Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS KARIES SISWA

SDN 1 KOMET BANJARBARU

DOSEN PEMBIMBING:
Aulia Azizah, S.K.M.,M.P.H

Aina Ramadhanty 1611111220002


Amalia Noviyanti 1611111320004
Annisa Rahma 1611111320006
Maitsa Nisrina Ngabito 1611111220017
Maulida Rahmaniah 1611111120013
Miftakhu Rizkiyah 1611111220018
Muhammad Syafrie Ilham 1611111310031
Naura Ifthinan Luthfiana 1611111220023
Restika Hidayati 1611111120023
Rini Rahmiyati 1611111120024
Salsabila Muhtar 1611111320040

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
BANJARMASIN

Desember, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
ridho-Nyalah kami selaku kelompok B2 mengenai tugas pembuatan makalah
“Gambaran Pola Asuh Ibu Terhadap Status Karies Siswa SDN 1 Komet
Banjarbaru” yang dilaksanakan pada Blok 18 ini dapat menyelesaikan makalah
yang merupakan hasil dari diskusi kami bersama. Kami mengharapkan makalah
ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih terutama kepada ibu Aulia Azizah,
S.K.M., M.P.H selaku dosen pembimbing kelompok skill B2. Kami sangat
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada makalah ini, karenanya
dengan terbuka kami memohon maaf atas segala kekurangan kami dan kami
bersedia menerima saran serta masukkan dari pembaca. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ............................................................................................... ii


Daftar Isi ..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB 2. ISI
2.1 Jenis Sampling . ................................................................................. 3
2.2 Populasi ............................................................................................... 3
2.3 Metode Sampling ................................................................................ 3
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Karies Gigi ......................... 4
2.5 Definisi Operasional............................................................................ 5
2.6 Instrumen Survei ................................................................................. 6
2.7Prosedur Survei ..................................................................................... 7
2.7.1 Persiapan .................................................................................... 7
2.7.2Pelaksanaan ................................................................................ 7
2.7.3Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 7
2.7.4 Teknik Analisis Data ................................................................. 8
2.8 Tempat dan Waktu Survei ................................................................... 8
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil . ................................................................................................. 9
3.2 Pembahasan . .................................................................................... 11
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
4.2 Saran ................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerusakan gigi berupa karies merupakan penyakit yang paling banyak
dijumpai didalam rongga mulut, sehingga menjadi masalah utama pada kesehatan
gigi dan mulut. Perilaku ibu berperan penting pada pemeliharaan kesehatan gigi
anak, dikarenakan ibu merupakan orang terdekat dengan anak. Riskesdas 2018
didapatkan data pada provinsi kalimantan selatan proporsi penduduk yang
bermasalah gigi dan mulut berupa gigi rusak, berlubang dan sakit sebesar 46,90%.
Berdasarkan kelompok usia, maka didapatkan bahwa proporsi penduduk usia 5-9
tahun yang paling banyak mengalami masalah kerusakan gigi sebesar 56,17%.
Faktor utama penyebab karies pada anak-anak adalah host (gigi yang
bersangkutan), saliva dan diet makanan. Menyikat gigi dengan benar serta
menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride merupakan strategi untuk
mengingatkan daya tahan gigi dan mengurangi pertumbuhan serta aktivitas
bakteri. Perilaku yang benar dalam menyikat gigi mengacu pada FDI (Federation
Dentaire Internationale) yaitu perilaku menyikat gigi setiap hari, minimal, dua
kali sehari yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur.
Proporsi penduduk Indonesia yang berperilaku baik dan benar dalam menyikat
gigi secara Nasional hanya sebesar 2,8% sedangkan di Kalimantan selatan sebesar
5,0%. Proporsi penduduk Kota Banjarbaru yang menyikat gigi dengan baik dan
benar sebesar 2,06% terendah diantara kabupaten/kota di Kalimantan Selatan,
pada usia 5-9 dan proporsi menyikat gigi dengan baik dan benar secara Nasional
sebesar 1,4% dan di Kalimantan Selatan sebesar 2,91%. Rendah proporsi
menyikat gigi dengan baik dan benar pada anak berkaitan dengan rendahnya
angka konseling kebersihan gigi yang dilakukan orang tua yaitu 8,3% (Nasional)
dan 6,6% (Kalimantan Selatan). Kondisi tersebut dapat mengakibatkan rendahnya
perilaku pola asuh ibu tentang menyikat gigi dengan baik dan benar kepada
anaknya.
Perilaku menyikat gigi pada anak dipengaruhi oleh pengetahuan ibu mengenai
menjaga kesehatan gigi. Kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan

1
2

gigi mengakibatkan rendahnya persepsi dan keyakinan tentang pentingnya


kesehatan gigi dan mulut sehingga menunjukkan perilaku pola asuh anak yang
tidak baik berupa sikap acuh tak acuh terhadap kesehatan gigi anaknya. Pola asuh
tersebut dapat mengakibatkan rendahnya perilaku menyikat gigi sehingga tingkat
kesehatan gigi rendah dan tingginya prevalensi karies gigi pada anak.
Pola asuh ibu dipengaruhi oleh pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi
anak dan berdampak langsung terhadap sikap dan perilaku anak dalam mencegah
karies gigi. Ibu yang memiliki pengetahuan mengenai menjaga kesehatan gigi dan
mulut akan mengajarkan anak-anaknya sejak dini melalui pola pengasuhan anak-
anak yang baik yaitu akan terampil dalam membimbing anak untuk mencegah
karies gigi sehingga semakin baik pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan
mulut maka semakin baik pula kesehatan gigi dan mulut anak.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran pola asuh ibu terhadap status karies siswa SDN 1
Komet Banjarbaru?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh ibu
terhadap status karies siswa SDN 1 Komet Banjarbaru.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran indeks karies pada siswa kelas 1-3 SDN Komet 1
Banjarbaru.
2. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang pola asuh ibu terhadap indek
karies siswa kelas 1-3 SDN Komet 1 Banjarbaru.
BAB 2
METODE SURVEI
2.1 Jenis Survei
Jenis survei ini adalah survei analisis deskriptif sekali waktu (deskriptive
cross-sectional survey). Data hanya dikumpulkan pada waktu tertentu saja dengan
tujuan menggambarkan kondisi kesehatan gigi dan pada populasi tertentu.
2.2 Populasi
Seluruh anak kelas 1, 2, dan 3 di SDN Komet 1 Banjarbaru.
2.3 Metode Sampling
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling.
Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin
(Dahlan, 2018):
N
n = 1+Ne2

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi : 60

e = derajat kesalahan : 5%.

N
n = 1+Ne2

60
n = 1+(60.0,052 )

60
n = 1+(60.0,0025)

N
n = 1+0,15

n = 52,17 ≈ 53

Dari hasil perhitungan terssebut didapatkan sebanyak 53 sampel.

3
4

2.4 Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Karies Gigi


1. Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang
baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi
yang cukup baik.
2. Ras
Keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan
persentase karies yang semakin meningkat atau menurun. Misalnya, pada ras
tertentu dengan rahang yang sempit sehingga gigi geligi pada rahang sering
tumbuh tidak teratur.
3. Riwayat Sosial
Banyak penelitian menunjukkan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada
anak yang berasal dari status sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan anak
dari status inimakan lebih banyak makanan yang bersifat kariogenik, rendahnya
pengetahuan akan kesehatan gigi dapat dilihat dari kesehatan mulut yang buruk,
karies tinggi pada keluarga (karies aktif pada ibu), jarang melakukan kunjungan
ke dokter gigi sehingga banyak karies gigi yang tidak dirawat.
4. Usia
Ada 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
- Periode gigi campuran
- Periode pubertas (remaja)
- Usia antara 40-50 tahun
5. Makanan
- Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, serta mineral-mineral.
- Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan
6. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses pembentukan karies, terutama pada periode
pembentukan gigi.
5

7. Unsur kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi
masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase karies
gigi adalah fluor (Tarigan, 2016).

Gambar 2.1 Diagram Fish Bone Faktor Resiko


6

2.5 Definisi Operasional


No Nama Variabel Definisi operasional Cara mengukur dan Alat Skala
Ukur
1 Variabel Bebas Suatu gambaran Pola asuh ibu diukur
Pola asuh ibu sikap interaksi ibu denganpengisian
dan anak dalam kuesioner. Interval
pengasuhan.
Untuk skor penilaian
menggunakan skala
Guttman seperti
berikut:
Cukup = jika > dari
atau = 50%
Rendah jika < dari 50%

2. Variabel terikat Suatu data hasil Dilakukan pemeriksaan Ordinal


def-t anak usia pemeriksaan status kesehatan gigi anak dan
7-9 tahun kesehatan gigi pada untuk mengukurnya
anak berdasarkan mengunakan lembar
WHO penilaian data def-t
Modifikasi WHO.
Untuk pengukurannya
seperti berikut.
0,0-1,1: Sangat rendah
1,2-2,6: Rendah
2,7-4,4: Sedang
4,5-6,5: Tinggi
6,6≤... : Sangat tinggi

2.6 Instrumen Survei


Instrumen survei yang digunakan pada penelitian ini adalah melakukan
pendampingan pengisian kuesioner melalui teknik wawancara pada ibu dan
pemeriksaan skor def-t pada anak. Kuesioner telah dilakukan uji validitas dan
7

reliabilitasnya. Kuesioner berisi 10 pernyataan yang memuat 5 pernyataan


mengenai pola asuh ibu terhadap aktivitas menjaga kesehatan gigi dan mulut pada
anaknya serta 5 pernyataan lainnya mengenai perilaku ibu dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulutnya sendiri. Pada pemeriksaan def-t didapatkan langsung
dari pemeriksaan gigi pada anak dan dicatat pada lembar formulir data DMF-
t/def-t modifikasi WHO, kemudian didapatkan skor def-t dan selanjutnya
dikategorikan menjadi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
2.7 Prosedur Survei
2.7.1 Persiapan
Persiapan survey dilakukan dengan persiapan alat dan bahan sebagai berikut:
a. Masker
b. Handscoon
c. Nier bekken
d. Kaca mulut
e. Sonde
f. Tissue
Alat dan bahan sterilisasi:
a. Alkohol
b. Sodium hipoklorit
c. Deterjen
d. Sikat
e. Baskom stainsless
Pembagian tugas sebagai berikut:
Seksi Dokumentasi :
- M. Syafrie Ilham
- Maitsa Nisrina Ngabito
Operator pemeriksaan def-t :
- Aina Ramadhanty
- Maulida Rahmaniah
- Maitsa Nisrina
- Miftakhu Rizkiyah
8

Persiapan alat dan bahan :


- Amalia Noviyanti
- Salsabila Muhtar
- Annisa Rahma
Pendamping ibu saat mengisi kuesioner:
- Naura Ifthinan Luthfiana
- Restika Hidayati
2.7.2 Pelaksanaan
Survey dilaksanakan dengan melakukan penentuan populasi yaitu pada siswa
kelas 1-3 SDN 1 Komet Banjarbaru dan ibu semua siswa tersebut. Didapatkan
sampel sebanyak 53 orang, kemudian dilakukan pengambilan data dengan
melakukan pemeriksaan status kesehatan gigi pada sampel serta pengisian
kuisioner kepada ibu semua siswa tersebut yang didampingi oleh surveyor.

2.7.3 Teknik Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah data primer karena didapatkan langsung di
lapangan melalui pemeriksaan klinis yang kemudian dicatat pada lembar formulir
data DMF-T Modifikasi WHO dan wawancara yang kemudian diisi pada lembar
kuisioner. Setelah data penelitian terkumpul, kemudian dilakukan proses
pengolahan data melalui tahap-tahap:
a. Pengecekkan Data (Checking)
Peneliti melakukan perbaikan data yang salah sehingga memenuhi persyaratan
untuk pengolahan selanjutnya.
b. Pengkodean Data (Coding)
Pada tahap ini peneliti memberikan kode pada setiap data dan informasi yang
sudah dikumpulkan untuk mempermudah pengumpulan data.
c. Pengecekkan Kembali (Cleaning Data)
Peneliti melakukan pengecekan kelengkapan data sebelum dilakukan
pengolahan data untuk memastikan bahwa data telah bersih dari kesalahan
pengkodean maupun dalam membaca kode sehingga data dapat diproses oleh
komputer.
9

d. Pengolahan data (Processing)


Pengolahan data dengan program komputer. Hasil pengolahan data disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang.
2.7.4 Teknik Analisis Data
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-
masing variabel bebas (pola asuh ibu) dan variabel terikat (def-t anak usia 7-9
tahun). Data disajikan secara deskriptif dan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
2.8 Tempat dan Waktu Survei
Survei dilakukan di SDN Komet 1 Banjarbaru dan dilaksanakan pada Selasa,
10 Desember 2019.
10

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Orang tua dianggap memiliki pengetahuan untuk mengajarkan anaknya
berbagai hal dasar mengenai menjaga kesehatan tubuh. Penanaman perilaku
kesehatan gigi dan mulut seharusnya dimulai sejak usia dini dan dimulai dari
lingkungan keluarga. Masa anak-anak merupakan awal pembentukan perilaku,
oleh sebab itu diharapkan orang tua dapat mendidik anaknya untuk berperilaku
yang benar memelihara kesehatan gigi dan mulutnya (Rizaldy dkk, 2017).

Tabel a. Kuesioner No. 1 Saya membiasakan anak untuk menyikat gigi setiap hari

Sebanyak 47 orang ibu siswa di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar


bahwa membiasakan anak untuk menyikat gigi setiap hari dan sebanyak 6 ibu
menjawab salah.
11

Tabel b. Kuesioner No. 2 Saya membiasakan anak untuk menyikat gigi setelah
sarapan pagi

Sebanyak 27 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


membiasakan anak untuk menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebanyak 26 ibu
menjawab salah.

Tabel c. Kuesioner No. 3 Saya membiasakan anak untuk menyikat gigi sebelum
tidur di malam hari
12

Sebanyak 42 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


membiasakan anak untuk menyikat gigi sebelum tidur di malam hari dan
sebanyak 11 ibu menjawab salah.

Tabel d. Kuesioner No. 4 Saya membiasakan anak untuk tidak makan makanan
yang manis

Sebanyak 23 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


membaisakan anak untuk tidak makan makanan yang manis dan sebanyak 30 ibu
menjawab salah.
13

Tabel e. Kuesioner No. 5 Ketika anak saya mengeluh saki gigi, saya segera
membawanya ke dokter gigi

Sebanyak 34 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa ketika


anak mengeluh sakit gigi, segera membawanya ke dokter gigi dan sebanyak 19
ibu menjawab salah.

Tabel f. Kuesioner No. 6 Saya biasanya menyikat gigi 2 kali sehari

Sebanyak 45 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa biasa


menyikat gigi 2 kali sehari dan sebanyak 8 orang ibu menjawab salah.
14

Tabel g. Kuesioner No. 7 Saya rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Sebanyak 22 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa rutin ke


dokter gigi setiap 6 bulan sekali dan sebanyak 31 ibu menjawab salah.

Tabel h. Kuesioner No. 8 Saya mengawasi penyikatan gigi anak

Sebanyak 19 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


mengawasi penyikatan gigi anak dan sebanyak 34 ibu menjawab salah.
15

Tabel i. Kuesioner No. 9 Saya membiasakan anak menyikat gigi sejak dini

Sebanyak 44 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


membiasakan anak menyikat gigi sejak dini dan sebanyak 9 ibu menjawab salah.

Tabel j. Kuesioner No. 10 Saya membiasakan anak menyikat gigi dengan durasi
minimal 2 menit
16

Sebanyak 15 ibu di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa


membiasakan anak menyikat gigi dengan durasi minimal 2 menit dan sebanyak 38
ibu menjawab salah.
Subyek penelitain ini adalah siswa kelas 1-3 di SDN Komet 1 Banjarbaru
sejumlah 53 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019. Hasil
penelitian ini disajikan berdasarkan kuesioner hubungan pengetahuan, sikap dan
tindakan dengan indeks def-t dalam bentuk tabel.
SDN Komet 1 Banjarbaru
No Kuesioner
Benar Salah
1. Saya membiasakan anak untuk menyikat
47 6
gigi setiap hari
2. Saya membiasakan anak untuk menyikat
27 26
gigi setelah sarapan pagi
3. Saya membiasakan anak untuk menyikat
42 11
gigi sebelum tidur di malam hari
4. Saya membiasakan anak untuk tidak
23 30
makan makanan yang manis
5. Ketika anak saya mengeluh saki gigi, saya
34 19
segera membawanya ke dokter gigi
6. Saya biasanya menyikat gigi 2 kali sehari 45 8
7. Saya rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan
22 31
sekali
8. Saya mengawasi penyikatan gigi anak 19 34
9. Saya membiasakan anak menyikat gigi
44 9
sejak dini
10. Saya membiasakan anak menyikat gigi
15 38
dengan durasi minimal 2 menit

Tabel 3.1 Distribusi frekuensi pengetahuan responden


17

SDN Komet 1 Banjarbaru


No Kuesioner
Benar Salah
1. Saya membiasakan anak untuk menyikat
88,68% 11,32%
gigi setiap hari
2. Saya membiasakan anak untuk menyikat
50,94% 49,06%
gigi setelah sarapan pagi
3. Saya membiasakan anak untuk menyikat
79,25% 20,75%
gigi sebelum tidur di malam hari
4. Saya membiasakan anak untuk tidak
43,40% 56,60%
makan makanan yang manis
5. Ketika anak saya mengeluh saki gigi, saya
64,15% 35,85%
segera membawanya ke dokter gigi
6. Saya biasanya menyikat gigi 2 kali sehari 84,91% 15,09%
7. Saya rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan
41,51% 58,49%
sekali
8. Saya mengawasi penyikatan gigi anak 35,85% 64,15%
9. Saya membiasakan anak menyikat gigi
83,02% 16,98%
sejak dini
10. Saya membiasakan anak menyikat gigi
28,30% 71,70%
dengan durasi minimal 2 menit

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi pengetahuan responden

Dari tabel 3.1 dapat diketahui bahwa 88,68% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di
SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar mengenai membiasakan anak untuk
menyikat gigi setiap hari. 50,94% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1
Banjarbaru menjawab benar mengenai membiasakan anak untuk menyikat gigi
setelah sarapan pagi. 79,25% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1
Banjarbaru menjawab benar mengenai membiasakan anak untuk menyikat gigi
sebelum tidur di malam hari. 43,40% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1
Banjarbaru menjawab benar mengenai membiasakan anak untuk tidak makan
makanan yang manis. 64,15% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1
18

Banjarbaru menjawab benar bahwa ketika anak mengeluh sakit gigi, saya segera
membawanya ke dokter gigi.
84,91% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab
benar bahwa membiasakan anak untuk sikat gigi dua kali sehari. 41,51% ibu dari
siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar mengenai rutin ke
dokter gigi setiap 6 bulan sekali. 35,85% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet
1 Banjarbaru menjawab benar bahwa mengawasi penyikatan gigi anak. 83,02%
ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa
membiasakan anak menyikat gigi sejak dinI. 28,30% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di
SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa membiasakan anak menyikat
gigi dengan durasi minimal 2 menit.

Kategori Jumlah
Benar 318
Salah 212

Tabel 3.3 Hasil Kuesioner Gambaran Pola Asuh Ibu terhadap Status Karies Siswa
SDN Komet 1 Banjarbaru

Kuisioner Pola Asuh Ibu Siswa Kelas 1-3 SDN 1


Komet Banjarbaru

212
318

Ya Tidak
19

Perhitungan Ya = (Jumlah Skor : Jumlah Sampel)

= (47 + 27 + 42 + 23 + 34 + 45 + 22 + 19 + 44 + 15) : 53

= 318 : 53 = 6

Perhitungan Ya rata-rata = (6 : 10) x 100%

= 60%

Dari analisis Skala Guttman, hasil yang diperoleh adalah 60%, sesuai tabel
interpretasi terletak pada rentang Cukup (jika>atau = 5).

Nilai Jumlah
Decay 217
Extraction 41
Filling 24

Tabel 3.4 Hasil Survei Status Kesehatan Gigi def-t Modifikasi WHO Pada Siswa-
Siswi SDN 1 Komet Banjarbaru

Status Kesehatan Gigi def-t

8%
15%

77%

Decay Extraction Filling


20

Kriteria Indeks def-t WHO


Sangat Sangat
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
SDN Komet 1
0,71% 5,67% 15,25% 16,67% 61,70%
Banjarbaru

Tabel 3.5 Distribusi Indeks def-t sesuai kriteria WHO

INDEKS def-t
70

60

50

40

30

20

10

0
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Kategori def-t
Sangat rendah 0,8-1,1
Rendah 1,2-2,6
Sedang 2,7-4,4
Tinggi 4,5-6,5
Sangat tinggi >6,5

Tabel 3.6 Indeks def-t


21

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑+𝑒+𝑓
Indeks def-t =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

217+41+24
=
53

282
=
53

= 5,32 (Tinggi)

Rerata def-t Kategori


SDN Komet 1
5,32 Tinggi
Banjarbaru

Tabel 3.7 Rerata def-t SDN Komet 1 Banjarbaru


3.2 Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian, terdapat status karies yang tinggi dengan
pola asuh ibu yang cukup pada siswa kelas 1,2,3 SDN Komet 1 Banjarbaru.
Pengetahuan merupakan dasar terbentuknya suatu perilaku seseorang, dikatakan
kurang pengetahuan apabila seseorang tersebut dalam suatu kondisi tidak mampu
mengenal, menjelaskan, dan menganalisis suatu keadaan. Green dalam
Notoatmodjo (2012) mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor
pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non-
behavior causes). Perilaku sendiri ditentukan oleh tiga faktor. Faktor predisposisi
terdiri dari pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai, tingkah laku, dan sosial ekonomi
yang mendasari perubahan perilaku seseorang. Faktor pendukung terwujud dalam
lingkungan fisik meliputi tersedia atau tidaknya fasilitas dan sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, dan lain sebagainya. Faktor pendorong
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya,
keluarga, guru, teman, dan sebagainya yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat (Afiati dkk, 2017).
22

Pengetahuan kesehatan gigi orang tua tinggi namun indeks def-t yang tinggi
dapat dipahami sebagai hasil dari pembentukan perilaku yang tidak hanya oleh
dipengaruhi domain pengetahuan namun juga domain sikap. Tidak adanya
pengaruh dari pengetahuan orang tua terhadap status kesehatan gigi dan mulut
anak, kemungkinan besar untuk responden dengan tingkat pengetahuan yang baik
tidak bisa sepenuhnya menjadikan kondisi anak dengan status kesehatan gigi dan
mulut yang baik. Adanya tingkat pengetahuan dalam kondisi kategori baik
kemungkinan besar orang tua hanya sebatas mengetahui dan memahami saja
tanpa diikuti oleh tingkat pengetahuan selanjutnya minimal sampai dengan tahap
aplikasi. Orang tua tidak mampu menggunakan tingkat pengetahuan yang
dimilikinya untuk mengaplikasinya dalam kehidupan nyata (Sutomo dkk, 2017).
Pada penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa hal tersebut dapat ditunjukkan
terdapat 35,85% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1 Banjarbaru yang
mengawasi penyikatan gigi pada anak, 28,30% ibu yang membiasakan anak
menyikat gigi dengan durasi minimal 2 menit, 43,40% ibu yang membiasakan
anak untuk tidak makan makanan yang manis dan 41,51% ibu yang rutin untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap 6 bulan
sekali.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Bloom mengenai tingkatan pengetahuan
yang dimulai dari mengetahui, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Tahu artinya sebagai pengikat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.termasuk kedalaman tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, dan sebagainya. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi riil. Aplikasi ini dapat
diartikan penggunaan hukum hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain (Sutomo dkk, 2017).
Pola asuh orangtua akan mempengaruhi sikap seorang anak. Menurut teori L
Green sikap termasuk dalam predispocing factors, yang mempengaruhi
23

terbentuknya perilaku. Tetapi Pengetahuan yang baik, sikap yang baik, belum
tentu tindakan yang dilakukan baik juga.Hal ini terjadi karena pengetahuan dan
sikap sebatas perilaku tertutup, artinya masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi. Sedangkan tindakan merupakan perilaku terbuka, artinya telah
dilakukan atau telah di praktekkan. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan
sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas
atau sarana dan prasarana (Isnanto dan Rahayu, 2014).
Adanya sikap yang kurang pada diri orang tua akan menjadikan tingkat
kesehatan gigi dan mulut anak dalam keadaan sedang dan kurang. Adanya
keadaan ini menunjukkan bahwa sikap orang tua dalam hal ini sudah memberikan
pernyataan evaluatif terhadap adanya upaya pemeliharaan untuk menjaga
kesehatan gigi dan mulut, di mana tentu saja evalusi yang dilakukan bermakna
positif, artinya orang tua sudah beranggapan bahwa menjaga kesehatan gigi dan
mulut merupakan suatu hal positif (Sutomo dkk, 2017).
Pengaruh tindakan orang tua di bidang kesehatan gigi dalam keadaan baik
menjadikan kondisi tingkat kesehatan gigi dan mulut anak dalam keadaan baik.
Adanya kondisi ini menunjukkan bahwa orang tua sudah mampu melakukan
tindakan pemeliharaan gigi dengan baik dan benar. Adanya tindakan yang
dilakukan oleh orang tua tersebut sekaligus bisa memberikan contoh pada anak
mengenai cara-cara melakukan tindakan membersihkan gigi. Tindakan yang
dilakukan oleh orang tua jauh lebih bermakna memberikan pengaruh daripada
sekedar nasihat. Sebagaimana dalam teori yang menjelaskan bahwa perilaku, cara
mendidik anak, dan kebiasaan ibu dapat dijadikan contoh bagi anak, disamping itu
keteladanan sikap dan tindakan ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
lebih efektif dari kata-kata atau nasihat. Dalam hal ini peran ibu sangat
menentukan dalam mendidik anak, karena ibu adalah orang yang paling dekat
dengan anak. Ibu merupakan tokoh panutan utama bagi anak, maka diharapkan
ibu dapat ditiru (Sutomo dkk, 2017).
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai indeks def-t
termasuk dalam kategori tinggi dan nilai presentase tertinggi mengenai pola asuh
ibu yaitu 88,68% ibu dari siswa kelas 1,2,3 di SDN Komet 1 Banjarbaru
menjawab benar mengenai membiasakan anak untuk menyikat gigi setiap hari,
sedangkan presentase terendah yaitu 28,30% pada ibu dari siswa kelas 1,2,3 di
SDN Komet 1 Banjarbaru menjawab benar bahwa membiasakan anak menyikat
gigi dengan durasi minimal 2 menit.
4.2 Saran
Orang tua perlu melakukan pemantauan kepada anak untuk menyikat gigi
dengan baik dengan memberikan pengetahuan mengenai cara menyikat gigi yang
benar, frekuensi menyikat gigi dan cara menyikat gigi yang baik dan benar untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut. Orangtua perlu melakukan tindakan
pencegahan yang lebih baik dilakukan adalah pencegahan primer dengan cara
modifikasi kebiasaan anak dan perlindungan terhadap gigi.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner

SDN Komet 1 Banjarbaru


Kuesioner
No Benar Salah
1. Saya membiasakan anak untuk menyikat
gigi setiap hari
2. Saya membiasakan anak untuk menyikat
gigi setelah sarapan pagi
3. Saya membiasakan anak untuk menyikat
gigi sebelum tidur di malam hari
4. Saya membiasakan anak untuk tidak
makan makanan yang manis
5. Ketika anak saya mengeluh saki gigi, saya
segera membawanya ke dokter gigi
6. Saya biasanya menyikat gigi 2 kali sehari

7. Saya rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan


sekali
8. Saya mengawasi penyikatan gigi anak
9. Saya membiasakan anak menyikat gigi
sejak dini
10. Saya membiasakan anak menyikat gigi
dengan durasi minimal 2 menit
Lampiran 2. Lembar Pemeriksaan Indeks DMF-T/def-t Modifikasi WHO
Lampiran 3. Lembar Inform Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(Informed Consent)

Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Nama Anak :
Dengan ini saya menyatakan setuju untuk menjadi responden penelitian dari
Kelompok B2 yang berjudul “Gambaran Perilaku Ibu Pada Pola Asuh Anak
Terhadap Karies Pada Siswa SDN Komet 1 Banjarbaru.” Saya mengerti
bahwa penelitian ini tidak akan berakibat buruk terhadap saya dan keluarga saya.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga oleh peneliti dan hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Responden

( )
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Afiati R, Adhani R, Ramadhani K, Diana S. Hubungan Perilaku Ibu Tentang
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Karies Gigi Anak.
Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. Maret 2017; 2(1): 56-62.
Isnanto dan Rahayu D. Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Status Kebersihan
Gigi dan Mulut Pada Siswa Tunanetra.Jurnal Kesehatan Gigi. Agustus
2014; 2(2): 214-221.
Sutomo B, Santosa B, Maula NA. Pengaruh Perilaku Orang Tua Terhadap Status
Kebersihan Gigi Anak Di Sdn 03 Karangjati.Jurnal Kesehatan Gigi.
Desember 2017; 4(2): 21-26.
Tarigan R. Karies Gigi Edisi 2. Jakarta: EGC; 2013.

Anda mungkin juga menyukai