SURVEI PHBS Dan KESGILUT-1
SURVEI PHBS Dan KESGILUT-1
DISUSUN OLEH:
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Sasaran Survei.......................................................................................2
C. Tujuan Survei.........................................................................................4
II. METODE SURVEY
A. Lokasi dan Populasi.............................................................................. 5
B. Pengambilan Data..................................................................................5
C. Pengumpulan Data.................................................................................5
D. Pelaksanaan Survey...............................................................................6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).................................6
B. Survey Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut...................................9
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..........................................................................................13
B. Saran.................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................31
SURVEY KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PENGUKURAN KARIES GIGI DENGAN INDEKS DMF-T
I. PENDAHULUAN.....................................................................................32
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyakit Karies Gigi...........................................................................32
B. Epidemiologi Karies Gigi...................................................................33
C. Pengukuran / Indeks Karies Gigi........................................................35
D. Indeks Karies Gigi DMF-T.................................................................36
III. METODE SURVEY
a. Metode.................................................................................................37
b. Waktu dan Tempat..............................................................................37
c. Subyek Penelitian................................................................................38
d. Alat dan Bahan...................................................................................38
e. Analisa Data.......................................................................................38
IV. HASIL SURVEY.....................................................................................39
V. KESIMPULAN....................................................................................... 42
VI. DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 43
VII. LAMPIRAN ............................................................................................44
DAFTAR TABEL
I. PENDAHULUAN
PHBS merupakan salah satu stategi yang direncanakan oleh departemen kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan millenium 2015 melalui rumusan visi dan misi
Indonesia sehat, sebagai mana dicita-citakan oleh seluruh masyrakat Indonesia dalam
menyongsong millennium development goal (MDG’s). PHBS merupakan sekumpulan
prilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang
menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan masyarakat sehat.PHBS juga merupakan salah satu pilar
utama dalam Indonesia sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengutangi beban
Negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Pembinaan PHBS dirumah tangga telah menjadi bagian dari kesatuan gerak PKK-
KB kesehatan sejak 2005. Landasn hukum PHBS adalah:
Karies gigi merupakan suatu proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke
dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor. Ada 4
faktor utama yang mempengaruhi antara lain host, mikroorganisme, waktu, dan diet. Selain
factor langsung yang ada didalam mulut, terdapat faktor yang tidak langsung yang disebut
factor resiko luar yang merupakan faktor predisposisi dan factor penghambat terjadinya
karies. Faktor luar antara lain usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan lingkungan,
pengetahuan, kesedaran dan prilaku yang berhubungan dengan kesehatan gigi, misalnya
pengetahuan mengenai jenis makanan dan minuman yang menyebabkan karies.
Dari hasil penelitian survei yang dilakukan oleh Azrul Azwartahun 2004, diketahui
63% siswa SD di Indonesia menderita karies gigi, dimana 80% faktor penyebab karena
kurangnya pemahaman orang tua terhadap menjaga pentingnya kebersihan gigi anak.
Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran
masyarakat, dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan.
B. Sasaran Survei
Sasaran survey dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
yang dilaksanakan di Kelurahan Suryatmajan Kecamatan Danurejan Kota Yogyakarta RT
008/RW 003 adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan yang dipilih secara
acak yang dapat dibagi menjadi :
a. Sasaran primer
Sasaran primer adalah merupakan sasaran utama dalam rumah tangga dan kemudian akan
dirubah perilakunya agar meningkatkan kesehatan ataupun anggota keluarga yang
memiliki masalah terhadap perilaku hidup bersih
b. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah merupakan sasaran yang berkaitan dengan anggota keluarga
tersebut dan dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah terhadap
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Contohnya saja seperti kepala keluarga, orang tua,
maupun tokoh-tokoh keluarga tersebut.
c. Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan agar dapat menjadi unsur dalam pembantu
atau menunjang dalam hal seperti pendanaan, kebijakan atau peraturan, dan bekerjasama
dalam terselenggaranya kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan survey Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat dapat tercapai sesuai dengan rencana contohnya saja seperti kepala desa,
lurah, camat, kepala Puskesmas dan lain sebagainya.
