Departemen SDM?
melalui peningkatan dan dukungan atas kegiatan-kegiatan bisnis Departemen SDM selama ini
dipandang hanya bertanggung jawab atas outplacement,
penanganan masalah hukum pekerja menyimpan catatan-catatan pegawai, testing
Banyak peranan peranan dan tanggung jawab yang berbeda yang dapat dilakukan
oleh departemen SDM tergantung pada ukuran dari perusahaan itu, karakteristik
angkatan kerjanya, industri dan sistem nilai dan manajemen perusahaan. Departemen
sumber daya manusia, tetapi departemen SDM juga dapat berbagi peranan dan
Strategic Partner (Mitra Strategik). Salah satu peran yang paling penting
yang dapat dijalankan oleh SDM sekarang ini adalah pamer strategik
karyawan
tersebut
pelanggan untuk memberikan rekomendasi atas solusi solusi MSDM yang potensial
Kompetensi tersebut juga meliputi kemampuan untuk mengatasi tantangan atas kebijakan-kebijakan
dan prosedur-prosedur SDM yang baru, teknologi dan
menerapkan sistem MSDM yang efektif dan memahami bagaimana teknologi dapat
menurun, dan peranannya sebagai partner bisnis strategi, agen perubahan dan
penasihat karyawan semakin meningkat. Para manajer SDM menghadapi dua buah
tantangan penting pergeseran fokus mereka dari operasi sekarang pada strategi bagi
masa depan dan mempersiapkan manajer non SDM untuk mengembangkan dan
dan memberikan layanan pribadi (self service) terhadap karyawan. Self service
mengacu pada pemberian akses online karyawan terhadap informasi mengenai isu-isu
Outsourcing dalam peran administratif juga telah terjadi. Outsourcing mengacu pada
Profesi MSDM
Banyak manajer tingkat tinggi dan profesional SDM meyakini bahwa cara terbaik
untuk mengambangkan profesional yang efektif di masa depan yang diperlukan dalam
SDM adalah dengan membawa karyawan pada poin pandangan bisnis dan melatih
mereka
MSDM terbesar di dunia yang memiliki anggota lebih dari 160.000 profesional dan
informasi, konferensi dan seminar, perwakilan pemerintah dan media dan online
Sustainability dipandang sebagai salah satu aspek dari tanggung jawab sosial
mengacu pada kemampuan dari perusahaan untuk bertahan dan berhasil dalam
dan ekonomi, terlibat dalam praktek bisnis yang bertanggung jawab dan beretika,
memberikan produk dan layanan yang berkualitas tinggi, dan menerapkan metode
secara benar untuk menentukan apakah perusahaan memenuhi permintaan dari para
stakeholder-nya.
• Struktur perekonomian
Persyaratan-persyaratan keterampilan.
MSDM dengan strategi bisnis organisasi: (2) mengevaluasi kelas dan fungsi
2.
perekonomian global. Dan ekspansi bisnis secara global semakin dipermudah dengan
kemajuan teknologi.
yang diproduksi di luar negeri, mempekerjakan karyawan dengan latar belakang yang
Teknologi telah membentuk kembali dalam cara dimana kita melakukan kegiatan,
seperti komunikasi (co. HP), mengatur rencana (c. kalender elektronik yang
meliputis akses internet), dan dimana kita bekerja (co., portable PC). Internet telah
hubungan pelaporan.
dalam SDM, yang meliputi teks, suara, dan image visual, dari satu
meliputi:
produktivitas dan kompetitif perusahaan Kreasi dari lingkungan positif bagi sumber
mempengaruhi jumlah dan jenis dari kebutuhan bisnis karyawan bagi keberhasilan
layanan. Para manajer juga harus mengidentifikasi karyawan yang ada atau karyawan
yang potensial yang dapat secara berhasil menjalankan produk-produk dan layanan
Para manajer perlu untuk menjamin bahwa para karyawan memiliki keterampilan
para kawan.
Selain kepentingan pekerjaan, upah dan keuntungan merupakan insentif yang paling
rancangan pekerjaan yang baru, teknologi baru, dan kualitas pergerakan produktivitas
dapat dirusak seandainya para karyawan tidak puas dengan tingkat upah dan
Manajer masa kini dituntut untuk cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
lingkungan yang berlangsung cepat. Tingginya dinamika atau cepatnya perubahan dapat tergambar
dari total perdagangan (impor dan ekspor) Amerika Serikat pada tahun 1991 bernilai US$ 907
milyar, pada tahun 1996 meningkat menjadi US$ 1.4 trilyun. Perubahan ini disebabkan antara lain
oleh:
1. berbagai kemajuan teknologi yang berlangsung sangat cepat pada 10-20 tahun terakhir, terutama
dalam telekomunikasi, penggabungan komputer dengan komunikasi, CAD, CAM dan robotika.
4. demografi tenaga kerja global yang berubah, mengarah kepada workforce diversity, diskriminasi
tenaga kerja yang semakin longgar, bertambahnya tenaga usia tua dan tenaga kerja wanita.
5. perubahan sistem sosio-politik seperti Rusia yang menjadi kapitalis, RRT yang menjadi negara
industri, berdirinya asosiasi-asosiasi regional (EU, NAFTA, APEC dll.) yang bertujuan antara
lain untuk kerjasama ekonomi, liberalisasi dan deregulasi perdagangan; reformasi di Indonesia
yang meruntuhkan orde baru mestinya membawa paradigma baru di dunia usaha.
Pergeseran-pergeseran yang telah disebutkan di atas berdampak kepada semakin banyaknya pilihan
bagi konsumen; terjadinya mergers, joint-venture dan bahkan divestasi dan menutup usaha; siklus
hidup produk menjadi lebih pendek dan terjadi fragmentasi pasar. Fenomena-fenomena tersebut
menimbulkan ketidak pastian sebagai tantangan terhadap tugas manajer. Menjawab tantangan ini,
agar dapat bersaing dan sustainable sesuai tuntutan perubahan, organisasi bisnis harus responsif,
cepat bereaksi dan cost-effective.
Organisasi yang lebih datar (flat organization) kini menjadi norma baru. Organisasi piramidal dengan
7 – 10 lapis kini mulai di”datar”kan menjadi hanya 3 – 4 lapis (AT&T dan GE dari 12 kini menjadi
hanya 6 lapis atau kurang). Bentuk piramidal kini bahkan dianggap kuno, tradisional, out of style,
“rantai komando” semakin tidak diikuti, tetapi tentunya dengan operating procedures yang jelas. Ini
juga menjadi pertimbangan bagi organisasi perguruan tinggi. Jika kita benar mengacu kepada cost
effectiveness dan fungsi-fungsi line and staff management yang efisien, apakah memang diperlukan
adanya para pembantu dekan jika sudah ada pembantu rektor, atau sebaliknya? Bukankah staff dan
line functions kedua management lines tersebut sama? Apakah tidak terdapat redundancy yang
berakibat pemborosan? Yang jelas kita mengikuti pola ini karena kepatuhan kepada peraturan
pemerintah yang memang memerlukan debirokrasi. Kita tidak akan membahas masalah-masalah
perlunya debirokrasi dan pemborosan yang berlebihan di negara kita sekarang ini karena untuk
melakukannya mungkin diperlukan waktu bertahun-tahun, yang tentunya juga kurang manfaatnya
jika para penentu policy enggan mendengarkan apalagi mau mengubahnya.
REPORT THIS AD
Perampingan personalia (downsizing),), dan kecenderungan bekerja dalam team yang lebih
mendasarkan kerjanya kepada process, bukan fungsi spesialisasi, semakin menonjol. Istilah
pemberdayaan yang kini digunakan dalam banyak aspek, juga merambah ke manajemen SDM.
Pemberdayaan tenaga kerja (employee empowerment) dilaksanakan terutama bagi front line
employees (seperti front desk clerks) untuk memberikan kepuasan maksimum kepada pelanggan.
Berkaitan dengan kiprah manajer mengantisipasi perubahan struktur organisasi bisnis, Prof.
Rosebeth Moss Kanter mengatakan:“Position, title and authority are no longer adequate tools for
managers to rely on to get their jobs done. Instead, success depends increasingly on tapping into
sources of good idea, on figuring out whose collaboration is needed to act on those ideas, and on
working with both to produce results.”
Manajemen sekarang telah banyak berubah dari keadaan 20-30 tahun lampau, di mana human
capital menggantikan mesin-mesin sebagai basis keberhasilan kebanyakan perusahaan. Drucker
(1998), pakar manajemen terkenal bahkan mengemukakan bahwa tantangan bagi para manajer
sekarang adalah tenaga kerja kini cenderung tak dapat diatur seperti tenaga kerja generasi yang
lalu. Titik berat pekerjaan kini bergerak sangat cepat dari tenaga manual dan clerical ke knowledge-
worker yang menolak menerima perintah (“komando”) ala militer, cara yang diadopsi oleh dunia
bisnis 100 tahun yang lalu.
Kecenderungan yang kini berlangsung adalah, angkatan kerja dituntut memiliki pengetahuan baru
(knowledge-intensive, high tech.- knowledgeable) , high tech.- knowledgeable) yang sesuai
dinamika perubahan yang tengah berlangsung. Tenaga kerja di sektor jasa di negara maju (kini
sekitar 70 persen) dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan tenaga paruh waktu (part-timer)
juga semakin meningkat. Pola yang berubah ini menuntut “pengetahuan” baru dan “cara
penanganan” (manajemen) yang baru. Human capital yang mengacu kepada pengetahuan,
pendidikan, latihan, keahlian, ekspertis tenaga kerja perusahaan kini menjadi sangat penting,
dibandingkan dengan waktu-waktu lampau.
Dalam ketegori workforce diversity, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang
berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun
terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan
diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005, sedang berlangsung peningkatan umur manusia yang
berdampak kepada meningkatnya umur lanjut memasuki angkatan kerja. Di AS dalam 20 tahun
terakhir (sejak 1979) terjadi peningkatan umur median dari 34.7 tahun ke 37.8 (1995) dan
diproyeksikan menjadi 40.5 pada tahun 2005. Demikian pula tenaga kerja wanita termasuk wanita
berkeluarga dan dual career secara global cenderung meningkat.
Bank teller, operator telepon, juru tik, semua kini menggunakan komputer sehingga penguasaan
atas komputer bukan lagi fakultatif atau alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar
sekarang ini. Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan.
Perhatikan iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, operator telepon, juru tik, semua
kini menggunakan komputer sehingga penguasaan atas komputer bukan lagi fakultatif atau
alternatif tetapi mutlak bagi angkatan kerja white collar sekarang ini.
REPORT THIS AD
Berlangsungnya progress globalisasi dan teknologi di Indonesia juga tidak ketinggalan. Perhatikan
iklan Arthur Anderson/Prasetyo Strategic Consulting, yang membuka pelamar kerja untuk
Information Technology Systems and Network Security Consultants Systems and Network Security
Consultants (yang menguasai IT security products seperti Firewall etc.); Enterprise Solutions Risk
Management Consultants (pengalaman dalam implementasi SAP review/audit, Oracle, project
management); Banking Systems Specialist, Telecommunications System Consultants (a.l.
berpengalaman dalam finance & accounting system, internet service provision, E-Commerce, EDP
audit etc.); E-Business consultants, dan Integrated Customer Solutions Consultants.
Penutup
Jelaslah bahwa dinamika bisnis awal abad 21 sekarang mengandung kata-kata kunci seperti: high
tech knowledge-based HR, strategic management, IT, e-business (banking, commerce, procurement
etc.). Inilah antara lain tantangan manajer masa kini, dan angkatan kerja abad 21. Lembaga
pendidikanpun perlu berubah, perlu menyesuaikan diri, tinggalkan paradigma lama agar tak
tertinggal bersama keusangan abad yang lalu.
BAB II
PEMBAHASAN
Pentingnya SDM
Sumber Daya adalah Segala sesuatu yg dpt dimanfaatkan (punya potensi untuk dimanfaatkan)
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Manusia adalah sumber daya karena manusia (tenaga, pikiran, waktu) dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi manusia lain (melaksanakan program kegiatan organisasi guna mencapai tujuan
organisasi).
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta
tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis
dalam semua kegiatan institusi/organisasi. Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM
berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya,
MSDM juga menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science) yang mengacu kepada
fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing,
memimpin dan mengendalikan.
Manajemen SDM
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
REPORT THIS AD
Menurut A.F. Stoner Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan
yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat
untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan
kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan
masalah keadilan.
MSDM juga dirtikan sebagai Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga
kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan organisasi, individu dan masyarakat.
Foulkes (1975) memprediksi bahwa peran SDM dari waktu ke waktu akan semakin strategis dengan
ucapan berikut: “For many years it has been said that capital is the bottleneck for a developing
industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work force and the company’s
inability to recruit and maintain a good work force that does constitute the bottleneck for
production. … I think this will hold true even more in the future.”
