PENDAHULUAN
lebih 30.000 spesies dan baru ditemukan 940 spesies yang diyakini oleh
Sari,2010).
Sari, 2010).
sebagai analgetik dengan melakukan uji efek analgesik ekstrak etanol daun
1
beluntas padahewan uji mencit jantan menggunakan metode geliat yang di
toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. Batas nyeri untuk suhu
dibandingkan dengan sediaan lain. Tablet dibuat dari bahan aktif dan bahan
farmasis untuk membuat suatu formulasi yang tepat untuk mengolah bahan
alam menjadi suatu bentuk sediaan yang mudah diterima oleh masyarakat,
selain ditinjau dari kualitas yang tetap harus dipenuhi. (Lachman et al,
2010).
2
Dalam pembuatan komponen sediaan tablet diperlukan zat tambahan
Salah satu zat tambahan yang memiliki peran khusus dalam formulasi
sediaan tablet yaitu bahan pengikat. Bahan pengikat dalam formulasi tablet
granul dengan ukuran yang sama dan bentuk yang kompak. Dengan adanya
Pemilihan bahan pengikat bergantung kepada sifat fisika dan kimia dari
bahan obat. Bahan pengikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jawab untuk kekompakan dan daya tahan dari tablet, di mana gelatin dapat
bahan pengikat yang semakin banyak menjadikan tablet semakin keras dan
variasi konsentrasi bahan pengikat gelatin terhadap sifat fisik tablet ekstrak
basah.
3
1.2. Perumusan Masalah
b. Formula tablet manakah yang terbaik dari daun bluntas (Pluchea indica
a. Secara Umum
b. Secara Khusus
Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
4
1.5. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini bahwa daun bluntas (Pluchea indica L.)
gelatin serta dapat memenuhi persyaratan tablet yang baik sehingga dapat
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beluntas adalah tanaman perdu kecil, tumbuh tegak, tinggi mencapai 0,5-2
berambut lembut, daun bertangkai pendek dan letak berseling, helaian daun
panjang 2,5-9 meter, lebar 1-1,5 meter, warnanya hijau terang, dan bila
diremas baunya harum. Bunganya majemuk, keluar dari ketiak daun dan
Beluntas memiliki buah seperti bentuk gasing, kecil, keras, cokelat, sudut-
sudut putih. Bijinya kecil dan berwarna coklat keputihan (Dalimartha, 2013).
6
Tanaman Daun Beluntas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
2. Nama daerah
Sumatra : beluntas
Sunda : baruntas
Madura : baluntas
Makasar : lamutasa
Timor : lenabou
3. Khasiat Tanaman
7
Sering digunakan untuk menghilangkan bau badan, bau mulut,
4. Kandungan Kimia
1. Pengertian Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.Senyawa
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat (Ditjen POM, 2014).
8
Pembagian metode ekstraksi antara lain :
a. Cara dingin
1) Maserasi
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel
2) Perkolasi
9
mengurangi lapisanbatas, sehingga dapat meningkatkan
perbedaan konsentrasi.
b. Cara Panas
1) Refluks
2) Sokletasi
3) Digesti
4) Infundasi
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-
menit.
5) Dekok
10
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur
sampai titik didih air, yakni 30 menit pada suhu 900C sampai 1000C
pemisahan kromatografi lapis tipis adalah adanya perbedaan sifat fisik dan
kimia dari senyawa yaitu kecendrungan dari molekul untuk melarut dalam
2006).
2.4. Granulasi
Tujuan granulasi adalah untuk memperbaiki sifat alir serbuk yang akan
dibuat tablet dengan jalan memperbaiki ukuran partikel serbuk dan bersifat
11
a. Waktu alir
2010).
b. Sudut Diam
dengan baik apabila mempunyai sudut diam antara 250C sampai 450C
…………………(1)
Keterangan :
Tg β = sudut diam (0)
h = tinggal kerucut (cm)
r = jari- jari (cm)
c. Pengetapan
12
terdiri dari gelas ukur yang dapat bergerak secara teratur ke atas dan
yang baik. Dari proses pengetapan ini juga dapat dihitung harga kerapatan
……………………………(2)
Keterangan :
pb = Kerapatan bulk setelah
M = Massa partikel
Vb = Volume akhir pengetapan
2.6. Tablet
1. Tinjauan Tablet
digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet kempa dibuat
cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk
2010).
13
a. Ukuran seragam : diameter tablet 11/3-3 kali tebal tablet.
d. Waktu hancur tablet bersalut gula atau bersalut selaput : harus hancur
2. Komposisi tablet
Tablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat pengisi, zat
pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat warna,
yang bukan obat yang mempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk
b. Zat pengisi
14
c. Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
4) Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan
(Voigt, 1984). Selain itu karena tidak ada satupun zat aktif yang
2012).
(Sulaiman, 2012).
15
2) Bahan penghancur (disintegrant)
16
hancur yang lama. Sebaliknya, kekurangan bahan pengikat akan
1989).
4) Bahan pelican
a. Gelatin
17
P dan dalam eter P; larut dalam campuran gliserol dan air,
asetat.
b. Avicel PH 101
BM : 36.000
organic.
c. Aerosil
d. Magnesium Stearat
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%)P dan
18
dalam eter.
e. Explotab
Pemerian : Mengandung tidak kurang dari 2,8% dan lebih dari 4,2%
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering
(mesin rol atau mesin slug) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan
serbuk atau campuran serbuk dalam suatu wadah yang dilengkapi dengan
19
gumpalan dan untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat yang
digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang
diinginkan (Depkes RI, 2010). Teknik ini dilakukan jika dosis zat aktif
ini menjadi pilihan yang baik dalam pembuatan tablet jika dikempa
dengan granulasi basah karena dalam teknik ini tidak memerlukan proses
c. Kempa Langsung
langsung. Eksipien yang digunakan mempunyai sifat aliran yang baik dan
memiliki daya kempa yang tinggi. Eksipien untuk kempa langsung yang
2010).
20
1. Evaluasi Sifat Fisik Tablet
keseragaman antara bahan pada tablet yang satu dengan tablet lainnya
(Lachman, 2006).
b. Keseragaman Ukuran
tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
21
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
Pada umumnya tablet harus cukup keras dan tahan pecah waktu
digunakan atau dapat dipatahkan dengan jari bila tablet perlu dibagi
22
partikel-partikel kecil atau granul sebelum larut dan diabsorbsi. Uji
dan persyaratan tertentu. Uji waktu hancur tidak dilakukan jika pada
stabilitas ini bertujuan untuk membuktikan bagaimana mutu zat aktif atau
menjadi stabilitas secara kimia, stabilitas secara fisika dan stabilitas secara
mikrobilogi.
23
Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk
pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan. (Attwood dan Florence,
2010).
stabilitas jangka pendek (dipercepat) dan uji stabilitas jangka panjang (Aty,
2012).
termik. Pada tes paksaan isotermik biasa, bahan obat disimpan dalam
suhu kamar (300C) dan suhu 400C di dalam oven selama 1 bulan.
24
keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan
4 minggu.
BAB III
METODE PENELITIAN
25
3.1. Tempat Penelitian
penelitian dilakukan selama enam bulan dari bulan Maret sampai Agustus
2016.
3.2. Alat
Machinery Factory, China), alat penguji waktu hancur (Guoming), serta alat
3.3. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Daun Bluntas (Pluchea
(Gujarat Overseas).
Pereaksi yang digunakan yaitu larutan FeCl3, HCl pekat, logam Mg, amil
26
1. Determinasi
2. Preparasi Ekstrak
4 sampai ke-15 dari pucuk. Daun beluntas kemudian dicuci dengan air
bersih, lalu ditiriskan. Lalu daun dikeringkan dalam oven pada suhu
yang benar-benar kental dimana tidak ada lagi air yang menetes dari
ekstrak dan kadar air ekstrak kental< 30% (Voight, 1995), kemudian
27
timbang dan hitung rendamen dari ekstrak yang diperoleh tersebut.
3. Perhitungan Rendamen
dan dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C selama 30 menit, setelah
botol berisi ekstrak dipanaskan dalam oven pada suhu 1050C selama 30
pengeringan.
a. Uji Flavonoid
28
kemudian ditambahkan 0,1 gram serbuk magnesium dan 5 tetes
asam klorida pekat. Jika terbentuk warna merah sampai merah ungu,
b. Uji Tanin
tannin.(Farsnworth, 1966).
d. Uji Alkaloid
Dragendorf.
29
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
air(50:30:10:10).
bagian bejana.
c. Penotolan Sampel
sama) pada jarak 1 cm dari tepi bawah plat dengan menggunakan pipa
d. Proses Elusi
30
chamber yang berisi fase gerak yang telah jenuh, diletakkan setinggi 0.5
cm dari dasar plat, kemudian great chamber ditutup rapat hingga fae
Formula
geraknya mencapai jarak ± 0.5 cm dari tepi atas plat. Kemudian plat
e. Identifikasi Noda
bawah sinar UV pada panjang gelombang 366 nm. Jika tampak noda
31
Komposisi I II III Kegunaan
Ekstrak 300 mg 300 mg 300 mg Zat Aktif
6.5 mg 19.5 mg 32.5 mg
Gelatin Pengikat
(1%) (3%) (5%)
Explotab 26 mg 26 mg 26 mg Penghancur
Mg Stearat 6.5 mg 6.5 mg 6.5 mg Pelicin
Aerosil 26 mg 26 mg 26 mg Pengering
Avicel PH 101 305.8 mg 292.8 mg 279.80 mg Pengisi
Berat Total 650 mg 650 mg 650 mg
Keterangan :
dicampur sehingga terbentuk adonan lembab yang siap dibuat granul. (Ansel,
1989)
32
dan formula III konsentrasi gelatin 5%, disuspensikan dengan air
jernih.
2. Pembuatan Granul
uji waktu alir,uji sudut diam, uji distribusi ukuran dan uji pengetapan.
e. Dilakukan Uji sifat fisik tablet meliputi: uji keseragaman bobot, uji
33
a. Waktu Alir
2008).
b. Sudut Diam
c. Pengetapan
yang telah disusun berdasarkan ayakan dengan nomor terkecil pada ayakan
34
teratas lalu ditutup dan mesin dinyalakan pada frekuensi 30 Hz selama 25
antara bahan pada tablet yang satu dengan tablet lainnya (Lachman, 2008).
Uji penampilan fisik tablet diamati dengan melihat bentuk, warna, dan bau
yang dihasilkan.
sehingga tablet tidak bergerak lagi. Tebal tablet dibaca pada skala yang
ada pada jangka sorong. Persyaratan yang ditentukan yaitu diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet(Depkes RI,
2010).
satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B.(Depkes RI,
2010).
35
d. Uji Kekerasan Tablet
Satu tablet diletakkan tegak lurus pada alat hardness tester yang telah
e. Uji Kerapuhan
dinyatakan selisih berat tablet sebelum diuji tidak boleh berkurang lebih
dari 0,5-1 % dari berat awal tablet awal uji (Lachman at all, 2008).
W − Wo
% kerapuhan = x 100%
W
telah diisi air bersuhu 360C-380 C sebanyak kurang lebih 1000 ml atau
Kedudukan kawat kasa pada posisi tertinggi tepat pada permukaan air dan
turunkan secara teratur 30 kali per menit. Tablet dinyatakan hancur jika
36
tidak ada bagian yang tertinggal di atas kasa. Lalu catat waktu hancur
2005).
termik. Pada tes paksaan isotermik biasa, bahan obat disimpan dalam
minggu.(Voigt, 2008).
37
40+2 75 + 5 6
Zona II - Untuk zona iklim sedang dan subtropics
40 + 2 75 + 5 3
(Penerbit Buku Kedokteran, 2005)
Pada tes ini tidak dilakukan karena membutuhkan waktu yang lama.
stabilitas fisik tablet pada suhu 300 C dan 40o C selama 1 bulan. Data yang
diperoleh kemudian diuji dengan uji normalitas ( Test of Normality) dan uji
homogenitas dengan metode Levene. Bila didapatkan hasil data normal dan
homoge, dilanjutkan uji hipotesis dengan statistic parametric uji Two Way
Anova.
BAB IV
38
4.1.Hasil Pemeriksaan
Asteraceae.
Bentuk : Kental
Rasa : Pahit
39
Tabel IV.1. Hasil Pembuatan Ekstrak Kental
4. Susut Pengeringan
sebesar 9.04 %.
5. Skrining Fitokimia
40
Hasil Uji Ekstrak Daun
Uji FitokimiaTeori
No Bluntas
Pengamatan Kesimpulan
1 Flavonoid Terbentuk warna Terbentuk
kuning jingga warna
+
kuning
jingga
2 Tanin Terbentuk warna Terbentuk
biru tua atau hjau warna hijau +
kehitaman kehitaman
3 Gula Terbentuk Tidak
Pereduksi endapan merah terbentuk
bata endapan +
merah bata
Alkaloid
Kuning
Mayer +
Putih/kuning
4
Dragendorf Jingga Jingga +
Coklat Coklat
+
Bouchardad sampai
hitam
41
6. Hasil Kromatografi Lapis Tipis ( KLT)
kromatografi lapis tipis yang memiliki harga Rf yaitu 16% . Bila dilihat
secara visible tidak terlihat adanya bercak, sedangkan pada sinar UV 366
ekstrak.
42
4.2. Hasil Evaluasi Granul
ukuran granul.
9
8.5 8.39
8.5
Uji Waktu Alir
8
Formula I Formula II Formula III
FORMULA
telah dibuat memiliki sifat alir yang baik atau tidak.Waktu alir memegang
baik. Untuk 100 gram granul waktu alir ideal yang dibutuhkan tidak lebih
43
Variasi bahan pengikat yang ditambahkan pada setiap formula
memiliki sifat alir yang baik. Hal ini disebabkan karena proses
I,II dan III telah memenuhi persyaratan yaitu < 10 detik. Dengan hasil
tertinggi yaitu pada Formula I sebesar 9,16 detik dan yang terendah pada
Formula III yaitu 8,39 detik. Hal ini membuktikan bahwa Formula III
memiliki waktu alir yang paling baik. Karena semakin baik sifat alirnya
44
Uji Sudut Diam (°)
dengan baik apabila sudut diam berkisar dari 250 sampai 450( Banker dan
granul. Dari hasil grafik uji sudut diam terlihat bahwa sudut diam yang
paling kecil adalah Formula III ( 28.480) dan yang paing besar adalah
Formula % Kompresibilitas
I 11,66
II 8,26
III 8,01
45
Uji Kompresibilitas (%)
15
kompresibilita (%)
11.66
10 8.26 8.01
5
0
Formula I Formula II Formula III
FORMULA
dimasukkan kedalam gelas ukur berukuran 250 ml sebanyak 100 gram dan
baik sifat fisik granulnya. Sifat fisik granul yang baik adalah jika memiliki
formula II dengan rata-rata (8.26%) dan yang paling rendah yaitu formula
46
III dengan rata-rata (8.01%). Berdasarkan hasil data yang diperoleh, maka
30
Formula I
20
Formula II
10
Formula III
0
10 12 14 16 18 20 25
Diameter Ayakan (mm)
47
pembuatan granul dilakukan secara manual pada penekanan atau
bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur dengan cara mengamati sifat
fisik dari tablet tersebut seperti bentuk,warna,bau, rasa serta ukuran tablet.
2. Keseragaman Bobot
(Depkes,1979) tablet dengan rata rata bobot tablet lebih dari 300 mg, tidak
boleh ada 2 tablet yang menyimpang lebih dari 5 % dan 10 % dari bobot
dipengaruhi oleh baik tidaknya sifat alir massa tablet. Sifat alir yang baik
48
akan menyebabkan volume bahan yang masuk ke dalam ruang kompresi
akan seragam sehingga variasi berat tablet yang dihasilkan tidak terlalu
652 651.6
651.5 651.22
651 650.74
650.5
650
Formula I Formula II Formula III
Formula
tablet yang menyimpang dari persen yang telah ditetapkan yaitu tidak
boleh ada dua tablet yang menyimpang dari 5% dan tidak ada sama sekali
49
3. Keseragaman Ukuran
1.08
1.07
1.06
1.05
diameter
1.04 1.032 1.032 1.032
1.03 tebal
1.02
1.01
1
Formula I Formula II Formula III
Formula
dari tablet berupa penyesuaian antara tebal dan diameter tablet sehingga
dapat memberikan daya tarik tablet yang baik. Uji keseragaman ukuran
tablet. Suatu tablet dinyatakan memiliki ukuran yang seragam, bila rata
rata diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal rata rata tablet dan kurang
50
Berdasarkan hasil uji evaluasi di dapatkan bahwa ketiga formula
tebal tablet tidak lebih dari 3 kali tebal rata-rata tablet dan kurang dari 1
4. Kekerasan
6 5.5 5.78
4
2
0
Formula I Formula II Formula III
Formula
Effionora dkk, 2007). Alat yang biasa digunakan adalah rdness tester
(Banker dan Anderson , 1986). Kekerasan tablet yang baik adalah antara
adalah tekanan kompressi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini
51
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan
terbesar ada pada Formula III yaitu 7.4 kg dan yang terkecil ada pada
Formula I yaitu 5.5 kg. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan jumlah zat
5. Kerapuhan
kerapuhan tablet adalah friability tester. Tablet yang baik mempunyai nilai
0.73
0.72 0.72
0.7
0.69
0.68
0.66
Formula I Formula II Formula III
Formula
52
Dari hasil uji kerapuhan tablet menunjukkan bahwa ketiga formula
1%, dimana pada Formula 1 sebesar 0.71%, Formula 2 sebesar 0.75% dan
semakin tinggi.
6. Waktu Hancur
10
7.75 8.65
6.74
5
0
Formula I Formula II Formula III
Formula
Tablet dinyatakan hancur bila tidak ada lagi yang tersisa di kain
53
Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan
54
Tabel IV.12. Hasil Evaluasi Stabilitas Fisik Tablet
Karakteristik Uji Stabilitas Tablet
Keseragaman ukuran Waktu
Waktu Keseragaman Kekerasan Kerapuhan
Organoleptis Diameter Tebal hancur
bobot (mg) (kg) (%)
(cm) (cm) (menit )
Minggu Ke-0
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula I 650.74 1.095 1.32 5.50 0.73 6.74
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 651.60 1.095 1.32 5.78 0.72 7.75
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula III 651.22 1.095 1.32 7 0.69 8.65
Bau khas
Rasa pahit
Minggu Ke-1Suhu 30°C
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula I 650.25 1.094 1.29 5.66 0.67 6.57
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 651.75 1.095 1.28 6.02 0.66 7.79
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Formula III Warna hijau tua 650.84 1.094 1.29 7.15 0.62 8.68
Bau khas
55
Rasa pahit
56
Minggu Ke- 2 Suhu 40°C
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula I 651.40 1.094 1.28 5.76 0.66 6.60
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 651.84 1.095 1.28 6.52 0.62 7.80
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula III 651.42 1.092 1.27 7.40 0.59 8.70
Bau khas
Rasa pahit
Minggu Ke- 3 Suhu 30°C
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula I 652.24 1.095 1.29 5.66 0.65 6.60
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 651.60 1.094 1.28 6.55 0.64 7.80
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula III 651.52 1.094 1.29 7.40 0.61 8.70
Bau khas
Rasa pahit
Minggu Ke- 3 Suhu 40°C
Formula I Bentuk bulat 650.77 1.094 1.28 5.84 0.64 6.60
57
Warna hijau tua
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 651.81 1.095 1.29 6.49 0.63 7.89
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula III 651.22 1.92 1.27 7.35 0.60 8.70
Bau khas
58
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula II 652.13 1.095 1.28 6.56 0.63 7.80
Bau khas
Rasa pahit
Bentuk bulat
Warna hijau tua
Formula III 651.36 1.092 1.27 7.55 0.62 8.70
Bau khas
Rasa pahit
59
4.4. Hasil Pengujian Stabilitas Tablet
menyimpan tablet di dalam oven pada suhu 300C dan 400C selama 1 bulan.
hancur. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perubahan
1. Keseragaman Bobot
Pada uji stabilitas tablet ekstrak daun bluntas yang disimpan di dalam
oven pada suhu 300C dan 400C selama 1 bulan menunjukkan bahwa pada
Formula I, II, dan III diperoleh keseragaman bobot yang stabil. Kestabilan
pada keseragaman bobot pada setiap tablet ekstrak daun bluntas terlihat
60
2. Keseragaman Ukuran
menunjukkan bahwa pada Formula I,II dan III yang disimpan pada suhu
300C dan 400C memperoleh keseragaman ukuran yang stabil. Hal ini
3. Kekerasan
Untuk uji stabilitas kekerasan tablet pada Formula I,II maupun III
yang disimpan dalam oven pada suhu 300C dan 400C selama 4 minggu
tablet yang stabil pada suhu 300C dan 400C dalam empat minggu dapat
dilanjutkan dengan uji ANOVA 2 arah pada uji levene’s test dari
61
dilanjutkan ke uji Test of Between-Subjects Effect didapatkan bahwa
nilai “Formula” adalah 0.000 < 0.005 level of significant (α) maka Ho
nilai kekerasan akibat pengaruh dari formula. Nilai sig “suhu” adalah
0.052 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga dapat
tablet dengan suhu penyimpanan. Nilai sig “waktu” adalah 0.080 > 0.05
waktu satu bulan. Dari hasil interaksi nilai sig “Formula dan Suhu”
adalah 0.237 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga
dengan suhu penyimpanan. Dari hasil interaksi nilai sig “Formula dan
Waktu” adalah 0.196 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima,
sig “Formula dan Suhu” adalah 0.237 > 0.052 level of significant (α)
kekerasan tablet antara Formula dengan Suhu. Dari hasil interaksi nilai
sig “Suhu dan Waktu ” adalah 0.869 > 0.05 level of significant (α) maka
interaksi nilai sig “Formula, Suhu dan Waktu ” adalah 0.99 > 0.05 level
62
of significant (α) maka Ho diterima, sehingga tidak adanya perbedaan
penyimpanan.
4. Kerapuhan Tablet
diperoleh hasil yang stabil karena tidak adanya perubahan baik yang
tablet yang disimpan pada suhu 300C maupun suhu 400C selama empat
kerapuhan tablet yang stabil pada suhu 300C dan 400C dalam empat
Kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA 2 arah pada uji levene’s test
dari kerapuhan tablet dengan nilai signifikansi 0.941 > 0.05 level of
nilai “Formula” adalah 0.000 < 0.005 level of significant (α) maka Ho
nilai kekerasan akibat pengaruh dari Formula. Nilai sig “Suhu” adalah
0.085 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga dapat
63
tablet dengan suhu penyimpanan. Nilai sig “Waktu” adalah 0.256 >
selama waktu satu bulan. Dari hasil interaksi nilai sig “Formula dan
Suhu” adalah 0.340 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima,
“Formula dan Waktu” adalah 0.289 > 0.05 level of significant (α) maka
interaksi nilai sig “Formula dan Suhu” adalah 0.340 > 0.05 level of
interaksi nilai sig “Suhu dan Waktu ” adalah 0.524 > 0.05 level of
penyimpanan. Dari hasil interaksi nilai sig “Formula, Suhu dan Waktu ”
adalah 0.483 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga
64
5. Waktu Hancur Tablet
Untuk uji stabilitas waktu hancur pada Formula I,II maupun III
diperoleh hasil yang stabil karena tidak adanya perubahan baik yang
tablet yang disimpan pada suhu 300C maupun suhu 400C selama empat
waktu hancur tablet yang stabil pada suhu 300C dan 400C dalam empat
Kemudian dilanjutkan dengan uji ANOVA 2 arah pada uji levene’s test
dari kerapuhan tablet dengan nilai signifikansi 0.398 > 0.05 level of
nilai “Formula” adalah 0.000 < 0.005 level of significant (α) maka Ho
nilai waktu hancur akibat pengaruh dari formula. Nilai sig “Suhu”
adalah 0.609 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga
adalah 0.315 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima, sehingga
tidak ada perbedaan yang bermakna antara waktu hancur tablet yang
65
disimpan selama waktu satu bulan. Dari hasil interaksi nilai sig
“Formula dan Suhu” adalah 0.195 > 0.05 level of significant (α) maka
nilai sig “Formula dan Waktu” adalah 0.273 > 0.05 level of significant
Dari hasil interaksi nilai sig “Suhu dan Waktu ” adalah 0.111 > 0.05
Waktu ” adalah 0.360 > 0.05 level of significant (α) maka Ho diterima,
66
BAB V
5.1 Kesimpulan
baik dan memenuhi uji stabilitas yang disimpan pada suhu300C dan 400C
8.65 menit.
67
5.2. Saran
68
DAFTAR PUSTAKA
Alderborn, G., 2015, Tablets and Compaction, In: Pharmaceutics : The Science of
Dosage Form Design, Second Ed., Pages 413, 423-424, 431, 437, United
Kingdom,Churchill Livingstone.
Anief. 2013. Ilmu Meracik Obat .Yogyakarta : UGM Pres. P. halaman 9.
Anief, M, 2011, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Penerbit University Press.
Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa
Ibrahim, F. Jakarta : UI Press, halaman 168-169
Anonim,2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen
Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta:
UI-Press. Halaman: 326-342.
Attwood, D., dan Florence, A.T. (2008).Dasar-dasar Fisikokimia Farmasi.
London:
Chapman and Hall, Inc. Halaman 81-153.
69
Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1.Jakarta : Trubus
Agriwidjaya,2012.Hal 18-21
Departemen Kesehatan RI & Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan
Makanan.(2010).Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.Jakarta
:Bakti Husada,halaman 17, 31- 32
DepKes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.
Lachman et, Al,.Lieberman , H., 2010. The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, Philadelphia : Lea & Febriger
Lachman L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 2006, Teori dan Praktek Farmasi
Industri, diterjemahkan oleh Siti Suyatmi, S., Aisyah, I, Cetakan II, UI
Press, Jakarta, Halaman 645-654-701
Rudnic E. M., and Kottke M. K., 2006, Tablet Dosage Form, In Modern
Pharmaceutics, 3nd, Marcel Dekker, New York, Halaman 314-350.
70
Sibarany,Venty,2012. Uji Efek Analgesik Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea
indicaLess.) Pada Mencit (Mus musculus).Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi , Manado
Siregar,J,P., Dan Wikarsa, S., 2010 , Teknologi Farmasi, Cetakan V . Hal 163-
165,577-580,156-187,Gadjah Mada University Press,Yogyakarta
Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 2011, Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
edisi kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Halaman 311-312
71