44
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Periksa alur las apakah sudah sesuai dengan standar kualitas.
- Kebersihan.
- Kekasaran (roughness dan gas notch).
- Kelurusan (misalignment).
- Celah (gap).
- Sudut kampuh (bevel).
- Dan atau Welding Procedure Specification (WPS) yang berlaku.
2. Periksa untuk pengelasan menerus apakah scallop dan atau temporary small
slot sudah tersedia sesuai dengan persyaratan dan standar kualitas yang
berlaku.
3. Bila terjadi penyimpangan harus dicacat di lembar pemeriksaan dan obyek
yang diperiksa diberi tanda/symbol untuk perbaikan.
4. Lihat juga edge preparation pada tahap assembly
45
D. Pemeriksaan Deformasi
Tujuan dilakukannya pemeriksaan terhadapa terjadinya deformasi adalah untuk
mengetahui terjadinya perubahan bentuk (deformasi) dari material/komponen/plat
akibat proses produksi apakah masih dalam batas toleransi standar kualitas dan
peraturan yang berlaku, sebagai contoh akan dilakukan dengan mengacu pada
standar kualitas kapal baru yang digunakan pad PT. Pal Persero Indonesia.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Periksa secara visual dengan menggunakan bantuan sinar bagian-bagian
mana yang dicurigai mengalami deformasi.
2. Pemeriksaan dengan cara membentangkan benang, kemudian ukur jarak
antara plat terluar dengan benang terdalam sehingga didapat besarnya
deformasi plat.
3. Pengukuran dengan cara membentangkan benang pada posisi yang sesuai
standar kualitas untuk pemeriksaan :
a. Deformasi plat antara gading-gading.
b. Deformasi gading-gading.
c. Deformasi komponen lainnya.
4. Hasil pemeriksaan dicatat pada QC check sheet no. 7.
5. Lihat juga pemeriksaan deformasi pada tahap assembly
46
- Ultrasonic examination, dan lain-lain.
4. Hasil pemeriksaan diperiksakan ke klas dan owner.
5. Pemeriksaan bisa perlembar dengan waktu yang berbeda-beda atau secara
keseluruhan berupa buku hasil pemeriksaan NDT pada waktu yang sama.
6. Contoh lembar pemeriksaan NDT.
P SL,P ACC
L2
P P,UC ACC
L3
P P,SI ACC
L4
S SI ACC
L1
S ND ACC
L2
S SI,P ACC
L3
S P,SI ACC
L4
47
:
Activity Film Brand
200 KV Penetrameter : DIN 6 ISO 12 KODAK
SFD
Screen
Pb. 0,125 MM Technique : SWSV 600 MM
48
4. Hose test adalah dengan menyemprotkan air bertekanan pada sambungan
las, bila ada air yang keluar berarti bocor, dikenakan pada daerah bukan
tangki.
5. Vacuum test adalah ada alat khusus untuk vacuum test dengan bantuan air
sabun, bila ada gelembung udara berarti bocor, biasanya untuk kekedapan
bottom plug. (Lihat alat vacuum test)
49
- Dengan sinar.
- Dengan theodolite.
2. Dengan sinar yaitu :
a. Peralatan dari kayu/plat dengan celah pandang/lubang pengintai
dipasang pada garis tengah disetiap station (N x Lpp/10) atau disetiap
sekat dan 200 s/d 300 mm dibawah permukaan lunas kapal. (N = jumlah
pengintai).
b. Setiap celah pandang/lubang pengintai disesuaikan
kedudukannya/ketinggiannya dari lunas kapal menggunakan sumber
cahaya yang ditempatkan di station/sekat buritan atau sekat ceruk
haluan dan dilihat/diintai pada setiap peralatan pengintai.
c. Setelah seluruh celah pandang/lubang pengintai lurus/segaris kemudian
diukur jarak antara permukaan bawah lunas dan celah pandang/lubang
pengintai.
d. Ketebalan plat lunas yang berbeda juga dipertimbangkan.
e. Peralatan pengintai harus dibuat kuat dan tidak mudah berubah.
f. Keuntungannya : setiap saat dan setiap orang bisa mengukur kerataan
lunas plat.
g. Kerugiannya : untuk penyiapannya lama dan banyak JO.
4. Hasil pengukuran keel deflection juga untuk mengukur dan memasang sarat
kapal/draft mark.
53
Dimana : d = Jarak antara garis deck sesungguhnya dengan deck
lambung timbul.
Ut dan Kt = Adalah ketebalan plat pada masing-masing
kemiringan lunas sesuai bagian masing-masing lunas.
c = Angka koreksi dilihat pada formula yang dipakai. Tetapi
untuk NK angka koreksi tidak perlu.
c = Ketebalan/ketinggian kemiringan lunas x sin Q.
Q = Sudut kemiringan dari plat penguat.
54
2. Pengukuran lebar kapal (Breath Moulded).
a. Pengukuran pada daerah midship.
b. Pada sisi port side dan starboard side dipindah/diload ke bawah/ketanah
dan diberi tanda.
c. Tanda di P dan S diukur jaraknya (B).
3. Pengukuran panjang kapal.
a. Yang diukur Lpp, LOA, dan LWL.
b. Pengukuran pada center line yang dipindah ke bawah/dock.
K. Pengecatan / Painting
Tujuan dilakukannya pemeriksaan pelaksanaan pengecatan / painting adalah
untuk menjamin agar hasil pengecatan pada lambung kapal sesuai dengan
painting schedule, kontrak dan spesifikasi teknis dari paint maker.
Proses pengecatan mulai persiapan, saat pengecatan dan setelah pengecatan
harus disetujui oleh paint maker advisor dan owner.
Adapun urutan pemeriksaan yang harus dilakukan :
1. Sistem pemeriksaan proses pengecatan pada tahap erection ini sama persis
dengan sistem pemeriksaan pengecatan pada tahap assembly/block blasting.
2. Hasil-hasil data pengecatan dimasukkan ke QC check sheet no IB (terlampir).
55
b. Latihan Soal
1. Jelaskan item-item pekerjaan yang dilakukan dalam proses pemeriksaan pada
pekerjaan tahap erection ?
2. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan proses penyetelan
block / adjusting ?
3. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan kekedapan dan
kekuatan (leak test dan strength test) ?
4. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan kelurusan lunas /
keel deflection ?
5. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada pemeriksaan tanda sarat / draft
mark ?
c. Referensi
https://latarlembayung.wordpress.com/2012/11/25/tahap-pembuatan-kapal-baru/
https://cyberships.wordpress.com/2013/08/19/proses-produksi-kapal-dan-kegiatannya/
56