Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN PERILAKU KEKERASAN


DI RUANG ELANG RSJ PROV. JAWA BARAT

Disusun oleh :
Mahasiswa DIII Keperawatan 2017

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN PERILAKU


KEKERASAN DI RUANG ELANG RSJ PROV. JABAR
Diseminarkan Dihadapan Peserta Seminar
Tanggal 27 Desember 2019

Diketahui Oleh :

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

Saryomo, S.Kep.Ns., S.Sos., M.Si. Aam Amalia, S.Kep, Ners


NIDN. 0417036701 NIP.19791107 200902 2 003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
Proposal ini dapat tersusun hingga selesai.
Dan harapan kami semoga proposal ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi proposal agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih
banyak kekurangan dalam proposal ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Bandung, Desember 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Tujuan .....................................................................................................................2
C. Ruang Lingkup Penulisan .......................................................................................2
D. Manfaat ...................................................................................................................2
E. Metode Penelitian ...................................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian ...............................................................................................................4
B. Faktor Predisposisi ..................................................................................................4
C. Faktor Preisipitasi ...................................................................................................5
D. Sumber Koping .......................................................................................................5
E. Mekanisme Koping .................................................................................................6
F. Rentang Respon ......................................................................................................7
G. Rencana Tindakan Keperawatan.............................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Identitas ...................................................................................................................15
B. Alasan Masuk..........................................................................................................15
C. Faktor Predispoisis ..................................................................................................16
D. Fsiik.........................................................................................................................17
E. Psikososial...............................................................................................................17
F. Status Mental ..........................................................................................................19
G. Kebutuhan Persiapan Pulang ..................................................................................21
H. Mekanisme Koping .................................................................................................22
I. Masalah Psikologi dan Lingkungan ........................................................................22
J. Pengetahuan Tentang ..............................................................................................23
K. Aspek Medik ...........................................................................................................23
L. Analisa Data ............................................................................................................23
M. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................................24
N. Rencana Tindakan Keperawatan.............................................................................24

iii
O. Tindakan Keperawatan dan Evaluasi ......................................................................28
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengertian ...............................................................................................................31
B. Faktor Predisposisi ..................................................................................................31
C. Faktor Preisipitasi ...................................................................................................32
D. Sumber Koping .......................................................................................................32
E. Mekanisme Koping .................................................................................................33

BAB V PENUTUP

A.Kesimpukan ..............................................................................................................35

B. Saran .......................................................................................................................35

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikososial merupakan suatu perilaku dimana seseorang dapat menemukan
identitas dirinya dan bersosialisasi sesuai dengan tahap perkembangannya,
psikososial juga dapat memicu terjadinya kekerasan, jika seseorang itu tidak bisa
menemukan identitas dirinya dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya.
Perilaku kekerasan biasanya disebut juga dengan perilaku yang bersifat agresif
yang menimbulkan suatu perilaku kasar atau kata-kata yang menggambarkan
perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk merusak secara fisik yang
dapat menimbulkan suatu perilaku kaasar atau kata-kata yang menggambarkan
perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk merusak dan membahayakan
baik bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.
Masalah yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan ini selain merusak dirinya
sendiri, juga merusak orang lain dan lingkungan , contoh dari merusak orang lain,
misalnya memukuli orang lain, menciderai orang lain dan memandang tajam orang
tersebut seperti memandang orang tersebut sebagai musuh terbesarnya, kemudian
contoh dari lingkungan tersebut juga termasuk dalam perilaku kekerasan.
Perawat perlu menjalin hubungan terapiotik kepada klien agar terjadi hubungan
saling percaya antara klien dan perawat. Sehingga memudahkan perawat untuk
mendapatkan data tentang apa yang dirasakan klien sehingga membuat klien marah.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa marah merupakan salah satu respon
memicu terjadinya perilaku kekerasan.
Maka karena hal tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah dengan
mengangkat judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Perilaku Kekerasan
Di Ruang Elang Rsj Prov. Jabar”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama perilaku
kekerasan.

1
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
e. Mampu membuat implementasi keperawat pada klien dengan perilaku
kekerasan
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
C. Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis hanya membatasi satu kasus
yaitu : Asuhan Keperawatan Pada Tn. A Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang
Elang Rsj Prov. Jabar dengan menggunakan proses keperawatan.
D. Manfaat
1. Mahasiswa Keperawatan
Manfaat makalah ini terhadap mahasiswa adalah sebagai panduan dalam
melakukan pengkajian, intervensi, implementasi yang benar dan tepat terhadap
pasien yang menderita gangguan jiwa.
2. Institusi Pendidikan
Manfaat bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan
kompetensi lulusan dan secara langsung memberikan masukan metode
pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan teori
keperawatan jiwa kedalam praktek langsung sehingga dapat digunakan untuk
peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi instansi
pendidikan.
3. Rumah Sakit Jiwa Prov. Jabar
Manfaat bagi RSJ Prov. Jabar adalah memberikan masukan untuk
peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan dan pengaplikasiannya kepada
pasien penderita ganggua jiwa.

