Anda di halaman 1dari 12

STEP 1

1. BOR  bed occupacy rate angka yang


menunjukkanpresentasepenggunaantempattidurdisebuah RS dalamperiodetertentu( missal
: satutahun) idelanya 60-80%.
Rumus :jumlahhariperawatan/( jumlahtempattidur x periodewaktu) X 100%
2. LOS  length of stay adalah indicator dimanaseseorangtinggal di RS.
Bisadigunaknajugasebagai indicator mutu RS. Idealnya 6-9 hari, 3-12 hari.
Rumus :jumlah lama dirawat / jumlahpasien yang keluar (hidup+mati)
3. TOI  turn over interval adalah indicator efisiensipenggunaantempattidur,
idealnyatempattidurkosongtidakdigunakankisaran 1-3 hari.
STEP 2
1. Apa yang dimaksuddenganRumahsakit?
2. Apasajakomponenorganisasidarirumahsakit?
3. Apatugasdanfungsirumahsakit?
4. Apa indicator pelayananrumahsakit?
5. Apatipe-tiperumahsakit?
6. Apasajapersyaratan minimal darirumahsakit?
7. Bagaimanalangkahuntukmenanganipenurunankinerjarumahsakit?
8. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi BOR, LOS dan TOI?
9. Apasajaruanglingkupmenejemenrumahsakit?
10. Apafungsidarimenejemenrumahsakit?
STEP 3
1. Apa yang dimaksud dengan Rumah sakit?
- Batasan- batasan Rumah sakit
- Menurut AHA
RS adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang
terorganissir serta sarana kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
- Batasan permenkes no 183 tahun 1992 pasal 1 ayat 3
Rumah sakit pendidikan adalah rsu pemerintah kelas a dan kelas b yang digunakan
untuk pendidikan tenaga medis fk
- Menurut Wolper and Pena
Rumah sakit adalah tempat dimaba orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran,
perawat dan tenaga profesi lainnya.
- Menurut UU 44 tahun 2009
Adalah institusi yang mnyelenggarakan yankes secara paripurna yang menyediakan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

2. Apa saja komponen atau struktur organisasi dari rumah sakit?


- Struktur organisasi berdasarkan UU/ permenkes
1. Badan pengurus yayasan
2. Dewan Pembina
3. Dewan penyantun
4. Badan penyelenggara
a. Direktur
b. Wakildirektur, bisabanyaktergantungdarikebutuhan RS
sendiridantergantungdaritiperumahsakit( wakildirekturpelayanana medic,
wakildirekturpenunjang medic dankeperawatan, wakildirekturkeuangan,
wakildirekturkomiteumumtipe A)
Tipekelasc/dtidakadawakildirekturnamunada staff khususnya
c. Staff medic fungsional : dokterumum, doktergigidandokterspesialis
(setiapketuasmfmenjadikomite medic)
d. Komite medic
e. Berbagaibagiandariinstalasi
f. Bagiantatausaha
g. Bidangpelayanan
h. Bidangpenunjang
- Perbedaan rumah sakit umum dan swasta?
Rumah sakit umum
Rumah sakit umum melayani hampir seluruh penyakit umum, dan biasanya memiliki institusi
perawatan darurat IGD yang siaga dan di Jaga dokter selama 24 jam untuk mengatasi bahaya
dalam waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama pada pasien.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu negara, dengan
kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun untuk jangka panjang.
Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah plastik, ruang bersalin,
laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai
kemampuan penyelenggaranya. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka
pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya
terdapat beberapa klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit.
Beberapa contoh rumah sakit pusat pemerintah di Indonesia, yaitu:
 Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
 Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung
 RSUP Dr. Kariadi Semarang
 RSUP Dr.M.Djamil Padang
 Dan lainnya
Rumah sakit Swasta
Rumah sakit swasta merupakan rumah sakit yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan
keuntungan atau perusahaan nirlaba dan swasta dibiayai melalui pembayaran untuk layanan
medis oleh pasien itu sendiri, asuransi, atau oleh kedutaan asing. Praktek rumah sakit swasta
sudah sangat umum terjadi di Amerika Serikat, Perancis dan Australia. Namun untuk di Inggris,
rumah sakit swasta dibedakan jauh lebih lazim dari lembaga Layanan Kesehatan Nasional.
Untuk fasilitas rumah sakit swasta juga tak kalah lengkap dengan rumah sakit pemerintah, seperti
ruang operasi, ruang bersalin, ruang IGD, poliklinik umum & Spesialis, Apotik, Kamar rawat
inap dengan kelas berbeda, dsb. Tenaga medis nya juga lengkap mulai dari perawat, apoteker,
direktur, bagian pelayanan hingga dokter umum maupun dokter spesialis juga ada di rumah sakit
swasta.
Beberapa contoh rumah sakit swasta di Indonesia.
 Rumah sakit Siloam
 Rumah sakit eka hospital
 Rumah sakit awal bros
 Rumah sakit muhammadiyah
 Dan lainnya
Perbedaan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta
1.Biaya Operasional sebuah rumah sakit swasta diperoleh dari pendapatn rutin rumah sakit
tersebut dari setiap pasien yang berobat. Karena tidak ada subsidi yang diterima secara rutin
setiap bulan.Mulai dari satpam, bagian pelayanan, perawat, dokter sampai direktur utama,
gajinya diperoleh dari pendapat rumah sakit.Termasuk pengadan alat kesehatan, obat-obatan dan
peralatan habis pakai yang digunakan untuk keperluan pasien.
Berbeda jauh dengan RSUD atau RSUP yang dikelola pemerintah yang semua biaya
operasionalnya ditanggung oleh APBN atau APBD Negara.
2.Biaya pemeliharaan sebuah rumah sakit swasta ditanggung sendiri oleh pihak manajemen atau
investor. Manajemen harus mencari dana agar semua peralatan kesehatan dan gedung yang
mereka punya dapat dipelihara dengan baik. Berbeda dengan rumah sakit pemerintah semua
biaya pemeliharaannya dianggarkan setiap tahun dari APBN dan APBD.
3.Biaya pengembangan untuk investasi baru pun rumah sakit swsata tidak mendapatkan dana
subsidi rutin. Manajemen harus berikhtiar sendiri agar rumahsakit yang mereka kelola dapat
berkembang mengikuti kemajuan zaman yang sangat modern. Jauh beda dengan rumah sakit
pemerintah yang semua biaya pengembangan dan investasinya ditanggung oleh APBN dan
APBD.
4. Dari segi pelayanan mungkin sebagian besar rumah sakit swasta di Indonesia lebih baik dan
lebih ramah dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah. Hal ini karena rumah sakit
pemerintah tidak begitu antusias dengan inovasi dan kreasi di bidang kepuasaan pelanggan,
mereka cendrung ingin Rumah Sakit Daerah dan pengadaan alat canggih, fisik dan bangunan.
Karena semakin besar Rumah Sakit di suatu daerah, maka semakin bangga daerahnya.
Penekanan akan kepuasan pelanggan mungkin nomor 2. Sedangkan Rumah Sakit swasta,
berusaha berhemat bagaimana cost dan pengadaan alat dihemat, tapi pelanggan terpuaskan
dengan pelayanan yang diberikan. Biaya kecil, tapi berdampak besar dan bisa meraup
keuntungan yang sebesar-besarnya.

Perbedaan persyaratan penyelenggaraan Rumah Sakit Pemerintah Dan Rumah Sakit


Swasta menurut Undang-undang .
a. Pemerintah Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:
Departemen Kesehatan Pemerintah Daerah ABRI Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah terdiri dari: Kelas A
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic spesialistik luas dan sub-
spesialistik luas. Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemapuan pelayanan medik
spesialistik luas dan sub-spesialistik terbatas. Kelas B I mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayana medik spesialistik sekurang-kurangnya 11 jenis spesialistik.
Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurangkurangnya pelayanan medik 4
dasar lengkap. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurangkurangnya
pelayanan medik dasar. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah ditentukan
berdasarkan tingkat fasilitas dan kemampuan pelayanan dan bidang kekhususannya
dan ditetapkan tersendiri oleh Menteri Kesehatan.
b. Swasta Rumah sakit swasta diselenggarakan berasaskan kemandirian dengan
prinsip wirausaha dengan tetap melaksanakan fungdi sosial. Kepemilikan rumah
sakit berbentuk yayasan, Perseroan Terbatas (PT), koperasi dan atau badan hokum
lainnya.
11

Rumah sakit swasta harus memenuhi persyaratan standar bangunan prasarana, dan
peralatan sesuai dengan jenis dan klasifikasi rumah sakit meliputi :
1. Lokasi atau letak bangunan prasarana harus sesuai dengan rencana umum tata
ruang dan terhindar dari pencemaran.
2. Bangunan, prasarana, peralatan, harus dalam kondisi terpelihara dan memenuhi
standar keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan kerja.
3. persyaratan teknis bangunan, prasarana, peralatan, dan dampak lingkungan internal
dan eksternal.
4. Peralatan medik harus memenuhi persyaratan pengujian/kalibrasi. Rumah sakit
swasta dalam memberikan pelayanan harus menjamin hak-hak pasien. Rumah sakit
swasta wajib meneyelenggarakan peningkatan mutu pelayanan yang diselenggarakan
oleh pemerintah. Rumah sakit swasta wajib mempunyai komite medik dan komite
keperawatan. Rumah sakit swasta wajib merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih
mampu pelayanannya apabila rumah sakit tersebut mampu menangani pasien
tersebut. Bentuk pelayanan rumah sakit swasta adalah rumah sakit umum dan rumah
sakit khusus. Setiap rumah sakit swasta wajib melaksanakan fungsi sosial. Rumah
sakit swasta yang memilki yayasan, perhimpunan, perkumpulan sosial, dan rumah
sakit BUMN yang melayani pasien umum minimal 25% dan rumah sakit swasta yang
dimiliki pemilik modal minimal 10%.
- Apakah susunan organisasi atau struktur sama atau berbeda?
Organisasi RS secara umum
a. Direktur
b. Bidang pelayanan medis dan keperawatan, terdiri dari :
Seksi pelayanan medis
Seksi pelayanan keperawatan
Seksi bina asuhan, mutu dan ketenangan
c. Bidang perencanaan dan pengembangan
- Seksi penyusunan progra
- Seksi monitoring dan evaluasi
- Seksi pendidikan dan latihan
d. Bagian Tata usaha
- Sub bagian umum
- Sub bagian kepegawaian
- Sub bagian keuangan
e. Unit unit non struktural
- Satuan pengawas intern
- Komite

Struktur organisasi Rumah Sakit Islam


Kelas A
a. Direktur
b. Wakil direktur
 Wadir pelayanan medik dan keperawatan
 Wadir penunjang medik dan instalasi
 Wadir umum dan keuangan
 Wadir komite umum
c. Komite madik
Kelas B
Sama seperti kelas A, berbeda pada jumlah dan jenis masing-masinh
Tidak ada sub spesialis
Kelas C dan D
Tidak ada wadir tetapi dilengkapi staff khusus yang mempengaruhi asuransi

3. Apa indicator yang digunakanuntukmenilaikinerjarumahsakit?


4. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005),
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam
satu periode)) X 100%
5. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005)
adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan
gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih
lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus :
AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
6. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran
1-3 hari.
Rumus :
TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup
+mati)
7. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and
length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur
8. NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.
Rumus :
NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰
9. GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Rumus :
GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000

Konsep Barber Johnson


Barry Barber, M.A., PhD., Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc. pada tahun 1973 berhasil
menciptakan suatu grafik yang secara visual dapat menyajikan dengan jelas tingkat efisiensi
kedua segi tersebut. Suatu usaha untuk mendayagunakan statistik rumah sakit dalam rangka
memenuhi kebutuhan manajemen akan indikator efisiensi pengelolaan rumah sakit.

Indikator Grafik Barber Johnson menurut Ditjen YanMed (2005:82) diantaranya:

1. Lamanya rata-rata pasien dirawat atau Length Of Stay (LOS).


2. Lamanya rata-rata tempat tidur tidak terisi (kosong) atau Turn Over Interval (TOI).
3. Presentase tempat tidur yang terisi atau Bed Occupancy Rate (BOR).
4. Pasien dirawat yang keluar dalam keadaan hidup dan yang meninggal (discharges) per
tempat tidur (yang siap pakai) selama satu tahun atau Bed Turn Over atau Throughput
(BTO).
2.5.2 Penggunaan Grafik Barber Johnson
Grafik Barber Johnson bermanfaat untuk mengadakan perbandingan atau dapat digunakan
sebagai pembantu untuk menganalisa, menyajikan dan mengambil keputusan mengenai:

1. Perbandingan dalam kurun waktu


Grafik Barber Johnson dapat menunjukkan perkembangan produktifitas dari rumah sakit
dalam rumah sakit dalam waktu sepuluh tahun. Dalam hal ini menggambarkan adanya perbaikan
dari waktu ke waktu, Length Of Stay (LOS) dan Turn Over Interval (TOI) menurun sedangkan
Bed Occupancy Rate (BOR) dan Bed Turn Over (BTO) meningkat.
1. Memonitor kegiatan
Kecenderungan perkembangan kegiatan dalam beberapa tahun dapat dilihat pada grafik
dengan jalan membandingkan terhadap standar yang telah ditetapkan. Barber Johnson
menyatakan bahwa daerah yang efisien adalah dibatasi oleh garis-garis berikut:

 Bed Occupancy Rate (BOR) minimal 75%


 Turn Over Interval (TOI) yaitu 1-3 hari
1. Perbandingan antar rumah sakit
Perbandingan kegiatan antar bagian yang sama dibeberapa rumah sakit atau antar bagian di
suatu rumah sakit dapat digambarkan pada suatu grafik. Dengan jelas dan mudah diambil
kesimpulan, rumah sakit mana atau bagian mana yang pengelolaannya efisien.

1. Meneliti akibat perubahan kebijakan


Grafik dapat digunakan untuk meneliti suatu kebijaksanaan relokasi tempat tidur atau
keputusan memperpendek Length Of Stay (LOS).
1. Mengecek kesalahan laporan
Dengan menggambarkan ke 4 indikator BOR, LOS, TOI dan BTO pada suatu grafik. Laporan
dikatakan benar apabila ke 4 indikator tersebut tepat pada posisi grafik tersebut (Soejadi, 1996).

2.5.3 Analisis Grafik Barber Johnson


1. Upaya memperpendek Length Of Stay (LOS) dan Turn Over Interval (TOI):
 Meningkatkan penyebaran informasi tentang fasilitas dan kemampuan rumah sakit kepada
semua fasilitas kesehatan dan masyarakat.
 Meningkatkan pelayanan dengan cara:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM.
2. Memotivasi pegawai, seperti insentif dan karier.
3. Perbaikan penatalaksanaan penerimaan pasien dan pencatatan laporan, seperti:
 Koordinasi dan kerjasama antara petugas bagian penerimaan pasien dengan bangsal.
 Adanya papan informasi yang up to date dan akurat tentang tempat tidur, no. rekam medis,
jenis kelamin, diagnosa, kelas, sehingga diketahui tempat tidur yang kosong dan yang terisi.
 Setiap terjadi mutasi/pasien keluar, petugas bangsal harus segera melaporkan secara tertulis
ke petugas penerimaan pasien.
 Diadakan relokasi tempat tidur atau ruangan dan petugasnya.
1. Penyebab LOS tinggi:
 Merawat pasien-pasien kronis dan yang tidak dapat disembuhkan di rumah sakit yang
diperuntukan kasus akut.
 Adanya kelemahan dalam pelayanan medis sehingga mengakibatkan komplikasi-komplikasi
dan tidak ada kemajuan.
 Adanya individu dokter yang suka menunda pelayanan.
1. Upaya memperpendek LOS:
 Menyelenggarakan kunjungan visite gabungan, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu.
 Melakukan penelitian meliputi:
1. Riwayat sakit dan keadaan pasien.
2. Penatalaksanaan/ketelitian pemeriksaan pasien,
penyelenggaraan kunjungan dan permintaan penunjang medis serta kecermatan/kecepatan
memperoleh hasil.

1. Ketepatan terapi yang diberikan.


2. Kecermatan pelayanan perawatannya.
3. Kecepatan pelaksanaan sarana penunjang lainnya, terutama yang menyangkut logistik,
perbaikan/pemeliharaan dan transport.

10. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi BOR, LOS dan TOI?


11. Apatipe-tiperumahsakit?
Menurut kelas
 Rumah sakit kelas A
Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
secara luas.oleh pemerintah.Rumah sakit kelas A telah ditetapkan sebagai pelayanan rujukan
tertinggi dan disebut sebagai rumh sakit pusat

 Rumah sakit kelas B


Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis
secara terbatas.Rumah sakit ini didirikan di setiap ibukot propinsi yang menampung
pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah sakit pendidikan yang tidak termasuk
kelas A juga diklasifikasikan sebagai rumah sakit kelas B

 Rumah sakit kelas C


Rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pelayanan
ini termasuk penyakit dalam, pelayann bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan
kebidanan dan kandungan. Rumah sakit ini didirikan disetiap ibukota kabupten yang
menampung pelayanan rujukan dari PUSKESMAS

 Rumah sakit kelas D


Rumah sakit yang bersifat transisi Karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah
sakit kelas C. pada saat ini rumah sakit D hanya memberikan pelayanan kedokteran umum
dan gigi. Rumah sakit D juga menampung pelayanan rujukan yang berasal dari
PUSKESMAS

 Rumah sakit kelas E


Rumah sakit khusus yang hanya menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja
misal RSJ, Rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit kanker. Rumah sakit jantung,
rumah sakit ibu dan anak dll
Menurut filosofi yang dianut
1. Rumah sakit yang mencari keuntungan ( Non profit hospital )
2. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan ( profit hospital )
Menurut jenis pelayanan yang diselenggarakan
1.Rumah sakit umum (general hospital), dimana semua jenis pelayanan kesehatan
diselenggarakan
2.Rumah sakit khusus (speciality hospital), dimana hanya ada satu jenis pelayanan kesehatan
saja yang diselenggarakan

Menurut lokasi rumah sakit


Ada beberapa macam yang kesemuanya tergantung dari pembgian system pemerintah yang
dianut. Misalnya rumah sakit pusat jika lokasinya di ibukota Negara, rumah sakit propinsi jika
lokasinya di ibukota propinsi, dan rumah sakit kabupaten bila lokasinya di kabupaten

PENGANTAR ADMINISTRASI KESEHATAN, DR. DR. AZRUL AZWAR M.P.H

12. Apa saja menejemen yang ada di rumahsakit?


Manajemen adalah proses perencanaan, pengoorganisasian, memimpin dan mengawasi
usaha-usaha dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Macam manajemen :
a. Manajemen SDM
b. Manajemen keperawatan
c. Manajemen farmasi
d. Manajemen logistik
e. Manajemen pemasaran
f. Manajemen keuangan
g. Mnajemen informasi
h. Manajemen resiko dan keselamatan kerja
i. Manajemen mutu terpadu

Manajemen menurut George R Terry


Suatu proses membeda bedakan atas perencanaan, pengoorganisasian, penggerakan,
pelaksanaan dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu atau seni agar
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
13. Apasajakomponenmenejemenpelayananmedis?
Komponen Manajemen dalam Rumah Sakit
1) Man
Tenaga kerja medis (dokter, perawat, bidan, petugas laboratorium)
Tenaga kerja non medis (cleaning service, bagian manajemen dan administrasi)
2) Money
Pembiayaan dapat berasal dari pemerintah, swasta dan masyarakat
3) Machine
Peralatan medis dan fasilitas kesehatan lain seperti alat kesehatan untuk menegakkan
diagnosis
4) Material
Sumber farmasi dan asupan gizi.
5) Method
Standar operasional RS
6) Market
Pasien rawat jalan ataupun rawat inap
Information

14. Bagaimanakinerjakomponenmenejemen ?
Terintegrasi
rumah sakit memang merupakan sebuah organisasi yang memiliki
tingkat kompleksitas tinggi akibat adanya hubungan-hubungan tersebut, dimana otoritas
formal yang direpresentasikan oleh Administrator atau CEO ( manajemen) harus
mengakomodasi otoritas keilmuan dan keahlian yang dimiliki oleh kelompok dokter,
dimana secara historis mereka memegang peran yang sangat besar dalam organisasi
ruamah sakit dan mendapatkan otoritasnya dari Governing Body.Untuk menjaga agar
hubungan ketiganya berjalan harmonis, maka sejak lama di Amerika telah mengaturnya
dalam Hospital bylaws masing-masing rumah sakit yang pada prinsipnya menetapkan
dan mengatur tentang tugas, kewenangan, hubungan funsional dan hubungan tanggung
jawab antara Governing Body, Admistrator ( CEO) dan Medical Staff di rumah sakit.
Tiga organ ini diibaratkan sebagai kaki dari sebuah kursi berkaki tiga yang
bersama-sama menentukan mantap tidaknya tempat duduk itu .Ketiganya adalah
pemegang kekuasaan yang sumbernya berbeda, sehingga haruslah diatur dengan baik.

15. Apa definisi visi misi rumah sakit?


Visi rumah sakit merupakan kekuatan memandu rumah sakit untuk
mencapai status masa depan rumah sakit, mengomunikasikan sifat dari
keberadaan rumah sakit, berkenaan dengan maksud, lingkup usaha/kegiatan dan
kepemimpinan kompetitif, memberikan kerangka kerja yang mengatur hubungan
antara rumah sakit dan “stakeholders” utamanya, dan untuk menyatakan tujuan
luas dari kerja rumah sakit (Siregar, 2004).
Misi rumah sakit merupakan suatu pernyataan singkat dan jelas tentang
alasan keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk
memenuhi pengharapan dan kepuasan konsumen dan metode utama untuk
memenuhi maksud tersebut (Siregar, 2004).

16. Permenkes dan UU tentang RS


 Menurut AHA
RS adalah suatu alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang
terorganissir serta sarana kedokteran yang permanen yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
 Batasan permenkes no 183 tahun 1992 pasal 1 ayat 3
Rumah sakit pendidikan adalah rsu pemerintah kelas a dan kelas b yang digunakan
untuk pendidikan tenaga medis fk
 Menurut Wolper and Pena
Rumah sakit adalah tempat dimaba orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran,
perawat dan tenaga profesi lainnya.
 Menurut UU 44 tahun 2009
Adalah institusi yang mnyelenggarakan yankes secara paripurna yang menyediakan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai