Laporan Observasi k3
Laporan Observasi k3
K3 LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Soffan Nurhaji, M.P.d
Disusun oleh :
Melania Agustiana NIM 1500054
Abdurrahman Hafidzudin NIM 1501168
Vivy Nurfauziah NIM 1501903
Elvin Wicaksana NIM 1503924
Assalamu’alaikum wr-wb
Tiada kata yang patut penulis sampaikan selain rasa syukur kepada Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehinga Laporan
Observasi ini dapat terselesaikan.
Dimana pembahasan laporan ini disusun berdasarkan pengamatan
langsung dilapangan, di beberapa sekolah khususnya wilayah kota Bandung.
Dalam penyelesaian Laporan Observasi ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan serta pengarahan yang sangat bermanfaat guna
menambah pengetahuan tentang penerapan K3 dilingkungan pendidikan.
Akhir kata penuli, menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
sehingga penyusun Laporan Observasi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
bagi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis
berserah diri dan semoga apa yang penulis lakukan mendapatkan ridho-Nya serta
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi ita semua.
Penulis,
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud K3
2. Mengetahui apa fungsi dan peranan K3
3. Mengetahui masalah pelanggaran K3 yang ada dilingkungan
pendidikan
4. Mengetahui secara langsung contoh sarana yang tidak memenuhi
keamanan untuk aktifitas belajar
5. Mencari solusi dari permasalahan K3 yang ada dilingkungan
pendidikan
6. Dapat sedikit mensosialisasikan kepada para tenaga pengajar seperti
apa risiko yang ada dalam proses belajar
2.1 Definisi K3
2.1.1 Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut
Suma’mur (1981 : 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Setelah melihat berbagai pengertian diatas, pada intinya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesehtan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan
upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari risiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
II – 1
2.1.3 Peran Kesehatan dan Keselamatan Dalam Ilmu K3
Peran kesehatan dan keselamatan dalam ilmu kesehatan kerja
berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan
upaya promosi kesehatan, pemantauan dan survailan kesehatan serta upaya
peningkatan daya tahan tubuh dan kebugaran pekerja. Sementara peran
keselamatan adalah mencipatan system kerja yang aman atau yang
mempunyai potensi risiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan
menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss.
2.2 Bahaya Fisik
2.2.1 Bahaya Fisik
Bahaya ini seperti rungan yang terlalu panas, terlalu dingin, bising,
kurang penerangan, getaran yang berlebihan, radiasi dan sebagainya. Keadaan
tempat kerja yang terlalu panas mengakibatkan karyawannya cepat lelah
karena kehilangan cairan dan garam. Bila panas lingkungannya berlebihan
suhu tubuh akan meningkat yang menimbulkan gangguan kesehatan, pada
keadaan berat suhu tubuh sangat tinggi yang mengakibatkan pingsan sampai
kematian, keadaan yang terlalu dingin juga menyebabkan karyawan sering
sakit sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya.
Kebisingan mengganggu konsentrasi, komunikasi dan kemampuan
berpikir. Kebisingan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan dan
tuli permanen, nilai ambang batas kebisinngan adalah 85dB untuk karyawan
yang bekerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Pencahayaan penting untuk efisiensi kerja. Pencahayaan yang kurang
memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata, kelelahan mata akan
menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya apabila karyawan
mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan, u tuk pengaturan intesitas pencahayaan telah diatur dan peraturan
intesitas pencahayaan telah diatur dalam peraturan menteri pemburuan no 7
tahun 1964.
Getaran yang berlebihan menyebabkan berbagai penyakit pada pembuluh
darah syaraf sendi dan tulang punggung. Sedangkan radiasin akan
menyebabkan suhu tubuh meningkat dan akibatnya ruang kerja panas.
II - 2
2.3 Kecelakaan Kerja
2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Definisi dari kecelakaan kerja yaitu:
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Tak terduga, oleh karena di belakanng peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa
sabotase atau tindakan kriminal diluar ruang lingkup kecelakaan yang
sebenarnya. Tidak diharapkap, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada
yang paling berat (Suma’mur, 1997)
II - 4
2.4.2 Prinsip Penolong P3K
II – 5
2.5 SMK3
2.5.1 Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
normatif sebagaimana terdapat pada PWR.05/MEN/1996 pasal 1, adalah
bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembang penerapan, pencapaian pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dlam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena SMK3 bukan hanya
tanggung jawab pemerinta, masyarakat, pasar, atau dunia internasipnal saja
tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang
aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak
manfaat bagi industri kita antara lain:
1) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
2) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
3) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja
merasa aman dalam bekerja
4) Meningkatkan image market terhadap perusahaan
5) Menciptakan hubungan harmonis bagi karyawan dan perusahaan,
perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin bagik sehingga membuat
umur alat semakin lama
2.5.2 Penerapan SMK3
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efektif, karena
SMK3 mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang
harus dibangun dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sistem Manajemen
K3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam
pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan
berfungsi dengan baik serta berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3 , berikut
ini tahapan dan langkah-langkah tersebut:
a) Tahap Persiapan
Merupakan tahapan atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
suatu organisasi perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan
sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan adapun tahapan persiapan ini, antara
lain:
- Komitmen manajemen puncak
- Menentukan ruang lingkup
- Menetapkan cara penetapan
- Membentuk kelompok penerapan
- Menetapkan sumber daya yang diperlukan
II – 6
b) Tahap Pengembangan dan Persiapan
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan sendiri kegiatan audit
internal serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.
- Langkah 1 : Menyatakan Komitmen
- Langkah 2 : Menetapkan Cara Penetapan
- Langkah 3 : Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
- Langkah 4 : Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
- Langkah 5 : Kegiatan Penyuluhan
- Langkah 6 : Peninjauan Sistem
- Langkah 7 : Penyusunan Jadwal Kegiatan
- Langkah 8 : Pengembangan Sistem K3
- Langkah 9 : Penerapan Sistem
- Langkah 10 : Proses Setifikasi
2.5.3 Pengelola Komunikasi
1) Tujuan Komunikasi
a. Mengantisipasi ketidaktahuan, kesalahpahaman dan permasalahan
di dalam organisasi
b. Bentuk partisipasi perusahaan dalam sistem manajemen k3
c. Semua personel yang ada dalam perusahaan mendukung
implementasi K3
Pengelolaan Komunikasi:
a. Persyaratan OHSAS 8001
Konsultasi dan Komunikasi
b. Persyaratan PERMENAKER 05/men/1996
- Konsultasi, motivasi dan kesadaran
- Komunikasi
- Pelaporan
1) Pengelolaan Operasi K3
Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberpa persyaratan
yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu:
a. OHSAS 18001
b. Permenaker 05/MEN/1996
Persyaratan OHSAS 18001
Dalam persyaratan OHSAS 18001 disebutkan bawa untuk
pengelolaan operasi/pengendalian operasi manajemen K3, beberapa yang
harus dipenuhi antara lain:
1) Identifikasi keseluruhan operasi dan aktifitas yang terkait dengan risiko
yang diidentifikasikan
2) Aktifitas tersebut harus dilakukan dalam kondisi yang ditetapkan, dengan:
a. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengakomodasi perbedaan/deviasi sasaran K3
b. Ketentuan kriteria operasi dalam prosedur
c. Menetapkan dan memelihara prosedur terkait untuk risiko-risiko K3
yang teridentifikasi. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk
desain tempat kerja, proses instalasi, mesin-mesin, prosedur operasi
dan organisasi kerja
II – 8
2) Tinjauan Ulng Kontrak
Pengadaan baang dan jasa yang melalui kontrak harus ditinjau ulang
untuk menjamin kemampuan perusahaan dan memenuhi persyaratan
K3 yang ditentuka
3) Pembelian
Sistem pembelian barang dan jasa beserta prosedur pemeliharaannya
harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
II-9