Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

“ANALISIS BAHAN BAKU (VITAMIN C) MENGGUNAKAN METODE


INSTRUMEN”

Nama : Dilan Gunawan

NPM : 260110100035

Kelompok :

Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2013
ANALISIS BAHAN BAKU (sampel) MENGGUNAKAN METODE
INSTRUMEN

I. Tujuan

Analisis kualitatif dan kuantitatif bahan baku (Vitamin C) dengan instrumen


Spektrofotometri UV dan IR.

II. Prinsip

1. Spektrofotometri Inframerah

Radiasi inframerah (2500-50000 nm atau 4000-2000 cm-1 ) dapat menyebabkan


terjadinya vibrasi dan / rotasi suatu gugus fungsional dalam molekul sehingga
gugus fungsi yang berlainan dalam suatu struktur kimia masing-masing akan
menunjukkan spektrum serapan inframerah yang karakteristik.

2. Spektrofotometri UV

Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang gelombang yang
sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi cahaya uv yang mengakibatkan
transisi elektronik yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan dasar
berenergi lemahke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih tinggi. Panjang
gelombang saat absorpsi yang terjadi bergantung pada kekuatan elektron yang
terikat dalam molekul.

3. Hukum Lambert-Beer

Menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya
yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang
ditransmisikan.
A = a . b . c = log = 2 – log %T

Dimana :
A = absorban
a = absorbtivitas
b = jalannya sinar pada larutan
c = konsentrasi larutan
%T= persen transmitan

III. Teori

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada


besarnya nilai absorbsi suatu zat terhadap radiasi sinar elektromagnetik.
Prinsip kerja spektrofotometri adalah dengan menggunakan spektrofotometer
yang pada umumnya terdiri dari unsur-unsur seperti sumber cahaya,
monokromator, sel, fotosel, dan detektor. Sumber radiasi spektrofotometer
dapat digunakan lampu deuterium untuk radiasi di daerah sinar ultraviolet
sampai 350 nm, atau lampu filamen untuk sinar tampak sampai inframerah.
Sinar yang dikeluarkan sumber radiasi merupakan sinar polikromatis,
sehingga harus dibuat menjadi sinar monokromatis oleh monokromator.
Radiasi yang melewati monokromator diteruskan ke zat yang akan diukur dan
sebagian radiasinya akan diserap oleh zat tersebut. Zat yang akan diukur
nilai absorbannya diletakkan pada sel dengan wadah kuvet. Sinar yang
diteruskan akan mencapai fotosel dan energi sinar diubah menjadi energi
listrik. Namun, nilai yang dihasilkan dari spektrofotometer bukanlah nilai
absorban (A) melainkan transmitan (T). Oleh karena itu nilai T tersebut
harus dikonversi ke dalam nilai A zatyang diukur. Konversi menggunakan
rumus A= – log % T. Konversi ini dilakukan karena yang terukur adalah nilai
transmitan (besarnya sinar radiasi yang melewati zat dan ditangkap detektor),
sedangkan yang diinginkan adalah nilai absorban (besarnya sinar radiasi yang
terserap oleh zat) dari zat yang diukur (Lidya, 2010).
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama yaitu di
dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Namun
pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau pengertiannya lebih sempit
karena ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya (baik yang
dilihat maupun tidak terlihat). Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas
misalnya cahaya maupun medan magnet termasuk gelombang
elektromagnetik.

Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai sifat


dualistik cahaya yaitu:

1) Sebagai gelombang

2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton (Handayana, 1997).

Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut spektrofotometer


terdiri dari :

ssumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – read out

(Saputra, 2009).
Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada
penyerapan sinar IR pendek. Spektrofotometri disebut Near Infrared
Spectrogotometry (NIR). Aplikasi NIR banyak digunakan pada industri pakan
dan pangan guna menganalisa BB yang rutin dan cepat (Handayana, 1997).
Daerah Identifikasi
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan,
khususnya goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan
gelombang 2000 – 400 cm-1. Karena di daerah antara 4000 – 2000 cm-
1
merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifkasi gugus
fungsional. Daerah ini menunjukkan absorbsi yang disebabkan oleh vibrasi
regangan. Sedangkan daerah antara 2000 – 400 cm-1 seringkali sangat rumit,
karena vibrasi regangan maupun bengkokan mengakibatkan absorbsi pada
daerah tersebut (Saputra, 2009).
Dalam daerah 2000 – 400 cm-1 tiap senyawa organik mempunyai absorbsi
yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik
jari (fingerprint region). Meskipun pada daerah 4000 – 2000 cm-
1
menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah 2000 – 400 cm-1 juga harus
menunjukkan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
senyawa adalah sama (Saputra, 2009).

