Anda di halaman 1dari 2

Mengkaji novel Bulan karya Tere Liye

Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan setting tempat


sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan menjadi bingung dalam
memahami latar tempat cerita tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman
dan konsentrasi tinggi untuk para pembacanya.Serta penulis sering menggunakan
kata-kata yang sama.Pola cerita selalu berulang ke bab-bab berikutnya

Penulis kurang mengekspos tokoh Seli. Padahal setting novel kali ini kebanyakan
di Klan Matahari, tanah leluhur Seli. Di sini tetap saja penulis menonjolkan tokoh
Raib, menjadikannya sebagai kapten kontingen. Menurut kami akan lebih seru jika
Seli yang menjadi kaptennya. Tapi kami yakin hal ini pasti ada alasannya, mungkin
saja penulis tidak ingin mengaburkan karakter tokoh Seli yang sudah dibangun
dari novel Bumi.

Dialog antara keempat tokoh, Raib, Seli, Ali dan Ily selama petualangan rawan
kejanggalan. Raib dan Ali bisa bicara pada Ily menggunakan bahasa bulan. Namun
keduanya tidak paham bahasa matahari. Untuk bisa memahami orang-orang dari
Klan Matahari mereka mesti meminta bantuan Seli menerjemahkan. Selain itu,
Seli tidak bisa bicara dengan Ily, karena Ily hanya bisa bahasa bulan, tapi entah
kenapa di beberapa bagian buku ini sesekali Ily merespon apa yang dikatakan Seli.
Kalau bukan merespon, saya lihat dia menunjukkan kepahaman. Aneh, bukan?
Lalu ada adegan yang merusak logika cerita. Seseorang yang tinggal di dunia Klan
Matahari, di suatu hutan, bertemu dengan mereka. Orang itu sampai sekarang
mengira keempat anak yang ia temui adalah kontingen asli dari Klan Matahari.
Padahal, mestinya ketika mereka berdialog, orang itu paham hanya dengan
melihat Seli yang terus menerjemahkan kalimat pada ketiga temannya. Apa dia
tidak penasaran sewaktu hanya bisa bicara pada satu dari keempat orang?

Selebihnya, novel ini sangat pantas mendapat pujian. Banyak hal-hal unik dan
mengejutkan disajikan dalam novel bergenre fantasi ini. Uniknya, cerita yang
dibangun dalam novel serial ini bukan hanya imajinasi semata, tapi dapat
dijelaskan secara ilmiah, penulis menyampaikan hal ini melalui tokoh Ali.
Novel ini juga begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar dari novel ini.
Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih apa yang kita
inginkan. Selain itu, novel ini juga penuh akan nilai-nilai positif serta makna
kehidupan yang tidak hanya bercerita tentang remaja pada umumnya, tetapi
bercerita tentang dinamika kehidupan empat orang remaja terhadap lingkungan
internal.

Anda mungkin juga menyukai