Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

AUXILIARY POWER UNIT

PT AERO NUSANTARA INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi syarat USBK/UNBK tahun ajaran 2019-2020

Disusun oleh:

NIK NAMA KELAS JURUSAN

10178289 Alip Widiyanto XII AP3 Airframe & Powerplant

10178293 Amrullah Apriliawan XII AP3 Airframe & Powerplant

10178352 Eggy Aditya Martasani XII AP3 Airfame & Powerplant

SMK PENERBANGAN ANGKASA BOGOR TAHUN AJARAN 2018/2019

TAHUN AJARAN 2019-2020


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “Auxiliary Power Unit” disahkan setelah melaksanakan

praktik kerja lapangan di PT Aero Nusantara Indonesia dari tanggal ….

Mengetahui,
Kepala SMK Penerbangan Angkasa Bogor
Wakil Kepala SMK Bidang Hubungan Industri

Edi Sunardi
Mayor Tek NRP 507925
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan yang berjudul “Auxiliary Power Unit” disahkan setelah melaksanakan

praktik kerja lapangan di PT Aero Nusantara Indonesia dari tanggal 14 januari sampai 28

februari.

Diketahui, Bogor,…
Supervisor Powerlant, Supervisor Engline Shop,

Didi Wiwi Hidayat


i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya laporan PKL
ini dapat tersusun tepat pada waktunya. Laporan ini berjudul “Auxiliary Power Unit”, yang
berisi tentang power section, load compressor section, gearbox section, difusser, compressor,
combustion, dan turbine.
Laporan ini disusun sebagai hasil PKL di PT Aero Nusantara Indonesia atau ANI
yang tepatnya di bagian engine shop mulai dari tanggal 14 Januari sampai dengan tanggal 28
Febbruari, dan sebagai salah satu syarat utuh menempuh Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
yang akan diselenggarakan Oleh Sekolah Menengah Kejuruan Penerbangan Angkasa Bogor.
Saat pelaksanaan PKL ini, penulis mengalami berbagai kendala, namun mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Sigurdur Gislasson, selaku Chief Executive Officer dan Accountable Manager
PT ANI,
2. Bapak Sigurdur K. Birkis, selaku Vise President of Maintenance PT ANI,
3. Bapak Martik, selaku HRD PT ANI,
4. Bapak Ulf Sunderland, selaku Manager of Powerlant PT ANI,
5. Bapak Didi, selaku Supervisor Powerplant PT ANI,
6. Bapak Wiwi, selaku Supervisor Engine Shop PT ANI,
7. Bapak Endang Sutu, selaku kordinator lapangan di PT ANI,
8. Seluruh ataf dan karyawan yang berada di PT ANI,
9. Letkol Tek. M. Iqbal MasPutera, S.E, selaku Kepala SMK Penerbangan Angkasa
Bogor,
10. DRS.Ade Kuswanda R., M.Si, selaku Wakil Kepala SMK Penerbangan Angkasa
Bogor Bidang Sarana dan Prasarana,
11. Mayor Tek. H. Edi Surnadi, selaku Wakil Kepala SMK Penerbangan Angkasa Bogor
Bidang Hubungan Industri,
12. Mayor Tek. I Komang Dalem S.N., S.T., M.I.Pol, selaku Wakil Kepala SMK
Penerbangan Angkasa Bogor Bidang Kesiswaan,
13. Kapten Tek. Sule Suhaedi, selaku Wakil Kepala SMK Penerbangan Angkasa Bogor
Bidang Kurikulum,
ii

14. Bapak Gusnadi A., S.T.M,Si, selaku kordinator PKL di SMK Penerbangan Angkasa
Bogor,
15. Bapak Gusnadi A., S.T.M,Si, selaku pembimbing airframe and powerplant di SMK
Penerbangan Angkasa Bogor,
16. Ibu Eka Setiawati, S.Pd, selaku pembimbing karya tulis di SMK Penerbangan
Angkasa Bogor,
17. Orang tua .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran penulis butuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Demikian laporan ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi para
pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Bogor, ………….2019

Penulis
iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 1
C. Sistematika Penulisan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 7
A. Pengertian Auxiliary Power Unit ............................................................... 7
B. Fungsi Dasar Auxiliary Power Unit ........................................................... 7
C. Sejarah Auxiliary Power Unit .................................................................... 8
D. Kapan Digunakannya Auxiliary Power Unit ............................................. 9
E. Batas Pemakain Auxiliary Power Unit .................................................... 10
F. Bagian-Bagian Auxiliary Power Unit ...................................................... 10
1. Power Section .............................................................................. 10
2. Load Compressor Section ............................................................ 10
3. Gearbox Section ........................................................................... 10
4. Diffuser ........................................................................................ 11
5. Compressor .................................................................................. 11
6. Combustion .................................................................................. 11
7. Turbine ......................................................................................... 11
G. Sistem Kerja Auxiliary Power Unit ......................................................... 13
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Simpulan .................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 15
DAFTAR GAMBAR
iv

Gambar 1. Contoh Auxiliary Power Unit ................................................................................ 7


Gambar 2. Konstruksi Sistem APU ....................................................................................... 12
Gambar 3. Sistem Kerja APU ................................................................................................ 13
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia pembangunan di Indonesia adalah tenaga terdidik yang dengan segala
potensinya mampu membawa Negara ini semakin maju. Pendidikan mencegah memiliki
jalur umum serta kejuruan yang memiliki partisipasi lulusan terbesar pada sector tenaga
kerja.
Lapangan pekerjaan yang tersedia, membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan
bidang garapannya, sehingga pemenuhan kompetensi menjadi bagian penting dari output
SMK. Perlu kerja sama antara dua harapan sehingga keberhasilan keduanya dapat
menguntungkan putra-putri bangsa Indonesia. Kerjasama kedua pihak merupakan hal yang
tidak dapat dipungkiri. Proses belajar kompetensi dengan prinsip matery learning
mengharuskan peserta didik melaksanakan belajar yang relevan dan tuntas termasuk di
industri. Kegiatan belajar yang telah tersusun pada kurikulum Sekolah Menengah
Kejurusan, memiliki bagian penting untuk keberhasilannya karena sejumlah kegiatan
tersebut tidak dapat dilakukan di industri jika tidak ada kerja sama yang telah
direncanakan dan disepakati.
Berdasarkan uraian tersebut maka kegiatan praktik kerja lapangan merupakan
kegiatan wajib bagi peserta didik SMK Penerbangan Angkasa Bogor sebagai upaya
penuntasan kegiatan belajar yang sesuai dengankebutuhan. Aturan dasar tersebut penulis
melaksanakan praktik kerja lapangan di PT Aero Nusantara Indonesia dan membuat
laporan yang berjudul “Auxillary Power Unit”.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan PKL.
1. Untuk meningkatkan kompetensi keahlian peserta didik terutama mengenai auxiliary
unit.
2. Untuk menumbuhkembangkan dan memamtapkan sikap profesional pada diri peserta
didik untuk memasuki dunia kerja, dan
3. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh US/UN tahun ajaran 2019-2020
2

C. Sistematika penulisan
Guna memudahkan pembaca dalam memahami isi laporan, maka penulis membuat
sistematika penulisan. Sistematika penulisan pada laporan ini terdiri dari empat bab yaitu,
bab I pendahuluan, bab II tinjauan perusahaanm bab III pembahasan masalah, dan bab IV
penutup.
BAB I pendahuluan terbagi atas empat bagian. Bagian-bagiam tersenut berisi tentang
latar belakang, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II tinjauan umum perusahaan terbagi atas lima bagian. Bagian-bagian tersebut
berisi tentang sejarah berdirinya PT Aero Nusantara Indonesia, fasilitass dan struktur
organisasi.
BAB III pembahasan masalah terbagi atas tiga bagian. Bagian-bagian tersebut berisi
tentang pengertian umum, jenis dan penjelasan tentang auxiliary unit pada pesawat
terbang.
BAB IV penutup terbagi atas dua bagian. Bagian-bagian tersebut berisi tentang
simpulan dari uraian masalah yang dibahas serta saran bagi pihak sekolah dan pihak
industri.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Auxliliary Power Unit


Auxiliary power unit adalah perangkat pada kendaraan yang menyedaikan energy
untuk fungsi lain selain propulsion. APU biasanya dipasang pada pesawat besar,
sertabeberapa kendaran darat besar. Pesawat APU umumnya menghasilkan 115V pada
400 Hz, untuk menjalankan sistem listrik pesawat. Selain itu, dapat menghasilkan 28V
DC. APU juga dipasang pada kapal-kapal angkatan laut. APU memberikan listrik melalui
system tunggal atau 3-fase.

Gambar 1. Contoh Auxiliary power Unit

B. Fungsi Dasar Auxliliary Power Unit


Fungsi utama dari APU adalah untuk memberikan power untuk starting engines
utama pesawat. Mesin turbine harus dipercepat untuk kecepatan rotasi tinggi untuk
memberikan kompresi udara yang cukup pada saat engine beroperasi. Jet engine yang
lebih kecil biasanya dinyalakan oleh sebuah motor listirk, sedangkan engine yang lebih
besar dimulai oleh motor turbine udara. Sebelum engine bergerak, APU bekerja,
umumnya oleh baterai atau accumulator hydraulic. Setelah APU bekerja, APU
memberikan daya (listrik, udara, atau hyidraulic, tergantung pada desain) untuk memulai
engine pada pesawat
Fungsi utama dari APU pesawat komersial adalah untuk memberikan power untuk
starting engine utama pesawat. Mesin turbine harus dipercepat untuk kecepatan rotasi
tinggi untuk memberikan kompresi udara yang cukup pada saat engine beroperasi. Jet
engine yang lebih kecil digerakkan oleh sebuah motor listrik, sedangkan jet engine yang
4

lebih besar biasanya digerakkan oleh motor turbine udara. Sebelum engine bekerja, APU
digerakkan oleh baterai accumulator hydraulic. Setelah APU bekerja, APU memberikan
daya listrik, peneumatic, atau hydraulic, tergantung pada desain untuk memulai engine
utama pesawat. APU juga digunakan untuk menjalankan accessories pesawat lainnya pada
saat engine mati. Hal ini memungkinkan cabin menjadi nyaman pada saat penumpang naik
pesawat sebelum engine dinyalakan. Listrik digunakan untuk menjalankan system
preflight check.
Beberapa APU juga dikoneksikan kepompa hydraulic, memungkinkan kru
mengoperasikan peralatan hydraulic (seperti flight control atau flaps) sebelum engine
dinyalakan. Fungsi ini juga dapat digunakan pada beberapa pesawat sebagai cadangan
pada saat terbang atau system hydraulic rusak. Pesawat dengan APU juga dapat
menggunakan power listrik dan pneumatic dari peralatan darat ketika APU rusak atau
tidak dapat digunakan. APU dipasang pada pesawat extended range twin engine operation
atau ETOPS yang merupakan alat pengaman saat kondisi kritis, karena APU menyediakan
listrik cadangan dan tekanan udara pada engine yang mati atau generator utama rusak.
Sementara beberapa APU tidak startable dalam penerbangan, APU ETOPS compliant
harus fligh startable pada ketinggian sampai ke service ceiling. Aplikasi terbaru telah
ditentukan mulai sampai dengan ketinggian 43.000 kaki (13.000 m) dari kondisi cold soak
lengkap seperti Hamilton Sundstrand APS5000 untuk Boeing 787 Dreamliner. Jika APU
atau generator listrik tidak tersedia, pesawat tidak dibolehkan untuk penerbangan ETOPS
dan diharuskan untuk mengambil rute non-ETOPS. APU menghasilkan listrik 400 Hz
lebih kecil dan lebih terang daripada 50/60 Hz counterpart, akan tetapi harganya lebih
mahal. Kelemahannya adalah sistem frekuensi tinggi menyebabkan tegangan menurun.

C. Sejarah Auxiliary Power Unit


Semasa PD I, British Coastal Class Blimp, salah satu dari beberapa jenis pesawat
yang dioperasikan oleh Royal Navy, membawa auxiliary engine 1.17 HP (1.30 kW) ABC.
Engine ini didukung oleh generator untuk radio transmitter dan pada kondisi darurat dapat
digunakan dengan air blower tambahan (harus menyulai tekanan udara yang untuk
menjaga airship, ballonet tetap mengembung, dan menjaga struktur gasbag). Pada
penerbangan normal, hal ini diperoleh dari slipstream propeller melalui air scoop.
5

Salah satu negara yang pertam kali menggunakan APU pada pesawat militer adalah
Inggris. Pada PD I, yaitu Supermarine Nighthawk dan Zeppelin fighter. Menggunakan
engine ABC kecil, yang dihasilkan dari generator untuk sorot on board.
Pesawat militer Amerika pertamakali menggunakan APU adalah USAF Douglas
Globemaster II. Boeing 727 pada tahun 1963 merupakan pesawat jet komersial yang
pertama kali memiliki fitur APU gas turbine, yang memungkinkan untuk beroperasi pada
bandara kecil. Independen dari fasilitas darat APU dapat dilihat pada banyak modem
airline melalui pipa exhaust di tatl pesawat.

D. Kapan Digunakannya Auxiliary Power Unit


APU dipakai saat semua mesin dalam keadaan mati. Normalnya APU dinyalakan
pada saat pesawat disiapkan untuk terbang oleh teknisi ataupun oleh penerbangnya. APU
akan dimatikan pada waktu mesin pesawat sudah menyala. APU biasanya dibiarkan
menyala kembali setelah pesawat tetap dapat bisa digunakan. Untuk turn-around atau
transit, APU biasanya dibiarkan menyala kecuali di Bandar udara yang mengharuskan
pemakaian external power dan external AC ditempat parkir pesawat. Pada waktu terbang,
APU juga bisa dinyalakan untuk mematikan generator yang rusak. Pesawat komersial
yang bermesin ganda biasanya memiliki satu generator dan satu bleed air untuk AC pack
di masing-masing mesinnya.
Jika salah satu generator tidak berfungsi maka APU generator bisa dipakai sebagai
penggantinya. APU juga bisa dipakai sebagai sumber pneumatic (bleed air) untuk AC
pack yang mengatur tekanan udara dan suhu di cabin jika bleed air dari mesin pesawat
tidak berfungsi. Pemakaian APU untuk AC pack pada waktu tinggal landas/take off dapat
menambah tenaga mesin karena bleed air dan mesin tidak digunakan, sehingga tenaga
mesin yang tadinya dipakai untuk bleed air akan menjadi maksimum untuk tenaga dorong
saja. Jadi di landasan yang terbatas, pemakaian APU dapat menambah kinerja mesin untuk
lepas landas. APU tidak dipakai pada waktu terbang kecuali pada kondisi tertentu.
Contohnya pada waktu salah satu generator listrik di salah satu tidak berfungsi maka APU
dinyalakan untuk menjadi cadangan listrik yang tersedia selama terbang.
6

E. Batas Pemakaian Auxiliary Power Unit


Kemampuan APU tidak sama dengan kemampuan pesawat. Tidak semua APU bisa
dinyalakan pada ketinggian maksimum yang bisa dicapai oleh pesawat tersebut. Miaslnya
ada pesawat yang bisa terbang mencapai ketinggian 37000 kaki, tapi APU hanya bisa
dinyalakan pada ketinggian 25000 kaki, meskipun ada APU yang bisa dinyaakan pada
ketinggian maksimum pesawat yaitu 41500 kaki.
Kemampuan APU untuk memasok listrik dan bleed air juga tidak sebesar
kemampuan mesin pesawat. Oleh karena itu, setelah dinyalakan waktu terbang ada batasan
pemakaian bleed air, misalnya ada APU yang bleed air dan kelistrikannya hanya bisa
dipakai bersamaan sampai 22500 kaki. Diatas ketinggian tersebut, hanya kelistrikannya
yang bisa dipakai.

F. Bagain-Bagian Auxiliary Power Unit


1. Power Section
Power section merupakan bagian dari generator gas engine dan menghasilkan
Semua power saft APU.

2. Load compressor section


Load compressor section pada umumnya berupa shaft mounted compressor
yang menghasilkan tenaga pneumatic pesawat, sedangkan beberapa extract bleed air
APU dihasilkan melalui compressor power section. Ada dua alat penggerak, yaitu
intel guide vanes yang mengatur aliran udara yang mengalir ke load compressor dan
surge control valve yang menstabilkan operasi mesin turbo.

3. Gearbox section
Gearbox mentransfer tenaga dari shaft utama engine ke generator oil cooled
untuk tenaga listrik. Melalui gearbox, tenaga juga ditrasfer ke acccessoris engine
seperti fuel control unit, modul pelumas, dan kipas pendingin. Selain itu ada juga
starter motor yang terhubung melalui gears train untuk melakukan fungsi awal dari
APU. Beberapa desain APU menggunakan kombinasi starter/generator untuk
menyalakan APU dan pembangkit tenaga listrik untuk mengurangi kompleksitas.
7

Adapun konstruksi engine APU terdiri dari :


4. Diffuser
Diffuser berfungsi sebagai penampung udara yang masuk ke engine, dimana
oleh compressor ditekan untuk melakukan proses pembakaran. Fungsi utama dari
diffuser ini ialah agar aliran udara dapat rata dan halus sehingga dapat mencegah
terjadinya stall dan mengurangi ram air pressure loss. Oleh karena itu diffuser perlu
diperhatikan dan dipelihara dari kerusakan dan perubahan bentuk akibat pembentukan
es saat pesawat kondisi cruise.

5. Compressor
Compressor berfungsi mengubah energy kinetik (kecepatan) menjadi energy
mekanik (tekanan) udara yang masuk keruang bakar. Dengan naiknya tekanan udara
maka volume udara akan mengecil sehingga proses pembakaran antara fuel dan udara
terjadi pada volume yang kecil. Compressor diputar oleh turbine melalui poros yang
berhubungan. Sistem propulsi compressor yang digunakan adalah jenis aksial dengan
pertimbangan area yang digunakan sehingga tahanannya rendah.

6. Combustion Chamber
Combustion Chamber berfungsi membakar campuran udara dan bahan bakar
kemudian mengalirkan gas hasil pembakaran ke turbine dengan suhu yang merata.
Temperature gas pembakaran dijaga dan dibatas oleh kekuatan struktur material di
turbine dan ruang bakar. Kerugian tekanan harus dijaga seminimal mungkin dan
efesiensi pembakaran harus dijaga sebesar mungkin untuk menghindari flame out dan
menjaga agar pembakan tetap berjalan dengan baik. Sekitar 20%-30% udara
digunakan untuk pembakaran dan 70%-80% untuk pendinginan.

7. Turbine
Turbine berfungsi untuk menggerakkan compressor dan alat bantu
lainnya.merubah energi panas yang diberikan ruang bakar menjadi energi gerak
berupa putaran. 75% energi yang tersedia adalah untuk memutar compressor. Turbine
juga terdiri dari multistage jenis turbine aksial. Perbedaan dengan compressor ialah
peroses penurunan tekanan dan ekspansi saat gas pembakaran dari ruang bakar
mempunyai temperature yang tinggi dan material pada turbine punya titik leleh
8

tertenu maka diperlukan pendinginan untuk menghidari kerusakan. Noozle berfungsi


sebagai keluarnaya gas ke atmosfer dengan kecepatan tinggi.
Karena APU memproduksi daya yang tergolong tinggi untuk kebutuhan yang
ringan, biasanya tipe engine ini menggunakan free turbine, turbo saft engine. Turbo
saft engine berbentuk kecil dan memiliki berat yang ringan, namun menghasilkan
power sekitar 600 HP. Susunan free turbine ini membuat mesin sangat fleksibel
seperti compressor tidak dipengaruhi oleh perubahan load di free turbine yang
mendorong acccessoris melalui gearbox. Free turbine biasanya dirancang untuk
berjalan pada kecepatan konstan, sehingga memastikan bahwa generator yang
dijalankan oleh APU dapat mempertahankan kecepatannya dengan frekuensi konstan
tanpa perlu constan speed drive tambahan.

Gambar 2. Knstruksi system APU


9

G. Sistem Kerja Auxiliary Power Unit


Ketika starter dinyalakan, putaran starter mulai menggerakkan roda gigi
transmisi kemudian menggerakkan compressor dan turbine. Udara masuk ke
compressor, sebelum masuk ke compressor tekanan tinggi udara dibagi menjadi dua
saluran, saluran pertama untuk start engine pesawat terbang dan saluran lainya masuk
ke compressor tekanan tinggi, kemudian dikompresikan dan masuk ke ruang bakar.
Didalam ruang bakar, udara dengan bahan bakar dibakar, sehingga menjadi gas udara
bertekanan tinggi yang masuk ke turbine. Energi pembakaran tersebut diserap oleh
putaran turbine dan dilarikan keputaran turbine exhaust. Sehingga daya yang diterima
turbine wheel digunakan untuk memutar compressor, impeller, komponen lainnya,dan
sebagian daya lainnya digunakan untuk output shaft power guna menggerakkan
perangkat pendukung.

Gambar 3. Sistem Kerja APU.


10

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan tentang auxiliary power unit maka dapat disimpulkan :
1. Auxiliary power unit adalah sebuah mesin gas turbine yang terletak dibelakang
fuselage, memiliki peran sebagai supporting engine dalam pesawat.
2. Auxiliary power unit berguna bukan untuk cadangan tenaga jika salah satu engine fail
saja, tetapi juga auxiliary power unit berguna untuk tenaga awal, misalnya untuk
menyalakan aircon dan lampu-lampu didalam cabin untuk kenyamana penumpang.
3. Berdasarkan CS-APU (EASA) dan TSO C77b, untuk dapat memproduksi APU harus
melewati proses pengujian yaitu calibrating test, endurance test, tear down inspection,
functional test, overspeed, dan over temperature test.
B. Saran
1. Saran untuk pihak perusahaan
a. Diharapkan pihak perusahaan tetap membuka kesempatan bagi peserta didik yang
akan melaksanakan praktik kerja lapangan sebagai dasar agar terciptanya sumber
daya yang handal.
b. Diharapkan pihak perusahaan berkenan memberikan referensi lebih mendalam
tentang ilmu pesawat terbang yang diberikan perusahaan.
2. Saran untuk pihak sekolah
a. Diharapkan pihak sekolah berkenan untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas sesuai
dengan perkembangan teknologi dan industri.
b. Diharapkan berkenan membuat program presentasi laporan praktik kerja lapangan
dalam waktu yang sama.
11

DAFTAR PUSTAKA
http://www.ani.co.id

http://www.co.id/portal/modules.php?name=About_Us

http://www.penerbanganeducation.blogspot.co.id/2011/10/sejarah-pt-aero-nusantara-
indonesia.html

http://firaninthesky.blogspot.com/2017/04/apu-auxiliary-power-unit.html?m=1

http://ilmupenerbangansite.wordpress.com/2017/04/04/engine-auxiliary-power-unit/

Anda mungkin juga menyukai