C. Tujuan Survei
Tujuan dilakukan survei Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS) ini pada daerah
Kelurahan Suryatmajan antara lain:
1. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sesuai dengan indikator-indikator hidup bersih dan sehat yang diterapkan
2. Mahasiswa diharapkan dapat mampu menemukan kasus-kasus yang tidak sesuai dengan
pedoman hidup bersih dan sehat dan melakukan evaluasi pada kasus-kasus yang
bersangkutan
1.Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), maupun meningkatkan kamauan dan kemampuan dalam
meningkatkan kesehatannya
3.Dapat memperoleh informasi kesehatan dari berbagai sumber serta dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Popluasi : pada survei ini populasi yang digunakan adalah masyarakat yang bertempat
tinggal di Desa Suryatmajan, Dusun Gemblakan, Kecamatan Danurejan,Yogyakarta.
B. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada survei Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan survei
indeks DMF-T ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling atau secara
acak dengan cara menentukan 1 keluarga secara acak, maka pada survei ini jumlah sampel
yang diperoleh adalah 1 Kepala Keluarga. Kemudian pada survei Pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut diketahui dengan mengambil 1 anggota keluarga yang mewakili anggota
keluarga lainnya sebagai sampel.
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada survei ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada
kepala keluarga atau salah seorang dari anggota keluarga tersebut yang dapat mewakili
kepala keluarga, kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengisian kuisoner Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kuisioner status kesehatan gigi dan mulut melalui
indeks DMFT pada tatanan rumah tangga yang mewakili tiap anggota keluarga. Pengisian
kuisoner ini dimaksudkan agar dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan masarakat
tentang kesehatan gigi dan mulut dan kesehatan pada lingkungannya yang
berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta mengetahui status kesehatan
gigi dan mulut memalui kuisoner indeks DMF-T.
D. Pelaksanaan Survei
Pelaksanaan pada survei ini dilakukan dengan cara mengunjungi rumah warga sebanyak 1
Kepala Keluarga dengan melakukan wawancara kepada kepala keluarga tersebut atau yang
mewakili dan memberikan kuisoner mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut kemudian menjelaskan kepada warga
maksud dan tujuan diadakannya survei ini.
Laki-laki Perempuan
Keterangan tabel:
Dari tabel distribusi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin menunjukan bahwa
Proporsi jumlah perempuan lebih besar dibandingkan laki-laki, yaitu 78.57% pada jumlah
perempuan ,yang terdiri dari usia 16 - 45 tahun sebanyak 27.27% , usia 46 - 60 tahun
sebesar 54.55% dan usia > 60 tahun 18.18%.
Keterangan tabel:
Dari tabel data sosial ekonomi sampel didapatkan mata pencarian terbanyak adalah
wiraswasta sebanyak 61.29%. Dan diikuti dengan swasta sebanyak22.58%.Mata
pencaharian paling rendah dari hasil survei adalah PNS dengan menunjukkan angka
3.22%.
1. SD 3 25
2. SMP 4 33.3
3. SMA 5 41.67
Keterangan tabel:
Dari tabel data sosial budaya sampel Proporsi anggota keluarga yang memiliki
pendidikan terakhir SLTA / SMK paling banyak yaitu sebesar 52,05 % dibandingkan
dengan tingkat pendidikan terakhir lainnya.
Rekapitulasi PHBS
Kesehatan umum
Kesehatan lingkungan
1. Penduduk menggunakan jamban sehat 13 92.85 1 7.14
Keterangan tabel:
Dari tabel Rekapitulasi PHBS, untuk kesehatan umum cukup baik dilihat dari
persentase penduduk yang melakukan cuci tangan sebelum makan sebanyak 92.85%,
namun penduduk yang masih memiliki kebiasaan merokok sebanyak 71.42%, dan
penduduk masih sedikit yang mempunyai dana sehat yaitu sebesar 71.42%, penduduk yang
memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur hanya sebesar 50%. Sedangkan untuk
kesehatan lingkungan baik, dilihat dari semua presentase kesehatan lingkungan yang lebih
dari 50%, namun sistem pembuangan air limbah masih dinilai kurang dengan nilai yang
hanya menunjukkan angka 42.85%
∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1 Tidak Pernah - - - - - - - -
2 Satu Kali - - - - - - - -
Keterangan tabel :
Dari tabel Frekuensi menyikat gigi responden per hari proporsi responden yang
berusia 6-15 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 7,14% ,sedangkan
responden yang berusia 16-45 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 21,43%,
dan responden yang berusia > 60 tahun yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak
21,43%. Jadi total penduduk yang menyikat gigi dua kali sehari sebanyak 71,43%.
Kondisi
∑ % ∑ % ∑ %
Keterangan tabel :
Dari tabel pemanfaatan kesehatan gigi dan mulut di dapat bahwa masyarakat yang
pernah mendapatkan perawatan gigi di puskesmas memiliki proporsi paling banyak yaitu
25%, dan yang merasakan kelainan pada gigi dan mulutnya pada saat survey sebanyak
37,50%. Sedangkan yang melakukan perawatan gigi di puskesmas sebanyak 58,25 %.
Keterangan tabel :
Dari tabel pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut proporsi
responden yang memiliki tingkat sedang sebesar 86,72% dan yang memiliki tingkat
pengetahuan tinggi sebesar 14,28%.
Kondisi
∑ % ∑ % ∑ %
Keterangan tabel :
A. Kesimpulan
Dari survey PHBS kesehatan umum masyarakat cukup baik karena rata rata semua
penduduk melakukan cuci tangan sebelum makan. Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan gigi dan mulut cukup tinggi, dibuktikan dengan kebiasaan menyikat gigi
dua kali sehari. Namun, tidak semua penduduk memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum
tidur. Sedangkan sebagian besar penduduk masih memiliki kebiasaan merokok yang tinggi,
dan pembuangan air limbah di sekitar dinilai masih kurang, serta masih terbatasnya warga
yang memiliki dana sehat. Masalah yang menjadi prioritas pada survei ini adalah karies
dan untuk mengatasi permasalahan tersebut maka akan dilakukan penyuluhan yang diikuti
dengan pemeriksaan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Masulili, Chalik, 2007, Upaya Peningkatan Perilaku PHBS dalam Keluarga dalam
I. PENDAHULUAN
Rencana pemecahan masalah adalah suatu proses dimulai dari identifikasi masalah,
penentuan prioritas masalah, perencanaan pemecahaan masalah, implementasi
(pelaksanaan pemecahan masalah) dan evaluasi.
a. Identifikasi Masalah
Untuk itu harus dipilih masalah yang ‘Feasible’ untuk dipecahkan. Proses memilih
masalah disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan prioritas dapat
dilakukan melalui 2 cara, yakni :
1. Melalui teknik scoring, yakni dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain
:
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui diskusi kelompok, disebut
“ Nominal group technique” (NGT). Ada 2 NGT, yakni:
c. Menetapkan Tujuan
Pada dasarnya adalah membuat ketetapan-ketetapan tertentu yang ingin dicapai
oleh perencanaan tersebut. Penetapan tujuan yang baik apabila dirumuskan secara konkret
dan dapat diukur. Pada umumnya dibagi dalam tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum
Bersifat umum dan masih dapat dijabarkan ke dalam tujuan-tujuan khusus, dan
pada umumnya masih abstrak.
Contoh :
2. Tujuan khusus
Contoh :
Sasaran adalah kelompok masyarakat tertentu yang akan digarap oleh program
yang direncanakan tersebut. Sasaran program kesehatan biasanya dibagi dua, yakni :
f. Waktu
Waktu yang ditetapkan sangat tergantung dengan jenis perencanaan yang dibuat
serta kegiatan-kegiatan yang ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam bagian ini di gambarkan atau diuraikan organisasi dan sekaligus staf atau
personel yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan atau program tersebut.
h. Rencana Anggaran
Uraian tentang biaya-biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan, mulai dari
persiapan sampai Evaluasi.
i. Rencana Evaluasi
Suatu uraian tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk menilai sejauh mana
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tersebut telah tercapai.
