kemudian kuman keluar bersam feses dan juga dari ginjal kuman keluar bersama
1. Minggu ketiga
Tahapan ini merupakan stadium penyembuhan dan demam menurun, bila klinis
menunjukkan sembuh tetapi kuman masih ada, dan kuman keluar bersama urine dan
feses. Maka keadaan ini disebabkan convalescent carrier dan berlangsung selama 3-
saraf sentral. Pendarahan usus dan perforasi usus terjadi masing-masing pada 1-10% dan
yang biasanya mendahului perforasi di tampakkan oleh penurunan suhu badan dan tekanan
a. Diare berat, dehidrasi, dan gagal ginjal cenderung terjadi pada pasien berusia lanjut,
c. Ileitis dengan rasa nyeri yang terlokalisasi diatas fosa iliaka kanan, diagnosis dapat
d. Salmonellasis invasive penyakit ini dapat timbul sebagai septicemia atau penyakit
Genus salmonella lebih kompleks dan genus ini termasuk family Enterobactericeae.
Salmonella adalah flora normal pada tubuh manusia. Salmonella adalah motil, tidak
berspora, tidak berkapsul, batang gram negative. Genus salmonella bergerak dengan
flagella dan terdiri dari beberapa macam yang dapat menyebabkan demam tipoid.sebagian
membentuk (fermentasi) asam saja karena itu untuk klasifikasi salmonella oleh susunan
oponisasi kuman salmonella sehingga mudah difagositir. Bila anti O antibody ini
bereaksi dengan antigen O maka akan terjadi aglutinasi (endapan seperti pasir).
Antigen ini bersifat termolabil dan dapat dirusak oleh alcohol dan pemanasan asam.
Antigen H bila direaksikan dengan anti H antibody akan terjadi aglutinasi ( endapan
seperti pasir ).
9
3. Antigen vi
Antigen merupakan antigen envelop dan kuman direaksikan dengan anti O antibody
belum terjadi aglutinasi, karena antibody kuman dihalangi oleh antigen atau antigen
vi. Agar reaksi aglutinasi dapat terjadi maka suspense kuman perlu dipanaskan lebih
dahulu dan Vi ini terutama didapatkan kuman yang baru dibiakkan dan di bentuk
Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang tekontaminasi oleh salmonella.
2. Susu dan hasil susu lainya ( es krim, keju ) misalnya saat pasteurisasi yang tidak
sempurna.
5. Daging atau produk daging yaitu dari hewan yang terinfeksi dengan tinja hewan
Tindakan sanitasi dapat dilakukan untuk mencegah kontaminasi makanan dan air
oleh hewan pengerat atau hewan lainnya yang mengeluarkan salmonella. Unggas, daging,
10
telur, harus dimasak. Pembawa bakteri carrier tidak boleh membuat atau menyediakan
demam,reaksi local, dan nyeri kepala pada 25% penerima. Penyebaran demam tifoid terjadi
melalui infeksi transplasenta dari ibu bakterimia pada janinnya penyebarannya intra patum
juga mungkin, yang terjadi dengan jalan fekaloral dari ibu pengidap ( Richard dan Robert,
2000).
Diagnosis demam tipoid sukar untuk di tegakkan hanya dasar beberapa gejala kelinis
saja sebab ganbaran klinis penyakit ini amat bervariasi dan umumnya tidak khas untuk
demam tifoid. Atas dasar ini peranan laboratorium sangat membantu dalam menegakkan
1. Kultur darah
Dengan menggunakan BHI OXGALL yang diinkubasi 37oC selama 2x24 jam.
Dan dilanjutkan ke media SS agar atau MCA yang diinkubasi 37oC selama 2x24
Jam. Selanjutnya koloni di tanam ke RBK inkubasi 37oC selama 1x24 jam.
