Anda di halaman 1dari 12

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PELAPISAN LANDASAN PACU DENGAN HOTMIX TEBAL RATA-RATA 5


CM TERMASUK MARKING DAN PENGAWASAN = 71.100 M2

1. UMUM
Metodologi pelaksanaan layanan jasa konstruksi Teknis Pekerjaan Pelapisan Landas Pacu dengan
Hotmix, mengacu pada pemahaman dan apresiasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijing) untuk paket pekerjaan tersebut diatas. Orientasi
pokok dalam penyusunan metodologi ini adalah tercapainya maksud dan tujuan dari pelaksanaan
pekerjaan teknik Pelapisan Landas Pacu secara memuaskan.

Metodologi ini disusun berdasarkan beberapa pendekatan yaitu pendekatan umum, pendekatan
teknis dan administrasi serta pendekatan professional. Pendekatan – pendekatan tersebut akan
menjadi kerangka dasar dari penyusunan program kerja secara terperinci khususnya yang
berhubungan dengan teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

2. KOORDINASI DENGAN INSTANSI TERKAIT


Koordinasi dengan instansi terkait atau lembaga yang terkait disemua tingkatan merupakan hal
yang sangat penting untuk dilakukan, agar implementasi dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dapat berlandasan secara lancar tanpa ada benturan dan kesalah pahaman yang diakibatkan
kurangnya koordinasi dan informasi dari pihak-pihak yang terkait. Pihak-pihak yang terkait yang
dimaksud bukan hanya dari pihak Satuan Kerja Bandar Udara Xxxxxxxxxxxxx saja, namun juga
instansi-instansi terkait lainnya. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan perlu adanya
koordinasi dan pemberian informasi baik secara formal maupun secara non formal. Hal ini perlu
ditekankan khususnya kepada personil-personil yang akan melakukan pengawasan langsung pada
setiap harinya di lapangan.

3. PENDEKATAN TEKNIS DAN ADMINISTRASI


Pendekatan teknis dan administrasi yang dimaksud adalah pendekatan terhadap semua aspek teknis
dan administrasi yang akan dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan di lapangan.
Pendekatan ini akan menunjukkan pemahaman mengenai aspek teknis dan administrasi yang terkait
dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
A. Pendekatan Secara Teknis
Prinsip-prinsip ke teknik-an yang akan diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah
pedoman-pedoman teknik yang biasa dipakai di lingkungan Ditjen. Perhubungan Udara.

1
Pedoman yang dimaksud adalah semua produk yang diterbitkan oleh Ditjen. Perhubungan
Udara, Departemen Perhubungan yang relevan dengan tema pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilaksanakan di lapangan yang tentunya akan mengacu pada dokumen kontrak.

Prinsip ke-teknik-an dalam hal pelaksanaan pekerjaan yang akan diaplikasikan, pada dasarnya
merupakan alat bantu agar pengelolaan pembangunan dapat menghasilkan out – put seperti
yang diharapkan. Alat Bantu tersebut adalah sarana dan bukan tujuan yang akan dicapai, dan
hasil pelaksanaan prinsip-prinsip tersebut sangat tergantung kepada komitmen para pelaksana
di lapangan untuk melaksanakannya.

Ukuran dasar keberhasilan suatu pembangunan adalah menyangkut mutu, sehingga aplikasi ke-
teknik-an dapat dikatakan sebagai “Quality Assurance” bahwa sarana dan prasarana yang
dibangun akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan fungsinya dan dalam waktu
pemanfaatan yang sesuai dengan umur rencana.

B. Pendekatan Administrasi
Administrasi pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian penting yang tidak boleh diabaikan.
Bagian ini merupakan catatan penting mengenai landasannya pelaksanaan program, mulai dari
tahap awal pekerjaan, sampai dengan masa pemeliharaan pekerjaan.

Administrasi pelaksanaan program secara umum terdiri dari administrasi teknik, keuangan dan
pelaporan.

Dalam pelaksanaan dilapangan akan menerapkan prinsip-prinsip administrasi sebagai berikut :


 Menggunakan format-format standar yang sudah ada.
 Menggunakan format sederhana namun informative (semua informasi penting yang
dibutuhkan dapat tercatat), sehingga mudah dipahami oleh para pelaksana di lapangan
maupun oleh penerima laporan.
 Sistem pelaporan yang jelas dan berjenjang serta tidak “overlapping”

C. Pengendalian Pelaksanaan Kegiatan


Pengawas akan melakukan kegiatan pengendalian dalam lingkup kerja secara cepat, tepat,
praktis dan efisien. Kegiatan pengendalian ini meliputi sasaran, target dan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan.
D. Pemeriksaan Kegiatan Kerja
Pemerikasaan kegiatan kerja akan dilakukan dengan memeriksa :
 Penetapan langkah (apa, dimana, dan bagaimana ?)
 Pengaturan waktu (kapan ?)
 Penugasan (siapa ?)
 Tahap lanjutan (atau penyelesaian dengan segera)

4. METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

2
Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara lebih konkrit
terhadap bidang kerja jasa pengawasan. Metode ini meliputi pembahasan mengenai prosedur umum
pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknik pekerjaan pelapisan Apron dan Taxiway secara
keseluruhan, maupun prosedur pelaksanaan kegiatan dari bagian-bagian pekerjaan, termasuk
didalamnya uraian sistem informasi dan pelaporan yang akan dilaksanakan.

1. PEKERJAAN PERSIPAN
Pada masa pelaksanaan pekerjaan perispan ada beberapa pokok pengawasan dan pengendalian
yang dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :
a. Papan Nama Proyek
Pada saat memulai pekerjaan papan nama proyek dengan ukuran yang telah ditentukan yang
dipasang didepan jalan masuk ke Bandara, warna dan redaksinya sesuai dengan petunjuk
Direksi.
b. Sewa Direksi Keet
Kontraktor Menyewa Gedung yg ada dilingkungan bandara dijadikan Direksi Keet dengan
persetujuan KPA Bandar Udara Xxxxxxxxxxxxx
c. Masa Mobilisasi
Pada Mobilisasi ini akan melakukan mobilisasi personil dan peralatan yang akan terlibat
dalam pelaksanaan fisik pekerjaan , juga sudah harus mulai mengadakan cheking terhadap :
 Schedule mobilisasi
 Mempersiapkan / menyediakan peralatan kerja dalam keadaan baik dan siap pakai serta
cukup sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan pekerjaan.
 Realisasi Mobilisasi Peralatan, Personil serta Kantor (direksi keet)
 Pembuatan Shop Drawing (terutama penampang memanjang dan melintang dahulu).
 Mulai meneliti bahan-bahan yang akan dipakai, serta mengadakan job mix beton, hot
mix atau aggregate base menurut spesifikasi yang ada.
d.. Administrasi dan Dokumentasi Dan Pas Masuk
Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan diaktualisasikan dalam Bentuk Foto ( 0% - 100% )
serta Laporan Pekerjaan (0% - 100% ) masing-masing sebanyak 5 rangkap. Dan Untuk Pas
Masuk Kontraktor Pelaksana harus memasukan Daftar Peralatan dan Personil kepada PPK
sebagai acuan untuk menghitung besarnya biaya yang harus dibayarkan oleh kontraktor.
e. Pengukuran Awal dan Akhir Profil
Berdasarkan data-data Bench Mark, Patok-patok Bantu dan Gambar-gambar Kontrak yang
telah disediakan Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas maka diadakan penelusuran dan
pengukuran kembali pada seluruh area kerja. Pengukuran terdiri dari pengukuran melintang
dan memanjang. Setiap 20 m akan dibuat potongan melintang dengan beberapa titik
pengamatan yang mencakup elevasi jalan inspeksi dan titik-titik lain yang diperlukan.
Pengukuran akan dilakukan dengan menggunakan 2 Tim Pengukuran dengan
menggunakan 2 set alat terdiri dari 2 unit lengkap Waterpass dan 1 set lengkap Theodolit
yang telah dikalibrasi. Setiap melaksanakan pengukuran selalu didampingi Konsutan

3
Pengawas dan didahului dengan pengajuan Ijin Permohonan Pelaksanaan Pekerjaan
( Request). Ijin ini diajukan juga untuk setiap pekerjaan yang akan dimulai.
Setelah diperoleh data-data pengukuran, diajukan ke Konsultan Pengawas dan Penyedia
Jasa untuk diperiksa dan disetujui sebagai bahan penyusunan Gambar Kerja dan sebagai
dasar untuk menghitung volume pekerjaan yang akan dan telah dikerjakan.
f. Penyediaan Air Kerja dan P3K
Terdiri dari penyediaan air bersih dan air minum dan penyediaan Kotak P 3 K , Obat –
obatan serta Bendera K 3. Fasilitas tersebut diatas disediakan selama pelaksanaan proyek.
g. Sewa Kenderaan
Selama Kegiatan Pembangunan, untuk memudahkan kelancaran pengawasan maka bagi
pemimpin proyek dan Direksi lapangan akan disediakan kenderaan roda empat 1 unit
berikut Sopir yang disewa dari local setempat dengan masa sewa yang disesuaikan dengan
kontrak dan 2 unit kenderaan roda dua
h. Temporary Marking
Pekerjaan ini merupakan perbaikan, pengecetan ulang untuk marka yang sudah ada pada
lokasi runway yang semuanya atas petunjuk Direksi yang sifatnya sementara untuk
membantu lalulintas penerbangan.

2. PEKERJAAN PELAPISAN DAN TURNING AREA


Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik PENGENDALIAN MUTU
ada beberapa pokok pengawasan dan pengendalian yang
dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut :
PENGAWAS/PROYE KONTRAKTOR
K
a) PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS (MUTU) PEKERJAAN :
Survey
Dalam pengawasan kualitas ini, penyimpangan dalam hal mutu dilokasi sumber
pandang saatbahan
ini masih
cukup tinggi. Pengendalian mutu yang dimaksud adalah untuk mendapatkan hasil
Penentuan sumber bahan
pelaksanaan pekerjaan fisik yang awet, tahan lama dan dapat dipergunakan/dimanfaatkan
oleh masyarakat sesuai dengan usia / umur pelayanan. Permohonan pemakaian
bahan
Pencapaian mutu hasil pelaksanaan yang optimal akan ditempuh melalui pengendalian mutu
Pemeriksaan mutu bahan
bahan / material dan metode / cara pelaksanaan pekerjaan. Kegiatan pengendalian mutu
direalisasikan melalui “kontrol kualitas”, sesuai dengan setiap tahapan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Periksa mutu bahan Proses pengelolaan material

Hal-hal yang perlu dicermati terutama adalah kualitas pada pekerjaan utama. Agar diperoleh
Proses penyimpangan
kualitas yang baik, perlu adanya cheking bahan / material, dalam halkerja
rumusan ini kontraktor
JMF
mengajukan contoh bahan dengan “request sheet” yang memuat asal bahan, komposisi
bahan, hasil tes mutu, ukuran tipe, spesifikasi, sertifikat, dan sifat-sifatnya.
Pelaksanan Pekerjaan

Pengujian Mutu

Prosedur Pengendalian Mutu Pekerjaan dapat diuraikan pada gambar 1 berikut ini :
Mutu sesuai Spec. Penanganan perbaikan

Persetujuan mutu hasil


pekerjaan 4

Dokumen mutu hasil


pekerjaan
Gambar 1 : Prosedur Pengendalian Mutu Pekerjaan

b) PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, ,
tanaman lain, yang tumbuh diatas permukaan Landasan Pacu dan bahan-bahan lain
yang menggangu dan termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa konstruksi dan sisa-
sisa material dari pekerjaan pembersihan, satu dan lainnya sehubungan dengan
persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila Direksi menentukan lain.

Pelaksanaan :
Pekerjaan pembersihan dilakukan dibawah pengawasan Direksi atau wakil yang
ditunjuk olehnya. Pekerjaan pembersihan dapat juga terbatas sampai pemotongan
rumput serta dipinggir landasan pacu apabila memang Direksi menentukan demikian.
Dapat dimengerti bahwa daerah dimana pinggiran landasan pacu existing , pekerjaan
pembersihan tidak dilakukan menurut lebar jalur tersebut, akan tetapi terbatas pada
permukaan landasan pacu dan bagian lainnya seperti yang ditentukan oleh Direksi.

5
Pada landasan pacu yang terletak di daerah galian, semua tunggul-tunggul kayu dan
akar-akar pohon/rumput harus dibersihkan sampai kedalam tidak kurang dari 15 cm di
bawah permukaan konstruksi landasan pacu.
Pada daerah pelapisan dimana lapisan hotmix atas dan atau material-material yang
tidak diinginkan harus dibongkar atau harus dipadatkan semua tunggul-tunggul kayu
serta akar-akarnya harus dibersihkan sampai pada kedalaman paling tidak 15 cm
dibawah lapisan hotmix.

Pembuangan Lapisan Bongkaran :


Pada daerah dimana nanti akan dilapisi Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan
pembuangan kotoran ke tempat yang sesuai penunjuk direksi.
Pada umumnya pekerjaan pembuangan lapisan bongkaran pekerjaan pembuang
kotoran atau sampah sesuai petunjuk Direksi dan lapisan bongkaran/sampah itu harus
dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh direksi.

c) PEKERJAAN PELAPISAN DAN TURNING AREA


Pekerjaan Tack Coat AC 60/70 1,5 Kg/M2

Urutan Pelaksanaan :
1. Pengajuan contoh bahan kepada Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa
2. Pembuatan Job Mix design dan pengujian proporsi campuran antara aspal dan
bahan pengencernya. Yang harus dilakukan adalah pencampuran antara aspal dan
kerosin harus sesuai dengan spesifikasi dengan proporsi yang benar.

mixi
ng
Kerosin Tack Asphalt
Coat

PEMROSESAN PENCAMPURAN TACK


COAT

3. Pembersihan lokasi dengan disemprot dengan air compressor.


4. Penyemprotan material prime coat / tack coat dengan kadar per m2 sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa.
5. Pelindungan lokasi yang sudah di tack coat dari kendaraan yang

6
Gambar : Pekerjaan Kompresor untuk prime coat

Gambar : Pekerjaan Prime Coat

Pekerjaan Asphalt Beton

A. PERSIAPAN
Sebelum pelaksanaan Kontraktor akan menyerahkan sebagai berikut :
 Contoh dari seluruh bahan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Penyedia
Jasa
 Setiap bahan aspal yang diusulkan, dilengkapi dengan asal sumbernya, data
pengujian.
 Laporan tertulis yang meliputi :
o Yang menjelaskan sifat – sifat hasil pengujian dari seluruh bahan.
o Pemasokan aspal curah beserta sifat-sifat bahan.
o Rumus pembandingan dan data pengujian yang mendukungnya.
o Pengukuran pengujian.
o Kepadatan dari campuran yang dihamparkan.
o Data pengujian laboratorium dan lapangan.

B. BAHAN
 Aggregat harus terdiri dari batu pecah, abu batu atau bahan butiran lain
yang mempunyai sifat dan kualitas sama serta memnuhi syarat.
 Bahan fenepisi (filler) terdiri dari debu batu atau semen dan harus bebas
dari benda-benda yang harus dibuang. Filler berisi ukuran partikel yang 100%
lolos saringan 0.6 mm dan tidak kurang dari 75 % atas dasar berat partikel –
partikel yang lolos saringan 0.075 mm.
 Aggregat kasar terdiri dari pecahan batu yang bersih, keras, awet, tidak
terlalu rata, tidak pipih, tidak memanjang dan bebas dari kotoran atau bahan
lainnya (Sesuai spesifikasi tabel 5.2.1).
 Aggregat terdiri dari pecahan batu dan pasir yang bersih, keras, bebas dari
lampung atau bahan lainnya.
 Bahan Aspal harus dari jenis Aspal ESSO Pen. 60/70 yang dilengkapi
dengan Sertifikat hasil pengujian dari laboratorium yang memenuhi
ketentuan dan Spesifikasi yang disyaratkan.
7
 Sumber Pasokan
Persetujuan sumber pemasokan aggregat, aspal dan bahan pengisi (filler) harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi sebelum pengiriman bahan. Setiap jenis
bahan harus diserahkan, seperti yang diperuntukkan Konsultan Pengawas dan
Pengguna Jasa, paling sedikit 60 hari sebelum usulan dimulainya pengerjaan
pengaspalan.
 Bahan penyatu dan anti pengupasan ditambahkan ke bahan aspal sesuai
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.

C. PEMBUATAN dan PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS


 Penyiapan Aspal, bahan aspal dipanaskan dengan temperatur 145 – 165 oC
(AC 145 – 165) didalam suatu tangki, dilakukan selama 3 – 4 jam sebelum
memulai produksi.
 Penyiapan Aggregat
o Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal
melalui pemasok penampung dingin yang terpisah.
o Agregat dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering. Temperatur
agregat tidak melampaui 15 oC di atas temperatur bahan aspal (antara 155 –
175 oC )
o Bila diperlukan bahan pengisi (filler) untuk memenuhi gradasi yang
disyaratkan maka bahan pengisi ditakar terpisah.
 Penyiapan Campuran
o Berat setiap fraksi agregat harus sesuai dengan Job
Mix Formula.
o Seluruh agregat kering dicampur terlebih dahulu
kemudian baru sejumlah aspal yang tepat ditambahkan ke dalam agregat.
o Waktu pencampuran antara 45 – 60 detik.
o Temperatur campuran saat keluar dari alat pencampur
antara 145 – 155 oC dan tidak boleh lebih dari 160 oC.

Gambar : AMP

D. PENGANGKUTAN KE LOKASI PEKERJAAN

8
Campuran aspal panas diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump
Truck.
 Temperatur campuran aspal panas saat dituang ke Dump Truck antara 135 –
155 oC.
 Setiap truck yang telah dimuati harus ditimbang, dicatat berat kotor, berat
kosong dan berat bersih.

E. PENGHAMPARAN CAMPURAN
 Sebelum memasang lapis AC, permukaan ATB harus kering dan dibersihkan
dari semua batu serta bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus ditabur
dengan prime coat pada satu tingkat pemakaian 1.4 kg/m2.
AC harus dilabur dengan tack coat yang disemprotkan dengan tingkat
pemakaian 0.5 kg/ m2.
 Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat harus diterapkan sesuai dengan
persyarat yang ditentukan.
 Temperatur pemasokan di alat penghampar antara 120 – 150 oC.
 Sebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus
dipasangkan.
 Campuran aspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian,
elevasi, serta bentuk penampang melintang yang disyaratkan.
 Penampang alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi temperatur sisa
campuran aspal harus dijaga.
 Kecepatan penghamparan harus sesuai dengan pengujian lapangan dan

disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa.

Gambar : alat penghampar hotmix (asphalt finisher)

F. PEMADATAN CAMPURAN ASPAL


Pemadatan dilakukan dengan cara penggilasan yang teridiri dari 3 tahap yang
berbeda, yaitu :
 Penggilasan Awal, bertujuan untuk mengatur atau mengarahkan butiran-
butiran bahan yang dipadatkan pada posisi yang cukup baik dan membentuk
permukaan lapisan sesuai dengan yang disyaratkan. Alat yang digunakan
pemadat roda baja tanpa penggetar. Temperatur pemadatan 110 – 125 oC ( AC
110 – 100 oC) dan dilakukan 1 – 10 menit setelah penghamparan.

9
 Penggilasan Kedua, bertujuan untuk meningkatkan kepadatan yang telah
dicapai pada penggilasan awal dan memperkokoh bentuk permukaan lapisan
yang dipadatkan. Alat yang digunakan pemadat roda karet. Temperatur
pemadatan 95 – 110 oC ( AC 100 – 80 oC) , dan dilakukan 10 – 20 menit
setelah penghamparan.
 Penggilasan Akhir, bertujuan untuk mendapatkan bentuk permukaan lapisan
yang dipadatkan. Alat yang digunakan pemadat roda baja tanpa penggetar.
Temperatur pemadatan 80 – 95 oC, dan dilakuan 20 – 45 menit setelah
penghamparan.

Gasmbar : Pemadatan Hotmix

Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis merata padat yang awet, pondasi atas
atau lapisan atas pelindung aspal beton yang terdiri dari aggregate dan material
aspal dicampur di pusat pencampur (Asphalt Mixing Plant), serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas lapis pondasi atau permukaan Apron dan
Taxiway yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan dan memenuhi bentuk
sesuai gambar dalam hal ketinggian, penampang memanjang dan melintangnya
atau sesuai dengan yang diperintahkan direksi teknik.
Beberapa campuran dirancang menggunakan prosedur khusus, untuk menjamin
bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar bitument effektif
minimum, rongga udara, stabilitas, fleksibilitas dan ketebalan film aspal benar-
benar terpenuhi.

3) PEKERJAAN MARKING
Pengecatan Marking.
Pekerjaan pengecatan marking dilaksanakan pada permukaan perkerasan landasan pacu
yang sudah bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu. Pengecatan
marking dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dengan bantuan sebuah
mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu membuat garis putus-putus
dalam pengoperasian yang menerus (tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil
yang dapat diterima Direksi Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus

10
menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38
milimeter untuk “cat bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat
termoplastik” belum termasuk butiran kaca (glass bead) yang juga ditaburkan secara
mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang sesuai.
Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus
dilaksanakan pada temperatur 204 - 218 °C. Butiran kaca (glass bead) ditaburkan di atas
permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran
kaca (glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m 2 untuk semua jenis cat, baik
untuk “bukan termoplastik” maupun “termoplastik”.

Demikian Metode Pelaksanaan ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan.

Xxxxxxxxxxxxx, 25 Maret xxxx


Mengetahui Dibuat Oleh :
PT. CAHAYA NUSA SULUTARINDO

SALEH HEMETO Ir. HAMZAH TADJUDDIN


Direktur Utama Direktur Utama

 Bahan Aspal harus dari jenis Aspal ESSO Pen. 60/70 yang dilengkapi
dengan Sertifikat hasil pengujian dari laboratorium Pengambilan contoh
bahan aspal dari tiap truck tangki harus dilaksanakan pada bagian atas, tengah
dan bawah. Bahan aspal di dalam truck tangki tidak boleh dialirkan ke dalam

11
tangki penyimpanan sebelum hasil pengujian contoh pertama tersebut
memnuhi ketentuan dan Spesifikasi.

12

Anda mungkin juga menyukai