IxTx
I T R
R
No Masalah Kesehatan
P S RI DU SB PB PC
1 Merokok 2 3 4 5 5 4 2 1 3 14.400
2 Sarapan Pagi 1 1 1 2 2 2 2 2 2 64
Tidak menggunakan
6 2 3 1 2 3 3 2 3 3 1.944
jamban sehat
Tidak menggunakan
7 1 3 2 3 4 4 2 2 3 3.456
sarana air bersih
Tidak terdapat
8 2 1 1 3 3 2 2 3 3 648
pembuangan sampah
Tingginya kepadatan
10 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2.304
penduduk
Pengetahuan masyarakat
11 tentang kesehatan gigi 4 2 4 2 3 2 2 3 3 6.812
dan mulut
Tidak mendapatkan
12 4 2 2 4 3 3 2 4 4 18.432
perawatan gigi
Kepercayaan terhadap
13 perawatan kesehatan 3 2 3 2 3 3 2 3 3 5.832
gigi dan mulut
Keterangan :
P : Prevalensi
S: Severity
RI : Rate of Increase
PB : Public Concern
PC : Political Climate
T : Technology
R : Resorces Availability
Keterangan Tabel :
Berdasarkan tabel diatas, urutan prioritas masalah yang harus dipecahkan terlebih
dahulu adalah :
Berdasarkan prioritas masalah yang telah ditetapkan diperlukan suatu upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal maka dibuatlah analisa
masalah dan pemecahan masalah sebagai berikut :
Melakukan kunjungan
kerumah warga dan
pemeriksaan rutin
terkait kesehatan gigi
dan mulut
Melakukan sosialisasi
dan edukasi mengenai
pentingnya kesehatan
gigi dan mulut bagi
masyarakat
Membentuk UKGM di
lingkungan masyarakat
Kelurahan Suratmajan
Melakukan edukasi
mengenai waktu dan
cara menggosok gigi
yang benar
Berdasarkan analisa masalah dan pemecahan masalah yang ada, maka dibuat
penentuan prioritas penatalaksanaan prioritas jalan keluar permasalahan kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.
Keterangan :
E : Efectiveness
M : Magnitude
I : Importancy
V : Visibility
C : Cost
Berdasarkan hasil tabel penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka urutan pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga
yang ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter
gigi
2. Melakukan kunjungan kerumah warga dan pemeriksaan rutin terkait kesehatan gigi
dan mulut
3. Melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya kesehatan gigi dan mulut
bagi masyarakat
4. Membentuk UKGM di lingkungan masyarakat Kelurahan Suratmajan
5. Melakukan edukasi mengenai waktu dan cara menggosok gigi yang benar
Berdasarkan hasil tabel 11 penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah Melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga
yang ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter gigi
1. LatarBelakang Program
Denganadanya data pastimengenaijumlahwarga yang masihtinggaldan data status
kesehatangigi di KelurahanSuryatmajanmakaakandiketahuiberapajumlahwarga
yang
tidakmendapatkanperawatangigidanmulutakanmemudahkanparatenagapelaksanaunt
ukmelakukanperawatangigi.Dengandibantupembuatankartukunjunganrutinkedokter
gigimakawargaakanmendapatkanperawatangigidanmulut yang
rutindanmemudahkandalampemantauankesehatangigiwarga di
KelurahanSuryatmajan. Sehinggaakanmeningkatkanpengetahuandan status
kesehatangigidanmulutwarga di KelurahanSuryatmajan.
2. RumusanMasalah
Berdasarkantabelprioritasmasalah, yang menjadimasalahutama di
KelurahanSuryatmajanadalahwargatidakmendapatkanperawatangigi.
3. Tujuan
a. TujuanUmum: meningkatkanderajatkesehatangigiwargaKelurahanSuryatmajan
b. Tujuankhusus:
- Didapatkan data valid jumlahwargadanstatus kesehatangigiwarga di
KelurahanSuryatmajan
- Tercapainyaperawatangigidanmulut yang menyeluruhuntukwarga di
KelurahanSuryatmajan
- Lebihmengedepankanupayapreventifdengandiadakannyakartukunjunganruti
nkedoktergigi
- TerpenuhinyaperawatangigidanmulutuntukwargaKelurahanSuryatmajansec
ara gratis denganadanya BPJS
4. RumusanKegiatan
a. Sosialisasi
SosialisasidilakukankepadawargaKelurahanSuryatmajanmengenai program ini,
dantujuandari program ini.Dalamsosialisasiinijugadijelaskantahap – tahapdari
program ini.
b. PendataanjumlahwargaKelurahanSuryatmajan
Pendataanjumlahwarga yang masihtinggal di KelurahanSuryatmajan agar
didapatkan data yang valid mengenaijumlahwarga yang tinggal di
daerahtersebut.
c. PendataanwargakelurahanSuryatmajan yang mengikuti BPJS
Pendataaninidilakukanuntukmengetahuiberapajumlahwarga yang
sudahmengikuti BPJS, dengandemikianakandiketahuijumlahwarga yang
belummengikuti BPJS. Warga yang belummengikuti BPJS,
akandidaftarkanolehdoktergigidibantudenganparakader di daerahmasing –
masing. Diharapkansemuawarga di KelurahanSuryatmajantercoverdengan
BPJS, sehinggawargadapatmelakukanperawatangigidenganrutinsecara gratis.
d. Oral Screening
Dilakukanuntukmengetahui status kesehatangigiwargaKelurahanSuryatmajan
e. Pengelompokkan data status kesehatangigi
Dari hasil oral screening, kemudiandilakukanmenjadi 2 kelompokperawatan,
yaitukelompokuntukperawatankuratifdankelompokuntukperawatanpreventif
f. PembuatanKartuKunjunganRutin
Kartukunjunganrutindibuatdengan format seperti
No Kartu :
Alamat :
Kuratif/ preventif
RT/RW :
Namapasien :
Tindaka
N NamaDokt TanggalKunjung n/ DH Jadwalkunjunganberikut
o er Gigi an Perawata E nya
n
g. Pemberiankartukunjungan
Kartukunjungandiberikansetelahpengelompokan data darihasil oral
screening.Padapemberiankartukunjunganwargadikumpulkan di satutempat,
sebelumdibagikandilakukanpenyuluhanterlebihdahulukemudiandibagikankartuk
unjunganrutin.
5. AsumsiPerencanaan
Positif, karenadidukungolehberbagaipihak, baikpemerintah, dinaskesehatan,
dinaskependudukan, BPJS,ketua RW dan RT, puskesmasDanurejan 2, dankader –
kader di KelurahanSuryatmajan
6. StrategiPendekatan
Kombinasi, intitusionaldan community approach
7. KelompokSasaran
a. Kepalarumahtangga
b. Iburumahtangga
c. Anak
8. WaktudanBiaya
a. Waktu:
- Sosialisasi (minggu ke1)
- Pendataanjumlahwarga, yang mengikuti BPJS,dan oral screening (
mingguke 2-3)
- Pembuatankartukunjunganrutin (mingguke 2 - 3)
- Pengelompokan data status kesehatangigi (mingguke 4)
- Pemberiankartukunjunganrutin (mingguke 5)
b. AlokasiBiaya
9. OrganisasidanTenagaPelaksana
a. StrukturOrganisasi : jajarandinaskesehatan, dinaskependudukan
b. StafPelaksana: jajarandinaskesehatan, dinaskependudukan, puskesmas, ketua
RT/RW, tokohmasyarakatdankader.
Berdasarkan hasil tabel 11 penentuan prioritas jalan keluar masalah kesehatan yang
ada di Kelurahan Suratmajan, maka prioritas pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah melakukan pendataan mengenai jumlah warga dan status kesehatan gigi warga yang
ada di Kelurahan Suratmajan dan pembuatan kartu kunjungan rutin ke dokter gigi.
Pemecahan masalah yang dilakukan yaitu dengan pendataan jumlah warga Kelurahan
Suryatmajan, Oral Screening, Pengelompokan data sesuai status kesehatan gigi, Pembuatan
kartu kunjungan baru dan Pemberian kartu kunjungan. Dengan pemecahan masalah
tersebut diharapkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat Kelurahan Suryatmajan
tentang kesehatan gigi dan mulut dan diharapkan pula adanya peningkatan status kesehatan
gigi dan mulut.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai dengan larutnya
mineral email, sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya
yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi
bakteri) yang dilanjutkan dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organik yang
akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang).
a. Host
Enamel merupakan jaringan keras gigi dengan susunan kimia kompleks yang
mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 1% dan bahan organik 2%.
Lapisan luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung
banyak fluor, fosfat, dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat
menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal
enamel padat dan enamel akan semakin resisten. Gigi desidui lebih mudah terserang karies
dibandingkan dengan gigi permanen, karena enamel gigi desidui mengandung lebih
banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit dibandingkan
gigi permanen.
b. Mikroorganisme
Terdapat berbagai spesies bakteri yang berkoloni di dalam rongga mulut untuk
menghasilkan asam sehingga terjadi proses demineralisasi pada jaringan keras gigi. Salah
satu spesies bakteri yang dominan di dalam mulut yaitu S.mutans. Telah banyak penelitian
yang membuktikan adanya korelasi positif antara jumlah bakteri S.mutans pada plak gigi
dengan prevalensi karies gigi.
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat
terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali
tidak mempunyai karies gigi.
d. Waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia yang
berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya waktu yang dibutuhkan
karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan suatu
golongan/kelompok terhadap suatu penyakit gigi tertentu. Ukuran-ukuran ini dapat
digunakan untuk mengukur derajat keparahan dari suatu penyakit mulai dari yang ringan
sampai berat. Untuk mendapatkan data tentang status karies seseorang digunakan indeks
karies agar penilaian yang diberikan pemeriksa sama atau seragam. Ada beberapa indeks
karies yang biasa digunakan seperti indeks Klein dan indeks WHO, namun belakangan ini
diperkenalkan indeks Significant Caries (SiC) untuk melengkapi indeks WHO sebelumnya.
Indeks DMF ini diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun
1938 untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies gigi. Pemeriksaannya
meliputi pemeriksaan pada gigi (DMFT) dan permukaan gigi (DMFS). Semua gigi
diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya tidak tumbuh, sudah
dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor; pada kolom yang tersedia
langsung diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang) dan F (gigi yang ditumpat)
dan kemudiandijumlahkan sesuai kode. Untuk gigi permanen dan gigi susu hanya
dibedakan dengan pemberian kode DMFT (decayed missing filled tooth) atau DMFS
(decayed missing filled surface) sedangkan deft (decayed extracted filled tooth) dan defs
(decayed extracted filled surface) digunakan untuk gigi susu. Rerata DMF adalah jumlah
seluruh nilai DMF dibagi atas jumlah orang yang diperiksa.
4. Indeks Karies Gigi DMF-T
Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang yang
pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies gigi,
indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulung digunakan indeks decayed
ectraction filled teeth (def-t).
Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi, perencanaan
upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan, membandingkan status
pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah dengan daerah lain atau
membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan program, serta untuk memantau
perkembangan status pengalaman karies individu. Indeks DMF-T terdiri atas:
Indeks karies untuk gigi dewasa sampai saat ini masih menggunakan DMF-
T Indeks. Decay (D) adalah jumlah gigi karies dalam mulut subyek atau sampel, dan karies
tersebut masih bisa ditambal, karies sekunder dan tumpatan sementara.
b. Missing
c. Filling (tumpatan)
Filling (F), dalam hal ini yang dimaksud adalah tumpatan, termasuk di dalamnya
tumpatan tanpa karies, seperti fissure sealant. Yang termasuk dalam kriteria filling (F)
adalah gigi yang sudah ditumpat dan tumpatan masih dalam keadaan baik serta gigi pasca
perawatan saluran akar.
A. Metode
Metode yang digunakan adalah metode observasi. Metode observasi adalah metode
pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan
langsung di lapangan.
Tempat :
Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan, RT 04, 05, 06, 10. RW 02, Kecamatan
Danurejan, Yogyakarta.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dilakukan pada masyarakat yang tinggal di Dusun
Ledokmacanan RT 04, 05, 06, 10 dan 19. RW O2 dan Dusun Gemblakan Atas dan Bawah
RT 10, 11 dan 21. RW O7. Desa Suryatmajan, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta.
1. Bengkok
3. Pulpen
5. Kusioner PHBS
6. Odontogram
E. Analisa Data
Jumlah DMF-T /
No Nama D/d M/e F/f DEF-T Kesimpulan
1 Maher 1 0 0 1 Masalah
2 Supraptini 5 0 0 5 Masalah
3 Sriyati 9 2 0 11 Masalah
4 Anis 4 0 0 4 Masalah
5 Herna 10 12 0 22 Masalah
6 Raymond 4 0 0 4 Masalah
7 Sutarni 1 8 0 9 Masalah
8 Indri 9 5 1 15 Masalah
9 Wagiati 3 2 0 5 Masalah
10 Siwirasanti 2 11 0 13 Masalah
11 Kristiowati 1 8 0 9 Masalah
12 Wahyu 9 1 2 12 Masalah
13 Sopian 4 8 0 12 Masalah
14 Wiyadi 1 24 0 25 Masalah
Jumlah 147
Rata-rata 10,5
Tinggi : >4,4
Dari tabel survei indeks karies gigi yang dilakukan pada 14 orang yang tinggal di
Kecamatan Danurejan memiliki jumlah rata-rata DMF-T sebesar 10,5 yang masuk dalam
kategori tinggi.
1 Maher 14 1 1 Tinggi
2 Supraptini 13 1 2 Tinggi
3 Sriyati 11 2 3 Tinggi
4 Anis 15 1 0 Sedang
5 Herna 12 2 2 Tinggi
6 Sutarni 15 1 0 Sedang
7 Indri 12 1 2 Tinggi
8 Wagiati 16 0 0 Rendah
9 Siwirasanti 14 0 1 Tinggi
10 Kristiowati 11 4 1 Tinggi
11 Wahyu 14 2 0 Sedang
12 Sopian 11 2 3 Tinggi
13 Wiyadi 13 2 1 Tinggi
14 Ruly 13 1 1 Tinggi
Rata-rata Tinggi
Tabel 15. Resiko Karies Menurut ADA
Dari tabel penilaian resiko karies menurut ADA yang dilakukan pada 14 orang
yang tinggal di Kecamatan Danurejan mayoritas memiliki resiko karies tinggi.
Penilaian resiko karies menurut ADA yang dilakukan pada 14 orang yang tinggal di
Kecamatan Danurejan ternyata mayoritas memiliki resiko karies tinggi. Hal ini sesuai
dengan jumlah rata-rata DMF-T yang mereka miliki yaitu sebesar 10,5 yang masuk ke
dalam kategori tinggi. Perilaku yang memicu adanya resiko karies tinggi dari masyarakat
tersebut adalah kebiasaan mereka dalam mengkonsumsi makanan yang tinggi gula, masih
memiliki kesadaran yang rendah untuk menyikat gigi dan masih malas untuk rutin datang
ke dokter gigi atau puskesmas terdekat. Kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan gigi
dan mulut masih sangat kurang, hal ini didasari oleh tingkat pendidikan masyarakat yang
rendah dan keadaan ekonomi yang tergolong rendah. Rata-rata masyarakat menggunakan
pasta gigi yang mengandung fluor namun hal itu tidak mampu mencegah terjadinya karies
pada gigi karena kebiasaan buruk yang mereka lakukan. Cara menyikat gigi yang salah
juga menjadi pemicu dari tingginya angka DMF-T yang mereka miliki.
V. KESIMPULAN
Dari survey penilaian resiko karies dan survei indeks karies gigi DMF-T yang
dilakukan pada 14 orang yang tinggal di Dusun Ledokmacanan, Desa Suryatmajan,
Kecamatan Danurejan Yogyakarta memiliki indeks karies tinggi. Hal ini disebabkan
kebiasaan buruk mereka seperti kesadaran kesehatan gigi yang masih rendah, sering
mengkonsumsi makanan yang tinggi gula, malas untuk menggosok gigi, cara menggosok
gigi yang masih salah, dan malas untuk datang rutin ke dokter gigi atau puskesmas
terdekat. Hal yang memdasari hal tersebut adalah tingkat pendidikan masyarakat yang
rendah, dan keadaan ekonomi yang rendah. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari
tenaga kesehatan setempat untuk memberikan tambahan pengetahuan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA