Anda di halaman 1dari 50

Penerapan Behaviour Based Safety dan

Observasi Perilaku K3
di Pertambangan
2014

Best Mining Practices

Tonny H Gultom
GM OPS.HSE – Harita Nickel Group
Daftar Isi:

1. Pendahuluan
2. Statistik Kecelakaan Tambang
3. Perilaku
4. Behaviour Based Safety (BBS)
5. Program BBS
6. 7 Langkah Pengamatan BBS
7. Contoh Pelaksanaan BBS
8. Peningkatan Kinerja BBS
GOAL

3
Pendahuluan

People

Working
Process BBS Working
Area

Equipment

Behavior Based Safety (BBS)  PERILAKU.


Pendahuluan

1. Peraturan/Standar

 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

 UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

 KepMen ESDM No.555.K/26/M.PE/1995 tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum

 PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

 Sistem Manajemen K3 Pertambangan (SMKP)

 OHSAS 18001 5
Perizinan Pertambangan Indonesia

Sumber : Dirjen Minerba – ESDM Februari 2014


6
Pendahuluan

2. Piramida Kecelakaan

Cedera Serius / Kematian


1

10 Cedera Sedang / LTI

Cedera Ringan / Property Damage


30

Near-Miss / Hampir Insiden


600

20.000 Tindakan dan


Kondisi Tidak aman
Data 2011 7
Pendahuluan

3. Data Kecelakaan Tambang - Global

A. Tindakan tidak aman (TTA) 88%


- Tdk memakai APD
- Tdk mengikuti prosedure kerja
- Tidak mengikuti peraturan keselamatan kerja
- Bekerja sambil bergurau Evaluasi dengan
Systematic Cause
B. Kondisi tidak aman (KTA) 10% Analysis
- Lantai kerja licin/berceceran oli-oli Technique
- Tempat kerja berserakan barang-barang (SCAT)
- Pencahayaan yang kurang
- Kondisi tempat kerja berdebu

C. Lain-lain (2%)
Teori ……HW Heinrich
Data 2011 8
II.3 MINERAL
Statistik Kecelakaan Tambang
PRODUCTION
1. Produksi Bijih Nikel, Bauxite, Besi dan Pasir Besi

Data: Minerba – ESDM Feb 2014 Peningkatan Produksi vs Angka Kecelakaan?


Statistik Kecelakaan Tambang

2. Statistik Kecelakaan Tambang - Nasional

10
Statistik Kecelakaan Tambang

11
Statistik Kecelakaan Tambang

12
Statistik Kecelakaan Tambang

13
Statistik Kecelakaan Tambang

14
Statistik Kecelakaan Tambang

15
Statistik Kecelakaan Tambang

16
Statistik Kecelakaan Tambang

17
Statistik Kecelakaan Tambang

18
Statistik Kecelakaan Tambang

19
Statistik Kecelakaan Tambang

Kecelakaan Tambang menurut KepMen ESDM


No.555/1995:

1. Benar-benar terjadi
2. Mengakibatkan cidera pekerja tambang atau
orang yang diberi izin
3. Akibat kegiatan usaha pertambangan
4. Terjadi pada jam kerja
5. Terjadi didalam wilayah kegiatan usaha
pertambangan atau area proyek

20
PERILAKU
Pengertian:
1. Menurut Geller (2001), perilaku mengacu pada tingkah laku atau tindakan individu yang
dapat diamati oleh orang lain. Dengan kata lain, perilaku adalah apa yang seseorang
katakan atau lakukan yang merupakan hasil dari pikirannya, perasaannya, atau
diyakininya.
2. Perilaku manusia menurut Dolores dan Johnson (2005 dalam Anggraini, 2011) adalah
sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,
nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan atau genetika. Perilaku seseorang dapat
dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan
perilaku menyimpang. Perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditunjukkan kepada
orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat
mendasar
3. Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa dari segi biologis, perilaku adalah suatu
kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dengan demikian,
perilaku manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas, antara lain berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
4. Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang
(stimulus) dan tanggapan dan respon. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,
maka teori Skinner ini disebut dengan teori “S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-Respons”.
Faktor Penentu Perilaku Seseorang

1. Faktor Internal
yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan dan
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar, misalnya tingkat
pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, jenis kelamin,
dan sebagainya.

2. Faktor Eksternal
meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik, seperti iklim,
manusia, sosial, budaya, ekonomi, politik, kebudayaan dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang
dominan mewarnai perilaku seseorang.

Salah satu program yang paling banyak digunakan untuk memperbaiki perilaku
pekerja adalah Behavior Based Safety (BBS). BBS adalah suatu pendekatan
yang bersifat proaktif dalam meningkatkan kinerja K3, dan sistem ini juga
memberikan peringatan dini terhadap potensi bahaya kecelakaan serta dapat
mengukur perilaku aman dan tidak aman di tempat kerja.
Apa itu Behavior Based Safety (BBS)?

BBS adalah aplikasi sistematis dari riset psikologi


tentang perilaku manusia dalam masalah
keselamatan kerja (Cooper, 1999).

Telah banyak digunakan oleh Manajemen


Perusahaan Tambang untuk mengurangi tingkat
kecelakaan tambang dengan melibatkan seluruh
tenaga kerja untuk mengenali perilaku kerja tidak
aman melalui observasi, umpan balik, intervensi,
dan perubahan perilaku.
Prinsip dan Metode

Penerapan BBS di suatu perusahaan tambang dilakukan


dengan menerapkan Prinsip Perbaikan Berkelanjutan
dengan mengacu kepada Sistem Manajemen K3 yang
terintegrasi. BBS sendiri merupakan suatu metode
pendekatan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dengan
melibatkan seluruh pekerja atau karyawan melalui
observasi, umpan balik, intervensi, dan perubahan perilaku.

Metode BBS dikenal sebagai “DO IT process” yang meliputi


tahap Define, Observe, Intervene, dan Test.

24
Proses Behaviour Based Safety

Identifikasi Perilaku Kritikal

Identifikasi Akar Penyebab

Menghasilkan tindakan
yang potensial

Evaluasi tindakan yang


memungkinkan

Membentuk rencana aksi

Implementasi item-item
tindakan

Tindak lanjut
Masalah
teratasi?
Ya

Tidak

Item-item
Tidak
tindakan
terimplementasi
?
Ya
Program Behaviour Based Safety

Tradisional

 Mengedukasi pekerja/ karyawan di tempat kerja tentang


keselamatan dan perilaku tidak aman

 Menggunakan rekan kerja dan pengawas untuk


mengamati aktifitas pekerja

 Mengisolasi target perilaku

 Menyediakan berbagai bentuk timbal balik kepada individu


dan grup dalam rangka merubah secara positif perilaku
yang terkait dengan keselamatan
Program Behaviour Based Safety

Pendekatan Tradisional pada Behaviour-Based Safety


menyatakan bahwa:

 Hampir semua kecelakaan/kejadian terjadi dari tindakan tidak aman


 Pada setiap kecelakaan, terdapat banyak perilaku tidak aman
 Kunci mengidentifikasi, perilaku tidak aman
 Melatih pekerja/manajemen untuk mengamati pekerja lain
 Melakukan pengamatan/observasi
 Memberikan timbal balik dengan memberikan penghargaan akan
perilaku aman dan tidak pada tindakan tidak aman
 Catat dan gunakan fakta dari hasil pengamatan
Observasi Behaviour Based Safety

1. Amati/observasi
pekerja

6. Laporkan hasil 2. Analisis praktek


observasi kerjanya dengan fokus
pada perilaku aman dan
tidak aman

Siklus
5. Perkuat perilaku
aman
Observasi 3. Berbicara dengan
pekerja tersebut mengenai
Perilaku keselamatan kerja

4. Perbaikan dan
pencegahan tindakan
dan kondisi tidak aman
secara aktif
28
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 1.

Observasi pekerjaan yang sedang


berlangsung

 Observasi aktivitas pekerja (termasuk


perilaku) dan kondisi lingkungan
sekitarnya
 Jangan menggangu pada waktu yang
tidak tepat
 Lihat tindakan tidak aman serta tindakan
aman
 Amati secara detail dan kesan secara
keseluruhan
 Open mind

Observasi Perilaku
• PTO (Plan Task Observation)
29
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 2.

Jika melihat suatu tindakan atau kondisi tidak aman atau kemungkinan
akan menimbulkan bahaya

 Hentikan segera tindakan tidak aman tersebut. Jika tindakan


tersebut tidak akan menimbulkan bahaya dengan segera,
gunakan penilaian anda dengan menunggu momen yang tepat
baru memutuskan untuk menghentikan

 Harus diperhatikan dan dipertimbangkan, perlakukan pekerja


dengan cara yang anda inginkan

Observasi Perilaku
• P2K2
(formulir ditampilkan terpisah)
30
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 3.

Tanya orang atau yang terlibat pada


pekerjaan tersebut untuk menjelaskan apa
yang mereka coba capai dan bagaimana
prosedur kerjanya.

 Bisa anda jelaskan mengenai pekerja


tersebut?
 Apa bahaya dan resiko dalam pekerjaan
tersebut?
 Apakah diperlukan JSA/Risk
Assessment?
 Apakah terdapat prosedur untuk
pekerjaan tersebut?
 Menurut anda kenapa saya
menghentikan pekerjaan tersebut?
Observasi Perilaku
• BHP Layered Audit 31
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 4.

Tanya pekerja tersebut, apa yang dapat menyebabkan kesalahan dan


terluka/cindera saat pekerjaan tersebut dilakukan.

 Apa yang dapat menyebabkan kesalahan dengan pekerjaan


tersebut?

 Bagaimana anda atau orang lain dapat terluka saat melakukan


pekerjaan tersebut?

 Siapa saja yang terkena dampak jika anda cidera/kecelakaan?

32
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 5.

Tanya, apakah terdapat cara untuk membuat


pekerjaan tersebut lebih aman. (revisi SOP, APD,
alat yang beda)

 Biarkan pekerja menjelaskan bagaimana


pekerjaan dapat diselesaikan dengan aman
berdasarkan apa yang pekerja tersebut ketahui
 Tugas anda adalah mendengarkan, pekerja
diharapkan dapat menemukan solusi atas
kondisi /tindakan tidak aman sehingga kedepan
dapat melakukan pekerjaan dengan benar dan
aman?
 Jika diperlukan, bertindak seperti seorang
pelatih untuk membantu perubahan perilaku
tidak aman?
 Berikan pujian ketika pekerjaan dilakukan
dengan benar dan aman 33
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 6.

Buat kesepakatan untuk perbaikan perilaku dan/atau kondisi tidak aman,


dan selesaikan pekerjaan dengan aman. Setiap orang yang terlibat akan
mendapatkan keuntungan.

34
7 Langkah Dasar Observasi Perilaku

Langkah 7.

Catat setiap temuan tindakan tidak aman dari hasil observasi pada
kartu/formulir observasi perilaku yang sudah tersedia. Berikan penjelasan
dan penerangan atas perilaku tidak aman dan tindakan perbaikannya,
serta kapan penyelesaian akan temuan tersebut. Data tersebut
disampaikan kepada manajemen sebagai bahan untuk perbaikan, dan
seluruh kru sehingga semua mendapatkan manfaat dan bekerja lebih
aman.

35
Pembentukan & Pengembangan Behavior
Based Safety

1. Pelatihan K3
Fungsi: Sebagai bagian dari sistem pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam memberikan dan mengembangkan
pengetahuan/wawasan K3 karyawan guna menciptakan perilaku kerja
yang aman dan pencegahan terhadap potensi kecelakaan/insiden
ditempat kerja, serta sarana bertukar pikiran terkait pengelolaan K3 di
tempat kerja.

Contoh:
• Pelatihan Behaviour Based Safety
• Dasar - Dasar K3
• Safety Accountability
• Supervisor Safety
• dll

36
Pembentukan & Pengembangan Behavior
Based Safety

2. Peraturan Perusahaan (PP)

fungsi : mengatur syarat-syarat kerja yang belum diatur


dalam peraturan perundang-undangan, Peraturan
Perusahaan juga merinci lebih lanjut ketentuan-ketentuan
umum yang terdapat dalam peraturan perundang-
undangan Ketenagakerjaan. Dalam hal Peraturan
Perusahaan mengatur kembali (menegaskan) ketentuan
peraturan perundang-undangan, maka ketentuan itu
kondisinya harus lebih baik dari peraturan perundang-
undangan.

37
Reward & Punishment

Reward

Insentive/Bonus
Kompensasi insentif K3 yang efektif pada dasarnya terdiri
dari 3 (tiga) elemen:
1. Insentif keuangan berdasarkan hasil penilaian K3 yang
mempertimbangkan secara ekonomi terhadap
keberhasilan perusahaan
2. Penghargaan dan timbal balik yang membantu
mengelola proses perilaku aman dan kepatuhan
karyawan terhadap prosedur K3
3. Sanksi berat,termasuk didalamnya menghilangkan
nyawa karyawan lainnya, memberikan laporan palsu
terkait kecelakaan/insiden atau data observasi 38
Reward & Punishment

Reward - lanjutan..