2
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan studi laporan kasus ini, penulis menggunakan metode ilmiah
yang menggambarkan apa yang terjadi menggunakan teknik:
1. Wawancara dan melakukan pengamatan langsung dengan pasien.
2. Studi kepustakaan yaitu membaca buku yang berhubungan dengan perilaku
kekerasan
3. Membaca status klien.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain dan
lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika Sari, 2015:137)
B. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposis,
artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut
dialami oleh individu:
1. Psikologis, Menurut Townsend (1996, dalam jurnal penelitian) Faktor psikologi
perilaku kekerasan meliputi:
a. Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak terpenuhinya kepuasan dan
rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat
konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat memberikan kekuatan
dan meningkatkan citra diri (Nuraenah, 2012: 30).
b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang dipelajarai,
individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku kekerasan lebih
cenderung untuk dipengaruhioleh peran eksternal (Nuraenah, 2012: 31).
2. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering
mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah, semua aspek ini
menstiumulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014: hal
142).
3. Sosial budaya, proses globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi informasi
memberikan dampak terhadap nilai-niali sosial dan budaya pada masyarakat. Di
sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk
mnyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik dan stress
(Nuraenah, 2012: 31).

4
4. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus
temporal dan ketidak seimbangan neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya
perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014: hal 143).

B. FAKTOR PRESIPITASI
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa
injury secara fisik, psikis atau ancaman knsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut:

1. Konsis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan


yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2. Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa terancam baik
internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari lungkungan.
3. Lingkungan: panas, padat dan bising

C. PENILAIAN STRESOR
Penilaian stessor melibatkan makna dan pemahaman dampak dari situasi stres bagi
individu. itu mencakup kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan respon sosial.
Penilaian adalah evaluasi tentang pentingnya sebuah peristiwa dalam kaitannya dengan
kesejahteraan seseorang. Stressor mengasumsikan makna, intensitas, dan pentingnya
sebagai konsekuensi dari interpretasi yang unik dan makna yang diberikan kepada
orang yang berisiko (Stuart & Laraia, 2005, hal : 67).
Respon perilaku adalah hasil dari respons emosional dan fisiologis, serta analisis
kognitif seseorang tentang situasi stres. Caplan (1981, dalam Stuart & Laraia, 2005,
hal : 67) menggambarkan empat fase dari respon perilaku individu untuk menghadapi
stress, yaitu:

1. Perilaku yang mengubah lingkungan stres atau memungkinkan individu untuk


melarikan diri dari itu
2. Perilaku yang memungkinkan individu untuk mengubah keadaan eksternal dan
setelah mereka

5
3. Perilaku intrapsikis yang berfungsi untuk mempertahankan rangsangan emosional
yang tidak menyenangkan
4. Perilaku intrapsikis yang membantu untuk berdamai dengan masalah dan gejala
sisa dengan penyesuaian internal.

D. SUMBER KOPING
Menurut Yosep (2011) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagai menjadi 4,
yaitu sebagai berikut :

1. Personal Ability meliputi : kemampuan untuk mencari informasi terkait masalah,


kemampuan mengidentifikasi masalah, pertimbangan alternatife, kemampuan
mengungkapkan / konfrontasi perasaan marah., tidak semangat untuk
menyelesaikan masalah, kemampuan mempertahankan hubungan interpersonal,
mempunyai pegetahuan dalam pemecahan masalah secara asertif, intelegensi
kurang dalam menghadapi stressor identitas ego tidak adekuat.
2. Sosial Support meliputi : dukungan dari keluarga dan masyarakat, keterlibatan atau
perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai budaya
3. Material Assets meliputi : penghasilan yang layak, tidak ada benda atau barang yang
biasa dijadikan asset, tidak mempunyai tabungan untuk mengantisipasi hidup, tidak
mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
4. Positive Belief meliputi : distress spiritua, adanya motivasi, penilaian terhadap
pelayanan kesehatan
E. MEKANISME KOPING
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk melindungi diri
antara lain:
1. Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata
masyarakat unutk suatu dorongan yang megalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat
rasa amarah (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal 103).
2. Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau keinginannya yang tidak
baik, misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai

6
perasaan seksual terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya(Mukhripah Damaiyanti,
2012: hal 103).
3. Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan masuk kedalam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakanya (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal 103).
4. Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresika.dengan
melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan
sebagai rintangan misalnya sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal
103).
5. Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan pada
objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu ,misalnya: timmy berusia 4 tahun marah karena ia
baru saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena menggambar didinding
kamarnya. Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya (Mukhripah
Damaiyanti, 2012: hal 104).
F. RENTANG RESPON

Respon adaftif Respon maladaptive

Asertif Frustasi Pasif Agresif PK


Klien mampu Klien gagal Klien merasa Klien Perasaan marah
mengungkapkan mencapai tidak dapat mengekspresikan dan
rasa marah tujuan mengungkapkan secara fisik, tapi bermusuhanyang
tanpa kepuasan perasaannya, masih terkontrol, kuat dan hilang

7
menyalahkan saat marah tidak berdaya mendorong kontrol disertai
orang lain dan dan tidak dan menyerah orang lain amuk, merusak
memberikan dapat dengan ancaman lingkungan
kelegaan menemukan
alternatifnya

1. Respon Adaptif
Respon adaprif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas normal jika
menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut, respon
adaptif (Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 96):
a. Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
b. Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
c. Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul dari
pengalaman
d. Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran
e. Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
2. Respon Maladaptif
a. Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan
sosial
b. Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan
kemarahan yang dimanifestasiakn dalam bentuk fisik
c. Kerusakan proses emosi adalah perubahan status yang timbul dari hati
d. Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak teratur
(Mukripah Damaiyanti, 2012: hal 97).

8
G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnose Perencanaan
Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil
Resiko TUM : 1. Klien mau 1. Beri salam/panggil 1. Agar klien
perilaku Klien tidak membalas nama tidak kaget
kekerasan mencederai diri salam 2. Sebutkan nama perawat ketika bertemu
sendiri 2. Klien mau sambil jabat tangan 2. Agar klien
TUK : menjabat 3. Jelaskan maksud mengetahui
1. Klien dapat tangan hubungan interaksi identitas
membina 3. Klien mau 4. Jelaskan tentang perawat
hubungan menyebut kontrak yang akan 3. Agar klien
saling nama dibuat tahu tujuan
percaya 4. Klien mau 5. Beri rasa aman dan rasa perawat
tersenyum empati 4. Agar klien
5. Klien mau 6. Lakukan kontak tahu waktu,
kontak mata singkat tapi sering tempat, dan
6. Klien mau topic yang
mengetahui akan dibahas
nama perawat 5. Agar klien
merasa
nyaman
6. Untuk
menbangun
hubungan
semakin dekat

2. Klien dapat 1. Klien 1. Beri kesempatan untuk 1. Untuk


mengidentif mengungkapka mengungkapkan mengetahui
ikasi n perasaanya perasaanya perasaan klien
penyebab

9
perilaku 2. Klien dapat 2. Bantu klien 2. Agar klien
kekerasan mengungkapka mengungkapkan terbantu dalam
n perasaan penyebab perasaan menyampaikan
jengkel jengkel atau kesal perasaanya
ataupun kesal

3. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien 1. Untuk


mengidentif mengungkapka mengungkapkan apa mengetahui
ikasi tanda n perasaan saat yang dialami dan apa yang
dan gejala marah atau dirasakannya saat dirasakan
perilaku jengkel jengkel atau marah klien ketika
kekerasan 2. Klien dapat 2. Observasi tanda dan jengkel atau
menyimpulkan gejala perilaku marah
tanda dan kekerasan pada klien 2. Mengetahui
gejala atau 3. Simpulkan bersama tanda dan
kesal yang klien tanda dan gejala gejala klien
dialaminya jengkel atau kesal 3. Agar tanda
dan gejala
dapat
diketahui
secara spedifik

4. Klien dapat 1. Klien dapat 1. Anjurkan klien untuk 1. Untuk


mengidentif mengungkapka mengungkapkan yang mengetahui
ikasi n perilaku dialamidan pengalaman
perilaku kekerasan yang dirasakannya saat dan perasaan
kekerasan biasa jengkel klien saat
yang biasa dilakukan 2. Bantu klien bermain jengkel
dilakukan 2. Klien dapat peran sesuai perilaku 2. Untuk
bermain peran kekerasan yang biasa mengetahui
sesuai perilaku dilakukan

10
kekrasan yang 3. Bicarakan dengan klien kebiasaan klien
biasa apakah dengan cara jika jengkel
dilakukan klien lakukan 3. Untuk
3. Klien dapat masalahnya selesai mengetahui
mengetahui apakah cara
cara yang biasa tersebut dapat
dilakukan menyalesaikan
untuk masalah atau
menyelesaikan tidak
masalah
4. klien dapat 1. klien dapat 1. bicarakan akibat atau 1. agar klien tahu
mengidentifi menjelaskan kerugian dari cara yang dampak dari
kasi akibat akibat dari cara dilakukan perbuatannya
perilaku yang dilakukan 2. bersama klien 2. untuk
kekerasan menyimpulkan akibat mengetahui
dari cara yang secara spesifik
dilakukan akibat yang
3. tanyakan pada klien dilakukan
apakah dia ingin klien
mempelajari cara baru 3. untuk
yang sehat mengetahui
ketersediaan
klien

5. klien dapat 1. klien dapat 1. diskusikan kegiatan 1. mengetahui


mendemonstr menyebutkan fisik yang biasa kebiasaan
asikan cara contoh dilakukan kegiatan fisik
fisik untuk pencegahan 2. beri pujian atas kegiatan klien
mencegah perilaku fisik yang biasa 2. untuk
kekerasan dilakukan memberi

11
perilaku secara fisik ; 3. diskusikan dua cara motivasi
kekerasan Tarik napas fisik yang paling mudah tambahan pada
dalam, pukul untuk mencegah klien
bantal kasur perilaku kekerasan ; 3. agar klien tahu
dan bantal Tarik napas dalam, cara termudah
2. klien dapat memukul kasur dan untuk
mendemonstra bantal mengatasi
sikan cara fisik 4. beri contoh klien : Tarik masalahnya
untuk napas dalam, memukul 4. agar klien tahu
mencegah kasur dan bantal cara
perilaku 5. beri pujian atas melakukannya
kekerasan kemampuan klien dalam 5. agar klien
3. klien mendemostrasikan termotivasi
mempunyai 6. tanyakan pada klien untuk terus
jadwal untuk perasaan setelah belajar
melatih cara melakuakan 6. untuk
pencegahan demonstrasi mengetahui
fisik yang telah perasaan klien
dipelajari setelah
sebelumnya demonstrasi
4. klien
mengevaluasi
kemampuanny
a dalam
melakukan
cara fisik
sesuai jadwal
yang disusun

12
6. klien dapat 1. klien dapat 1. diskusikan dengan klien 1. mengetahui
mendemonstr menyebutkan ibadah yang pernah ibadah apa
asikan cara kegiatan yang dilakukan yang biasa
spiritual biasa 2. bantu klien menilai dilakukan
untuk dilakukan kegiatan ibadah yang 2. untuk
mencegah 2. klien dapat dapat dilakukan di mengetahui
perilaku mendemonstra ruang rawat kemampuan
kekerasan sikan cara 3. bantu klien memilih klien dalam
ibadah yang kegiatan ibadah yang beribadah
dipilih akan dilakukan 3. agar klien
3. klien 4. beri pujian atas mendapatkan
mempunyai keberhasilan klien kegiatan
jadwal untuk 5. diskusikan dengan klien ibadah yang
melatih atas waktu pelaksanaan tepat
kegiatan kegiatan ibadah 4. untuk
ibadah 6. susun jadwal untuk menambah
4. kien melatih kegiatan ibadah motivasi klien
melakukan 7. berikan pujian atas untuk belajar
evaluasi keberhasilan klien 5. agar klien
terhadap 8. tanyakan pada klien mengetahui
kemampuan perasaan setelah kapan waktu
melakukan melakukan kegiatan ibadah yang
kegiatan tersebut tepat
ibadah 6. agar klien
belajar secara
teratur
7. agar klien
tambah
semangat

13
melakukan
kegiatan
8. mengetahui
perasaan klien
setelah
melakukan
kegiatan

7. klien dapat 1. klien dapat 1. diskusikan dengan 1. mengetahui


mendemonstr menyebutkan klien tentang jenis obat, waktu
asikan jenis, dosis, obat yang dan cara yang
kepatuhan dan waktu diminumnya, waktu dilakukan
minum obat minum obat minum obat, dan cara klien
untuk serta manfaat minum obat meminum obat
mencegah obat 2. diskusikan dengan 2. agar klien tahu
perilaku 2. klien klien manfaat obat manfaat obat
kekerasan mendemonstra 3. diskusikan dengan 3. agar klien tahu
sikan klien proses minum cara minum
kepatuhan obat obat yang
minum obat 4. susun jadwal dengan tepat
sesuai jadwal klien minum obat 4. agar klien
yang 5. beri pujian atas dapat minum
ditetapkan keberhasilan klien obat tepat
3. klien 6. tanyakan pada klien waktu
mengevaluasi bagaimana perasaan 5. agar klien
kemampuanny klien setelah lebih
a dalam pembahasan ini termotivasi
memenuhi 6. untuk
minum obat mengetahui
perasaan klien

14
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A

DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG ELANG RSJ PROVINSI JAWA BARAT

RUANG RAWAT : RUANG ELANG

TANGGAL RAWAT :

A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Inisial : Tn. A
Umur : 34 Tahun
Informan : Ayah klien
Tanggal pengkajian : 17 Desember 2019
No. RM : 023235
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Citalahab, RT/RW 02/022, Desa
Almendah, Kec. Rancabah, Bandung
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. I
Umur : 41 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Citalahab, RT/RW 02/022, Desa Almendah,
Kec.Rancabah, Bandung
Hubungan dengan klien : Kakak klien
B. ALASAN MASUK
Pada saat dikaji klien mengatakan klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa ini karena
klien melakukan perilaku kekerasan terhadap ayah klien dan seorang pedagang, klien

15
juga mengatakan klien selalu ingin marah-marah disebabkan jika dia mengingat
penolakan dari seorang wanita, klien mengatakan dadanya terasa sesak pada saat
muncul, tangannya mengepal selalu ingin memukul.
Bersumber dari rekam medik ternyata klien juga suka mengambil barang orang
lain dan sering keluyuran, mata melotot, mudah tersinggung, banyak bicara. Dari data
juga diperoleh bahwa ibu klien mengalami gangguan jiwa.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? (Ya)
Dari data yang diperoleh klien mengatakan pernah masuk rumah sakit yang
sama, sering melakukan kontrol dan pernah dirawat juga yaitu terakhir pada
Februari 2019.
2. Pengobatan yang dilakukan sebelumnya tidak berhasil
Pernah dirawat di RSJ yang sama yaitu pada Februari 2019, tapi setelah pulang
tanda dan gejala RPK muncul kembali disebabkan karena lingkungan klien yang
memandang klien negative sehingga klien merasa terusik dan klien mengingat masa
lalunya yang ditolak oleh perempuan.
a) Klien pernah mengalami penganiayaan secara fisik sebagai korban oleh
ayahnya. Selain menjadi korban klien juga pernah menjadi pelaku
penganiayaan.
b) Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual.
c) Klien pernah mengalami penolakan, sebagai korban oleh 3 orang wanita.
d) Klien pernah mengalami kekerasan dikeluarga yaitu oleh ayahnya
sendiri.Klien juga pernah melakukan kekerasan pada ayahnya.
e) Klien pernah mengalami tindakan Kriminal yaitu perilaku kekerasan dan
mencuri barang orang lain.

Penjelasan : dapat diambil kesimpulan bahwa klien mengalami gangguan


jiwa yaitu perilaku kekerasan, yang disebabkan oleh faktor herediter (gen),
lingkungan, dan juga faktor yang lain juga sehingga klien mengalami penekanan.

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. Dalam anggota keluarga klien ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu anak tante
klien dan juga ibu kandung klien.
Masalah keperawatan : Herediter

16
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pada saat klien diperebutkan keluarga dalam hal keyakinan agama islam: Persis
dan NU, sehingga menimbulkan tekanan pada klien, bingung, bimbang dan ingin
melampiaskannya dengan cara marah-marah sehingga menimbulkan masalah
resiko perilaku kekerasan.
D. FISIK
1. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36 ̊C
Pernafasan : 20x/menit
2. Ukuran
TB : 159 cm
BB : 52 kg
3. Keluhan Fisik : Tidak ada
Penjelasan : klien tidak mengalami gangguan pada fisik.
Masalah keperawatan : Tidak ada keluhan fisik
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki
17
: Perempuan

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal

: Klien
Penjelasan : didapatkan data bahwa klien mengalami gangguan ada
dari ibu kandung. Klien serumah dengan ayah, ibu, kakak, adik perempuan, klien
klien lebih denkat kepada ayah dan adikna, komunikasi klien dengan orang serumah
cukup baik meski ada atau cara bicara klien yang bernada tinggi dan cepat klien juga
sering mengamuk di rumahnya. Penanganan keluarga terhadap klien adalah dengan
cara mengontrol dan menyuruhnya untuk beristigfar dan cara tersebut lumayan ada
hasilnya.

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri : klien menyukai semua bagian tubuh klien karena menurutnya
semua anggota badan pemberian dari allah swt, yang patut untuk di syukuri.
b. Identitas klien : klien merasa puas diposisi klien sebelum sakit, dan merasa puas
sebagai laki-laki
c. Peran : klien merasa sudah mampu menjalankan perannya dalam keluarga
sebagai anak
d. Ideal diri : klien ingin segera sembuh dari penyakit dan berkumpul dengan
keluarga nya serta ingin segera menikah.
e. Harga diri : klien merasa percaya diri dan orang lain sudah menghargainya
diposisi sekarang

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : menurut klien orang yang paling dekat dirumah sakit
adalah dokter Diana dan perawat Ayu (mahasiswa) yang merawatnya selama
di rumah sakit. Sedangkan dirumah orang yang paling berarti adalah April
(adiknya).

18
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : klien tidak pernah
mengikuti organisasi karang taruna, tapi klien mengikuti kegiatan-kegiatan
organisasi keagamaan.
c. Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : karena menurut
klien, klien selalu menjalankan hubungan dengan baik dengan siapa saja.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien berkeyakinan dalam agama islan
b. Kegiatan ibadah : klien menjalankan kewajibannya sebagai umat islam, yaitu
menjalakan sholat 5 waktu setiap hari.
c. Setelah melakukan kegiatan ibadah klien merasa lebih tenang dan senang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan klien nampak bersih dan rapi, menggunakan pakaian sesuai.
Kebersihan diri baik : rambut bersih, keseluruhan badan bersih, gigi berwarna putih
bersih, tidak terlihat kusam, kuku rapi dan bersih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Pembicaraan klien inkohern yaitu ketika kita sedang membicarakan suatu hal, klien
malah membahas atau bepindah ke topic lain, dan mudah teralihkan, tidak
nyambung.
a. Nada bicara tinggi
b. Selalu intimidasi
c. Kadang kata katanya kasar

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan

3. Aktivitas Motorik. Klien terlihat seperti gelisah dan agitasi dimana klien Nampak
melakukan aktivitas yang menunjukan bahwa dia sedang gelisah. Klien terlihat
hiperaktif dan terlihat aktivitas motorik lainnya :
a. Mata klien melotot
b. Tangan mengepal
c. Mudah tersinggung
d. Banyak bicara
e. Mondar-mandir

19
Masalah keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan

4. Alam Perasaan
Klien terlihat gembira berlebih, ditunjang dengan keadaan klien yang selalu
beraktivitas dengan hiperaktif, klien juga terlihat kadang sdih karena harus terpisah
dengan keluarganya.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
5. Afek
Afek yang ditimbulkan klien adalah labil dengan stimulus yang diberikan,
kadang-kadang senang, kadang sedih.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
6. Interaksi selama wawancara : selama wawancara klien mengatakan klien
menunjukan sikap kooperatif, tetapi kadang selalu defensive yaitu mempertahankan
pendapat dan kebenarannya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
7. Persepsi : menurut klien tidak mengalami gangguan dalam persepsi baik
mendengar, melihat, meraba, mengecap, menghidu sesuatu yang tidak nyata.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
8. Proses Fikir, ketika melakukan pengkajian klien nampak sirkumtansial yaitu klien
berbicara berbelit-belit, tapi masih bisa sampai tujuan pembicaraan, kadang klien
juga melakuan fight of ideas : mempebicaraan yang melompat dari satu topic ke
topic lainnya.
Masalah keperawatan : Gangguan proses berfikir
9. Isi pikir : klien tidak menganut pikiran-pikiran atau paham tertentu.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran, klien nampak sadar sepenuhnya, tidak ada gangguan dan
disorientasi. Dibuktikan dengan klien bisa menyebutkan namanya sendiri, perawat,
dan kliennya. Dan klien juga tau tempat yang sekarang yang ditempatinya yaitu
ruang elang di RSJ Prov. Jawa Barat. Waktu pun ia tahu pada saat memperlihatkan
jam, klien menyebutkan jam 10.21 .
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
11. Memori : tidak ada gangguan daya ingat jangka panjang atau pendek. Dibuktikan
klien nya menyebutkan 5 bulan sebelumnya yaitu bulan juli, agustus, September,
oktober, November. Dan ia juga tahu terakhir dirawat di RSJ yaitu bulan februari.

20
Jangka pendek pun ia tahu satu minggu sebelumnya ia melakukan rehabilitasi
olahraga, ia juga tahu saat ini, dan tadi pagi melakukan senam pagi.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien tidak mampu berkonsentasi dalam
kegiatannya dan terlihat dari aktivtas klien yang berlebih
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian : klien tidak mengalami gangguan dalam penilaian
dibuktikan dengan dia mampu menilian sesuai dengan baik secara mandiri tanpa
bantuan.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
14. Daya tilik diri : klien menyalahkan orang lain atau lingkungan yang menyebabkan
kondisinya saat ini
Masalah keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : klien dapat menyiapkan makanan sendiri, klien dapat makan sendiri, klien
dapat membereskan peralatan makannya sendiri
a. Frekuensi : 3x1 hari
b. Satu porsi : habis
c. Minum : 6 gelas / hari
2. BAB / BAK : mandiri tanpa bantuan
a. Frekuensi BAB : 2x sehari, BAK : 5x sehari
b. Tidak ada gangguan mandiri tanpa bantuan

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

3. Mandi : mandiri tanpa bantuan


a. Frekuensi : 2x sehari
b. Tidak ada gangguan = mandiri
4. Berpakaian / berhias : mandiri tanpa bantuan
a. Klien dapat bepakaian secara mandiri
b. 1 x sehari
5. Istirahat tidur :
a. Tidur siang selama : 12.00 – 14.00 WIB
b. Tidur malam : 20.30 – 05.00 WIB
c. Kegiatan sebelum tidur : berdoa

21
d. Kegiatan setelah tidur : cuci muka
6. Klien bisa menggunakan atau mengkonsumsi obat tanpa bantuan.
7. Pemeliharaan kesehatan
a. Perawatan lanjutan : klien senang / selalu kontrol ke RSJ setelah dulu klien di
rawat
b. Perawatan pendukung : keluarga adalah orang yang paling mendukung.
8. Kegiatan didalam rumah, pada saat pengkajian klien mengatakan mampu
melakukan kegiatan dibawah ini :
a. Klien mampu mempersiapkan makanan
b. Klien mampu menjaga kerapihan rumahnya
c. Klien juga mencuci pakaian
d. Dalam hal pengaturan keuangan, klien rasa belum mampu melakukannya.
9. Kegiatan di luar rumah, pada saat pengkajian klien mengatakan mampu melakukan
kegiatan dibawah ini :
a. Bertani / bercocok tanam
b. Berolahraga
c. Berjalan kaki

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah

H. MEKANISME KOPING
1. Adaptif : klien mampu berbicara dengan orang lain dan beraktifitas konstruktif
2. Maladaptif : klien melakukan reaksi yang berlebih, bekerja / beraktifitas yang
berlebih pula.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
1. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien mengatakan dalam dukungan kelompok klien mengalami gangguan,
kreana tidak ada isinya sumber dukungan dari organisasi / kelompok pada darinya.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Klien mengatakan klien tdiak betah di RSJ ini dan ingin cepat pulang, krena
menurut klien ia tidak seharusnya disini.
3. Masalah dengan Pendidikan
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pendidikannya karena menurutnya
tidak lagi ada dalam lingkungan pendidikan

22
4. Masalah dengan pekerjaan
Klien mengatakan dengan dia dirawat disini pekerjaannya terhambat
5. Masalah pelayanan kesehatan
Klien selalu menanyakan atau menyinggung tentang BPJS dan seolah tidak
yakin dengan pelayanan kesehatan
J. PENGETAHUAN TENTANG
1. Klien mengatahui tentang penyakit jiwa yang dideritanya
2. Klien juga mengetahui factor presipitasi yang menyebabkannya melakukan
tindakan kekerasan
3. Klien tahu koping yang mendukungnya yaitu keluarganya
4. Klien kurang tahu tentang penyakit fisik
5. Klien tahu obat – obatan yang dikonsumsinya selama ini, dan tau 5 Benar dalam
penggunaan obat.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
K. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa medik : Gangguan afektif bipolar
2. Terapi medik :
a. Kisperidon 2mg (2x1)
b. Diazepam 2mh (2x1)
L. ANALISA DATA
DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DO : Perilaku kekerasan
a. Mata klien melotot
b. Tangan mengepal
M. Banyak bicara
c. Mudah tersinggung
d. Mondar-mandir
DS :
a. Klien pernah mengatakan
pernah melakukan perilaku
kekerasan kepada ayahnya
dan seorang pedagang

23
b. Klien juga mengatakan klien
selalu ingin marah-marah.

N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
O. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial : Tn. A

No. RM : 023235

DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
TAN EVALUASI
Resiko Setelah 2 kali a. Klien dapat SP 1 :
perilaku pertemuan : mengungkapkan a. Bina a. Agar klien
kekerasan a. Klien dapat perasaan dan hubungan trust kepada
membina kondisi saat ini saling perawat dan
hubungan b. Klien dapat percaya memudahk
saling menyebutkan an dalam
percaya penyebab komter
b. Klien dapat perasaan marah b. Identifikasi b. Agar klien
mengidentifi c. Klien mampu penyebab mampu
kasi menyebutkan dan perasaan meluapkan/
penyebab menjelaskan marah mengungka
perasaan tanda-tanda dan pkan rasa
marah gejala yang marahnya
c. Klien dapat dirasakan pasien c. Bantu klien c. Agar
menyebutka d. Klien menyebutk emosinya
n tanda dan menyebutkan an tanda terluapkan
gejala yang prilaku kekerasan dan gejala
dirasakan yang dilakukan yang
d. Klien dapat e. Klien dirasakan
menyebutka menyebutkan d. Bantu klien d. Agar lebih
n perilaku akibat marah menuebutk spesifik

24
kekerasan f. Klien mampu a perilaku perilaku
yang mengontrol kekerasan kekerasan
dilakukan secara fisik 1, 2, yang yang klien
e. Klien dapat obat, asertif dan dilakukan lakukan
menyebutka spiritual e. Bantu klien e. Agar klien
n akibat dari menyebutk mengenal
marah an akibat dampak
f. Klien dapat dari marah dari marah
mengontrol f. Latih klien f. Agar emosi
secara fisik mengontrol dapat
1, 2, obat, marah terkontrol
asertif, secara fisik
spiritual 1 (nafas
Dengan kriteria dalam)
hasil : SP 2 :
a. Klien klien a. Evaluasi a. Klien
mau latihan mengingat
bersalaman/ nafas dalam jadwal
berkenalan sebelumnya
b. Kontak mata b. Latih b. Agar
c. Klien dengan cara energy
mampu fisik 2 pasien
mengungka (pukul terbuang
pkan bantal) dan tidak
perilaku menyakiti
kekerasan diri
yang sendiri/oran
dilakukan, g lain
tanda dan c. Susun c. Klien dapat
gejala dan kegiatan melakukan
akibat dari jadwal ke 2 nya sesuai
masalah jadwal
SP 3 :

25
d. Klien a. Evaluasi a. Klien
mampu jadwal harian mengingat
mengontrol klien un tuk jadwal
secara fisik mencegah sebelumnya
1 (nafas marah yang
dalam), 2 sudah dilatih
(pukul b. Latih klien b. Keselamata
bantal), meminum n pasien
obat, asertif obat secara
dan spiritual teratur
dengan
prinsip 6
benar,
disertai
penjelasan
guna obat,
akibat
berhenti
minum obat
tanpa anjuran
dokter
c. Susun jadwal
minum obat c. Untuk
secara teratur menambah
kegiatan
agar klien
SP 4 : tidak lupa
a. Evalusi
jadwal harian a. Klien
untuk 2 cara mengingat
fisik kegiatan-
kegiatan

26
b. Latih yang
mengungkap sebelumnya
kan rasa b. Agar emosi
marah secara klien
verbal : teratasi
menolak
dengan baik,
meminta
dengan baik,
mengungkap
kan perasaan
dengan baik
c. Susun jadwal
latihan klien
mengungkap c. Agar
kan marah mengingat
secara verbal jadwal yang
telah ada
SP 5 : dan yang
a. Evaluasi baru
latihan 1,2,
3,4 a. Agar dapat
mengalihka
n emosi
dengan cara
yang lain,
b. Latihan yaitu secara
mengontrol spiritual
perilaku b. Agar pasien
kekerasan lebih tenang
secara
spiritual

27
c. Susun jadwal
latihan c. Agar
mengontrol mengetahui
perilaku kegiatan
kekerasan harian
secara pasien
spiritual

P. TINDAKAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWAT
AN
Perilaku Rabu, SP 1 : S:
kekerasan 18/12/2019 a. Membina a. Klien mengatakan dan
13.00-13.20 hubungan saling menjelaskan tentang
ercaya penyebab rasa marah,
b. Mengidentifikasi menyebutkan tanda dan
penyebab gejala, menyebutkan
perasaan perilaku kekerasan
masalah yang dilakukan,
c. Membantu klien menyebutkan akibat
menyebutkan dari maslah
tanda dan gejala
yang dirasakan O:
d. Membantu klien a. Klien menjelaskan
menyebutkan tentang masalah
perilaku b. Klien menjelas dan
kekerasan yang mempraktekan nafas
dilakukan dalam untuk
e. Membantu klien mengontrol masalah
menyebutkan A:

28
akibat dari Masalah perilaku
masalah kekerasan teratasi
f. Melatih klien sebagian, ditandai demgan
untuk ;
mengontrol a. Klien menjelaskan
secara fisik 1 tentang masalah
(nafas dalam) b. Klien melakukan nafas
dalam

P : Lanjutkan intervensi :
a. Lanjutkan SP 2 (pukul
bantal)
Sabtu, SP 2 : S:
21/12/2019 a. Mengevaluasi a. Klien menyebutkan dan
latihan nafas menjelaskan cara
09.30-09.45 dalam mengontrol marah
b. Melatih dengan dengan cara fisik 1 dan
cara fisik 2 2 yaitu, nafas dalam
(pukul bantal) dan pukul bantal
c. Menyusun
kegiatan jadwal O:
ke 2 a. Klien melakukan nafas
dalam klien melakukan
pukul bantal
b. Klien menyusun
kegiatan dalam jadwal
A : masalah perilaku
kekerasan teratasi sebagian
ditandai dengan :
a. Klien menjelaskan
tentang nafas dalam
dan pukul bantal

29
P : Lanjutkan intervensi ;
a. Lanjutkan SP 3 (minum
obat secara teratur)

30
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain
dan lingkungan yang dirasakan sebagai ancaman (Kartika Sari, 2015:137)
Pada saat dikaji klien mengatakan klien dibawa ke Rumah Sakit Jiwa ini karena
klien melakukan perilaku kekerasan terhadap ayah klien dan seorang pedagang, klien
juga mengatakan klien selalu ingin marah-marah disebabkan jika dia mengingat
penolakan dari seorang wanita, klien mengatakan dadanya terasa sesak pada saat
muncul, tangannya mengepal selalu ingin memukul.
Bersumber dari rekam medik ternyata klien juga suka mengambil barang orang
lain dan sering keluyuran, mata melotot, mudah tersinggung, banyak bicara. Dari data
juga diperoleh bahwa ibu klien mengalami gangguan jiwa.
B. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? (Ya)
Dari data yang diperoleh klien mengatakan pernah masuk rumah sakit yang
sama, sering melakukan kontrol dan pernah dirawat juga yaitu terakhir pada
Februari 2019.
2. Pengobatan yang dilakukan sebelumnya tidak berhasil
Pernah dirawat di RSJ yang sama yaitu pada Februari 2019, tapi setelah pulang
tanda dan gejala RPK muncul kembali disebabkan karena lingkungan klien yang
memandang klien negative sehingga klien merasa terusik dan klien mengingat
masa lalunya yang ditolak oleh perempuan.
a. Klien pernah mengalami penganiayaan secara fisik sebagai korban oleh
ayahnya. Selain menjadi korban klien juga pernah menjadi pelaku
penganiayaan.
b. Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual.
c. Klien pernah mengalami penolakan, sebagai korban oleh 3 orang wanita.
d. Klien pernah mengalami kekerasan dikeluarga yaitu oleh ayahnya
sendiri.Klien juga pernah melakukan kekerasan pada ayahnya.

31
e. Klien pernah mengalami tindakan Kriminal yaitu perilaku kekerasan dan
mencuri barang orang lain.
Penjelasan : dapat diambil kesimpulan bahwa klien mengalami gangguan
jiwa yaitu perilaku kekerasan, yang disebabkan oleh faktor herediter (gen),
lingkungan, dan juga faktor yang lain juga sehingga klien mengalami
penekanan.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
f. Dalam anggota keluarga klien ada yang mengalami gangguan jiwa yaitu anak
tante klien dan juga ibu kandung klien.
Masalah keperawatan : Herediter
g. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pada saat klien diperebutkan keluarga dalam hal keyakinan agama
islam: Persis dan NU, sehingga menimbulkan tekanan pada klien, bingung,
bimbang dan ingin melampiaskannya dengan cara marah-marah sehingga
menimbulkan masalah resiko perilaku kekerasan.
C. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa
injury secara fisik, psikis atau ancaman knsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku
kekerasan adalah sebagai berikut:
a. Konsis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa terancam baik
internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari lungkungan.
c. Lingkungan: panas, padat dan bising
D. Sumber Koping
Menurut Yosep (2011) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagai menjadi 4,
yaitu sebagai berikut :
1. Personal Ability meliputi : kemampuan untuk mencari informasi terkait masalah,
kemampuan mengidentifikasi masalah, pertimbangan alternatife, kemampuan
mengungkapkan / konfrontasi perasaan marah., tidak semangat untuk
menyelesaikan masalah, kemampuan mempertahankan hubungan interpersonal,
mempunyai pegetahuan dalam pemecahan masalah secara asertif, intelegensi
kurang dalam menghadapi stressor identitas ego tidak adekuat.
32
2. Sosial Support meliputi : dukungan dari keluarga dan masyarakat, keterlibatan
atau perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai budaya
3. Material Assets meliputi : penghasilan yang layak, tidak ada benda atau barang
yang biasa dijadikan asset, tidak mempunyai tabungan untuk mengantisipasi
hidup, tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan.
4. Positive Belief meliputi : distress spiritua, adanya motivasi, penilaian terhadap
pelayanan kesehatan
E. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah untuk melindungi
diri antara lain:
1. Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia. Artinya dimata
masyarakat unutk suatu dorongan yang megalami hambatan penyalurannya
secara normal. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan
kemarahannya pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat
rasa amarah (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal 103).
2. Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau keinginannya yang tidak
baik, misalnya seorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya(Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal
103).
3. Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan masuk kedalam
sadar. Misalnya seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakanya (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal 103).
4. Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di ekspresika.dengan
melebih lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakan sebagai
rintangan misalnya sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan

33
memperlakukan orang tersebut dengan kuat (Mukhripah Damaiyanti, 2012: hal
103).
5. Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan pada
objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang
membangkitkan emosi itu ,misalnya: timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru
saja mendapatkan hukuman dari ibunya karena menggambar didinding
kamarnya. Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya (Mukhripah
Damaiyanti, 2012: hal 104).
Adaptif : klien mampu berbicara dengan orang lain dan beraktifitas konstruktif
Maladaptif : klien melakukan reaksi yang berlebih, bekerja / beraktifitas yang
berlebih pula.

34
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis menggunakan landasan teoritis dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada Tn. A di ruang Elang RSJ Prov. Jabar dengan mengambil
kesimpulan:
1. Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi oleh
seseorang, yang ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan kekerasan, baik
pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal,
bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik mapupun secara psikologis.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan
perlu adanya kerja sama antara perawat, klien, serta keluarga dan tim kesehatan
lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
3. Klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya pendekatan perawat dengan klien
untuk membina hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali
kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien.
B. Saran
Dengan adanya propposal ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi orang
lain, khususnya bagi mahasiswa. Mohon maaf kepada pembaca bila banyak kekurangan
mohon kritik dan sarannya.

35
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo.(2014).Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA.Yogyakarta:Nuha Medika
Mukhripah Damaiyanti.(2012).Asuhan Keperawatan Jiwa.Samarinda:Refka
Aditama
Nuraenah.(2012).Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam
Merawat Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS.Jiwa Islam
Klender Jakarta Timur,29-37.
Sari,K.(2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.Jakarta:Trans
Info Media

36

Anda mungkin juga menyukai