Anda di halaman 1dari 60

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan hidayah yang dikaruniakanNya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan laporan kuliah kerja mahasiswa (KKM) ini yang berjudul

“Implementasi Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum pada Kantor

Pertanahan Nasional Kota Bandung.” Sesuai dengan namanya, sebuah

laporan memang tidak dimaksudkan sebagai buku materi atau buku

panduan, melainkan didalamnya terdapat pembahasan dan rincian-rincian

mengenai hasil dari beberapa sumber yang telah penulis dapatkan.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengalami berbagai rintangan

sertmendapatkan berbagai kesulitan, baik dalam penyusunan,

pengumpulan data dan dalam hal yang lainnya. Akan tetapi, berkat

pertolonganNyalah akhirnya laporan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ini

dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan.

Adapun penyusunan laporan kuliah kerja mahasiswa ini berdasarkan

pada rincian-rincian data yang telah penulis dapatkan dari berbagai

sumber. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Yth. Kedua Orang tua yang telah mendukung dan mendoakan saya

selama membuat laporan Kuliah Kerja Mahasiswa;

2. Yth. Bapak Dr. Anthon F Susanto, S.H., M.Hum. selaku Dekan

Fakultas Hukum Universitas Pasundan;

ii
3. Yth. Ibu Hj. Nia Kania Winayanti, DRA.,S.H., M.H. selaku Dosen

Pembimbing;

4. Yth. Ibu Nora Elprida Harahap, S.ST. selaku Kepala Urusan

Umum dan Kepegawaian;

5. Yth. Ibu Bertiany Bhirawati, S.H. selaku Pengelola Pegawai dan,

6. Rekan-rekan dan para sahabat yang telah mendukung penulis

dalam penyusunan makalah ini.

Bandung, 20 September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Tujuan dan Fungsi Kegiatan .............................................................. 3

C. Manfaat Kegiatan .............................................................................. 4

D. Metode Pelaksanaan Kegiatan .......................................................... 5

E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 7

BAB II RENCANA KEGIATAN

A. Kondisi Umum di Kantor Pertanahan Kota Bandung ........................ 9

B. Kondisi Khusus di Kantor Pertanahan Kota Bandung ..................... 16

C. Rencana Kegiatan............................................................................. 19

D. Hal-hal Lain Yang Perlu Dimuat Dalam Rencana Program Kerja .. 20

BAB III PELAKSANAAN PROGRAM KERJA

iv
A. Audiensi dan Diskusi Program Kerja .................................................. 22

B. Observasi/ Pengamatan Program Kerja .............................................. 23

C. Partisipasi Dalam Kegiatan ................................................................. 25

D. Wawancara/ Interview ........................................................................ 27

E. Hasil Studi Literatur ............................................................................ 29

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 40

B. Saran .................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku .................................................................................................... 43

B. Peraturan Perundang-Undangan.......................................................... 43

C. Sumber Lainnya .................................................................................. 43

LAMPIRAN

A. Program Kerja Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ............................... 44

B. Dokumentasi Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ................. 44

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia dalam kemasan mitos globalisasi memacu

pergerakan pendidikan memasuki persaingan sangat ketat. Kondisi demikian

menuntut optimalisasi peran strategis yang diemban dunia pendidikan dalam

membangun sumber daya manusia. Konsekuensinya perlu akselerasi dan

perpaduan yang koheren dan penggunaan metode serta media belajar yang

sesuai dengan perkembangan yang terus berlangsung. Solusi terhadap

berbagai tuntutan majemuk yang semakin berkembang harus didukung oleh

sikap akomodatif lembaga pendidikan terhadap masyaratkat dan pasar yaitu

memiliki keterkaitan dan kesepadanan antara kemampuan teoritis yang

diperoleh dibangku kuliah dengan kemampuan praktik sebagai tuntutan

pragmatis. Hal ini juga sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam konsep

pembelajaran berbasis KKNI, yang saat ini tengah dikembangkan diIndonesia.

Dengan diadakannya kegiatan Intra kurikurel dalam hal Kerja Kuliah

Mahasiswa (KKM) oleh Fakultas Hukum Universitas Pasundan, merupakan

suatu langkah positif bagi Mahasiswa karena merupakan keterampilan serta

pengembangan diri. Dimana akan mempunyai suatu tujuan yaitu mencetak

tenaga kerja yang siap pakai. Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah program

intra kurikurel dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan yang lebih

spesifik dan mengarah kepada kemampuan proesional Mahasiswa/i, yang


2

pelaksanaannya berkolerasi dengan peluang kerja, ketrampilan serta

pengembangan diri.

Badan Pertanahan Nasional adalah Lembaga pemerintah yang

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. BPN diatur melalui Peraturan

Presiden Nomor 20 Tahun 2015.

Salah satu tugas dan wewenang BPN adalah pelaksanaan Pengadaan

Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Pengadaan Tanah

adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan

ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut. Pelaksanaan

pengadaan tanah untuk kepentingan umum diatur dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum. Dalam tahapan-tahapan teknis pengadaan tanah untuk

kepentingan umum yang secara garis besar dibagi kedalam empat tahapan

yakni perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil.

Dalam melaksanakan kegiatan magang, mahasiswa mendapat pengalaman-

pengalaman baru yang sebelumnya tidak pernah tahu bahkan menjadi suatu

pelajaran, sehingga dapat berguna disaat mereka diterima di dalam suatu

instansi. Tentunya hal tersebut akan dapat dicapai dengan adanya dukungan

dan kerja sama yang baik dari semua pihak terutama pihak instansi tempat

pelaksanaan magang.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, Penulis tertarik untuk

mengajikannya dalam bentuk Laporan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)


3

dengan judul “Implementasi Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum

Pada Kantor Pertanahan Kota Bandung”.

A. Tujuan Kegiatan

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) adalah program intra Kurikuler

dengan tujuan utama untuk memberikan pendidikan yang lebih spesifik dan

mengaral h kepada kemampuan proesional mahasiswa, yang pelaksanaannya

berkolerasi dengan peluang kerja, ketrampilan serta pengembangan diri (Soft

Skill).

Karenanya Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) memiliki fungsi ganda yaitu:

1. Memberikan pemahaman praktis kepada mahasiswa tentang

penanganan berbagai persoalan di masyarakat dan memberikan

solusinya; sekaligus

2. Membangun dan mengembangkan peluang kerja, serta lebih

mendekatkan mahasiswa dengan masyarakat.

B. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berupa

Magang di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa;

a) Memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam suatu praktek

pekerjaan.
4

b) Mengenal alur kerja dari perusahaan yang bergerak dalam

perkotaan khususnya pada bidang pengadaan tanah bagi

kepentingan umum.

c) Mengetahui langkah-langkah serta prosedur yang ditempuh dalam

bidang pengadaan tanah.

d) Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya nalar

mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan

pemecahan masalah secara paragmatis ilmiah.

e) Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman

kerja sebagai bagian dari proses belajar mengajar.

