Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN TAHAP ERECTION

1. Capaian Pembelajaran Khusus


Kemampuan untuk memahami dan melaksanakan pemeriksaan proses erection
sesuai standart kualitas yang ditentukan

2. Ruang Lingkup Pekerjaan Erection.


Proses ini dilakukan setelah pekerjaan Sub Assembly dan Assembly telah
diselesaikan. Erection adalah proses penggabungan antar block structure sampai
menjadi bentuk badan kapal. Erection merupakan tingkatan terakhir dari proses
assembly. Proses ini merupakan penggabungan blok-blok dari proses assembly
menjadi sebuah kapal. Proses erection ini dimulai dari blok dasar ganda (double
bottom) yang biasanya bersamaan dengan proses keel laying kemudian semakin
keatas sampai bagian superstructure. Sebelum proses erection dilakukan pembalikan
blok yang akan dierection. Setelah blok dibalik maka blok dierection, untuk
proses erection blok disini dilakukan pada dua blok double bottom yang juga
merupakan keel laying kapal

Gambar 5.1. Pekerjaan pada tahap erection


Secara garis besar, ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan dalam tahap Assembly
meliputi penyetelan block / adjusting dan proses pengelasan.
43
a. Pemeriksaan pada Pekerjaan Tahap Erection.
Tujuan kegiatan pemeriksaan yang dilakukan dalam tahapan proses pekerjaan
erection adalah untuk menjamin bahwa secara keseluruhan output yang dihasilkan
dari pekerjaan erection telah memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan.
Berdasarkan jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan dan output yang dihasilkan pada
tahap erection, maka pemeriksaan yang harus dilakukan dalam proses ini meliputi
pemeriksaan pada proses kegiatan :

A. Penyetelan block / Adjusting


Tujuan dilakukannya pemeriksaan pada proses penyetelan block / adjusting
adalah untuk menjamin bahwa konstruksi block yang dibangun sesuai dengan
gambar kerja dan standar kualitas serta aturan klas yang berlaku, sebagai contoh
akan dilakukan dengan mengacu pada standar kualitas kapal baru yang
digunakan pad PT. Pal Persero Indonesia.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Ukuran (dimensi) dan kelengkapan konstruksi masing-masing block sesuai
dengan gambar kerja yang berlaku.
2. Kelurusan (misalignment) dan celah (gap) antar block tidak boleh melebihi
standar limit/toleransi yang berlaku.
3. Bila terjadi penyimpangan harus dicatat di lembar pemeriksaan dan obyek
yang diperiksa diberi tanda/symbol untuk perbaikan sesuai peraturan yang
berlaku.
4. Bagian-bagian yang perlu diperiksa adalah :
- Level/kerataan antara block.
- Ketinggian block.
- Jarak gading pada daerah joint block.
- Panjang block disesuaikan dengan marking dock.
5. Data yang didapat dicatat pada inspection record

B. Persiapan Pengelasan / Edge Preparation


Tujuan dilakukannya pemeriksaan pada persiapan pengelasan / edge preparation
adalah untuk menghindari terjadinya cacat las dan deformasi serta memindahkan
proses pengelasan., sebagai contoh akan dilakukan dengan mengacu pada
standar kualitas kapal baru yang digunakan pad PT. Pal Persero Indonesia.

44
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Periksa alur las apakah sudah sesuai dengan standar kualitas.
- Kebersihan.
- Kekasaran (roughness dan gas notch).
- Kelurusan (misalignment).
- Celah (gap).
- Sudut kampuh (bevel).
- Dan atau Welding Procedure Specification (WPS) yang berlaku.
2. Periksa untuk pengelasan menerus apakah scallop dan atau temporary small
slot sudah tersedia sesuai dengan persyaratan dan standar kualitas yang
berlaku.
3. Bila terjadi penyimpangan harus dicacat di lembar pemeriksaan dan obyek
yang diperiksa diberi tanda/symbol untuk perbaikan.
4. Lihat juga edge preparation pada tahap assembly

