Anda di halaman 1dari 6

Motor Bakar

Bab.III
Parameter Kinerja Motor
III. 1 Kinematika Torak

Terdapat 2 mekanisme yang terjadi pada motor bakar yaitu gerak bolak-balik dan gerak putar.
Gerak bolak-balik dilakukan oleh komponen torak, batang penghubung dan katup. Gerak putar
dihasilkan oleh poros engkol, poros bubungan.
Torak bergerak translasi bolak-balik didalam silinder antara TMA dan TMB dengan kecepatan purata
sebanding dengan kecepatan engkol. Jadi dalam sekali putaran poros engkol , torak menjalani lintasan
dari TMA dan TMB dan sebaliknya sebanyak 2 kali langkah.
Vt = 2 S N
Dimana :
Vt = kecepatan torak purata (m/s)
N = putaran poros engkol (rpm)
S = panjang langkah (m)
Hubungan antara panjang langkah S dan radius engkol a suatu motor dengan diameter silinder B yang
berputar N, dinyatakan dengan :
S=2a
B dan a biasanya dinyatakan dalam meter atau sentimeter.
Jika rasio panjang batang penghubung r terhadap radius engkol a, dinyatakan dengan R :
R=r/a

Nilai R untuk motor kecil umumnya antara 3 sampai 4, untuk motor besar antara 5 sampai 10.

Kecepatan torak pada langkah awal adalah nol mencapai maksimum menjelang pertengahan
langkah dan berkurang kembali menjadi nol pada langkah akhir.
Kecepatan torak maksimum secara normal berada pada kisaran 5 – 20 m/s (terendah pada motor diesel
ukuran besar dan tertinggi pada motor berkinerja tinggi). Ada 2 alasan mengapa kisaran kecepatan
torak dibatasi :
1. Batas aman yang dapat diterima oleh kekuatan material. Saat motor kecepatan lebih tinggi
dimungkinkan kegagalan material pada saat torak dipercepat atau diperlambat.
2. Kecepatan torak menentukan laju aliran spontan udara-bahan bakar kedalam silinder dan
laju aliran gas buang. Kecepatan torak yang tinggi membutuhkan katup lebih besar untuk
laju aliran yang tinngi
Motor Bakar

Rasio bore adalah perbandingan diameter silinder B dengan panjang langkah torak S (B / S).
Ada 3 macam rasio bore :
1. Motor under square : panjang langkah lebih besar dibandingkan diameter silinder S > B
2. Motor square : panjang langkah sama dengan diameter silinder S = B
3. Motor over square : panjang langkah lebih kecil dibandingkan diameter silinder S < B
Pada umumnya nilai rasio bore antara 0,8 sampai 1,2

Volume langkah adalah volume yang dipindahkan oleh torak ketika bergerak dari TMB ke
TMA :
VL = VTMB - VTMA

Untuk motor dengan N silinder :


VL = N (π/4) B2 S

Rasio kompresi adalah perbandingan volume pada TMB dengan volume pada TMA (volume
sisa) :
rc = VTMB / VTMA
Motor bensin saat ini mempunyai rasio kompresi 8 sampai 11 sedangkan untuk motor diesel rasio
kompresi antara 12 sampai 24. Motor yang dilengkapi supercharger atau turbocharger umumnya
mempunyai rasio kompresi yang lebih kecil.

III. 2 Kinerja

Kinerja pada motor pembakaran dalam dihasilkan oleh gas didalam silinder ruang bakar yang
merupakan suatu gaya yang bekerja melalui jarak tertentu. Ini berkaitan dengan gaya yang dihasilkan
tekanan gas yang bergerak.
W = ʃ F dx = ʃ P A dx = ʃ P dV
Dimana :
P = tekanan dalam ruang bakar
A = luasan dimana torak bekerja
x = jarak gerakan torak
Karena motor memiliki silinder lebih dari satu maka analisa siklus motor dilakukan dalam satuan
massa gas dalam silinder sehingga untuk volume digunakan volume spesifik (v) dan kerja digunakan
kerja spesifik (w).

