Artikel Ririn Rahayu-AJW PDF
Artikel Ririn Rahayu-AJW PDF
Laki‐laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra
Ririn Rahayu MS, Anggraeni Janar Wulan
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Abstrak
Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung,
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel sampai stroma. Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya
trauma oleh benda asing atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke dalam kornea sehingga
menimbulkan infeksi atau peradangan. Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan
gangguan penglihatan di seluruh dunia. Laki‐laki 24 tahun dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur disertai mata
merah dan nyeri sejak 3 minggu yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya mata kanan terpapar dengan gabah padi.
Keluhan disertai dengan penglihatan mata kanan silau, terasa ada yang mengganjal, keluar air mata terus menerus, selain
itu kelopak mata juga terasa nyeri bila ditekan dan saat membuka mata. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak
sakit ringan, kesadaran komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 76 kali/menit, pernapasan 20 kali/menit,
suhu tubuh 36,20C. Pada Status oftalmologis didapatkan visus occulus dextra 1/∞, palpebra superior edema, konjung va
bulbi terdapat injeksi konjungtiva, injeksi siliar, edema dan folikel. Kornea edema, terdapat lesi di sentral dengan ukuran
3x2 mm, batas tidak tegas dengan komplikasi berupa cumhipopion, perforasi kornea dan prolaps iris. Kamera okuli anterior
dangkal. Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah moxifloxacin 0,5% eye drops/12 jam oculi dextra,
cefotaxim 500 mg/12 jam, atropin sulfat 0,5% eye drops 2/12 jam oculi dextra, ketokonazol 500 mg/12 jam, asam
mefenamat 500 mg/8jam, dan pembedahan berupa eviserasi oculi dextra.
Kata kunci: komplikasi, trauma, ulkus kornea
24 years old Male with Corneal Ulcer and Iris Prolapse Occuli Dextra
Abstract
Corneal ulcer is a condition pathologic corneal characterized by infiltrates‐suppurative with corneal defects, discontinuity of
corneal tissue can occur from the epithelium to the stroma. Corneal ulcers can occur due to trauma by foreign bodies or a
disease that causes the entry of bacteria or fungi into the cornea, causing infection or inflammation. Scar formation due to
corneal ulceration is a major cause of blindness and visual impairment worldwide. Male 24 years with complaints of blurred
vision right eye with red eyes and pain since three weeks ago. Patients said previously exposed to the right eye of rice grain.
Complaints accompanied by vision right eye glare, felt a lump, the tears continuously, besides the eyelids also painful when
pressed and when the eye opening. On physical examination found the patient look mild pain, compos mentis awareness,
blood pressure 120/80 mmHg, pulse 76 beats/min, breathing 20 times/min, body temperature 36,20C. In the
ophthalmological status obtained Occulus vision dextra 1/∞, superior eyelid edema, conjunc val bulbi are conjunc val
injection, ciliary injection, edema and follicles. Corneal edema, there are lesions in the central to the size of 3x2 mm, with
complications such as cumhipopion, perforation of the cornea and iris prolapse. The camera oculi anterior superficial.
Management is given to these patients is moxifloxacin 0.5% eye drops/12 hours oculi dextra, cefotaxime 500 mg/12 hours,
0.5% atropine sulfate eye drops 2/12 hours oculi dextra, ketoconazole 500 mg/12 hours, mefenamic acid 500 mg/8 hours,
and surgery in the form of eviceration oculi dextra.
Keywords : Complication, corneal ulcer, trauma
Korespondensi: Ririn Rahayu MS, S.Ked., alamat Jl. Samratulangi No. 48 Bandar Lampung, HP 081273044448, e‐mail
ririnrahayums93@gmail.com
Pendahuluan penyebabnya ditetapkan secara dini dan
Ulkus kornea adalah keadaan patologik diobati secara memadai.2
kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat Ulkus kornea dapat terjadi akibat
supuratif disertai defek kornea bergaung, adanya trauma oleh benda asing atau
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat penyakit yang menyebabkan masuknya
terjadi dari epitel sampai stroma.1 bakteri atau jamur ke dalam kornea sehingga
Pembentukan parut akibat ulserasi kornea menimbulkan infeksi atau peradangan.1
adalah penyebab utama kebutaan dan Di Amerika, ulkus kornea merupakan
gangguan penglihatan di seluruh dunia. penyebab tersering kebutaan dengan insidensi
Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat 30.000 kasus pertahun. Sedangkan di
dicegah, namun hanya bila diagnosis California, insidensi terjadinya ulkus kornea
dilaporkan sebesar 27,6/100.000 orang
J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|81
Ririn dan Anggraeni I Laki‐laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra
pertahun, dengan perkiraan sebanyak 75.000 diberi obat, namun tidak ada perubahan.
orang yang mengalami ulkus kornea setiap Kemudian 3 hari selanjutnya pasien berobat
tahunnya. Faktor predisposisi terjadinya ulkus ke puskesmas namun juga tidak ada
kornea antara lain trauma, pemakaian lensa perubahan dan dua hari berikutnya pasien
kontak, riwayat operasi kornea, penyakit dibawa ke Rumah Sakit swasta dan dirawat
permukaan okular, pengobatan topikal lama selama 4 hari namun juga tidak ada
dan penyakit imunosupresi sistemik.3 perubahan. Pasien selanjutnya dirujuk ke RS
Di Indonesia, Insiden ulkus kornea Menggala dan langsung dirujuk ke RSAM.
tahun 2013 adalah 5,5 persen dengan Sebelumnya pasien tidak pernah
prevalensi tertinggi di Bali (11,0%), diikuti oleh mengalami keluhan seperti ini. Riwayat
DI Yogyakarta (10,2%) dan Sulawesi Selatan trauma sebelumnya disangkal, riwayat
(9,4%). Prevalensi kekeruhan kornea terendah penggunaan kacamata maupun lensa kontak
dilaporkan di Papua Barat (2,0%) diikuti DKI disangkal, riwayat penggunaan obat‐obatan
Jakarta (3,1%). Prevalensi kekeruhan kornea dalam jangka waktu lama baik obat lokal
pada laki‐laki cenderung sedikit lebih tinggi mata/sistemik serta riwayat alergi disangkal.
dibanding prevalensi pada perempuan. Pasien juga mengatakan bahwa keluarganya
Prevalensi kekeruhan kornea yang paling tidak ada yang pernah mengalami keluhan
tinggi (13,6%) ditemukan pada kelompok serupa.
responden yang tidak sekolah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Petani/nelayan/buruh mempunyai prevalensi pasien tampak sakit ringan, kesadaran
kekeruhan kornea tertinggi (9,7%) dibanding komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg,
kelompok pekerja lainnya. Prevalensi denyut nadi 76 kali/menit, pernapasan 20
kekeruhan kornea yang tinggi pada kelompok kali/menit, suhu tubuh 36,20C. Status
pekerjaan petani/nelayan/buruh mungkin oftalmologis didapatkan visus occulus dextra
berkaitan dengan riwayat trauma mekanik 1/∞, palpebra superior edema, konjung va
atau kecelakaan kerja pada mata, mengingat bulbi terdapat injeksi konjungtiva, injeksi siliar,
pemakaian alat pelindung diri saat bekerja edema dan folikel. Kornea edema, terdapat
belum optimal dilaksanakan di Indonesia.4 lesi di sentral dengan ukuran 3x2 mm, batas
Ulkus kornea yang luas memerlukan tidak tegas dengan komplikasi berupa
penanganan yang tepat dan cepat untuk cumhipopion, perforasi kornea dan prolaps
mencegah perluasan ulkus dan timbulnya iris. Kamera okuli anterior dangkal.
komplikasi berupa perforasi, endoftalmitis, Pasien dianjurkan untuk melakukan
cumhipopion, prolaps iris, sikatrik kornea, pemeriksaan pewarnaan kornea dengan zat
katarak dan glaukoma sekunder.1,5 fluoresensi pada mata kanan serta
pemeriksaan scrapping kornea untuk analisa
Kasus atau kultur penyebab mikroorganisme dengan
Tn. W, 24 tahun datang ke Poliklinik pewarnaan gram atau KOH 10%. Pasien
Mata Rumah Sakit Abdoel Moeloek (RSAM) didiagnosis dengan ulkus kornea dan prolaps
dengan keluhan penglihatan mata kanan iris occuli dextra.
kabur disertai mata merah dan nyeri sejak 3 Terapi yang diberikan terhadap pasien
minggu yang lalu. Keluhan disertai dengan berupa terapi non‐medikamentosa, terapi
penglihatan mata kanan silau, terasa ada yang medikamentosa dan pembedahan. Terapi
mengganjal, keluar air mata terus menerus, non‐medikamentosa berupa edukasi yaitu
kelopak mata juga terasa nyeri bila ditekan jangan memegang atau menggosok‐gosok
dan saat membuka mata. Keluhan tidak mata yang meradang, mencegah penyebaran
disertai dengan penglihatan berasap, pusing, infeksi dengan mencuci tangan sesering
nyeri kepala, mual, ataupun muntah. Pasien mungkin dan mengeringkannya dengan
mengaku 3 minggu yang lalu pasien bekerja handuk atau kain yang bersih, serta
untuk memanen padi dan pada saat menghindari mata terkena paparan sinar
memanen, gabah padi tersebut mengenai matahari, cahaya, dan debu dengan
mata. Pasien sempat langsung mencuci mata menggunakan kacamata hitam. Sedangkan
dengan air, namun mata tetap merah dan terapi medikamentosa berupa pemberian
terasa ada yang menghalangi sampai saat ini. antibiotik topikal (moxifloxacin 0,5%) eye
Pasien sebelumnya berobat ke klinik dan drops 2 gtt II oculi dextra, antibiotik sistemik
J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|82
Ririn dan Anggraeni I Laki‐laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra
(cefotaxim) tablet 2x500 mg selama 5 hari, penyakit kornea.2 Pada pemeriksaan
sikloplegik (atropin sulfat 0,5%) eye drops 2 gtt oftalmologis didapatkan gejala berupa adanya
oculi dextra, antifungal sistemik (ketokonazol) injeksi siliar, kornea edema, terdapat infiltrat,
tablet 2x500 mg, analgetik sistemik (asam hilangnya jaringan kornea disertai adanya
mefenamat) tablet 3x500 mg (sampai nyeri jaringan nekrotik. Pada kasus berat dapat
mata hilang). Pembedahan yang dilakukan terjadi iritis yang disertai dengan hipopion.
terhadap pasien berupa eviserasi oculi dextra. Disamping itu perlu juga dilakukan
pemeriksaan diagnostik seperti ketajaman
penglihatan, pemeriksaan slit‐lamp, respon
reflek pupil, pewarnaan kornea dengan zat
fluoresensi, dan scrapping untuk analisa atau
kultur (pulasan gram, giemsa atau KOH).1
Karena gambaran klinis tidak dapat digunakan
untuk membuat diagnosis etiologik secara
spesifik, diperlukan pemeriksaan
mikrobiologik sebelum diberikan pengobatan
empirik dengan antibiotika.2
Kemungkinan diagnosis glaukoma akut
pada pasien ini dapat disingkirkan karena
tidak ada riwayat penurunan penglihatan
Gambar I. Laki‐laki 24 tahun dengan Ulkus Kornea dengan tiba‐tiba dan nyeri kepala hebat yang
dan Prolaps Iris Oculi Dextra menyertainya, ataupun keluhan adanya
penglihatan pelangi atau halo ketika melihat
lampu.2 Kemungkinan uveitis anterior sebagai
Pembahasan
diagnosis utama pada pasien ini juga dapat
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
disingkirkan karena pada pasien ini ditemukan
fisik dan pemeriksaan penunjang, maka
adanya infiltrat dan gambaran tukak di kornea
diagnosis pasien ini adalah ulkus kornea.
yang menunjukkan bahwa ini bukan
Pada anamnesis didapatkan keluhan
merupakan uveitis murni. Kemungkinan
berupa penglihatan mata kanan kabur disertai
terjadinya endofthalmitis dan panoftalmitis
mata merah dan nyeri sejak 3 minggu yang
dapat dipertimbangkan karena terdapat faktor
lalu, maka dapat dipikirkan kemungkinan
penyebab yaitu adanya tukak pada kornea.
adanya ulkus kornea, keratitis, glaukoma,
Tetapi diagnosis endoftalmitis dan
uveitis, endoftalmitis dan panoftalmitis.1
panofthalmitis tidak dapat ditegakkan karena
Pasien mengatakan sebelumnya mata kanan
segmen posterior tidak dapat dinilai.2
terpapar dengan gabah padi yang kemudian di
Pengobatan pada kasus ini diberikan
cuci menggunakan air oleh pasien. Setelah itu
antibiotik topikal dan sistemik, antifungal,
mata kanan pasien menjadi kabur, silau,
analgetik sistemik, serta diberikan juga
terasa ada yang mengganjal, dan berair.
sikloplegik untuk mengistirahatkan iris, untuk
Berdasarkan keluhan dan gejala yang dialami,
mengurangi spasme dan mencegah terjadinya
pasien kemungkinan mengalami ulkus kornea.
sinekia.2 Pada pasien ini diberikan antibiotik
Pada pemeriksaan oftalmologis,
topikal dan sistemik yang bertujuan untuk
didapatkan visus occulus dextra 1/∞, palpebra
mengurangi proses infeksi. Pada kasus ini jenis
superior edema, konjungtiva bulbi terdapat
bakteri yang menjadi penyebab terjadinya
injeksi konjungtiva, injeksi siliar, edema dan
ulkus kornea belum diketahui karena belum
folikel. Kornea edema, terdapat lesi di sentral
dilakukan kultur dan tes sensitivitas sehingga
dengan ukuran 3x2 mm, batas tidak tegas
antibiotik yang tepat diberikan adalah yang
dengan komplikasi berupa cumhipopion,
memiliki sepktrum luas. Antibiotik yang
perforasi kornea dan prolaps iris. Kamera okuli
diberikan berupa moxifloxacin 0,5% eye drops
anterior dangkal.
dan cefotaxim tablet 2x500 mg selama 5 hari.
Hal ini sesuai dengan teori yaitu
Pasien juga diberikan antifungal berupa
diagnosis ulkus kornea. Berdasarkan
ketokonazol tablet 2x500 mg. Pemberian
anamnesis didapatkan adanya riwayat trauma,
antifungal pada pasien berdasarkan adanya
benda asing, abrasi, dan adanya riwayat
J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|83
Ririn dan Anggraeni I Laki‐laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra
riwayat mata kanan terpapar gabah saat 3 oleh gabah. Jika proses ulserasi yang dialami
minggu yang lalu. pasien berlanjut maka ulserasi dapat
Pada pasien ini juga diberikan analgesik mencapai membran descement dan
sistemik berupa asam mefenamat 3x500 mg menyebabkan membran descement mengeras
untuk mengurangi keluhan nyeri pada mata dan membengkak, sehingga cairan aqueous
kanan yang dirasakan pasien, sedangkan humor keluar, tekanan intraokuler menurun
pemberian siklopegik berupa sulfas atropin dan terjadi prolaps iris.7
0,5% bertujuan untuk menekan peradangan Prognosis ulkus kornea tergantung pada
dan untuk melepaskan serta mencegah tingkat keparahan dan cepat lambatnya
terjadinya sinekia anterior, karena sulfas mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme
atropin memiliki efek siklopegik yang penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
menyebabkan pupil midriasis, sehingga yang timbul. Ulkus kornea yang luas
mencegah perlengketan iris pada kornea. memerlukan waktu penyembuhan yang lama,
Pemberian obat‐obatan pada pasien karena jaringan kornea bersifat avaskular.
ini tidak memberikan efek yang cukup baik. Semakin tinggi tingkat keparahan dan
Sehingga diputuskan untuk dilakukan terapi lambatnya mendapat pertolongan serta
pembedahan. Terapi pembedahan yang dapat timbulnya komplikasi, maka prognosisnya
dilakukan pada pasien ulkus kornea dapat menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama
berupa flap konjungtiva, keratoplasti, dan mungkin juga dipengaruhi ketaatan
eviserasi. Pada kasus ini ulkus kornea yang penggunaan obat.8 Prognosis pada kasus ini
dialami pasien telah mengalami perforasi, quo ad vitam adalah bonam karena tidak
maka terapi pembedahan yang direncanakan dapat menyebabkan kematian, quo ad
ialah eviserasi. Eviserasi adalah suatu tindakan fungtionam dan sanationam adalah ad malam
operasi pengangkatan isi bola mata dengan karena ulkus kornea yang dialami pasien
meninggalkan bagian dinding bola mata, membuat pasien kehilangan fungsi
sklera, otot‐otot ekstra oculi, dan saraf optik.6 penglihatan pada mata kanannya.
Komplikasi yang sering timbul pada
ulkus kornea berupa kebutaan parsial atau Simpulan
komplit karena endoftalmitis, endoftalmitis Ulkus kornea adalah keadaan patologik
dan panoftalmitis karena perforasi kornea kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat
berlanjut, cumhipopion, prolaps iris, sikatrik supuratif disertai defek kornea bergaung,
kornea, katarak dan glaukoma sekunder.5 diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
Pada pasien ini ulkus kornea yang dialami terjadi dari epitel sampai stroma. Penegakan
telah menimbulkan suatu komplikasi berupa diagnosis dan tatalaksana pada pasien ini
cumhipopion, perforasi kornea dan prolaps sudah tepat. Tatalaksana yang diberikan pada
iris. Hal ini terjadi karena penatalaksanaan pasien ini berupa terapi medikamentosa, non‐
yang kurang tepat, berupa pemberian medikamentosa dan pembedahan.
kortikosteroid tetes mata. Ulkus kornea yang
dialami oleh pasien ini kemungkinan Daftar pustaka
disebabkan oleh infeksi jamur karena adanya 1. Ilyas Sidarta, Sri Rahayu Y. Ilmu Penyakit
riwayat paparan mata terhadap gabah padi. Mata. Edisi ke‐5. Jakarta: Balai Penerbit
Pemberian kortikosteroid tetes mata akan FK UI; 2015.
memperberat keadaan infeksi sehingga 2. Vaughan DG, Asbury T, Riordan P.
menyebabkan timbulnya cumhipopion. Oftalmologi Umum. Edisi ke‐14. Alih
Cumhipopion adalah pus steril yang terdapat bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta:
pada bilik mata depan yang menandakan Widya Medika; 2012.
adanya infeksi jamur atau bakteri. 3. Amescua G, Miller D, Alfonso EC. What is
Cumhipopion terjadi akibat penurunan Causing the Corneal Ulcer? Management
permeabilitas dari blood aqueous barrier dan strategies for unresponsive corneal
terjadi peningkatan protein, fibrin serta sel ulceration [internet]. USA; 2012 [diakses
radang dalam cairan aqueous, sehingga tanggal 8 Mei 2016. Tersedia dari:
memberikan gambaran hipopion.1,2 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
Cumhipopion yang dialami pasien terjadi 2 2157915.
minggu setelah mata kanan pasien terpapar
J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|84
Ririn dan Anggraeni I Laki‐laki 24 Tahun dengan Ulkus Kornea dan Prolaps Iris Oculi Dextra
J Medula Unila|Volume 5|Nomor 2|Agustus 2016|85