Kriteria Penghargaan - contoh


Level Kriteria Penghargaan
1 • Karyawan yang memberikan saran K3 yang disetujui dan
diimplementasikan
• Karyawan yang memimpin pertemuan K3
• Karyawan yang berpartisipasi dalam pertemuan K3
2 • Karyawan yang menyelesaikan semua jadwal
observasi/inspeksi tiap bulannya
• Karyawan yang memberikan saran K3 paling baik pada
bulan tertentu
• Tim yang mencapai safety milestones
3 • Area/tdept. yang mencapai KPI K3 (berdasarkan observasi).
• Karyawan yang menyelesaikan seluruh jadwal
observasi/inspeksi K3 triwulan
• Area/dept. yang mencapai target K3 bulanan

39
Reward & Punishment

Reward - lanjutan..
Level Kriteria Penghargaan
4 • Area/dept. yang mencapai target K3 triwulan

• Area/dept. yang mengelola proses observasi K3


selama 1 tahun
5 • Area/dept. yang mengelola proses observasi K3
selama 1 tahun dan tidak menghasilkan cidera atau
dapat menurunkan tingkat cidera pada pekerjanya.

 Program Reward
• Safety Achievement (No LTI, No Lost-Workday Cases
selama 1 tahun) yang digabungkan dengan pencapaian
target produksi, harga komoditi hasil tambang dan
pengelolaan lingkungan menjadi Bonus Tahunan
Karyawan
40
Reward & Punishment

Punishment
 Melalui beberapa metode
• Sanksi dan/atau Pemutusan Hubungan Kerja langsung
mengacu ke PP
• Surat Perjanjian Disipllin Kerja (SPDK) K3, seperti yang
sudah dibentuk dan diterapkan di Harita Nickel Group bagi
seluruh karyawannya yang ditandatangani saat induksi
K3LH sebelum mulai kerja. SPDK K3 sebagai salah satu
bentuk komitmen karyawan tekait peraturan dan sanksi
akan pelangaran K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). Terbentuk sebagai penjabaran dalam PP,
melengkapi yang berlum tertuang dalam PP, mengacu
ke PP dan Peraturan K3 yang berlaku
41
Behavior Based Safety - Contoh

1. Ketika saya ditekan oleh penumpang untuk melanggar aturan saya akan
menghentikan bis di tempat yang aman sampai tekanan tersebut berhenti
2. Ketika supervisor saya meminta saya untuk mengendarai bus yang tidak
aman saya akan menolaknya dengan sopan dan menyatakan bahwa
kondisi tidak aman itu bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan
3. Ketika saya sadar bahwa saya terlalu lelah (mengantuk) pada saat
mengendarai bis saya akan menghentikan bis dengan segera di tempat
yang aman sampai saya merasa segar kembali atau melaporkan ke
supervisor saya untuk meminta driver pengganti jika saya masih merasa
terlalu lelah (mengantuk).

42
Behavior Based Safety - Contoh

• JANGAN PERNAH mengoperasikan peralatan


apa pun kecuali telah dilatih, kompeten, dan
mendapatkan izin mengoperasikannya

• JANGAN PERNAH melepas, memotong atau


memodifikasi alat pelindung keselamatan tanpa
izin

• JANGAN PERNAH bekerja pada peralatan tanpa Remind


dilengkapi dengan prosedur isolasi me…when
I am
• JANGAN PERNAH menggunakan alat angkat di
luar kriteria desain yang telah ditentukan atau doing
memposisikan diri di bawah muatan yang UNSAFE
menggantung

• JANGAN PERNAH bekerja di ketinggian tanpa


mengenakan alat pelindung bahaya terjatuh

• JANGAN PERNAH memasuki ruang terbatas


atau area terlarang tanpa izin
43
Penerapan Behaviour Based Safety

Manfaat :

• Peningkatan pelaporan
• Peningkatkan akan pengenalan bahaya
• Berbagi informasi akan bahaya yang ditemukan
• Data yang terkumpul digunakan untuk membentuk tren
• Tren data dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan
perbaikan keselamatan kerja karyawan secara keseluruhan
• Karyawan memiliki rasa memiliki yang besar akan pengelolaan K3
• Menjalin dan meningkatkan komunikasi yang baik antara atasan dan
pekerja dalam hal pengelolaan K3
• Daya ingat karyawan akan K3 meningkat

44
Penerapan Behaviour Based Safety

45
Penerapan Behaviour Based Safety

46
Tools Implementasi Behavior Based Safety

1. Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan

Siklus SMKP

Harita Nickel Group telah membentuk SMKP untuk membantu


pengelolaan K3 pada usaha pertambangannya, dan dinamakan
Sapta Harja.
47
Tools Implementasi Behavior Based Safety

SMKP mengendalikan risiko yang


berkaitan dengan kegiatan kerja pertambangan
guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.

48
Peningkatan Kinerja Behaviour Based
Safety
Faktor Pendukung Kesuksesan Program:
Perusahaan/Manajemen
SELURUH KARYAWAN

49
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai