Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kosasih.E.N dan A.S. Kosasih. 2008, lipoprotein adalah kompleks

dari lipid dan protein dalam konsentrasi yang berbeda-beda. Lipid tak larut dalam air.

Tugas penting lipoprotein adalah mengangkut lipid. Fospolipid bersifat lipofilik dan

hidrofilik dan bertindak sebagai daya pelarut. Klasifikasi lipoprotein dalam serum

adalah menurut cara penentuan yaitu HDL (High Density Lipoprotein), LDL (Low

Density Lipoprotein), VLDL (Very Low Density Lipoprotein ).

Sutanto, 2010 mengatakan, berdasarkan ikatan kimiawinya, lemak dapat

dibedakan menjadi lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh tidak memiliki

karbon (C) yang berikatan ganda, sedangkan lemak jenuh memiliki rantai ikatan

ganda. Sebagian besar lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan

resiko terkena penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat dikenali dari bentuknya

yang padat atau berlilin pada suhu ruangan sehingga mudah menyebabkan

penyumbatan.

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam

tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-

macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel. Kolesterol tidak

larut dalam cairan darah.Untuk itu, agar dapat dikirim ke seluruh tubuh, perlu

1
dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein, yang dapat

dianggap sebagai “pembawa” kolesterol dalam darah (Ramadhan.A.J, 2010).

Menurut Ramadhan.A.J, 2010, kolesterol atau kadar lemak dalam darah

umumnya berasal dari menu makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak konsumsi

makanan berlemak, akan semakin besar peluangnya untuk menaikkan kadar

kolesterol. Namun, kita perlu tahu tentang jenis kolesterol, karena tidak semua

kolesterol itu jahat dan juga tidak semuanya baik. Karena itu, kolesterol bisa

dibedakan menjadi dua, yaitu Low Density Lipoproptein dan High Density

Lipoprotein.

Sutanto, 2010, mengatakan HDL merupakan lemak yang dapat melarutkan

kandungan LDL dalam tubuh sehingga sering disebut kolesterol baik. Sedangkan

LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat karena dapat menempel pada pembuluh

darah. Peran kolesterol HDL adalah mambawa kembali kolesterol LDL ke organ hati

untuk diproses lebih lanjut. Jika kadar HDL tinggi maka akan terlindungi dari

penyakit jantung. Namun, orang dengan kadar HDL dalam kategori yang sangat baik

masih bisa beresiko untuk terkena penyakit jantung.

Menurut Sutanto, 2010, penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan jenis

penyakit jantung yang paling banyak diderita. Penyakit ini menyerang pembuluh

darah dan dapat menyebabkan serangan jantung. Serangan Jantung disebabkan oleh

tersumbatnya pembuluh arteri yang menghambat penyaluran oksigen dan nutrisi ke

jantung. Tetapi, penyakit yang umum adalah penyakit kronis pada arteri koroner yang

2
disebut ateroklerosis. Karena itu, sakit jantung yang umum dikenal adalah Penyakit

Jantung Koroner (PJK) atau penyakit arteri koroner.

Menurut Sutanto, 2010, penyebabnya adalah penyempitan pembuluh darah

koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung.

Penyempitan di sebabkan oleh tumpukan kolesterol atau menurunnya kadar HDL.

Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjai kaku atau

disebut ateroklerosis. Jadi, makin rendah kadar HDL, makin besar kemungkinan

terjadinya PJK.

Menurut Sumiati,dkk, 2010, badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih

dari 117 juta orang meninggal akibat PJK diseluruh dunia pada tahun 2002. Angka ini

diperkirakan akan terus meningkat 11 juta orang pada tahun 2020. Hal ini bisa dilihat

dari angka kematian yang terlihat cenderung meningkat.Khususnya di Indonesia, tiga

dari 1000 penduduk Indonesia menderita PJK.

Menurut Sumiati,dkk, 2010, mengatakan di Indonesia saat ini Penyakit

Jantung dan Pembuluh Darah (PJPD) telah menjadi penyebab kematian utama. Hal

ini diperlihatkan oleh hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), yang

menunjukan bahwa PJPD sebagai penyebab kematian telah meningkat dari urutan ke-

11 tahun 1972 menjadi urutan ke-3 tahun 1986 dan menjadi penyebab kematian

utama pada tahun 1992, 1995, 2001, dan 2006. Penyebab utama PJPD adalah

manifestasi ateroklerosis di pembuluh darah koroner. Kelainan ini biasanya disebut

dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK).

3
Berdasarkan profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2000 Penyakit Jantung

Koroner menempati urutan ketiga dari penyakit tidak menular dengan jumlah

penderita sebanyak 354 orang yang berumur ≥ 60 tahun. Dengan jumlah kematian

penyakit jantung koroner sebanyak 37 orang (Depkes,2012).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah apakah terjadi penurunan kadar HDL yang mengakibatkan

penyumbatan pembuluh darah arteri penyebab utama penyakit jantung

koroner (PJK).

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menentukan kadar HDL dalam darah pada pasien penyakit jantung

koroner yang di rawat inap di RSU ADVENT Medan Tahun 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam melakukan

penelitian dibidang Kimia Klinik.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu menjaga dan mengatur

pola makan serta olahraga yang teratur agar kolesterol HDL dalam darah tetap

normal untuk mengurangi resiko penyakit jantung koroner.

3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan bahan informasi bagi

pendidikan Akademi Analis Kesehatan Sari Mutiara Medan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HDL (High Density Lipoprotein)

2.1.1 Definisi

Menurut Sutanto, 2010, HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh

karena berfungsi mengangkut LDL yang terdapat dalam jaringan perifer ke hepar

sehingga akan membersihkan lemak - lemak yang menempel pada pembuluh darah

untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu. Karena

fungsinya tersebut, HDL sering disebut sebagai kolesterol baik. Peran kolesterol HDL

adalah membawa kembali kolesterol LDL ke organ hati untuk diproses lebih lanjut.

Jika kadar HDL tinggi maka akan terlindung dari penyakit jantung.

Kolesterol HDL adalah salah satu dari lima kelompok utama lipoprotein yang

memungkinkan lipid seperti kolesterol akan di angkut dalam aliran darah. Pada

individu sehat, sekitar 30% dari kolesterol di angkut oleh HDL (Ramadhan.A.J,2010).

Menurut Santoso Anwar, dkk, 2009, kadar kolesterol HDL yang rendah

merupakan kelainan lipid yang paling sering ditemui pada pasien PJK dan merupakan

satu – satunya kelainan lipid pada 50% pasien – pasien tersebut. Analisis terhadap

beberapa studi besar menunjukan setiap peningkatan 1mg/dl kolesterol – HDL,

independen terhadap kadar kolesterol – LDL, berkaitan dengan penurunan resiko PJK

sebesar 2 sampai 4 %

5
Menurut Freeman.M.W,dkk, 2005, kendati mayoritas orang yang bermasalah

dengan kolesterol juga memiliki kadar LDL yang tinggi, ada sebagian orang yang

kadar lipidnya menunjukan abnormalitas lain. Hal yang paling umum dari beberapa

kelainan ini adalah naiknya kadar trigliserida dalam darah atau turunnya nilai HDL,

yang keduanya bisa terjadi dengan atau tanpa LDL tinggi.


Freeman.M.W,dkk. 2009, mengatakan kadar HDL yang rendah atau

trigliserida yang lebih tinggi dari pada normalnya meningkatkan peluang terjadinya

penyakit koroner. Keduanya dapat didiagnosis melalui tes profil lipid puasa, dan

setiap masalah membutuhkan program pengobatan yang agak berbeda.


Menurut Ramdhan.A.J. 2010, adapun hal-hal yang bisa dilakukan untuk

mengendalikan kadar HDL dalam darah antara lain mengetahui kadar kolesterol

dalam darah. Umumnya kadar kolesterol seseorang berada di bawah 200mg/dL,

dengan kadar LDL di bawah angka 130 dan HDL berada di atas angka 40.

Ramadhan.A.J, 2010, mengatakan bahwa semakin tinggi HDL akan semakin

menyehatkan kita. Normalnya, HDL pada wanita akan lebih tinggi dari kadar HDL

pria. Kita tidak boleh hanya terfokus pada kadar kolesterol saja. Tetapi kita juga harus

memperhatikan rasio kadar kolesterol secara total dan membandingkannya dengan

HDL. Dalam kondisi ideal, rasio ideal kolesterol total berbanding HDL seharusnya

kurang dari 4,0 untuk wanita dan kurang dari 4,5 untuk pria.

2.1.2 HDL Yang Rendah

6
Menurut Freeman.M.W,dkk. 2009, tidak begitu banyak rekomendasi bagi

orang dengan kadar HDL rendah ketimbang bagi masalah lipid lain. Itu karena belum

memiliki penelitian apa pun yang menunjukan secara spesifik bahwa jika menaikan

kadar HDL, resiko penyakit jantung akan turun. Kita tahu bahwa HDL baik bagi

jantung, jadi makin tinggi kadarnya jantung kita akan makin baik.

Menurut Freeman.M.W,dkk. 2009, karena semua obat yang digunakan untuk

menaikan kadar HDL biasanya menurunkan kadar LDL dan trigliserida sekaligus.Ini

membuatnya sulit untuk membedakan perubahan mana yang menghasilkan manfaat

lebih bagi masalah jantung. Penelitian belakangan ini juga telah menunjukan bahwa

mungkin ada banyak cara yang baik untuk menaikan kadar HDL.

Freeman.M.W,dkk. 2009, semestinya lebih banyak pilihan tersedia di masa

depan karena penelitian metabolisme HDL adalah area penelitian utama yang paling

aktif dalam bidang lipid, dan beberapa pendekatan baru kini berada dalam percobaan

klinis dini. Namun untungnya, ada banyak perubahan gaya hidup yang bisa menaikan

kadar HDL yang juga bermanfaat bagi semua profil, jantung secara umum dan

hampir seluruh bagian tubuh.

Menurut Freeman.M.W,dkk. 2009, hal – hal berikut ini dapat membantu

menaikan kadar HDL antara lain : (1) Berolahraga, (2) Tidak merokok, (3)

Menghindari makanan yang berlemak, (4) Menurunkan berat badan jika kegemukan,

(5) Minum sedikit alkohol per hari.

2.1.3 Proses HDL Dalam Tubuh

7
Menurut Sutanto, 2010, lemak yang terkandung dalam darah terdiri atas

kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Hanya seperempat dari

kolesterol yang terkandung dalam darah berasal dari sari makanan yang diserap oleh

saluran pencernaan, sisanya diproduksi langsung oleh tubuh melalui sel – sel hati.

Pada saat dicerna dalam usus, lemak yang terdapat dalam makanan akan diuraikan

menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.

Sutanto, 2010, mengatakan keempat unsur lemak tersebut akan diserap dari

usus dan masuk kedalam darah, sementara kolesterol dan unsur lemak lain tidak ikut

larut dalam darah. Agar dapat diangkut dalam aliran darah, kolesterol dan lemak lain

(trigliserida dan fosfolipid) harus berikatan dengan protein untuk membentuk

senyawa yang larut, yang disebut lipoprotein.

Menurut Sutanto, 2010, kilomikron merupakan lipoprotein yang mengangkut

lemak menuju hati. Dalam hati, ikatan lemak tersebut akan di uraikan sehingga

kembali terbentuk keempat unsur lemak. Selanjutnya, asam lemak yang terbentuk

akan digunakan lagi sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih akan

disimpan dalam jaringan lemak.Bila asupan kolesterol tidak mencukupi, sel hati akan

memproduksinya.

Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein. Kelebihan kolesterol akan

diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL untuk dibawa ke hati, lalu di

uaraikan dan dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam atau cairan empedu.

LDL mengandung lebih banyak lemak dibanding HDL sehingga akan mengambang

di dalam darah. HDL mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai

8
kepadatan tinggi atau lebih berat dibanding LDL sehingga tidak mudah mengambang

di dalam darah menurut Santoso, 2010.

Gambar metabolisme lipid (Santoso Anwar,dkk.,2009)

2.2 Penyakit Jantung Koroner

2.2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Menurut Sumiati, dkk. 2010, penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu

penyakit pada jantung yang terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh koroner.

Kelainan pembuluh darah koroner ini berupa penyempitan pembuluh darah sebagai

9
akibat dari prose ateroklerosis (yaitu pengerasan dinding pembuluh darah karena

penimbunan lemak yang berlebihan).

Menurut Sumiati, dkk. 2010, penyakit ini menyerang pembuluh darah yang

mengalirkan darah ke jantung. Timbunan lemak, kolesterol dan jaringan ikat pada

dinding pembuluh darah secara perlahan – lahan pada akhirnya akan mengakibatkan

menyempitnya pembuluh darah. Pada waktu pembuluh darah menyempit,jantung

harus bekerja lebih keras dan ini menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah

tersumbat sama sekali,pemasokan darah ke jantung akan terhenti.

Menurut Sumiati,dkk. 2010, penyakit jantung koroner adalah kondisi

patologis arteri koroner (aterosklerosis koroner) yang mengakibatkan perubahan

struktur dan fungsi arteri serta penurunan aliran darah ke jantung. Aterosklerosis

koroner inilah yang menyebabkan lumen (lubang) arteri menyempit dan akhirnya

menyebabkan penyumbatan aliran darah kejantung, sehingga suplai darah menjadi

adekuat (iskemia) atau terjadi keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara

kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan persediaan oksigen yang di berikan oleh

pembuluh koroner.

2.2.2 Faktor – Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Berdasarkan survei tentang PJK,terdapat dua faktor resiko PJK,yaitu faktor

yang bisa diubah dan faktor yang tidak bisa diubah.

1. Faktor yang tidak dapat diubah

a. Usia

10
Menurut Sumiati, dkk, 2010, PJK semakin beresiko seiring bertambahnya

usia. Semakin tua usia seseorang,maka akan semakin mudah untuk terkena penyakit

jantung koroner. Hal ini bukan berarti bahwa PJK tidak akan menyerang usia muda.

Sebagian besar kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun.

b. Jenis kelamin

Sumiati, dkk, 2010, mengatakan pada jenis kelamin menurut Sumiati, dkk,

2010, PJK banyak menyerang pada pria daripada wanita. Di Amerika Serikat gejala

PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17

perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiki PJK 2-3 kali lebih besar

daripada perempuan.

c. Faktor Genetik

Menurut Sumiati, dkk, 2010, anak dari orang tua yang menderita PJK

mempunyai kemungkinan besar terserang penyakit ini. Jika ayah terkena serangan

jantung sebelum usia 60 tahun atau ibu terkena sebelum 65 tahun maka beresiko

tinggi terkena PJK.

2. Faktor yang dapat diubah

a. Hipertensi

Sumiati, dkk , 2010, mengatakan hipertensi merupakan salah satu faktor risiko

utama untuk terjadinya PJK. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978)

mendapatkan prevalensi hipertensi untuk Indonesia berkisar antara 6-15%.

11
b. Merokok

Menurut Sumiati, dkk, 2010, merokok berkaitan erat dengan PJK. Zat-zat

kimia dalam asap rokok terserap kedalam aliran darah dari paru-paru, lalu beredar

keseluruh tubuh, dan mempengaruhi setiap sel tubuh.

c. Kolesterol lebih dari normal

Menurut Sumiati, dkk, 2010, peningkatan kadar kolesterol LDL dan rendah

nya kadar kolesterol HDL menyebabkan resiko terserang penyakit jantung koroner

3,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang kadar kolsterol dalam batas normal.

d. Kegemukan

Sumiati, dkk, 2010, kegemukan akan menambah beban kerja jantung.

Keadaan ini menigkatkan resiko terjadinya PJK. Risiko PJK akan jelas meningkat

bila berat badan mulai melebihi 20% dari berat badan ideal. Penderita yang gemuk

dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterolnya dengan

mengurangi berat badan melalui diet.

2.2.3 Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Sumiati, dkk, 2010, menyatakan Penyakit Jantung Koroner (PJK) pada

mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah

jantung (pembuluh koroner). Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah

tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat

yang cukup serius.

Menurut Sumiati, dkk, 2010 dalam penyakit jantung koroner, arteri koroner

ini menjadi semakin sempit. Hal ini menyebabkan darah tidak dapat disalurkan

12
dengan baik ke otot – otot jantung. Penyempitan arteri koroner ini disebabkan karena

lemak jenuh, yang disebut ateroklerosis. Dalam proses ini lemak terkumpul di

dinding arteri menyebabkan penebalan. Penebalan ini menghasilkan permukaan yang

kasar dan penyempitan arteri koroner. Hal ini membuat kemungkinan adanya

penggumpalan darah pada bagian arteri. Jika darah terus menggumpal, maka tidak

ada lagi darah yang bisa mengalir, mengakibatkan serangan jantung.

13
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah secara deskriptif eksperimental

dengan metode Spektrofotometer semi otomatik.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1 Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di RSU Advent Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai sekitar bulan April sampai bulan Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien penyakit jantung koroner

yang dirawat inap di RSUP H.Adam Malik Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 sampel pasien penyakit jantung

koroner yang dirawat inap di RSU Advent Medan.

14
3.4 Metode Pemeriksaan

3.4.1 Prinsip dan Metode

1. Prinsip

LDL (Low Density Lipoprotein ), VLDL (Very Low Density Lipoprotein) dan

Kilomikron terdapat dalam serum dipercepat oleh penambahan Asam Fosfotungstat

dan Magnesium Klorida. Setelah di sentrifius cairan supernatan mengandung fraksi

HDL yang diperiksa dengan reagent kolesterol.

2. Metode

Metode yang dipakai pada pemeriksaan ini kolorimetrik.

3.4.2 Alat

Alat – alat yang digunakan untuk pemeriksaan ini antara lain : (1) Spuit, (2)

Tabung Reaksi, (3) Pipet Mikro, (4) Yellow tip dan Blue tip, (5) Aquades (6)

Spektrofotometer semi automatik, (7) Sentrifus, (8) Waterbath.

3.4.3 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah dalam bentuk serum pasien

yang dirawat inap di RSU ADVENT Medan.

3.4.4 Prosedur kerja

1. Pipet serum dengan menggunakan pipet mikro sebanyak 200 µl.

2. Lalu pipet reagen HDL sebanyak 500 µl.

3. Kemudian campur hingga homogen, inkubasi selama 10 menit pada suhu

250C pada suhu ruangan.

15
4. Setelah itu, sentrifus selama10 menit pada 4000 rpm.

5. Setelah di sentrifus pisahkan supernatan dari endapan dengan menggunakan

pipet mikro sebanyak 100 µl.

6. Lalu pipet regen kolesterol sebanyak 1000 µl. Campur hingga

homogen.Inkubasi selama 10 menit pada suhu 370c pada waterbath. Ukur

absorbansi sampel pada spektrofotometer.

Nilai normal HDL menurut Kosasih.E.N dan A.S.Kosasih,2008

1. Pria : 35 – 55 mg/dL (0,90 – 1,42 mmol/L).

2. Wanita : 45 – 65 mg/dL (1,16 – 1,168 mmol/L).

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang didapat dari penelitian yang dilakukan terhadap 20

pasien yang telah didiagnosa penderita Penyakit Jantung Koroner yang diperiksa di

RSU ADVENT MEDAN 2012.

4.1.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Pada Pasien Penyakit jantung Koroner

NO Kode Sampel Jenis Kelamin Umur Kadar HDL Ket


(mg/dl)
1 X1 Pr 70 25 Menurun
2 X2 Pr 75 35 Menurun
3 X3 Lk 69 38 Menurun
4 X4 Pr 49 20 Menurun
5 X5 Pr 60 32 Menurun
6 X6 Lk 45 31 Menurun
7 X7 Pr 75 37 Menurun
8 X8 Pr 78 33 Menurun
9 X9 Pr 74 39 Menurun
10 X10 Lk 50 22 Menurun
11 X11 Lk 49 30 Menurun
12 X12 Pr 78 35 Menurun
13 X13 Pr 59 32 Menurun
14 X14 Lk 79 40 Normal
15 X15 Lk 83 36 Normal
16 X16 Pr 60 35 Menurun
17 X17 Pr 60 31 Menurun
18 X18 Lk 72 25 Menurun
19 X19 Pr 71 55 Normal
20 X20 Pr 77 45 Normal

17
4.1.2 Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Yang Menurun Pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner

NO Kode Sampel Jenis Kelamin Usia Kadar HDL (mg/dl)


1 X1 Pr 70 25
2 X2 Pr 75 35
3 X3 Lk 69 38
4 X4 Pr 49 20
5 X5 Pr 60 32
6 X6 Lk 45 31
7 X7 Pr 75 37
8 X8 Pr 78 33
9 X9 Pr 74 39
10 X10 Lk 50 22
11 X11 Lk 49 30
12 X12 Pr 78 35
13 X13 Pr 59 32
14 X16 Pr 60 35
15 X17 Pr 60 31
16 X18 Lk 72 25

Hasil pemeriksaan pada tabel yang tertera diatas didapat hasil penurunan

kadar HDL sebanyak 17 pasien dari total keseluruhan sampel pasien yang diperiksa.

Jadi, hasil persentasi kadar HDL yang menurun pada pasien penyakit jantung koroner

adalah :

Persentase = 80%

18
Maka, persentase kadar HDL yang menurun pada pasien penyakit jantung

koroner adalah 80%.

4.3.1 Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar HDL Yang Normal Pada Pasien

Penyakit Jantung Koroner

NO Kode Sampel Jenis Kelamin Usia Kadar HDL


(mg/dl)
1 X14 Lk 79 40
2 X15 Lk 83 36
3 X19 Pr 71 55
4 X20 Pr 77 45

Dari hasil pemeriksaan yang tertera diatas diperoleh hasil kadar HDL yang

normal sebanyak 4 pasien dari total keseluruhan sampel pasien yang diperiksa. Jadi,

hasil persentasi jumlah HDL normal pada pasien penyakit jantung koroner adalah :

persentase = 20%

Maka, persentase kadar HDL yang normal pada pasien penyakit jantung

koroner adalah 20%.

4.1.4 Pembahasan

19
Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang disebabkan karena

penyempitan pembuluh darah koroner, dimana pembuluh darah ini berfungsi untuk

menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan ini disebabkan oleh tumpukan

kolesterol atau menurunnya kadar HDL. Penumpukan ini juga menyebabkan

pembuluh darah koroner menjadi kaku atau disebut aterosklerosis. Jadi, makin rendah

kadar HDL, makin besar kemungkinan terjadinya PJK (Sutanto,2010).

Hasil pemeriksaan diperoleh dari pasien yang menderita jantung koroner

dimana jumlah pasien 20 orang. Pemeriksaan ini menunjukan kadar HDL yang

menurun pada 16 pasien (80%). Dan kadar HDL yang normal pada 4 pasien (20%).

Dari 16 pasien penderita Penyakit Jantung Koroner yang mengalami penurunan kadar

HDL, didapat 11 pasien perempuan dengan kadar HDL terkecil 20 mg/dl (55,56%).

Dan juga didapat 5 pasien laki – laki dengan kadar HDL terkecil 22 mg/dl (37,14%).

Keadaan seperti ini merupakan nilai HDL pada resiko terhadap Penyakit Jantung

Koroner (Kosasih.E.N. dan A.S.Kosasih, 2008).

BAB V

20
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSU ADVENT Medan terhadap 20

sampel pasien jantung koroner yang diperiksa didapatkan hasil kadar HDL menurun

dari nilai normal sebanyak 16 pasien (80%) dan kadar HDL normal sebanyak 4

pasien (20%). Dari 16 pasien didapat 11 pasien perempuan (55,56%), dan 5 pasien

laki – laki (37,14%). Dengan hasil yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa

tidak semua penderita jantung koroner disebabkan karena menurunnya kadar HDL.

Hal ini karena dipengaruhi juga oleh faktor genetik, usia, dan host itu sendiri.

5.2 Saran

1. Agar diperoleh hidup sehat dan meningkatkan kadar HDL dianjurkan untuk :

a. Berolahraga yang teratur dan jangan merokok.

b. Mengurangi dan menghindari makanan yang berlemak.

c. Menurunkan berat badan jika kegemukan.

2. Bagi penderita Jantung Koroner sebaiknya meningkatkan pola hidup yang sehat

agar kadar HDL nya meningkat.

Lampiran

21
Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar HDL pada pasien Jantung Koroner

NO Kode Sampel Jenis kelamin Usia Pemeriksaan Laboratorium


HDL (mg/dl) CKMB TROP.T
1 X1 Pr 70 25
2 X2 Pr 75 35
3 X3 Lk 74 33 30,2 150
4 X4 Pr 49 20 50-100
5 X5 Pr 60 32 50-100
6 X6 Lk 45 31 >100
7 X7 Pr 75 37 >50
8 X8 Pr 78 33 50-100
9 X9 Pr 74 39
10 X10 Lk 50 22 50-100
11 X11 Lk 49 30
12 X12 Pr 78 35
13 X13 Pr 59 32 <50
14 X14 Lk 79 40
15 X15 Lk 83 36
16 X16 Pr 60 35
17 X17 Pr 60 31 75
18 X18 Lk 72 25 98
19 X19 Pr 71 55 251
20 X20 Pr 77 45 403 <50

22

Anda mungkin juga menyukai