2. Tes widal
11
Yaitu dengan melakukan reaksi antigen salmonella dengan antibody pada serum
Uji widal merupakan uji aglutinasi yang menggunakan suspense kuman salmonella
tiphi dan salmonella paratiphi sebagai antigen untuk mendeteksi antibody terhadap
Uji ini dinamai oleh Fernand georges Isidours Widal,seorang dokter dan ahli
bakteriologi dari prancis, lahir di aljazair 9 maret 1862 dan meninggal di paris 14 januari
Adanya antibody salmonella dapat dideteksi biasanya pada minggu pertama demam
biasa pada hari ke 5 dan 6. Tetapi pada pasien yang sudah pernah terinfeksi kuman ini
antibody dapat muncul pada hari 3. Marker untuk diagnose melalui uji widal ini yaitu
Antibody untuk O antigen sangat spesifik untuk tes ini dibandingkan dengan antigen
H,karena dia berada pada tubuh bakteri ini. Antigen ini biasanya bertahan 6 bulansetelah
12
penyembuhan. Sedang antibody untuk H antigen berada pada bagian flagella. Kenaikan
titernya juga lebih lambat dari anti gen O. antigen ini biasanya bertahan setahun setelah
terinfeksi. Antigen ini tidak selalu hadir pada infeksi salmonella. Antigen Vi juga ada pada
inveksi salmonella ini tetapi biasanya meninggi setelah antigen O dan H (kosasih dan
kosasih,2008).
Interpretasi uji widal harus disesuaikan dengan gejala pasien karena hasil positif
dapat terjadi setelah pemberian vaksin atau pada beberapa penyakit seperti lever atau
hypergammaglobulinemia. Pemberian obat juga bisa memberi hasil normal. Sedang hasil
negative dapat muncul setelah pemberian antibiotic (B. K. Mandall, dkk. 2006).
Nilai normal :
O dan H antigen
Uji widal adalah uji aglutinasi yang memakai sebagai antigen suspense
kuman (tak larut) yang direaksikan dengan antibody spesifik terhadap kuman tersebut yang
1. Antigen H ( flagella )
Dibuat dari salmonella tiphi yang motil dengan permukaan koloni yang licin.
2. Antigen O ( somatic )
Dibuat dari strain salmonella tiphi yang tidak motil. Untuk membunuh kuman
dipakai alcohol absolute dan sebagai pengawet di pakai larutan phenol 0,5 %.
3. Antigen paratiphi A
4. Antigen paratiphi B
formalin 10 %.
5. Antigen paratiphi C
1. Persiapan Penderita
14
Untuk uji widal tidak perlu persiapan penderita secara khusus. Darah dapat
Darah diambil secara steril dari vena sebanyak 3cc,dibiarkan beku disuhu
ruangan dan serumnya dipisahkan. Bila tidak segera diperiksa serum disimpan
yaitu,slide test (kuantitatif). Dengan slide test ini kita hanya melihat ada tidaknya reaksi
anti gen salmonella dengan antibody salmonella pada serum penderita dan untuk
mengetahui jumlah titer antibody yang terdapat pada serum penderita ( Judith C,1986).
a. Antigen
Strain salmonella yang dipakai amat berpengaruh pada hasil uji widal. Antigen
yang tebuat dari starin yang bukan berasal dari daerah endemis yang
terjadinya infeksi silang dengan spesies salmonella yang lain dapat juga
menimbulkan kesalahan.
Saat ini walaupun telah digunakan secara luas diseluruh dunia, manfaatnya masih
diperdebadkan dan sulit dijadikan pegangan karena belum ada kesepakatan akan
15
nilai standart aglutinasi (cut-off point). Untuk mencari standart titer uji widal
seharusnya ditentukan titer dasar (besline titer) pada anak sehat dipopulasi
dimana pada daerah endemis seperti Indonesia akan didapatkan peningkatan titer
Pembacaan dilakukan dengan mata telanjang sehingga amat subjektif dan dapat
Deteksabilitas seperti halnya uji aglutinasi yang lain daya uji widal tergolong sedang.
Akurasi pada uji kuantitatif dijamin oleh adanya control positif dan control negative.
Metode ini hanya membutuhkan waktu inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC, yaitu
pada metode kuantitatif dengan waktu 5 menit saja. Biaya pemeriksaan uji widal cukup
a. O e. H
b. AO f. AH
c. BO g. BH
d. CO h. CH
Cara Kerja :
a. Letakkan satu tetes (50 µl) sampel masing-masing pada slide dan satu
Pengenceran :
a. Serum 50 µl pengenceran 40 x
b. Serum 20 µl pengenceran 80 x
e. Dst
17
O dan H antigen