2. Bagi Instansi

a) Menciptakan suasana yang kondusif karena peluang kerja

berkorelasi dengan kenyamanan hidup dan ketentraman di

masyarakat, serta meningkatkan taraf hidup dan penciptaan

peluang kerja yang lebih luas.

b) Ikut serta memberikan kontribusi yang kokoh perihal pemanfaatan

sumber daya manusia dalam berjalannya Pemerintahan dalam hal

ini di kantor Badan Pertanahan Kota Bandung.

c) Membuka kemitraan dengan Universitas Pasundan Bandung

perihal Kuliah Kerja Mahasiswa berupa Magang dalam

mengembangkan sumber daya manusia yang produktif.

3. Bagi Perguruan Tinggi


5

Memperoleh timbal balik sebagai hasil kerja sama mahasiswa

dengan proses pembelajaran di lapangan kerja, sehingga kurikulum dan

materi perkuliahan dibina di perguruan tinggi dapat disesuaikan dengan

tuntutan perubahan zaman.

C. Metode Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) yang dilakukan di kantor

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung yang beralamat di Jl.

Soekarno Hatta No.586, Sekejati, Kec. BuahBatu, Kota Bandung, Jawa

Barat yang dilaksanakan tanggal 1 sampai dengan tanggal 30 Agustus 2019

diikuti oleh 10 orang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pasundan

yang dikelompokkan menjadi unit-unit aktivitas yaitu:

1. Metode Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung, sehingga dari hasil

pengamatan tersebut penulis memperoleh data yang akurat yang dapat

dipertanggung jawabkan.

2. Metode Wawancara (Interview)

Penulis melakukan wawancara dan Tanya jawab secara langsung

untuk memperoleh informasi selama kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa

(KKM) berupa Magang.

3. Partisipasi

Metode pengumpulan datavdengan cara si peneliti melibatkan dirinya

dan menjalankan apa yang dilakukan pelaku, dilakukan untuk dapat


6

betul-betul memahami dan merasakan apa yang dilakukan oleh pelaku.

Ikut serta dalam mengerjakan dan menjalankan tugas seksi Pengadaan

Tanah.

4. Literatur/ Kepustakaan (Library Research)

Penulis melakukan Studi literature ini dengan cara mempelajari dan

memahami bahan-bahan tertulis yang meliputi: buku-buku, artikel-artikel,

dokumen-dokumen, dan peraturan perundang-undangan mengenai

pertanahan.

D. Sistematika Penulisan

Di dalam laporan Magang Mahasiswa KKM pada penulis terdapat

Bab I mengenai Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan

tentang latar belakang, maksud dan tujuan kegiatan, manfaat kegiatan,

metode pelaksanaan kegiatan, serta sistematika penulisan.

Pada Bab II Rencana Kegiatan Kerja. Dalam bab ini penulis

menguraikan tentang kondisi umum serta kondisi khusus di KantorBadan

Pertanahan Nasional Kota Bandung, program kerja di Kantor Badan

Pertanahan Nasional Kota Bandung serta hal-hal lain yang perlu dimuat

dalam rencana program kerja.

Selajutnya pada Bab III Pelaksanaan Program Kerja. Dalam bab ini

penulis menguraikan tentang kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa berupa

Magang di Kantor Badan Pertanahan Kota Bandung.


7

Dan yang terakhir pada Bab IV Penutup. Didalam bab ini penulis

menguraikan tentang kesimpulan dari Bab III dan saran atas hasil Kuliah

Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang di Kantor Badan Pertanahan

Nasional Kota Bandung.


8

BAB II

RENCANA KEGIATAN KULIAH KERJA MAHASISWA

(KKM) DI KANTOR PERTANAHAN NASIONAL KOTA

BANDUNG

A. Kondisi Umum di Badan Pertanahan Nasional Kota Bandung

Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM),

bertempatkan di:

Tempat Pelaksanaan : Badan Pertanahan Nasional Kota

Bandung

Alamat : Jl. Soekarno Hatta No.586 Sekejati,

Kec. BuahBatu, Kota Bandung, Jawa

Barat

Telepon : (022) 7562055

1. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional (BPN)

Badan Pertanahan Nasional (BPN) awalnya adalah Akademi Agraria

yang didirikan di Yogyakarta pada Tahun 1963, kemudian didirikan lagi

di Semarang pada tahun 1964. Yang di Yogyakarta dengan jurusan


9

Agraria, tetapi disemarang dengan jurusan Pendaftara Tanah. Pada Tahun

1966, diterbitkan status Akademi Agraria. Sampai akhirnya pada Tahun

1971, dibuka jurusan Tata Guna Tanah pada Akademi Agraria di

Yogyakarta.

Kemudian pada Tahun 1987, ketika program sarjana muda dihapuskan

dan diganti menjadi Pendidikan Diploma (D3), akhirnya semua jurusan di

Akademi ini ditiadakan lagi. Pada tahun 1989, pembina Akademi Agraria

dialihkan dari Departemen dalam negeri ke Badan Pertanahan Nasional

(BPN) sampai sekarang. Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini disebut

sebagai lembaga Pemerintah Non Departemen tetapi dibawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin oleh Kepala (sesuai

dengan Perpres No. 10 Tahun 2006). Badan Pertanahan Nasional (BPN)

mempunyai tugas yaitu melaksanakan tugas pemerintah dibidang

pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Pada Tahun 1993, nama Akademi Agraria pun diganti menjadi

Akademi Pertanahan Nasional. Pada tahun yang sama Akademi

Pertanahan Nasional jenjang pendidikannya ditingkatkan menjadi D4,

nama Akademi pun diubah menjadi Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

(STPN). Pada Tahun 1996, dibuka program D1 Pengukuran dan Pemetaan

Kadastral di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) sampai

sekarang.
10

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung adalah lembaga

pemerintah nonkementrian di Indonesia yang mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Pertanahan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. BPN dahulu dikenal dengan

sebutan kantor Agraria. BPN diatur melalui Peraturan Presiden No. 20

Tahun 2015. Dibawah koordinasi Menteri Agraria dan Tata Ruang

Republik Indonesia.

Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo fungsi dan tugas dari

organisasi Badan Pertanahan Nasional dan Direktorat Jenderal Tata Ruang

Kementrian Pekerjaan Umum digabung dalam satu lembaga kementrian

yang bernama Kementrian Agraria dan Tata Ruang. Atas perubahan ini

sejak 27 Juli 2016 Jabatan Kepala BPN dijabat oleh Menteri Agraria dan

Tata Ruang yaitu Sofyan Djalil.1

2. Visi dan Misi Badan Pertanahan (BPN) Kota Bandung

Visi : Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan

sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.

Misi : Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan

pertanahan untuk:

1
https://www.google.com/search?rlz=1C1GGRV_enID829ID829&sxsrf=ACYBGNSQhhWZMNAedx
BSH0mt7b0mb1K8Eg:3956691999999995,106.7051156]];tbs:lrf:!2m1!1e3!3sIAE,lf:1,lf_ui:4
diakses pada tanggal 22 September 2019 pukul 20:08
11

a. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru

kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan

pendapatan serta pemantapan ketahanan pangan.

b. Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan

bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan pemanfaatan tanah.

c. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan

mengatasi berbagai sengketa, konflik dan perkara pertanahan di

seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem

pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konlflik

dan perkara dikemudian hari.

d. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan

Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi

yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan

masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,

semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi

rakyat secara luas.

3. Tugas Pokok dan Fungsi di Kantor Pertanahan Nasional (BPN)

Kota Bandung, yaitu:

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud, BPN

mmpunyai tugas pokok, antara lain:


12

a. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional

(BPN).

b. Meningkatkan pelaksanaan dan pendaftaran, serta sertifikasi tanah

secara menyeluruh.

c. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah.

d. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik

pertanahan secara sistematis.

e. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Adapun fungsi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung

sendiri, antara lain:

1. Pengolahan data dan informasi dibidang pertanahan.

2. Pengaturan dan penetapan hak-hak atas tanah serta pembatalan dan

penghentian hubungan hukum antar orang, dan/atau badan hukum

dengan tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3. Penyelenggaraan dan pelaksanaan survei, pengukuran dan pemetaan

dibidang pertanahan.

4. Kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan melakukan pengawasan

dan pengendalian penguasaan pemilikan tanah.


13

5. Pembinaan fungsional dan pembinaan lembaga yang berkaitan dengan

bidang pertanahan dan melakukan latihan sumber daya manusia di

bidang pertanahan.2

4. Struktur Organisasi Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Bandung

Struktur organisasi adalah sistem saling pengaruh-mempengaruhi

antara orang dalam kelompok kerjasama untuk mencapai suatu tujuan

tertentu yang sama. Tujuan organisasi secara keseluruhan tidak mungkin

dijalankanoleh seorang tertentu saja. Salah satu aspek pengorganisasian

adalah penetapan seksi-seksi sesuai dengan tugasnya.

Struktur organisasi menunjukkan bagaimana seksi-seksi di

dalamnya dikoordinasikan bersama-sama disuatu jalur wewenang dan

tanggung jawab. Struktur organisasi adalah penggambaran secara grafik

yang menggambarkan struktur kerja dari suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi hanya dapat mewujudkan hubungan wewenang yang

formal saja dan tidak dapat menggambarkan seberapa besar wewenang,

tanggung jawab dan deskripsi pekerjaan yang terinci. Adapun struktur

organisasi yang ada di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota

Bandung.

2
https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional Diakses pada tanggal 18
September2019 pada pukul 16:20
14
15

,
16

B. Kondisi Khusus di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung

1. Susunan Organisasi pada Bidang Pengadaan Tanah terdiri atas :

a. Seksi Pemanfaatan Tanah Pemerintah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,

koordinasi, pemantauan, pelaksanaan pemberian perizinan kerjasama

pemanfaatan tanah pemerintah, perpanjangan perizinan kerjasama

pemanfaatan tanah pemerintah, pem Cberian rekomendasi pencatatan

peralihan dan penghapusan tanah pemerintah serta pemberian

rekomendasi penertiban pelanggaran perjanjian kerjasama pemanfaatan

tanah pemerintah, serta evaluasi dan pelaporan.

b. Seksi Bina Pengadaan dan Penetapan Tanah Pemerintah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,

koordinasi, pemantauan, pembinaan perencanaan dan persiapan

pengadaan tanah, pelaksanaan pengadaan tanah pemerintah, dan

penyerahan hasil pengadaan tanah, pelaksanaan penetapan hak atas

tanah, izin peralihan hak atau izin pelepasan hak dan kerjasama

pemanfaatan aset instansi pemerintah, badan hukum pemerintah, dan

badan usaha pemerintah, serta evaluasi dan pelaporan.

c. Seksi Penilaian Tanah

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan teknis,

koordinasi, pemantauan, pelaksanaan penilaian tanah, bidang tanah dan

properti, pelaksanaan pengadaan, pemutakhiran, dan kerjasama

pembuatan peta zona nilai tanah kabupaten/kota, peta zona nilai


17

ekonomi kawasan dan potensi sumber daya agraria, pelaksanaan dan

pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan Pertanahan berbasis

data zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi kawasan, serta evaluasi

dan pelaporan.3

2. Fungsi Bidang Pengadaan Tanah menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan pemberian perizinan kerjasama pemanfaatan tanah

pemerintah, perpanjangan perizinan kerjasama pemanfaatan tanah

pemerintah, pemberian rekomendasi pencatatan peralihan dan

penghapusan tanah pemerintah serta pemberian rekomendasi penertiban

pelanggaran perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah pemerintah;

b. Pembinaan perencanaan dan persiapan pengadaan tanah, pelaksanaan

pengadaan tanah pemerintah, dan penyerahan hasil pengadaan tanah;

c. Pelaksanaan penetapan hak atas tanah, izin peralihan hak atau izin

pelepasan hak dan kerjasama pemanfaatan aset instansi pemerintah,

badan hukum pemerintah, dan badan usaha pemerintah;

d. Pelaksanaan penilaian tanah, bidang tanah dan properti;

e. Pelaksanaan pengadaan, pemutakhiran, dan kerjasama pembuatan peta

zona nilai tanah kabupaten/kota, peta zona nilai ekonomi kawasan dan

potensi sumberdaya agraria;

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/Permen%20No.%2038%202016_OTK%20Kanwil%20Kantah.p
df
Diakses tanggal 18 September pukul 17:50
18

f. Pelaksanaan dan pengelolaan informasi dan Komputerisasi Kegiatan

Pertanahan berbasis data zona nilai tanah dan zona nilai ekonomi

kawasan; dan

g. Pelaksanaan bimbingan teknis, koordinasi, pemantauan, evaluasi dan

pelaporan kegiatan di bidang pengadaan tanah.


19

C. Rencana Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kantor

Badan Pertanahan Kota Bandung

Bulan/Minggu

No. Jenis Kegiatan I II III IV

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Audiensi dan Diskusi

Program

2. Observasi/

Pengamatan

3. Partisipasi

4. Wawancara/

Interview

5. Studi Literatur

Tabel 2.1

Rencana Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kantor Badan Pertanahan


Kota Bandung
20

D. Hal-Hal Lain Yang Perlu Dimuat Dalam Rencana Program Kerja

Bulan/Minggu

No. Jenis Kegiatan I II III IV

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Apel Pagi

2. Rolling

3. Senam Pagi

Tabel 2.2

Hal-Hal Lain Yang Perlu Dimuat Dalam Rencana Program Kerja


21

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM KERJA DI KANTOR

BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BANDUNG

Berdasarkan pertemuan pertama dengan Sekertaris Tata Usaha

Pertanahan Kota Bandung diberikan arahan untuk para Mahasiswa

Magang untuk masuk dan pulang jam kerja disesuaikan dengan

kegiatan yang dilaksanakan setiap harinya, sehingga Penulis masuk

jam kerja selama Magang di Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota

Bandung pada pukul 08.00 WIB dan pulang sekitar pukul 16.30 WIB

atau sampai dengan selesai. Lebih lanjut, penulis akan menguraikan

program kerja sebagai diuraikan pada Bab III. Adapun penjelasan

program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) berupa Magang ini adalah

sebagai berikut:

A. Audiensi dan Diskusi Program

Pada tanggal 28 Juni 2019 penulis menyerahkan surat permohonan

magang dari Fakultas Hukum Universitas Pasundan ke Kantor Pertanahan

Nasional Kota Bandung yang diserahkan kepada Kepala Urusan Umum

dan Kepegawaian yang bernama Ibu Nora Elprida Harahap, S.ST. setelah

itu penulis diberikan beberapa pertanyaan terkait tujuan magang di Kantor

Pertanahan Nasional Kota Bandung. Selanjutnya Ibu Nora Elprida

Harahap mengarahkan penulis untuk menemui Ibu Bertiany Bhirawati,


22

S.H. selaku pengelola pegawai untuk diterimanya melakukan Kegiatan

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) pada Kantor Badan Pertanahan Nasional

Kota Bandung, lalu beberapa minggu setelah menyerahkan surat

permohonan Magang, penulis mendapatkan balasan surat diterima Magang

untuk melakukan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) pada Kantor

Pertanahan Nasional Kota Bandung, setelah menerima surat penerimaan

Magang penulis kembali lagi ke Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota

Bandung untuk diberi arahan mengenai penempatan pada tanggal 1

Agustus 2019 yang langsung ditempatkan dibagian Front Office Loket

Pengambilan dan langsung melaksanakan tugas sesuai yang telah

ditentukan dan diarahkan oleh mentor yang bernama bapak Fajar selaku

pegawai dibagian Front Ofice Loket Pengambilan.

Kemudian pada tanggal 9 Agustus 2019 penulis beserta rekan

penulis melakukan diskusi program bersama Ibu Berty dan dosen

pembimbing magang yaitu Ibu Hj. Nia Kania Winayanti di Kantor Badan

Pertanahan Nasional Kota Bandung untuk menyampaikan rasa terimakasih

dari Fakultas Hukum Universitas Pasundan yang disampaikan oleh Ibu

Nia kepada Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung yaitu kepada Ibu

Berty dan diberikan beberapa arahan oleh Ibu Berty Kepada Mahasiswa

Magang yang akan melakukan Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)

di Kantor Pertanahan Kota Bandung beserta pemberitahuan tentng

perpindahan penempatan subseksi setiap minggu nya. Dan pada minggu

kedua penulis mendapatkan penempatan di subseksi Pengadaan Tanah.


23

B. Observasi/ Pengamatan

Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung, yang selanjutnya disebut

Kantor Pertanahan Kota adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan

Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di provinsi yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala

Badan Pertanahan Nasional. Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung

dipimpin oleh seorang Kepala.

Adapun observasi yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan

kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kantor Pertanahan Nasional

Kota Bandung ialah mengenai pengaduan pengadaan tanah tentang status

tanah yang saat ini akan dibangun yaitu pada saat ini di subseksi

Pengadaan Tanah sedang menjalankan tugas untuk proses pembuatan

kereta cepat Jakarta-Bandung yang rupanya proses pembelian lahan itu

tidak bisa dilanjutkan dan berhenti hanya sampai kawasan industry. Hal

tersebut disebabkan belum adanya izin lokasi serta belum adanya

penetapan lokasi pem bangunan kereta cepat saat itu. Serta pada

pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan hasil

konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium perusahaan China.

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung ini sebenarnya telah

berlangsung sejak tahun 2015. Namun, pembangunannya terganjal oleh

permasalahan lahan yang memakan waktu hingga 2 tahun lamanya. Hal

tersebut yang membuat pengoperasian kereta cepat tersebut mundur dari


24

2019 menjadi 2020. Adapun nilai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung

mencapai 5,9 miiar dollar AS atau RP. 76,9 Triliun.

1. Kesimpulan dan Manfaat yang Diperoleh dari Hasil Observasi:

Kantor Pertanahan Kota adalah instansi vertikal Kementerian Agraria

dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di provinsi yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata

Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Serta mengetahui wawasan

mengenai penyelesaian konflik yang sedang dijalankan oleh bagian

subseksi Pengadaan Tanah yang salah satunya tentang kereta cepat

Jakarta-Bandung yang merupakan hasil konsorsium BUMN Indonesia dan

konsorsium perusahaan China, yang masih membutuhkan banyak

pengeluaran biaya oleh Pemerintah.

C. Partisipasi Dalam Kegiatan

Partisipasi dalam kegiatan ada dalam dua subseksi yaitu subseksi

Back Office Loket Pengambilan dan subseksi Pengadaan Tanah yang

dimulai pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2019 sampai dengan hari

Jum’at tanggal 30 Agustus 2019, yang dilakukan oleh penulis. Hal ini

terjadi dikarenakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di

Kantor Pertanahan Kota Bandung ini melalui proses Rolling atau

pemindahan penempatan subseksi untuk Mahasiswa Magang yang

dilakukan setiap minggu nya atau sesuai dengan ketentuan yang telah di

tentukan oleh Ibu Berty selaku pengelola pegawai, maka dari itu penulis

melakukan kegiatan:
25

1. Partisipasi dalam Kegiatan di subseksi Back Office Loket

Pengambilan:

a. Melaksanakan percetakan tanda terima penyerahan berkas DI

301 A. Berkas DI 301 A ialah berkas yang diserahkan untuk

proses tahap akhir penyelesaian pendaftaran sertiikat tanah.

b. Melaksanakan monitoring berkas pengambilan. Monitoring

berkas pengambilan ini dilakukan untuk mengetahui sudah

sampai dimana tahapan berkas tersebut.

c. Membantu melaksanakan pencatatan warkah. Pencatatan

warkah disini ialah suatu proses penerbitan sertifikat tanah di

Loket Pengambilan Kantor Pertanahan Kota Bandung terkait

suatu hak atas tanah.

2. Partisipasi dalam Kegiatan di subseksi Pengadaan Tanah:

a. Pembuatan surat keputusan pemberian hak untuk Tanah

Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara dan

Daerah.

b. Melaksanakan pencetakan Undangan Ganti Kerugian (UGR),

Undangan Musyawarah (MGR), dan Validasi.

c. Tinjauan tentang UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Tanah Bagi Kepentingan Umum dan Implementasinya.

D. Wawancara/ Interview
26

Penulis melakukan kegiatan wawancara kepada a Adi selaku Seksi

Bina Pengadaan dan Penetapan Tanah Pemerintah di Kantor Pertanahan

Nasional Kota Bandung yang sekaligus menjadi Mentor selama berada di

dalam subseksi Pengadaan Tanah. Bersama penulis pada setiap harinya

melakukan kegiatan pembuatan surat keputusan pemberian hak untuk

Tanah Instansi Pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara dan Daerah,

melaksanakan pencetakan Undangan Ganti Kerugian (UGR), Undangan

Musyawarah (MGR), dan Validasi serta tinjauan tentang UU No. 2 Tahun

2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum dan

Implementasinya. Yang pada akhirnya juga membantu a Adi dalam

menyelesaikan surat Pengadaan Tanah tentang konflik proses pembuatan

kereta cepat Jakarta-Bandung yang sedang di tangani oleh Kantor

Pertanahan Kota Bandung terutama pada subseksi Pengadaan Tanah.