C. Pemeriksaan Pengelasan / Welding


Tujuan dilakukannya pemeriksaan pada proses pengelasan adalah untuk
menjamin agar supaya hasil pengelasan sesuai dengan standar kualitas dan
peraturan yang berlaku, sebagai contoh akan dilakukan dengan mengacu pada
standar kualitas kapal baru yang digunakan pad PT. Pal Persero Indonesia.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Periksa secara visual hasil pengelasan apakah sudah sesuai dengan standar
kualitas dan peraturan yang berlaku.
- Bentuk permukaan lasan dan ukurannya (reinforcement, porosity, under
cut, leg length, treat, dsb).
- Distorsi sudut pada sambungan las (puntiran akibat las).
2. Spatter dan slag (cipratan dan kerak las) harus dibersihkan.
3. Bila terjadi penyimpangan harus dicatat di QC check sheet no. 7 dan obyek
yang diperiksa diberi tanda/symbol untuk perbaikan sesuai peraturan yang
berlaku.
4. Lihat juga pemeriksaan pengelasan pada tahap assembly

45
D. Pemeriksaan Deformasi
Tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadapa terjadinya deformasi adalah untuk
mengetahui terjadinya perubahan bentuk (deformasi) dari material/komponen/plat
akibat proses produksi apakah masih dalam batas toleransi standar kualitas dan
peraturan yang berlaku, sebagai contoh akan dilakukan dengan mengacu pada
standar kualitas kapal baru yang digunakan pad PT. Pal Persero Indonesia.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Periksa secara visual dengan menggunakan bantuan sinar bagian-bagian
mana yang dicurigai mengalami deformasi.
2. Pemeriksaan dengan cara membentangkan benang, kemudian ukur jarak
antara plat terluar dengan benang terdalam sehingga didapat besarnya
deformasi plat.
3. Pengukuran dengan cara membentangkan benang pada posisi yang sesuai
standar kualitas untuk pemeriksaan :
a. Deformasi plat antara gading-gading.
b. Deformasi gading-gading.
c. Deformasi komponen lainnya.
4. Hasil pemeriksaan dicatat pada QC check sheet no. 7.
5. Lihat juga pemeriksaan deformasi pada tahap assembly

E. PENGUJIAN TIDAK MERUSAK/NDT


Tujuan dilakukannya pemeriksaan melalui pengujian tidak merusak adalah untuk
mengetahui ada/tidaknya cacat hasil pengelasan yang terdapat didalam lasan/di
permukaan lasan, serta menjaga kekuatan konstruksi agar sesuai dengan design,
spesifikasi dan standar kualitas/peraturan yang berlaku, sebagai contoh akan
dilakukan dengan mengacu pada standar kualitas kapal baru yang digunakan pad
PT. Pal Persero Indonesia.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Siapkan gambar kerja (posisi NOT / X-ray plan) yang berlaku.
2. Siapkan peralatan NDT dan standar kualitas/peraturan yang berlaku.
3. Laksanakan NDT sesuai dengan persyaratan dan prosedur untuk masing-
masing NDT yang berlaku, misal :
- Liquid penetrant inspection.
- Radiographic examination.
- Magnetic particle inspection.

46
- Ultrasonic examination, dan lain-lain.
4. Hasil pemeriksaan diperiksakan ke klas dan owner.
5. Pemeriksaan bisa perlembar dengan waktu yang berbeda-beda atau secara
keseluruhan berupa buku hasil pemeriksaan NDT pada waktu yang sama.
6. Contoh lembar pemeriksaan NDT.

Tabel 5.1. Contoh lembar pemeriksaan NDT


RECORD NO.
RADIOGRAPHIC EXAMINATION RECORD
DATE 17 Juni 1997
CUSTOMER STEPHENSON CLARKE
NAME OF EQUIPMENT DRY CARGO VESSEL (HOUSE PIPE)
PROJ. / ORDER NO. S. 150
DRAWING NO. -
Defect Interpretation Repairs
Part of weld Identification Area Remarks
Code Accepted Reject Accepted Reject
HOUSE PIPE L1 P P,SI ACC

P SL,P ACC
L2

P P,UC ACC
L3

P P,SI ACC
L4

S SI ACC
L1

S ND ACC
L2

S SI,P ACC
L3

S P,SI ACC
L4

Defect Code : RC =Root Concavity CP = Cluster Porosity CR = Craks


RUC = Root Under Cut SI = Slag Inclusion UC = Under Cut
IP =Incomplete Penetration SL = Slag LOF = Lack Of C = Class
P = Porosity Fusion G = Grade
Technique Code : SWSV= Single Wall Single DWSW =Double Wall Single DWDV = Double Wall Double
Viewing Viewing Viewing

Examination Procedure : ASME SEC. V Acceptance Code :


Mat’l Spec./ Size STEEL 20 MM Radiation Source : X – RAY Focal Spot Size : 2x2 MM

47
:
Activity Film Brand
200 KV Penetrameter : DIN 6 ISO 12 KODAK

SFD
Screen
Pb. 0,125 MM Technique : SWSV 600 MM

Exp. Time Sensitivity


2.5 MINITS Density : 2.0 2%
:

LLOYD’S REGISTER OWNER SURVEYOR QA MANAGER Interpreted by :

F. Pemeriksaan Kekedapan dan Kekuatan (Leak Test dan


Strength Test)
Tujuan dilakukannya pemeriksaan Kekedapan dan Kekuatan (Leak Test dan
Strength Test) adalah untuk :
 Test kekedapan/kebocoran untuk menjamin bahwa tangki, kompartemen
kedap terhadap udara/cairan bila kapal tersebut difungsikan.
 Test kekuatan/strength test untuk menjamin konstruksi pada
tangki/kompartemen tidak mengalami perubahan bentuk/retak bila
tangki/kompartemen tersebut difungsikan/dimasuki cairan.
 Tangki/kompartemen mana yang harus di leak test atau strength test
tergantung dari test procedure dari design yang sudah disetujui oleh klas
dan owner
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Test kekedapan/kebocoran ada 3 macam :
- Test dengan udara (tekanan udara).
- Hose test (semprotan air).
- Vacuum test (udaranya divacum).
2. Test kekuatan dengan pengisian air sampai pipa limpah (lihat rule).
3. Test dengan udara adalah tangki dimasuki dengan udara sampai tekanan
0,25 atm (kg/cm2) dan diluar tangki pada sambungan las diberi air sabun,
bila ada kebocoran terjadi gelembung.

48
4. Hose test adalah dengan menyemprotkan air bertekanan pada sambungan
las, bila ada air yang keluar berarti bocor, dikenakan pada daerah bukan
tangki.
5. Vacuum test adalah ada alat khusus untuk vacuum test dengan bantuan air
sabun, bila ada gelembung udara berarti bocor, biasanya untuk kekedapan
bottom plug. (Lihat alat vacuum test)

Gambar 5.1. Bentuk alat vacuum test


6. Test kekuatan dengan memasukkan air kedalam tangki sampai pipa
limpah/udara dan dilihat dari luar, bila air keluar berarti bocor
7. Semua pengetesan diatas untuk sambungan las yang manual dan las
otomatis tidak diperiksa kecuali las otomatis pada tahap erection.
8. Tangki yang diperiksa harus bersih sebelum dicat pada sambungan las dan
disaksikan oleh klas dan owner.
9. Bila ada yang bocor diperbaiki dan di test kembali

G. Kelurusan Lunas / Keel Deflection


Tujuan dilakukannya pemeriksaan kelurusan Lunas / Keel Deflection adalah
untuk menjamin menjamin kerataan dari plat lunas kapal/keel deflection agar tidak
melebihi standar yang berlaku. Pengukuran sebaiknya dilaksanakan sesudah
pemasangan block-block utama dan juga sesudah pengelasan plat kulit selesai,
tetapi bila diperlukan bisa setiap saat diukur.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Ada dua cara pengukuran yaitu :

49
- Dengan sinar.
- Dengan theodolite.
2. Dengan sinar yaitu :
a. Peralatan dari kayu/plat dengan celah pandang/lubang pengintai
dipasang pada garis tengah disetiap station (N x Lpp/10) atau disetiap
sekat dan 200 s/d 300 mm dibawah permukaan lunas kapal. (N = jumlah
pengintai).
b. Setiap celah pandang/lubang pengintai disesuaikan
kedudukannya/ketinggiannya dari lunas kapal menggunakan sumber
cahaya yang ditempatkan di station/sekat buritan atau sekat ceruk
haluan dan dilihat/diintai pada setiap peralatan pengintai.
c. Setelah seluruh celah pandang/lubang pengintai lurus/segaris kemudian
diukur jarak antara permukaan bawah lunas dan celah pandang/lubang
pengintai.
d. Ketebalan plat lunas yang berbeda juga dipertimbangkan.
e. Peralatan pengintai harus dibuat kuat dan tidak mudah berubah.
f. Keuntungannya : setiap saat dan setiap orang bisa mengukur kerataan
lunas plat.
g. Kerugiannya : untuk penyiapannya lama dan banyak JO.

Contoh dengan sinar

Gambar 5.2. Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan sinar

Gambar 5.3. Detail pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan sinar


50
3. Dengan theodolite yaitu :
a. Titik pengukuran ditetapkan pada garis tengah kapal atau (center line),
minimal 10 titik (usahakan pada posisi sekat/wrang).
b. Mengatur theodolite untuk mendapatkan posisi tegak/level.
c. Pengukuran dilakukan pada setiap titik yang telah ditentukan.
d. Keuntungan : cepat, praktis dan mudah.
e. Kerugian : tidak setiap orang bisa memeriksa.
Contoh dengan theodolite

Gambar 5.4. Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan theodolite

4. Hasil pengukuran keel deflection juga untuk mengukur dan memasang sarat
kapal/draft mark.

H. Tanda Sarat Kapal / Draft Mark


Tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadap tanda sarat kapal / draft mark adalah
untuk menjamin kebenaran dari tanda sarat/draft marknya yang dipasang sudah
sesuai dengan gambar. Inspection record harus disetujui oleh klas & owner.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Waktu pemeriksaan yang paling tepat adalah setelah pengelasan pada sisi
plat kulit selesai, kira-kira 4 minggu sebelum peluncuran.
2. Mempersiapkan perlengkapan yang digunakan seperti theodolit, roll meter
yang panjang  25 m, senter, gambar dan kayu panjang untuk membantu roll
meter..
3. Tanda sarat di haluan, tengah dan buritan kapal ditentukan dari permukaan
bawah plat lunas sebagai titik awal.
4. Titik awal untuk sarat haluan, tengah dan buritan adalah sama, yang diambil
dari pengukuran keel deflection/kelurusan lunas, diambil yang terbawah. Dan
titik awal ini harus disetujui oleh owner dan klas.
51
5. Tanda sarat pada haluan atau buritan dipasang dengan ukuran
ketinggian/proyeksi disesuaikan dengan rambu film huruf/angka yang dibuat
di mould loft.
6. Apabila ketebalan plat lunas pada haluan atau buritan berbeda dari tengah
kapal, garis referensi pada haluan atau buritan harus ditandai sebagai
pertimbangan perbedaan antara kedua ketebalan.
7. Pada saat pemasangan huruf dan angka dari tanda sarat/draft mark
ketebalannya harus diperhitungkan. Terutama daerah haluan dan buritan.
8. Toleransi perbedaan dengan drawing  2 mm.
9. Inspection record harus di approval oleh klas dan owner.

Gambar 5.5. Contoh bentuk inspection record.

I. Freeboard / Lambung Timbul


Tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadap tanda sarat kapal / draft mark adalah
untuk menjamin kebenaran dari lambung timbul/freeboard yang dipasang sudah
sesuai dengan gambar.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Waktu pemeriksaan biasanya sebelum peluncuran atau sebelum sea trial.
2. Plat baja yang digunakan sebagai bahan pembuatan alat ukur lambung timbul
dipersiapkan di bengkel sesuai dengan gambar yang telah ditentukan.
3. Plat baja sebagai tanda lambung timbul dipersiapkan di bengkel, sesuai
dengan mal ukur yang telah disetujui.
4. Mal ukur dari kayu dibuat di bengkel sesuai dengan ketentuan.
5. Pengukuran dimulai dari permukaan plat deck pada posisi midship ( ).
6. Toleransi ketepatan  0,5 mm.
7. Lihat gambar lembar berikut.
52
1. Plat pembantu pengukuran.
2. Plat atas lambung timbul.
3. Tanda lambung timbul.
4. Mal ukur dari kayu.