Kerja yang dkirimkan poros engkol lebih kecil dari kerja yang dihasilkan torak karena adanya
gesekan mekanis dan beban
wb = wi – wf (kJ/kg)
Effisiensi mekanik adalah perbandingan kerja pada poros engkol (kerja rem) terhadap kerja indikasi
didalam ruang bakar :
η = wb / wi = Wb / Wi

Ukuran kinerja motor yang lebih bermanfaat adalah dengan membagi kerja persiklus dengan
volume yang dipindahkan dari silinder persiklus. Parameter yang dihasilkan mempunyai satuan gaya
per satuan luas dan disebut dengan tekanan efektif purata (Mean Effective Pressure, MEP).
mep = w / Δv
Motor Bakar

Jika digunakan parameter kerja pada poros engkol maka disebut tekanan efektif purata rem (BMEP)
dan jika digunakan parameter kerja pada ruang bakar maka disebut tekanan efektif purata indikasi
(IMEP).
Nilai BMEP motor bensin berkisar antara 850 – 1050 kPa pada kecepatan dimana diperoleh torsi
maksimum dan untuk yang dilengkapi turbocharger BMEP berkisar antara 1250 – 1750 kPa.
Nilai BMEP untuk motor diesel berkisar antara 700 – 900 kPa dan untuk yang dilengkapi turbocharger
BMEP berkisar 1000 – 1200 kPa dan jika dilengkapi dengan intercooler bisa mencapai 1400 kPa.

III. 3 Torsi dan Daya

Torsi dan daya adalah ukuran yang menggambarkan output kinerja dari motor pembakaran
dalam. Torsi dan daya adalah 2 elemen kinerja yang berbeda tergantung penggunaan kendaraan.
Sebuah kendaraan balap memerlukan daya yang besar namun karena ringan tidak memerlukan torsi
yang besar. Kendaraan pembawa beban memerlukan torsi yang besar.
Ketika piston bergerak dari TMA ke TMB selama langkah daya, sebuah gaya diberikan kebatang
penghubung sehingga poros engkol dapat berputar. Gaya putar yang diterapkan pada poros engkol ini
disebut Torsi τ dengan satuannya adalah Newton-meter.
Hubungan torsi dengan kerja rem dinyatakan dengan :
2πτ = Wb = bmep (VL / n)
Untuk motor 2 langkah nilai n = 1 dan untuk motor 4 langkah nilai n = 2.
Motor diesel pada umumnya mempunyai torsi yang lebih tinggi dibandingkan motor bensin.

Daya adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan berapa besar kerja yang dilakukan dalam
suatu periode tertentu.
Jika n = banyaknya putaran persiklus dan N = kecepatan motor, maka :
Ẇ = Wb (N / n)
=2πNτ
Ẇ = (1 / 2n) mep A VL

Jika torsi menentukan apakah suatu motor dapat menggerakan kendaraan melalui suatu
rintangan maka daya menentukan seberapa cepat kendaraan bergerak diatas rintangan. Pada kecepatan
rendah, torsi meningkat dengan meningkatnya kecepatan motor. Saat kecepatan motor ditingkatkan
lebih lanjut, torsi mencapai maksimum dan kemudia berkurang. Berkurangnya torsi pada kecepatan
tinggi karena motor tidak mampu mencerna muatan udara yang penuh.

Daya yang diperlukan untuk menggerakan kendaraan pada permukaan jalan dengan kecepatan
stedi disebut daya beban jalan. Daya ini digunakan untuk mengatasi hambatan yang timbul dari
gesekan permukaan ban dengan jalan dan gesekan aerodinamis.
Torsi dan daya motor dapat diukur dengan menggunakan dynamometer.
Motor Bakar

Grafik torsi dan daya pada kecepatan yang berbeda.

III. 4 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar diukur sebagai laju aliran massa bahan bakar persatuan waktu ṁbb.
Ukuran bagaimana motor menggunakan bahan bakar yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan
kerja disebut konsumsi bahan bakar spesifik yang dinyatakan sebagai laju aliran bahan bakar persatuan
keluaran daya.
Sfc = ṁbb / Ẇ
-. Daya rem memberikan konsumsi bahan bakar spesifik rem (BSFC), bsfc = ṁbb / Ẇb
-. Daya indikasi memberikan konsumsi bahan bakar spesifik indikasi (ISFC), isfc = ṁbb / Ẇi
BSFC berkurang ketika kecepatan motor meningkat, mencapai minimum dan kemudian meningkat lagi
pada kecepatan tinggi karena tingginya kerugian gesekan. BSFC juga tergantung pada rasio kompresi,
semakin tinggi rasio kompresi semakin rendah BSFC. SFC pada umumnya dinyatakan dalam satuan
gr/kW/jam. Untuk kendaraan trasportasi biasanya menggunakan satuan ekonomi bahan bakar seperti
satuan kilometer per liter

Grafik bsfc dengan kecepatan dan rasio kecepatan.


Motor Bakar

III. 5 Contoh Soal

1. Suatu motor mempunyai torsi rem keluaran 205 N-m pada kecepatan 3600rpm. Volume
langkahnya 0.005 m3/siklus dan efisiensi mekanik 85%.
Tentukan :
a. Daya rem
b. Daya indikasi
c. Tekanan efektif purata rem
d. Tekanan efektif purata indikasi
e. Tekanan efektif purata gesekan
f. Daya yang hilang karena gesekan

Jawab :
a. Daya rem, Ẇb :
Ẇb = 2π N τ = 2 π (3600/60 put/s) (205 N-m)
= 77.300 N-m/s = 77.3 kW
b. Daya indikasi, Ẇi :
Ẇi = Ẇb / ηmek = 77.3 kW/ 0.85
= 90.9 kW
c. Tekanan efektif rem, bmep :
bmep = (4π τ) / VL = (4π 205 N-m) / 0.005 m3
= 859.000 N/m2 = 859 kPa
d. Tekanan efektif purata indikasi, imep :
imep = bmep / ηmek = 859 kPa/ 0.85
= 1010 kPa
e. Tekanan efektif purata gesekan, fmep :
fmep = imep – bmep = 1010 – 859 kPa
= 151 kPa
f. Daya gesekan yang hilang, Ẇf :
Ẇf = Ẇi – Ẇb = 90.9 – 77.3 kW
= 13.6 kW

2. Suatu motor bensin 3 silinder, siklus 4 langkah beroperasi pada 4000rpm dan dihubungkan
dengan dynamometer terbaca daya 70.4 kW. Motor mempunyai volume langkah 2.4 liter
dan efisiensi mekanik 82%. Karena rugi rugi panas dan gesekan, dynamometer mempunyai
efisiensi 93%.
Tentukan :
a. Daya yang hilang karena gesekan pada motor
b. Tekanan efektif purata
c. Torsi motor pada 4000rpm

Jawab :
a. Daya rem :
Ẇb = Daya terukur dynamometer / efisiensi dynamometer = 70.4 kW / 0.93
Motor Bakar

= 75.7 kW
Daya indikasi :
Ẇi = Ẇb / ηmek = 75.7 kW/ 0.82
= 92.3 kW
Jadi daya yang hilang :
Ẇf = Ẇi – Ẇb = 92.3 – 75.7 kW = 16.6 kW
b. Tekanan efektif purata :
bmep = Wb / VL = (Ẇb / (N / n)) / VL
= (75.7 kW / ((4000 / 60) / 2)) / 0.0024m3
= 946 kPa
c. Torsi motor :
τ = Ẇb / (2π N) = 75.7 kW / (2π 4000/60)
= 181 N-m

Anda mungkin juga menyukai