Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ASI EKSLUSIF”

Disusun Oleh :

Fanni Noor Arafanti-P27824417001

Ashferine Marbah Abdullah-P27824417004

Merinda Isukho A-P27824417009

Novi Rahmawati-P27824417017

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA
MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019

ASI EKSKLUSIF
1. Pokok bahasan : Asi Eksklusif

2. Sub pokok bahasan :

a. Definisi ASI

b. Komposisi ASI

c. Lama dan frekuensi menyusui

d. Manfaat ASI

e. Penanganan ASI dengan ibu pekerja

3. Sasaran : Ibu nifas dan menyusui

4. Waktu : 08.00 s.d selesai

5. Tempat : Posyandu

6. Hari/Tanggal : Senin,2 September 2019

7. Tujuan :

a. Tujuam umum :

Untuk menginformasikan kepada masyarakat pentingnya ASI

b. Tujuan khusus

1. Memberikan informasi ASI yang sangat penting bagi bayi

2. Memberikan informasi pemberian ASI pada ibu pekerja

3.Meningkatkan minat ibu ibu untuk memberikan ASI eksklusif

8. POA (Point Of Action)

No KEGIATAN TUJUAN SSR/HSL METODE BIAYA PELAK


S.
1 PERSIAPAN Semua Penyuluhan Leaflet, Rp. Sebelum
dipersiapkan berjalan Power 50.000,0 penyulu
dengan baik agar sesuai Point 0 han
jalannya dengan berlangs
penyuluhan rencana yang ung
berlangsung dan telah disusun.
berakhir dengan
lancar
2 PELAKSANA Memberikan Ibu Ceramah 2
AN penyuluhan mengetahui dan Septemb
dengan tujuan dan diskusi, er 2019,
agar ibu nifas memahami pemutaran 08.00
mengetahui dan tentang slide s.d
memahami pentingnya 08.10
tentang ASI ASI ekslusif
ekslusif

3 EVALUASI Mengevaluasi Diharapkan Evaluasi Rp. 2


sasaran sasaran belajar 50.000,0 Septemb
penyuluhan penyuluhan audiens 0 er 2019,
tentang materi mengerti dan dengan 08.10
penyuluhan yang memahami memberika s.d
diberikan, materi n 08.20
evaluasi terhadap penyuluhan pertanyaan
jalannya proses dengan kepada
penyuluhan dari proses audiens
persiapan sampai evaluasi
pelaksanaan.
9. Kegiatan

No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan


langkah sasaran

I Pendahuluan 3 menit Memberi salam Menjawab


salam
Memperkenalkan diri

Menjelaskan maksud dan tujuan

II Penyajian 10 menit Menjelaskan :

• Pengertian ASI
• Komposisi ASI Mendengarkan
• Lama dan frekuensi menyusui
• Manfaat ASI
• Penanganan ASI dengan ibu Bertanya
pekerja
III Evaluasi 5 menit Menanyakan kembali Menjawab

Melakukan post test Berpartisipasi

IV Penutup 2 menit Meminta memberikan tanggapan Menjawab

Salam penutup Menjawab


salam

9. Metode : Ceramah, Demontrasi, Tanya jawab

10. Media : Power Point,Leaflet.

11. Materi : terlampir

12. Evaluasi :

a. Mengajukan pertanyaan lisan.


 Tes awal.
Apa itu ASI ekslusif?
 Tes akhir
Apa saja manfaat ASI?
b. Observasi.
 Respon/tingkah laku ibu saat diberi pertanyaan: apakah mereka diam / menjawab
(benar atau kurang tepat).
 Ibu antusias atau tidak.
 Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak

13.Pengorganisasian
Moderator : Fanni Noor Arafanti

Penyuluh : Ashferine Marbah Abdullah

Fasilitator : Merinda Isukho A


Notulen : Novi Rahmawati

MATERI ASI EKSLUSIF

A. Definisi ASI dan ASI Eksklusif


1. Definisi ASI

ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan serangan penyakit (Yahya,
2005). Pengertian lain tentang ASI adalah minuman alamiah untuk semua bayi cukup
bulan selama usia bulan-bulan pertama (Nelson, 2000). Sehingga dapat disimpulkan
ASI adalah makanan sempurna bagi bayi baru lahir, selain itu, payudara wanita
memang berfungsi untuk menghasilkan ASI (Chumblay, 2004).

2. Definisi ASI Eksklusif

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 pada Ayat 1 diterangkan


“Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang
diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain”. Semula
Pemerintah Indonesia menganjurkan para ibu menyusui bayinya hingga usia empat
bulan. Namun, sejalan dengan kajian WHO mengenai ASI eksklusif, Menkes lewat
Kepmen No 450/2004 menganjurkan perpanjangan pemberian ASI eksklusif hingga
enam bulan.

ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2005).

B. Komposisi ASI
Komposisi ASI adalah sebagai berikut:

a. Protein dalam ASI


ASI mengandung protein lebih rendah dari Air Susu Sapi (ASS), tetapi protein
ASI ini mempunyainilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna). Keistimewaan dari
protein ASI ini adalah:

1) Rasio protein “whey” : kasein = 60 : 40, dibandingkan dengan ASS yang rasionya
20: 80
2) ASI mengandung alfa-laktalbumin,sedangkan air susu sapi mengandung juga
betalaktoglobulin dan bovine serum albumin yang sering menyebabkan alergi.
3) ASI mengandung asam amino esensialtaurin ynag tinggi, yang penting untuk
pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin.
4) Kadar methionin dalam ASI lebih rendah dari air susu sapi, sedangkan sisitin lebih
tinggi.
5) Kadar tirosin dan fenilalanin lebih rendah, hal ini sangat menguntungkan karena
pada bayi prematur kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan otak
b. Karbohidrat dalam ASI
1) ASI mengandung karbohidrat relatif tinggi jika dibandingkan dengan air susu sapi
(6,5 gram%)
2) Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang
tinggi ini sangat menguntungkan karena fermentasi akan diubah menjadi asam
laktat.
c. Lemak dalam ASI

Kadar lemak dalam ASI dan air susu sapi relatif sama. Merupakan sumber
kalori yang utama bagi bayi, dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E, dan
K) dan sumber asam lemak yang esensial, namun tetap ada keistimewaannya yaitu,
bentuk emulsi lebih sempurna, kadar asam lemak tak jenuh dalam ASI 7-8 x dalam air
susu sapi. Asam lemak tak jenuh yang terdapat dalam kadaryang tinggi yang
terpenting adalah : rasio asam linoleik; oleik yang cukup, asam lemak rantai panjang
(arachidonic dandocadexaenoic) yang berperan dalam perkembangan otak. Kolesterol
yang diperlukan untuk mielinisasi susunan saraf pusat, dan asam palmitat.

d. Mineral dalam ASI

ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun relatif rendah tetapi cukup untuk bayi
sampai umur 6 bulan. Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi oleh diit ibu. Garam organik
yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan
fosfat, zat terbanyak adalah kalsium.

e. Air dalam ASI

Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. ASI merupakan sumber air yang secara metabolik
adalah aman. Air yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan rangsangan haus dari
bayi.

f. Vitamin dalam ASI

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap. Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan
golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang.

g. Kalori dalam ASI

Kalori ASI relatif rendah hanya 77 kalori/ 100 ml ASI. 90% berasal dari karbohidrat dan
lemak, sedangkan 100% berasal dari protein

h. Unsur-unsur lain dalam ASI

Laktokram, keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia, asam sitrat, dan minyak volatile. ASI
mengandung banyak nutrisi, antar lain albumin, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor
pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih, dengan porsi yang tepat dan
seimbang. Komposisi ASI bersifat spesifik pada tiap ibu, berubah dan berbeda dari waktu ke
waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi saat itu (Roesli, 2005).

C. Lama dan frekuensi menyusui

Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand), karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Cara ini dinamakan menyusu atas permintaan sendiri atau self demand
feeding. Pemberian ASI yang tidak dibatasi ini akan merangsang produksi ASI dan membantu
mencegah pembekakan payudara. Ibu harus menyusui bayinya bila bayinya menangis bukan
karena sebab lain atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit. Rata-rata bayi menyusu selama 5-15 menit,
walaupun terkadang lebih dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.

Rentang yang optimal dalam menyusu adalah antara 8 hingga 12 kali setiap hari. Tiap
kali menyusu, bayi hendaknya menyusu pada kedua payudara secara bergantian. Memberikan
ASI dengan frekuensi tidak terbatas meningkatkan produksi ASI. Dengan demikian bayi bisa
tumbuh optimal, masalah putting susu dan payudara berkurang, durasi menyusui pun
bertambah panjang. Ibu perlu memahami bahwa dengan semakin bertambahnya umur bayi,
jarak antara waktu menyusui dengan sendirinya akan bertambah panjang.

D. Manfaat Pemberian ASI


Menurut Roesli (2004) manfaat ASI bagi bayi yaitu:

1. ASI sebagai nutrisi

Dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan lebih sehat dan lebih jarang sakit, karena ASI
mengandung berbagai zat kekebalan.

3. ASI meningkatkan kecerdasan


ASI mengandung nutrien khusus yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang
(DHA, AHA, omega-3, omega-6) yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal.
Nutrien tersebut tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Oleh karena itu,
pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal.

4. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.

Perasaan terlindung dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar perkembangan
emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.

5. Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi yaitu sebagai berikut:

a. Melindungi anak dari serangan alergi.

b. Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara.

c. Membantu pembentukan rahang yang bagus.


d. Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan diduga
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.
e. Menunjang perkembangan motorik bayi.

Menurut Roesli (2004) menyusui juga memberikan manfaat pada ibu, yaitu:

1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (post partum)


Menyusui bayi setelah melahirkan akan menurunkan resiko perdarahan post partum,
karena pada ibu menyusui peningkatan kadar oksitosin menyababkan vasokontriksi
pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini menurunkan
angka kematian ibu melahirkan.
2. Mengurangi terjadinya anemia
Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena
kekurangan zat besi. Karena menyusui mengurangi perdarahan.
3. Menjarangkan kehamilan
Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak hamil pada 6 bulan
pertama setelah melahirkan dan 96% tidak hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
4. Mengecilkan rahim
Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali
ke ukuran sebelum hamil.
5. Ibu lebih cepat langsing kembali
Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak
yang tertimbun selama hamil.
6. Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Pada umumnya bila wanita dapat menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih,
diduga akan menurunkan angka kejadian carcinoma mammae sampai sekitar 25%,
dan carcinoma ovarium sampai 20-25%.
7. Lebih ekonomis/murah
Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula dan
perlengkapan menyusui. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran
untuk berobat bayi karena bayi jarang sakit.
8. Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan tanpa harus menyiapkan atau memasak air, tanpa harus
mencuci botol, dan tanpa menunggu agar suhunya sesuai.
9. Memberi kepuasan bagi ibu
Saat menyusui, tubuh ibu melepaskan hormon-hormon seperti oksitosin dan prolaktin
yang disinyalir memberikan perasaan rileks/santai dan membuat ibu merasa lebih
merawat bayinya.
10. Portabel dan praktis
Air susu ibu dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan siap minum,
serta dalam suhu yang selalu tepat.
11. Ibu yang menyusui memiliki resiko yang lebih rendah untuk terkena banyak penyakit,
yaitu endometriosis, carcinoma endometrium, dan osteoporosis.

E.Penanganan ASI dengan ibu pekerja

“Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan


sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.” (Pasal
83 UU No. 13/2003)
Sebagai sumber utama makanan bayi, pemberian ASI eksklusif memang diperlukan
untuk perkembangannya. Ibu tetap bisa memberikan ASI pada bayi walau sudah kembali
bekerja dengan memerah ASI Ibu.

Manfaat Memerah ASI


Payudara yang jarang disusui akan perlahan menghentikan produksi ASI. Dengan tetap
memerah ASI, tubuh akan mengirimkan sinyal untuk terus memproduksi ASI, sehingga
produksi ASI Ibu akan tetap lancar untuk mencukupi kebutuhan si Kecil.

Frekuensi Memerah ASI


Saat si Kecil menyusui di rumah, hitunglah frekuensi seberapa sering si Kecil menyusui
selama jam kerja Ibu. Frekuensi tersebut bisa Ibu jadikan patokan untuk seberapa banyak Ibu
harus memerah ASI. Idealnya, memerah ASI setiap 2 sampai 3 jam sudah cukup, atau
semampunya Ibu saja.

Cara Menyimpan ASI


ASI perahan Ibu sebaiknya disimpan pada botol yang masih steril. ASI masih bisa diberikan
kepada si Kecil:
Jika disimpan pada suhu ruangan, ASI bisa digunakan sampai 6 jam ke depan.
- Jika disimpan pada kotak pendingin (cool box) dengan batu es, ASI bisa digunakan sampai
24 jam ke depan.
- Jika disimpan di kulkas dengan suhu 4 derajat atau lebih dingin, ASI bisa digunakan sampai
5 hari ke depan.
- Simpanlah ASI pada ujung dalam kulkas, jauhkan ASI dari telur, daging dan makanan
mentah.
- Jika disimpan pada freezer di kulkas satu pintu, ASI bisa digunakan sampai 2 minggu ke
depan.
- Jika disimpan pada freezer di kulkas dua pintu, ASI bisa digunakan hingga 3 bulan ke
depan.
- Jika disimpan pada freezer khusus dengan suhu di bawah minus 18 derajat atau lebih dingin,
bisa digunakan hingga 6 bulan ke depan.
Saat memerah ASI dan menyimpannya, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu, yaitu:
- Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun menyimpannya.
- Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat menggunakan botol kaca atau
kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan bahan bebas bisphenol A (BPA).
- Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun botol susu sekali pakai karena wadah-
wadah ini mudah bocor dan terkontaminasi.
- Kontainer harus dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum
dipakai.
- Simpanlah ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.
- Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi label berisi nama anak dan tanggal ASI
diperah.
- Tanggal kapan ASI diperah perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai
adalah ASI yang lebih lama.
- Jangan mencampurkan ASI yang telah dibekukan dengan ASI yang masih baru pada wadah
penyimpanan.
- Jangan menyimpan sisa ASI yang sudah dikonsumsi untuk pemberian berikutnya.
- Putarlah kontainer ASI agar bagian yang mengandung krim pada bagian atas tercampur
merata. Jangan mengocok ASI karena dapat merusak komponen penting dalam susu.
DAFTAR PUSTAKA

Chumblay, J. (2004). Seri Panduan Praktik Menyusui. Jakarta: Erlangga.


Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan No.
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara Eksklusif pada Bayi di
Indonesia. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson (15 ed., Vol. 1). (R. d. E, Penyunt., & A. S. W,
Penerj.) Jakarta: EGC.
Republik Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
2012 tentang pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Lembaran Negara RI Tahun 2012,
No. 58 (hal. Ayat 1). Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Roesli, U. (2004). Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo.
Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Yahya. (2005). Cairan Ajaib Air Susu Ibu. Jakarta: Medika.

Anda mungkin juga menyukai