Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan : Mengetahui pengaruh kalor terhadap suhu dan perubahan wujud zat
1.2 Waktu dan Tempat
 Waktu : Selasa, 15 Oktober 2019
 Tempat : Laboratorium Fisika SMA Negeri 1 Tuban
1.3 Kompetensi Dasar : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud zat
1.4 Indikator : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud zat
1.5 Materi Pokok : Kalor, suhu, dan perubahan wujud
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kalor
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengansatuan
energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapatmengubah
wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor suhunya
turun. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor laten dan kalor
uap. Kalor laten itu adalah banyaknya kalor yang diperlukan dan dilepaskan oleh 1 kg atau 1
g zat agar dapat mengubah wujudnya sedangkan kalor uap yaitu banyaknya kalor per satuan
massa yang diberikan pada zat di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud
gas seluruhnya pada titik didih tersebut.
- Titik uap adalah kalor yang diperlukan oleh satuan massa zat cair untuk menguap
pada titik didhnya.
- Titik didih adalah suhu zat ketika mendidih. Titik didih air adalah 1000C.
- Qterima
Titik lebur adalah suhu pada waktu suatu zat melebur. Titik lebur es adalah 00C.
- Titik beku adalah suhu pada waktu suatu zat membeku. Titik beku air adalah 1000
C atau 800 R atau 2120F.
Kalor embun adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa gas untuk
mengembun pada titik embunnya. Titik embun adalah suhu zat ketika mengembun. Menguap
dan melebur adalah peristiwa perubahan wujud yang membutuhkan kalor. Kalor lebur adalah
kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat padat untuk mencair (melebur) pada titik
leburnya.
Kalor beku adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk
membeku pada titik bekunya.
Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang
rendah ketika kedua benda bersentuhan. Sedangkan Suhu adalah derajat atau tingkat panas
suatu benda. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3
faktor yaitu:
- Massa zat
- Jenis zat (kalor jenis)
- Perubahan suhu
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Jika suatu benda menerima/melepaskan kalor maka suhu benda
itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Kalor menyatakan bentuk energi yang pindah
karena adanya perbedaan suhu.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau
melepaskan suhu 1 kilogram massa suatu zat sebesar 10C atau 1 Kelvin. Kapasitas kalor
suatu benda adalah benyaknya kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhu sebesar 10C
atau 1 K atau kemampuan suatu benda untuk menerima atau melepas kalor untuk menaikkan
atau menurunkan suhu benda sebesar 10C atau 1 K.
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = jumlah kalor (Joule)
M= massa zat (gram)
ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)
C= kalor jenis

Kita telah membahas pengertian kalor jenis. Selanjutnya kita akan membahas
Kapasitas Kalor. Kapasitas Kalor adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu benda sebesar 1oC.

Q = C ΔT

Pengaruh kalor terhadap suhu zat, jika suatu zat menyerap kalor , maka suhu akan
naik dan jika suatu suhu zat melepas kalor, maka suhu akan turun.
2.2 Azas Black
Asas Black yang berbunyi “kalor yang diterima oleh suatu zat sama dengan kalor
yang dilepas oleh suatu zat”.
Qlepas = Qterima
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Alat dan Bahan
1. Termometer
2. Pembakar bunsen/pembakar spiritus
3. Kaki tiga
4. Statif
5. Stopwatch
6. Air panas
7. Gelas beker
8. Korek api

3.2 Langkah Kerja


1. Susunlah alat-alat tersebut
2. Masukkan air panas ke dalam gelas beker sebanyak 50 Ml. Catat suhu awal air
panas tersebut (T0)
3. Nyalakan pembakar spiritus. Mulailah menghidupkan stopwatch sambil
mengamati perubahan suhu yang terjadi. Catat suhu air panas untuk setiap 1 menit
hingga air panas mendidih. Masukkan data ke dalam tabel.
4. Catat suhu air panas saat mendidih
BAB IV
Hasil Dan Analisis Data
4.1 Hasil
Waktu (menit) Jumlah Kalor Suhu (°C) Wujud Benda Terjadi Perubahan
yang Diberikan Wujud (Ya/Tidak)
1 Q 45°C Cair Tidak
2 2Q 52°C Cair Tidak
3 3 59°C Cair Tidak
4 4Q 65°C Cair Tidak
5 5Q 70°C Cair Tidak
6 6Q 74°C Cair Tidak
7 7Q 77°C Cair Tidak
8 8Q 79°C Cair Tidak
9 9Q 80°C Cair Tidak
10 10Q 81°C Cair Tidak
11 11Q 81°C Gas Ya
12 12Q 81°C Gas Tidak

4.2 Analisis Data

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan air panas setelah dipanasakan dengan
nyala api dari spiritus, ternyata air panas tersebut mendidih. Kalor sangat berpengaruh pada
perubahan suatu zat, dalam hal ini yaitu zat cair menjadi uap. Perubahan wujud air menjadi
uap disebabkan karena pemanasan. Hal ini terjadi air menyerap panas maka suhunya naik
hingga terjadi proses penguapan dari cair ke uap.
Suhu air panas yang mula-mula rendah pada percobaan pertama yaitu, 45oC, akan
terus naik naik pada percobaan kedua dan seterunya. Hingga pada percobaan terakhir, yaitu
percobaan ke dua belas suhu air mencapai 81oC. Dalam suhu tersebut kondisi air panas sudah
mendidih. Air panas mendidih karena pengaruh dari kalor, yaitu api dari pembakar spiritus.
Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:
massa zat, jenis zat (jika rungan yang lebih besar itu kan menyebabkan air mendidih
sedangkan ruangan atau tempat yang kalor jenis), dan perubahan suhu.
Berdasarkan data tersebut, ketika terjadi perubahan suhu, maka tidak terjadi
perubahan wujud zat. Sebaliknya, apabila tidak terjadi perubahan suhu, maka terjadi
perubahan wujud zat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa:

1. Kalor adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu.
2. Apabila terjadi perubahan suhu, maka tidak terjadi perubahan wujud zat.
3. Apabila tidak terjadi perubahan suhu, maka terjadi perubahan wujud zat.

Anda mungkin juga menyukai