Audit Sistem Kepastian Kualitas
Audit Sistem Kepastian Kualitas
6. Manajemen Kualitas
ISO 9001:2001 mendasar manajemen kualitas pada 8 prinsip manajemen kualitas yang terdiri
dari:
a. fokus pada pelanggan
b. kepemimpinan
c. keterlibatan SDM
d. pendekatan proses
e. pendekatan sistem dalam pengelolaan
f. perbaikan yang terus menerus
g. pembuatan keputusan berdasarkan fakta
h. hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
7. Langkah-langkah audit
Mengadopsi model PDSA (plan-do-study-act )yang dipopulerkan oleh deming, audit sistem
manajeman kualitas dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Perencanaan Audit
Pada tahap ini auditor melakukan identifikasi terhadap tujuan atau sasaranorganisasi.
Pernyataan tujuan dapat mempertegas fokus audit. Mengikuti pernyataantujuan ini
perencanaan audit dapat mengidentifikasikan 5W+1H: siapa (who), apa(what), dimana
(where), kapan (kapan), mengapa (why), dan bagaimana (how) berkaitan dengan objek
audit.
b. Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit diawali dengan suatu pertemuan pendahuluan auditor dengan berbagai
pihak yang berwenang untuk membahas tentang ruang lingkup audit ,tujuan, jadwal
pelaksanaan, dan rancangan kertas kerja audit (KKA). Proses audit diawali dengan
mereview/memeriksa proses, produk, atau sistem. Proses audit melibatkan wawancara
dan investigasi untuk mengembangkan temuan yang didapat serta evaluasi untuk
menghubungkan temuan-temuan tersebut dengan kriteria audit yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini auditor membutuhkan informasi terhadap sistem manajemen kualitas yang
digunakan saat ini, prosedur pengoperasian peralatan, catatan-catatan pemeliharaan,
histori inspeksi, atau dokumen perencanaan. Kecukupan data dan informasi yang
berhubungan dengan ruang lingkup audit sangat penting dan menentukan kesuksesan
pelaksanaan audit.
Selama meriew proses, auditor mendokumentasikan berbagai temuan auditnya dalam
KKA, yang nantinya akan disajikan dalam ringkasan umum yang akan dibahas pada
pertemua akhir dengan berbagai pihak terkait. Dalam waktu yang singkat kemudian
auditor menyajikan laporan tertulis, yang mencatat temuan-temuan audit,kesimpulan
audit, dan rekomedasi yang diberikan.
c. Mempelajari Hasil Audit
Hasil audit menyajikan informasi tentang kekuatan, kelemahan, dan beberapa bagian
yan membutuhkan peningkatan dalam organisasi audit. Laporan hasi audit yang
disampaikan auditor memuat kesimpulan hasil audit yang didukung bukti(temuan) audit
dan rekomendasi yang diberikan untuk peningkatan (perbaikan) hal-halyang masih perlu
diperbaiki.
d. Tindakan Perbaikan
Pada tahap ini, organisasi didampingi oleh auditor, mengimplementasikan rencana
tindakan perbaikan yang telah ditetapkan. Hal ini memastikan bahwa rekomendasi dan
kesimpulan yang dibuat oleh auditor dan didukung dengan rencana tindakan perbaikan
oleh pihak terkait, dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuan peningkatan yang
berkelanjutan.
REALISASI PRODUK
1. Perencanaan Realisasi Produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkanuntuk realisasi
produk. Perencanaan dari realisasi produk ini harus konsisten dengan persyaratan proses
lainnya dari sistem manajemen kualitas. Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi
harus menetapkan hal-hal berikut:
a. Sasaran dan persyaratan kualitas bagi produk
b. Kebutuhan untuk mendapatkan proses, dokumentasi, dan penyediaan sumber
dayauntuk produk
c. Dokumen yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan
2. Pembelian
a. Organisasi harus memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian. Organisasi harus mengevaluasi dan menyeleksi kemampuan
pemasok dalam memasok produk yang sesuai dengan yang dipersyaratkan organisasi.
b. Organisasi harus melakukan inspeksi dan/atau berbagai kegiatan yang diperlukan untuk
memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi persyaratan
pembelian yang ditentukan. Jika organisasi atau pelanggan mengusulkan untuk
melakukan verifikasi ditempat pemasok, maka organisasi harus menetapkan susunan
verifikasi yang dimaksudkan dan metode pelepasan produk pada informasi pembelian.
3. Produksi dan Penyediaan Jasa
a. Pengendalian produksi dan penyediaan jasa
Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa
dibawah kondisi yang dikendalikan
b. Validasi proses produksi dan penyediaan jasa
Organisasi harus memvalidaasi berbagai proses produksi dan penyediaan jasa,terhadap
output yang dihasilkan yang tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau pengukuran
yang berurutan
c. Indentifikasi dan mampu telusurJika diperlukan
Organisasi harus mendefinisikan produk dengan cara yang sesuai diseluruh realisasi
produk
d. Properti pelanggan
Organisasi harus menandai, memverifikasi, melindungi,dan menjaga
properti pelanggan yang disediakan atau dipakai dalam produk
e. Pemeliharaan produk
Organisasi harus memelihara kesesuaian produk sejak proses internal dan penyerahan
ke tempat tujuan. Pemeliharaan ini mencakup identifikasi, penanganan,
pemaketan, penyimpanan, dan pengawetan.
4. Pengendalian, Pengukuran, dan Pemantauan Alat
Organisasi harus menentukan pemantauan dan pengukuran yang dilakukan serta pemantauan
dan pengukuran sarana yang dibutuhkan untuk menyediakan bukti- bukti kesesuaian produk
pada persyaratan yang ditetapkan. Organisasi harus membuat proses untuk
memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dilakukan secara konsisten sesuai
persyaratan pemantauan dan pengukuran
Peningkatan
a. Peningkatan berkelanjutan
Organisasi harus terus melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap efektivitas
sistem manajemen kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem manajemen kualitas melalui
pemakaian kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem manajemen kualitas melalui
pemakaian kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil audit, analisis data, tindakan
perbaikan, pencegahan, dan tinjauan manajemen.
b. Tindakan perbaikan
Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab ketidaksesuaian
dalam rangka mencegah berulang terjadinya hal tersebut. Tindakan perbaikan harus
sesuai dengan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan.
c. Tindakan pencegahan
Organisasi harus menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tindakan
pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah potensial.