Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL SEMINAR KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DI RUANGAN


FLAMBOYAN DENGAN GANGGUAN PERILAKU
KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

PEMBIMBING:

1. Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep, Ns


2. Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes
3. Friska Handayani Ginting, S.Kep, Ns

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DELI HUSADA DELITUA 2014
HALAMAN PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan Pusuk Buhit


Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014

Diseminarkan Dan Dipertahankan Dihadapan Peserta Seminar


Tanggal 8 Agustus 2014 DAN di Nyatakan
Telah Memenuhi Syarat

Diketahui Oleh :

Pembimbing/CI Dosen Pembimbing

(Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep) (Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes)

Diketahui Oleh :
Ka. Prodi Profesi Ners
STIKes DELI HUSADA Delitua

Ns. Herri Novita Tarigan M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena rahmat dan karunianya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Tn.I
Dengan Masalah Perilaku Kekerasan Di Ruangan Pusuk Buhit Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Medan Tahun 2014”.

Banyak pihak yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam


pembuatan makalah ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih sebesar-
besarnya kepada :

1. Dr. Chandra Syafei, SPOG, selaku direktur rumah sakit jiwa daerah
provinsi sumatera utara
2. Ibu Ns. Herri Novita Tarigan, M.Kep, selaku ketua jurusan program studi
profesi ners
3. Bapak Ns. M. Dasril Samura, S.Kep, M.Kes, dan Ibu Friska Ginting,
S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing departemen keperawatan jiwa
4. Ibu Lince Herawaty, S. Pd, S. Kep selaku ketua pendidikan keperawatan
rumah sakit jiwa Pemprovsu / pembimbing yang telah memberikan waktu,
ilmu dan saran kepada penuli

Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang
disengaja maupun tidak disengaja selama ini dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam bidang keperawatan.

Medan, 8 Agustus 2014

Penulis

i
DAFTAR ISI
Hal:
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penulisan............................................................................ 3
1.5. Metode Penulisan............................................................................. 3
1.6. Sistematika Penulisan....................................................................... 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS.................................................................... 5
2.1. Definisi Perilaku............................................................................... 5
2.2. Etiologi............................................................................................. 6
2.3. Tanda dan Gejala.............................................................................. 7
2.4. Rentang Respon................................................................................ 7
2.5. Penatalaksanaan............................................................................... 8
2.6. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien.............................................. 9
2.7. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga.......................................... 11
2.8. Evaluasi............................................................................................ 13
BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................... 13
3.1. Pengkajian Keperawatan Jiwa.......................................................... 13
3.2. Rencana Keperawatan...................................................................... 22
3.3. Implementasi Keperawatan.............................................................. 32
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 50
4.1. Pengkajian........................................................................................ 50
4.2. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 50
4.3. Intervensi.......................................................................................... 50

ii
3

4.4. Implementasi.................................................................................... 51
4.5. Evaluasi............................................................................................ 52
BAB V PENUTUP........................................................................................... 53
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 53
5.2. Saran................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Psikososial merupakan suatu perilaku dimana seseorang dapat
menemukan identitas dirinya dan bersosialisasi sesuai dengan tahap
perkembangannya, psikososial juga dapat memicu terjadinya kekerasan,
jika seseorang itu tidak bisa menemukan identitas dirinya dan tidak bisa
memenuhi kebutuhannya.
Perilaku kekerasan biasanya disebut juga dengan perilaku yang
bersifat agresif yang menimbulkan suatu perilaku kasar atau kata-kata
yang menggambarkan perilaku permusuhan, mengamuk dan potensi untuk
merusak secara fisik yang dapat menimbulkan suatu perilaku kaasar atau
kata-kata yang menggambarkan perilaku permusuhan, mengamuk dan
potensi untuk merusak dan membahayakan baik bagi diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan.
Masalah yang ditimbulkan dari perilaku kekerasan ini selain
merusak dirinya sendiri, juga merusak orang lain dan lingkungan , contoh
dari merusak orang lain, misalnya memukuli orang lain, menciderai orang
lain dan memandang tajam orang tersebut seperti memandang orang
tersebut sebagai musuh terbesarnya, kemudian contoh dari lingkungan
tersebut juga termasuk dalam perilaku kekerasan.
Klien yang biasanya datang ke unit psikiatri, biasnya datang dalam
mekanisme koping yang tidak adekuat. Selama masaa-masa stress klien,
sering terjadi perilaku agresif dan melukai. Ole karna itu, peran perawat
sangatlah penting dalam melakukan pencegahan dan penanganan perilaku
kekerasan, dikarenakan perawat lebih banyak menghabiskan waktunya
bersama klien disbanding dengan profesi lain. Namun hal ini lebih
beresiko pula pada perawat untuk menjadi korban dari perilaku
klien.Karena alasan tersebut, maka kita sebagai calon perawat harus dapat
mengkaji klien dengan beresiko perilaku kekerasan dan mengintervensinya
secara efektif.
Perawat perlu menjalin hubungan terapiotik kepada klien agar
terjadi hubungan saling percaya antara klien dan perawat. Sehingga

1
2

memudahkan perawat untuk mendapatkan data tentang apa yang dirasakan


klien sehingga membuat klien marah. Sebagaimana yang telah kita ketahui
bahwa marah merupakan salah satu respon memicu terjadinya perilaku
kekerasan.
Maka karena hal tersebut penulis tertarik untuk menulis makalah
dengan mengangkat judul “Asuhan Keperawatan Klien Tn. I Dengan
Perilaku Kekerasan di Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera
Medan Tahun 2014”.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan masalah utama perilaku
kekerasan.
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
c. Mampu membuat diagnosa keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
d. Mampu membuat rencana keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan
e. Mampu membuat implementasi keperawat pada klien dengan perilaku
kekerasan
f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan

1.3. Ruang Lingkup Penulisan


Dalam penulisan laporan studi kasus ini penulis hanya membatasi
satu kasus yaitu : Asuhan KeperawatanDengan Perilaku Kekerasan di
Ruang Pusuk Buhit RSJD Provinsi Sumatera Medan dengan menggunakan
proses keperawatan.

1.4. Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa Keperawatan
Manfaat makalah ini terhadap mahasiswa adalah sebagai panduan
dalam melakukan pengkajian, intervensi, implementasi yang benar dan
tepat terhadap pasien yang menderita gangguan jiwa.
2. Institusi Pendidikan
3

Manfaan bagi institusi pendidikan adalah untuk meningkatkan


kompetensi lulusan dan secara langsung memberikan masukan metode
pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan
teori keperawatan jiwa kedalam praktek langsung sehingga dapat
digunakan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang
bermanfaat bagi instansi pendidikan.
3. Rumah Sakit Jiwa Daerah ProvSU Medan
Manfaat bagi RSJD ProvSU Medan adalah memberikan masukan untuk
peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan dan pengaplikasiannya
kepada pasien penderita ganggua jiwa.

1.5. Metode Penelitian


Dalam penulisan studi laporan kasus ini, penulis menggunakan
metode ilmiah yang menggambarkan apa yang terjadi menggunakan teknik
:
1. Wawancara dan melakukan pengamatan langsung dengan pasien.
2. Studi kepustakaan yaitu membaca buku yang berhubungan dengan
perilaku kekerasan
3. Membaca status klien.

1.6. Sistematika Penulisan


Penulisan makalah ini dimulai dari bab yang tersusun secara sistematika
yaitu :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teoritis
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup : Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustak
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari


marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu
sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal
disuatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) disis yang lain (Yosep, 2008 :
146).

Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi


oleh seseorang, yang ditujukan dengan perilaku actual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara
verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik
maupun psikologis (Berkowitz 2000, dikutip oleh Yosep 2008 : 245).

Menurut Patricia D. Barry (1998, dikutip oleh Yosep 2008 : 145),


perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran
perasaan frustasi dant benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi
secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan
emosional kita yang dapat diproyeksikan kelingkingan, kedalam diri atau
secara destruktif.

Perilaku kekerasan merupakan suatu perilaku yang identik yang


biasanya ditujukan ke orang lain dengan karakteristik bertindak marah,
kebencian dan permusuhan yang membawa ancaman yang bahaya bagi
orang lain dalam konteks yang tidak dapat diterima oleh orang lain (Martin,
1998 hal : 26).

Jadi, berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


perilaku kekerasan adalah suatu perilaku yang menggambarkan keadaan

5
5

marah, agresif verbal maupun nonverbal, serta perasaan benci yang dapat
menimbulkan bahaya pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

2.2. Etiologi

1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang dialami tiap orang merupakan factor
predisposisi, artinya mungkin terjadi / mungkin tidak terjadi perilaku
kekerasan jika factor berrikut dialami oleh individu :
a. Psikologis, kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya atau
sanksi penganiayaan.
b. Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan di rumah atau diluar rumah, semua
aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan.
c. Sosial budaya, budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif
agresif) dan control sosial yang tidal pasti terhadap pelaku kekerasan
akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang diterima
(permissive).

d. Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistim limbik, lobus frontal,


lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter turut
berperan dalam terjadinyan perilaku kekerasan.

2. Faktor Prespitasi

Factor prespitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi


dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik),
keputusan, ketidakberdayan, percaya diri yang kurang dapat menjadi
penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan
yang rebut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan
orang yang dicintai / pekerjaan dan kekerasan merupakan factor
penyebab yang lain. Interaksi social yang provokatif an konflik dapat
pula memicu perilaku kekerasan.

2.3. Tanda dan Gejala


6

Pada pengkajian awal dapat diketahui alas an utama klien dibawa ke


rumah sakit adalah periaku kekerasan, klien dengan perilaku kekerasan
sering menunjukkan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

1. Data Obyektif
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi
e. Berdebat
f. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak
g. Merampas makanan, memukul jika tidak senang
2. Data Subyektif
a. Mengeluh perasaan terancam
b. Mengungkapkan perasaan tidak berguna
c. Mengungkapkan perasaan jengkel
d. Mengungkapkan adanya keluhan fisik, berdear-debar, merasa tercekik,
dada sesak, bingung.

2.4. Rentang Respon

Rentang respon marah adalah sebagai berikut :

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

1. Asertif
Klien mampu mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan kelegaan.
2. Frustasi
Klien gagal mencapai tujuan dan kepuasan / saat marah dan tidak dapat
menemukan alternative.
3. Pasif
Klien merasa tidak dapat mengungkapkan perasaannya, tidak berbahaya
dan menyerah.
4. Agresif
7

Klien mengekspresikan secara fisik, tapi masih terkontrol, mendorong


orang lain dengan ancaman.
5. Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat dan hilang control, disertai
amuk dan merusak lingkungan.

2.5. Penatalaksaan

1. Farmakoterapi
a. Obat anti psikotis, phenotizin (CPZ / HLP)
b. Obat anti depresi, amitriptyline
c. Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
d. Obat anti insomnia, phenobarbital.
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi
masalah klien dengan memberikan perhatian :
1) Jangan memncing emosi klien
2) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
3) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan
pendapat
4) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang di alami
5) Mendengarkan keluhan klien
6) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
7) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
8) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memfonis
9) Jika terjadi PK yang dilakukan adalah :
a) Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
b) Hindari benda tajam
c) Lakukan fiksasi sementara
d) Rujuk kepelayanan kesehatan
b. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social dan
aktivitas lain dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
kes
Adaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan dan
tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi music
Dengan music klien terhibur, rileks dan bermain untuk
mengembalikan kesadaran klien.

2.6. Tindakan Kperewatan Untuk Pasien

1. Tujuan
8

a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan


b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
d. Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang
dilakukannya
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya
f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik,
spiritual, social dan dengan terapi psikofarmaka.

2. Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan
agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan
perawat. Tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam teraupetik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
dengan klien
b. Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu
c. Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
1) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik
2) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis
3) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara sisial
4) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara spiritual
5) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekereasan secara
intelektual
d. Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah secara :
1) Social / verbal
2) Terhadap orang lain
3) Terhadap diri sendiri
4) Terhadap lingkungan
e. Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
f. Diskusikan bersama pasien cara mngontrol perilaku kekerasan
secara :
1) Fisik : pukul kasur dan bantal, tarik nafas dalam
9

2) Obat
3) Social / verbal : menyatakan secara asertif rasa marahnya
4) Spiritual : sholat / berdoa sesuai keyakinan pasien
g. Latihan control perilaku kekerasan secara fisik :
1) Latihan napas dalam dan pukul kasur / bantal
2) Susun jadwal latihan napas dalam dan pukul kasur / bantal
h. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara social / verbal :
1) Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik
2) Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik
3) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verb al/
i. Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual :
1) Diskusikan hasil latihan perilaku kekerasan secara fisik dan sosia;
atau verbal
2) Minum Latihan sholat atau berdoa
3) Buat jadwal latihan sholat / berdoa
j. Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat
1) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar
2) Susun jadwal minum obat secara teratur

2.7. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga

1. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien dirumah
2. Tindakan
a. Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku yang
muncul dan akibat perilaku tersebut
b. Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
1) Anjurkan keluarga untuk memotifasi pasien melakukan tindakan
yang telah diajarkan oleh perawat
2) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila
pasien dapat melakukan pekerjaan tersebut secara tepat
3) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku kekesama keluarga
tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-
gejala perilaku kekerasan.
c. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu
segera dilaporkan kepada keluarga, seperti melempar atau memukul
benda / orang lain.
10

2.8. Evaluasi
1. Pada pasien :
a. Pasien mampu menyebutkan penyebab, tanda dan gejala perilaku,
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan, dan akibat dari perilaku
kekerasan yang dilakukan
b. Pasien mampu menggunakan cara mengontrol perilakku kekerasan
secara teratur sesuai jadwal :
1) Secara fisik
2) Secara social/verbal
3) Secara spiritual
4) Dengan terapi psikofarmaka
2. Pada keluarga :
a. Keluarga mampu mencegah terjadinya perilaku kekerasan
b. Keluarga mampu menunjukkan sikap yang mendukung dan
menghargai pasien
c. Keluarga mampu memotivasi pasien dalam melakukan cara
mengontrol perilaku kekerasan
d. Keluarga mampu mengidentifikasi perilaku pasien yang harus
dilaporkan pada perawat
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian Keperawatan

Ruang rawat : Flamboyan

Tanggal Rawat : 30 Agustus 2019

A. Identitas Klien
Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 Tahun
RM : 02-34-61
Informent : Status klien dan komunikasi dengan klien

B. Alasan Masuk
Marah-marah, memukul orang lain, menghancurkan barang-barang,
memecahkan kaca.

C. Factor Predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2. Klien sebelumnya pernah menjalani pengobatan dan berhasil
3. Klien merasa kecewa karena keluarga tidak memenuhi permintaannya
4. Klien marah-marah, memukul orang lain serta menghancurkan barang-
barang di rumah
5. Klien pernah melakukan aniaya fisik dengan memukul orang lain
6. Klien tidak pernah mengalami aniaya seksual, kekerasan dalam rumah
tangga dan tindakan criminal
Penjelasan 1,2,3,4,5 : Klien pernah mengalami gangguan jiwa ± 10 tahun
yang lalu tepatnya pada tahun 2004 dan pulang
dalam keadaan tenang. Di rumah klien tidak rutin
minum obat, tidak mau control ke RSJ sehingga
timbul gejala-gejala seperti diatas. Kemudian klien
kambuh lagi pada saat klien meminta uang kepada
ibunya dan ibunya tidak memberikan uang, klien
marah-marah dan memecahkan kaca yang beresiko
mencederai dirinya dan orang lain hingga akhirnya
keluarga membawa klien kembali ke RSJ pada
tanggal 14 Mei 2014 di opname.

13
12

Masalah Keperawatan : Regiment Teraupetik Inefektif


Koping Keluarga Inefektif
Perilaku Kekerasan
7. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
8. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Pemdidikan klien terakhir sampai SMP dan tidak melanjutkan ke
jenjang lebih tinggi SMA karena klien sakit.
Masalah Keperawatan : Koping individu in efektif

D. Fsik
1. Tanda Vital :TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
S : 37 ºC
P : 20 x/menit
2. Ukur : TB : 158 cm
BB : 50 Kg
3. Tidak terdapat keluhan fisik
4. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :

12
13

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Tinggal dalam satu rumah

Penjelasan : Klien anak ke 3 dari 5 bersaudara, dan tidak ada anggota


keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Klien merasa dirinya biasa saja dan tidak ada
Istimewanya
b. Identitas : Klien tamat SM, belum menikah
c. Peran diri : klien tamat SMP dan masih tinggal bersama
keluarga dan belum bekerja
d. Ideal diri : Klien ingin cepat pulang dan bertemu dengan
keluarga
e. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi baik di dalam
keluarga maupun masyarakat setelah mengalami gangguan jiwa
Masalah Keperawatan : Gangguan Konsep diri
Harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti bagi klien adalah ibunya karena ibunya yang
sering datang untuk menjenguk
b. Selama di rumah sakit klien tidak pernah aktif dalam mengikuti
kegiatan yang dilaksanakan di rumah sakit
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : klien tidak mau
berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman-temannya sehingga
klien suka menyendiri.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial : Menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam dan klien yakin
dengan agamanya
b. Kegiatan ibadah : Klien jarang melakukan ibadah selama di
rawat
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

F. Status Mental
1. Penampilan

13
14

Penjelasan : Klien berpenampilan tidak rapi, kurang bersih , badan


tampak kotor dan rambut tampak berminyak dan tidak di
sisir.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan diri
2. Pembicaraan
Penjelasan : Klien mampu menjawab pertanyaan perawat dengan
baik
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Aktivitas Motorik
Penjelasan : Klien terlihat gelisah, mondar-mandir di dalam ruangan
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas dan kegiatan
klien harus di rahkan oleh perawat
Masalah Keperawatan : Intoleransi aktivitas
4. Suasana Perasaan
Penjelasan : Klien terlihat sedih karena tinggal di rumah sakit jiwa,
dan dia merasa diasingkan dari keluarga terlebih karena
dalam keadaan lebaran.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
5. Afek
Penjelasan : Afek klien labil, mudah emosi, pandangan tajam dan
mudah marah jika di tanya.
Masalah Keperawatan : Resiko mencederai orang lain
6. Interaksi selama wawancara
Penjelasan : Klien kurang kooperatif, jika berbicara klien kadang-
kadang memalingkan wajah, kurang kontak mata pada
lawan bicara, mudah tersinggung dalam setiap interaksi.
Masalah Keperawatan : Gangguan interaksi social : menarik diri
7. Persepsi
Penjelasan : Klien tidak mengalami gangguan persepsi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
Penjelasan : Klien mampu menjawab pertanyaan dengan baik.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir
Penjelasan : Klien dapat mengontrol isi pikirnya, klien tidak
mengalami fobia, obsesi ataupun depersonalisasi.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat Kesadaran
Penjelasan : Klien tidak mengalami gangguan orintasi, klien
mengenali waktu, orang dan tempat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori

14
15

Penjelasan : Klien mampu mengingat kejadian di masa lalu dan yang


baru terjadi
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat Konsentrasi Berhitung
Penjelasan : Klien mampu berkonsentrasi dalam perhitungan
sederhana tanpa bantuan orang lain.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan Penilaian


Penjelasan : Klien dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya Tilik Diri
Penjelasan : Klien tidak mengingkari pengakit yang di deritanya ,
klien mengetahui bahwa dia sedang sakit dan di rawat di
rumah sakit jiwa.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

G. Daftar Masalah Keperawatan


1. Regiment teraupetik inefektif
2. Koping keluarga inefektif
3. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
4. Isolasi sosial : Menarik diri
5. Perilaku Kekerasan
6. Defisit perawatan diri
7. Resiko mencederai orang lain

H. Pohon Masalah

Resiko mencederai diri sendiri dan orang lain

Intoleransi
aktivitas
Perilaku kekerasan

Defisit
15
Menarik Diri Perawatan Diri
Regiment Teraupetik
Koping Keluarga
Infektif Inefektik Harga Diri Rendah
16

I. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah (HDR)


2. Isolasi Sosial : Menarik Diri
3. Perilaku Kekerasan
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan deficit perawatan diri
5. Resiko mencederai orang lain

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1 DS : Regimen teraupetik
 Klien mengatakan sudah pernah inefektif
di rawat sebelumnya
 Keluarga klien mengatakan klien
pernah dirawat di RSJU

Do : -

2 DS : Koping individu
 Klien mengatakan apabila ada inefektif
masalah klien memecahkan
masalah tersebut dengan cara
memecahkan barang-barang
DO : -
3 DS : Gangguan interaksi
 Klien mengatakan tidak mau sosial : Menarik diri
bergaul dan lebid suka
menyendiri karena penyakitnya

16
17

DO :
 Klien tampak sedih karena
penyakitnya
 Klien tidak aktif dalam kegiatan
yang dilaksanakan di rumah sakit
4 DS : Gangguan konsep
 Klien mengatakan klien malu diri : Harga diri
karena tidak melanjut sekolah rendah
 Klien mengatakan dia tidak
berguna
DO :
 Klien tampak sedih
5 DS : Perilaku Kekerasan
 Klien mengatakan suka memukul
orang lain tanpa sebab
 Keluarga klien mengatakan klien
suka marah marah dan
menghancurkan barang-barang
DO :
 Klien tampak biasa-biasa saja
ketika memukul orang lain
6 DS : - Resiko mencederai
DO : diri dan orang lain
 klien labil, mudah emosi,
pandangan tajam, muka merah
dan mudah marah jika di tanya.

7 DS : Defisit perawatan
 Klien tidak mau mandi, dan tidak diri
mau sikat gigi

DO :
 Klien berpenampilan tidak rapi,
kurang bersih , badan tampak

17
18

kotor dan rambut tampak


berminyak dan tidak di sisir.

18
RENCANA KEPERAWATAN

NO Diagnosa TUJUAN KRITERIA INTERVENSI


Keperawatan
1 Perilaku SP 1 : Setelah 2 kali pertemuan SP 1 :
Kekerasan 1. Pasien dapat pasien menyebutkan: 1. Tanyakan perasaan pasien
mengidentifikasi  Penyebab perilaku dan masalah yang dihadapi
penyebab perilaku kekerasan pasien
 Tanda tanda 2. Dengarkan dengan penuh
kekerasan
2. Pasien dapat perilaku kekerasan ekspresi perasaan pasien
 Akibat perilaku 3. Diskusikan dengan pasien
mengontrol perilaku
kekerasan penyebab melakukan
kekerasan dengan
 Jenis perilaku
perilaku kekerasan :
cara latihan fisik
kekerasan  Tanda tanda perilaku
dengan cara tarik
kekerasan
nafas dalam-dalam  Akibat perilaku
kekerasan
 Jenis perilaku
kekerasan
1. Mengevaluasi jadwal
Menyebutkan dan kegiatan harian pasien
SP 2: 2. Melatih pasien mengontrol
mempraktekkan cara

22
1. Pasien dapat mengontrol perilaku perilaku kekerasan dengan
mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan cara verbal
3. Beri kesempatan kepada
kekerasan dengan fik 2 II : memukul bantal
pasien untuk mempraktekkan
cara sosial/verbal
cara kedua untuk mengontrol
perilaku kekerasan
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

1. Diskusikan dengan pasien


cara mengontrol perilaku
Menyebutkan cara
kekerasan yaitu :
mengontrol perilaku
 Spiritual
SP 3 : kekerasan dengan latihan 2. Melakukan aktivitas
1. Pasien dapat fisik 1 : tarik nafas terjadwal
1. Diskusikan dengan pasien
mengontrol perilaku dalam
cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan
kekerasan yaitu :
cara spiritual Mengevaluasi cara
 Secara fisik
mengontrol perilaku
 Terapi farmakologi
SP 4 : kekerasan dengan latihan

23
1. Pasien dapat tarik nafas dalam dan 1. Melakukan aktivitas
mengontrol perilaku memukul bantal terjadwal
2. Minum obat secara teratur
kekerasan dengan
cara minum obat

2 Isolasi Sosial : SP 1 :  Menyadari SP 1 :


Menarik Diri 1. Pasien menyadari penyebab isolasi 1. Tanyakan kepada pasien
penyebab isolasi sosial tentang kebiasaan
 Pasien mampu
sosial berinteraksi dengan orang
2. Pasien mengetahui mempraktekkan
lain
keuntungan dan cara-cara 2. Tanyakan kepada pasien
kerugian berinteraksi berkenalan dengan penyebab pasien tidak mau
dengan orang lain satu orang atau berinteraksi dengan orang
3. Mengajarkan pasien
lebih lain
berkenalan dengan  Pasien mampu 3. Jelaskan kepada pasien
orang lain bercakap-cakap keuntungan berinteraksi
dengan orang lain dengan orang lain
4. Ajarkan pasien cara
SP 2 :
berkenalan dengan orang lain
1. Pasien mampu  Pasien mampu
5. Menganjurkan pasien
mempraktekkan cara berkenalan dengna
memasukkan latihan

24
berkenalan dengan satu orang atau berbincang-bincang dengan
orang lain lebih orang lain kedalam jadwal
kegiatan harian pasien

SP 3 :
 Pasien mampu
1. Mengevaluasi jadwal
berkenalan dengan
kegiatan harian pasien
SP 3 :
satu orang atau 2. Bantu pasien berinteraksi
1. Pasien mampu
lebih dengan satu atau lebih
berkenalan dengan 3. Memberikan kesempatan
orang atau lebih kepada klien untuk
berinteraksi/berkenalan
dengan orang lain
4. Memberikan pujian setiap
kemajuan yang dimiliki oleh
klien dalam berinteraksi
dengan orang lain
5. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

25
3 Gangguan SP 1 : Setelah satu kali SP 1 :
Konsep Diri : 1. Pasien dapat interaksi pasien 1. Diskusikan dengan pasien
Harga Diri mengindentifikasi dapat tentang kemampuan dan
Rendah (HDR) kemampuan dan menyebutkan aspek positif yang
aspek positif yang kemampuan dan dimilikinya
2. Beri pujian yang
dimilikinya aspek positif yang
2. Pasien dapat memilih, realistik/nyata atas
dimilikinya
melatih dan menyusn kemampuan dan aspek positif
kegiatan harian yang dimiliki pasien
3. Hindarkan setiap kali
pasien yang sesuai
Setelah dua kali
bertemu pasien penilaian
kemampuan yang
interaksi, pasien dapat :
negative
dimiliki pasien
 Menetapkan dan 4. Diskusikan dengan pasien
memilih kegiatan aktivitas harian yang
yang sesuai biasanya dilakukannya sesuai
kemampuan pasien kemampuan pasien
 Menyusun rencana 5. Perhatikan respon kondusif
kegiatan yang dan menjadi penddengar
sesuai dengan yang aktif
kemampuan pasien

26
1. Bantu pasien memilih
aktifitas yang dapat
dilatihnya
2. Beri contoh aktivitas
pelaksanaan yang dapat
dilakukan pasien
3. Susun bersama pasien dan
buat daftar aktivitas atau
kegiatan sehari hari pasien
4. Beri kesempatan kepada
pasien mengungkapkan
perasaannya
5. Yakinkan dan motivasi
pasien bahwa keluarga
sangat mendukung aktivitas
SP 2 :
yang dilakukan pasien
1. Pasien dapat melatih
SP 2 :
kemampuan kedua
1. Diskusikan dengan pasien
yang dimilikinya dan
kemampuan kedua yang
memasukkan dalam Setelah dua kali

27
jadwal kegiatan interaksi pasien mampu : dimilikinya
2. Beri kesemptan kepada
harian pasien  Melatih
pasien untuk memperagakan
kemampuan kedua
dan mempraktekkkan
yang dimilikinya
 Memasukkan kegiatan uang telah
dalam jadwal dilatihnya
3. Beri pujian atas keberhasilan
kegiatan harian
pasien dalam mempraktekkan
pasien
kegiatan yang telah
dilatihnya
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian pasien

4 Intoleransi SP 1 : Pasien mampu menjaga SP 1 :


Aktivitas 1. Pasien memahami kebersihan diri secara 1. Jelaskan pentingnya menjaga
berhubungan pentingnya mandiri kebersihan diri
2. Jelaskan alat alat untuk
dengan defisit kebersihan diri
2. Pasien mengetahui menjaga kebersihan diri
perawatan diri
3. Jelaskan cara melakukan
cara kebersihan diri
3. Membantu pasien kebersihan diri

28
mempraktekkan cara 4. Latih pasien mempraktekkan
menjaga kebersihan cara menjaga kebersihan diri
diri

SP 2 :
SP 2 : 1. Jelaskan cara mempersiapkan
1. Menjelaskan kepada Pasien mampu makanan
2. Jelaskan cara makan yang
pasien cara makan melakukan makan yang
tertib
yang baik baik
3. Jelaskan cara merapikan
2. Membantu pasien
peralatan makan setelah
mempraktekkan cara
makan
makan yang baik

SP 3 : SP 3 :
1. Menjelaskan kepada 1. Jelaskan tempat BAB/BAK
2. Jelaskan cara membersihkan
pasien cara eliminasi
Pasien mampu diri setelan BAB dan BAK
yang baik
3. Jelaskan cara membersihkan
2. Membantu pasien melakukan eliminsi
tempat BAB/BAK
mempraktekkan cara BAB/BAK yang baik
eliminasi yang baik secara mandiri

29
5 Resiko SP 1 : 1. Pasien mampu SP 1 :
mencederai 1. Pasien mampu mengkontruksi 1. Tanyakan kepada klien apa
orang lain mengidentifikasi cara respon terhadap dia ingin mempelajari cara
kontruktif dalam kemarahan baru yang sehat
2. Pasien mampu 2. Beri pujian jika klien
merespon terhadap
mengontrol mengetahui cara lain yang
kemarahan
2. Membantu pasien perilaku kekerasan sehat
3. Diskusikan dengan pasien
mendemonstrasikan
cara lain yang sehat
cara mengontrol
4. Ajarkan pasien cara
perilaku kekerasan
mengontrol perilaku
3.

30
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1 Selasa 22 Juli (Perilaku Kekerasan) 1. Menyapa pasien dan S :
2014 - Membina hubungan saling memperkenalkan diri - Pasien
Pukul 10.00 percaya “selamat pagi pak, mengatakan mau
WIB perkenalkan nama saya berkenalan
perawat A saya berasal dari dengan perawat
- Nama saya Tn. I
Profesi Ners Deli Husada
saya senang
Delitua, saya akan dinas
dipanggil Tn. I
disini selama 2 minggu dan
O :
saya akan membantu merawat
- Pasien bicara
bapak”.
2. Menanyakan nama pasien dan sopan, suara
nama panggilan pasien? pelan, berjabat
3. Membuat kontrak interaksi
tangan dengan
yang jelas dengan pasien
ekspresi tenang,
4. Memberikan kesempatan
pasien terlihat
kepada pasien untuk
mengangguk
mengungkapkan perasaannya

31
mengenai hal yang dirasakan memperlihatkan
selam ini. penjelasan
perawat dan
pasien bersifat
terbuka
A:
- Masalah
teratasi/hubunga
n saling percaya
sudah terbina
setelah dua kali
pertemuan
P:
- Intervensi
dilanjutkan.

1. mengidentifikasi perasaan
SP 1 : pasien hari ini.“Pagi ini kita S :

32
Mengenali Resiko Tinggi Perilaku akan berbincang bincang - Pasien
Kekerasan yang dialaminya tentang resiko perilaku mengatakan
kekerasan yang bapak alami mendengar
ya pak?” suara-suara yang
2. Membantu pasien untuk menyuruhnya
mengidentifikasi perilaku memukul orang
kekerasan yang dilakukan, lain
penyebab, tanda dan gejala O :
dan akibat dari perilaku - Pasien menjawab
kekerasan dengan suara
3. Memberikan kesempatan pelan, kontak
kepada pasien untuk mata lama dan
mengungkapkan perasaannya ekspresi tenang
(beri pujian jika pasien dapat A:
mengungkapkan perilaku - Pasien
kekerasannya) mengungkapkan
mengapa dirinya
mau memukul
orang lain

33
P:
- Intervensi
dilanjuikan
1. Mendiskusikan cara
SP 2 : mengontrol perilaku S :
- Pasien dapat mengontrol kekerasan dengan cara fisik 1 - Pasien
perilaku kekerasan dengan : tarik nafas dalam, caranya mengatakan
verbal yaitu cara latihan sebagai berikut jika bapak mampu
fisik I dengan cara tarik sudah mulai emosi dan mempraktekkan
nafas dalam mendengar suara-suara yang latihan tarik
menyuruh bapak untuk nafas dalam
memukul orang lain maka O :
bapak harus pelan-pelan - Pasien menjawab
menarik nafas dalam, dengan lancar,
dilakukan secara berulang- ekspresi tenang
ulang sampai rasa emosi dan sekali kali
bapak itu mulai stabil mengamuk
2. Memberikan kesempatan A:
kepada pasien untuk - Pasien mampu

34
memperagakan (Beri pujian mengontrol
jika pasien berhasil perilaku
melakukannya) kekerasan
dengan cara tarik
nafas yang
terlatih oleh
perawat
P:
- Intervensi
dilanjutkan dan
dipertahankan
1. bagaimana keadaannya hari
SP 3 : ini? Apakah emosi bapak S :
- Pasien mengontrol perilaku mulai stabil? Evaluasi jadwal - Pasien
kekerasan dengan spiritual kegiatan harian pasien mengatakan mau
2. Melatih dan mengajarkan berdoa dan akan
pasien untuk berdoa sesuai lebih sering lagi
kepercayaan pasien dalam berdoa setiap
mengontrol perilaku harinya

35
kekerasan O :
3. Memberi kesempatan kepada - Pasien tampak
pasien untuk memeperagakan sedang berdoa
(beri pujian jika pasien dengan mata
berhasil melakukannya) tertutup
4. Menanyakan perasaan pasien A:
setelah melakukan - Pasien dapat
kesempatan cara mengontrol, melakukan cara
anjurkan pasien memasukkan ke 4 mengontrol
dalam jadwal kegiatan harian perilaku
kekerasan
- Pasien dapat
menyebutkan dan
mempraktekkan
ke 4 cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
P:

36
- Intervensi
dipertahankan

1. bagaimana keadaannya hari S :


SP 4 : ini? Apakah emosi bapak - Pasien
Pasien mengontrol perilaku mulai stabil? Evaluasi jadwal mengatakan mau
kekerasan dengan cara minum obat kegiatan harian pasien minum obat dan
2. Melatih dan mengajarkan akan menaati
pasien untuk minum obat peraturan untuk
dengan prinsip yang benar minum obat
dalam mengontrol perilaku O :
kekerasan Pasien tampak sedang
3. Memberi kesempatan kepada minum obat
pasien untuk memperagakan A:
(beri pujian jika pasien - Pasien dapat
berhasil melakukannya) melakukan cara
4. Menanyakan pasien kapan
ke 4 mengontrol
saja waktu minum obat,
perilaku
anjurkan pasien memasukkan
kekerasan

37
dalam jadwal kegiatan harian - Pasien dapat
menyebutkan dan
mempraktekkan
ke 4 cara
mengontrol
perilaku
kekerasan
P:
- Intervensi
dipertahankan

2 Rabu 23 juli ( Isolasi Sosial) SP 1 : S :


2014 SP 1 : 1. Mengucapkan salam - Pasien
Pukul 10.00 1. Pasien menyadari penyebab teraupetik “selamat pagi pak, mengatakan malu
WIB isolasi sosial bagaimana keadaan dan bergaul dengan
perasaan bapak hari ini?” orang lain
Apakah keadaan bapak sudah O :
membaik dari keadaan - Pasien tampak

38
sebelum-sebelumnya? sedih dan
2. Menanyakan kepada pasien
menyendiri
tentang keberhasilan
A:
berinteraksi dengan orang
- Pasien dapat
lain sebelum pasien dirawat
mengungkapkan
di rumah sakit atau selam
perasaan menarik
pasien sehat. Apakah aktif
diri tampak
dalam kegiatan/ kelompok
dibantu orang
yang ada disekitarnya?
lain
3. Menanyakan kepada pasien
P:
hal-hal yang mengakibatkan - Intervensi
pasien tidak mau berinteraksi dilanjutkan
2. Pasien mengetahui
dengan orang lain? Atau
keuntungan dan kerugian
lebih sering menyendiri
berinteraksi dengan orang
daripada bergabung dengan
lain
orang lain? S :
- Pasien mampu
1. Diskusikan tentang penyebab mengatakan
bapak tidak mau bergaul keuntungan dan
dengan orang lain kerugian

39
2. Memberikan kesempatan O :
kepada pasien untuk - Pasien tampak
mempraktekkan cara lebih memahami
berkenalan dengan orang lain cara bergaul
( beri pujian jika pasien dengan orang
berhasil melakukannya) lain
3. Tanyakkan kepada pasien
A:
bagaimana perasaannya
- Pasien mau
setelah berkenalan dengan
berinteraksi
perawat?
dengan orang
lain
P:
3. Mengajarkan pasien - Intervensi
berkenalan dengan orang dilanjutkan
lain
S :
- Pasien
1. Memberikan kesempatan
mengatakan
kepada pasien untuk
sudah bisa

40
mempraktekkan cara berkenalan
berkenalan dengan orang lain dengan orang
( beri pujian jika pasien lain
berhasil melakukannya) O :
2. Memotivasi pasien untuk
- Pasien tampak
tetap melakukan cara
berkenalan
tersebut dan memasukkan
dengan orang
dalam jadwal kegiatan
lain
hariannya
A:
- Pasien mau
berkenalan
dengan orang
lain yang belum
pasien kenal
P:
- Intervensi
dipertahankan
dan dilanjutkan
kamis pagi di

41
tempat yang
sama pada pukul
10.00 WIB

3 Kamis , 24 Juli Harga Diri Rendah 1. Mengucapkan salam S :


2014 SP 1 : teraupetik “selamat pagi pak, - Pasien
Pukul 1. Pasien dapat bagaimana kabarnya hari mengatakan
10.00WIB mengidentifikasi ini?” mampu
2. Mengidentifikasi kemempuan
kemampuan dan aspek melakukan
dan aspek positif yang
positif yang dimilikinya kegiatan
dimiliki oleh pasien seperti
kebersihan
menyapu ruangan dan
ruangan dan
menyuci piring
merapikan
3. Memberi kesempatan kepada
tempat tidur
pasien untuk mengungkapkan

42
kemampuan dan aspek positif O :
yang dimilikinya - Pasien sedang
4. Memberikan pujian atas
menyapu lantai
kemampuan dan aspek positif
A:
yang dimiliki oleh pasien
- Pasien
melakukan aspek
positifnya
sebagai salah
satu aktivitas
rutin
P:
- Intervensi
dipertahankan
- Motivasi terus
pasien untuk
tetap melakukan
aspek positifnya
1. Membantu pasien memilih
aktivitas yang dapat S :
2. Pasien dapat memilih,

43
melatih dan menyusun dilatihnya - Pasien
2. Memberi contoh aktivitas
kegiatan harian pasien yang mengatakan
pelaksanaan yang dapat
sesuai kemampuan yang mampu
dilakukan pasien
dimiliki pasien melakukan
3. Menyusun bersama pasien
kegiatan
dan buat daftar aktivitas atau
kebersihan
kegiatan sehari-hari pasien
4. Memberi kesempatan kepada ruangan dan
pasien mengungkapkan merapikan
perasaannya tempat tidur
5. Meyakinkan dan motivasi
O :
pasien bahwa keluarga sangat
- Pasien sedang
mendukung aktivitas yang
menyapu lantai
dilakukan pasien
A:
- Pasien
melakukan aspek
positifnya
sebagai salah
satu aktivitas
rutin

44
P:
- Intervensi
dipertahankan
- Motivasi terus
pasien untuk
tetap melakukan
aspek positifnya

4 Defisit Perawatan Diri SP 1 : S :


SP 1 : 1. Menjelaskan kepada pasien - Pasien mamapu
Pasien memahami pentingnya pentingnya menjaga memahami
kebersihan diri kebersihan diri defisit perawatan
2. Menjelaskan alat alat untuk
diri pada pasien
menjaga kebersihan diri
defisit perawatan
3. Menjelaskan cara melakukan
diri
kebersihan diri
4. Melatih pasien O :
mempraktekkan cara menjaga - Pasien tampak
kebersihan diri dapat

45
mempraktekkan
cara
membersihkan
diri
A:
- Masalah terasi
-
P:
- Intervensi
dipertahankan
SP 2 :
SP 2 : 1. Menjelaskan cara
S :
1. Menjelaskan kepada pasien mempersiapkan makanan
2. Menjelaskan cara makan - Pasien mampu
cara makan yang baik
yang tertib menjelaskan cara
3. Menjelaskan cara merapikan
makan yang baik
peralatan makan setelah
O :
makan
- Pasien tampak
dapat
mempraktekkan

46
cara makan yang
baik
A:
- Masalah teratasi

P:
- Intervensi
dipertahankan
SP 3 : SP 3 :
1. Menjelaskan kepada pasien 1. Menjelaskan tempat
S :
cara eliminasi yang baik BAB/BAK
2. Menjelaskan cara - Pasien mampu
membersihkan diri setelan menjelaskan cara
BAB dan BAK eliminasi yang
3. Menjelaskan cara
baik
membersihkan tempat
O :
BAB/BAK
- Pasien tampak
dapat
mempraktekkan
cara eliminasi

47
yang baik
A:
- Masalah teratasi

P:
Intervensi
dipertahankan

48
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis menerapkan hasil keperwatan pada Tn. I dengan


perilaku kekerasan di ruang Pusuk Buhit, maka penulis membahas
beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang
nyata dalam proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian,
perencanaan, diagnosa keperawatan dan evaluasi keperawatan.

.1 Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan kesenjangan pada saat
melakukan pengkajian setelah dirawat di Rumah Sakit Jiwa Medan yang
mana pada tahap ini penulis sedikit kendala dalam memperoleh data dan
riwayat keluarga karena selama penulis melakukan pengkajian pada klien,
keluarga tidak pernah datang untuk berkunjung ke RSJ Medan. Maka upaya
yang dilakukan penulis adalah :
1. Melakukan pendekatan dan membina hubungan saling percaya pada klien
agar lebih dekat dan lebih percaya dengna menggunakan perasaannya.
2. Mengadakan pengkajian kepada klien dengan wawancara.
3. Mengadakan pengkajian dengan cara membaca status klien, melihat buku
rawatan dan bertanya dengan pegawai ruangan Pusuk Buhit tentang
keadaan klien

4.2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan pada teoritis adalah :

1. Perilaku kekerasan
2. Menarik diri : isolasi sosial
3. Harga diri rendah
Diagnosa keperawatan pada kasus adalah :
1. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
2. Gangguan hubungan sosial: Menarik diri
3. Defisit perawatan diri
4. Resiko Mencederai Orang Lain
5. Perilaku kekerasan
Dalam bagian diagnosa ini, penulis menemukan kesenjangan diagnosa
antara teorotis dengan kasus yaitu tidak adanya defisit perawatan diri dan

50
51

resiko mencederai orang lain pada teoritis sedangkan penulis menekan hal
tersebut pada saat pengkajian.

4.3. Intervensi

Penulis melakukan rencana tindakan askep sesuai dengan diagnosa


dan disesuaikan dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara
intervensi yang ada dikasus dan teori.

4.4. Implementasi

Pada teori maupun kasus tidak ditemukan kesenjangan karena setiap


implementasi selalu berdasarkan pada diagnosa keperawatan

4.5 Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk


mencapai keberhasilan asuhan keperawatan. Penulis selalu mengamati
langsung perubahan yang terjadi pada klien serta respon klien tentang
tindakan yang diberikan.

Hasil dari evaluasi yang dilakukan penulis berdasarkan antar teori dan
praktek dilapangan adalah:

1. Diagnosa I : Harga Diri Rendah


2. Diagnosa II : Gangguan Hubungan Sosial : Menarik diri
3. Diagnosa III : Perilaku Kekerasan
4. Diagnosa IV : Defisit Perawatan Diri

Diagnosa I : Perilaku Kekerasan


Masalah Teratasi : klien mampu mengalihkan amarahnya dengan latihan
fisik I dan II, verbal dan spiritual yang dilakukan klien
sebanyak 2 kali, namun jika amarah klien tiba-tiba
muncul, klien masih belum bisa mengontrol amarahnya
52

dengan melakukan latihan fisik I dan II yang sudah


diajarkan sebelumnya.
Diagnosa II : Isolasi Sosial
Masalah Teratasi : klien sudah terlihat bercakap-cakap dengan orang lain.
Namun klien masih suka menyendiri
Diagnosa III : Harga Diri Rendah
Masalah Teratasi : klien sudah mau beraktivitas kembali dengan baik.
Namun klien masih suka menyendiri
Diagnosa IV : Defisit Perawatan Diri
Masalah Teratasi : klien terlihat bersih dan rapi dan rajin mandi serta sikat
gigi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis menggunakan landasan teoritis dan melaksanakan


asuhan keperawatan pada Tn. I di ruang Pusuk Buhit Rumah Sakit Jiwa
Medan dengan mengambil kesimpulan :

1. Perilaku kekerasan merupakan respon terhadap stressor yang dihadapi


oleh seseorang, yang ditunjukkan dengan perilaku actual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara
verbal maupun nonverbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara
fisik mapupun secara psikologis.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku
kekerasan perlu adanya kerja sama antara perawat, klien, serta keluarga
dan tim kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Klien dengan perilaku kekerasan perlu adanya pendekatan perawat
dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan memotivasi
serta menggali kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh klien.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada keluarga agar lebih sering datang berkunjung ke


Rumah Sakit Jiwa Medan untuk memberikan semangat dan dukungan
serta menghindari hal-hal yang memicu stressor kepada klien dan
melakukan kerja sama yang baik dengan tim kesehatan agar asuhan
keperawatan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan dan bisa
menerima kondisi pasien di dalam keluarga. Keluarga rajin megontrol
pasien rawat jalan.
2. Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
perilaku kekerasan agar bekerja sama antara perawat, klien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya agar asuhan keperawatan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.

53
54

3. Diharapkan dengan memberikan asuhan keperawatan dengan klien


perilaku kekerasan dilakukan suatu pendekatan yaitu membina
hubungan saling percaya dan memotivasi serta menggali kemampuan-
kemampuan yang dimiliki oleh klien.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Kes. Wa, 1998, Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi I, Direktorat Kesehatan Jiwa RSJP, Bandung

Keliat B.A, 1998, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, (Terjemahan). Penerbit


Buku Kedokteran, EGC, Jakarta

Maramis, WF. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press.


Surabaya.

Stuart G. W, Sundeen. S. J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. (Terjemahan)


Edisi 3, Alih Bahasa Yasmin Asih, Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta.

Stuart G. W, dan Laria M. T, 2001, Erinciple and Practise of Phychitric Nursing.


(Terjemahan) (7 th ed), St. Lois : Mosby

Townsend M. C, 1998, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri,


(Terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran.

EGC. Jakarta.

55

Anda mungkin juga menyukai