Gambar 5.6. Pengukuran lambung timbul.

J. Ukuran Utama Kapal / Principal Dimension


Tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadap tanda sarat kapal / draft mark adalah
untuk menjamin kebenaran ukuran utama kapal yang terdiri dari panjang, lebar
dan tinggi apakah sesuai dengan drawing.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Pengukuran tinggi kapal (Moulded Depth).
a. Ketinggian lunas dasar pada tengah kapal harus tegak lurus pada kedua
sisi dengan memakai alat ukur Level.
b. Jarak “H” adalah jarak antara garis deck sesungguhnya. Yang mana
diberi tanda pada tempat yang telah disediakan (lihat gambar).
Sebagai mana ketepatannya 0M, 1M, 3M atau 3Feet pengukuran di
bawah deck lambung.
c. Pengukuran tinggi yang direncanakan sebagai berikut :
D mld = H + d – (Ut + Kt) + c

53
Dimana : d = Jarak antara garis deck sesungguhnya dengan deck
lambung timbul.
Ut dan Kt = Adalah ketebalan plat pada masing-masing
kemiringan lunas sesuai bagian masing-masing lunas.
c = Angka koreksi dilihat pada formula yang dipakai. Tetapi
untuk NK angka koreksi tidak perlu.
c = Ketebalan/ketinggian kemiringan lunas x sin Q.
Q = Sudut kemiringan dari plat penguat.

Gambar 5.7. Ketebalan pada kemiringan lunas

d. Pengukuran tinggi kapal dilakukan pada kedua sisi kapal.


e. Toleransi ketinggian actual adalah –10 mm per 10 m dari ketinggian yang
direncanakan.
f. Ketebalan tidak terbatas.
g. Hasil pengukuran dicatat di dalam inspection record dan di approval oleh
klas dan owner.

Gambar 5.8. Proses pengukuran tinggi kapal.

54
2. Pengukuran lebar kapal (Breath Moulded).
a. Pengukuran pada daerah midship.
b. Pada sisi port side dan starboard side dipindah/diload ke bawah/ketanah
dan diberi tanda.
c. Tanda di P dan S diukur jaraknya (B).
3. Pengukuran panjang kapal.
a. Yang diukur Lpp, LOA, dan LWL.
b. Pengukuran pada center line yang dipindah ke bawah/dock.

Gambar 5.9. Proses pengukuran panjang kapal.

K. Pengecatan / Painting
Tujuan dilakukannya pemeriksaan pelaksanaan pengecatan / painting adalah
untuk menjamin agar hasil pengecatan pada lambung kapal sesuai dengan
painting schedule, kontrak dan spesifikasi teknis dari paint maker.
Proses pengecatan mulai persiapan, saat pengecatan dan setelah pengecatan
harus disetujui oleh paint maker advisor dan owner.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Sistem pemeriksaan proses pengecatan pada tahap erection ini sama persis
dengan sistem pemeriksaan pengecatan pada tahap assembly/block blasting.
2. Hasil-hasil data pengecatan dimasukkan ke QC check sheet no IB (terlampir).

55
b. Latihan Soal
1. Jelaskan item-item pekerjaan yang dilakukan dalam proses pemeriksaan pada
pekerjaan tahap erection ?
2. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan proses penyetelan
block / adjusting ?
3. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan kekedapan dan
kekuatan (leak test dan strength test) ?
4. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan kelurusan lunas /
keel deflection ?
5. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tanda sarat / draft
mark ?

c. Referensi

Eyres D. J.,2007, Ship Construction Sixth edition, Butterworth-Heinemann is an


imprint of Elsevier,Linacre House, Jordan Hill, Oxford.

Lamb Thomas,1986, Engineering for Ship Production (SP-9), SNAME, U. S.


Department Of Transportation Maritime Administration, Washington,D.C.

Standard Kualitas Kapal Baru, PT.PAL Indonesia, tanggal terbit 1998.

https://latarlembayung.wordpress.com/2012/11/25/tahap-pembuatan-kapal-baru/

https://cyberships.wordpress.com/2013/08/19/proses-produksi-kapal-dan-kegiatannya/

56

Anda mungkin juga menyukai