I. Pendahuluan
II. Struktur dan fungsi mitokondria
III. Disfungsi mitokondria
IV. Metabolit dan uncoupling mitokondria
V. Penyakit akibat disfungsi mitokondria
I. Pendahuluan
Mitokondria disebut juga power house atau power plant dan mempunyai DNA
sendiri. Berfungsi dalam menghasilkan energi sel melalui serangkaian reaksi kimia
yang merupakan lanjutan glikolisis di sitosol, disebut respirasi sel. Kebutuhan
energi sel menentukan jumlah mitokondria pada tiap sel. Mitokondria terbanyak
terdapat pada sel yang metabolik-aktif, seperti otot rangka, jantung, hepar dan
otak. Pada sel soma, satu sel dapat mengandung 200 -2000 mitokondria. Pada sel
germinal seperti spermatozoa hanya terdapat 16 mitokondria, sedangkan pada sel
1
Presentasi Ilmiah
Pertemuan Ilmiah Bagian
Ulya Uti Fasrini
oosit bisa mengandung hingga 100.000 mitokondria. Satu-satunya sel yang tidak
mempunyai mitokondria adalah sel darah merah matur (eritrosit).
A. Struktur Mitokondria
Menurut Lynn Margulis 1980 dengan teori endosimbiosis, dianggap berasal dari
bakteri yang melakukan simbiosis mutualisme dengan eukariot (endosimbion).
Karakteristik yang dipertahankan selama perkembangan mitokondria dari
endosimbiosis dapat dibagi menjadi membran luar mitokondria, ruangan dalam
mitokondria, membran dalam mitokondria dan matriks mitokondria. Membran
dalam membentuk invaginasi hingga berbentuk krista dimana rantai transpor
elektron terjadi.
B. Fungsi Mitokondria
2
Presentasi Ilmiah
Pertemuan Ilmiah Bagian
Ulya Uti Fasrini
3
Presentasi Ilmiah
Pertemuan Ilmiah Bagian
Ulya Uti Fasrini
Kerusakan kompleks III dapat disebabkan oleh mediator inflamasi seperti tumor
necrosis factor alpha (TNF-α) sehingga menyebabkan kerusakan pada mtDNA.
Kekurangan besi ini mengakibatkan gangguan fungsi mitokondria di kompleks IV
dan meningkatkan stress oksidatif. Metal toksik, khususnya merkuri, bertanggung
jawab terhadap beberapa keadaan antara lain kerusakan DNA, peroksidasi lipid,
dan deplesi sulfhidril protein atau glutation; yang merupakan mekanisme utama
kerusakan mitokondria akibat keracunan metal. Selain merkuri logam berat lain
yang dapat merusak jalur produksi energi sel adalah arsen, dengan menghambat
PDH. Selain itu arsen juga menghambat enzim isositrat dehidrogenase, alfa-
ketoglutarat dehidrogenase, suksinat dehidrogenase, NADH-dehidrogenase dan
sitokrom C-oksidase.
4
Presentasi Ilmiah
Pertemuan Ilmiah Bagian
Ulya Uti Fasrini
- adaptasi terhadap cuaca dingin dengan aktifasi dan induksi UCP-1 untuk
memproduksi panas.
Mitokondria selama masa fertilisasi hingga pembentukan organel sempurna dan
berkembang mengikuti kebutuhan setelah mencapai bentuk mtDNA dewasa, yang
akan bereaksi terhadap paparan oksigen dari dunia luar.
Nukleotida dan asam amino baru diketahui meningkatkan ekspresi UCP 1 pada
mencit dan belum diketahui pengaruhnya pada manusia.
Lipid terutama asam lemak bebas rantai panjang dan tak jenuh mempunyai efek
protonoforik, sehingga menurunkan transpor elektron di komplek I dan III. Selain
itu juga menurunkan fluiditas membran dan meningkatkan ROS. Akan tetapi
disebutkan bahwa asam lemak bebas ini tergantung pada arah arus elektron.
Dimana diet tinggi lemak meningkatkan produksi anion superoksida (O-) dan
mengaktifasi NFκB dan menginduksi iNOS (inducible NOS). Paparan terhadap asam
lemak bebas dapat menimbulkan akumulasi hidroksi butirat (benda keton) secara
langsung.
5
Presentasi Ilmiah
Pertemuan Ilmiah Bagian
Ulya Uti Fasrini
Sebaliknya dengan asam lemak tak jenuh rantai panjang (PUFA) seperti
dokosaheksanoat (DHA) dan eikosapentanoat (EPA) mempunyai efek peningkatan
fungsi mitokondria.
Asam lipoat menghambat RTE dan produksi ATP dengan meningkatkan ekspresi
UCP 2 dan beberapa gen yang terlibat dalam β-oksidasi serta lipogenesis. Selain
itu asam lipoat meningkatkan glukostransferase 4 (GLUT4) di plasma membran
yang merupakan efek menguntungkan bagi sensitifitas insulin.
Dampak benda keton terhadap ekspresi UCP adalah meningkatkan ekspresi UCP
terutama UCP 1 dan UCP 2. Overekspresi UCP 1 dan UCP 2 meningkatkan sintesis
benda keton. Molekul ini dihasilkan matrik mitokondria selama peningkatan
energi dan kekurangan glukosa. Dimana hidroksi butirat yang merupakan benda
keton bersama-sama dengan inositol dan glukosa dikaitkan dengan
perkembangan sindroma metabolik.
Penyakit yang disebabkan oleh disfungsi atau kerusakan mitokondria baik akibat
superoksida, logam berat atau penuaan terutama ditemukan pada organ
metabolik aktif seperti otot, otak, saraf, ginjal, jantung, hati, mata, telinga,
pankreas, dan gangguan sistemik. Sedangkan kerusakan mtDNA yang bersifat
diturunkan antara lain mengenai mata, jantung, telinga, otot, otak dan saraf.
Daftar referensi
Albert, B. et al., 2014. Essential Cell Biology. 4th edn. New York: Garland Sciences, Taylor
& Francis Group.
Demine, S. et al., 2014. Unraveling Biochemical Pathways Affected by Mitochondrial
Dysfunctions Using Metabolomic Approaches. Metabolites, Issue 4, pp. 831-878.
Li, C. et al., 2012. Pathways related to mitochondrial dysfunction in cartilage of endemic
osteoarthritis patients in China. Life Sciences, 55(12), p. 1057–1063.
O'Connor, C. & Adams, J., 2010. Essentials of Cell Biology, Cambridge: NPG Education.
Pieczenik, S. & Neustadt, J., 2007. Mitochondrial dysfunction and molecular pathways of
disease. Experimental and Molecular Pathology, Issue 83, pp. 84-92.
Scarpulla, R., 2008. Transcriptional Paradigms in Mammalian Mitochondrial.
Physiological Reviews, Issue 88, p. 611–638.