Anda di halaman 1dari 12

VALIDASI PEMBERSIHAN DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SWAB

Okta Fatmawati : 1843700321


Lintang Ayu Trisna P. : 1843700356
Dyaricha amanda C K : 1843700454
Rina kristanti asih : 1843700305
Laela lutfia andalusi : 1843700441
Diana febriani : 1843700491
Fevy isnaini : 1843700293
Samuel Simanjuntak : 1843700407
Priska : 1843700475
A. DEFINISI DAN PERAN VALIDASI PEMBERSIHAN

Validasi pembersihan : upaya yang


dilakukan dalam langkah konfirmasi atau
pembuktian efektivitas prosedur
pembersihan dalam industri ketika
memproduksi obat.

Produk & peralatan


dikelompokkan ke dalam satu
validasi apabila

Diproduksi pada kelompok peralatan/ Dibersihkan dengan agen &


digunakan untuk memproduksi kelompok prosedur pembersih yang
produk yang sama. sama.
A. DEFINISI DAN PERAN VALIDASI PEMBERSIHAN
bahan aktif zat obat

Risiko
kontaminasi
kontaminasi bahan residu
dari prosedur
mikroba pembersih
pembuatan
obat
A. DEFINISI DAN PERAN VALIDASI PEMBERSIHAN

Tingkat Validasi Pembersihan

TINGKAT 0 TINGKAT 1 TINGKAT 2

Risiko rendah, hanya pembersihan Risiko sedang, senyawa terbawa dari Risiko tinggi, senyawa terbawa produk
kotor jika senyawa terbawa dari produk sebelumnya kurang kritikal sebelumnya sangat kritikal.
produk sebelumnya tidak kritis. dari level 2.

Kriteria Penerimaan Kriteria Penerimaan Kriteria Penerimaan


 Observasi secara visual  Observasi secara visual  Observasi secara visual
 Verifikasi analitik tidak  Verifikasi analitik dilakukan  Verifikasi analitik dilakukan
dilakukan  Batas limit umum 500 ppm  Berdasarkan dosis terapeutik
harian/ toksisitas, batas limit
dibawah 10 ppm
Validasi Pembersihan Validasi Pembersihan
Tidak esensial Direkomendasikan, bergantung pada
Validasi Pembersihan
proses dan sifat kontaminan sesuai
Esensial
daerah ilmiah
B. Validasi Pembersihan Teknik Usap (Swab)

Teknik Pengambilan Sampel Yang Tersedia cara usap (swab)


Untuk Validasi Pembersihan cara bilas (rinse)

Parameter yang diawasi dalam validasi pembersihan teknik usap (swab)

1. Residu Bahan Zat Aktif Obat 2. Residu Bahan Pembersih 3. Kontaminasi Mikroba
Penentuan parameter residu Beberapa industri farmasi Kontaminasi mikroba sangat
bahan zat aktif obat yang akan merasa perlu menggunakan berbahaya karena kontaminan
digunakan disebut dengan bahan yang cukup beracun dapat berkembang bahkan
senyawa marker. untuk tujuan pembersihan setelah dibersihkan.
untuk residu yang sulit
Senyawa marker ini ditentukan : dibersihkan, terutama dalam Faktor penyebab utama :
• data kelarutan pembuatan bahan zat aktif. penyimpanan peralatan dalam
• toksisitas (LD50) kondisi basah menjadi media
• dosis terapeutik harian alami untuk bakteri dapat
tumbuh
C. Pemenuhan Kriteria Parameter Validasi Pembersihan

Penentuan suatu 1. Perhitungan nilai MACO berdasarkan health-base data


parameter ADE (Acceptable Daily Exposure) didefinisikan sebagai taksiran
memenuhi syarat
atau tidak dosis yang tidak mungkin menyebabkan efek buruk jika seseorang
terkena senyawa marker.

ditentukan oleh 𝐴𝐷𝐸 = 𝑁𝑂𝐴𝐸𝐿 𝑥 𝐵𝑊


metode penilaian 𝑈𝐹𝑐 𝑥 𝑀𝐹 𝑥 𝑃k
MACO (Maximum
Allowable Carryover)
Sehingga nilai MACO dapat dihitung melalui persamaan sebagai
Nilai Maksimum 10
ppm berikut:
𝑀𝐴𝐶𝑂 = 𝐴𝐷𝐸𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡
𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡
C. Pemenuhan Kriteria Parameter Validasi Pembersihan
2. Perhitungan nilai MACO 3. Perhitungan nilai MACO berdasarkan toksisitas
berdasarkan dosis terapeutik harian (LD50)
Jika tidak ada data lain yang tersedia (misalnya ADE,
𝑀𝐴𝐶𝑂 = 𝑇𝐷𝐷𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡 OEL, TDD) dan hanya tersedia data LD50 (misalnya
𝑆𝐹 𝑥 𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡 bahan kimia, bahan antara, deterjen), maka MACO
dapat didasarkan pada data LD50.
dimana; 𝑁𝑂𝐸𝐿 = 𝐿𝐷50 𝑥 𝐵𝑊
SF = Safety Factor (biasanya 1000 2000
digunakan dalam perhitungan Sehingga nilai MACO dapat dihitung melalui persamaan
berdasarkan TDD). sebagai berikut:
𝑀𝐴𝐶𝑂 = 𝑁𝑂𝐸𝐿𝑝𝑟𝑒𝑣𝑖𝑜𝑢𝑠 𝑥 𝑀𝐵𝑆𝑛𝑒𝑥𝑡
TDDnext = Therapeutic Daily Dose 𝑆𝐹𝑛𝑒𝑥𝑡 𝑥 𝑇𝐷𝐷𝑛𝑒𝑥𝑡
ukuran standar dosis terapeutik harian
untuk produk sebelumnya (mg/hari). Rute administrasi Safety factor

Safety Factor Topikal 10 – 100


Produk oral 100 – 1000
Parenteral 1000 – 10000
D. METODE SAMPLING VALIDASI PEMBERSIHAN

1. Metode Sampling memilih lokasi pengambilan sampel yang diinginkan


Validasi Pembersihan
(Metode Swab)

Peralatan dalam proses


pembuatan produk dijadikan
hotspot & situs kritis

Pemilihan salah satu teknik ini harus dapat


dibuktikan secara ilmiah dan memenuhi tujuan
penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah
residu dapat dikurangi hingga batas yang dapat
diterima.
D. METODE SAMPLING VALIDASI PEMBERSIHAN

2. Metode Pengampilan
Sampel (Cuplikan)
Metode swab sampling method : Metode pengambilan sampel dan pengujian:

 pengambilan sampel dengan cara menggunakan a. Bersihkan kapas usap dengan merendam dalam
bahan apus (swab material) yang dibasahi dengan methanol / pelarut sesuai validasi metode selama 5
pelarut yang langsung dapat menyerap residu dari menit, sonifikasi dan peras.
permukaan alat. b. Pada saat pengambilan sampel, basahkan kapas usap
 Bahan yang digunakan untuk sampling harus dalam metanol/pelarut sesuai validasi, peras kelebihan
kompatibel dengan solvent dan metode analisanya. pelarut dengan menekan di bibir bagian dalam wadah.
 Tidak ada sisa-sisa serat yang mengganggu analisa. c. Sampel diambil di area kritis sesuai protokol.
 Ukuran material harus disesuaikan dengan area d. Letakkan bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan
sampling diusap.
e. Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih,
tutup.
f. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah
divalidasi.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Sampling
Validasi Pembersihan Metode Swab

Metode Validasi Kelebihan Kekurangan


Pembersihan
Metode swab 1. melarutkan dan membuang 1. teknik invasif yang mungkin dapat
sampel secara fisik. membawa serat kapas
2. berdaptasi dengan berbagai 2. hasil mungkin bergantung pada teknik
permukaan. pengambilan
3. ekonomis dan banyak tersedia. 3. bahan dan desain kapas bisa
4. dapat memungkinkan menghambat perolehan kembali dan
pengambilan sampel area yang spesifisitas metode.
ditentukan. 4. sulit untuk dilakukan evaluasi di area
5. berlaku untuk residu zat aktif, yang besar, kompleks dan sulit (misal
mikroba, dan residu agen celah pipa, katup)
pembersih. 5. asumsi ketidakseragaman kontaminasi
6. residu yang tidak dapat pada permukaan
dilarutkan dapat diambil dan 6. harus secara teliti menentukan
dipindahkan secara fisik perhitungan lokasi swab
TERCANTUM PADA
Kebijakan dan BPOM RI TAHUN 2009
Pesyaratan Validasi
tentang Pedoman Cara
Pembuatan Bahan Baku
Aktif Obat Yang Baik

Anda mungkin juga menyukai