42 4 28.57

4. Sikat gigi sebelum tidur 7 50 7 50

5. Cuci tangan 13 92.85 1 7.14

Kesehatan lingkungan
1. Penduduk menggunakan jamban sehat 13 92.85 1 7.14

2. Penduduk menggunakan sarana air bersih 12 85.71 2 14.28

3. Terdapat tempat pembuangan sampah 9 64.28 5 35.71

4. Terdapat SPAL (Sistem Pembuangan Air 6 42.85 8 57.14


Limbah)

5. Kepadatan penduduk 8 57.14 6 42.85

Tabel 4. Rekapitulasi PHBS

Keterangan tabel:

Dari tabel Rekapitulasi PHBS, untuk kesehatan umum cukup baik dilihat dari
persentase penduduk yang melakukan cuci tangan sebelum makan sebanyak 92.85%,
namun penduduk yang masih memiliki kebiasaan merokok sebanyak 71.42%, dan
penduduk masih sedikit yang mempunyai dana sehat yaitu sebesar 71.42%, penduduk yang
memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur hanya sebesar 50%. Sedangkan untuk
kesehatan lingkungan baik, dilihat dari semua presentase kesehatan lingkungan yang lebih
dari 50%, namun sistem pembuangan air limbah masih dinilai kurang dengan nilai yang
hanya menunjukkan angka 42.85%

B. Survey Pengetahuan Kesehatan gigi dan mulut

Frekuensi menyikat gigi responden per hari

NO Frekuensi menyikat Kelompok Umur (tahun)


gigi 6 – 16-
46-60 (n=...) >60 (n=…)
15(n=…) 45(n=…)

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 Tidak Pernah - - - - - - - -

2 Satu Kali - - - - - - - -

3 Dua Kali 1 7,14 3 21,43 3 21,43 3 21,43

4 Tiga Kali - - 1 7,14 3 21,43 - -

Tabel 5. Frekuensi menyikat gigi responden per hari

Keterangan tabel :

Dari tabel Frekuensi menyikat gigi responden per hari proporsi responden yang
berusia 6-15 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 7,14% ,sedangkan
responden yang berusia 16-45 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 21,43%,
dan responden yang berusia > 60 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak
21,43%. Jadi total penduduk yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 71,43%.

Pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut

Kondisi

No Jenis Masalah Ya Tidak Tidak tahu

∑ % ∑ % ∑ %

1 Pernah mendapat perawatan gigi 4 25 12 75 - -


Merasakan kelainan pada gigi dan
2 6 37,5 10 62,5 - -
mulut

Melakukan perawatan gigi di


3 9 56,25 7 43,75 - -
puskesmas

Tabel 6. Pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut

Keterangan tabel :

Dari tabel pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut di dapat bahwa masyarakat yang
pernah mendapatkan perawatan gigi di puskesmas memiliki proporsi paling banyak yaitu
25%, dan yang merasakan kelainan pada gigi dan mulutnya pada saat survey sebanyak
37,50%. Sedangkan yang melakukan perawatan gigi di puskesmas sebanyak 58,25 %.

Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut

Umur 6-15 16-45 46-60 >60 Total


Tingkat
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Pengetahuan
Rendah (0-4) - - - - - - - - - -
Sedang (5-8) 1 100 5 100 4 80 2 66,2 12 86,72
Tinggi (>9) - - - - 1 20 1 33,3 2 14,28

Tabel 7. Tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut

Keterangan tabel :

Dari tabel pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut proporsi
responden yang memiliki tingkat sedang sebesar 86,72% dan yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi sebesar 14,28%.
Kondisi

No Jenis Masalah Ya Tidak Tidak tahu

∑ % ∑ % ∑ %

Percaya gigi bisa dipertahankan


1 10 71,43 4 28,57
sampai tua

Percaya pencabutan gigi menyebabkan


2 7 50 6 42,86 1 7,14
kebutaan

Tabel 8. Tingkat kepercayaan responden tentang kesehatan gigi dan mulut

Keterangan tabel :

