Anda di halaman 1dari 3

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK HILIR BERBASIS REMPAH DAN

MINYAK ATSIRI

Resume Jurnal “GREEN AND SOLVENT-FREE SIMULTANEOUS ULTRASONIC-


MICROWAVE ASSITED EXTRACTION OF ESSENTIAL OIL FROM WHITE AND
BLACK PEPPERS”
Ying Wang, Rong Li, Zi-Tao Jiang, Jin Ta, Shu-Hua Tang, Ting-Ting Li, Lu-Lu Liang, Hai-Jun He,
Yu-Miao Liu, Jiu-Tian Li, Xing-Cheng Zhang (2018)

Lutfiana Mutmainnah (17/422549/PTP/01600)

Lada putih dan lada hitam merupakan jenis rempah yang memiliki perbedaan dalam
proses pegolahannya. Lada putih diolah dari buah lada yang telah masak optimum dengan
mengupas pericarp lada sedangkan lada hitam diolah dari buah lada yang masih hijau
kemudian dikeringkan dan berwarna hitam. Komposisi kandungan kompenen bioaktif pada
lada hitam dan lada putih berbeda, hal ini dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan,
proses pengolahan, dan metode ekstraksi. Microwave assisted extraction (MAE) dan
ultrasonic assisted extraction (UAE) merupakan metode ekstraksi dengan konsep “green and
environmental friendly”, namun masih memiliki beberapa kekurangan yaitu panas yang
dihasilkan tidak homogen dan efek panasnya sangat lemah. Ultrasonic-microwave assisted
extraction (UMAE) merupakan metode kombinasi ekstraksi dari MAE dan UAE, metode ini
diharapkan mampu menutupi kekurangan dari MAE dan UAE. Tujuan penelitian yaitu
membandingkan metode ekstraksi antara MAE, UAE, dan UMAE serta mengetahui
perbedaan komposisi kimia antara lada hitam dan lada putih dengan GC-MS.
Mekanisme ekstraksi metode UMAE adalah sebagai berikut: sistem gelombang
ultrasonic memiliki efek osilasi/goyangan secara mekanik, yang mana bisa menghasilkan
energi yang besar dan cepat sehingga mengakibatkan kerusakan pada sel lada dan mampu
mempercepat pengeluaran minyak atsiri dari sel tanpa memperlambat proses penyebarannya.
Disisi lain, dikarenakan tingginya dipole moment air didalam sel tanaman, material tanaman
bisa menyerap energi mikrowave secara cepat dan kuat sehingga membuat mikrowave
memanaskan sampel secara efisien. Proses evaporasi molekul air bebas didalam sel dan
adanya peningkatan temperatur oleh mikrowave hal ini menyebabkan ekspansi sel bahkan
kerusakan pada dinding sel tanaman dan mengakibatkan pelepasan fitokimia bioaktif selama
proses ektraksi. Konsekuensinya, kerusakan sel dan keluarnya minyak atsiri dengan UMAE
lebih mudah daripada metode MAE dan UAE
Hasil perbandingan metode UMAE, MAE dan UAE yaitu rendemen minyak atsiri
UMAE lebih tinggi (4,1 ± 0,08%) dibandingkan dengan UAE (3,1 ± 0,08%) dan MAE (3,7 ±
0,1%), waktu ekstraksi lebih singkat (UMAE 20 menit, MAE 50 menit, dan UAE 30 menit),
dan Kualitas minyak atsiri yang dihasilkan lebih baik. Urutan aktivitas pencegah radikal
superoksida dari tertinggi hingga terendah berdasarkan metode ekstraksinya adalah sebagai
berikut lada hitam-UMAE > lada putih-UMAE> lada putih-MAE > lada putih-UAE.
Terdeteksi lebih banyak kerusakan mikrostruktur setelah ektraksi pada sel jaringan lada putih
dan lada hitam dengan metode UMAE dibandingkan metode UAE dan MAE.
Jumlah komponen senyawa pada lada hitam 29 komponen dan lada putih 30 komponen.
Minyak atsiri lada hitam mengandung lebih banyak monoterpen dan minyak atsiri lada putih
mengandung lebih banyak sesquiterpenes. Kandungan monoterpenes lada putih dengan
UMAE 59,2%, MAE 57,5%, dan UAE 62,4% dan kandungan sesquiterpenes lada putih
dengan UMAE 38,3%, MAE 37,9%, dan UAE 30,3%
Komentar dan Hasil Diskusi:
1. Perbedaan komposisi kimia antar lada hitam dan lada putih hanya dilakukan dengan
metode ekstraksi UMAE, sedangkan untuk mengetahui perbedaan antar metode
ekstraksi UMAE, MAE dan UAE hanya diujikan pada sampel lada putih saja.
2. Persentase radikal bebas lada hitam lebih besar daripada lada putih walaupun
rendemen lada putih lebih besar daripada lada hitam (tidak berbeda signifikan), hal ini
bisa terjadi karena senyawa radikal bebas tidak ditentukan berdasarkan yield yang
dihasilkan namun berdasarkan jenis senyawa yang berperan sebagai penangkal radikal
bebasnya.
3. Pengertian MAE dan UAE adalah sebagai berikut: Microwave Assisted Extraction
(MAE) merupakan metode ekstraksi dengan menggunakan gelombang
elektromagnetik non-pengion dengan frekuensi 30 MHz – 300 Ghz, dimana
transformasi tersebut terjadi melalui dua mekanisme yaitu konduksi ion dan rotasi
dipole antara plarut dan sampel. Dengan adanya gelombang elektromagnetik maka
dipole akan bergerak sesuai dengan arah daya tariknya, akibat pergerakan secara terus
menerus maka akan timbul panas dari dalam sel tanaman ke luar sel tanaman
sehingga dapat merusak jaringan sel tanaman sehingga bisa mengeluarkan lebih
banyak ekstrak minyak atsiri. Sedangkan Ultrasonic assisted extraction (UAE)
menggunakan energi gelombang suara frekuensi tinggi (20 – 50 kHz) untuk
menciptakan pori kecil didalam dinding sel tanaman, akibat tingginya kekuatan
mekanis dan efek panas yang dihasilkan maka senyawa fitokimia dalam bahan akan
keluar.
4. Metode UMAE efektif digunakan sebagai metode ekstraksi karena rendemen
ekstraksi dengan metode UMAE lebih tinggi 20,6% dibandingkan dengan metode
UAE dan 10,8% lebih tinggi dibandingkan MAE.
5. Electronic nose (e-nose) adalah sebuah mesin yang dirancang untuk mendeteksi dan
mendiskriminasi antara aroma yang kompleks menggunakan larik sensor. Larik
sensor terdiri dari sensor-sensor aroma umum yang dapat digunakan untuk berbagai
aroma sensitif dari bahan kimia dan biologi. Electronic nose dikembangkan untuk
meniru fungsi hidung manusia untuk mencium yang terdiri dari berbagai tahap yang
meliputi interaksi, pembangkitan sinyal, pemrosesan, dan identifikasi. PCA E-nose
mampu menunjukkan perbedaan dari senyawa-senyawa flavor yang ada pada masing-
masing sampel. E-nose bisa diaplikasikan sebagai alat yang berfungsi untuk analisis
cepat dalam membedakan minyak atsiri lada dari beberapa tingkat kematangan
dengan berbagai metode ekstraksi karena memiliki hasil analisis yang sesuai dengan
GC-MS.

Anda mungkin juga menyukai