Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TTENGAH SEMESTER

PRAKTIK PENDAHULUAN INVERSI

Perhitungan Inversi Magnitudo Lokal

Dosen: Sandy Tri Gustomo

oleh:

Ramadhan Priadi (32.17.0026)

PROGRAM DIPLOMA IV GEOFISIKA

SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TANGERANG SELATAN

2019
Pulau Sulawesi merupakan pusat benturan keempat lempeng kerak bumi.Pulau ini
seakan dirobek oleh berbagai patahan (faulting) dan sesar (thrusting) dimana berbagai jenis
batuan tercampur sehingga posisi stratigrafinya menjadi sangat rumit. Dampak dari benturan
antar lempeng kerak bumi yang berbeda jenis tersebut menimbulkan terjadinya penimbunan
energi (stress energy) sehingga dalam kurun waktu tertentu akan dilepaskan secara tibatiba
dalam bentuk gempa bumi dengan nilai besaran gempa yang beragam. Dampak dari kondisi
tektonik ini mengakibatkan Pulau Sulawesi menjadi wilayah yang sangat rawan bencana alam
kebumian khususnya bencana gempa bumi.
Skala magnitudo merupakan gembaran besarnya energi yang dilepaskan saat terjadi
gempabumi. Skala magnitude dapat digunakan untuk memetakan potensi kerusakan atau resiko
gempabumi. Oleh karena itu dalam penentuan paramer magnitude gempabumi menjadi hal
yang penting. Salah satu skala magnitude yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi resiko
gempabumi untuk wilayah local adalah skala magnitude local (ML). Magnitudo local dapat
merepresentasikan besarnya energi yang dilepas dan dirasakan di stasiun pencatat. Metode
sederhana dalam penentuan model magnitude local disuatu wilayah dengan menggunakan
inversi regresi linear berganda.
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih
variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk
mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah
masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn

Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Data Penelitian
Data yang digunakan merupakan 20 event data waveform dan parameter gempabumi diwilayah
Sulawesi dari jaringan seismic BMKG selama periode 1 Januari 2019 hingga 4 Mei 2019
dengan luasan daerah 3.1 LU – 6.86 LS serta 117.97 BT- 125.68 BT. Digunakan sebanyak 7
stasiun seismik yang berada di wilayah Sulawesi Yaitu SRSI, MRSI, LUWI, KMSI, KKSI, dan
BBSI. Informasi stasiun yang digunakan diperlihatkan oleh table 1. Data waeform dapat
diakses di http://202.90.198.100/webdc3/. Stasiun seismik yang digunakan untuk semua event
adalah sama hal tersebut untuk menstabilkan proses inversi.
Tabel 1. Stasiun seismic yang digunakan dalam pengolahan data

No. Nama Stasiun Latitude Longitude


1 BBSI -5.49 122.57
2 KKSI -4.17 121.65
3 KMSI 0.57 123.98
4 LUWI -1.04 122.77
5 MRSI 0.48 121.94
6 SRSI -2.53 120.88
7 TTSI -3.05 119.82

Tabel 2. Parameter gempa yang digunakan dalam perhitungan


No. Tanggal event Origin Time Latitude Longitude Depth Magnitudo
1 25/04/2019 21:57:47 -1.85 122.52 10 5.3
2 24/04/2019 18:22:43 -1.79 122.62 22 4.9
3 22/04/2019 13:52:17 -1.9 122.65 10 4.6
4 20/04/2019 00:55:37 -1.91 122.61 10 5
5 14/04/2019 17:17:33 -1.91 122.57 10 4.8
6 13/04/2019 05:26:15 -1.76 122.67 10 4.7
7 13/04/2019 04:23:27 -1.86 122.61 10 4.8
8 12/04/2019 22:59:26 -1.82 122.57 10 4.8
9 12/04/2019 20:15:08 -1.83 122.71 10 4.6
10 12/04/2019 12:12:13 -1.8 122.69 10 5.1
11 24/03/2019 01:32:01 -1.8 120.59 10 5.4
12 04/03/2019 18:13:04 -2.52 121.54 10 4.6
13 03/03/2019 10:45:07 -1.54 120.24 10 4.6
14 28/09/2018 10:02:44 -0.22 119.86 10 7.5
15 28/09/2018 07:00:01 -0.38 119.8 10 6
16 28/09/2018 10:14:21 0.11 119.84 17 5.8
17 28/09/2018 10:16:50 -0.89 119.98 16 5.7
18 28/09/2018 10:50:26 -0.78 120.04 10 5.7
19 28/09/2018 13:35:30 0.01 119.7 10 5.6
20 28/09/2018 10:25:06 -0.99 119.92 26 5.6
Pengolahan data
Dalam melakukan pemodelan skala magnitude local pada 20 event gempabumi di
Sulawesi digunakan metode regresi linear berganda. Metode inversi regresi linear berganda
digunakan karena terdapat dua parameter tidak tetap yang digunakan dalam perhitungan yaitu
amplitude maximum dan jarak stasiun ke hiposenter. Sementara magnitude dari data katalog
digunakan sebagai parameter tetap untuk menghasilkan model magnitude local. Secara umum
pengolahan inversi dapat dirumuskan sebagai berikut.
𝐺. 𝑚 = 𝑑 (1)
𝑚 = [𝐺 𝑇 . 𝐺]−1 . 𝐺 𝑇 . 𝑑 (2)
Dimana G merupakan parameter tidak tetap, d merupakan parameter tetap dan m merupakan
hasil pemodelan dari proses inversi. Karena parameter tidak tetapnya adalah amplitude
maximum dan jarak maka akan diperoleh matriks kernel sebagai berikut :

1 𝐴1 𝑟1
1 𝐴2 𝑟2
𝐺 = .. .. .. (3)
. . .
[1 𝐴𝑁 𝑟𝑁 ]
Dimana 𝐴𝑁 merupakan amplitude maximum yang tercatat pada stasiun dalam satu
event gempabumi sedangkan 𝑟𝑁 merupakan jarak dari stasiun ke hiposenter gepabumi. Matriks
kernel yang diperoleh digunakan untuk inputan pada proses inversi. Setelah model diperoleh
maka koefiisien yang diperoleh dari model dimasukkan kedalam persamaan
𝑀𝐿 = log 𝐴 + 𝑎 𝑙𝑜𝑔 𝑟 + 𝑏 𝑟 + 𝑐 (4)
Sehingga persamaan tersebut menjadi persamaan umum yang merepresentasikan besaran skala
magnitude local di wilayah penelitian.

Data sinyal yang diunduh semuanya berformat SEED (Standard For the Exchange of
Earthquake Data) yang selanjutnya dikonversi kedalam format SAC dengan menggunakan
aplikasi rdseedv5.3.1. Data yang telah dikonversi selanjutnya dihilangkan pengaruh
instrumentnya dengan melakukan koreksi instrument menggunakan program SAC. Output dari
hasil koreksi instrument berupa sinyal gempabumi yang telah kembali ke bentuk asalnya
sebelum terekam di alat. Pada tahap ini sinyal gempabumi masih dalam bentuk velocity.
Selanjtnya data yang telah berformat SAC dan telah dilakukan koreksi instrument kemudian
diintegrasikan dari sinyal kecepatan (velocity) ke pergesean (displacement) dengan melakukan
integral pada data velocity. Setelah mengubah sinyal gempabumi dari velocity ke dalam
bentuk displacement selanjutnya data sinyal akan diibaca amplitude maksimum dan header sac
yang memuat data longitude dan latitude stasiun
angkah selanjutnya yaitu membaca amplitude maksimum yang nantinya akan dijadikan sebagai
salah satu parameter penentuan Magnitudo Lokal (ML).

Hasil Pengolahan

Gambar 1. hasil integrasi sinyal broadband dari velocity ke dalam displacement


Berikut adalah script yang digunakan untuk menghasilkan model magnitude local berdasarkan
inputan parameter amplitude maximum dan jarak stasiun ke episenter serta magnitude katalog
gempabumi.
nev = input('Banyak Event = ');
jar =[];
amp =[];
mg=[];
for l=1:nev
nsta = input('Banyak Stasiun = ');
lat = input('Lat Gempa= ');
long = input('Long Gempa= ');
depth = input('depth Gempa= ');
magnitudo = input('Magnitudo = ');
r=[];
amx=[];
for i=1:nsta
sig = [];
[file1,path1] = uigetfile([ '*.sac'],' Waveform
Earthquake','MultiSelect','On');
if isempty(file1) == 1
disp('Cancel File Load')
return
end
for i=1:3
cd(path1)
raw = rdsac(file1{i});
cd ..
dt = raw.HEADER.DELTA;
lats = raw.HEADER.STLA;
longs = raw.HEADER.STLO;
wave = raw.d;
wave=cumtrapz(wave);
sig=[sig max(abs(wave))];
end
jarak = sqrt((lat-lats)^2+(long-longs)^2);
rhypo = sqrt(jarak^2+depth^2)*111;
r=[r rhypo];
amx=[amx max(sig)];
end
d=[];
for k=1:length(r)
d(k,:)=magnitudo;
end
jar=[jar r];
amp=[amp amx];
mg=[mg d'];
end
G=zeros(length(jar),3);
G(:,1)=ones;
G(:,2)=jar';
G(:,3)=amp';
y=mg';
%Inversi Garis
GtG=G'*G;
GtGinver=inv(G'*G);
Gtd=G'*y;
m=(GtGinver)*Gtd;

%ML=A(a_max)+b(jarak/R)+C
M=m(1)+m(2)*jar'+m(3)*amp';

Pada script ini digunakan bantuan rdsac yang merupakan script untuk membaca data sac yang
dikeluarkan oleh IRIS dan dituliskan oleh F. Beauducel.

Anda mungkin juga menyukai