Dari tabel tingkat kepercayaan responden tentang kesgilut proporsi responden


tentang tingkat kepercayaan kesehatan gigi dan mulut yang percaya bahwa gigibisa
dipertahankan sampai tua yaitu sebanyak 71,43% sedangkan yang tidak percaya gigi bias
dipertahankan sampai tua sebanyak 28,57%. Responden yang percaya bahwa pencabutan
gigi menyebabkan kebutaan yaitu sebanyak 50% sedangkan yang tidak percaya pencabutan
gigi biasa mnyebabkan kebutaan adalah 42,86%.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari survey PHBS kesehatan umum masyarakat cukup baik karena rata rata semua
penduduk melakukan cuci tangan sebelum makan. Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan gigi dan mulut cukup tinggi, dibuktikan dengan kebiasaan menyikat gigi
dua kali sehari. Namun, tidak semua penduduk memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum
tidur. Sedangkan sebagian besar penduduk masih memiliki kebiasaan merokok yang tinggi,
dan pembuangan air limbah di sekitar dinilai masih kurang, serta masih terbatasnya warga
yang memiliki dana sehat. Masalah yang menjadi prioritas pada survei ini adalah karies
dan untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan penyuluhan yang diikuti
dengan pemeriksaan.

B. Saran

Komuda sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui kondisi masyarakat,


oleh karena itu untuk menigkatkan efisiensi komuda berikutnya maka kami memberi saran
sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan sosialisasi pada warga setempat sebelum kegiatan akan


dilakukan,sehingga warga tidak takut untuk dilakukan kunjungan.
2. Perlu dilakukan kerjasama yang baik dengan Puskesmas atau dinas terkait
sehingga dapat ditindaklanjuti.
3. Waktu komuda sebaiknya hari libur sehingga anggota keluarga lengkap dan
data survei menjadi lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA

Masulili, Chalik, 2007, Upaya Peningkatan Perilaku PHBS dalam Keluarga dalam

Rangka Pembangunan Keluarga Sejahtera, Jakarta.

Kidd EAM, Bechal SJ. 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit danpenanggulangannya.


Jakarta: EGC
Pintauli, S., dan Taizo. H. 2008.Menuju Gigi dan Mulut Sehat: pencegahan dan
pemeliharaan.Medan. USU Press. h 12-14
RENCANA PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN

Rencana pemecahan masalah adalah suatu proses dimulai dari identifikasi masalah,
penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahaan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.

a. Identifikasi Masalah

Perencanaan adalah suatu bentuk rancangan masalah. Sumber masalah kesehatan


masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain.

1. Laporan kegiatan dari program kesehatan yang ada.


2. Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
3. Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan
kesehatan.
4. Hasil kunjungan lapangan supervisi dan sebagainya.

b. Menetapkan prioritas Masalah

Untuk itu harus dipilih masalah yang ‘Feasible’ untuk dipecahkan. Proses memilih
masalah disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat
dilakukan melalui 2 cara, yakni :

1. Melalui teknik scoring, yakni dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain
:

 Preavalensi penyakit ( Prevalence = P ) atau besarnya masalah

 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut


(Severity = S ).
 Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut
(degree of ummet need = D )
 Jumlah kenaikan masalah ( Rate of Increase = RI )
 Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut diatasi (
social benefit = SB )
 Suasana politik yang ditimbulkan karena masalah ( Political Climate
= PC )
 Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah (technical
feasibility = T)
 Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah (resources availability = R )

Masalah yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang diprioritaskan.


Nilai diperoleh dengan mengalikan semua parameter dengan nilai range parameter adalah
1 – 5.

2. Melalui teknik non-scoring

Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, disebut
“ Nominal group technique” (NGT). Ada 2 NGT, yakni:

 Delphi technique : yaitu masalah-masalah didiskusikan oleh


sekelompok orang yang sama.
 Delbeq technique : menetapkan prioritas masalah dengan
didiskusikan oleh sekelompok orang yang berbeda.

c. Menetapkan Tujuan
Pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai
oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret
dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan
pada umumnya masih abstrak.

Contoh :

Meningkatkan status gizi anak balita di kecamatan Cibadak

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus merupakan jembatan untuk tujuan umum, artinya tujuan-tujuan


khususnya tercapai.

Contoh :

 Meningkatkan perilaku ibu dalam memberikan makanan bergizi


kepada anak balita.

 Meningkatkan jumlah anak balita yang ditimbang di Posyandu.


 Meningkatnya jumlah anak yang berat badannya naik dan
sebagainya.

d. Menetapkan Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan adalah uraian tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan


untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Kegiatan mencakup 3 tahap pokok, yakni :

 Kegiatan pada tahap persiapan


 Kegiatan pada tahap pelaksanaannya
 Kegiatan pada tahap penilaian

e. Menetapkan Sasaran (Target Group)

Sasaran adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program
yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni :

1. Sasaran langsung, yaitu kelompok yang langsung dikenal oleh program.


2. Sasaran tidak langsung, adalah kelompok yang menjadi sasaran antara program
tersebut, namun berpengaruh sekali terhadap sasaran langsung.

f. Waktu

Waktu yang ditetapkan sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat
serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.

g. Organisasi dan Staf

Dalam bagian ini di gambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf atau
personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut.

h. Rencana Anggaran

Uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai Evaluasi.

i. Rencana Evaluasi
Suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.

II. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH

Masalah Kesehatan di Desa Suryatmajan, Yogyakarta

IxTx
I T R
R
No Masalah Kesehatan

P S RI DU SB PB PC

1 Merokok 2 3 4 5 5 4 2 1 3 14.400

2 Sarapan Pagi 1 1 1 2 2 2 2 2 2 64

Tidak Memiliki dana


3 3 2 2 3 5 3 3 3 3 14.580
sehat

Tidak menyikat gigi


4 2 2 2 3 2 1 1 3 3 432
sebelum tidur

5 Tidak mencuci tangan 2 2 2 2 2 1 1 2 2 128

Tidak menggunakan
6 2 3 1 2 3 3 2 3 3 1.944
jamban sehat

Tidak menggunakan
7 1 3 2 3 4 4 2 2 3 3.456
sarana air bersih
Tidak terdapat
8 2 1 1 3 3 2 2 3 3 648
pembuangan sampah

Tidak terdapat SPAL


9 (Sistem Pembuangan Air 4 2 2 3 4 4 2 3 3 13.824
Limbah)

Tingginya kepadatan
10 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2.304
penduduk

Pengetahuan masyarakat
11 tentang kesehatan gigi 4 2 4 2 3 2 2 3 3 6.812
dan mulut

Tidak mendapatkan
12 4 2 2 4 3 3 2 4 4 18.432
perawatan gigi

Kepercayaan terhadap
13 perawatan kesehatan 3 2 3 2 3 3 2 3 3 5.832
gigi dan mulut

Tabel 9. Masalah Kesehatan di Desa Suryatmajan, Yogyakarta

Keterangan :

P : Prevalensi

S: Severity

RI : Rate of Increase

DU : Degree of Unmeet Need


SB : Social Benefit

PB : Public Concern

PC : Political Climate

T : Technology

R : Resorces Availability

Keterangan Tabel :

Berdasarkan tabel diatas, urutan prioritas masalah yang harus dipecahkan terlebih
dahulu adalah :

1. Masyarakat tidak mendapatkan perawatan gigi.


2. Tidak memiliki dana sehat.
3. Merokok.
4. Tidak terdapat SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah).
5. Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut.
6. Kepercayaan terhadap perawatan kesehatan gigi dan mulut.
7. Tidak menggunakan sarana air bersih.
8. Tingginya kepadatan penduduk.
9. Tidak menggunakan jamban sehat.
10. Tidak terdapat pembuangan sampah.
11. Tidak menyikat gigi sebelum tidur.
12. Tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air.
13. Sarapan pagi
III. PENETAPAN PRIORITAS JALAN KELUAR

A. Penyusunan Alternatif Jalan Keluar

Berdasarakan hasil prioritas masalah kesehatan yang terjadi di Kelurahan


Suratmajan didapatkan hasil bahwa masalah utama yang terjadi dan harus segera
diselesaikan di Kelurahan Suratmajan adalah warga tidak mendapatkan perawatan
kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkan diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka dibuatlah analisa
masalah dan pemecahan masalah sebagai berikut :

No. Rumusan Masalah Penyebab Masalah Alternatif Jalan Keluar


1. Masyarakat tidak  Tidak adanya  Melakukan pendataan
mendapatkan data mengenai mengenai jumlah
perawatan kesehatan status kesehatan warga yang ada di
gigi dan mulut gigi dan mulut Kelurahan Suratmajan
warga Kelurahan
 Melakukan pendataan
Suratmajan
mengenai status
 Rendahnya kesehatan gigi dan
pengetahuan mulut warga di
masyarakat Kelurahan Suratmajan
Kelurahan
Suratmajan
mengenai
 Melakukan pendataan
pentingnya
mengenai seberapa
kesehatan gigi jauh pengetahuan
dan mulut warga Kelurahan
suratmajan mengenai
kesehatan gigi dan
mulut

 Melakukan kunjungan
kerumah warga dan
pemeriksaan rutin
terkait kesehatan gigi
dan mulut

 Melakukan sosialisasi
dan edukasi mengenai
pentingnya kesehatan
gigi dan mulut bagi
masyarakat

 Membentuk UKGM di
lingkungan masyarakat
Kelurahan Suratmajan

 Melakukan edukasi
mengenai waktu dan
cara menggosok gigi
yang benar

Tabel 10. Alternatif Jalan Keluar Permasalahan Kesehatan di Kelurahan Suratmajan

B. Pemilihan Prioritas Jalan Keluar

Berdasarkan analisa masalah dan pemecahan masalah yang ada, maka dibuat
penentuan prioritas penatalaksanaan prioritas jalan keluar permasalahan kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.

No. Prioritas Jalan Keluar M I V C M.I.V

1. Melakukan pendataan mengenai 4 4 4 3 21,3


jumlah warga dan status kesehatan
gigi warga yang ada di Kelurahan
Suratmajan dan pembuatan kartu
kunjungan rutin ke dokter gigi

2. Melakukan kunjungan kerumah 4 4 3 3 16


warga dan pemeriksaan rutin terkait
kesehatan gigi dan mulut
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi 3 3 3 4 6,75
mengenai pentingnya kesehatan gigi
dan mulut bagi masyarakat

4. Membentuk UKGM di lingkungan 3 2 2 4 3


masyarakat Kelurahan Suratmajan

5. Melakukan edukasi mengenai waktu 3 2 2 4 3


dan cara menggosok gigi yang benar

Tabel 11. Penentuan Prioritas Jalan Keluar Permasalahan Kesehatan di Kelurahan


Suratmajan

Keterangan :

E : Efectiveness

M : Magnitude

I : Importancy

V : Visibility

C : Cost

Berdasarkan hasil tabel penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka urutan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga
yang ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter
gigi
2. Melakukan kunjungan kerumah warga dan pemeriksaan rutin terkait kesehatan gigi
dan mulut
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
bagi masyarakat
4. Membentuk UKGM di lingkungan masyarakat Kelurahan Suratmajan
5. Melakukan edukasi mengenai waktu dan cara menggosok gigi yang benar

IV. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan hasil tabel 11 penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah Melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga
yang ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter gigi

Tahap Perencanaan Program

1. LatarBelakang Program
Denganadanya data pastimengenaijumlahwarga yang masihtinggaldan data status
kesehatangigi di KelurahanSuryatmajanmakaakandiketahuiberapajumlahwarga
yang
tidakmendapatkanperawatangigidanmulutakanmemudahkanparatenagapelaksanaunt
ukmelakukanperawatangigi.Dengandibantupembuatankartukunjunganrutinkedokter
gigimakawargaakanmendapatkanperawatangigidanmulut yang
rutindanmemudahkandalampemantauankesehatangigiwarga di
KelurahanSuryatmajan. Sehinggaakanmeningkatkanpengetahuandan status
kesehatangigidanmulutwarga di KelurahanSuryatmajan.

2. RumusanMasalah
Berdasarkantabelprioritasmasalah, yang menjadimasalahutama di
KelurahanSuryatmajanadalahwargatidakmendapatkanperawatangigi.

3. Tujuan
a. TujuanUmum: meningkatkanderajatkesehatangigiwargaKelurahanSuryatmajan
b. Tujuankhusus:
- Didapatkan data valid jumlahwargadanstatus kesehatangigiwarga di
KelurahanSuryatmajan
- Tercapainyaperawatangigidanmulut yang menyeluruhuntukwarga di
KelurahanSuryatmajan
- Lebihmengedepankanupayapreventifdengandiadakannyakartukunjunganruti
nkedoktergigi
- TerpenuhinyaperawatangigidanmulutuntukwargaKelurahanSuryatmajansec
ara gratis denganadanya BPJS

4. RumusanKegiatan
a. Sosialisasi
SosialisasidilakukankepadawargaKelurahanSuryatmajanmengenai program ini,
dantujuandari program ini.Dalamsosialisasiinijugadijelaskantahap – tahapdari
program ini.
b. PendataanjumlahwargaKelurahanSuryatmajan
Pendataanjumlahwarga yang masihtinggal di KelurahanSuryatmajan agar
didapatkan data yang valid mengenaijumlahwarga yang tinggal di
daerahtersebut.
c. PendataanwargakelurahanSuryatmajan yang mengikuti BPJS
Pendataaninidilakukanuntukmengetahuiberapajumlahwarga yang
sudahmengikuti BPJS, dengandemikianakandiketahuijumlahwarga yang
belummengikuti BPJS. Warga yang belummengikuti BPJS,
akandidaftarkanolehdoktergigidibantudenganparakader di daerahmasing –
masing. Diharapkansemuawarga di KelurahanSuryatmajantercoverdengan
BPJS, sehinggawargadapatmelakukanperawatangigidenganrutinsecara gratis.
d. Oral Screening
Dilakukanuntukmengetahui status kesehatangigiwargaKelurahanSuryatmajan
e. Pengelompokkan data status kesehatangigi
Dari hasil oral screening, kemudiandilakukanmenjadi 2 kelompokperawatan,
yaitukelompokuntukperawatankuratifdankelompokuntukperawatanpreventif
f. PembuatanKartuKunjunganRutin
Kartukunjunganrutindibuatdengan format seperti

KARTU KUNJUNGAN RUTIN PERAWATAN GIGI

No Kartu :
Alamat :
Kuratif/ preventif
RT/RW :
Namapasien :
Tindaka
N NamaDokt TanggalKunjung n/ DH Jadwalkunjunganberikut
o er Gigi an Perawata E nya
n

g. Pemberiankartukunjungan
Kartukunjungandiberikansetelahpengelompokan data darihasil oral
screening.Padapemberiankartukunjunganwargadikumpulkan di satutempat,
sebelumdibagikandilakukanpenyuluhanterlebihdahulukemudiandibagikankartuk
unjunganrutin.

5. AsumsiPerencanaan
Positif, karenadidukungolehberbagaipihak, baikpemerintah, dinaskesehatan,
dinaskependudukan, BPJS,ketua RW dan RT, puskesmasDanurejan 2, dankader –
kader di KelurahanSuryatmajan
6. StrategiPendekatan
Kombinasi, intitusionaldan community approach
7. KelompokSasaran
a. Kepalarumahtangga
b. Iburumahtangga
c. Anak
8. WaktudanBiaya
a. Waktu:
- Sosialisasi (minggu ke1)
- Pendataanjumlahwarga, yang mengikuti BPJS,dan oral screening (
mingguke 2-3)
- Pembuatankartukunjunganrutin (mingguke 2 - 3)
- Pengelompokan data status kesehatangigi (mingguke 4)
- Pemberiankartukunjunganrutin (mingguke 5)
b. AlokasiBiaya

No Kebutuhan Harga Qty Jumlah


1 Fotocopy form oral screening Rp 150 300 Rp 45,000
2 Fee tenaga lapangan Rp 150,000 25 Rp3,750,000
Alat dan Bahan Sterilisasi oral
3 Rp 150,000 Rp 150,000
screening
4 Cetak Kartu Kunjungan Rutin Rp 1,000 300 Rp 300,000
5 Konsumsi Rp 5,000 300 Rp1,500,000
TOTAL Rp5,745,000

9. OrganisasidanTenagaPelaksana
a. StrukturOrganisasi : jajarandinaskesehatan, dinaskependudukan
b. StafPelaksana: jajarandinaskesehatan, dinaskependudukan, puskesmas, ketua
RT/RW, tokohmasyarakatdankader.

10. Metodepenilaian/ evaluasi


Penilaiandilakukan maximal 6
bulansetelahpembagiankartukunjunganrutinkedoktergigi,
darikartutersebutdapatdilihatapakahpasienmendapatkanperawatangigisecararutinata
utidak.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil tabel 11 penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga yang
ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter gigi.
Pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan pendataan jumlah warga Kelurahan
Suryatmajan, Oral Screening, Pengelompokan data sesuai status kesehatan gigi, Pembuatan
kartu kunjungan baru dan Pemberian kartu kunjungan. Dengan pemecahan masalah
tersebut diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kelurahan Suryatmajan
tentang kesehatan gigi dan mulut dan diharapkan pula adanya peningkatan status kesehatan
gigi dan mulut.

SARAN

Perlu dilakukan follow up untuk masyarakat agar kegiatan komuda bermanfaat


langsung untuk warga Kelurahan Suryatmajan

DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni.Jakarta. PT Rineka


Cipta.

Muninjaya, Gde. 2004.Manajemen Kesehatan : Edisi 2.jakarta. EGC


SURVEY KESEHATAN GIGI DAN MULUT:

PENGUKURAN KARIES GIGI DENGAN INDEKS DMF-T

I. PENDAHULUAN

Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti di Negara-negara


berkembang lainnya dibidang kesehatan gigidan mulut dalam penyakit jaringan keras gigi
(karies dentin). Hal ini karena prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 80%. Usaha
untuk mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan indikator
kesehatan masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi serta belum berhasilnya usaha
untuk mengatasinya mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor distribusi penduduk, faktor
lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang berbeda-beda tiap
masyarakat Indonesia.

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat berbeda antara


kelompok-kelompok bangsa, meskipun ada juga faktor gen, telah dibuktikan dalam
berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab utama karies. Dari hasil
penelitian survei yang dilakukan oleh Azrul Azwar tahun 2004, diketahui 63% siswa SD di
Indonesia menderita karies gigi, dimana 80% faktor penyebab karena kurangnya
pemahaman orang tua terhadap pentingnya menjaga kebersihan gigi anak. Upaya
kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat,
dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


1. Pengertian Penyakit Karies Gigi

Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya
yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi
bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organik yang
akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang).

2. Etiologi Penyakit Karies Gigi

Karies merupakan penyakit multifacktorial yaitu adanya beberapa faktor yang


menjadi penyebab terjadinya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang peranan yaitu
faktor host, agen atau mikroorganisme, substrata tau diet, dan faktor waktu.

Gambar 1. Faktor penyebab karies

a. Host

Enamel merupakan jaringan keras gigi dengan susunan kimia kompleks yang
mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%.
Lapisan luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung
banyak fluor, fosfat, dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat
menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal
enamel padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi desidui lebih mudah terserang karies
dibandingkan dengan gigi permanen, karena enamel gigi desidui mengandung lebih
banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit dibandingkan
gigi permanen.

b. Mikroorganisme

Plak memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak


merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan
gigi yang tidak dibersihkan. Proses terjadinya kerusakan pada jaringan keras gigi melalui
suatu reaksi kimiawi oleh bakteri, dimulai dengan proses kerusakan bagian anorganik,
kemudian berlanjut pada bagian organik. Bakteri berperan penting pada proses terjadinya
karies gigi, karena tanpa adanya bakteri maka karies gigi tidak dapat terjadi.

Terdapat berbagai spesies bakteri yang berkoloni di dalam rongga mulut untuk
menghasilkan asam sehingga terjadi proses demineralisasi pada jaringan keras gigi. Salah
satu spesies bakteri yang dominan di dalam mulut yaitu S.mutans. Telah banyak penelitian
yang membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri S.mutans pada plak gigi
dengan prevalensi karies gigi.

c. Substrat atau Diet

Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali
tidak mempunyai karies gigi.

d. Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

3. Pengukuran atau Indeks Karies Gigi

Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
golongan/kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat
digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan
sampai berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks
karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam. Ada beberapa indeks
karies yang biasa digunakan seperti indeks Klein dan indeks WHO, namun belakangan ini
diperkenalkan indeks Significant Caries (SiC) untuk melengkapi indeks WHO sebelumnya.

Indeks DMF ini diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun
1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Pemeriksaannya
meliputi pemeriksaan pada gigi (DMFT) dan permukaan gigi (DMFS). Semua gigi
diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya tidak tumbuh, sudah
dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor; pada kolom yang tersedia
langsung diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang) dan F (gigi yang ditumpat)
dan kemudiandijumlahkan sesuai kode. Untuk gigi permanen dan gigi susu hanya
dibedakan dengan pemberian kode DMFT (decayed missing filled tooth) atau DMFS
(decayed missing filled surface) sedangkan deft (decayed extracted filled tooth) dan defs
(decayed extracted filled surface) digunakan untuk gigi susu. Rerata DMF adalah jumlah
seluruh nilai DMF dibagi atas jumlah orang yang diperiksa.
4. Indeks Karies Gigi DMF-T

Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang
pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies gigi,
indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulung digunakan indeks decayed
ectraction filled teeth (def-t).

Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi, perencanaan
upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan, membandingkan status
pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah dengan daerah lain atau
membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, serta untuk memantau
perkembangan status pengalaman karies individu. Indeks DMF-T terdiri atas:

a. Decay (karies gigi)

Indeks karies untuk gigi dewasa sampai saat ini masih menggunakan DMF-
T Indeks. Decay (D) adalah jumlah gigi karies dalam mulut subyek atau sampel, dan karies
tersebut masih bisa ditambal, karies sekunder dan tumpatan sementara.

b. Missing

Missing atau kehilangan gigi yang dimaksud dalam pemeriksaan DMF-Tadalah


kehilangan gigi oleh karena karies. Komponen missing (M) adalah gigi hilang oleh karena
karies sedangkan hilangnya gigi oleh sebab lain atau bukan karena karies tidak termasuk
dalam missing.

c. Filling (tumpatan)

Filling (F), dalam hal ini yang dimaksud adalah tumpatan, termasuk di dalamnya
tumpatan tanpa karies, seperti fissure sealant. Yang termasuk dalam kriteria filling (F)
adalah gigi yang sudah ditumpat dan tumpatan masih dalam keadaan baik serta gigi pasca
perawatan saluran akar.

III. METODE SURVEI

A. Metode

Metode yang digunakan adalah metode observasi. Metode observasi adalah metode
pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung di lapangan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Komuda ini dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Rabu, 24 September 2014

Tempat :

 Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan, RT 04, 05, 06, 10. RW 02, Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.

 Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan, RT 19. RW 07, Kecamatan Danurejan,


Yogyakarta.
 Dusun Gemblakan Atas, Desa Suryatmajan, RT 10&11. RW 04, Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.
 Dusun Gemblakan Bawah, , Desa Suryatmajan, RT 21. RW 07, Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.

C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dilakukan pada masyarakat yang tinggal di Dusun
Ledokmacanan RT 04, 05, 06, 10 dan 19. RW O2 dan Dusun Gemblakan Atas dan Bawah
RT 10, 11 dan 21. RW O7. Desa Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.

D. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang diperlukan adalah :

1. Bengkok

2. Alat diagnostik (Kaca mulut, pinset, eksavator, sonde)

3. Pulpen

4. Stiker (untuk ditempel dirumah sebagai tanda sudah diperiksa)

5. Kusioner PHBS

6. Odontogram

E. Analisa Data

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, karena penelitian


merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasikan
objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982 dalam Ssukardi, 2004). Penelitian deskriptif
memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Dengan tujuan membuat pecandraan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dan dapat
memudahkan dalam mendeskripsikan/menggambarkan suatu gejala, peristiwa, kejadian
yang terjadi saat sekarang.
Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan
kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhaddap
peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari
satu variabel.

IV. HASIL SURVEI

A. Survei Kesehatan Gigi dan Mulut

Survei indeks karies yang dilakukan di Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan,


Kecamatan Danurejan Yogyakarta di dapatkan data sebagai berikut:

Jumlah DMF-T /
No Nama D/d M/e F/f DEF-T Kesimpulan

1 Maher 1 0 0 1 Masalah

2 Supraptini 5 0 0 5 Masalah

3 Sriyati 9 2 0 11 Masalah

4 Anis 4 0 0 4 Masalah

5 Herna 10 12 0 22 Masalah

6 Raymond 4 0 0 4 Masalah

7 Sutarni 1 8 0 9 Masalah

8 Indri 9 5 1 15 Masalah

9 Wagiati 3 2 0 5 Masalah
10 Siwirasanti 2 11 0 13 Masalah

11 Kristiowati 1 8 0 9 Masalah

12 Wahyu 9 1 2 12 Masalah

13 Sopian 4 8 0 12 Masalah

14 Wiyadi 1 24 0 25 Masalah

Jumlah 147

Rata-rata 10,5

Tabel 14. Survei Indeks Karies Gigi DMF-T/DEF-T

Klasifikasi skala perhitungan indeks DMF-T menurut WHO (2003):

Sangat rendah : <1,2

Rendah : 1,2 – 2,6

Sedang : 2,7 – 4,4

Tinggi : >4,4

Dari tabel survei indeks karies gigi yang dilakukan pada 14 orang yang tinggal di
Kecamatan Danurejan memiliki jumlah rata-rata DMF-T sebesar 10,5 yang masuk dalam
kategori tinggi.

B. Penilaian Resiko Karies Menurut ADA


Penilaian resiko karies yang dilakukan di Dusun Ledokmacanan, Desa
Suryatmajan, Kecamatan Danurejan Yogyakarta di dapatkan data sebagai berikut:

No Nama Resiko Resiko Resiko Kategori Resiko


Rendah Sedang Tinggi

1 Maher 14 1 1 Tinggi

2 Supraptini 13 1 2 Tinggi

3 Sriyati 11 2 3 Tinggi

4 Anis 15 1 0 Sedang

5 Herna 12 2 2 Tinggi

6 Sutarni 15 1 0 Sedang

7 Indri 12 1 2 Tinggi

8 Wagiati 16 0 0 Rendah

9 Siwirasanti 14 0 1 Tinggi

10 Kristiowati 11 4 1 Tinggi

11 Wahyu 14 2 0 Sedang

12 Sopian 11 2 3 Tinggi

13 Wiyadi 13 2 1 Tinggi

14 Ruly 13 1 1 Tinggi

Rata-rata Tinggi
Tabel 15. Resiko Karies Menurut ADA

Dari tabel penilaian resiko karies menurut ADA yang dilakukan pada 14 orang
yang tinggal di Kecamatan Danurejan mayoritas memiliki resiko karies tinggi.

B. Analisa Data Hasil Survei

Penilaian resiko karies menurut ADA yang dilakukan pada 14 orang yang tinggal di
Kecamatan Danurejan ternyata mayoritas memiliki resiko karies tinggi. Hal ini sesuai
dengan jumlah rata-rata DMF-T yang mereka miliki yaitu sebesar 10,5 yang masuk ke
dalam kategori tinggi. Perilaku yang memicu adanya resiko karies tinggi dari masyarakat
tersebut adalah kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi gula, masih
memiliki kesadaran yang rendah untuk menyikat gigi dan masih malas untuk rutin datang
ke dokter gigi atau puskesmas terdekat. Kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut masih sangat kurang, hal ini didasari oleh tingkat pendidikan masyarakat yang
rendah dan keadaan ekonomi yang tergolong rendah. Rata-rata masyarakat menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluor namun hal itu tidak mampu mencegah terjadinya karies
pada gigi karena kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Cara menyikat gigi yang salah
juga menjadi pemicu dari tingginya angka DMF-T yang mereka miliki.

V. KESIMPULAN

Dari survey penilaian resiko karies dan survei indeks karies gigi DMF-T yang
dilakukan pada 14 orang yang tinggal di Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan,
Kecamatan Danurejan Yogyakarta memiliki indeks karies tinggi. Hal ini disebabkan
kebiasaan buruk mereka seperti kesadaran kesehatan gigi yang masih rendah, sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi gula, malas untuk menggosok gigi, cara menggosok
gigi yang masih salah, dan malas untuk datang rutin ke dokter gigi atau puskesmas
terdekat. Hal yang memdasari hal tersebut adalah tingkat pendidikan masyarakat yang
rendah, dan keadaan ekonomi yang rendah. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari
tenaga kesehatan setempat untuk memberikan tambahan pengetahuan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Kidd, E.A.M : Joyston-Bechal,S. 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit dan


Penanggulangannya. Diterjemahkan oleh Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk.
Jakarta : EGC.

Li Y, Wang W. Predicting caries in permanent teeth from caries in primary teeth; an


eightyear cohort study. J Dent Res 2002; 81(8);561-6

Noviani N. 2010. Tesis:Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Karies Gigi


(DMFT) Santri Pesantren AL Ashriyyah Nurul Iman Parung Bogor Tahun 20010.
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok: Universitas Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai