Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN OBSERVASI

K3 LINGKUNGAN PENDIDIKAN

“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah K3”

Dosen Pengampu:
Soffan Nurhaji, M.P.d

Disusun oleh :
Melania Agustiana NIM 1500054
Abdurrahman Hafidzudin NIM 1501168
Vivy Nurfauziah NIM 1501903
Elvin Wicaksana NIM 1503924

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr-wb
Tiada kata yang patut penulis sampaikan selain rasa syukur kepada Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehinga Laporan
Observasi ini dapat terselesaikan.
Dimana pembahasan laporan ini disusun berdasarkan pengamatan
langsung dilapangan, di beberapa sekolah khususnya wilayah kota Bandung.
Dalam penyelesaian Laporan Observasi ini, penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan serta pengarahan yang sangat bermanfaat guna
menambah pengetahuan tentang penerapan K3 dilingkungan pendidikan.
Akhir kata penuli, menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki,
sehingga penyusun Laporan Observasi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
bagi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis
berserah diri dan semoga apa yang penulis lakukan mendapatkan ridho-Nya serta
menjadi ilmu yang bermanfaat bagi ita semua.

Serang, 10 april 2018

Penulis,
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para
pihak diharapkan dapat melakukan aktifitas dengan man dan nyaman.
Aktifitas dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh aktifis
tersebut, risiko yang muncul dapat dihindari. Aktifitas dikatan nyaman
jika para aktifis yang bersangkutan dapat melakukan aktifitas dengan
merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah merasakan lelah.
Pada saat ini setelah dilihat realisasinya penerapan K3 tidak
menyeluruh diperhatikan dalam aktifitas sehari hari, namun penulis
memperdalam cakupan observasi pada bidang pendidikan karena
sesuai dengan program studi yang sedang penulis tempuh saat ini.
Penerapan K3 dalam proses belajar sangatlah penting, aktifitas yang
terlihat aman belum tentu benar benar aman pada realisasinya. Karena
sarana prasarana atau media pembelajaran yang sifatnya membantu
bisa saja membahayakan bagi para pelajar maupun tenaga
pengajarnya. Selain itu faktor kecerobohan perencanaan bangunan
ataupun sarana juga dapat mempengaruhi risiko bahaya yang ada
dalam proses belajar. Namun pada saat ini para tenga pengajar
maupun pelajar tidak menyadari dan tidak begitu memperhatikan hal-
hal atau risiko yang dapat membahayakan.
Maka dari itu untuk meringankan masalah tersebut, penulis
melakukan observasi risiko kecelakaan yang mungkin terjadi
dilingkungan pendidikan dengan tujuan agar para tenaga pengajar dan
pelajar lebih memperhatikan risiko yang mungkin terjadi meskipun
terlihat ringan dan tidak berbahaya. dan penulis berharap hasil
kegiatan observasi ini dapat menjadi solusi dari masalah yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa pertanyaan yang akan dijadikan landasan
pembahasan adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan K3?
2. Apa fungsi K3?
3. Apa peranan K3?
4. Bagaimana gambaran masalah pelanggaran K3 yang ada dilingkungan
pendidikan?
5. Bagaimana contoh sarana yang tidak memenuhi keamananan untuk
aktifitas belajar?
6. Bagaimana solusi dari masalah K3 yang ada dilingkungan pendidikan?

I-1
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah:
1. Mengetahui apa yang dimaksud K3
2. Mengetahui apa fungsi dan peranan K3
3. Mengetahui masalah pelanggaran K3 yang ada dilingkungan
pendidikan
4. Mengetahui secara langsung contoh sarana yang tidak memenuhi
keamanan untuk aktifitas belajar
5. Mencari solusi dari permasalahan K3 yang ada dilingkungan
pendidikan
6. Dapat sedikit mensosialisasikan kepada para tenaga pengajar seperti
apa risiko yang ada dalam proses belajar

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari Penelitian ini adalah:
1. Para tenaga pengajar dan pelajar bisa lebih mengenal apa yang
dimaksud dengan K3
2. Pihak sekolah atau penanggung jawab sarana bisa lebih
memperhatikan dan mengatur sarana sesuai standar dan keamanan
yang digunakan dalam proses belajar
3. Para warga sekolah dan penulis bisa langsung mengetahui risiko yang
ada dalam satu wilayah sekolah
4. Kita dapat mengetahui solusi dari permasalahan K3
5. Mengurangi risiko K3
I–2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS

2.1 Definisi K3
2.1.1 Pengertian K3
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umunya, hasil
karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Menurut
Suma’mur (1981 : 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang
bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
Setelah melihat berbagai pengertian diatas, pada intinya dapat ditarik
kesimpulan bahwa kesehtan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan
upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari risiko
kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

2.1.2 Fungsi Kesehatan dan Kesematan Kerja (K3)

1. Identifikasi dan melakukan penlaian terhadap risiko dari kesehatan di


tempat kerja
2. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktik
kerja termasuk desain tempat kerja
3. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan dan
APD
4. Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja
5. Terlihat dalam proses rehabilitasi
6. Mengelola P3K dan tindakan darurat
7. Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktik berbahaya
8. Buat desan pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
9. Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal
pengdendalian bahaya dan program pengendalian bahaya
10. Ukur, periksa kembali konfektisitas pengendalian bahaya dan progress
pengendalian bahaya.

II – 1
2.1.3 Peran Kesehatan dan Keselamatan Dalam Ilmu K3
Peran kesehatan dan keselamatan dalam ilmu kesehatan kerja
berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan
upaya promosi kesehatan, pemantauan dan survailan kesehatan serta upaya
peningkatan daya tahan tubuh dan kebugaran pekerja. Sementara peran
keselamatan adalah mencipatan system kerja yang aman atau yang
mempunyai potensi risiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan
menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss.
2.2 Bahaya Fisik
2.2.1 Bahaya Fisik
Bahaya ini seperti rungan yang terlalu panas, terlalu dingin, bising,
kurang penerangan, getaran yang berlebihan, radiasi dan sebagainya. Keadaan
tempat kerja yang terlalu panas mengakibatkan karyawannya cepat lelah
karena kehilangan cairan dan garam. Bila panas lingkungannya berlebihan
suhu tubuh akan meningkat yang menimbulkan gangguan kesehatan, pada
keadaan berat suhu tubuh sangat tinggi yang mengakibatkan pingsan sampai
kematian, keadaan yang terlalu dingin juga menyebabkan karyawan sering
sakit sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya.
Kebisingan mengganggu konsentrasi, komunikasi dan kemampuan
berpikir. Kebisingan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan dan
tuli permanen, nilai ambang batas kebisinngan adalah 85dB untuk karyawan
yang bekerja 8 jam sehari dan 40 jam seminggu.
Pencahayaan penting untuk efisiensi kerja. Pencahayaan yang kurang
memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata, kelelahan mata akan
menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya apabila karyawan
mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan, u tuk pengaturan intesitas pencahayaan telah diatur dan peraturan
intesitas pencahayaan telah diatur dalam peraturan menteri pemburuan no 7
tahun 1964.
Getaran yang berlebihan menyebabkan berbagai penyakit pada pembuluh
darah syaraf sendi dan tulang punggung. Sedangkan radiasin akan
menyebabkan suhu tubuh meningkat dan akibatnya ruang kerja panas.

II - 2
2.3 Kecelakaan Kerja
2.3.1 Pengertian Kecelakaan Kerja
Definisi dari kecelakaan kerja yaitu:
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan.
Tak terduga, oleh karena di belakanng peristiwa itu tidak terdapat unsur
kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu, peristiwa
sabotase atau tindakan kriminal diluar ruang lingkup kecelakaan yang
sebenarnya. Tidak diharapkap, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai
kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada
yang paling berat (Suma’mur, 1997)

2.3.2 Analisa sebab dan Akibat Kecelakaan


Adapun menurut Suma’mur 80-85% kecelakaan disebalkan oleh
kelalaian dan kesalahan manusia tersebut meliputi faktor usia, jenis kelamin,
pengalaman kerja dan pendidikan. Kesalahan akan meningkat ketika pekerja
mengalamu stress pada beban pekerjaan yang tidak normal atau ketika
kapasitas kerja menurun akibat kelelahan.
Ada 3 penyebab utama kecelakaan kerja yaitu:
- Peralatan kerja dan perlengkapannya
- Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindug bagi tenaga kerja
- Keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat, seperti faktor fisik dan
faktor kimia yang tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak
diperkenankan
- Pekerja kurang pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja dan
keselamatan kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik.
Kecelakaan ada penyebabnya dan dapat dicegah dengan mengurangi faktor
bhaya yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan, dengan demikian akar
penyebabnya dapat diisolasi dan dapat menentukan langkah untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kembali.

2.3.3 Sebab-Sebab Kecelakaan Kerja


Kecelakaan akibat kerja pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor, yaitu:
1. Faktor Manusia
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
c. Pengalaman Kerja
2. Faktor pekerjaan
a. Giliran Kerja (Shiff)
b. Jenis (Unit) Pekerjaan
3. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Fisik
b. Lingkungan Kimia
II – 3
c. Lingkungan Biologi

Dari penyelidikan-penyelidikan, ternyata faktor manusia dalam


timbulnya kecelakaan sangat pentng. Selalu ditemui dari hasil penelitian
bahwa 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan
manusia. Bahkan ada suatu pendapat, bahw akhirnya langsung/tidak
langsung semua kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia.

2.3.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja yang terjadi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor manusia meliputi aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa
kerja) pengalaman, kurangnya kecapakan dan lambatnya mengambil
keputusan, disiplin kerja, perbuatan-perbuatan yang medatangkan
kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental. Kekurangan kecakapan
untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran mengenai
pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat, kelelahan
dan penyakit.
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan
pelindung, alat pelindungan tidak digunakan, alat-alat kerja yang telah
rusak. Lingkungan kerj berpengaruh besar terhadap moral pekerja. Faktor-
faktor lingkungan kerja yang penting dalam kecelakaan kerja sendiri dari
pemeliharaan rumah tangga.

2.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


2.4.1 Pengertian P3K
P3K (First Aid) adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara
terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna
dari dokter atau paramedik. Berarti pertolongan tersebut bukan sebagai
pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanya berupa pertolongan
sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang awan)
yang pertama melihat korban.
P3K diberikan untuk:
a. Menyelamatkan nyawa korban
b. Meringankan penderitaan korban
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d. Mempertahankan daya tahan korban
e. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut

II - 4
2.4.2 Prinsip Penolong P3K

 Bersikaplah tenang, jangan panik. Anda diharapkan menjadi penolong


bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)
 Gunakan mata dengan jeli, setajam mata elang, kuatkan hati untuk
melakukan tindakan yang membuat koorban menjerit kesakitan
semetara demi keselamatannya, lakukan gerakan dengan tangkas dan
tepat tanpa menambah kerusakan
 Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada pendarahan dan
luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan.

2.4.3 Pemberian Pertolongan


Menilai situasi:
a) Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
b) Memperhatikan sumber bahaya
c) Memperhatikan jenis pertolongan
d) Memperhatikan adanya bahaya susulan
Mengamankan Tempat Kejadian:
a) Memperhatikan penyebab kecelakaan
b) Utamakan keselamatan diri sendiri
c) Singkirkan sumber bahaya yang ada
d) Hilangkan faktor bahasa misalnya dengan membuka ventilasi
e) Singkirkan korban dengan cara aman dan memperhatikan keselamatan
diri sendiri
Memberikan Pertolongan:
a) Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas
tindakan
b) Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan gangguan lokal
c) Berikan pertolongan sesuai status korban:
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resutisasi jantung
paru
 Selimuti korban
 Bila ada ruka ringan obati seperlunya
 Bila luka berat carikan pertolongan dokter dan rumah sakit

II – 5

2.5 SMK3
2.5.1 Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara
normatif sebagaimana terdapat pada PWR.05/MEN/1996 pasal 1, adalah
bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembang penerapan, pencapaian pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dlam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Karena SMK3 bukan hanya
tanggung jawab pemerinta, masyarakat, pasar, atau dunia internasipnal saja
tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang
aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak
manfaat bagi industri kita antara lain:
1) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja
2) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja
3) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja
merasa aman dalam bekerja
4) Meningkatkan image market terhadap perusahaan
5) Menciptakan hubungan harmonis bagi karyawan dan perusahaan,
perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin bagik sehingga membuat
umur alat semakin lama
2.5.2 Penerapan SMK3
Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efektif, karena
SMK3 mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang
harus dibangun dalam suatu perusahaan atau organisasi. Sistem Manajemen
K3 juga harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam
pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan
berfungsi dengan baik serta berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.
Untuk lebih memudahkan penerapan standar Sistem Manajemen K3 , berikut
ini tahapan dan langkah-langkah tersebut:
a) Tahap Persiapan
Merupakan tahapan atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
suatu organisasi perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan
sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan
kebutuhan sumber daya yang diperlukan adapun tahapan persiapan ini, antara
lain:
- Komitmen manajemen puncak
- Menentukan ruang lingkup
- Menetapkan cara penetapan
- Membentuk kelompok penerapan
- Menetapkan sumber daya yang diperlukan
II – 6
b) Tahap Pengembangan dan Persiapan
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh
organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksanakan sendiri kegiatan audit
internal serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.
- Langkah 1 : Menyatakan Komitmen
- Langkah 2 : Menetapkan Cara Penetapan
- Langkah 3 : Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
- Langkah 4 : Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
- Langkah 5 : Kegiatan Penyuluhan
- Langkah 6 : Peninjauan Sistem
- Langkah 7 : Penyusunan Jadwal Kegiatan
- Langkah 8 : Pengembangan Sistem K3
- Langkah 9 : Penerapan Sistem
- Langkah 10 : Proses Setifikasi
2.5.3 Pengelola Komunikasi

1) Tujuan Komunikasi
a. Mengantisipasi ketidaktahuan, kesalahpahaman dan permasalahan
di dalam organisasi
b. Bentuk partisipasi perusahaan dalam sistem manajemen k3
c. Semua personel yang ada dalam perusahaan mendukung
implementasi K3

Pengelolaan Komunikasi:
a. Persyaratan OHSAS 8001
Konsultasi dan Komunikasi
b. Persyaratan PERMENAKER 05/men/1996
- Konsultasi, motivasi dan kesadaran
- Komunikasi
- Pelaporan

2) Tujuan Pengelolaan Komunikasi


Agar semua personel perusahaan memahami dan mendukung sistem
manajemen K3

3) Pertimbangan Pengelolaan Komunikasi


- Kebijakan dan sasaran K3
- Dokumentasi sistem manajemen K3 yang relevan
- Prosedur identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian
risiko
- Uraian jabatan
- Hasil tijauan karyawan terkait K3
II – 7
- Program pelatihan
Komunikasi dua arah yang efektif dan pelaporan rutin merupakan sumber
penting dalam penerapan Sistem Manajemen K3. Penyediaan informasi yang
sesuai bagi tenaga kerja dan semua pihak yang terkait dapat dipergunakan untuk
memotivasi dan mendorong penerimaan serta pemahaman umum dalam upaya
perusahaan untuk meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Perusahaan harus mempunyai prosedur yang menjamin bahwa informasi
keselamatan dan kesehatan kerja terbaru dikomunikasikan semua pihak dalam
perusahaan.

2.5.4 Pengelolaan Operasi dan Evaluasi SMK3

1) Pengelolaan Operasi K3
Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberpa persyaratan
yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu:
a. OHSAS 18001
b. Permenaker 05/MEN/1996
Persyaratan OHSAS 18001
Dalam persyaratan OHSAS 18001 disebutkan bawa untuk
pengelolaan operasi/pengendalian operasi manajemen K3, beberapa yang
harus dipenuhi antara lain:
1) Identifikasi keseluruhan operasi dan aktifitas yang terkait dengan risiko
yang diidentifikasikan
2) Aktifitas tersebut harus dilakukan dalam kondisi yang ditetapkan, dengan:
a. Menetapkan dan memelihara prosedur terdokumentasi untuk
mengakomodasi perbedaan/deviasi sasaran K3
b. Ketentuan kriteria operasi dalam prosedur
c. Menetapkan dan memelihara prosedur terkait untuk risiko-risiko K3
yang teridentifikasi. Menetapkan dan memelihara prosedur untuk
desain tempat kerja, proses instalasi, mesin-mesin, prosedur operasi
dan organisasi kerja

Persyaratan Permenaker 05/MEN/1996


Untuk pengelolaan operasi yang diisyaratkan dalam permenaker
05/MEN/1996 beberapa yang harus diperhatikan antara lain:
1) Perancangan dan Rekayasa
Pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dalam proses
rekayasa harus dimulai sejak tahap perancangan dan merencanaan

II – 8
2) Tinjauan Ulng Kontrak
Pengadaan baang dan jasa yang melalui kontrak harus ditinjau ulang
untuk menjamin kemampuan perusahaan dan memenuhi persyaratan
K3 yang ditentuka
3) Pembelian
Sistem pembelian barang dan jasa beserta prosedur pemeliharaannya
harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan risiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
II-9

Anda mungkin juga menyukai