Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Massa Intra Abdomen

1. Definisi

Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan

yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami

transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan

sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk

dan strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke retroperitonium, dapat

terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis

mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnya tetapi tidak

menginvasinya.

Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, tumor hepar,

tumor limpa/lien, tumor lambung/usus halus, tumor colon, tumor ginjal

(hipernefroma), tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi tumor

wilms (ginjal).

2. Etiologi

Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang

abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan

dalam bentuk dan fungsi aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya

mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis.

1
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa

faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi bahan

kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon, gaya

hidup, serta penurunan imunitaws. Penyebab terjadinya tumor karena

terjadinya pembelahan sel yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor

tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi

autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi

dan menyebabkan metastasis.

Insiden Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit

kardiovaskuler yang menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat.

Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal akibat proses maligna,

setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya, penyebab kematian akibat

tumor di Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostate, dan area

kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area kolorektal

pada wanita.(Smelstzer, Suzanne C.2001).

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor

antara lain:

1) Karsinogen

a. Kimiawi

Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau

memerlukan aktivasi terlebih dahulu (ko-karsinogen) untuk

menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan bahan alami

atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu pencemar

2
lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak

sempurna pada mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan

terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia.

Berbagai karsinogen lain antara lain nikel arsen, aflatoksin,

vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon

aromatik polisiklik (PAH), yang banyak ditemukan di dalam

makanana yang dibakar menggunakan arang menimbulkan kerusakan

DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.

b. Fisik

Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.

Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan

bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi

bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan

korosif atau penyakit tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya

neoplasia.

c. Viral

Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya;

virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan

kanker antara human papiloma virus (HPV), Epstein-Barr virus

(EPV), hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C virus (HCV). Virus

RNA yang karsonogenik adalah human T-cell leukemia virus I

(HTLV-I).

3
2) Hormon

Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.

3) Faktor gaya hidup

Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan- makanan

yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal

dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat

meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara

dan karsinoma kolon.

4) Parasit

Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma

planoseluler.

5) Genetik, infeksi, trauma, dan hipersensivitas terhadap obat.

3. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di

ubah oleh mutasi ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk

kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur

pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma

mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk

oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk

oksidasi.

Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan

berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada

4
untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.

Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk

protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat

mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan

tersebut.(Kusuma, Budi drg. 2001).

Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi,

dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut

menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan

pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat

terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase

(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini

dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor

bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih

kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase,

pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001).

4. Klasifikasi

Dewasa :

- Tumor hepar

- Tumor limpa /lien

- Tumor lambung /usus halus

- Tumor colon

- Tumor ginjal (hipernefroma)

5
- Tumor pankreas

Anak-anak :

- Tumor wilms (ginjal)

5. Gejala Klinis

Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau

menunjukan tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa

sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-

hari. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak

menunjukkan kelainan.

Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan

peringatan tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker.

Tanda ini disebut “7-danfer warning signals CAUTION”. Yayasan Kanker

Indonesia menggunakan akronim WASPADA sebagai tanda bahaya

keganasan yang perlu dicuraigai.

C = Change in bowel or bladder habit

A = a sore that does not heal

U = unusual bleding or discharge

T = thickening in breast or elsewhere

I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole

N = nagging cough or hoarseness


Gambar 1.1 7-Danfer Warning Signals Caution

6
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit

untuk dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba

ketika mulai mendesak jaringan di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena

sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor

abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan khusus.

Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan disertai dukungan pemeriksaan

secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat dilakukan sedini

mungkin.

Biasanya adanya tumor dalam abdomen dapat diketahui setelah

perut tampak membuncit dan mengeras. Jika positif, harus dilakukan

pemeriksaan fisik dengan hati-hati dan lembut untuk menghindari trauma

berlebihan yang dapat mempermudah terjadinya tumor pecah ataupun

metastasis. Dengan demikian mudah ditentukan pula apakah letak

tumornya intraperitoneal atau retroperitoneal. Tumor yang terlalu besar

sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila tumor yang

berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga abdomen.

Berbagai pemeriksaan penunjang perlu pula dilakukan, seperti

pemeriksaan darah tepi, laju endap darah untuk menentukan tumor ganas

atau tidak. Kemudian mengecek apakah tumor telah mengganggu sistem

hematopoiesis, seperti pendarahan intra tumor atau metastasis ke sumsum

tulang dan melakukan pemeriksaan USG atau pemeriksaan lainnya.

7
6. Tanda dan Gejala

- Hiperplasia

- Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

- Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan apabila

tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat

elastis kenyal atau lunak

- Kadang tampak hipervaskulari di sekitar tumor

- Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi

- Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa

- Konstipasi

- Nyeri

- Anoreksia, mual, lesu

- Penurunan berat badan

- Pendarahan

7. Prosedur Diagnostik

Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi

malignansi meliputi :

a) Marker tumor

Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang

tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.

b) Pencitraan resonansi magnetic (MRI)

8
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk

menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.

c) CT Scan

Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan

lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.

d) Flouroskopi

Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan

antar jaringan; dapat mencakup penggunaan bahan kontras.

e) Ultrasound

Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layar

penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam

tubuh.

f) Endoskopi

Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan

memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh;

memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi

tumor yang kecil.

g) Pencitraan

kedokteran nuklir Menggunakan suntikan intravena atau menelan

bahan radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan yang menjadi

tempat berkumpulnya radioisotope (Smeltzer, Suzanne C.2001).

9
8. Pemeriksaan Klinik

Pemeriksaan klinik di sini adalah pemeriksaan rutin yang biasa

dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:

- Inspeksi

- Palpasi

- Perkusi

- Auskultasi

Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik

yang dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat

ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang

dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.

Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak

ada keluhan sampai banyak sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan

berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan semakin banyak timbul

keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang

ditimbulkannya.

Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh

yang jumlahnya banyak (multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana

yang timbul lebih dahulu. Tujuannya adalah untuk memperkirakan asal

dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data

dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat

didiagnosa. Selain pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap

tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan secara teliti dan rinci. Untuk

10
tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan tubuh,

jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah

mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat :

1. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,

2. Konsistensinya

3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di

atasnya.

Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau

organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding)

pengambilan sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle

aspiration biopsi (FNAB) atau biopsy lainnya. Selain untuk membantu

menegakkan diagnosis, pemeriksaan imaging juga berperan dalam

menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan imaging

tersebut antara lain:

- Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto

tengkorak, leher, toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.

- Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi,

Colon in loop, kistografi, dll.

- USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan

gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,

mammosografi, dll.

- CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan kepala,

thoraks, abdomen, whole body scan, dll.

11
- MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang

masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit

besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.

- Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat

scanning dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium,

Technetium, dll. Contoh: scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.

- RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor

marker).

9. Penatalaksanaan Medis

a. Pembedahan

Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya

gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan

maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak

ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau

seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur

kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah

injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis (Smeltzer,

Suzanne C. 2001).

b. Radioterapi

Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel

dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan

RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah

ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum elektromagnetik.

12
c. Kemoterapi

Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan

untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan

pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses

pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani

lebih efektif dengan kemoterapi.

d. Bioterapi

Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan

keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic

response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor

stimulasi koloni, interferon, interleukin (Danielle Gale, 2000).

B. Kaheksia

1. Definisi

Kaheksia, yang merujuk kepada penurunan berat badan yang sangat

banyak, kelelahan, dan kelemahan yang disebabkan oleh penurunan massa

otot, merupakan salah satu gejala yang paling umum dijumpai pada orang

yang menderita kanker stadium lanjut. Menurut Cancer Research UK, hingga

60 persen pasien dari kelompok tersebut dapat mengalami beberapa tingkat

kaheksia. Orang yang menderita kanker stadium dini biasanya tidak

mengalami kondisi ini.

Disebut juga sebagai sindrom wasting, kaheksia ditandai dengan hilangnya

lemak tubuh dan massa tulang seiring dengan semakin sulitnya pasien untuk

13
menelan atau mencerna makanan atau cairan, dan kehilangan nafsu makan

mereka bahkan terhadap makanan yang biasanya mereka sukai. Sebagai hasil

dari gizi buruk yang tanpa disengaja, para pasien kanker yang menderita

kaheksia dapat mengalami penurunan berat badan secara signifikan dan pada

akhirnya menjadi sangat kurus dan kekurangan gizi.

Kondisi ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Salah satu penyebab

utamanya adalah respons tubuh terhadap tumor, yang menyebabkan

terjadinya gangguan dalam proses dan fungsi normal tubuh, khususnya dalam

menyerap zat-zat gizi, yang kemudian menyebabkan terjadi penurunan berat

badan dan berkurangnya massa otot.

Gejala utama kaheksia meliputi:

 Penurunan berat badan yang sangat banyak

 Hilangnya lemak dan massa otot secara bertahap

 Hilangnya nafsu makan

 Mual

 Kelemahan dan kelelahan yang teramat sangat

2. Etiologi

Mekanisme yang menyebabkan kaheksia sendiri masih belum begitu

jelas dan masih bersifat multifaktor. Pada pasien kanker, kaheksia meningkat

berhubungan dengan beberapa faktor yaitu:

a. Faktor psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan

makan, gangguan persepsi rasa kecap,stres psikologis)

14
b. Efek Tumor (obstruksi mekanik,pemakaian nutrisi oleh tumor,

produksi sitokin oleh tumor, lipid mobilizing factor.

c. Efek terapi (kemoterapi, radiasi bedah, nausea, stomatitis, xerostomia,

nyeri).

d. Efek patologis pada pasien meliputi: peningkatan resting energy

expenditure, gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh

makrofagh, disfungsi otonomikdan penurunan pengosongan lambung

(Brera,2002).

3. Patofisiologi

Pada kaheksia terjadi perubahan

metabolisme karbohidrat,lipid,dan protein berperan dalam kehilangan

jaringan. Walaupun masih kompleks, pada beberapa penelitian

menyebutkan respons inflamasi memediasi gangguan regulasi produksi

proinflamasi sitokin yang berperan dalam proses asal usul kaheksia

dimana kondisi ini berhubungan dengan keadaan sakit dan penyakit

inflamasi kronis seperti kanker,gagal jantung kongestif,PPOK dan

infeksi HIV. Sitokin merupaka substansi yang bisa memepengaruhi

sistem imun.

Beberapa ahli percaya bahwa sitokinin diproduksi oleh sel-sel

imun atau oleh tumor itu sendiri. Sitokin ini selanjutnya

mempengaruhi Acute Phase Protein Sekunder (APPR) dan memproduksi

15
perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat sebagai salah satu tanda

dari inflamasi akut pada keganasan atau penyakit kritis (Argiles, 2003).

Pada pasien dengan COPD kehilangan berat badan dihubungkan

dengan otot pernafasan yang mengalami kelelahan,gangguan fungsi

diafragma,gagal nafas,dan penurunan kualitas hidup. Beberapa faktor

yang meningkatkan kehilangan berat badan diantaranya adalah

hiperkatabolisme, obat-obatan, anoreksia dan efek penggunaan energi

(Delano 2006).

Respon perluasan dari pro inflamasi sitokin memberikan implikasi

terjadinya kaheksia jantung. Pada studi Framingham, pasien yang ada

riwayat mengalami CHF secara signifikana mengalami produksi sitokin

(60% untuk TNF dan untul serum IL-6). Data ini menggambarkan resiko

penyakit gagal jantung kongestif untuk terjadi kaheksia. Lebih dari

25% pasien yang menerima hemodialisis mengalami malnutrisi. Dua

tipe malnutrisi yang sering terjadi adalah starvasi dan kaheksia. Pada

pasien akan terjadi peningkatan konsentrasi CRP,sitokin dan

hiperalbuminemia. Patogenesis keheksia pada gagal ginjal berhubungan

dengan hiperkatabolisme dan anoreksia. Hiperkatabolisme akan

meningkatkan akses sitokin,asidosis, dan resistensi insulin.

Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada

kelaparan (starvation) yaitu asupan kalori yang lebih rendah

dibandingkan kebutuhan saja, melainkan terjadi juga kekacauan

metabolisme.

16
Perbedaan patofisiologi kaheksia dengan kelaparan terletak pada

mobilisasi jaringan, laju metabolisme basal, ukuran hati, abnormalitas

siklus energi dan glukosa, serta pemecahan protein. Pada kaheksia, juga

terjadi perubahan pengecapan, yaitu kepekaan terhadap rasa manis, asam,

dan asin meningkat,sementara kepekaan terhadap rasa pahit menurun.

Gangguan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker

dipengaruhi keluarnya sitokin dan faktor pemicu kaheksia lain yang

dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri. Respon proinflamasi tubuh

bersama-sama dengan faktor kaheksia spesifik dari tumor menyebabkan

kekacauan metabolisme yang berakibat sindrom kaheksia kanker.

TUBUH TUMO
Sitokin inflamasi: R Faktor katabolisme
spesifik tumor:
TNFα, IL1β,
INFγ, IL-6 PIF, LMF

Supresi
Respon fase akut Mobilisasi lipid
pusat makan
Sintesis protein
Degradasi
turun protein

Sindrom

Gambar 1.2 Patogenesis kaheksia kanker. IF: Proteolysis inducing factor,

LMF: Lipid mobilizing factor. Sumber: Gordon, 2005

Pada kaheksia kanker, keadaan lebih menyerupai yang terjadi pada

sepsis atau trauma multipel. Terapi kaheksia kanker tidak cukup hanya

dengan terapi nutrisi oral dan parenteral, tidak seperti pada kelaparan

yang dengan mudah memberikan hasil positif dengan asupan yang baik.

17
Tabel 1.1 Perbedaan perubahan metabolisme yang terjadi pada kaheksia
kanker dengan kelaparan.

Kaheksia Kelaparan
Selera makan Turun Naik
Resting energy expenditure Naik Turun
Respon fase akut Ya Tidak
Otot skelet Turun Tetap
Jaringan adiposa Turun Turun
Ukuran hati Naik Turun
Intoleransi glukosa Ya Tidak
Kadar insulin Naik Turun

4. Diagnosis dan Penanganannya

Kaheksia secara khusus didiagnosis melalui gabungan berbagai

pemeriksaan dan tes, termasuk indeks massa tubuh (IMT), yang

memberikan informasi mengenai berat badan pasien relatif terhadap tinggi

badannya; rasio massa otot terhadap lemak tubuh; dan pemeriksaan darah.

Secara lebih formal, kaheksia didefinisikan sebagai hilangnya massa

jaringan tanpa lemak yang melibatkan penurunan berat badan sebesar lebih

dari lima persen dalam waktu 12 bulan atau kurang dengan adanya

penyakit kronis, atau IMT kurang dari 20 kg/m2.

Kaheksia harus ditangani dengan tepat, karena kondisi ini dapat

memengaruhi kemampuan pasien untuk menoleransi pengobatan, seperti

misalnya kemoterapi, dan untuk mengatasi efek sampingnya. Kondisi ini

juga dapat mengurangi kualitas hidup seseorang, karena ia tidak akan

18
dapat makan dengan baik atau berpartisipasi dalam kegiatan harian yang

biasa.

Meskipun sulit untuk menghilangkan kaheksia atau

mengendalikannya sepenuhnya, ada langkah-langkah yang dapat diambil

untuk menanganinya dan memberikan kenyamanan serta kelegaan bagi

pasien. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa kaheksia sering kali

sudah ada sebelum terjadinya penurunan berat badan dan sebelum gejala

lainnya terlihat. Oleh sebab itu, pasien kanker harus melakukan skrining

kaheksia secara rutin, sehingga intervensi dapat dilakukan secara dini.

5. Mencegah Kaheksia

Bila Anda mengalami hilangnya nafsu makan atau penurunan berat

badan yang signifikan, bicaralah dengan dokter ahli onkologi Anda

sesegera mungkin. Beberapa gejala mungkin saja merupakan efek samping

dari pengobatan kanker yang Anda jalani, dan dapat hilang seiring dengan

berjalannya waktu; gejala tersebut bukan berarti Anda pasti menderita

kaheksia. Namun, bila Anda memang menderita kaheksia, lebih baik untuk

mendiagnosisnya secara dini sehingga dapat diberikan rekomendasi untuk

membantu Anda menghadapi kondisi tersebut dengan lebih baik.

Rekomendasi tersebut dapat meliputi:

a. Makan Dengan Benar

Seorang ahli gizi dari tim perawatan kanker Anda dapat membantu

Anda menyusun rencana makanan yang dipenuhi dengan zat gizi

19
esensial. Secara umum, baik untuk makan makanan dalam jumlah kecil,

sering, dan padat kalori. Dan bila Anda kembali dapat makan lebih

banyak, penting untuk meningkatkan asupan makanan dan kalori secara

bertahap guna menghindari terjadinya efek samping dari sindrom

pemberian makan kembali.

b. Suplemen Gizi

Suplemen yang memiliki gizi lengkap dapat dikonsumsi untuk

meningkatkan asupan gizi Anda bila Anda tidak memperoleh gizi yang

cukup. Ada beberapa jenis suplemen tersebut untuk memenuhi

kebutuhan medis masing-masing orang. Diskusikan dengan ahli gizi

Anda untuk memilih satu yang paling sesuai untuk Anda.

c. Olahraga Ringan

Kelelahan dan kelemahan sering kali dihubungkan dengan

pengobatan kanker. Namun telah diperoleh lebih banyak bukti klinis

yang mendukung dilakukannya olahraga ringan untuk mengatasi gejala-

gejala ini. Aktivitas fisik dapat membantu memperbaiki suasana hati

dan kesejahteraan Anda selama Anda dapat menoleransinya. Kerja

samalah dengan seorang ahli olahraga klinis atau seorang fisioterapis

untuk menyusun program olahraga yang sesuai dengan kemampuan

Anda.

d. Dapatkan Dukungan

Jangan mengabaikan pentingnya aspek sosial dari makan. Makan

bersama dengan seorang anggota keluarga atau teman, atau makan di

20
lingkungan yang santai dan menyenangkan dapat membantu

menstimulasi nafsu makan dan interaksi sosial. Bertemu dengan orang

lain juga dapat memberikan dukungan sosial dan emosional yang

membantu.

e. Obat-Obatan

Obat-obatan tertentu seperti megestrol asetat dan kortikosteroid

dapat membantu meningkatkan nafsu makan dan berat badan, namun

tidak meningkatkan kelangsungan hidup atau kualitas hidup.

21

Anda mungkin juga menyukai