Berikut adalah wawancara dengan Seksi Bina Pengadaan Tanah dan

Penetapan Tanah di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung:

1. Sebagai Seksi Bina Pengadaan Tanah dan Penetapan Tanah di Kantor

Pertanahan Nasional Kota Bandung, upaya apa saja yang telah

dilakukan agar warga pemilik ha katas tanah bisa sepenuhnya

melepaskan ha katas tanah tersebut kepada pemerintah untuk

pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung?

Jawab: “Ya kita yakinkan bahwa tanah memiliki fungsi sosial dan ini

juga suatu proyek pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat

Indonesia pula terutama saat ini untuk kota Jakarta dan Bandung agar
27

mempermudah suatu akses untuk masyarakat itu sendiri. Kita juga

tidak bisa menentukan daerah-daerah yang dilewati itu kan sudah

keputusan dari tahap suatu perencanaan. Upaya lain ya kita lakukan

tahap pertahap pengadaan tanah itu sesuai dengan peraturan yang ada.”

2. Apa saja yang diikuti oleh bapak dalam seksi Bina Pengadaan Tanah

dan Penetapan Tanah ini, pak?

Jawab: Sosialisasi, musyawarah ya tentu saya pun ikut, penyerahan

ganti rugi ya kita ikut untuk mendampingi BPN.”

3. Apakah mekanisme pengadaan tanah sesuai dengan UU No.2 Tahun

2012, pak?

Jawab: “Ya tentunya sudah, sudah sesuai dan kita jalankan dengan

baik.”

4. Dalam pengadaan tanah terdapat beberapa tahap pelaksanaan, pada

tahap apa yang terdapat upaya keras dari panitia pengadaan tanah?

Dan adakah contoh masalah yang sedang dihadapi oleh Pengadaan

tanah?

Jawab:“Ya ganti kerugian itu, sampai sekarang kan masih ada yang

belum setuju dengan besaran ganti kerugian. Masalah yang sedang

dihadapi oleh pengadaan Tanah ialah salah satunya tentang

pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.”

5. Mengapa proses pembelian lahan itu tidak bisa dilanjutkan dan

berhenti hanya sampai kawasan industri?


28

Jawab: “Hal tersebut disebabkan belum adanya izin lokasi serta

belum adanyapenetapan lokasi pembangunan kereta cepat pada saat

itu.”

E. Studi Literatur

Hasil Studi Literatur tentang Implementasi Pengadaan Tanah bagi

Kepentingan Umum di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung

Dalam Studi Literatur, hasilnya dituangkan dalam bentuk makalah singkat

dengan urutan sistematika, yaitu:

1. Pendahuluan, meliputi:

a. Latar Belakang

b. Identifikasi Masalah

c. Tujuan

2. Pembahasan, meliputi:

Uraian dari persoalan atau masalah dari identifikasi

3. Kesimpulan

Dibawah ini akan diuraikan, sebagai berikut:

1. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam Studi Literatur penulis membahas Implementasi Pengadaan

Tanah bagi Kepentingan Umum di Kantor Pertanahan Nasional Kota

Bandung. Pengadaan tanah bagi kepentingan umum disini merupakan


29

salah satu isu sentral dalam pengadaan tanah, karenanya hukum harus

memberikan batasan yang tegas supayatidak ditasirkan oleh pemerintah

untuk kepentingan lain.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Implementasi Pengadaan Tanah?

2. Bagaimana pengaturan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan

Umum?

3. Bagaimana hambatan dalam Pengadaan Tanah?

C. Tujuan

2. Untuk memahami lenih mendalam mengenai Implementasi

Pengadaan Tanah.

3. Untuk mengetahui pengaturan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan

Umum.

4. Untuk mengetahui dan memahami apa saja yang mempengaruhi

hambatan dalam Pengadaan Tanah.

2. Pembahasan

A) Implementasi Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum

Yang dimaksud dengan Implementasi adalah suatu tindakan atau

pelaksana rencana yang telah di susun secara cermat dan rinci

(matang). Kata implementasi sendiri berasal dari bahasa Inggris “to

implement” artinya mengimplementasikan. Tak hanya sekedar

aktivitas, implementasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan


30

serta dilaksanakan dengan serius juga mengacu pada norma-norma

tertentu guna mencapai tujuan kegiatan

Istilah “pengadaan tanah” secara yuridis pertama kali dikenal

sejak keluarnya Keputusan Presiden (Keppres) No.55 Tahun 1993

tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk

Kepentingan Umum. Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada

yang berhak atas tanah tersebut.4 Dalam Peraturan Presiden No. 36

Tahun 2005 sebagai penganti Keppres diatas, disebutkan bahwa

pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah

dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau

menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang

berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah.5

Kemudian Perpres No. 65 Tahun 2006 mengubah lagi pengertian

pengadaan tanah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan

cara memberi ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan

tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan

tanah.

Terakhir Pasal 1 angka 2 UU No. 2 Tahun 2012 tentang

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

menyatakan bahwa pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan

tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil
4
Pasal 1 angka 1 Keppres No. 55 Tahun1993 .
5
Pasal 1 angka 3 Perpres No. 36 Tahun 2005.
31

kepada pihak yang berhak. Pihak yang berhak adalah pihak yang

menguasai atau memiliki obyek pengadaan tanah. Obyek Pengadaan

Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah, bangunan dan

tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya yang

dapat dinilai.

Pengertian Pengadaan tanah selanjutnya dijabarkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan. Yaitu Pengadaan Tanah

adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi Ganti

Kerugian yang layak dan adil kepada Pihak yang Berhak.

Pengadaan Tanah bagi Kepentingan umum menurut Pasal 18

UUPA menyebutkan bahwa “ Untuk kepentingan umum,

termasuknkepentingan Bangsa dan Negara serta kepentingan

bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan

memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur

dengan Undang-Undang”. Pelaksanaan Pasal 18 ini diatur dalam

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak

Atas Tanah dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya dan

operasionalnya berdasarkan pada Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan

Hak-Hak Atas Tanah dan BendaBenda Yang Ada Diatasnya.

Keppres No.55 Tahun 1993 memberikan garisan yang tegas

terhadap kepentingan umum. Kepentingan Umum adalah seluruh


32

kepentingan lapisan masyarakat. Keppres ini memberi kriteria setiap

pembangunan dapat dikatakan sebagai kepentingan umum. Ada 3

(tiga) kriteria pembangunan sebagai kepentingan umum : (1)

pembangunan itu dilakukan oleh pemerintah; (2) selanjutnya dimiliki

oleh pemerintah; serta (3) tidak digunakan untuk mencari

keuntungan. Dalam Keppres ini disebutkan ada 14 (empat belas)

bentuk kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dinyatakan bahwa

Implementasi Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum menurut

UUPA dan Undang-Undang No. 20 Tahun 1961 adalah dalam arti

peruntukannya, yaitu untuk kepentingan bangsa dan negara,

kepentingan bersama dari rakyat dan kepentingan pembangunan.

Dengan kata lain kepentingan umum adalah kepentingan yang harus

memenuhi peruntukkannya dan harus dirasakan kemanfaatannya,

dalam arti dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan baik

langsung maupun tidak langsung.

B) Pengaturan Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum

1. Pengadaan Tanah

Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian

kepada yang berhak atas tanah tersebut.6 Dalam Peraturan

Presiden No. 36 Tahun 2005 sebagai penganti Keppres diatas,

6
Pasal 1 angka 1 Keppres No. 55 Tahun1993
33

disebutkan bahwa pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk

mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada

yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman,

dan benda-benda yang berkaitan dengan

tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah.24 Kemudian

Perpres No. 65 Tahun 2006 mengubah lagi pengertian

pengadaan tanah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah

dengan cara memberi ganti rugi kepada yang melepaskan atau

menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang

berkaitan dengan tanah.

Obyek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah

dan bawah tanah, bangunan dan tanaman, benda yang berkaitan

dengan tanah, atau lainnya yang dapat dinilai.

Pengertian Pengadaan tanah selanjutnya dijabarkan dalam

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

dan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5

Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan

Tanah.

2. Kepentingan umum

Pasal 18 UUPA menyebutkan bahwa “ Untuk kepentingan

umum, termasuk kepentingan Bangsa dan Negara serta

kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat


34

dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan

menurut cara yang diatur dengan Undang-Undang”.

Pelaksanaan Pasal 18 ini diatur dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-

Benda Yang Ada Diatasnya dan operasionalnya berdasarkan

pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun

1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan

BendaBenda Yang Ada Diatasnya.

3. Ganti Kerugian

Ganti kerugian sebagai suatu upaya mewujudkan

penghormatan kepada hak-hak dan kepentingan perseorangan

yang telah dikorbankan untuk kepentingan umum, dapat disebut

adil, apabila hal tersebut tidak membuat seseorang menjadi lebih

kaya, atau sebaliknya menjadi lebih miskin dari keadaan

semula.39 Agar terasa adil bagi pemegang hak, seyogianya

berbagai kriteria tertentu itu diterapkan secara obyektif, dengan

standar yang telah ditentukan terlebih dahulu. Disamping itu,

penentuan akhir besarnya ganti kerugian haruslah dicapai secara

musyawarah antara pemegang hak dan instansi yang memerlukan

tanah tersebut. Untuk bangunan, taksiran ganti kerugian

hendaknya dengan memperhitungkan biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk perbaikan seperlunya, setelah diumumkannya

pengadaan tanah tersebut.


35

Kebijakan mengenai pemberian ganti rugi sebenarnya tidaklah

terbatas pada penggantian nilai tanah, bangunan dan tanam-

tanaman, tetapi juga seharusnya meliputi penilaian kerugian yang

bersifat immaterial dan kerugian yang timbul, seperti kegiatan

usahanya, akibat perpindahan ketempat lain, jumlah pelanggan

dan keuntungan yang berkurang.7

4. Pelepasan dan Pembebasan serta Pencabutan Hak atas Tanah.

Dalam UU No. 20 tahun 1961 Pasal 2 ayat (1) disebutkan,

bahwa: ” Pengadaan tanah untuk kepentingan umum oleh

pemerintah atau pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara a.

pelepasan dan penyerahan tanah, atau, b. pencabutan atas tanah.”

Pelepasan Hak menurut UU No. 2 Tahun 2012 dan PP No. 71

Tahun 2012 adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari

pihak yang berhak kepada lembaga Negara melalui Lembaga

Pertanahan atau Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Sedangkan pembebasan hak adalah pelepasan hubungan hukum

antara subyek dengan tanah berikut benda-benda yang diatasnya,

yang dilaksanakan atas dasar musyawarah yang disertai dengan

pemberian ganti kerugian yang layak. Dalam ketentuan

perundang-undangan, pembebasan disebut dengan istilah

pengadaan tanah ( Pasal 1 angka 3 Peraturan Presiden No.36

Tahun 2005 jo Peraturan Peresiden No. 65 Tahun 2006).

7
Boedi Harsono, “Masalah Kerangka Persoalan dan Pokok-pokok Kebijakan Pertanahan”, dalam
BF Sihombing, diakses pada tanggal 22 September 2019, pukul 18:47,
36

Selanjutnya pencabutan hak dalam Hukum Tanah Nasional

merupakan salah satu cara perolehan tanah, yang pengertiannya

adalah pelepasan hubungan hukum antara subyek dengan tanah

berikut dengan benda-benda lain yang ada diatasnya, yang

dilakukan dengan terpaksa manakala subyek pemegang hak tidak

bersedia melepaskan tanahnya disertai dengan pemberian ganti

kerugian. Berarti disini pencabutan hak tidak sama dengan

pembebasan hak. Pencabutan hak atas tanah merupakan sarana

untuk mengambil tanah secara paksa, pihak yang punya tanah

berhadapan bukan dengan sesama pihak yang kedudukan

hukumnya sederajat, melainkan berhadapan dengan penguasa.

Dalam pencabutan hak yang penting adalah tujuan pengambilan

tanah tersebut, yaitu semata-mata untuk kepentingan umum, di

mana lokasi proyek tidak dapat dipindahkan ketempat lain, tetap

disertai pemberian ganti kerugian yang layak bagi pemegang

haknya.

5. Dasar Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum.

Berdasarkan Hak Menguasai Negara sebagaimana

ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945,8 pemerintah

dapat melakukan perolehan tanah. Pasal 28 H ayat (4) UUD 1945

Perubahan Kedua menyebutkan bahwa : “setiap orang yang

berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak
8
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 berbunyi “ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
37

boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun”.

Kemudian Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945 pada Perubahan Kedua

menegaskan bahwa, “dalam menjalankan hak dan kebebasannya,

setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan

orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

hukum dalam suatu masyarakat demokratis”.

Pasal 6 UUPA, Pasal 18 UUPA dan UU No. 20 Tahun 1961, Peraturan

pelaksanaan secara berturut-turut atau landasan yuridis yang digunakan

dalam pengadaan tanah adalah:

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.15/1975 tentang Ketentuan-

Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Tanah.

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.2/1976 tentang Penggunaan Acara

Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Pemerintah Bagi Pembebasan

Tanah Oleh Pihak Swasta.

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.2/1985 tentang Tata Cara

Pengadaan Tanah Untuk Keperluan Proyek Pembangunan Di Wilayah

Kecamatan. ketiga peraturan di atas dicabut dengan:

4. Keppres No.55/1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Keppres ini juga telah

dicabut.
38

5. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 berbunyi “ Bumi dan air dan kekayaan

alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

6. Perpres No.36/2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Perpres ini mencabut

Keppres No.55/1993.

7. Perpres No.65/2006 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Perpres ini mencabut Perpres

No.36/2005.

8. Peraturan Kepala BPN No. 3 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum.

9. Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

10. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

PengadaanTanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

11. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

C) Hambatan Pengadaan Tanah

Adapun hambatan yang esensial ditemui dalam Pelaksanaan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dikaji


39

dari aspek Budaya Hukum ialah salah satunya hambatan non teknis

yang ditemui dilapangan.

Masih terdapat pro dan kontra terhadap pelaksanaan pengadaan

tanah untuk kepentingan umum , Sulitnya menyatukan kesepakatan

tentang penentuan besarnya ganti rugi pelepasan tanah karena adanya

perbedaan pendapat antara pihak yang berkepentingan, Adanya pihak

ketiga atau mafia tanah yang memanfaatkan upaya pencapaian

kesepakatan tersebut untuk kepentingan bisnis , sehingga sulit di capai

harga ganti rugi yang disepakati antara panitia(pemerintah) dengan

pemilik tanah (masyarakat).

Dalam pelaksanaan pembebasan hak atas tanah, seringkali

dijumpai beberapa kesulitan dan hambatan yang harus diselesaikan

dengan cara musyawarah antara para pihak, yang apabila tidak dicapai

kata sepakat maka harus ditempuh cara lain yang lebih manusiawi.

Hambatan-hambatan tersebut terutama dialami oleh PT.

pembangunan perumahan sebagai salah satu pelaksana pembangunan

perumahan yang membantu pemerintah di bidang penyediaan rumah-

rumah yang diperuntukkan hasil mereka yang membutuhkan dengan

memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan, di samping adanya

tujuan komersial dari PT. pembangunan perumahan tersebut.

Disini akan saya bahas mengenai hambatan-hambatan tersebut

dengan berlatar pada salah satu lokasi. Salah satunya pada PT. Darmo

Grande, hambatan-hambatannya yaitu:


40

1. Adanya orang ke III yang ingin memanfaatkan tanah milik penduduk

yang akan terkena pembebasan untuk mengeruk keunrungan bagi

dirinya sendiri. Mereka inilah yang disebut sebagai calo tanah.

2. Banyak pemilik tanah yang tidak mempunyai sertifikat atas tanah

yang dimilikinya. Disamping itu sering terjadi dua/ lebih yang

mengaku sebagai pemilik dari sebidang tanah yang sama. Hal inilah

yang menyulitkan dalam hal pemberian ganti rugi. Dalam hal ini

kepala desa harus bertindak sebagai saksi.

3. Apalagi jika tanah tersebut pemiliknya orang banyak, hal tersebut

dimungkinkan berhubung tanah yang dibebaskan tersebut merupakan

tanah warisan yang pemiliknya sebagian sudah berada di tempat lain.

3. Kesimpulan

a. Implementasi Pengadaan Tanah bagi Kepentingan Umum menurut

UUPA dan Undang-Undang No. 20 Tahun 1961 adalah dalam arti

peruntukannya, yaitu untuk kepentingan bangsa dan negara,

kepentingan bersama dari rakyat dan kepentingan pembangunan.

Dengan kata lain kepentingan umum adalah kepentingan yang harus

memenuhi peruntukkannya dan harus dirasakan kemanfaatannya,

dalam arti dapat dirasakan oleh masyarakat secara keseluruhan baik

langsung maupun tidak langsung.

b. Berdasarkan Hak Menguasai Negara sebagaimana ditegaskan dalam

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, pemerintah dapat melakukan perolehan


41

tanah. Pasal 28 H ayat (4) UUD 1945 Perubahan Kedua menyebutkan

bahwa : “setiap orang yang berhak mempunyai hak milik pribadi dan

hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang

oleh siapapun”. Kemudian Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945 pada

Perubahan Kedua menegaskan bahwa, “dalam menjalankan hak dan

kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang

ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan

orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban

hukum dalam suatu masyarakat demokratis”.

c. Hambatan Pengadaan Tanah dialami oleh PT. pembangunan

perumahan sebagai salah satu pelaksana pembangunan perumahan

yang membantu pemerintah di bidang penyediaan rumah-rumah yang

diperuntukkan hasil mereka yang membutuhkan dengan memenuhi

beberapa persyaratan yang ditentukan, di samping adanya tujuan

komersial dari PT. pembangunan perumahan tersebut.


42

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Audiensi dan Diskusi Program

Pada tanggal 28 Juni 2019 penulis menyerahkan surat permohonan

magang dari Fakultas Hukum Universitas Pasundan ke Kantor Pertanahan

Nasional Kota Bandung yang diserahkan kepada Kepala Urusan Umum

dan Kepegawaian yang bernama Ibu Nora Elprida Harahap, S.ST. lalu

beberapa minggu setelah menyerahkan surat permohonan Magang, penulis

mendapatkan balasan surat diterima Magang untuk melakukan kegiatan

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kantor Pertanahan Nasional Kota

Bandung. Kemudian pada tanggal 9 Agustus 2019 penulis beserta rekan

penulis melakukan diskusi program bersama Ibu Berty dan dosen

pembimbing magang yaitu Ibu Hj. Nia Kania Winayanti di Kantor Badan

Pertanahan Nasional Kota Bandung.

2. Observasi/ Pengamatan

Kegiatan observasi di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung

ialah penulis mengetahui mengenai pengaduan pengadaan tanah tentang


43

status tanah yang saat ini akan dibangun yaitu pada saat ini di subseksi

Pengadaan Tanah sedang menjalankan tugas untuk proses pembuatan

kereta cepat Jakarta-Bandung yang rupanya proses pembelian lahan itu

tidak bisa dilanjutkan dan berhenti hanya sampai kawasan industry.

3. Partisipasi Dalam Kegiatan Back Office Loket Pengambilan dan Pengadaan

Tanah

Partisipasi dalam kegiatan yang ada dalam dua subseksi yaitu subseksi

Back Office Loket Pengambilan dan subseksi Pengadaan Tanah yang

dimulai pada hari Kamis tanggal 1 Agustus 2019 sampai dengan hari

Jum’at tanggal 30 Agustus 2019, yang dilakukan oleh penulis. Hal ini

terjadi dikarenakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di

Kantor Pertanahan Kota Bandung ini melalui proses Rolling atau

pemindahan penempatan subseksi untuk Mahasiswa Magang yang

dilakukan setiap minggu nya atau sesuai dengan ketentuan yang telah di

tentukan oleh Ibu Berty selaku pengelola pegawai.

4. Wawancara/ Interview

Wawancara dilakukan oleh penulis kepada a Adi selaku Seksi Bina

Pengadaan dan Penetapan Tanah Pemerintah di Kantor Pertanahan Kota

Kota Bandung mengenai tentang subseksi Pengadaan Tanah beserta

permsalahannya.
44

B. Saran

Dalam pengadaan tanah untuk pembangunan tol di kota Salatiga,

pemerintah selaku pembuat kebijakan seharusnya lebih memperhatikan

mengenai ganti rugi. Dengan penentuan harga seperti ini, Pemerintah

Kota/Kabupaten selaku pelaksana kebijakan akan mengalami kesulitan

dalam pengadaan tanah, apalagi tanah yang dicari adalah tanah yang mudah

diakses. Sebaiknya pemerintah menentukan harga tanah dengan melihat

NJOP, sehingga harga tanah akan disesuaikan dengan lokasi dan kondisi

tanah.
45

DAFTAR PUSTAKA

Buku
Maria S.W. Sumardjono, “Kebijakan Pertanahan” : Antara Regulasi dan

Implementasi, Jakarta : Buku Kompas, 2007.

Oloan Sitorus, Dayat Limbong, “Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan

Umum”, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yokyakarta, 2004.

Peter Mahmud Marzuki, “Penelitian Hukum”, Jakarta : Kencana 2008.

R. Subekti, “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”, Pradnya Paramita,

Jakarta, 1983.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.


46

Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Perpres No.36/2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan

Pembangunan Untul Kepentingan Umum.

Sumber Lainnya

https://www.google.com/search?rlz=1C1GGRV_enID829ID829&sxsrf=A

CYBGNSQhhWZMNAedxBSH0mt7b0mb1K8Eg:3956691999999995,10

6.7051156]];tbs:lrf:!2m1!1e3!3sIAE,lf:1,lf_ui:4

https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Pertanahan_Nasional
47

LAMPIRAN

A. Program Kerja Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM)

Program Kerja Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) selama penulis

melakukan kegiatan di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung ialah

sebagai berikut:

NO Hari, tanggal Waktu Uraian Kegiatan

1. Kamis, 08.00 s/d a. Apel Pagi


1 Agustus 2019 selesai b.Membantu melaksanakan
pencetakan tanda terima
penyerahan DI 301 A sebanyak 92
berkas
c.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
d.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 77
warkah
2. Jum’at, Pukul 08.00 a..Membantu melaksanakan
2 Agustus s/d selesai pencetakan tanda terima
2019 penyerahan DI 301 A sebanyak 161
berkas
b.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
c.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 105
warkah
3. Senin, Pukul 08.00 a. . Apel pagi
5 Agustus s/d selesai b.Membantu melaksanakan
2019 pencetakan tanda terima
48

penyerahan DI 301 A sebanyak 95


berkas
c.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
d.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 112
warkah
4. Selasa, Pukul 08.00 a. Apel pagi
6 Agustus 2019 s/d selesai b.Membantu melaksanakan
pencetakan tanda terima
penyerahan DI 301 A sebanyak 141
berkas
c.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
d.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 91
warkah
5. Rabu, Pukul 08.00 a. Apel pagi
7 Agustus 2019 s/d selesai b.Membantu melaksanakan
pencetakan tanda terima
penyerahan DI 301 A sebanyak 100
berkas
c.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
d. Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 116
warkah
6. Kamis, Pukul 08.00 a. Apel pagi
8 Agustus 2019 s/d selesai b.Membantunmelaksanakan
pencetakan tanda terima
penyerahan DI 301 A sebanyak 114
berkas
c.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
d.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 141
warkah
7. Jum’at, Pukul 08.00 a.Membantu melaksanakan
9 Agustus 2019 s/d selesai pencetakan tanda terima
penyerahan DI 301 A sebanyak 90
berkas
b.Membantu melaksanakan
monitoring berkas pengambilan
c.Membantu melaksanakan
pencatatan warkah sebanyak 84
warkah
49

8. Senin, 12 Pukul 08.00 a.Apel pagi


Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah
c.Tinjauan tentang UU No.2 tahun
2012 tentang pengadaan tanah b-agi
kepentingan umum dan
implementasinya
d.mempelajari dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah
e.Mempelajari syarat dan dokumen
penerbitan surat keputusan
pemberian hak, perpanjang dan
pembaharuan hak untuk tanah
instansi pemerintah dan BUMN
atau BUMD
9. Selasa, 13 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah
c.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 10 berkas
10. Rabu, 14 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah
c.Pengecekan dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah sebanyak 5 berkas
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 20 berkas
11. Kamis, 15 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
50

berkas
c.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
kepentingan umum dan
implementasinya
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 10 berkas
12. Jum’at, 16 Pukul 08.00 a.Pembuatan Surat keputusan
Agustus 2019 s/d selesai pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 5
berkas
b.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
kepentingan umum dan
implementasinya
c.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 8 berkas
13. Senin, 19 a.Apel pagi
Agustus 2019 b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
kepentingan umum dan
implementasinya
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 12 berkas
14. Selasa, 20 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
51

2012 tentang Pengadaan Tanah bagi


kepentingan umum dan
implementasinya
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 6 berkas
15. Rabu, 21 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
kepentingan umum dan
implementasinya
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 17 berkas
16. Kamis, 22 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Tinjauan tentang UU No. 2 tahun
2012 tentang Pengadaan Tanah bagi
kepentingan umum dan
implementasinya
d.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 11 berkas
17. Jum’at, 23 Pukul 08.00 d.Membantu melaksanakan
Agustus 2019 s/d selesai pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 8 berkas
18. Senin, 26 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
52

pemerintah dan badan usaha milik


Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 5 berkas
d.Membantu melaksanakan
pengecekan dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah
19. Selasa, 27 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Pembuatan Surat keputusan
pemberian hak untuk Tanah instansi
pemerintah dan badan usaha milik
Negara dan daerah sebanyak 7
berkas
c.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 5 berkas
20. Rabu, 28 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 7 berkas
c.Membantu melaksanakan
pengecekan dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah
21. Kamis, 29 Pukul 08.00 a.Apel pagi
Agustus 2019 s/d selesai b.Membantu melaksanakan
pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
Musyawarah (MGR) dan Validasi
sebanyak 6 berkas
c.Membantu melaksanakan
pengecekan dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah
22. Jum’at. 30 Pukul 08.00 a.Membantu melaksanakan
Agustus 2019 s/d selesai pencetakan surat undangan Ganti
Kerugian (UGR), undangan
53

Musyawarah (MGR) dan Validasi


sebanyak 10 berkas
d.Membantu melaksanakan
pengecekan dokumen dan
pemberkasan pelaksanaan
pengadaan tanah

Tabel 1

Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) di Kantor Pertanahan


Nasional Kota Bandung

B. Dokumentasi Kegiatan Kerja Magang di Kantor Pertanahan


Nasional Kota Bandung

1. Melakukan Diskusi Penempatan Mahasiswa Magang dengan


Dosen Pembimbing Magang

Gambar 1
54

2. Apel Pagi Yang Dilakukan Rutin Setiap Hari Senin Sampai


Kamis Sebelum Memulai Kegiatan

Gambar 2

3. Penulis sedang melakukan pengecekan berkas pada subseksi


Pengadaan Tanah tentang Undangan Ganti Kerugian (UGR)

Gambar 3
55

4. Penyambutan kehadiran Dosen Pembimbing dari Mahasiswa


di Kantor Pertanahan Nasional Kota Bandung

Gambar 4
56

Anda mungkin juga menyukai