Tidak heran jika sekarang untuk SDM yang handal digunakan terminologi human capital yang
semakin santer kita dengar.
MSDM sesuai dengan fungsi MSDM yaitu hal ihwal staffing dan personalia dalam organisasi, yang
mencakup analisis tugas/jabatan, rekrutmen dan seleksi calon tenaga kerja, orientasi, pelatihan,
pemberian imbalan, penilaian dan pengembangan SDM. Karena sebagian atau seluruh tugas tentang
penempatan personalia yang tepat untuk tugas yang tepat, orientasi, pelatihan, pemberian imbalan,
promosi, pendisiplinan serta penilaian kerja untuk perbaikan kinerja merupakan tugas setiap
manajer maka scope MSDM mencakup seluruh tugas tentang SDM yang diemban oleh setiap
manajer. Dan aspek manajemen serta SDM demikian strategis dan demikian luasnya, maka MSDM
melibatkan banyak aspek, terutama dengan faktor-faktor lingkungan internal organisasi (kekuatan
dan kelemahan) serta lingkungan eksternal (peluang dan ancaman). Tantangan manajer masa kini
adalah merespons perubahan-perubahan eksternal agar faktor-faktor lingkungan internal
perusahaan menjadi kuat dan kompetitif.
MSDM Strategis
REPORT THIS AD
Peran strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber daya, di mana
fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau kemampuan internal untuk
menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal utama. Sumber daya sebagaimana
disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok
ukur keberhasilan bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari perusahaan.
Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah mendapatkan added value yang
maksimum yang dapat mengoptimumkan competitive advantage. Adanya SDM ekspertis: manajer
strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang dalam menghasilkan added
value tersebut merupakan value added perusahaan. Value added adalah SDM strategis yang
menjadi bagian dari human capital perusahaan.
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan
menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain
sebagainya. Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor
internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan
lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan lain
sebagainya.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh,
manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan.
Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job
description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak
kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran
adalah melihat daftar riwayat hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar
dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal memenuhi standar
suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test
tertulis, wawancara kerja / interview dan proses seleksi lainnya.
2. Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and evaluation
REPORT THIS AD
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang
menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja
yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja
yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting
mulai dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari organisasi atau
perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga
kerja yang ada pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada
dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan
kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat
tetap maksimal dari waktu ke waktu
Sebagai salah satu pilar fungsi perusahaan, manajemen sumber daya manusia merupakan tonggak
utama dalam pertimbangan pengambilan keputusan tiga fungsi lainnya : keuangan, pemasaran,
operasi/produksi. Permasalahan dalam manajemen sumber daya manusia mulai dari peranan
budaya perusahaan, pengaruh perubahan lingkungan luar dan dalam, sampai pada motivasi dan
manajemen konflik, akan ikut menentukan kebijakan fungsional perusahaan tersebut.
Sumber daya manusia dalam perusahaan merupakan aset yang paling berharga. Optimalisasi hasil
pencapaian perusahaan akan sangat didukung oleh peningkatan peran para manajer fungsional
yang terlibat dalam pengelolaan sumber daya manusia.
Perubahan lingkungan bisnis yang begitu cepat menuntut pengelolaan sumber daya manusia secara
terpadu antara pemahaman sistem dan manusia yang ditunjang oleh saling pengertian antar
manajer fungsional.
Dewasa ini aspek pengembangan sumber daya manusia semakin mendapat perhatian khusus dari
para pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan memperhatikan aspek sumber daya manusia
dalam menentukan pola penentuan strategi dan kebijakan secara terpadu. Pengelolaan faktor
sumber daya manusia sangat penting karena memegang peran utama dalam pelaksanaan kegiatan
fungsi-fungsi yang lain dalam perusahaan.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai
pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan
beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini
akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan
fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang
digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yan
professional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat
dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas
oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi
terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya (Tjutju, 2008).
Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu manusia tersebut harus mempunyai nilai
kompetensi, karakteristik kompentensi menurut Spencer and spencer (1993:9-11) ada lima
karakteristik kompentensi yaitu:
1. Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan-keinginan yang
menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan dipilih
terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
2. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten terhadap situasi atau
informasi.
3. Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
4. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang pada bidang yang
spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan
mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling benar, tapi tidak bisa melihat apakah
seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.
5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik dan mental
tertentu.
Walaupun demikian agar peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan visi, misi,
tujuan dan harapan organisasi maka manusia sebagai selah satu sumber daya harus dapat
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin komppetitive. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan tersebut, menurut
(Tjutju,2008) ada empat strategi utama untuk melakukan perubahan, yaitu dengan melakukan:
1. Pengendalian diri secara lebih baik dengan disertai kearifan.
2. Beradaftasi dengan perubahan yang terjadi sambil mengubah paradigma berfikir dan bertindak.
3. Komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan mengembangkan networking.
Dengan stategi tesebut, sekurang-kurangnya sumber daya manusia dalam organisasi akan
melakukan upaya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang cenderung bersifat tanpa
batas.
Menurut Lengnick-Hall(2003:34-35) ada empat peran baru yang mesti dijalankan oleh manajemen
sumber daya manusia dalam menghadapi sejumlah tantangan global, yaitu:
Cakupan MSDM
1. Kenyataan bahwa karyawan dewasa ini adalah sentral untuk mencapai keunggulan bersaing
telah mengarah ke munculnya bidang yang dikenal sebagai MSDM yang Strategik
2. MSDM yang Strategik didefinisikan sebagai tautan dari SDM dengan tujuan dan sasaran
strategik untuk meningkatkan kinerja bisnis dan mengembangkan kultur organisasi
1. Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali tidak strategic
2. Pandangan yang lebih canggih SDM hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan
3. MSDM merupakan suatu mitra sejajar dalam proses perencanaan strategi
2. SDM adalah suatu posisi yang unik untuk memasok inteligensi bersaing yang mungkin
bermanfaat dalam proses perencanaan strategic
3. SDM juga berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan mensuply informasi tentang
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
4. Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari pilihan strategik
perusahaan
SDM diarahkan untuk mengembangkan dan melaksanakan program yang dirancang untuk
menciptakan sebuah kultur perusahaan yang mencapai :
1. Doronglah satu semangat kerja tim dan kerjasama dalam dan di tengah unit bisnis untuk bekerja
menuju sasaran bersama, dengan satu tekanan pada mengidentifikasi, mengakui, dan
mengimbali keunggulan individu dan unit
2. Doronglah sikap kewiraswastaan dikalangan manajer dan sikap berfikir inovatif di kalangan
karyawan
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudnya
hasil tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia
berperan penting dan dominan dalam manajemen.
MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencangkup masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan jumlah, kualitas dan penempatkan tenaga kerja yang efektif sesuai dengan
kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, job requirement, dan job
evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the right man in the
right place dan the right man in the right job.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan pemberhentian
4. Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia pada masa yang akan datang
6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan pemberian balas jasa
perusahaan-perusahaan sejenis
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh
Peran MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur
manusia ini sangat sulit dan rumit.Tenaga kerja manusia selain mampu, cakap, dan terampil, juga
tidak kalah pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien.
Kemampuan karyawan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan kedisiplinan
karyawan dalam mewujudkan tujuan.
3. Penyusunan staf : Menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan, merekrut calon karyawan,
memilih karyawan, menetapkan standar prestasi, memberikan kompensasi kepeda karyawan,
mengevaluasi prestasi , memberikan konseling kepada karyawan, melatih dan mengembangkan
karyawan.
4. Kepemimpinan : Mendorong orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan, mempertahankan
semangat kerja, dan memotivasi bawahan.
5. Pengendalian : Menetapkan standar seperti kuota penjualan,standar penjualan, standar kualitas,
atau tingkat produksi, memerika untuk melihat bagaimana prestasi yang dicapai dibandingkan
dengan standar-standar ini, melakukan koreksi jika dibutuhkan.
BAB III
KESIMPULAN
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan
perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi.
Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai
pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaanya harus memperhatikan
beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini
akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Menurut Lengnick-Hall(2003:34-35) ada empat peran baru yang mesti dijalankan oleh manajemen
sumber daya manusia dalam menghadapi sejumlah tantangan global, yaitu: 1. Human Cafital
Steward
2. Knowledge Facilitator.
1. Relationship Builder
2. Rapid Deployment Specialist
1. Pandangan bahwa SDM itu langsung operasional dan kegiatan SDM sama sekali tidak strategic
2. Pandangan yang lebih canggih SDM hanya untuk mencocokkan strategi perusahaan
3. SDM juga berpartisipasi dalam proses formulasi strategi dengan mensuply informasi tentang
kekuatan dan kelemahan internal perusahaan
4. Kekuatan dan kelemahan sdm memiliki satu efek pada kelangsungan hidup dari pilihan strategik
perusahaan
Dalam menghadapi situasi lingkungan yang terus berubah menuntut pergeseran peran manajemen
sumber daya manusia maka manusia sebagai salah satu sumber daya harus mempunyai nilai
kompetensi dengan selalu mengikuti perkembangan jaman dengan selalu meningkatkan ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/files/2009/04/peran-strategis.doc
http://iimrsch.wordpress.com/2009/10/12/peran-manajemen-sumber-daya- manusia-dalam-organisasi/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/fungsi-dan-peran-manajemen-sumber-daya.html
http://opinionpublikator.blogspot.com/2010/02/peran-strategis-manajemen
sumber-daya.html
http://organisasi.org/definisi_pengertian_tugas_fungsi_manajemen_sumber_
daya_manusia_sdm_ilmu_ekonomi_manajemen_manajer_msdm
http://www.google.com/
http://www.pmbs.ac.id/modules.php?op=modload&name=News&file=article&sid=68
http://www.portalhr.com/kolom/2id23.html
http://www.propotenzia.com/2010/09/peran-strategis-pengembangan-sdm/
http://www.psikologizone.com/peran-manajemen-sumber-daya-manusia
Jakarta (20/09) - Menko PMK yang diwakili Deputi Koordinasi Bidang Pendidikan dan Agama Agus Sartono, pagi ini
hadir dan memberikan keynote speech dalam acara Seminar nasional pengembangan SDM unggul untuk
memanfaatkan peluang bonus demografi menuju Indonesia maju pada RPJMN 2020-2024 di Lemhanas, Jakarta.
Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yang diperkirakan akan berakhir pada 2037. Namun, bonus
demografi ini tidak diperoleh secara otomatis, tetapi memerlukan prasyarat utama yaitu tersedianya sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Dalam paparanya, Agus mengatakan bahwa ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam bonus demografi,
diantaranya pembangunan yang harus berpusat pada manusianya. Selanjutnya jumlah masyarakat yang tinggal di
perkotaan lebih besar sehingga diperlukan pengendalian urbanisasi dan pengelolaan migrasi. Untuk itu, sangat
Justyfible pada kebijakan pemerintah yang saat ini dilakukan, misalnya dengan pemberian dana desa yang
diharapkan mampu mengerem laju perpindahan penduduk. Selain itu, terjaganya nilai nilai keluarga dan hubungan
yang erat antar generasi.
Agus mengungkapkan ada beberapa target pembangunan manusia di tahun 2020 yang akan dicapai, yakni IPM
7,25℅, pertumbuhan ekonomi 5,6 ℅, tingkat kemiskinan 9,0 ℅, tingkat pengangguran 5,1℅ sehingga di RKP tahun
2020, peningkatan dan pertumbuhan SDM menjadi berkualitas.
Saat ini suka tidak suka kita sudah hidup di era revolusi Industri 4.0 satu era yang belum pernah kita bayangkan
sebelumnya, karena ada tantangan yang harus kita hadapi sekarang ini. Bahwa pada masa lampau, setiap upaya
pembangunan ekonomi, setiap 1℅ pertumbuhan ekonomi, mampu menciptakan kesempatan kerja sebanyak
200.000. Tetapi saat ini di era revolusi Industri 4.0 setiap pertumbuhan ekonomi 1℅ hanya mampu menciptakan
kesempatan kerja sebanyak 75.000. Padahal setiap tahun, ada kurang lebih 31 juta jobseeker mencari kerja baru.
"Tidak ada pilihan lain bagi kita selain kita harus fokus pada upaya pengembangan Industri yang pokok di era 4.0 ini,"
ujar Agus.
Untuk menjawab tantangan terkait revolusi Industri 4.0, lanjutnya, pemerintah akan memfokuskan pada lima sektor
industri potensial, diantaranya food and beverage, textile, Automotive, electronic and chemical. Sektor-sektor ini
diharapkan mampu menyerap setidaknya 3,1 juta jobseeker setiap tahunya dan akan banyak komptensi yang akan
dibutuhkan. Untuk itu, perlu adanya penajaman penataan kembali kurikulum dan pengembangan riset utamanya
pengembangan politeknik.
Menurut data, setiap tahun setidaknya ada 3,7 juta lulus dr SMA/SMK/MA, 1,9 juta ditampung di pendidikan tinggi
dan sisanya 1,8 juta menjadi new jobseeker dan kompetensi yang dimilki masih rendah dan kesempatan semakin
sempit akibat revolusi Industri 4.0. Masih ditambah 1,3 juta lulusan pendidikan tinggi setiap tahun masuk ke pasar
kerja. Sehingga, Depnaker harus mengelola 3,1 juta angkatan kerja baru dan itu bukanlah angka yang kecil.
"Untuk menghadapi perkembangan revolusi Industri 4.0 SDM Indonesia harus berdaya saing dan perlu menyiapkan
SDM terampil untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja. Karena banyak sekali lulusan PTN lebih mementingkan gelar
daripada skill, sehingga perlu mengedukasi Masyarakat agar lebih mengedepankan kompetensi daripada gelar
ijazah," imbuh Agus.
Setidaknya ada tiga jalur yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas SDM menyong RPJMN 2020-2024, (1)
membenahi kualitas SMK dengan cara merevitalisasi 5000 SMK dan diharapkan dapat mengatasi lebih dari 60℅
masalah SMK, (2) Membenahi melalui jalur Politeknik dan vokasi. Suka tidak suka pemerintah harus menambah
kapasitas politeknik, karena jika tidak ditambah 1,8 juta lulusan SMK akan lari ke jobseeker, harapannya lima tahun
kedepan akan terbangun 500 politeknik baru (3) melalui jalur pelatihan.
Upaya Pemerintah Antisipasi Kekurangan SDM Hadapi
Revolusi Industri 4.0
Bagikan:
Share
WE Online, Jakarta -
Baca Juga
Hadapi Era Disrupsi, Puluhan Ahli Akan Kumpul di Forum Ini
Langkah Strategis Kemenperin Percepat Transformasi Industri 4.0
Israel Lagi Bangga, Rupanya Jet Siluman F-35 Punya AS Diklaim Tak Bisa Dideteksi S-300
Iran sebab...
Polda Jatim Sita 8 Mobil Mewah, DPR Terheran-Heran
Fungsi pengadaan sumber daya manusia dalam perusahaan bertujuan agar diperoleh tenaga kerja dalam jumlah
dan kualifikasi yang memadai dan sesuai kebutuhan perusahaan.
Pengadaan sumber daya manusia diawali dengan dilakukannya terlebih dahulu perencanaan kebutuhan tenaga
kerja, penarikan dan seleksi tenaga kerja, kemudian diakhiri dengan penempatan karyawan.
Job description
Suatu pernyataan tertulis yang berisi tentang berbagai tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh
seseorang yang memangku jabatan/pekerjaan tertentu, kondisi kerja, peralatan dan material serta informasi yang
akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Job specification
Suatu pernyataan tertulis yang berisi tentang keterampilan, kemampuan dan kualifikasi yang harus dimiliki oleh
seseorang yang akan melaksanakan jabatan/pekerjaan tertentu secara efektif.
Job standard
Suatu pernyataan tertulis yang menunjukan target atau standar kerja yang harus dicapai oleh seseorang yang
memangku jabatan atau melaksanakan pekerjaan tertentu.
Penempatan karyawan/placement
Setelah proses seleksi dilakukan, maka diharapkan perusahaan dapat melakukan proses penempatan karyawa
pada posisi atau jabatan yang sesuai. Hal ini sering dikenal dengan istialah The right man in the right place.
Pelatihan dan pengembangan/ training & developmentPelatihan dan pengembangan merupakan usaha untuk
menghilangkan kesenjangan antar unsur dan kualifikasi yang dimiliki oleh seorang karyawan dengan unsur dan
kualifikasi yang dikehendaki organisasi.
Pengembangan karir/ career developmentKarir adalah serangkaian jabatan atau pekerjaan yang pernah dipangku
seseorang selama masa kerjanya. Pengembangan karir setiap karyawan dapat dikunjungi oleh berbagai program
berikut ini :
Promosi
Demosi
Transfer
Penghentian hubungan kerja/PHK
Proses Pengadaan Sumber Daya Manusia
perencanaan Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) :
Pendapat lain mengenai perencanaan sumber daya manusia menurut Sofyandi (2008:58) adalah:
Perencanaan sumber daya manusia (human resource planning) merupakan fungsi pertama dalam manajemen
sumber daya manusia dan sebagai bagian dari fungsi perencanaan yang strategis organisasi yang didefinisikan
sebagai suatu proses sistematis dan berkesinambungan dalam menentukan kebutuhan SDM di masa depan baik
kuantitas maupun kualitas pada waktu yang tepat, posisi yang tepat, melakukan pekerjaan yang tepat dalam
jangka panjang guna mengantisipasi perubahan lingkungan dan organisasi serta meminimalisasi biaya dalam
rangka pencapaian tujuan individu dan organisasi.
Menarik dan mempertahankan jumlah karyawan yang cukup dengan keahlian yang memadai untuk
dapat berperan secara efektif dalam mencapai tujuan orgaisasi.
Menggunakan karyawan secara maksimal. Perencanaan SDM dapat menjadi alat untuk mengevaluasi
dampak kebijakan dan tindakan alternative penggunaan SDM. Dengan perencanaan SDM maka aktivitas-
aktivitas SDM dapat dievaluasi dengan menggunakan model yang sama melalui investasi terhadap fasilitas baru,
promosi pemasaran, atau alat-alat keuangan. Aktivitas SDM menggunakan input berupa uang, waktu, material
dan keterlibatan karyawan. Penggunaan input tersebut untuk menciptakan pengalaman bagi karyawan atau untuk
melakukan perubahan terhadap hubungan dengan organisas. Aktivitas kompensasi menggunakan uang dan
manajemen waktu untuk melakukan perubahan antara perilaku karyawan dengan balas jasanya. Aktivitas
pelatihan dengan menggunakan uang, waktu pelatihan, dan bahan-bahan pelatihan untuk menciptakan
pengalaman dalam meningkatkan keahlian, kemampuan, dan motivasi peserta.
Mengantisipasi dan menghadapi perubahan-perubahan tuntutan kerja/perubahan-perubahan sumber
daya manusia yang tersedia. Perencanaan SDM dapat meningkatkan proses perencanaan bisnis secara
keseluruhan.
Memenuhi kriteria sumber daya manusia di masa datang yang berasal dari sumber internal. Perencanaan
SDM dapat menjadi suatu bentuk perhatian yang besar dari manajemen SDM terhadap berbagai tingkatan
manajerial dalam organisasi.
Memastikan bahwa kesempatan yang sama dalam hal promosi dan pengembangan akan berlaku bagi
semua karyawan. Perencanaan SDM dapat menjadi dasar bagi pengembangan kemampuan karyawan yang
dirancang untuk mencapai pemanfaatan karyawan secara optimum dalam organisasi melalui pemberian
kesempatan yang lebih luas bagi wanita dan golongan minoritas dalam perkembangan organisasi di masa depan,
dan mengidentifikasi kebutuhan terhadap program pelatihan dan pengembangan secara khusus dalam rangka
meningkatkan keahlian di masa depan.
Mengontrol biaya SDM dan mengantisipasi secara efektif bila terdapat biaya karyawan yang baru
muncul. Pengurangan biaya kepegawaian disebabkan karena kemampuan manajemen untuk mengantisipasi
kekurangan dan atau kelebihan karyawan dan mengoreksi ketidakseimbangan sebelum menjadi tak terkendali
dan mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Mengintegrasikan seluruh aktivitas manajemen SDM. Berbagai perbedaan dalam aktivitas SDM harus
dapat diintegrasikan untuk mempertinggi nilai SDM.
2. Bagi kepentingan pribadi karyawan, perencaaan sumber daya manusia adalah alat untuk menyusun rencana
pengembangan karir pribadi yaitu:
Organisasi dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang sudah ada dalam organisasi secara lebih
baik.
Melalui perencanaan sumber daya manusia yang matang, produktivitas kerja dari tenaga kerja yang
sudah ada dapat ditingkatkan. Hal ini dapat terwujud melalui adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu, seperti
peningkatan disiplin kerja dan peningkatan keterampilan sehingga setiap orang menghasilkan sesuatu yang
berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi.
Organisasi memperoleh tenaga kerja-tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
Salah satu segi manajemen sumber daya manusia yang saat ini dirasakan semakin penting adalah
penanganan informasi ketenagakerjaan. Informasi komprehensif demikian diperlukan tidak hanya oleh satuan
kerja yang mengelola sumber daya manusia dalam organisasi, akan tetapi juga oleh setiap satuan kerja.
Pemilikan informasi seperti itu akan sangat membantu satuan-satuan kerja dalam memberikan pelayanan kepada
para anggotanya, misalnya dalam merencanakan karir masing-masing. Bagi berbagai satuan kerja informasi
tersebut dapat membantu dalam menyusun rencana ketenagakerjaan bagi satuan kerja yang bersangkutan di masa
depan. Juga sangat bermanfaat bagi organisasi sebagai keseluruhan dalam usaha memanfaatkan secara maksimal
tenaga kerja yang sudah ada dan menyusun rencana ketenagakerjaan secara tepat.
Memberikan pemahaman yang tepat tentang situasi pasar kerja.
Rencana sumber daya manusia merupakan dasar bagi penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang
menangani sumber daya manusia dalam organisasi. Salah satu aspek program kerja tersebut adalah pengadaan
tenaga kerja baru guna memperkuat tenaga kerja yang sudah ada demi peningkatan kemampuan organisasi
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Definisi lain mengenai rekrutmen dikemukakan oleh Mangkunegara (2009:33) yang mengatakan bahwa:
Rekrutmen merupakan penarikan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mendapatkan tambahan pegawai yang melalui tahapan yang mencakup identifikasi dan evaluasi sumber-sumber
penarikan pegawai, menentukan kebutuhan pegawai yang diperlukan perusahaan, proses seleksi, penempatan,
dan orientasi pegawai.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa rekrutmen atau penarikan tenaga kerja adalah
proses mencari, menemukan dan menarik pelamar yang dilakukan suatu organisasi untuk mendapatkan
tambahan pegawai guna membantu tercapainya tujuan perusahaan.
Promosi jabatan, yaitu pemindahan pegawai dari satu jabatan ke tingkat jabatan yang lebih tinggi
daripada jabatan sebelumnya.
Transfer atau rotasi pekerjaan adalah pemindahan bidang pekerjaan pegawai kepada bidang pekerjaan
lainnya tanpa mengubah tingkat jabatannya.
Demosi jabatan adalah penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan ke tingkat jabatan yang lebih rendah
atas dasar kondite dan prestasi kerjanya atau akibat terjadinya penyederhanaan struktur organisasi.
Sumber dari Luar Perusahaan
Iklan Media Massa
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan media massa sebagai sumber penawaran formasi kerja kepada
masyarakat luas. Dengan menggunakan media massa tersebut dimungkinkan banyak lamaran kerja yang masuk
ke perusahaan. Dengan demikan, memungkinkan perusahaan dapat menyeleksi calon pegawai yang betul-betul
memenuhi persyaratan kualifikasi sesuai yang dibutuhkan untuk mengisi formasi yang ada di perusahaan.
Lembaga Pendidikan
Perusahaan dapat memanfaatkan lembaga pendidikan sebagai sumber penarikan pegawai. Dengan melalui
lembaga pendidikan, perusahaan dapat memanfaatkan referensi atau rekomendasi dari pemimpin lemabaga
pendidikan mengenai calon yang memenuhi kualifikasi yang tepat untuk mengisi formasi yang ada di
perusahaan. Calon pegawai yang mendapat rekomendasi dari lembaga pendidikan pada umumnya merupakan
calon pegawai yang mempunyai prestasi akademik yang tinggi dan mempunyai kepribadian yang dinilai baik
selama mereka menempuh pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.
Depnaker
Perusahaan dapat memanfaatkan calon pegawai yang mendapat rekomendasi dari Departemen Tenaga Kerja.
Dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan dalam rangka membantu program pemerintah dalam
menyalurkan penduduk pencari kerja dan pengurangan pengangguran.
Lamaran Kerja yang sudah masuk di Perusahaan
Lamaran kerja yang sudah masuk di perusahaan perlu dipertimbangkan sebagai sumber penarikan pegawai.
Melalui lamaran kerja yang sudah masuk, perusahaan dapat langsung menyeleksi lamaran yang memenuhi
kebutuhan untuk mengisi formasi yang ada di perusahaan.
Proses Seleksi
Karakteristik tes dalam seleksi sebuah tes atau instrument seleksi yang baik menurut Sofyandi (2008:106) harus
memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu:
Standarisasi, sebuah tes yang baik harus memiliki keseragaman prosedur dan kondisi bagi semua
peserta.
Objektivitas, untuk setiap jawaban yang sama harus diberikan hasil/nilai yang sama. Hasil/nilai tes tidak
boleh didasarkan pada atas subjektivitas terhadap aspek-aspek tertentu dari peserta tes.
Norma, setiap tes harus memiliki norma, kerangka acuan untuk membandingkan prestasi pelamar.
Tanpa norma, hasil seorang peserta tidak dapat diklasifikasikan: apakah nilainya baik atau buruk, apakah ia lulus
atau tidak, apakah nilainya lebih baik atau lebih buruk dibandingkan peserta lain.
Reliabilitas, berarti bahwa sebuah alat seleksi (biasanya sebuah tes) memberikan hasil yang konsisten
setiap kali seseorang menempuh tes ini.
Validitas, berarti bahwa alat seleksi (biasanya sebuah tes) berhubungan secara signifikan dengan
prestasi kerja atau dengan criteria lain yang relevan. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan valid jika ia benar-
benar mengukur apa yang ingin diukur.
Teknik-teknik seleksi pegawai menurut Mangkunegara (2009 : 35) yaitu:
Tes Pengetahuan AkademikTes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pengetahuan
akademik calon pegawai. Materi tes yang diberikan harus disesuaikan dengan bidang pendidikan dan tingkat
pendidikan calon pegawai. Di samping itu pula diberikan materi tes yang berhubungan dengan bidang pekerjaan
yang ditawarkan kepadanya.
Tes psikologisTes psikologi ini diberikan oleh ahli psikologi (psikolog). Tes psikologis mengungkap
kemampuan potensial dan kemampuan nyata calon pegawai. Di samping itu pula dapat diungkap minat, bakat,
motivasi, emosi, kepribadian, dan kemampuan khusus lainnya yang ada pada calon pegawai. Beberapa tes
psikologis yang diberikan untuk seleksi pegawai antara lain tes bakat, tes kecenderungan untuk berprestasi, tes
minat bidang pekerjaan, tes kepribadian.
WawancaraWawancara adalah pertemuan antara dua orang atau lebih secara berhadapan (face to face)
dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (ibid, 2009:37). Wawancara seleksi merupakan salah satu teknik
seleksi pegawai yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung untuk mengetahui data pribadi calon pegawai.
Tujuan wawancara seleksi adalah untuk mengetahui apakah calon pegawai memenuhi persyaratan kualifikasi
yang telah ditentukan perusahaan.
Menurut Siagian (2009 : 137) langkah-langkah yang biasanya ditempuh dalam proses seleksi ialah:
Penyelenggaraan ujian
Berbagai ujian diselenggarakan dan dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang objektif dan dengan tingkat
akurasi yang tinggi tentang cocok tidaknya pelamar dengan jabatan atau pekerjaan yang akan dipercayakan
kepadanya. Pada dasarnya terdapat tiga jenis tes yang ditempuh oleh pelamar yaitu yang pertama ada tes
psikologi, dimaksudkan untuk mengukur berbagai faktor kepribadian dan diperuntukkan bagi upaya
mencocokkan kepribadian pelamar dengan pekerjaan yang tepat baginya. Kedua, tes pengetahuan dimaksudkan
untuk mengukur pengetahuan pelamar tentang berbagai hal, misalnya ada tes yang mengukur pengetahuan
seseorang tentang teori dan praktek kepemimpinan. Ketiga, ada tes pelaksanaan pekerjaan. Bagi mereka yang
diproyeksikan untuk melaksanakan berbagai kegiatan operasional diselenggarakan berbagai jenis tes
kemampuan koordinasi fisik bagi mereka yang kerja di bengkel atau pabrik, dan tes yang mengukur kemampuan
calon juru tulis mengingat angka-angka dan nama-nama. Pentingnya berbagai tes di atas diselenggarakan, tidak
boleh dilupakan bahwa penggunaannya hanya sebagai alat untuk memperoleh informasi secara lebih obyektif
mengenai pelamar.
Wawancara
Wawancara sebagai alat seleksi sering dipandang sebagai langkah yang cukup penting, penggunaannya paling
sering dan paling meluas. Wawancara sebagai alat seleksi merupakan pembicaraan formal antara perekrut
dengan pelamar. Pada dasarnya wawancara dilaksanakan dalam bentuk tatap muka antara seorang pewawancara
dengan seorang pelamar. Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan menyelenggarakakn wawancara
perkelompok, artinya seorang atau beberapa pewawancara mengadakan dialog dengan sekelompok pelamar.
Perlu ditekankan bahwa wawancara per kelompok dapat digunakan apabila diperlukan pandangan beberapa
orang pewawancara mengenai diri para pelamar. Dengan perkataan lain, apabila tingkat validasi informasi
tentang para pelamar dirasakan sangat penting, wawancara oleh sekelompok pewawancara tepat untuk ditempuh.
Surat-surat referensi
Salah satu langkah yang biasa diambil dalam keseluruhan proses seleksi adalah mengharuskan pelamar
melengkapi dokumen lamarannya dengan surat-surat referensi. Surat-surat referensi dimaksudkan untuk
melengkapi informasi tentang diri pelamar seperti kemampuan intelktual, sikap, nilai yang dianut, perilaku dan
hal-hal lain yang dipandang relevan.
Evaluasi medis
Praktek lain yang sangat lumrah dilakukan adalah melakukan evaluasi medis yang pada dasarnya dimaksudkan
untuk menjamin bahwa pelamar berada pada kondisi fisik yang sehat. Dua cara umum ditempuh dalam proses
ini. Pertama, pelamar diminta melampirkan surat keterangan dari dokter. Tetapi karena surat keterangan
demikian bersifat umum, ada kalanya organisasi menempuh cara kedua yaitu melakukan sendiri evaluasi medis
dengan mengharuskan pelamar menjalani tes kesehatan menyeluruh di tempat pemeriksaan oleh dokter yang
ditunjuk oleh organisasi. Berbagai tujuan yang ingin dicapai dengan evaluasi medis seperti ini adalah:
Menjamin bahwa pelamar tidak menderita sesuatu penyakit kronis apalagi menular.
Memperoleh informasi apakah secara fisik pelamar mampu menghadapi tantangan dan tekanan tugas
pekerjaannya
Memperoleh gambaran tentang tinggi rendahnya premi asuransi yang harus dibayar, terutama dalam hal
organisasi-lah yang membayar premi tersebut bagi para karyawannya, suatu praktek yang terdapat dalam banyak
organisasi pemakai tenaga kerja.
Wawancara dengan penyelia
Manajemen sumber daya manusia dewasa ini semakin dirasakan pentingnya keterlibatan para penyelia yang
akan menjadi atasan langsung pelamar dalam proses seleksi. Bahkan dalam banyak organisasi kecenderungan
kuat dewasa ini adalah memberikan wewenang dan kata terakhir kepada para penyelia untuk memutuskan siapa
diantara para pelamar yang diterima dan siapa yang ditolak. Berbagai pertimbangan atau alasan mengapa
keenderungan ini timbul pesat antara lain adalah:
Penyelia yang lebih memahami seluk beluk dan tuntutan teknikal pekerjaan yang akan dipercayakan
kepada pelamar.
Penyelia yang dianggap lebih kompeten menjelaskan berbagai segi pekerjaan tertentu apabila
ditanyakan oleh pelamar.
Penyelia yang dianggap lebih tepat untuk melakukan penilaian mengenai kemampuan dan potensi
pelamar karena dikaitkan langsung dengan tugas yang akan dilakukan pelamar.
Penyelia yang dibebani tanggung jawab untuk mengarahkan, memberikan dorongan, membina dan
mengembangkan pelamar setelah dia menjadi pekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
Jika ternyata dikemudian hari pegawai baru itu tidak atau kurang mampu menyelenggarakan fungsinya,
penyelia turut bertanggung jawab atas ketidaktepatan dalam proses seleksi.
Berdasarkan berbagai pertimbangan itulah dewasa ini sudah semakin diakui pentingnya keterlibatan para
penyelia dalam turut berperan serta dengan melakukan wawancara dengan beberapa pelamar yang sudah terlebih
dahulu diseleksi oleh perekrut. Langkah ini menunjukkan pula betapa pentingnya kerja sama antara perekrut
dengan para manajer operasional dalam usaha menseleksi pelamar dengan seteliti mungkin.
Keputusan seleksi
Langkah terakhir dalam proses seleksi ialah pengambilan keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapapun
yang pada akhirnya mengambil keputusan atas lamaran yang diterima, apakah diterima atau ditolak, yang jelas
ialah bahwa dua hal penting mendapat perhatian. Merupakan tindakan yang etis sekaligus langkah penting dalam
menjaga citra positif suatu organisasi apabila para pelamar yang lamarannya tidak diterima segera diberitahu
tentang penolakan tersebut.
Prestasi akademisPrestasi akademis yang dimiliki tenaga kerja selama mengikuti pendidikan
sebelumnya harus dipertimbangkan, khususnya dalam penempatan tenaga kerja tersebut untuk menyelesaikan
tugas pekerjaan, serta mengemban wewenang dan tanggung jawab. Prestasi akademis yang perlu
dipertimbangkan tidak terbatas pada jenjang terakhir pendidikan tetapi termasuk jenjang pendidikan yang pernah
dialaminya.
PengalamanPengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis, perlu mendapatkan pertimbangan dalam
penempatan tenaga kerja. Kenyataan menunjukan makin lama tenaga kerja bekerja, makin banyak pengalaman
yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikit pengalaman
yang diperoleh. Pengalaman bekerja banyak memberikan keahlian dan keterampilan kerja. Sebaliknya,
terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki makin rendah.
Kesehatan fisik dan mentalPengujian/tes kesehatan berdasarkan laporan dari dokter yang dilampirkan
pada surat lamaran, maupun tes kesehatan khusus yang diselenggarakan selama seleksi, sebenarnya tidak
menjamin tenaga kerja benar-benar sehat jasmani maupun rohani. Kadang-kadang hasil pengujian kesehatan
yang dilakukan oleh doketer umum, khususnya pada Pusat Kesehatan Masyarakat setempat tak ubahnya hanya
formalitas saja. Meskipun zaman reformasi, tetapi banyak persyaratan fundamental yang dapat dibeli. Praktek
ini banyak dijumpai pada para calon yang mengajukan lamaran ke perusahaan swasta, terutama pada industri
tekstil. Tidak mustahil setelah tenaga kerja tersebut bekerja dalam waktu yang relatif singkat terkena penyakit
yang mengganggu pekerjaan. Apalagi yang bersangkutan ditempatkan pada bagian yang membutuhkan tenaga
yang kuat atau mengoperasikan mesin-mesin produksi, tenun dan sebagainya.
Status perkawinanFormulir diberikan kepada para pelamar agar keadaan pribadi pelamar diketahui dan
menjadi sumber pengambilan keputusan, khususnya dalam bidang ketenagakerjaan. Status perkawinan dapat
menjadi bahan pertimbangan, khususnya menempatkan tenaga kerja yang bersangkutan.Tenaga kerja wanita
yang memiliki suami atau anak perlu dipertimbangkan penempatannya. Sebaliknya, tenaga kerja yang
bersangkutan tidak ditempatkan pada perusahaan yang jauh dari tempat tinggalnya, baik kantor cabang maupun
kantor pusat.
UsiaDalam menempatkan tenaga kerja, faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu
dipertimbangkan seperlunya. Hal ini untuk menghidarkan renadahnya produktifitas yang dihasilkan oleh tenaga
kerja bersangkutan. Tenaga kerja yang umurnya sudah agak tua, sebaiknya ditempatkan pada pekerjaan yang
tidak membutuhkan tenaga fisik dan tanggung jawab yang berat, cukup diberikan pekerjaan yang seimbang
dengan kondisi fisiknya. Sebaliknya tenaga kerja yang masih mudah dan energik, sebaliknya diberikan pekerjaan
yang agak berat dibandingkan dengan tenaga tua.
Siagian (2009:168) mengemukakan bahwa “Penempatan tidak hanya berlaku bagi pegawai baru, akan
tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama yang mengalami alih tugas dan mutasi”. Siagian (2009:169) juga
mengemukakakn bahwa “Konsep penempatan mencakup promosi, transfer, dan bahkan demosi sekalipun”.
Promosi merupakan perpindahan pegawai dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi jabatan atau
tanggung jawab yang harus dipikulnya. Transfer atau alih tugas merupakan merupakan penempatan seseorang
pada tugas baru dengan tanggung jawab yang lebih besar atau penempatan seseorang pada tempat yang baru
tetapi dengan tugas yang masih sama dengan tugas yang diembannya di tempat kerja yang lama. Sedangkan
demosi merupakan penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta tanggung jawab yang semakin kecil
karena berbagai pertmbangan.