Anda di halaman 1dari 60

PEDOMAN AUDIT

PENGADAAN BARANG/
JASA PEMERINTAH
TAHUN 2018
Sosialisasi kepada APIP K/L/D
Oktober - November 2018
2

Pedoman audit disesuaikan dengan Perpres


16 Tahun 2018 dan standar audit AAIPI 2013
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Penambahan ruang lingkup audit, aspek:


value of money, TKDN, Penggunaan PDN,
PEDOMAN AUDIT Paket untuk UK, Pengadaan Berkelanjutan
PENGADAAN
BARANG/JASA
Penggunaan aplikasi e-audit yang disiapkan
PEMERINTAH oleh LKPP untuk mendapatkan data e-
procurement

Outcome based audit à perluasan ruang


lingkup sampai dengan masa manfaat tertentu
NOMOR S-506/K/D1/2007
30 APRIL 2007
3
Daftar Isi Pedoman
BAB I B. EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENDAHULUAN
•  Latar Belakang
•  Tujuan dan Peruntukan Pedoman
•  Sistematika Pedoman
BAB IV
PELAKSANAAN AUDIT PBJ
BAB II
GAMBARAN UMUM AUDIT PBJ
•  Tujuan Pelaksanaan Audit

•  Tujuan Audit
•  Tahapan Pelaksanaan Audit
• •  Jenis dan Lingkup Audit
Standar Audit
•  Program Kerja Pelaksanaan Audit
•  Metodologi Audit
•  Titik Kritis pada Tahapan Pengadaan Barang/
•  Output dan Outcome yang Diharapkan
Jasa
•  Pemilihan PBJ yang Akan Diaudit dan
Penetapan Auditor yang Akan Mengaudit
•  Penerapan Outcome Based Audit
•  Tahapan Audit
BAB V
KOMUNIKASI AUDIT PBJ
BAB III
PERENCANAAN AUDIT PBJ •  Tujuan Komunikasi Audit

A. SURVEI PENDAHULUAN •  Materi Pokok Komunikasi Audit

•  Tujuan Survei Pendahuluan •  Format Laporan Hasil Audit

•  Distribusi Laporan Hasil Audit


•  Tahapan Survei Pendahuluan
•  Tujuan Pemantauan Tindak Lanjut
•  Audit Program Survei Pendahuluan
•  Pelaksanaan Pemantauan Tindak Lanjut
4
DAFTAR LAMPIRAN PEDOMAN

Lampiran 1 Lampiran 4
Outcome Based Audit Pada PBJ Akses Terhadap Database PBJ
Pemerintah Pemerintah Secara Elektronik (E-
Lampiran 2 Procurement)
Program Kerja Audit Survey Lampiran 5
Pendahuluan Atas PBJ Pemerintah Program Kerja Audit Pelaksanaan Audit
Lampiran 3 Lampiran 6
Format dan Contoh Kuesioner Sistem Format Laporan Hasil Audit PBJ
Pengendalian Intern PBJ Pemerintah
5

1.
BAB I
PENDAHULUAN
6

Bab ini membahas:


1.  Latar Belakang
2.  Tujuan dan Peruntukan Pedoman
3.  Sistematika Pedoman
7

1. Latar Belakang

Menteri/kepala BPKP, yang mempunyai tupoksi


lembaga/ menyelenggarakan urusan
kepala daerah pemerintahan di bidang
wajib untuk pengawasan keuangan negara/
Terbitnya Perpres melakukan daerah dan pembangunan
No. 16 Tahun 2018 pengawasan nasional, memandang perlu
tentang Pengadaan PBJ melalui menyediakan pedoman bagi
Barang/Jasa Aparat APIP dalam melakukan audit
Pemerintah. Pengawasan PBJ untuk meningkatkan
Internal efektivitas pelaksanaan
Pemerintah pengawasan atas kegiatan
(APIP) masing- pengadaan barang/jasa
masing. pemerintah.
8

2. Tujuan dan Peruntukan Pedoman


Tujuan Pedoman
u  Meningkatkan efektivitas hasil audit atas PBJ
memberikan kontribusi bagi upaya peningkatan
efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta ketaatan
pada peraturan dalam pelaksanaan PBJ secara
nasional
u  Memberikan keyakinan memadai atas tercapai/
terpenuhinya tujuan, kebijakan, prinsip, dan etika
pengadaan barang/jasa pemerintah
9

