Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

LAPORAN BEST PRACTICE

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP


HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR
KELAS X SOS 1 DI SMA N 1 BALAPULANG

DISUSUN OLEH :

SISKA FITRIANI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

SMA N 1 BALAPULANG

2019

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Best Practice Dengan Judul

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP


HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK UNSUR
KELAS X SOS 1 DI SMA N 1 BALAPULANG
Oleh :

Nama : SISKA FITRIANI, S.Pd


Bidang Kajian : KIMIA

Penelitian telah dilaksanakan mulai tanggal 4 Desember 2019


Diselesaikan pada 17 Desember 2019

Balapulang, 19 Desember 2019


Kepala SMA N 1 Balapulang

Ahmad, S.Pd, M. MPd


NIP.19640828 198803 1 006

ii
BIODATA PENULIS

1. Nama Lengkap : Siska Fitriani, S.Pd


2. Tempat/Tanggal Lahir : Cirebon/ 26 April 1990
3. Jenis Kelamin : Pria / Wanita *)
4. NIP : -
5. Jabatan : Guru Kimia
6. Pangkat/Golongan : -
7. Unit Kerja : SMA N 1 Balapulang
8. NUPTK : 7758768669130122
9. DAPODIK : Ada
10. Alamat Unit Kerja : Jl. Banjarnyar, Balapulang Kab. Tegal, Kode Pos
52464
11. Alamat Rumah : Jl.Merak No. 6 Rt 06 Rw 03 Balapulang Kulon
12. Nomor Telepon/HP : 087700131740
13. Alamat email : orionchiz@gmail.com
14. Pendidikan Terakhir : S1/Akta IV
15. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semsrang
16. Fakultas/Jurusan : FMIPA/Pendidikan Kimia
17. Tahun Tamat : 2012
18. Mata Pelajaran yang diampu: Kimia
19. Pengalaman Mengajar: 5 Tahun 1 bulan
20. Prestasi/Penghargaan yang pernah diraih:
a. Tingkat Sekolah. :-
b. Tingkat Kab./Kota :-
c. Tingkat Provinsi :-
d. Tingkat Nasional :-

Yang membuat,
Balapulang, 19 Desember 2019

Siska Fitriani, S.Pd

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan
Laporan Best Practice yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM PERIODIK
UNSUR KELAS X SOS 1 DI SMA N 1 BALAPULANG”.

Laporan Best Practice ini berisikan tentang informasi atau yang lebih khususnya
membahas Implementasi Model Pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran Kimia di
SMA Negeri 1 Balapulang. Diharapkan Penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada guru dan peserta didik tentang model pembelajaran Jigsaw.

Penulis menyadari bahwa laporan best practice ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diperlukan.

Demikian penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan best practice ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Balapulang, 19 Desember 2019


Penulis

Siska Fitriani, S.Pd

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
BIODATA PENULIS.....................................................................................iii
KATA PENGANTAR....................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Jenis Kegiatan............................................................................................4
C. Manfaat Kegiatan.......................................................................................4
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN.........................................................5
A. Tujuan dan Sasaran....................................................................................5
B. Bahan/Materi Kegiatan..............................................................................5
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan.......................................................5
D. Alat/Instrumen...........................................................................................8
E. Waktu dan Tempat Kegiatan......................................................................9
BAB III HASIL KEGIATAN........................................................................10
A. Hasil ........................................................................................................10
B. Masalah yang Dihadapi............................................................................11
C. Cara Mengatasi Masalah..........................................................................11
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................12
A. Simpulan..................................................................................................12
B. Rekomendasi............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
LAMPIRAN.................................................................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya untuk mengembangkan seluruh


potensi peserta didik seoptimal mungkin melalui pengembangan bakat, minat dan
rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh
kembangnya seluruh potensi yang dimiliki peserta didik. Berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang
dialami peserta didik, baik di rumah atau di sekolah. Banyak faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar, salah satunya adalah proses pembelajaran.

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan


dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Agar proses pembelajaran berhasil,
guru harus membimbing peserta didik sedemikian rupa sehingga mereka dapat
mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur pengetahuan bidang yang
dipelajari.

Banyak pihak mensinnyalir bahwa rendahnya mutu pendidikan saat ini


berkaitan erat dengan rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar. Bertambah
baiknya keadaan ekonomi dan keadaan masyarakat selama 20 tahun terakhir ini
semestinya dapat meningkatkan kecerdasan anak-anak yang lahir pada masa
sekarang. Hanya saja, kondisi kehidupan yang lebih baik dengan berbagai sarana
dan fasilitas cenderung menjadikan anak Indonesia kurang termotivasi untuk
belajar, yang akhirnya membawa dampak negatif pada prestasi belajarnya.

Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu


dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan pembelajaran.
Dalam pengembangan pembelajaran yang perlu dilakukan saat ini adalah
pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Untuk itu perlu diupayakan satu
model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik , serta memberikan iklim kondusif dalam pembelajaran.

vi
Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, oleh karenanya kimia
mempunyai karakteristik sama dengan sains. Karakteristik tersebut meliputi
objek ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaanya. Pada dasarnya ilmu kimia
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan atau induktif, namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangakan berdasarkan
teori deduktif. Kimia juga ilmu yang memberi jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam dan energetika zat. Oleh sebab itu,
mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang
meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan dinamika, dan energetika zat
yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Secara tidak langsung peserta didik
diharapkan mampu memahami konsep-konsep serta dapat mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Sistem periodik unsur adalah salah satu materi dalam pelajaran kimia,
dimana didalamnya menjelaskan beberapa sifat-sifat yang dapat mempengaruhi
unsur-unsur kimia, diantaranya jari-jari atom, keelektronegatifan, afinitas
elektron, energi ionisasi, titik didik dan titik cair. Untuk memahami materi
tersebut diharapkan guru dapat memilih model- model pembelajaran atau strategi
pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam memahami materi sistem
periodik unsur.

Pembelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur yang dilakukan


selama ini, kebanyakan guru yang masih menggunakan pembelajaran yang
berasal dari satu orang saja, seperti metode ceramah, sehingga membuat peserta
didik merasa bosan. Oleh karenanya, perlu ada perubahan paradigma dalam
menelaah proses belajar mengajar dan interaksi antara peserta didik dan guru
serta mempertimbangkan kreativitas peserta didik. Keberadaan peserta didik
perlu dipertimbangkan karena mereka bukanlah botol kosong yang bisa diisi
dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain
itu, alur proses belajar mengajar tidak harus berasal dari guru menuju peserta
didik. Peserta didik bisa juga saling mengajar dengan sesama peserta didik
lainnya (peer teaching). Ini merupakan sistem pengajaran yang memberikan
kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama peserta didik dalam tugas-tugas
yang terstruktur atau bisa disebut cooperative learning.1

Ironisnya, model pembelajaran kooperatif ini belum banyak diterapkan


dalam kegiatan belajar mengajar, karena banyak guru yang enggan menerapkan
sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan. Alasan yang paling
utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan peserta
didik tidak fokus terhadap pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung.

Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran


yang digunakan guru didalam kelas untuk membantu belajar setiap mata
pelajaran, khususnya kimia. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu belajar satu sama
lainnya. Kelompok-kelompok tersebut beranggotakan peserta didik dengan hasil
belajar tinggi, rata-rata, dan rendah, laki-laki dan perempuan, peserta didik
dengan latar belakang suku berbeda yang ada dikelas. Kelompok beranggotakan
heterogen ini tinggal bersama selama beberapa pertemuan, sampai mereka dapat
belajar bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.2

Jigsaw merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif, dimana


dalam model pembelajaran jigsaw ini para anggota dari tim-tim yang berbeda
dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi (tim ahli) saling membantu
satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan mereka. Kemudian
peserta didik itu kembali pada tim/kelompoknya masing-masing (tim asal) untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya (pada pertemuan tim ahli). Dengan model pembelajaran
jigsaw ini diharapkan dapat membantu peserta didik
dalam memahami setiap pelajaran yang diberikan oleh guru, khususnya dalam
pelajaran kimia pada materi sistem periodik unsur.

Salah satu keunggulan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini adalah dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Peserta didik tidak hanya mempelajari
materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, serta
meningkatkan kerjasama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang
ditugaskan.

Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menciptakan


sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas, sehingga tidak ada lagi sebuah
kelas yang sunyi, serta dapat meningkatkan kreativitas peserta didik selama
proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ini


dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK SISTEM
PERIODIK UNSUR KELAS X SOS 1 DI SMA N 1 BALAPULANG”

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam best pracitice ini adalah kegiatan pembelajaran
yang meliputi kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
menganalisis bentuk molekul dari berbagai senyawa.

C. Manfaat Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memahami materi sistem periodik unsur.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


 Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis

dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran


sistem perodik unsur.
 Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah peserta didik kelas X SOS 1 di
SMA N 1 Balapulang

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah materi kelas X berikut ini.

KOMPETENSI DASAR

Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam golongan dan


3..4 keperiodikannya

Menyajikan hasil analisis data-data unsur dalam kaitannya dengan


4.4 kemiripan dan sifat keperiodikan unsur

C. Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan
pendekatan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe jigsaw .
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah
dilakukan penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di
kelas X, penulis memilih materi sistem periodik unsur untuk membelajarkan
pasangan KD 3.4.-. 4.4.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut.

Kompetensi Dasar Target Kompetensi


 Menganalisis kemiripan sifat unsur dalanm
3.4 Menganalisis golongan
kemiripan sifat
unsur dalam  Menganalisis kemiripan sifat unsur dalam
golongan dan
keperiodikannya keperiodikan

4.4 Menyajikan hasil


analisis data-data  Mempresentasikan hubungan antara nomor
unsur dalam atom dengan sifat keperiodikan unsur
kaitannya dengan berdasarkan sifat keperiodikan unsur
kemiripan dan
sifat  Mengkomnikasikan keteraturan sifat
keperiodikan keperiodikan dari grafik
unsur

3. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi


KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
(KD) (IPK)
Kompetensi Pengetahuan 3.4.1 Menjelaskan dasar pengelompokkan unsur-
unsur dalam tabel periodik unsur
3.4 Menganalisis kemiripan
sifat unsur dalam 3.4.2 Mengidentifikasi sifat-sifat keperiodikan unsur
golongan dan
3.4.3 Menjelaskan kecenderungan sifat periodik
keperiodikannya
melalui gambar atau grafik
3.4.4 Menentukan letak unsur dalam tabel periodik
berdasarkan konfigurasi electron

Kompetensi Keterampilan 4.4.1 Mengumpulkan informasi tentang sifat-sifat


keperiodikan unsur melalui berbagai sumber
4.4 Menyajikan hasil
analisis data-data unsur
dalam kaitannya dengan
kemiripan dan sifat
keperiodikan unsur

4. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih adalah cooperative learning jigsaw

5. Pengembangan Desain Pembelajaran


Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak cooperative learning
jigsaw.
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian.

D. Media dan Instrumen


1) Media pembelajaran yang digunakan dalam best practice ini adalah (a) Media
Pembelajaran PPT, (b) lembar kerja peserta didik (LKPD), (c) Molymod.

2) Instrumen yang digunakan dalam best practice ini ada 2 macam yaitu (a)
instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi
dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan (a) tes tulis uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Best practice ini dilaksanakan pada tanggal 4-17 Desember tahun 2019 bertempat
di kelas X SOS 1 SMA N 1 Balapulang.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran saintific yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berlangsung aktif. Peserta didik
menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan
pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktivitas pembelajaran yang
dirancang sesuai sintak kooperatif tipe jigsaw yang mengharuskan peserta
didik aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran saintific yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia dalam
melakukan transfer knowledge.
3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil
belajar kimia
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model
pembelajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok
kecil yang heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan
yang berbeda. Dalam menyelesaikan tugas, anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan membantu untuk memahami bahan
pembelajarannya. Model pembelajaran ini merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dilakukan guru guna memberikan
pemahaman terhadap peserta didik dan juga kenyamanan selama proses
belajar mengajar berlangsung.

Sedangkan hasil belajar kimia adalah bukti keberhasilan usaha yang


dapat dicapai atau aktifitas yang dilakukan secara sadar sehingga akan
terjadi proses perubahan pada diri seseorang (peserta didik) sebagai
hasil penyesuaian diri yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik
dalam periode tertentu.

Melihat fakta dilapangan bahwa tercapainya tujuan pembelajaran dapat


dilihat dari hasil belajar itu sendiri. Dengan kata lain, pencapaian hasil
belajar tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang digunakan,
meskipun strategi pembelajaran bukan satu-satunya faktor yang
menentukan hasil belajar. Jadi semakin baik atau tepat strategi
pembelajaran maka akan semakin baik pula hasil belajarnya. Dapat
diasumsikan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
berhubungan dengan hasil belajar terutama dalam mata pelajaran
kimia. Dan seorang peserta didik tidak dapat memperoleh hasil yang
memuaskan tanpa adanya strategi pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam proses belajar mengajar.

B. Masalah yang Dihadapi


Masalah yang dihadapi terutama adalah perbedaan persepsi dalam
memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.

. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu
menggunakan metode ceramah, peserta didik pun merasa lebih percaya diri
menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah.

C. Cara Mengatasi Masalah


Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran saintific dengan cooperative
learning tipe jigsaw dapat mebuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran,
guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan
manfaat belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Bab IV
Simpulan dan Rekomendasi
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan strategi pembelajaran

yang digunakan sebagai metode atau usaha guru dalam mencapai


keberhasilan pembelajaran.
2. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memiliki korelasi positif dengan hasil

belajar kimia materi pokok sistem periodik unsur kelas X SOS 1 di SMA
N 1 Balapulang.

B. Rekomendasi
Dalam setiap model pembelajaran yang dipilih untuk digunakan dalam proses
pembelajaran perlu adanya multimedia yang sesuai dengan kondisi yang
sesuai dengan kondisi dari model pembelajaran tersebut dan memvariasikan
evaluasi siswa setelah terjadinya pembelajaran dengan membuat suatu media.
Termasuk pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sebaiknya
menggunakan perangkat lunak berupa media yang mempunyai komposisi
sesuai dengan indikator dan memiliki tampilan yang lebih menarik, sehingga
membuat siswa lebih termotivasi untuk melakukannya
DAFTAR PUSTAKA

Chittleborough, Gail D et all., 2002. Constrain to the development of first year


university chemistry student’s mental model of chemical phenomena. Theaching
and Learning Forum 2002: Focusing on the Student.

Depdikbud. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP


Matematika. Jakarta: Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan Pen- jaminan Mutu Pendidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Joyce, B & Weil, M. 2000. Models of Teaching. Boston: Allyn & Bacon

Lie, Anita, Cooperative Learning, Mempraktikkam Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas, Jakarta: Gramedia, 2005

Www.Kompasyana. Metode pembelajaran PBL. Jakarta [Diakses 04 November


2019]

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016


Nomor 024. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Tasker, Roy dan Dalton, Rebecca. 2006. Research into Practice: Visualization of
the Molecular World Using Animation. Journal of Chemistry Education
Research and Practice. http://rsc.org/cerp. [Diakses 05 November 2019]
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-foto kegiatan


10

Lampiran 2 : RPP
Lampiran 3 : Bahan Ajar
Lampiran 4 : LKPD
Lampiran 5 : Kisi-kisi soal uraian
Lampiran 6 : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran
Lampiran 7 : Lembar observasi proses pembelajaran
Lampiran 8 : Kuesioner motivasi belajar peserta didik

R-9 Rubrik Laporan Best Practise

Rubrik ini digunakan fasilitator untuk menilai hasil refleksi dari peserta.

A. Langkah-langkah penilaian hasil kajian:

1. Cermati tugas yang diberikan kepada peserta pembekalan pada LK-9!


2. Berikan nilai pada hasil kajian berdasarkan penilaian anda terhadap hasil kerja
peserta sesuai rubrik berikut!

B. Kegiatan Praktik

1. Memuat Lembar Judul


2. Memuat Halaman Pengesahan yang ditanda tangani Kepala Sekolah
3. Memuat Biodata Penulis dengan lengkap
4. Memuat Kata Pengantar, Daftar Isi dan Daftar Lampiran
5. Menguraikan Latar Belakang Masalah dari kesenjangan harapan dengan
kenyataan yang ada dengan jelas
11

6. Menguraikan jenis dan manfaat kegiatan dengan jelas


7. Memuat tujuan dan sasaran, Bahan/Materi Kegiatan, Metode/Cara Melaksanakan
Kegiatan, Alat/Instrumen, Waktu dan Tenpat Kegiatan dengan jelas
8. Menguraikan hasil kegiatan dengan penjelasan hasil yang diperoleh, masalah
yang dihadapi dan cara mengatasi masalah tersebut dengan jelas
9. Memuat simpulan dan rekomendasi yang relevan
10. Memuat daftar pustaka sesuai materi yang dituangkan
11. Memuat lampiran yang dilengkapi dokumentasi, instrumen dan hasil
pembelajaran
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik

90  nilai  100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria

80  nilai  90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang


sesuai

70  nilai  80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai

60  nilai  70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai

<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai

Anda mungkin juga menyukai