FGD TD Nusantara PDF
FGD TD Nusantara PDF
1. Umum
Gerakan Pramuka yang diresmikan berdirinya pada tanggal 14 Agustus 1961 merupakan kesinambungan
gerakan kepanduan nasional Indonesia yang bertujuan menumbuhkan tunas bangsa menjadi generasi yang
dapat menjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, bertanggungjawab serta mampu mengisi
kemerdekaan Indonesia.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda,
dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan
keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang bersifat sukarela, nonpolitik,
terbuka untuk semua, tanpa membedakan asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan
kepramukaan melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
2. Tujuan
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mntal, moral,
spiritual, emosional, social, intelektual dan fisisknya sehingga menjadi:
1) Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kuat mental, dan tinggi moral; tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilannya; kuat dan
sehat jasmaninya.
2) Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun
dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan
negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional maupun
internasional.
3. Prinsip Dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan adalah:
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
c. Peduli terhadap diri pribadinya;
d. Taat kepada Satya dan Darma Pramuka.
4. Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif dan progresif melalui:
a. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. Belajar dengan melakukannya (berbuat);
c. Sistem berkelompok;
CIRI-CIRI KEPRAMUKAAN
1. Sukarela
Kepramukaan adalah gerakan pendidikan yang bersifat sukarela, tidak membedakan asal usul, suku, ras,
golongan atau agama. Sifat sukarela menggarisbawahi persyaratan bahwa para anggota bergabung atas
dasar kemauannya sendiri dan atas dasar penerimaannya secara sukarela akan asas-asas Gerakan
Pramuka. Hal ini berlaku untuk anggota muda maupun anggota dewasa.
2. Non Politik
Kepramukaan bersifat non politik, dalam arti kata Gerakan Pramuka tidak terlibat dalam perjuangan
kekuasaan yang menjadi wacana pokok dalam politik. Namun demikian tidak berarti bahwa kepramukaan
terpisah sama sekali dari realitas politik dalam suatu negara, karena:
Tim 13 FGD TD Nusantara
Gerakan Pramuka adalah gerakan yang bertujuan untuk mengembangkan kewarganegaraan yang
bertanggungjawab. Pendidikan kemasyarakatan ini tidak akan berhasil tanpa kesadaran atas realitas politik
di Indonesia
3. Bebas
Kepramukaan akan sepenuhnya mencapai tujuan pendidikannya apabila jatidirinya yang khas dapat selalu
dijaga. Gerakan Pramuka harus tetap bebas, dengan berdaulat atas kewenangan pengambilan keputusan
sendiri pada semua tingkat. Yang dimaksud bebas dalam hal ini adalah setiap penawaran atau penerimaan
bantuan, atau setiap bentuk kemitraan dengan organisasi lain, hanya dapat dibenarkan apabila menunjang
dan menumbuhkan apa yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka, yaitu tujuan pendidikannya.
4. Sistem Nilai
Kepramukaan didasarkan pada suatu perangkat nilai, yaitu yang dituangkan ke dalam kode etik Gerakan
Pramuka, atau Kode Kehormatan Pramuka yang disesuaikan dengan golongan usia dan perkembangan
rohani serta jasmani anggota muda, yaitu:
- Dwisatya dan Dwidarma untuk Pramuka Siaga
- Trisatya dan Dasadarma untuk Pramuka Penggalang
- Trisatya dan Dasadarma untuk Pramuka Penegak dan Pandega
- Trisatya dan Dasadarma untuk Anggota Dewasa.
5. Persaudaraan
Hubungan antar anggota dalam Gerakan Pramuka adalah seperti layaknya hubungan antar anggota
keluarga yang didasari atas cinta kasih, keakraban, dengan diselimuti rasa kejujuran, keadilan, kepantasan
dan keberanian berkorban.
MISI KEPRAMUKAAN
Pada World Scout Conference yang bersidang di Durban, Afrika Selatan, pada bulan Juli 1999, telah diterima
secara bulat oleh seluruh organisasi kepramukaan sedunia, rumusan Pernyataan Misi Kepramukaan. Pernyataan
ini, didasarkan pada Konstitusi (Anggaran Dasar) WOSM, dimaksudkan untuk menegaskan kembali peran
Kepramukaan sekarang ini.
Misi Kepramukaan adalah turut menyumbang pada pendidikan kaum muda, melalui suatu sistem nilai yang
didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka, guna membantu membangun dunia yang lebih baik, dimana orang-
orangnya adalah pribadi yang dirinya telah berkembang sepenuhnya dan memainkan peran konstruktif di dalam
masyarakat.
Hal ini dicapai dengan:
1. Menyertakan kaum muda dalam proses pendidikan nonformal, selama tahun-tahun pembentukan
kepribadiannya,
2. Menggunakan metode khusus yang membuat masing-masing pribadi menjadi penggerak utama dalam
pengembangan dirinya sendiri, untuk menjadi orang yang mandiri, siap membantu sesamanya,
bertanggungjawab dan merasa terpanggil,
3. Membantu mereka dalam membentuk suatu sistem nilai yang didasarkan pada asas-asas spiritual, sosial
dan personal, sebagaimana dinyatakan dalam Satya dan Darma Pramuka.
KWARTIR CABANG
Pusat kegiatan Pramuka adalah di Gugusdepan dan Satuan Karya, dan Kwartir yang langsung bertanggungjawab
atas pembinaan Gudep dan Saka adalah Kwartir Cabang. Selain itu dalam Keputusan Ka Kwarnas No. 048 Tahun
2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kwartir Cabang, telah ditegaskan pula bahwa di samping merupakan
tumpuan kegiatan dan pelatihan, serta penggerak perkembangan Gudep dan Saka, Kwarcab adalah satuan
administrasi pangkal terbawah.
Karena berbagai sebab, pada umumnya Kwartir Cabang belum dapat menyelenggarakan tugas dan
tanggungjawabnya dengan baik. Kendala yang dihadapi selain dana, adalah besarnya jumlah Gugusdepan yang
berada dalam lingkup wewenangnya dan tidak tersedianya tenaga staf kwartir profesional.
Pemberdayaan Kwartir Cabang sehingga dapat menyelenggarakan fungsi sebagaimana mestinya, merupakan
kondisi mutlak apabila penyelenggaraan kepramukaan akan ditingkatkan mutunya. Penerapan Keputusan tentang
Organisasi Kwarcab yang baru belum dilaksanakan.
MAJELIS PEMBIMBING
Dalam Pokok-pokok Pengorganisasi Gerakan Pramuka telah disebutkan betapa pentingnya fungsi dan peran
Majelis Pembimbing (Mabi). Kemampuan Gudep atau Kwartir untuk berkembang dan meningkatkan mutu
Kepramukaan, sangat tergantung dari peran Mabi di tingkatnya. Bahkan kelangsungan hidupnya pun sangat
ditentukan oleh bimbingan dan bantuan Mabi.
Di beberapa daerah, kegiatan Kepramukaan terhambat dan kurang maju karena Mabinya kurang berfungsi.
Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh karena:
- Anggota Mabi tidak memiliki akses yang positif ke pemerintahan dan masyarakat,
- Anggota Mabi tidak memiliki pengetahuan dan apresiasi mengenai kepramukaan.
Hal ini dapat diatasi dengan pemilihan ketua dan anggota Mabi yang selektif, serta pemberian informasi mengenai
fungsi dan tugasnya, dan orientasi mengenai seluk beluk organisasi dan kegiatan Kepramukaan.
BUKU PRAMUKA
Buku-buku kepramukaan yang berupa buku petunjuk, buku panduan dan sebagainya merupakan sarana yang
mutlak diperlukan dan sangat efektif dalam pengembangan diri. Buku-buku Kepramukaan yang telah diterbitkan
oleh Kwarnas sejak kira-kira 20 tahun yang lalu, perlu dimutakhirkan dan dikembangkan.
Kebutuhan ini sangat dirasakan oleh daerah, baik para Pembina di lapangan maupun peserta didiknya, dan di
beberapa daerah secara spontan dan sesuai dengan kemampuannya, telah diterbitkan berbagai tulisan/buku
untuk mengisi kekurangan ini. Pakar-pakar penulis yang berpengalaman praktis, terutama para mantan
pembina/pelatih Pramuka, banyak tersedia dan tersebar di daerah. Penerbitan buku kepramukaan ini harus segera
ditangani, yaitu dengan mengorganisasikan dan memadukan upaya penulisan dan penerbitan, baik di daerah
maupun di tingkat pusat.
Mari menjadi Pramuka pandai berkarya bukan hanya pandai bergaya.