DUWAKELINCI
DUWAKELINCI
KELOMPOK 1 :
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN
Kelompok I
Hari................ Tanggal...............20.....
Dosen Pengampu,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
B. Tujuan ..................................................................................................................3
C. Manfaat ................................................................................................................3
B. Perundang-Undangan ..........................................................................................8
A. Pelaksanaan .........................................................................................................9
B. Deskripsi Perusahaan...........................................................................................9
A. Kesimpulan .......................................................................................................26
B. Saran ..................................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat
dunia industri berlomba-lomba melakukan efisiensi dan meningkatkan
produktivitas dengan menggunakan alat-alat produksi yang semakin
komplek. Semakin kompleknya peralatan kerja yang digunakan, maka
semakin besar pula potensi bahaya kecelakaan kerja yang ditimbulkan
apabila tidak dilakukan penanganan dan pengendalian sebaik mungkin.
Penggunaan peralatan kerja sering tidak diikuti dengan penyediaan tenaga
kerja yang berkualitas untuk mengoperasikannya dapat berakibat peralatan
tersebut tidak termanfaatkan secara optimal dan benar.
Akibat yang lebih fatal adalah timbulnya kecelakaan kerja baik
operator peralatan itu sendiri maupun masyarakat di sekitar perusahaan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan tenaga kerja yang baik. Keselamatan dan kesehatan kerja ini
ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan dengan cara
penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak
terjadi kecelakaan, maka tenaga kerja banyak yang menderita, angka
absensi di perusahaan meningkat, hasil produksi menurun, dan biaya
pengobatan semakin membesar. Ini semua akan menimbulkan kerugian
bagi tenaga kerja maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin
tenaga kerja terpaksa berhenti bekerja sebab sakit sementara atau cacat
tetap yang diakibatkan oleh proses kerja yang tidak aman atau peralatan
kerja yang salah dalam pengoperasiannya.
Karena pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja para tenaga
kerja, maka untuk mengantisipasi dan mengurangi angka kecelakaan kerja
1
2
dan penyakit akibat kerja juga melindungi tenaga kerja, maka pemerintah
mengeluarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 86 Ayat 1 dan 2
yang menyatakan “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas : keselamatan dan kesehatankerja; moral
dan kesusilaan; dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia sertanilai-nilai agama. Untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja”.
Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 87 ayat 1 tentang
ketenagakerjaan dinyatakan bahwa ”Setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan
mengenai penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) diatur dalam Permenaker RI. No. Per. 05/MEN/1996 pasal
3 ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
KesehatanKerja (SMK3) yang menyatakan bahwa ”Setiap perusahaan
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti
peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja
wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)”.
Dengan demikian tenaga kerja merasa aman dan tenang dalam
melakukan pekerjaannya, hal ini dikarenakan perusahaan telah
memperhatikan keselamatan dan kesehataan mereka dan memberikan
jaminan jika terjadi kecelakaan akibat kerja itu, maka secara tidak
langsung para karyawan akan termotivasi untuk menjalankan pekerjaannya
dengan baik sehingga produk yang dihasilkan akan berkualitas dan
produktivitas karyawan juga akan meningkat. Pentingnya keselamatan dan
kesehatan kerja di PT. Dua Kelinci Pati adalah untuk meminimalisir
3
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Sistem Manajemen K3 (SMK3)
Menurut PP Nomor 50 Tahun 2012 sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian
dari system manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2. Penerapan SMK3
a. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan SMK3
1) Adanya kebijakan K3 yang tertulis dan ditanda tangani oleh
pengurus, memuat tenatng keseluruhan visi dan tujuan
perusahaan, komitmen dan tekad melaksanakan K3, kerangka
dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara
menyeluruh. Dalam membuat kebijakan K3 harus
dikonsultasikan dengan perwakilan pekerja dan disebarluaskan
kepada semua tenaga kerja, pemasok, pelanggan dan
kontraktor. Kebijakan perusahaan harus selalu ditinjau ulang
atau direview untuk peningkatan kinerja K3. Adanya komitmen
dari puncak pimpinan terhadap K3 dengan menyediakan
sumber daya yang memadai yang dieujudkan dalam bentuk:
a) Penempatan organisasi K3 pada posisi strategis
b) Penyediaan anggaran biaya, tenaga kerja dan sarana
pendukung lainnya dalam bidang K3.
c) Menempatkan personil dengan tanggung jawab, wewenang
dan kewajiban secara jelas dalam menangani K3.
4
5
b) Penilaian risiko
c) Tindakan pengendalian yang sesuai dengan hirarki
pengendalian risiko
d) Prosedur menghadapi insiden, keadaan tanggap darurat dan
pemulihan keadaan darurat.
d. Mengukur memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta
melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang mencakup
hal-hak sebagai berikut:
1) Adanya inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan
dengan tujuan dan sasaran di tempat kerja.
2) Adanya audit SMK3 secara berkala untuk mengetahui
efektivitas penerapan SMK3.
3) Tindakan pencegahan dan perbaikan secara sistemik dan efektif
yang dilaksanakan pihak manajemen.
e. Meninjau ulang secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan
SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan
kinerja K3 yang meliputi:
1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan K3
2) Tujuan, sasaran dan kinerja K3
3) Evaluasi efektif penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk
mengubahnya yang disesuaikan dengan adanya:
a) Perubahan peraturan perundangan.
b) Tuntutan pihak-pihak terkait dan tuntutan pasar
c) Perubahan produk, kegiatan dan perubahan, struktur
organisasi perusahaan
d) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Pengalaman kecelakaan dan insiden di tempat kerja
f) Pelaporan serta feedback dari tenaga kerja
3. Manfaat Menerapkan SMK3
8
B. Perundang-Undangan
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
BAB III
HASIL
A. Pelaksanaan
Kegiatan kunjungan perusahaan dilakukan oleh mahasiswa semester 1
Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret, dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal : 11 November 2019
Waktu : 10.00 s.d selesai
Lokasi : PT. Dua Kelinci
Alamat : Raya Pati - Kudus No.Km. 6,3, Lumpur, Bumirejo, Kec.
Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah 59163
B. Deskripsi Perusahaan
1. Sejarah PT. Dua Kelinci
9
10
produk makanan ringan berbahan dasar tepung. Hal ini seiring dengan
pengembangan teknologi modern pada peralatan dan mesin produksi.
Selanjutnya perusahan mengembangakan produk yang berbasis pada biji-
bijian atau serelia. Dengan visi “menjadi produsen makanan ringan paling
populer di Indonesia, dan akan menjadi pelopor kesempurnaan dalam
metode pengolahan makanan dan etika bisnis”, perusahaan berkomitmen
untuk terus memperbaiki mutu produksi dengan menerapkan standar
menejemen yang berstandar internasional. Serta menjaga menejemen
keamanan dan kehalalan pangan. Dengan kebijkan mutu yang diterapkan
Dua Kelinci memberikan kepuasan tertinggi kepada pelanggan.
Sistem kerja pada cleaner medium ini sama dengan cleaner tanah.
Pembeda dari mesin ini adalah lubang yang terdapat pada mesin.
Lubang disini lebih besar yaitu 12 cm. Fungsi dari lubang yang lebih
besar ini untuk memisahkan kacang yang ukuran kecil supaya tidak
masuk kebagian proses selanjutnya. Kecepatan mesin ini juga 12
putaran dalam satu menit. Pada cleaner ini, kacang yang ukuran kecil
akan diproses ke bagian kacang ose. Terdapat 2 operator yang standy
untuk membantu proses pengeluran kacang yang kecil dari lubang
mesin cleaner.
d. Cleaner Basah
Setelah kacang dirontokan dari tanah dan juga dipilih dari kacang
yang kecil. Proses berikutnya adalah masuk ke bagian cleaner basah.
Pada bagian ini terdapat air yang digunakan untuk membersihkan
kacang dengan cara 55 disemprot melalui 6 lobang pipa yang terdapat
didalam tabung cleaner. Pada bagian cleaner basah ini terdapat 2 mesin
yang memiliki ukuran yang sama dengan cleaner medium dan cleaner
tanah dengan kecepatan putaran yang sama.
e. Pencucian
Kacang yag sudah selesai disemprot dengan air kemudian masuk
ke bagian washing. Pada bagian ini kacang akan dicuci dengan cara di
putar dalam air. Kacang harus melewati 5 molen yang berputar dan
melewati 5 pedal pada setiap molen. Panjang molen adalah 470 cm
dengan panjang pedal 80 cm. Total bak washing memiliki panjang 10
meter dengan lebar 840 cm. Kapasitas air pada bak washing adalah
120.000 liter. Bak washing ini juga memiliki 2 line produksi yaitu
bagian barat dan bagian timur dengan fungsi yang sama. Lama cuci
untuk membersihkan kacang adalah selama 6 menit 20 detik. Mesin ini
dapat bergerak dengan bantuan terborator yang dimonitor dari bagian
panel washing yang dijalankan oleh operator.
f. Cleaner Bilas/Spray
14
akan dilakukan sirkulas setiap 2 jam sekali sampai kadar air mencapai
6 – 8 %. Pada bagian drying terdapat operator yang bertugas untuk
memonitor mesin melalui bagian panel dan terdapat operator yang
bertugas untuk memonitor pengisian bak pada drying. Setelah kacang
dikeringkan kemudian masuk ke bagian cleaner kering.
i. Cleaner Kering
Setelah kacang sudah matang dan sudah kering kemudian kacang
tersebut masuk ke proses cleaner kering untuk membersihkan kacang
dari kotoran seperti cenos dan jembros. Proses cleaner ini bertujuan
untuk membersihkan debu, sisa – sisa akar dan batang yang masih
menempel pada kacang sehingga kacang benar – benar bersih. Pada
proses ini dihasilkan kotoran atau debu yang telah terpisahkan dari
kacang kering. Pada cleaner kering ini terdapat empat mesin yang
setiap mesinnya terdapat 5 corong. Sehingga total ada 20 corong untuk
mengalirkan cenos dan jembor keluar mesin cleaner. Jembros dan
cenos tersbut akan dijual kepada pihak lain sedangakn kacang yang
bersih akan masuk ke bagain sackbin sementara atau sackbin induk.
j. Sackbin Induk
Kacang yang sudah bersih dan bebas dari kotoran akan
dilanjutkan ke bagian sackbin induk untuk disimpan sementara. Hal ini
dilakukan karena kapasitas gravity tidak dapat menampung semua
kacang yang keluar dari cleaner, sehingga harus ditampung dahulu.
Sackbin ini bentuknya seperti ruangan yang dapat menampung kacang
sedangkan bagian bawahnya terdapat corong untuk mengalirkan
kacang menuju proses selanjutnya.
k. Gravity
Pada bagian gravity ini kacang akan dilakukan engayakan dengan
alat berupa gravity separator. Alat ini dapat memisahkan kacang muda
dengan kacang tua, selain itu juga kacang yang ada isinya dengan
kacang yang tidak ada isinya berdasarkan berat jenisnya. Pada mesin
gravity ini terdapat 3 hasil yaitu C1, C2, dan C3. C1 Dan C2
17
PT. Dua kelinci telah menerapkan 5 unsur dalam Sistem Manajamen K3 yaitu
sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Komitmen
Presiden Direktur PT. Dua Kelinci telah berkomitmen untuk
melaksanakan, mengembangkan dan meningkatkan sistem manajemen
mutu, sistem manajemen keamanan pangan dan sistem jaminan halal
dalam rangka menghasilkan produk yang aman, bermutu dan halal untuk
mencapi kepuasan pelanggan, target perusahaan dan pemenuhan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan beberapa
sertifikasi yang telah perusahaan peroleh, seperti:
a. Sertifikat HALAL
Sertifikat HALAL merupakan sertifikat yang dibuat oleh MUI yang
menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat islam.
b. Standar Nasional Indonesia (SNI) Merupakan salah satu standar yang
dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional
c. SNI 2973:2011 untuk produk wafer
d. Berbagai sertifikat ISO
BAB IV
PEMBAHASAN
PT. Dua kelinci telah menerapkan 5 unsur dalam Sistem Manajamen K3 yaitu
sebagai berikut:
1. Penetapan kebijakan K3
PT. Dua Kelinci telah memelihara komitmen berupa Sertifikasi
HALAL,SNI 2973:2011 untuk produk wafer,Berbagai sertifikat ISO yaitu
ISO 22000 dan ISO 9001, Sertifikat BPOM,Serta HACCP Food Safety
System Manajemen. Pemeliharaan komitmennya dengan membuat Key
Performance Indikator atau yang juga sering disebut Key Success
Indicator (KPI) merupakan suatu cara perusahaan atau organisasi dalam
menentukan sejauh mana kemajuan yang dicapai perusahaan atau
organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya. Yang ditetapkan oleh top
24
Hasil tentang jaminan mutu pangan pada PT Dua Kelinci tergolong baik.
Hal ini didukung dengan adanya pengawasan dan lingkungan kerja yang aman di
perusahaan, dimana perusahaan memberikan pelatihan bertindak aman kepada
karyawan dan menyediakan alat pelindung diri bagi karyawan serta dengan
memberikan rambu-rambu bahaya di tempat yang rawan bahaya agar karyawan
terhindar dari kecelakaan kerja.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan program SMK3 di PT Dua Kelinci masih dalam tahap
proses persiapan menjalankan SMK3.
2. Pada penerapan kebijakan K3 PT Dua Kelinci menerapkan Key
Performance Indikator (KPI).
3. Perencanaan K3 di PT Dua Kelinci membentuk tim analisa kecelakaan
keja dan tim tanggap darurat atau tim emergency, dan menganalisa
potensi bahaya yang ada setiap kegiatan produksi.
4. Pelaksanaan Rencana K3 di PT Dua Kelinci dengan memiliki institusi
kerja yang bertugas dan pemeriksaan dilakukan oleh supervisor PT Dua
Kelinci.
5. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 di PT Dua Kelinci dengan
pemeriksaan yang terjadwal dan tedapat prosedur pemeriksaan yang
dilakukan petugas yang berkompeten.
6. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3 pemeriksaan yang dilakukan
oleh supervisor dan mengutamakan kebutuhan customer terlebih dahulu
sebelum menerapkan SMK3
B. Saran
Sebelum melakukan kegiatan di perusahaan sebaiknya petugas
yang terkait dapat memberi safety induction terlebih dahulu kepada
karyawan baru maupun lama serta tamu yang datang keperusahaan supaya
karyawan maupun tamu mengerti cara menyelamatkan atau mengamankan
diri ketika ada bahaya di perusahaan.
26
27
DAFTAR PUSTAKA