11 - Analisis LQ, SI, LI Dan SSA 2019
11 - Analisis LQ, SI, LI Dan SSA 2019
• Kapasitas “ekspor”
perekonomian suatu wilayah
RUMUS SI =1/2*ABS((D7/$K7)-(D$20/$K$20))
Tahap penetapan indeks
1. Siapkan data
2. Hitung jumlah baris (wilayah) dan jumlah kolom
(aktifitas) serta jumlah seluruh sel data
3. Hitung nilai indeks dengan persamaan tersebut
Data
A B C D E
Kecamatan Pertanian Industri Jasa Total
1
2 A 105 40 5 150
3 B 210 220 70 500
4 C 125 60 15 200
5 D 60 80 10 150
6 Total (E) 500 400 100 1000
Hitung nilai indeks LQ
1. Buat 1 persamaan di sel data pertama .
2. Kopikan persamaan ke seluruh sel
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A =(B2/$E2)/
2 (B$6/$E$6)
B
3
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks LQ
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A B C D
Kecamatan Pertanian Industri Jasa
1
A =1/2*abs((B2/ B$6)-
2 ($E2/$E$6))
B =ABS((1/2)*(E7/E$32)-
(1/2)*($N7/$N$32))
3
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks LI
A B C D
1 Kecamatan Pertanian Industri Jasa
2 A 0.03 0.03 0.05
3 B 0.04 0.03 0.10
4 C 0.03 0.03 0.03
5 D 0.02 0.03 0.03
6 Nilai LI 0.11 0.10 0.20
A B C D
Kecamatan Pertanian Indus Jasa
1 tri
A =1/2*abs((B2/ $E2)-
2 (B$6/$E$6))
B =ABS((1/2)*(E7/$N7)-
3 (1/2)*(E$32/$N$32))
C
4
D
5
Hasil perhitungan indeks SI
Catatan :
Nilai SI adalah hasil penjumlahan nilai setiap kolom dari persamaan
Jumlah nilai SI sebanyak jumlah wilayah.
A B C D E
a b c
=(P25/D25)-($W$25/$K$25)
Regional share=($W$25/$K$25)-1
DATA YANG DIGUNAKAN
• SSA menggunakan data dari dua titik waktu untuk
menganalisa pergeseran. Karena hanya menggunakan 2
titik waktu maka sebisa mungkin dicari rentang waktu
yang menunjukkan nilai pergeseran yang stabil.
Catatan Penting dalam shift share analysis:
Untuk kasus pertumbuhan ekonomi wilayah, semua
nilai mempunyai rentang dari negatif tak hingga
sampai positif tak hingga
Pada kasus-kasus jumlah agregat yang bersifat tetap
(misal luas lahan dalam suatu wilayah), maka
komponen share akan sama dengan 0.
SSA merupakan penjumlahan dari seluruh komponen.
Komponen dengan nilai terbesar (Share, prop. Shift
atau Diff. Shift) menunjukkan komponen yang
berperan paling besar dalam pertumbuhan aspek yang
dijelaskan.
HASIL DAN ANALISIS
Dalam analisis regional terdapat 4 butir pokok yang akan
memberikan gambaran bagaimana posisi Kabupaten
Tulang Bawang dalam konteks regional Provinsi
Lampung.
Keempat poin tersebut :
(1) kinerja perekonomian wilayah,
(2) perkembangan struktur ekonomi wilayah
(3) sektor unggulan komparatif dan kompetitif, dan
(4) interaksi antar kabupaten/kota berdasarkan aliran
orang di Provinsi Lampung.
Sektor Unggulan Komparatif Dan
Kompetitif
Identifikasi mengenai sektor unggulan ini penting untuk
mengetahui keunggulan wilayah Kabupaten Tulang
Bawang dibandingkan dengan wilayah Kabupaten/Kota
lainnya di Provinsi Lampung.
Sektor unggulan ini akan dapat dijadikan modal dasar
untuk mengembangkan daya saing wilayah Kabupaten
Tulang Bawang.
Dengan mengembangkan keunggulan-keunggulan yang
dimiliki maka proses pembangunan akan menjadi lebih
cepat dan efisien
Hasil Analisis LQ di Level Sektor Kabupaten/Kota Provinsi Lampung
Keuangan, persewaan,
Perdagangan, hotel &
Industri pengolahan
Pertambangan &
Pengangkutan &
Wilayah
komunikasi
penggalian
Pertanian
Jasa-jasa
restoran
Lampung Barat 1.49 0.55 0.22 0.65 0.72 1.24 0.53 0.38 0.46
Tanggamus 1.36 0.57 0.41 0.40 1.14 0.88 0.52 0.67 1.04
Lampung Selatan 1.18 0.43 0.88 0.87 1.01 0.86 0.93 0.77 1.01
Lampung Timur 1.14 5.23 0.52 0.47 0.87 1.01 0.41 0.48 0.50
Lampung Tengah 1.19 0.54 1.15 1.13 1.14 0.88 0.39 0.66 0.82
Lampung Utara 0.96 0.31 1.10 1.96 0.91 1.14 0.88 1.07 1.08
Way Kanan 1.47 0.76 0.79 0.35 0.91 0.52 0.47 0.37 0.96
Tulang Bawang 1.13 0.06 1.69 0.11 0.33 1.11 0.85 0.51 0.37
Bandar Lampung 0.11 0.52 1.36 1.97 1.52 1.18 2.69 2.54 1.88
Kota Metro 0.35 0.00 0.39 2.53 0.88 1.20 1.72 2.92 3.07
Hasil Analisis SSA Kabupaten Tulang Bawang
Kab. Tulang Bawang Prov. Lampung
Proportional
Differential
Regional
Sektor
Share
Shift
Shift
SSA
2000 2006 2000 2006
Pertanian 1,394,682.94 1,794,701.99 10,143,870.48 12,609,473.35 0.32 -0.08 0.04 0.29
Pertambangan & penggalian 3,398.00 6,181.73 620,949.34 855,343.43 0.32 0.06 0.44 0.82
Industri pengolahan 628,012.90 814,970.22 2,950,303.04 3,833,932.18 0.32 -0.02 0.00 0.30
Listrik, gas & air bersih 771.47 1,545.48 79,525.53 111,643.76 0.32 0.09 0.60 1.00
Bangunan 54,344.14 64,988.54 1,188,137.56 1,581,679.62 0.32 0.01 -0.14 0.20
Perdagangan, hotel & restoran 554,360.95 687,881.43 3,734,976.57 4,905,688.82 0.32 -0.01 -0.07 0.24
Pengangkutan & komunikasi 129,684.86 192,770.22 1,260,798.39 1,804,382.44 0.32 0.11 0.06 0.49
Keuangan, persewaan, & js. Prsh. 78,571.16 134,842.48 890,938.54 2,088,364.48 0.32 1.03 -0.63 0.72
Jasa-jasa 103,792.81 115,488.24 2,087,750.98 2,477,575.19 0.32 -0.13 -0.07 0.11
• Sektor pertanian memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif
• Sektor inilah yang harusnya dapat menjadi modal
dasar
• Diharapkan leading sector akan diikuti dengan
berkembangnya aktivitas agro-industri, agro-
processing, agrobisnis, termasuk jasa-jasa penunjang
sektor pertanian seperti pusat pendidikan, pusat
penelitian
• Kerjasama antar wilayah
• Suatu sektor di suatu wilayah dinamakan kompetitif jika
komponen differential shift-nya positif. Artinya pergeseran
sektor tersebut di wilayah tertentu lebih banyak
disumbang oleh faktor-faktor dari dalam atau internal
wilayah itu sendiri.
• Jika pergeseran sektor tersebut di wilaya tertentu lebih
banyak disumbang oleh faktor-faktor eksternal (memiliki
nilai regional share dan proportional shift yang besar dan
positif) maka pada saat kondisi ekternalnya berubah,
sektor tersebut juga akan ikut berubah
analisis Basic Service Ratio (BSR) dan Regional Multiplier (RM), sebagai berikut
(Warpani, 1984):