Anda di halaman 1dari 2

Transaksi Afiliasi dan Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan

Pengantar
Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang saham, khususnya
pemegang saham independen berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh Perseroan sebagai
perusahaan publik dengan afiliasinya atau transaksi yang mengandung benturan kepentingan, maka
Perseroan wajib mematuhi peraturan Bapepam-LK/Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Bank Indonesia,
Anggaran Dasar Perseroan, kebijakan Perseroan dan peraturan lainnya yang terkait dengan penanganan
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

Dasar Hukum
Peraturan Bapepam dan LK No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Transaksi yang Mengandung
Benturan Kepentingan.

Transaksi Afiliasi Menurut Peraturan Pasar Modal


 Pengumuman dan Laporan Transaksi Afiliasi
Apabila Perseroan melakukan Transaksi Afiliasi, Perseroan wajib:
a. Mengumumkan keterbukaan informasi kepada masyarakat dan menyampaikan bukti
pengumuman dan dokumen pendukung kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat akhir hari
kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya transaksi.
Pengumuman keterbukaan informasi atas setiap Transaksi Afiliasi kepada masyarakat dimaksud,
wajib dilakukan sesuai dengan Peraturan Bapepam/Otoritas Jasa Keuangan tentang Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.
b. Untuk transaksi tertentu cukup dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat akhir
hari kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya transaksi-transaksi dimaksud, antara lain adalah:
- penggunaan setiap fasilitas yang diberikan oleh Perseroan atau Perusahaan Terkendali
kepada anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham Utama dalam
hal Pemegang Saham Utama juga menjabat sebagai karyawan dan fasilitas tersebut
langsung berhubungan dengan tanggung jawab mereka terhadap Perseroan dan sesuai
dengan kebijakan Perseroan, serta telah disetujui RUPS;
- Transaksi antara Perseroan dengan karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan
Komisaris Perseroan tersebut maupun dengan karyawan, anggota Direksi, atau anggota
Dewan Komisaris Perusahaan Terkendali dengan persyaratan yang sama, sepanjang hal
tersebut telah disetujui RUPS. Dalam Transaksi tersebut termasuk pula manfaat yang
diberikan oleh Perseroan kepada semua karyawan, anggota Direksi, atau anggota Dewan
Komisaris dengan persyaratan yang sama, menurut kebijakan yang ditetapkan Perseroan;
- Transaksi dengan nilai tidak melebihi 0,5% dari modal disetor Perseroan dan tidak melebihi
jumlah Rp5 miliar;
- Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan sebagai pelaksanaan peraturan perundang-
undangan atau putusan pengadilan;
- Transaksi antara Perseroan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya
dimiliki paling kurang 99% oleh Perseroan tersebut;
- Transaksi antara Perseroan dengan Perusahaan Terkendali yang saham atau modalnya tidak
dimiliki seluruhnya dan tidak satu pun saham atau modal Perusahaan Terkendali tersebut
dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, Pemegang Saham Utama Perseroan
atau pihak terafiliasinya, dan laporan keuangan Perusahaan Terkendali tersebut
dikonsolidasikan dengan Perseroan.

 Transaksi Afiliasi yang dikecualikan


Transaksi Afiliasi yang dikecualikan dari kewajiban melakukan keterbukaan informasi, antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Transaksi Afiliasi yang merupakan kegiatan usaha utama Perseroan atau Perusahaan Terkendali;
dan
b. Transaksi Afiliasi yang merupakan penunjang kegiatan usaha utama Perseroan atau Perusahaan
Terkendali.

Transaksi Benturan Kepentingan Menurut Peraturan Pasar Modal


 Persetujuan RUPS
Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan wajib terlebih dahulu disetujui oleh para
Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS
sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK/ Otoritas Jasa Keuangan mengenai Transaksi
Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. Persetujuan mengenai hal tersebut harus
ditegaskan dalam bentuk Akta Notariil.

Dalam hal transaksi yang telah disetujui dalam RUPS sebagaimana dimaksud di atas belum
dilaksanakan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal persetujuan RUPS, maka
transaksi hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan kembali RUPS.

Perseroan wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan laporan hasil pelaksanaan transaksi
yang mengandung Benturan Kepentingan.

 Pengecualian Transaksi Benturan Kepentingan


Pengecualian transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan secara detail diatur dalam
Peraturan Bapepam/ Otoritas Jasa Keuangan tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan
Transaksi Tertentu.

Anda mungkin juga menyukai