IV. Alat dan Bahan

Alat

1. Bulb
2. Labu ukur
3. Pipet volume
4. Spektrofotometer UV
5. Spektrofotometer IR

Bahan

1. Air
2. Asam Askorbat
3. KBr
4. Vitamin C
V. Prosedur

Spektrofotomeri Inframerah

Baseline

KBr kering ditimbang sebanyak 200 mg. Digerus hingga homogen pada
mortir dan stamper mini. KBr yang sudah homogen dimasukkan ke dalam
alat pencetak. Divakum dan tahan pencetak selama 5 menit pada tekanan 60
cmHg. Cakram dikeluarkan. Ambil KBr yang sudah terbentuk cakram atau
lempengan. Dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer. Diamati
spektrumnya.

Sampel

Ditimbang sejumlah zat yaitu vitamin c sebanyak 2 mg dan KBr kering


sebanyak 200 mg. Vitamin c dan Kbr dimasukkan kedalam mortir mini dan
digerus sampai homogen. Dimasukkan kedalam alat pencetak. Divakum dan
tahan pencetak selama 5 menit pada tekanan 60 KN. Cakram dikeluarkan.
Ambil zat yang sudah terbentuk cakram atau lempengan. Dimasukkan
kedalam alat spektrofotometer. Diamati spektrumnya. Bandingkan dengan
literatur.

Spektrofotometri UV

Pertama dibuat larutan baku asam askorbat BPFI dengan konsentrasi 250
ppm. Asam askorbat BPFI ditimbang sebanyak 5 mg lalu dilarutkan ke dalam
labu ukur 20 mL dengan aquades sampai tanda batas. Lalu dibuat larutan
baku asam askorbat dengan beberapa konsentrasi yaitu 5 ppm, 7 ppm, 9 ppm,
10 ppm, dan 11 ppm. Untuk larutan baku 5 ppm, diambil 0,2 mL larutan baku
asam askorbat BPFI 250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam labu ukur 10 mL
dengan aquades sampai tanda batas. Untuk larutan baku 7 ppm, diambil 0,28
mL larutan baku asam askorbat BPFI 250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam
labu ukur 10 mL dengan aquades sampai tanda batas. Untuk larutan baku 9
ppm, diambil 0,72 mL larutan baku asam askorbat BPFI 250 ppm lalu
dilarutkankan ke dalam labu ukur 20 mL dengan aquades sampai tanda batas.
Untuk larutan baku 10 ppm, diambil 0,4 mL larutan baku asam askorbat BPFI
250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam labu ukur 10 mL dengan aquades
sampai tanda batas. Untuk larutan baku 11 ppm, diambil 0,88 mL larutan
baku asam aksorbat BPFI 250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam labu ukur 20
mL dengan aquades sampai tanda batas. Kemudian masing-masing
konsentrasi dimasukkan ke dalam kuvet yang berbeda sampai ¾ dari
kuvetnya lalu diukur absorbansi dan panjang gelombang pada absorbansi
maksimum ke dalam spektrofotometri UV.

Kedua dibuat larutan sampel dengan konsentrasi 7 ppm. Untuk larutan


sampel 7 ppm, asam askorbat ditimbang sebanyak 0,00175 g lalu dilarutkan
ke dalam labu ukur 250 mL dengan aquades sampai tanda batas. Kemudian
dimasukkan ke dalam kuvet sampai ¾ dari kuvetnya lalu diukur absorbansi
dan panjang gelombang pada absorbansi maksimum ke dalam
spektrofotometri UV.

Selanjutnya dibuat kurva baku di mana sumbu x sebagai konsentrasi dan


sumbu y sebagai absorbansi. Lalu didapat nilai r,b,dan a sehingga dapat
dibuat persamaan y = ax + b.

VI. Data Pengamatan dan Perhitungan

INTERPRETASI DATA (Spektrofotometri IR)

No Bilangan gelombang Jenis pita Intensitas Dugaan

1 3526,39 Lebar kuat OH strec

2 3411,62 Lebar kuat OH strec

3 3316,14 Lebar kuat OH strec

4 3219,22 Lebar kuat OH strec


5 3019,10 Lebar kuat OH strec

6 2916,88 Lebar kuat OHstrec, CH2 strech

7 2737,01 Lebar kuat OH strec

8 1761,51 Tajam Medium CH2 Bend

9 1680,01 Tajam Kuat C=O

10 1506,90 Tajam Medium C=C

11 1470 Tajam Lemah CH2

12 1435,30 Tajam Lemah CH2-OH

13 1320,77 Tajam Kuat C-O

14 1275,92 Tajam Medium C-OH

15 1200,30 Tajam Lemah CH2-OH

16 1140,90 Bahu Kuat C-OH

17 1030,5 Tajam Kuat CH2-OH

18 989,49 Tajam Medium Finger Print

19 869,90 Tajam Medium Finger Print

20 820,72 Tajam Medium Finger Print

21 756,10 Tajam Medium Finger Print

22 655,80 Tajam Medium Finger Print

23 564,18 Tajam Medium Finger Print


-Spektrofotometer UV

Larutan baku standar ( Vit C BPFI ) 250 ppm

Ppm =

250 ppm =

= 500 = 5 mg

I. Pengenceran 5 ppm
V1N1=V2N2

V1 250 ppm = 10 ml x 5 ppm

V1 = 0,2 ml

II. Pengenceran 7 ppm


V1N1=V2N2

V1 250 ppm = 10 ml x 7 ppm

V1 = 0,28 ml

III. Pengenceran 9 ppm


V1N1=V2N2

V1 250 ppm = 20 ml x 9 ppm

V1 = 0,72 ml

IV. Pengenceran 10 ppm


V1N1=V2N2

V1 250 ppm = 10 ml x 10 ppm

V1 = 0,4 ml
V. Pengenceran 11 ppm
V1N1=V2N2

V1 250 ppm = 20 ml x 11 ppm

V1 = 0,88 ml

VI. Sampel Vitamin C

7 ppm =

= 1750 = 1,75 mg = 0,00175 gram

5 ppm
7 ppm
9 ppm

10 ppm
11 ppm

Sampel
Konsentrasi ( x ) Absorbansi ( y )

7 ppm 0,1365

9 ppm 0,3352

10 ppm 0,4039

11 ppm 0, 553

Sampel 0,31243

Y = ax+b

a: 0,1009943

b:- 0,5765972

r : 0,992961422

kurva Kalibrasi
y = 0.0457x - 0.0523
R² = 0.8368
y = 0.0457x - 0.0523
R² = 0.8368
Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

y = ax + b

y = 0,1009943 x – 0,5765972

Konsentrasi Sampel

0,31243 = = 0,1009943x – 0,5765972


X = 8,80275

Konsentrasi perhitungan : 8,80275ppm = 2200,686 µg/ ml = 2,200686 gram/ml

Konsentrasi Sampel : x 100 %

: 125,753 %

VII. Pembahasan

Analisis suatu senyawa dengan metode instrument, khususnya UV dan IR


didasari pada kemampuan senyawa tersebut menyerap energi radiasi
gelombang elektrmagnetik yang besarnya dapat di kuantifikasi.

Analisis Asam askorbat dengan menggunakan instrumen, yaitu


spektrofotometri UV, prosedur pertama adalah dibuat larutan baku asam
askorbat BPFI dengan konsentrasi 250 ppm. Sebanyak 5mg ssam askorbat
BPFI ditimbang dan dilarutkan ke dalam labu ukur 20 mL dengan aquades
hingga tanda batas. Lalu dibuat larutan baku asam askorbat dengan variasi
konsentrasi yaitu 5 ppm, 7 ppm, 9 ppm, 10 ppm, dan 11 ppm.

Untuk memperoleh larutan baku 5 ppm, sebanyak 0,2 mL larutan baku


asam askorbat BPFI 250 ppm dipipet dengan pipet volume dan dilarutkan ke
dalam labu ukur 10 mL dengan aquades sampai tanda batas. Hal serupa juga
dilakukan untuk memperoleh larutan baku 7 ppm, namun volume larutan
baku asam askorbat BPFI 250 ppm yang diambil sebanyak 0,28 mL dan
dilarutkan ke dalam labu ukur 10 mL dengan aquades sampai tanda batas.
Untuk larutan baku 9 ppm, diambil 0,72 mL larutan baku asam askorbat BPFI
250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam labu ukur 20 mL dengan aquades
sampai tanda batas. Untuk larutan baku 10 ppm, diambil 0,4 mL larutan baku
asam askorbat BPFI 250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam labu ukur 10 mL
dengan aquades sampai tanda batas. Untuk larutan baku 11 ppm, diambil 0,88
mL larutan baku asam aksorbat BPFI 250 ppm lalu dilarutkankan ke dalam
labu ukur 20 mL dengan aquades sampai tanda batas. Kemudian masing-
masing konsentrasi dimasukkan ke dalam kuvet yang berbeda sampai ¾ dari
kuvetnya terisi, lalu diukur absorbansi dan panjang gelombang pada
absorbansi maksimum ke dalam spektrofotometri UV.

Kemudian dibuat larutan sampel dengan konsentrasi 7 ppm. Untuk larutan


sampel 7 ppm, asam askorbat ditimbang sebanyak 0,00175 g lalu dilarutkan
ke dalam labu ukur 250 mL dengan aquades sampai tanda batas, dan
dimasukkan ke dalam kuvet hingga ¾ dari kuvetnya lalu diukur absorbansi
sampel pada panjang gelombang maksimum.

Pengukuran pada panjang gelombang maksimum pada hakikatnya


dilakukan karena pada panjang gelombang maksimum kepekaan juga
maksimal, dimana perubahan absorbansi setiap satuan konsentrasi adalah
yang paling besar, lalu disekitar panjang gelombang maksimum, bentuk kurva
absorbansi datar, yang mengindikasikan terpenuhinya hokum Lambert-Beer,
dan jika dilakukan pengukuran ulang, kesalahan yang disebabkan oleh
pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil, ketika digunakan panjang
gelombang maksimum.

Selanjutnya dibuat kurva baku di mana sumbu x sebagai konsentrasi dan


sumbu y sebagai absorbansi. Lalu didapat nilai r,b,dan a sehingga dapat
dibuat persamaan y = ax + b.

Panjang gelombang yang digunakan dalam analisis asam askorbat dengan


spektrofotometer UV kali ini yaitu pada 266nm. Kemudian didapatkan
spektrum UV dari larutan baku 7ppm dengan absorbansi 0,1365A, sedangkan
larutan baku 9ppm memiliki absorbansi 0,3352A, larutan baku 10ppm dengan
absorbansi 0,4039A, larutan baku 11ppm dengan absorbansi 0,553A, dan
absorbansi sampel sebesar 0,3124A.

Selanjutnya dilakukan pembuatan kurva baku yang dilakukan dengan


pembuatan variasi konsentrasi larutan baku asam askorbat BPFI, dan masing-
masing absorbansinya diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan
korelasi antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Jika hokum Lambert-
Beer terpenuhi, maka kurva baku yang didapat berupa garis lurus.
Penyimpangan dari garis lurus biasanya disebabkan oleh kekuatan ion yang
tinggi, dan perubahan suhu

Kemudian absorbansi yang didapat dari masing-masing konsentrasi


diplotkan dan di tarik garis untuk menghubungkan titik – titik tersebut,
sehingga didapatkan nilai a yaitu 0,1009943; nilai b yaitu -0,5765972; dan
nilai dari r yaitu 0,992961422 dari persamaan Y = ax+b.

Setelah diperoleh nilai a dan b, maka di dapat persamaan linier y =


0,1009943x – 0,5765972, dan di dapat konsentrasi dari sampel yaitu sebesar
8,80275 dengan persentase mencapai 125,753%. Persentase konsentrasi
sampel yang melebihi 100 % mengindikasikan sampel tersebut adalah asam
askorbat.

Untuk analisis denga spektrofotometri IR, pada prinsipnya adalah


pengukuran frekuensi dimana vibrasi dan rotasi terjadi dan berhubungan
dengan jumlah energi terserap pada frekuensi tersebut. Pengukuran energi
eterserap direkam sebagai transmitan sebagai fungsi panjang gelombang.

Prosedur pertama yaitu dilakukan analisis terhadap KBr sebagai baseline.


KBr ditimbang sebanyak 200 mg, dan digerus hingga homogen pada mortir
dan stamper mini. KBr yang telah homogen dimasukkan ke dalam alat
pencetak. Lalu divakum, kemudian pencetak ditahan selama 5 menit pada
tekanan 60 cmHg. Setelah itu, cakram KBr yang telah berbentuk lempengan
dikeluarkan dan dimasukkan kedalam alat spektrofotometer. Setelah itu,
dilakukan analisis terhadap vitamin C. Pertama – tama ditimbang sejumlah
zat yaitu vitamin c sebanyak 2 mg dan KBr kering sebanyak 200 mg. Vitamin
c dan Kbr dimasukkan kedalam mortir mini dan digerus sampai homogen.
Kemudian setelah homogen dimasukkan ke dalam alat pencetak. Lalu
divakum dan pencetak ditahan selama 5 menit pada tekanan 60 KN. Cakram
kemudian dikeluarkan. Ambil zat yang sudah terbentuk cakram atau
lempengan. Dimasukkan kedalam alat spektrofotometer. Diamati spectrum
yang terbentuk.

Hasil yang didapatkan yaitu berupa spektrum IR standar dari KBr dan
spektrum dari vitamin c. hasil yang teramati menunjukan kemiripan spektrum
antara spectrum IR dari standard an vitamin c, dengan purity index yang
sebesar 0,990379 yang menunjukkan kemurnian zat yang tinggi.

Untuk spektrum vitamin c yang didapat, teramati puncak dengan intensitas


kuat pada bilangan gelombang gelombang 2737,01 ; 2916,88 ; 3019,10 ;
3219,22 ; 3316,14 ; 3411,62 3526,39 yang di indikasi kuat merupakan range
OH stretching. puncak dengan intensitas medium pada panjang gelombang
1761,51 yang diduga sebagai CH2 bending, lalu pada panjang gelombang
1506,90 yang diduga sebagai C=C stretching, lau pada panjang gelombang
1275,92 yang diduga sebagai C-OH bending. Kemudian terdapat juga puncak
dengan intensitas lemah pada panjang gelombang 1470 yang diduga
merupakan CH2 bending, lalu pada panjang gelombang 1435,30 yang diduga
merupakan CH2-OH, pada panjang gelombang 1200,30 yang diduga
merupakan CH2-OH bending.

Kemiripan spektrum IR standar dengan asam askorbat berdasarkan letak


peak pada daerah fingerprint menunjukan indeks kemurnian sampel yang
tinggi..

VIII. Simpulan

Persen konsentrasi sampel yang didapatkan dari hasil analisis


menggunakan spektrofotometri UV yaitu sebesar 125,753 %.

Kemiripan spektrum IR standar dengan asam askorbat berdasarkan letak


peak pada daerah fingerprint menunjukan indeks kemurnian sampel yang
tinggi..
Daftar Pustaka

Handayana, S., 1997, Kimia Analitik Instrumen, IKIP, Semarang.

Khopkar, SM., 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press, Jakarta

Lidya, Michelle. 2010. Laporan Spektrofotometri. Available online at


http://www.scribd.com/doc/40318139/laporan-spektrofotometri [Diakses
tanggal 10 April 2013]

Saputra, Edi, Yoki. 2009. Spektrofotometri. Available online at http://www.chem-


is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/ [Diakses tanggal
10 April 2013]

Anda mungkin juga menyukai