2. Tujuan dan Peruntukan Pedoman


Peruntukan Pedoman
u  Auditor BPKP,
u  Auditor Inspektorat Jenderal/Inspektorat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah,
yang melaksanakan audit PBJ baik secara
sendiri-sendiri maupun bersama BPKP,
sesuai dengan Perpres 16 Tahun 2018
10

3. Sistematika Pedoman

5 (lima) BAB

6 (enam) Lampiran
11

2.
BAB II GAMBARAN UMUM
AUDIT PBJ
12

Bab ini membahas:


1.  Tujuan Audit
2.  Jenis dan Lingkup Audit
3.  Standar Audit
4.  Metodologi Audit
5.  Output dan Outcome yang Diharapkan
6.  Pemilihan PBJ yang Akan Diaudit dan
Penetapan Auditor yang Akan Mengaudit
7.  Penerapan Outcome Based Audit
8.  Tahapan Audit
1. Tujuan Audit PBJ 13

Agar PBJ dilakukan secara efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel
Meyakinkan Mengidentifikasi Mengevaluasi
•  Prosedur PBJ yang digariskan dalam ketidakpatuhan, Kecukupan dan
Pedoman PBJ telah dipenuhi; penyimpangan/ efektivitas
•  PBJ menghasilkan barang/jasa yang tepat kecurangan, pengendalian
dari setiap uang yang dibelanjakan, diukur ketidakpatutan dalam intern pemerintah
dari aspek kualitas, jumlah, waktu, biaya, kegiatan PBJ terhadap atas PBJ.
lokasi dan penyedia; ketentuan PBJ;
•  PBJ telah memperhatikan pencapaian
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN),
penggunaan produk dalam negeri,
pencadangan paket untuk usaha kecil, dan
pengadaan berkelanjutan;
•  Barang/jasa yang diperoleh telah
dimanfaatkan sesuai tujuan;
14

2. Jenis & Lingkup Audit PBJ


Jenis Audit Lingkup Audit
Audit dengan tujuan tertentu
PBJ oleh K/L/D Output based
•  Pemenuhan nilai manfaat audit
yang sebesar-besarnya; yang dibiayai
oleh APBN/
•  Kepatuhan terhadap APBD setelah selesainya
peraturan; seluruh tahapan
PBJ
•  Pencapaian Tingkat (termasuk PBJ Waktu
yang sebagian atau Pelaksana atau
Kandungan Dalam Negeri;
seluruh dananya an setelah
•  Penggunaan produk dalam bersurnber dari berfungsinya output
negeri; pinjaman/hibah dari PBJ
dalam/luar negeri
•  Pencadangan dan peruntukan
yang diterima oleh
paket untuk usaha kecil; dan Pemerintah dan/ Outcome
based audit
•  Pengadaan Berkelanjutan. atau Pemda)
15
3. STANDAR DAN KODE ETIK
AUDIT

Standar audit yang digunakan oleh APIP K/L/D


dalam melakukan audit atas kegiatan PBJ
mengacu pada Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia dan Kode Etik Auditor Intern
Pemerintah Indonesia (Asosiasi Auditor Intern
Pemerintah Indonesia, 2013).
16

4. METODOLOGI AUDIT
•  Menetapkan waktu yang sesuai untuk melaksanakan
prosedur audit intern tertentu;
•  Menetapkan jumlah bukti yang akan diuji;
•  Menggunakan teknologi audit intern yang sesuai dengan
teknik sampling dan pemanfaatan komputer untuk alat bantu
audit intern;
•  Membandingkan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
•  Merancang prosedur audit intern untuk mendeteksi terjadinya
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecurangan dan ketidakpatutan.
17

5. OUTPUT & OUTCOME YANG


DIHARAPKAN
OUTPUT
Laporan Hasil Audit (LHA) PBJ yang menyajikan
informasi mengenai hasil penilaian atas kondisi PBJ yang
diaudit ditinjau dari prinsip-prinsip efisien, efektif,
transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel.

OUTCOME
Dimanfaatkannya LHA untuk pengambilan keputusan oleh
K/L/PD dalam rangka memperbaiki perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan PBJ agar lebih
efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil, dan
akuntabel.
18
6. PEMILIHAN PBJ YANG AKAN DIAUDIT &
PENETAPAN YANG AKAN MENGAUDIT
Pemilihan Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) yang Akan Diaudit

PBJ dalam suatu •  kualitas pengendalian intern,


unit kerja sangat •  besarnya nilai PBJ,
beragam dan Pendekatan yang •  kompleksitas PBJ,
diperlukan dilakukan adalah
berdasarkan Faktor •  signifikansi PBJ terhadap
pertimbangan Risiko yaitu antara
keberhasilan suatu program,
yang tepat untuk lain:
memilih PBJ yang •  perhatian stakeholder terhadap PBJ
akan diaudit. dan permintaan dari pimpinan K/L/
D.
19
6. PEMILIHAN PBJ YANG AKAN DIAUDIT &
PENETAPAN YANG AKAN MENGAUDIT
Penetapan yang Akan Mengaudit

•  Setelah ditetapkan pengadaan yang akan


diaudit, penentuan tim audit yang akan
ditugaskan harus memperhatikan latar belakang
pendidikan, kompetensi, dan pengalaman
auditor.
•  Terkait dengan kompetensi, paling tidak dalam
suatu tim audit PBJ terdapat satu anggota yang
memahami proses dan aturan PBJ.
20
7. Outcome Based Audit pada PBJ
Pengukuran Manfaat pada Level Peroleh pemahaman tentang outcome
suatu PBJ berdasarkan dokumen Menggunakan langkah
perencanaan pengadaan antara lain: audit aspek
Output atau Outcome
Renja, Dokumen Penetapan Barang/ pemanfaatan (PKA
Jasa, KAK/TOR/POK, RUP, serta Lamp.5.6)
Pimpinan APIP mempertimbangkan
Dokumen KPI K/L/PD.
Tidak
•  Tingginya tingkat risiko kegagalan pemanfaatan; Identifikasi IO PBJ
•  Ketersediaan data untuk mengukur outcome; melalui analisis
•  Kesesuaian saat pengukuran dengan saat telah
ada
indikator
Tidak dokumen, diskusi
dgn stakeholder,
berfungsinya output dari kegiatan PBJ; outcome Kesepakat
•  Besarnya pengaruh outcome PBJ terhadap (IO)?
pakar terkait,
masyarakt
an terkait
pelaksanaan tugas dan fungsi suatu organisasi, pengguna
Ketersedia
keberhasilan suatu program, pelayanan terhadap Ya an data, IO
masyarakat, dan lain-lain; teridentifka
•  Keterkaitan dengan kegiatan lain (PBJ/Non PBJ) IO telah
memadai
Tidak Lakukan revisi si dgn
sangat penting untuk mencapai tujuan tertentu; dan indikator jelas) dll?
•  Besarnya nilai pengadaan. ? outcome
Ya
Ya
Menggunakan langkah outcome based audit (PKA Lamp. 1)

Memahami dan mendefinisikan Melakukan Pengujian Capaian Mencari Penyebab Jika Outome
outcome yang diharapkan Outcome Tidak Tercapai Membuat Saran Perbaikan
21

7. Outcome Based Audit pada PBJ


PENGUKURAN PBJ LEVEL OUTPUT DAN OUTCOME

Ruang Lingkup Was PBJ Pemenuhan Nilai Manfaat yang


(PERPRES 16/2018) Sebesar-besarnya (value of
Money)

AUDIT

Jeda
OUTPUT Waktu OUTCOME

Auditor meyakinkan bahwa PBJ yang


telah diselesaikan/diserahkan telah
sesuai dengan kebutuhan dan/atau Outcome Based Audit
dimanfaatkan sebagaimana mestinya
22

7. Outcome Based Audit pada PBJ


CONTOH PENGUKURAN PBJ LEVEL OUTPUT DAN OUTCOME

Pelatihan

PBJ OUTPUT OUTCOME


Komputer

Komputer telah
diterima dan Produktivitas Meningkat
dimanfaatkan (Tugas lebih cepat selesai,
pegawai Peningkatan % pekerjaan
tepat waktu, dsb.)
23

8. Tahapan Audit

BAB III • Perencanaan Audit


BAB IV • Pelaksanaan Audit
BAB V • Komunikasi Audit
24

3.
BAB III PERENCANAAN AUDIT
PBJ
25

Bab ini membahas:


A. SURVEI PENDAHULUAN
1.  Tujuan Survei Pendahuluan
2.  Tahapan Survei Pendahuluan
3.  Audit Program Survei Pendahuluan

B. EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN


26
A. Survei Pendahuluan
1. Tujuan Survei Pendahuluan

Untuk memperoleh pemahaman secara umum dan


menyeluruh mengenai kegiatan pengadaan barang/
jasa yang akan diaudit sehingga auditor dapat
mengembangkan dan mendokumentasikan rencana
untuk setiap penugasan, termasuk tujuan, ruang
lingkup, waktu, dan alokasi sumber daya
penugasan
27
A. Survei Pendahuluan
2. Tahapan Survei Pendahuluan

I Pembicaraan Pendahuluan

II Pengumpulan Informasi Umum

III Pengujian Pendahuluan

IV Penyusunan Ikhtisar Hasil Survei Pendahuluan


28
A. Survei Pendahuluan
2. Tahapan Survei Pendahuluan
Pembicaraan Pengumpulan Pengujian Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Pendahuluan Survei Pendahuluan

v  Pembicaraan pendahuluan hendaknya dipersiapkan dengan


seksama dan dilakukan oleh pejabat/petugas dari pihak auditor
dengan memperhatikan tingkat pejabat/pimpinan dari pihak auditi.

v  Agar pimpinan auditi mendapat gambaran yang tepat tentang APBJ
àAuditor perlu menjelaskan : latar belakang, tujuan dan sasaran
audit, lingkup audit, target waktu penyelesaian audit, serta pihak
yang akan mendapat LHA.
29
A. Survei Pendahuluan
2. Tahapan Survei Pendahuluan
Pembicaraan Pengumpulan Pengujian Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Pendahuluan Survei Pendahuluan
Pembicaraan pendahuluan sebaiknya dihadiri oleh:
•  Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Kuasa Pengguna Anggaran Daerah (KPAD) selaku pihak yang
bertanggung jawab atas penggunaan APBN/APBD;
•  Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) selaku pihak yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan PBJ;
•  Pejabat Pengadaan yaitu pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas melaksanakan
Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan/atau E-purchasing atau Unit Kerja Pengadaan Barang/
Jasa (UKPBJ) yaitu unit kerja di K/L/PD yang menjadi pusat keunggulan PBJ beserta Pokja Pemilihan;
•  Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PjPHP) atau Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) yang
bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan PBJ;
•  Agen Pengadaan (jika digunakan); dan
•  Penyelenggara Swakelola (jika digunakan).
A. Survei Pendahuluan 30

2. Tahapan Survei Pendahuluan


Pembicaraan Pengumpulan Pengujian Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Pendahuluan Survei Pendahuluan

•  Informasi umum mengenai •  Peraturan /Per-UU-an yang berlaku mengenai kegiatan/program yang diaudit;
kegiatan PBJ yang diaudit •  Sejarah singkat, latar belakang, maksud dan tujuan kegiatan/program yang
diperlukan untuk Informasi Umum Mencakup diaudit;
memperoleh pemahaman •  Kebijakan umum baik yang ditentukan oleh perundang-undangan, peraturan-
awal secara umum dan peraturan, maupun keputusan-keputusan pimpinan yang berlaku untuk
menyeluruh mengenai kegiatan/program yang diaudit;
kegiatan pengadaan. •  Bagan organisasi, job description, dan informasi tertulis lainnya mengenai
organisasi auditi;
•  Informasi ini digunakan
•  Data keuangan seperti penyediaan dana yang tercantum dalam DIPA/DPA,
sebagai bahan penyusunan standar biaya, dll;
program kerja audit
•  Metode pelaksanaan kegiatan/program dan prosedur-prosedurnya; serta
pendahuluan dan analisis
•  Gambaran singkat mengenai masalah yang belum dapat dipecahkan oleh
terhadap bagian-bagian
pimpinan auditi, yang terungkap pada waktu pembicaraan dengan pimpinan
penting mengenai objek atau pejabat dari pihak auditi.
yang audit.

APIP harus mendapatkan Management Representation Letter dari pejabat/pimpinan auditi


A. Survei Pendahuluan 31

2. Tahapan Survei Pendahuluan


Pembicaraan Pengumpulan Pengujian Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Pendahuluan Survei Pendahuluan

Sumber Informasi
•  Dosir-dosir peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai obyek yang diaudit.
•  Struktur organisasi dan uraian tugas serta dokumen pengangkatan UKPBJ/agen pengadaan, PPK, PjPHP/PPHP, dan
tim pendukungnya.
•  Dokumen anggaran dan rencana kerja (DIPA/DPA-OPD, RKA-KL/ dokumen anggaran lainnya).
•  Dokumen perencanaan PBJ (antara lain dokumen rapat penyusunan Rencana Umum Pengadaan).
•  Dasar kebutuhan PBJ (feasibility study/dokumen permintaan dari pihak yang membutuhkan barang/jasa).
•  Jadwal PBJ.
•  Dokumen pelaksanaan PBJ baik hardcopy maupun melalui SPSE.
•  Laporan-laporan yang terkait dengan PBJ yang dibuat oleh pelaksana kegiatan pengadaan untuk kepentingan intern
maupun ekstern mengenai kegiatan pengadaan.
•  Kontrak PBJ.
•  Realisasi pembayaran dan dokumen pendukungnya.
•  Laporan yang diterbitkan oleh aparat pengawasan intern maupun ekstern yang berkaitan dengan obyek yang diaudit.
•  Buku pedoman mengenai prosedur, kebijakan, peraturan pelaksanaan atau dokumen sejenis dari obyek yang diaudit.
•  Hasil wawancara atara pihak auditor dengan pimpinan auditi.
•  Hasil observasi lapangan mengenai kegiatan pengadaan yang diaudit.
•  Sumber informasi lainnya yang dapat memberi kejelasan mengenai kegiatan pengadaan yang diaudit.
32
A. Survei Pendahuluan
2. Tahapan Survei Pendahuluan
Pembicaraan Pengumpulan Pengujian Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Pendahuluan Survei Pendahuluan

Diperlukan untuk mengidentifikasi area


kunci dan titik-titik kritis yang ada dalam
proses PBJ auditi

Contoh titik kritis/red flag pada


tahapan PBJ diuraikan
dalam Bab IV
33
A. Survei Pendahuluan
2. Tahapan Survei Pendahuluan
Pembicaraan Pengumpulan Pengumpulan Penyusunan Ikhtisar Hasil
Pendahuluan Informasi Umum Informasi Umum Survei Pendahuluan

Untuk memudahkan tahapan audit selanjutnya, hasil Survei Pendahuluan


perlu dituangkan ke dalam suatu ikhtisar yang memuat pokok-pokok
informasi yang diperoleh dan hal-hal penting yang perlu dikembangkan lebih
lanjut dalam tahap audit selanjutnya.
IHSP

antara lain berupa risiko-risiko yang kemungkinan besar terjadi pada


kegiatan PBJ dan diperkirakan memiliki pengaruh yang besar pada
pencapaian tujuan PBJ.
34
A. Survei Pendahuluan
3. Audit Program Survei Pendahuluan
•  Agar diperoleh hasil yang optimal, auditor perlu
merancang Audit Program yang akan dilakukan
dalam tahap Survei Pendahuluan

•  Audit Program Survei Pendahuluan setidaknya


mencakup langkah kerja, waktu, tempat, pihak-pihak
yang akan ditemui/dimintai keterangan, serta jenis
informasi yang diperlukan
35

B. Evaluasi Sistem Pengendalian


q  Agar audit PBJ dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, auditor perlu mengidentifikasi dan
menilai risiko melekat (inherent risk).
q  Auditor dapat memfokuskan kegiatan audit pada area yang diperkirakan memiliki probabilitas risiko
yang lebih tinggi dan memiliki dampak yang besar.

Sistem Pengujian
Pengendalian Perpres Sistem
Diatur rinci Diarahkan
Intern pada 16/2018 Pengendalian
pada pada
Proses PBJ Intern pada
Pengisian Proses PBJ
Kuisioner PI

Proses PBJ yang ada


36
B. Evaluasi Sistem Pengendalian
Menilai kondisi SPI dalam proses PBJ, apakah telah mencegah dan/atau meminimalisasi risiko
sebagaimana hasil Survei Pendahuluan

Survei Evaluasi Sistem Penyusunan


Pendahuluan Pengendalian Program Kerja
Audit
•  Titik-titik kritis/ •  Titik2 kritis yg •  Diuraikan di
risiko yg telah diseleksi Bab IV
mungkin terjadi dan untuk
dlm tahap PBJ prioritas
yg dapat pengujian
mempengaruhi substansinya
pencapaian
tujuan PBJ
37

4.
BAB IV PELAKSANAAN AUDIT
38

Bab ini membahas:


1. Tujuan Pelaksanaan Audit
2. Tahapan Pelaksanaan Audit
3. Program Kerja Pelaksanaan Audit
4. Titik Kritis pada Tahapan Pengadaan
Barang/Jasa
39
1. Tujuan Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit merupakan
tahapan utama dari proses
audit, yang mencakup Untuk memperoleh
langkah-langkah kerja yang
pembuktian mengenai
dilakukan auditor dalam
proses pembuktian, meliputi
Tujuan
Pelaksanaan
kondisi pelaksanaan
reviu/penelaahan, observasi, Audit pengadaan apakah
analisis, pengujian, konfirmasi, telah sesuai dengan
pengecekan fisik, permintaan kriteria pengadaan.
keterangan dan penggunaan
teknik audit lainnya.
40

2. Tahapan Pelaksanaan Audit

Pengumpulan dan Analisis dan Dokumentasi


Supervisi
Identifikasi Informasi Evaluasi Informasi yang
Penugasan
Informasi Memadai
Auditor harus
Supervisi
mengumpulkan dan Auditor harus Untuk mencapai
secara
mengidentifikasi mendasarkan tujuan penugasan
memadai untuk
informasi yang kesimpulan audit PBJ, auditor
memastikan
kompeten dan relevan dan hasil harus menyiapkan
tercapainya
termasuk mengakses penugasan dan
sasaran,
data dan informasi audit PBJ pada menatausahakan
terjaminnya
proses PBJ secara analisis dan pendokumentasian
kualitas, dan
elektronik melalui evaluasi informasi audit PBJ
meningkatnya
fasilitas yang informasi yang dalam bentuk
kompetensi
disediakan dalam tepat kertas kerja audit.
auditor
aplikasi SPSE.
41

3. Program Kerja Pelaksanaan Audit


PKA meliputi langkah-langkah pengujian yang perlu dilakukan untuk
dapat menyimpulkan kondisi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
yang diaudit serta mengungkapkan ada/tidaknya penyimpangan
dalam proses pengadaan barang/jasa.

PKA juga ditujukan untuk mengungkap adanya penyimpangan dalam


pengadaan barang/jasa sejak tahap perencanaan sampai
pemanfaatan berdasarkan identifikasi titik-titik kritis yang lazim terjadi
pada tiap tahap pengadaan
42

3. Program Kerja Pelaksanaan Audit


Audit ini diarahkan untuk menguji aspek2 pelaksanaan PBJ, a.l:
•  Ketaatan prosedur pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku;
•  Kewajaran Harga; Dituangkan dalam Program
•  Ketepatan barang dan jasa yang diterima, yang mencakup Kerja Audit (PKA) yang
kuantitas, kualitas, dan waktu pelaksanaan kegiatan; dapat dikembangkan sesuai
•  Indikasi tindak pidana korupsi; keperluan, jenis penugasan,
•  Pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN); jenis pengadaan barang/
•  Penggunaan produk dalam negeri; jasa, serta hasil evaluasi
•  Pencadangan paket untuk usaha kecil; SPI
•  Pengadaan berkelanjutan;
•  Pemanfaatan hasil pelaksanaan kegiatan (value for money). Format & Contoh PKA

Lamp. 5
43

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Pedoman mengelompokan titik krtis/ Red Flag berdasarkan tahapan PBJ dan Aspek sesuai Perpres 16/2018 sbb:

Aspek - Aspek PBJ Secara


Pemanfaatan Swakelola
Serah Terima Perencanaan
PBJ PBJ

Penggunaan
Produk Dalam
Negeri & TKDN Titik
Krisis
Pelaksanaan Persiapan
Kontrak PBJ
Pengadaan
Berkelanjutan
Persiapan
Pelaksanaan Pemilihan
Pemilihan Penyedia
Penyedia
44
4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ
Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Pelaksanaan (Proses)
Waktu yg disediakan terlalu singkat
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Pendaftaran dan
Pengambilan Dok.
Tidak sesuai ketentuan Pemilihan Penyedia
Tidak secara online
Barang/Jasa
Pengumuman Pemberian
Tender Penjelasan

Ada kriteria
Tidak Kualifikasi yg
Penandatangan menghambat
dilengkapi Kontrak
surat Contoh calon peserta
jaminan Titik Kritis Pemasukan dan
pelaksanaan Pembukaan
Penunjukan Dokumen
Pemenang Penawaran
Tidak sesuai jadwal
Menunda waktu
Evaluasi
Sanggah Penawaran

Pengumunan Pengaturan tender


Pembatasan waktu < 2 HK
Pemenang

Tidak diberitahukan kpd seleruh peseerta


45

5.
BAB V KOMUNIKASI AUDIT PBJ
46

Bab ini membahas:


1. Tujuan Komunikasi Audit
2. Materi Pokok Komunikasi Audit
3. Format Laporan Hasil Audit
4. Distribusi Laporan Hasil Audit
5. Tujuan Pemantauan TL
6. Pelaksanaan Pemantauan TL
47

1. Tujuan Komunikasi Audit


•  Mengomunikasikan hasil penugasan audit PBJ
kepada auditi dan pihak lain yang berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan
sehingga hasil audit dapat digunakan sebagai alat
pengendalian pelaksanaan pengadaan barang/
jasa pemerintah.
•  Menghindari kesalahpahaman hasil penilaian atas
kondisi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
pemerintah.
•  Memberikan rekomendasi perbaikan.
•  Menyajikan informasi untuk pengambilan
keputusan dalam melakukan tindakan perbaikan
bagi auditi dan instansi terkait lainnya.
•  Memudahkan pemantauan TL dari rekomendasi
perbaikan yang telah diberikan.
48
2. Materi Pokok Komunikasi Audit
•  Dasar Audit
Komunikasi Audit
•  Identifikasi Auditi
•  Tujuan/sasaran, lingkup, dan metodologi audit
• 

Memuat materi minimal


Laporan Hasil Audit Pernyataan bahwa penugasan dilaksanakan
sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia
•  Kriteria yang digunakan; yaitu aturan atau
kebijakan yang digunakan untuk menilai fakta/
Apakah hasil audit
kondisi yang ada/riil
ditemukan banyak fakta
kelemahan dalam SPI,
Tidak •  Hasil audit PBJ berupa kesimpulan, fakta dan
adanya ketidakpatuhan rekomendasi; termasuk adanya kelemahan dalam
terhadap peraturan per- sistem pengendalian intern serta adanya
UU-an, kecurangan dan
ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
ketidakpatutan (abuse)
yang signifikan
Bentuk undangan, kecurangan dan ketidakpatutan
Surat (abuse).

Ya
•  Tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung
jawab

Bentuk Bab •  Pernyataan adanya keterbatasan dalam audit


serta pihak-pihak yang menerima laporan
•  Pelaporan informasi rahasia apabila ada
•  Hal-hal penting lainnya yang perlu diperhatikan
49

3. Format LHA

•  Format laporan audit pengadaan barang/


jasa disajikan pada Lampiran 6
50
4. Distribusi LHA

•  Distribusi laporan audit


pengadaan barang/jasa mengikuti
ketentuan yang berlaku di
lingkungan organisasi masing-
masing Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah
51

5. Tujuan Pemantauan Tindak Lanjut


•  TL adalah pelaksanaan atas rekomendasi (TL)
hasil audit yang telah disampaikan oleh
pimpinan auditi.
•  Pemantauan TL diperlukan untuk
mendorong percepatan pelaksanaan
serta ketepatan pelaksanaan TL sesuai
rekomendasi.
•  Rekomendasi yang tidak ditindaklanjuti
dapat merupakan indikasi lemahnya
pengendalian auditi dalam mengelola
sumber daya yang diserahkan
kepadanya.
52

6. Pelaksanaan Pemantauan TL (TL)


•  APIP harus mendokumentasikan fakta dan
rekomendasi hasil audit untuk keperluan
pemantauan TL dan memutakhirkannya sesuai
dengan informasi tentang TL yang telah
dilaksanakan auditi.
•  Pemantauan TL dilakukan secara periodik, dicatat
dan kemudian dibuat laporannya.
•  Pemantauan meliputi hal-hal yang sedang atau
belum dilaksanakan disertai penjelasan mengenai
hambatan pelaksanaan TL dimaksud.
•  Apabila auditi menindaklanjuti rekomendasi dengan
cara yang berlainan dengan rekomendasi yang
diberikan, auditor harus menilai efektifitas
penyelesaian TL tersebut untuk menerima atau
menolak TL yang dilakukan.
53

THANKS!
54

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Perencanaan Pengadaan
Barang/Jasa
Tahap Penunjukan »  Personil yang ditunjuk dalam Pokja
Pejabat Pengadaan Pemilihan/Pejabat Pengadaan tidak memiliki
sertifikat keahlian pengadaan barang/jasa
»  Dst (ada 6 contoh)

Tahap Penyusunan »  Penentuan jenis dan jumlah item barang/jasa


RUP yang diadakan tidak sesuai kebutuhan riil.
»  Dst (ada 18 contoh)
55

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Persiapan Pengadaan
Barang/Jasa
»  HPS tidak disusun dan/atau ditetapkan oleh PPK.
»  Spesifikasi teknis barang/jasa tidak disusun dan/
atau ditetapkan oleh PPK.
»  Spesifikasi teknis mengarah pada merek/produk
tertentu yang sulit untuk disubstitusi (hanya
produsen tertentu yang bisa memenuhi), dengan
alasan spesifikasi teknis tersebut adalah yang
terbaik.
»  Dst.
56

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ

Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Persiapan Pemilihan


Penyedia Barang/Jasa
»  Dokumen pemilihan tidak dibuat sesuai
standar dokumen pemilihan barang/jasa
pemerintah (SDP) yang ditetapkan LKPP
»  Dokumen pemilihan tidak disahkan Pokja
Pemilihan
»  Dst.
57

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Pelaksanaan Kontrak

»  Tidak dilaksanakannya rapat persiapan


pelaksanaan kontrak dan penyedia
pekerjaan konstruksi tidak menyerahkan
program mutu.
»  pembayaran uang muka tidak didasarkan
pada klausal pembayaran uang muka dalam
kontrak.
»  Dst.
58

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Tahap Serah Terima Pengadaan
Barang/Jasa

»  Kuantitas/volume pekerjaan/barang yang


diserahkan tidak sesuai dengan kontrak.
»  Kualitas pekerjaan yang diserahkan tidak sama
dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis/kontrak.
»  Keterlambatan penyerahan barang/jasa.
»  Dst.
59

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Pengadaan melalui Swakelola
PBJ
»  Kebijakan Umum tentang cara pengadaan
swakelola tidak sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah
serta sifat kegiatan yang akan dilaksanakan.
»  Penetapan tipe swakelola tidak tepat
»  Penetapan sasaran tidak sesuai dengan
perencanaan.
»  Dst.
60

4. Titik Kritis pada Tahapan PBJ


Titik Kritis (Red Flag) pada Aspek-Aspek
Aspek Pemanfaatan »  Kuantitas/kualitas/spesifikasi barang/jasa
yang diterima tidak sesuai kebutuhan/kontrak
Aspek Penggunaan »  Preferensi harga tidak diberlakukan untuk
Produk Dalam Negeri PBJ dengan nilai paling sedikit di atas Rp.
dan TKDN 1Milyar.
»  Tidak menggunakan produk dalam negeri
terhadap PBJ yang diikuiti oleh peserta
dengan nilai TKDN dan BMP paling rendah
40%.
Aspek Pengadaan »  PBJ berdampak negatif pada lingkungan
Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai