Anda di halaman 1dari 17

Perbedaan Panas Laten dan Panas Sensible

Panas adalah suatu bentuk energi yang menyebabkan atom dan molekul dalam suatu zat bergerak atau bergetar semakin cepat. Jumlah Energi panas yang
tersedia ditandai dengan perubahan suhu dan pergerakan suatu molekul atau atom. Energi Panas selalu berpindah dari kondisi yang lebih panas menuju
kondisi yang lebih dingin, hingga pada akhirnya akan terjadi kesetimbangan termal ke suhu yang sama atau keadaan setimbang.

Kita seringkali merebus atau memanaskan air untuk memeasak, ketika proses memasak air tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama hingga air
mendidih. Saat air mulai mendidih, akan terdapat gelembung pada dasar wadah penampung air dan kemudian akan terjadi proses penguapan atau
perubahan fasa air menjadi uap air. Dalam proses tersebut energi panas mengambil peranan penting, dimana panas yang berasal dari kompor akan
berpindah dan memanaskan air dalam penampung, sehingga molekul air akan bergerak secara signifikan dan menciptakan gelembung. Selain meningkatnya
intensitas pergerakan molekul dan kenaikan temperatur, dalam proses tersebut terjadi perubahan fase zat dari cair menjadi gas. Awal mulanya suhu air akan
naik secara signifikan hingga mencapai 100C, suhu air akan cenderung konstan dan mulai terjadi perubahan fasa air dari cair menjadi uap. Pada proses
tersebut terdapat dua bentuk perpindahan panas, yaitu Panas Laten dan Panas Sensibel.

Jadi, apa itu panas Laten dan panas Sensibel ?

Panas Laten (Latent Heat) dan panas sensibel (Sensible Heat) adalah dua bentuk energi panas yang secara umum digunakan untuk menjelaskan fenomena
atau hubungan antara suhu dan fasa suatu zat. Untuk lebih jelasnya berikut pengertian dan definisi dari panas laten dan panas sensibel. 

Panas Sensibel (Sensible Heat) 


Panas sensible adalah energi yang dibutuhkan untuk merubah suhu suatu zat tanpa disertai terjadinya perubahan fasa atau . Dengan kata lain, panas
sensible menyatakan bentuk energi panas karena perubahan suhu atau bentuk panas yang dapat kita rasakan baik dengan panca indra maupun bantuan alat
ukur suhu. Panas  sensible adalah bentuk energi panas yang diserap atau dilepaskan oleh sistem atau dengan kata lain perubahan temperatur pada sistem
disebabkan oleh panas sensible.

Contohnya air yang sudah dipanaskan akan terasa lebih hangat daripada air dengan suhu ruangan. Perbedaan suhu antara kedua air tersebut dapat diamati
karena adanya panas sensible.
Panas Laten (Latent Heat) 
Panas laten (Latent heat) adalah jumlah energi yang diserap atau dilepas selama terjadinya transisi atau perubahan fase zat yang berlangsung dalam suhu
konstan. Dalam proses perubahan fase suatu zat, terjadi proses penyerapan dan pelepasan energi dalam bentuk panas. Pertukaran energi panas dalam
transisi fase zat tersebut disebut dengan panas laten.

Tiga fase utama pada suatu zat adalah fase padat (solid), cair (liquid), dan fase gas. Nilai panas laten bervariasi berdasarkan jenis dan sifat zat itu sendiri.
Berikut ini merupakan contoh tiga fase perubahan zat yang ditampilkan dalam diagram panas laten berikut.

Panas Laten & Panas Sensible Pada Air


Gambar diatas merupakan diagram perubahan fasa pada air, berikut ini merupakan alur perubahan fasa zat berdasarkan panas laten dan panas sensibel.

1. pada titik A air berada pada fase padat (solid) dalam bentuk es.

2. Pada titik A ke B terjadi kenaikan temperatur pada air tanpa disertai dengan perubahan fase pada es hingga mencapai temperatur 0 °C. Pada tahapan ini
disebut dengan panas sensibel.

3. Pada titik B ke C terjadi proses perubahan fase zat padat (es) menjadi cair dan temperatur konstan pada 0 °C. Pada tahap ini disebut dengan panas laten
peleburan (Latent heat of fusion).

4. Pada titik C ke D terjadi kenaikan temperatur secara signifikan dari suhu 0 °C hingga 100 °C tanpa disertai dengan perubahan fase zat cair. Pada tahapan ini
disebut dengan panas sensibel.

5. Pada titik D ke E terjadi proses perubahan fase zat cair menjadi gas dengan temperatur yang relatif konstan pada 100°C. Pada tahap ini disebut dengan
panas laten penguapan (Latent heat of vaporization).

6. Pada titik E ke F kembali terjadi kenaikan suhu yang signifikan berbanding lurus dengan jumlah energi yang diberikan tanpa disertai dengan perubahan
fase zat. Pada tahan ini disebut dengan panas sensibel.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas, berikut ini beberapa perbedaan utama antara panas laten dan panas sensibel.

PANAS LATEN PANAS SENSIBEL


Definisi Jumlah energi yang yang diserap atau Jumlah energi yang dibutuhkan untuk merubah suhu
dilepaskan selama fase transisi zat dalam suhu suatu zat tanpa disertai dengan perubahaan fasa
yang konstan
Fase transisi zat Terjadi perubahan fase zat Tidak terjadi perubahan fase zat
Pertukaran energi Perubahan energi internal dalam system Terjadi pertukaran energi anatara system dengan sekitar
Perubahan temperature Tidak terjadi perubahan temperature Terjadi perubahan temperatur

Panas laten dan panas sensibel adalah dua bentuk energi panas. Panas sensibel menjelaskan pertukaran energi antara sistem dan lingkungan sekitar tanpa
disertai perubahan fase zat, sedangkan panas laten menjelaskan perubahan energi internal suatu sistem yang disertai dengan perubahan fase suatu zat.
Pengertian Panas Spesifik Dalam Termodinamika

Dalam termodinamika, dapat diketahui bahwa peningkatan suhu suatu zat berbanding lurus dengan peningkatan jumlah energi termal yang dimilikinya.
Selain itu, pada suhu tertentu, peningkatan konsentrasi suatu zat akan menyebabkan peningkatan total energi termal yang dimiliki oleh material tersebut.

Pada tingkat atomik, panas yang diserap menyebabkan atom-atom dalam benda padat bergetar, seolah-olah mereka terikat satu sama lain melalui pegas.
Ketika suhu ditingkatkan, energi getaran meningkat. Pada logam, ini adalah satu-satunya gerakan yang mungkin. Pada cairan atau gas, panas yang diserap
menyebabkan atom dalam molekul bergetar, dan molekul tersebut berputar dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Karena terdapat lebih
banyak kemungkinan "penyimpanan" energi dalam cairan dan gas, kapasitas panas mereka lebih besar daripada logam.

Pada tingkat atomik zat, pemanasan yang diserap menyebabkan terjadinya getaran pada atom dalam zat. Pada saat suhu semakin meningkat, energi dari
getaran tersebut akan semakin meningkat. Pada unsur logam, getaran pada atom merupakan satu-satunya gerakan yang mungkin terjadi. Sedangkan pada
zat cair atau gas, peningkatan panas menyebabkan getaran atom dalam molekul, serta terjadinya rotasi dan perpindahan molekul dari satu tempat ke
tempat yang lain. Karena terdapat lebih banyak kemungkinan terjadinya respon pada zat cair dan gas, sehingga kapasitas panas "Penyimpanan" pada zat cair
dan gas lebih besar dibandingkan logam.

Oleh karena itu diperlukan jumlah energi yang berbeda untuk meningkatkan suhu dari zat yang berbeda sebesar satu derajat untuk massa yang sama. Untuk
membandingkan kemampuan penyimpanan energi dari berbagai jenis zat menggunakan panas spesifik untuk menyatakan nilai kapasitas panas dari suatu
zat spesifik.
Pengertian dan Definisi Panas Spesifik
Apa itu panas spesifik ? Jadi, Panas spesifik adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram zat sebesar 1°C. Atau dengan kata lain Panas
spesifik menggambarkan jumlah panas yang harus ditambahkan pada zat untuk meningkatkan suhu zat tersebut. Panas spesifik biasanya diukur
menggunakan satuan Joule per gram per derajat Celsius (J/g.°C) atau Joule per gram per derajat Kelvin (J/g.°K).

ketika energi panas diserap oleh suatu zat, maka akan terjadi kenaikan suhu pada zat tersebut. Jika jumlah panas yang sama diberikan kepada massa yang
sama dari jenis zat yang berbeda, maka kenaikan suhu untuk setiap jenis zat akan berbeda. Hal ini disebabkan karena setiap zat memiliki kapasitas panas
yang berbeda. Jadi, kapasitas panas suatu zat adalah jumlah panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu seluruh zat tersebut sebesar satu derajat.
Dalam konteks tersebut, kapasitas panas sebuah zat didefinisikan sebagai jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu seluruh massa zat
tersebut sebesar satu derajat. 

Rumus Persamaan Panas Spesifik


Pada kapasitas panas spesifik panas yang ditransfer bergantung pada tiga faktor utama yaitu Perubahan suhu, massa, dan fase zat yang dinyatakan dalam
formula persamaan berikut :

Q = m.c.∆T atau c = Q / m.∆T

Di mana Q adalah besarnya panas yang diserap zat atau perpindahan panas, m adalah massa zat, dan ΔT adalah perubahan suhu. Sedangkan c menyatakan
nilai panas spesifik zat yang bergantung pada bahan dan fase zat.

kapasitas panas total (C) adalah panas spesifik zat (c) dikalikan dengan massa zat (m)

C = c.m

Atau Panas spesifik zat merupakan kapasitas panas (C) dibagi dengan massa zat (m).

c = C/m

Dimana :
Q = Panas yang diterima oleh zat (Joule)
m = massa (Gram
∆T = Perubahan Suhu [T awal - T akhir] (°C atau °K)
c = Panas spesifik zat (J/g.°C atau J/g.°K)
C = Kapasitas Panas (J/°C atau J/°K)

Panas spesifik pada tekanan konstan (cp) dan Volume konstan (cv)
Secara umum, energi bergantung pada bagaimana proses tersebut dilakukan. Dalam termodinamika, terdapat dua jenis kalor spesifik yaitu kalor spesifik
pada volume konstan (cv) dan kalor spesifik pada tekanan konstan (cp).

Secara fisik, kalor spesifik pada volume konstan cv adalah energi yang diperlukan untuk meningkatkan suhu dalam satu satuan massa zat sebesar satu
derajat ketika volumenya tetap atau konstan. Sedangkan kalor spesifik pada tekanan konstan cp adalah energi yang diperlukan untuk melakukan hal yang
sama ketika tekanannya tetap atau konstan.

Perlu diperhatikan bahwa cv dan cp dinyatakan dalam istilah sifat-sifat lain. Seperti sifat lainnya, kalor spesifik suatu zat bergantung pada keadaan yang
secara umum ditentukan oleh dua sifat intensif independen. Dengan kata lain, energi yang diperlukan untuk meningkatkan suhu suatu zat sebesar satu
derajat dapat berbeda tergantung pada suhu dan tekanan yang berlangsung selama proses.

Kapasitas Panas Spesifik Beberapa Zat


Setiap zat memiliki kapasitas panas spesifiknya sendiri, yang merupakan nilai numerik yang menggambarkan sifat kimia pada zat tersebut. Berikut
merupakan Kapasitas Panas Spesifik beberapa jenis zat.
Jenis Pengerjaan Pada Mesin Frais (Milling)
Milling adalah proses dalam manufaktur yang dilakukan dengan mesin di mana pemotong berputar untuk menghilangkan bahan dari benda kerja yang
terdapat pada arah sudut sumbu pahat. Dengan bantuan mesin milling atau mesin frais, dapat dilakukan banyak operasi dan fungsi mulai dari benda kerja
berukuran kecil hingga benda kerja berukuran besar.

Mesin milling adalah salah satu alat dalam proses manufaktur yang sangat umum digunakan mulai dari wrokshop berskala kecil hingga skala industri untuk
memproduksi berbagai macam produk dan suku cadang dengan tingkat kepresisian yang tinggi dalam berbagai bentuk dan ukuran benda.

Mesin frais (milling) biasanya digunakan untuk menghasilkan bagian yang tidak simetris secara aksial dan memiliki banyak fitur, seperti lubang, slot, saku,
dan bahkan kontur permukaan tiga dimensi. Selain itu mesin frais juga biasa digunakan sebagai proses sekunder untuk menambah atau memperbaiki fitur
pada bagian yang diproduksi menggunakan proses yang berbeda. Karena toleransi yang cukup tinggi dan penyelesaian permukaan yang baik pada mesin
frais, oleh karena itu mesin frais sangat ideal untuk menambahkan ketelitian pada bagian yang bentuk dasarnya telah dibentuk.

Berikut ini merupakan jenis-jenis pengerjaan yang dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Frais atau mesin milling.

1. End Milling
Pada proses pengerjaan End milling membuat pemotongan pada tepi atau slot, yang ditentukan oleh jarak step-over, sepanjang benda kerja untuk
melakukan pengerjaan yang ditentukan, seperti profil, slot, saku, atau bahkan kontur permukaan yang kompleks.

2. Chamfer Milling

Proses pengerjaan chamfer milling membuat potongan tepi pada sepanjang tepi benda kerja atau membuat permukaan miring, yang dikenal sebagai
chamfer. Chamfer ini, biasanya memiliki sudut berkisar 45 derajat, dan dapat dikerjakan pada bagian luar atau dalam serta sepanjang lintasan lurus atau
melengkung.

3. Face Milling
Pada proses pengerjaan Face mill membuat permukaan benda kerja rata untuk memberikan hasil yang lebih halus. Kedalaman permukaan, biasanya sangat
kecil, dan dapat dikerjakan dalam satu lintasan tunggal atau dapat dilakukan dengan pemesinan pada kedalaman aksial yang lebih kecil dari pemotongan.

4. Drilling
Pengeboran (drilling) yaitu memasukan mata pahat pada benda kerja secara aksial dan memotong lubang dengan diameter yang sama dengan pahat
tersebut. Operasi pengerjaan pada pengeboran dapat menghasilkan lubang yang memanjang hingga kedalaman tertentu di dalam benda kerja, atau lubang
menembus yang memanjang sepenuhnya melalui benda kerja.

5. Boring
Pengeboran pada proses boring biasanya dilakukan setelah mengebor lubang untuk memperbesar diameter atau mendapatkan dimensi yang lebih tepat.
Mata pahat boring memasuki benda kerja secara aksial dan memotong sepanjang permukaan internal untuk membentuk fitur yang berbeda. Mata pahat
boring adalah alat pemotong satu titik, yang dapat diatur untuk memotong diameter yang diinginkan dengan menggunakan kepala boring yang dapat
disesuaikan.

6. Counterboring
Counterboring adalah proses pengerjaan yang sering dilakukan setelah pengeboran untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti baut, agar dapat
terpasang di bawah permukaan benda. Pada mata pahat counterboring terdapat sebuah pilot pada ujungnya untuk mengarahkan langsung ke lubang yang
sudah tersedia sebelumnya. Mata pahat counterbore akan memasuki benda kerja secara aksial, kemudian akan memperbesar bagian atas lubang yang ada
dengan diameter alat potong tersebut. 

7. Countersinking
Countersinking adalah proses pengerjaan yang dilakukan setelah pengeboran untuk memberikan ruang bagi kepala pengikat, seperti sekrup, untuk duduk
rata dengan permukaan benda kerja. Sudut umum yang disertakan untuk countersink meliputi 60, 82, 90, 100, 118, dan 120 derajat. Mata pahat countersink
memasuki benda kerja secara aksial dan memperbesar bagian atas lubang yang ada ke lubang berbentuk kerucut.

8. Reaming
Reaming adalah proses pengerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan sejumlah kecil material dan sering dilakukan setelah pengeboran untuk
mendapatkan diameter yang lebih akurat dan lapisan internal yang lebih halus. Mata pahat reaming akan membesarkan lubang masuk benda kerja secara
aksial dan memperbesar lubang yang ada sesuai dengan diameter pada pahat reaming. 

9. Tapping
Mata pahat Tapping akan memasuki benda kerja secara aksial kemudian akan memotong ulir bagian dalam lubang yang sudah ada sebelumnya. Lubang yang
ada biasanya dibor oleh ukuran bor tap yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai