Buku Pedoman Pipa 1 PDF
Buku Pedoman Pipa 1 PDF
PENGERTIAN PIPELINE
Jalur pemipaan adalah sebuah proses untuk menghantarkan fluida (dalam hal ini bisa
minyak mentah atau gas) dari sumur pengeboran hingga ke konsumen, yang diperlengkapi
dengan fasilitas pendukung. Pipa biasanya berbentuk silinder dan digunakan untuk
menghantarkan fluida cair atau gas dan dalam penggunaannya sudah dispesifikasi dan
distandarisasi. Yang termasuk dari sistem pemipaan ini adalah pipa, sambungan, katup,
pompa dan peralatan lain yang terkait.
• Stasiun untuk pompa dan kompresor: stasiun pompa dan kompresor diperlukan
untuk mengalirkan fluida melalui pipa ( agar fluida dapat terus bergerak maka
tekanan di dalam jalur pemipaan harus ditingkatkan ) untuk meningkatkan tekanan
digunakan pompa dan kompresor. Biasanya minyak mentah sudah distabilkan (
kandungan gas sudah dihilangkan ) sebelum diterima oleh stasiun ini. Stasiun
pompa yang kecil memiliki satu sampai tiga tangki pengumpul dan lebih dari satu
pompa yang memiliki daya 200 – 500 HP, untuk stasiun pompa yang lebih besar
memiliki 20 buah tangki pengumpul dan memiliki lebih dari satu pompa yang
masing-masing memiliki daya 1000 HP. Untuk pipa gas tekanan yang dihasilkan
lebih dari 50 Psi.
• Pipa: Pipa biasanya berbentuk silinder dan digunakan untuk menghantarkan fluida
cair atau gas dan dalam penggunaannya sudah dispesifikasi dan distandarisasi
• Ruang control: Ruangan ini diperlukan untuk mengefisienkan pengoperasian fluda
dan mengatur system pemipaan dalam satu lokasi.
• Meter / Regulatng stations ( MRS ), disebut juga dengan stasiun penerima,
fasilitas ini merupakan titik penjualan gas bumi atau minyak mentah dari jaringan
transmisi ke jaringan distribusi. Disinilah debit aliran dan tekanan fluida dari jalur
transmisi disesuaikan agar bisa dialirkan ke jalur distribusi
(a) Seamless pipe: sebuah proses dari membentuk pipa dari plat panas dan tidak
menggunakan proses las.
(b) Continuous welding: adalah sebuah proses pembentukan plat lembaran dengan
proses pemanasan dan penekanan ujung masing-masing plat kemudian kedua ujung
plat itu dilas memanjang.
(c) Electric welding: adalah sebuah proses pembentukan pipa dengan induksi
elektromagnetik dari las. Dimana kedua ujung plat yang akan dilas terlebih dahulu
dilakukan proses penekan.
(d) Laser welding : adalah sebuah proses pengelasan yang menggunakan sinar laser
untuk menyambung ujung-ujung plat yang akan dibuat menjadi pipa.
(e) Submerged-arc welding : adalah sebuah proses pengabungan plat menggunakan
pengelasan bunga api listrik.
(f) Gas metal-arc welding : adalah sebuah proses pengabungan plat dengan
memanaskan plat tersebut dengan busur api listrik diantara konsumsi elektroda
yang terus berlangsung.
MATERIAL PIPA
Kondisi-kondisi yang harus diwaspadai oleh desainer:
(a) Desainer harus memberi perhatian lebih pada temperatur lokasi / lingkungan sekitar
jalur pipa karena perubahan temperatur yang drastis sangat mempengaruhi
performa dari material pipa jika pipa berada di atas permukaan tanah.
(b) Pemilihan material harus sesuai dengan code & standard yang berlaku dan hal ini
menjadi tanggung jawab desainer untuk memilih material yang tepat untuk pipa.
Desain:
(a) API RP 1111 : Design, construction, operation, & maintenance of offshore
hydrocarbon pipeline (limit state design).
o design.
o materials and dimensions
o safety systems.
o construction and welding
o inspection and testing
o operation and maintenance
(b) API STD 2610 : Design, construction, operation, maintanance & inspection
of terminal tank facilities.
o site selection and spacing requirements
o pollution prevention and waste management
o safe operations of terminals & tanks
o fire prevention and protection
o t ank
o dikes and berms
o pipe, valves. pumps. & piping systems
o loading, unloading. and product transfer facilities
o corrosion control
o structures, utilities, and yard
o removals and decommissioning of facility
2.1.2 Pengelasan
(a) API RP 582 : Welding guidelines for chemical, oil & gas.
o general welding requirements
o welding processes
o welding consumables (filler metal and flux)
o shielding and purging gases
o preheating and interpass temperature.
o postweld heat treatment (pwht)
o cleaning and surface preparation
o special procedure qualification requirements/testing
(d) API STD 600 : Steel gate valves-flanged & but welding ens.
o design
o wall thickness
o flanged ends
o butt-welding ends
o gate
o bolting
o materials
o testing, inspection and examination
o marking
(b) API PUBL 1157 : Hydrostatic test water treatment & disposal options for
liquid pipeline system.
o characterization of water
data evaluation
o pipeline pre-cleaning
o performance of existing technologies
pigging
pigging and pre-washing
hay baies/high rate of treatment
activated carbon adsorption
air stripping
o other treatment technologies
filtration
dissolved air flotation (daf)
ultra-violet light oxidation
o technology evaluation process
o estimated costs
pigging
pigging and pre-washing
hay baies/high rate of treatment
activated carbon adsorption
air stripping
dissolved air flotation (daf)
ultra-violet light oxidation
o test water management options
pretreating inlet water to the pipeline system
utilizing refinery, terminal, or plant waste water treatment systems
pre-piggingipre-washing
(f) API STD 1160: Managing system integrity for hazardous liquid pipeline.
o data gathering, review, and integration
o risk assessment implementation
o initial baseline assessment plan development and implementation
o mitigation options
o integrity management of pipeline pump stations and terminals
(g) API PUBL 346: Result of range finding testing of leak detection.
o protocols and test methods
o observations and results
o field inspection results
2.1.4 Desain:
(a) ASME SA-106 :Specification for seamless carbon steel pipe for high-
temperature service
o ordering information
o bending requirements
o hydrostatic test
o nondestructive electric test
o drilled hole
o dimensions, weight, and permissible variations
o lengths
o workmanship, finish and appearance
o end finish
o number of tests
o table
chemical requirements
tensile requirements
elongation values
variations in outside diameter
marking
(b) ASME SA-312 : Specification for seamless and welded austenitic stainless
steel pipes
o ordering information
o permitted variations in wall thickness
o hydrostatic or nondestructive electric test
o lengths
o repair by welding
o table
chemical requirements
tensile requirements
annealing requirements
permitted variations in wall thickness
pipe and filler metal specification
(c) ASME SA-333 :Specification for seamless and welded steel pipe for low-
temperature service
o ordering information
o permitted variations in wall thickness
o hydrostatic or nondestructive electric test
o lengths
o repair by welding
o table
chemical requirements
stress relieving of test pieces
tensile requirements
impact requirements for grades 1, 3, 4, 6, 7, 9, and 10
impact temperature
impact temperature reduction
2.1.7 Desain:
(a) JIS G 3452 ( 1988 ): Carbon steel pipes for ordinary piping
o Komposisi kimia
o Sifat-sifat mekanikal
o Karakteristik hidro tes dan tes tanpa merusak
o Dimensi, berat, toleransi
o Metode pembuatan
o Inspeksi
Kimia
Tensile
Bending
Tes hidrostatik
o Laporan
(b) JIS G 3454 ( 1988 ): Carbon steel pipes for pressure service
o Komposisi kimia
o Sifat-sifat mekanikal
o Karakteristik hidro tes dan tes tanpa merusak
o Dimensi, berat, toleransi
o Metode pembuatan
o Inspeksi
Kimia
Tensile
Bending
Tes hidrostatik
o Laporan
(c) JIS G 3455 ( 1988 ): Carbon steel pipes for high pressure service
o Komposisi kimia
o Sifat-sifat mekanikal
o Karakteristik hidro tes dan tes tanpa merusak
o Dimensi, berat, toleransi
o Metode pembuatan
o Inspeksi
Kimia
Tensile
Bending
Tes hidrostatik
o Laporan
(d) JIS G 3456 ( 1988 ): carbon steel pipes for high temperatur service
o Komposisi kimia
o Sifat-sifat mekanikal
o Karakteristik hidro tes dan tes tanpa merusak
o Dimensi, berat, toleransi
o Metode pembuatan
o Inspeksi
Kimia
Tensile
Bending
Tes hidrostatik
o Laporan
(f) JIS G 3460 (1988 ): steel pipe for low temperature service
o Komposisi kimia
o Sifat-sifat mekanikal
o Karakteristik hidro tes dan tes tanpa merusak
o Dimensi, berat, toleransi
o Metode pembuatan
o Inspeksi
Kimia
Tensile
Bending
Tes hidrostatik
o Laporan
2.1.8 Pengelasan
(a) JIS Z 3601 ( 1980 ) : Latihan manual Arc welding untuk plat lembaran
o Mesin las
o Peralatan pengelasan
o Elektroda / kawat las
o Pengelasan
Persyaratan umum
Persiapan pengelasan
Prosedur pengelasan
1) Butt join
2) “T” join
3) Lap join
Fillet
Plug
4) Joggled join
5) Corner join
6) Edge join
2.1.9 Pengujian
(a) JIS Z 3050 (1978) : Jenis-jenis metode non-destruktif tes untuk pemipaan
o Inspeksi visual
o Radiografi tes
Peralatan
Metode
Kondisi standar
o Tes cairan penetran
Peralatan
Metode
Standar kondisi
o Ultrasonik tes
Peralatan
Metode
Kondisi standar
o Partikel magnetik tes
Peralatan
Metode
Kondisi standar
o Kriteria diterima inspeksi visual, radiografi, cairan penetran, ultrasonik,
partikel magnetik.
(b) JIS Z 2343: (1982) : metode kerja tes cairan penetrasi dan klasifikasi indikator.
o Tujuan
o Metode
Klasifikasi metode
o Urutan kerja
Pembersihan awal
Cara melakukan penetrasi
Emulsifikasi
Pembersihan dan pemindahan
Pengeringan
Tes penetrasi
Pengamatan
Pengulangan tes jika diperlukan
Pembersihan setelah pengamatan
o Peralatan dan jenis cairan tes
o Pengecekan dan pemeliharaan cairan tes
o Pengklasifikasian indicator
o Penilaian dan pencatatan hasil tes
o Pengarsipan
(c) JIS Z 3104 (1968) : Metode Radiografi tes dan penglasifikasian untuk pengelasan
baja.
o Metode radoigrafi tes
Mengalibrasi peralatan tes
Penyetelan arah radiasi
Pengecekan ketebalan benda yang akan diuji
Mempersiapkan Image Quality Indicator ( IQI ) dan kontrasmeter
Mengatur alat uji pada benda uji
Melakukan tes dan pencatatan hasil
o Pengklasifikasian radiografi
o Pencatatan hasil tes
3 KONSTRUKSI
KONSTRUKSI PIPELINE
(a) Fixtures : elemen yang digunakan untuk mendukung stuktur pipa termasuk termasuk
didalamnya adalah: hanger rods, spring hangers, sway braces, counterweights,
turnbuckles, struts, chains, guides and anchors, and bearing type fixtures such as
saddles, bases, rollers, brackets, and sliding supports.
(b) Structural attachments: elemen yang termasuk untuk mendukung struktur pipa
termasuk didalamnya mesin las & alat-alat clamping untuk las.
(b) Di dalam permukaan tanah — pipa ada di bawah permukaan tanah dan dilindungi
dengan gravel padding yang kedalaman normalnya berkisar antara 8 ft sampai 16 ft.
serta dilengkapi dengan peraltan anti karan yang dipasang pada pipa.
Kegiatan Survey
Yaitu pekerjaan yang pertama kali dilakukan sebelum kegiatan konstruksi dimulai agar
diperoleh data-data pendukung bagi basic design dsb.
Hasil yang diperoleh :
- Koordinat jalur pipa
- Pematokan kilo meter point
- Data basic design
Kegiatan awal field joint coating kegiatan finishing field joint coating
Gbr 18. Kegiatan field joint coating
8. Kegiatan Tes Holiday
Yaitu proses pengujian hasil pelapisan/joint coating dengan menggunakan tegangan 12 KV
dimana jika terjadi kebocoran coating, alat ini akan mengeluarkan bunyi alarm atau terjadi
“Spark” pada daerah yang bocor. Sebelum pengujian Holiday Detector terlebih dahulu
dilakukan kalibrasi terhadap besaran arus listriknya, sehingga sesuai dengan kalibrator.
1. Kegiatan Survey
- Untuk menentukan posisi jalur sesuai dengan gambar rencana.
- Menentukan kondisi aktual dari lingkungan sekitar jalur misal : kedalaman seabed,
profile, utilitas lain dan aktivitas nelayan
- Koridor yang disurvey untuk laut dalam dan sedang adalah ± 200 m dengan interval
50 m dan 25 m untuk cross section
Peralatan yang digunakan :
- DGPS, Echo Sounder, Survey Barge
Hasil yang dicapai :
- Drawing, data arus laut, keadaan seabed.
2. Kegiatan Pre-trenching
Yaitu pekerjaan penggalian jalur didaerah dangkal atau pantai untuk kedalaman ≤ 13 m
sebelum peletakan pipa secara keseluruhan di dasar laut.
- Lokasi Mangrove: yaitu membersihkan jalur dari pohon bakau.
- Lokasi Near Shore: yaitu untuk akses Barge.
4. Kegiatan Beveling
Yaitu pekerjaan pembuatan bevel ( J Bevel ) pada kedua ujung pipa di daerah incoming
rack sebelum dapat dilakukan pengelasan.
6. Kegiatan Radiography Test, aktifitas radiography test sama dengan kegiatan onshore.
9. Kegiatan Grouting
Yaitu proses pengisian foam kedalam celah diantara concrete coating hal ini bertujuan agar
permukaan sambungan kedua pipa sama dengan permukaan concrete coating.
Peralatan yang digunakan :
- Foam pengisi
- Karet pembungkus foam coating
- Tabung foam.
- Kompresor untuk menginjeksikan foam
Hasil yang diperoleh : Permukaan pipa yang satu dengan yang lain akan sama datar
Hasil yang diperoleh: pipa tertanam sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Offset atau mismatch adalah kondisi di mana dua benda yang akan dilas tidak sempurna
kesejajarannya.
Penyebab:
o Ketidaksejajaran pada saat melakukan proses Fit-up & aligment
Gbr 50. Offset
7. Inadequate weld reinforcement adalah ketebalan capping lebih rendah dari benda kerja.
Penyebab:
o Arus lebih tinggi dari WPS
o Kecepatan pengelasan lebih rendah dari WPS
8. Crack adalah penyusutan tegangan yang terjadi ketika masa pendinginan setelah
pengelasan.
Penyebab:
o Pendinginan hasil pengelasan yang lebih cepat dari WPS
o Pemilihan kawat las yang tidak sesuai dengan WPS
o Teknik mengelas yang kurang baik
o Sudut bevel yang lebih kecil dari WPS
Metode kerja pengelasan : mesin las dan peralatannya, sikat pembersih pipa,
chaine blok, balok penahan, external clamp
Metode kerja road crossing (boring): Boring, cangkul, side boom, rambu-rambu keamanan.
Metode kerja river crossing : eskavator, concrete wall, lifting belt, peralatan las,
side boom
Metode kerja tes Hidrostatik : pompa air, pompa tekan, indikator, recorder, Pressure
and temperature gauge, Pressure and temperature
recorder, Dead weight tester, Flow-meter, filling
Pump minimal 25 m3/ jam (1 unit), water supply
pump, high pressure pump (>1000 Psi), water
treatment system, air compressor, water storage : 0,2
m3 , pressure gauge : 0 – 1000 Psi (2 unit),
temperature gauge : 0 – 1000 C (1 unit).
Minyak mentah, Liquid Natural Gas (LNG), Liquid Petroleum Gas (LPG) dan produk-
produk industri perminyakan lainnya disimpan di dalam tangki penyimpanan.
Berdasarkan lokasi, tangki penyimpanan terbagi menjadi dua:
Tangki penyimpanan di atas tanah
Tangki penyimpanan di dalam tanah
Berdasarkan tekanan terbagi menjadi dua:
Non pressure
Pressure storage tanks
Tangki penyimpanan berada pada akhir jalur pengumpul (gathering lines yang
mengalirkan minyak mentah dari berbagai sumber sumur pengeboran), pada kilang
minyak.
Gbr 61. Contoh oil storage tank
PEMERIKSAAN MATERIAL
Roll Meter, Thickness Gage, White Marker.
PEKERJAAN PENGECATAN
Roll, cat.
3.4 STASIUN
suatu fluida di dalam pipa dapat bergerak dikarenakan adanya perbedaan tekanan, ketika fluida
bergerak maka tekanan turun jadi untuk mempertahankan agar fluida dapat terus mengalir maka
tekanannya harus dinaikan dan dijaga. Untuk meningkatkan tekanan sepanjang jalur pipa
digunakan pompa dan compresor, prinsip kerja pompa dan kompresor pada dasarnya adalah sama
yaitu untuk meningkatkan tekanan di dalam pipa, Namur perbedaannya pompa digunakan untuk
fluida cair dan compresor digunakan untuk fluida gas.
gas atau fluida cair bergerak melalui impeller di dalam kompresor atau pompa, keluar melaui nosel
sehingga tekanannya meningkat. Biasanya stasiun pompa berjarak setiap 20 s/d 100 mil, tergantung
kepada karakteristik fluida yang dihantarkan serta kondisi lahan dan stasiun kompresor berjarak
setiap 40 s/d 100 mil.
Ketebalan nominal pipa: ketebalan nominal pipa harus sesuai code & standar yang berlaku
sesuai referensi. Elemen pendukung dari pipeline: terdiri dari fixtures dan alat-alat
pendukung struktur.
Langkah-langka dasar dalam memilih ukuran pipa adalah:
1. menetapkan kondisi operasi seperti: kecepatan aliran, temperatur, tekanan,
komposisi dari fluida selama dalam sistem pemipaan.
2. menggunakan kecepatan sebagai limit standar untuk menghitung diameter dalam
dari pipa.
3. setelah mendapatkan diameter dalam pipa jika menemukan lebih dari satu standar
pipa maka untuk tiap standar tersebut dihitung ketebalan pipa berdarsarkan tekanan
maksimal yang diizinkan saat beroperasi, kemudian tentukan ketebalan pipa
masing-masing standar tersebut.
4. hitung nilai maksimum dan minimum kapasitas dari masing-masing standar ukuran
pipa dengan menggunkan kecepatan sebagai acuan.
5. hitung pressure drop dari masing-masing ukuran pipa dan bandingkan hasilnya
dengan tabel pressure drop.
6. Kumpulkan semua informasi dari nomor 1 sampai 5 lalu tentukan ukuran pipa yang
tepat untuk semua kondisi operasi.
7. menghitung desain dari peralatan pendukung pipa dan analisa tengangannya.
Desain Tangki
Yang termasuk dalam desain tangki adalah: atap tangki ( fixed roof tanks ), internal
floating roofs, vapor recovery systems, external floating roof tanks with weather covers
(aluminum domes) . Faktor-faktor yang mempengaruhi tipe pemilihan tangki meliputi:
o Tekanan uap air, tekanan operasi, temperatur minimal untuk terbakar dari fluida
yang akan disimpan, temperatur dari rpoduk yang akan disimpan.
o Kapasitas tangki, frekuensi penambahan produk, jumlah produk yang menguap ke
udara ketika proses pengisian dilakukan.
o Regulasi, batas minimal produk yang menguap..
o Resiko kebakaran yang dapat ditimbulkan, baik oleh kecelakaan tangki atau
fasilitas pendukung.
o Sifat korosi dari material baja, material produk yang disimpan, kandungan kimia
fluida, material yang terkandung dalam fluida..
o Lapisan gas pelindung.
o Temperatur dan standar level fluida.
o Desain sambungan las.
tegangan yang terjadi pada tangki:
• longitudinal stress, terjadi karena tekanan di dalam tangki
• circumferential stress, terjadi karena tekanan di dalam tangki
• Residual Weld stress, terjadi karena pemanasan setempat akinbat pengelasan
• tegangan yang terjadi karena pengaruh angin, salju, alat bantu dan beban impact
• tegangan yang terjadi karena perubahan temperatur
Dalam mendesain tangki harus mengacu kepada standar internasional yang berlaku, yaitu
standar API 650 (welded steel tank for oil storage).
Menentukan ketebalan shell menurut metoda satu kaki dalam unit amerika
2,6 x D x ( H − 1) x G
td = + CA
Sd
2,6 x D x ( H − 1) x G
tt =
St
Di mana:
td = ketebalan desain dinding, dalam inci
tt = ketebalan dinding dalam uji hidrostatis, dalam inci
D = diameter nominal tangki, dalam feet
H = tinggi permukaan desain cairan, dalam feet
(ketinggian dari dasar tangki hingga di puncak shell / badan tangki termasuk siku
atas / top angle, atau dari dasar ke dasar saluran luberan / overflow yang
membatasi ketinggian pengisian tangki atau dari dasar ke level yang ditetapkan
oleh pihak pembeli yang terhalang oleh tutup terapung internal atau dikendalikan
untuk menghadapi kemungkinan terjadinya gerakan cairan / sesmic wave akibat
gempa.)
G = berat jenis desain cairan yang ditimbun, yang ditentukan oleh pihak pemesan
CA = kelonggaran karat yang ditentukan oleh pihak pemasok
Sd = stress yang diijinkan untuk kondisi desain, dalam lbf / sq. in.
St = stress yang diijinkan untuk kondisi dalam tekanan uji hidrostatis
ketebalan total dari plat dinding harus lebih tebal dari daftara di bawah ini:
P = longitudial force
pπd 2
P =
4
a = area
= tπ d
f = stress
pπd 2
P 4 = pd = induced stress
f= =
a tπd 4t
pd
atau t =
4f
Circumferential stress
Circumferential stress hanya disebabkan oleh tekanan dalam (internal pressure)
P = Force
= pdl
a = area
= 2tl
P pdl pd
f = stress = = =
a 2tl 2t
pd
t=
2f
Efisiensi sambungan las dan toleransi korosi
untuk longitudinal force
pd
t= +c
4 fE
dengan :
t = ketebalan plat (inchi)
p = tekanan dalam (Psi)
d = diameter dalam (inchi)
f = gaya yang diijinkan (Psi)
E = efisiensi sambungan (dalam tabel)
c = toleransi krosi yang diijinkan
Berdasarkan API Spec 12 B, desain pondasi tangki ada tiga jenis, yaitu:
• desain pondasi konus: untuk tangki yang memiliki ukuran diameter dalam lebih
kecil dari 29 ft 8 5/8 inch, mengikuti ukuran di bawah ini.
Berat total
Wt = Wb + Wa
Desain atap
Bentuk atap yang paling umum dari sebuah tangki penyimpanan adalah konus, kubah,
seperti payung.
desain sudut atap harus mengikuti tabel sesuai standar API 650
Pembebanan yang harus diperhatikan dalam melakukan desain pondasi jembatan antara
lain:
beban mati jembatan
beban hidup
beban angin
beban pile cap
beban mini pile
keterangan: dari antara beban mati jembatan, beban hidup, beban angin dicari kombinasi
yang memberikan reaksi yang paling besar, kemudian ditambah dengan beban pile cap dan
beban mini pile
Beban Angin
= titik buhul
yaitu beban angin yang bekerja di titik buhul dan arahnya tegtak lurus titik buhul /
sejajar arah melintang jembatan
Yang perlu diperhatikan juga dalam mendesain jembatan adalah melakukan analisa
terhadap ukuran profil baja apakah aman untuk dipakai dan dk apakah lendutan yang
terjadi masih aman, untuk mengecek lendutan yang terjadi memakai persamaan di bawah
ini:
lendutan yang terjadi < L/25 ..... (berdasarkan Pedoman Perancangan Bangunan Baja)
di mana L adalah panjang bentang
hal lain yang perlu diperhatkan adalah perhitungan tiang pancang, Perhitungan kapasitas
tiang pancang mini pile menggunakan data uji sondir dan rumus yang dipakai sebagai
berikut:
JHP x O q c x Ab
Qa = +
5 3
di mana:
JHP = kumulative dari sleeve friction sampai pada kedalaman yang diinginkan
O = keliling tiang
qc = tahanan konus pada kedalaman yang diinginkan
Ab = penampang tiang pancang
contoh pondasi jembatan
Gbr 80. Pembuatan pondasi jembatan
4 METODE KERJA
Metode pelaksanaan ada dua macam yaitu untuk metode pipa yang ada diatas permukaan
tanah dan pipa yang ada di bawah permukaan tanah. Dibawah ini contoh metode kerja
yang ada di DME PT WIKA
pengelasan
a. Setiap ujung pipa di-swab sebelum dilas untuk membersihkan dari kotoran,
cat, minyak, hewan atau lainnya. Daerah yang dibersihkan minimal 1 inch
dari ujung pada kedua sisi (dalam dan luar)
b. Pengelasan pada flange dilakukan NDT (Radiography) 100 %
c. Setiap ujung pipa yang akan dilas harus di bevel dengan sudut sesuai
dengan ANSI B.16.25 “But Welding Ends”
d. Gap antar material harus diset sesuai dengan WPS
e. Penyetelan dan Pengelasan fitting meliputi :
¾ Penyambungan pipa ke Fitting
¾ Penyambungan Fitting ke Fitting
f. Alat pelindung diri yang digunakan :
¾ Safety shoes
¾ Kedok las
¾ Appron / jaket kulit
¾ Sarung tangan kulit
¾ Sarung tangan kain
inspeksi pengelasan
a Inspeksi Penyetelan.
a.1 Pemerikasaan hasil penyetelan sesuai gambar dan WPS.
a.2 Periksa/check dimensinya (Gap)
a.3 Untuk komponen / produk yang akan dilas periksa persiapan pengelasan.
a.1.1 Bevelnya.
a.1.2 Pembersihan permukaan yang akan dilas.
a.1.3 Periksa kebenaran tack weld.
a.1.4 Buat laporan hasil hasil pemeriksaan.
b. Inspeksi Pengelasan / Welding.
b.1 Periksa penggunaan pemanas kawat.
b.2 Periksa kawat yang digunakan (contoh kawat las E7010, E6010).
b.3 Periksa penggunaan amperenya pada waktu pengelasan sedang
berlangsung.
b.4 Amati perlakuan pembersihan layer demi layer / tahap per tahap pada
waktu melakukan pengelasan.
b.5 Periksa hasil pengelasan secara tampak/visual terhadap :
b.1.1 Cacat retak permukaan (bila terjadi retak permukaan maka hasil
las harus diperbaiki/repair).
b.1.2 Alur permukaan/reinforcement las harus rapi.
b.6 Periksa hasil pekerjaan penyelesaian akhir (Finishing) hasil las harus
bersih dan tidak ada spatter (percikan las).
b.7 Beri identifikasi sesuai statusnya (diterima, ditolak, atau diperbaiki) agar
komponen dapat diproses lebih lanjut.
b.8 Masukkan semua data inspeksi kedalam format inspeksi).
Catatan:
Metode kerja joint coating.
a. Bersihkan semua permukaan joint pipa dari karat dan minyak menggunakan
wire brush & kain majun.
b. Lakukan pemasan pada joint pipa dengan burner hingga suhu dikisaran 60o
c
c. Panaskan joint coating (heat srinkable) lalu tempelkan hingga seluruh joint
pipa tertutup
d. Panaskan joint coating (heat srinkable) yang telah menempel hingga
menyatu dengan pipa
e. Pastikan joint coating telah menyatu dengan pipa.
f. Setiap sambungan pipa harus dilakukan joint coating, pekerjaan ini harus
dilakukan dengan segera sebelum pipa diturunkan kedalam galian.
g. Joint coating dilakukan sampai material pipa lolos QC.
h. Setiap penyimpangan pada pelaksanaan joint coating harus mendapatkan
persetujuan dari Pelaksana Utama.
i. Joint coating meliputi :
¾ Surface cleaning (pembersihan permukaan).
¾ Aplikasi Heat Shrink Sleeves.
PEKERJAAN PENGELASAN
PERSIAPAN
o Melakukan penyambungan material dengan menggunakan proses las sesuai dengan
Prosedur Pengelasan (WPS) yang telah diuji (dapat dibuktikan dengan adanya
Procedure Qualification Record atau PQR).
o Bagian material yang akan dilas harus dibevel dulu sesuai dengan persyaratan
dalam gambar kerja, dengan menggunakan potong api dan mesin gerinda.
o Lakukan fit – up terhadap material yang akan dilas.
o Permukaan yang akan dilas harus bersih dari minyak, grease, karat dan kotoran lain
serta harus dalam keadaan kering.
o Hindari melakukan pengelasan dalam keadaan hujan dan angin kencang.
o Elektroda/ kawat las harus dalam keadaan kering.
o Untuk menjaga kawat las tetap kering, kawat las harus dimasukkan kedalam
Thermos Las selama pengelasan
o Pindahkan kawat las E7016 dari Baking Oven kedalam Holding Oven, suhu 100oC,
jika tidak akan langsung dipakai.
o Kawat las jenis Low Hydrogen (E7016) hanya boleh diekspos diudara terbuka
selama maksimum 4 jam. Melewati batas waktu tersebut harus dimasukkan ke
dalam Baking Oven kembali.
o Kawat las yang sudah pernah terkena/ terendam air tidak boleh digunakan.
o Selama proses pengelasan dilakukan, secara random, pengecekan terhadap arus dan
voltage yang digunakan dengan menggunakan Tang Ampere (Clamp Meter).
o Lakukan pengukuran Root gap, Root face, sudut bevel, panjang kaki las (Leg Size)
dan tinggi reinforcement dengan menggunakan Welding Gage.
Gunakan batu gerinda dan wire brush dari jenis stainless steel untuk material stainless
steel.
ERECTION RAFTER
Rafter dan centre drum yang telah difabrikasi diinstal dengan memanfaatkan
peralatan yang sama dengan yang digunakan pada saat instalasi shell plate, dengan
tambahan lengan ayun.
FIT UP WELDING ROOF PLATE
Roof Plate diinstal setelah instal rafter selesai dilakukan, dengan menggunakan
peralatan yang sama seperti pada saat instal rafter.
Permukaan roof plate bagian bawah di cat primer terlebih dahulu sebelum diinstal.
Pemotongan plate sesuai dengan lay out dan dimensi yang dipersyaratkan pada
gambar kerja dilakukan diatas rafter untuk menjamin ketepatan pemasangan roof
plate. Dilanjutkan dengan pekerjaan pengelasan antar pelat.
Untuk memudahkan mobilisasi personil dan peralatan keatas roof maka ladder
spiral stairway dapat mulai diinstal setelah instal shell terakhir selesai dilakukan.
FIT UP WELDING STEAM COIL DAN ACCESSORIES
Steam coil dan accessories tangki dapat mulai diinstal setelah pekerjaan instal rafter
selesai dilakukan.
Pekerjaan instal steam coil meliputi :
– Pemasangan Pad Plate untuk Support Pipe.
– Pemasangan Support Pipe.
– Fit Up Steam Coil.
– Pengelasan Steam Coil.
– Pemasangan U-Bolt untuk mengikat Steam Coil pada Pipe Support.
– Hydrostatic Test.
LEAKAGE TEST
Tujuan Leakage Test :
– Test kebocoran tangki
– Test penurunan pondasi, sehingga selama holding time level pondasi harus
diamati setiap hari.
Leakage test dilakukan setelah seluruh pekerjaan pengelasan yang langsung
mengenai body tangki selesai dilakukan.
Lekage Test meliputi :
– Pengisian Air (Filling).
– Holding Time, selama 2 hari.
– Flushing & Oiling.
Air yang digunakan berasal dari sungai terdekat dengan tangki.
Air dipompakan ke dalam tangki dengan menggunakan 4 buah Engine Pump,
kapasitas maksimum 450 USGPM, head maksimum 82 ft.
Flushing (pengosongan air) dilakukan dengan memanfaatkan gaya grafitasi melalui
Nozzle yang ada. Sisa air yang ada dipompa keluar melalui lubang drain.
Oiling, mengoleskan minyak CPO ke dinding tangki sebelah dalam, dilakukan
bersamaan dengan proses flushing.
Peralatan Oiling:
– 2 buah Rakit yang terbuat dari batang pisang 6 buah.
– Ban mobil truk, 8 buah yang digunakan sebagai:
Pelampung orang : 6 buah
Pelampung CPO didalam kaleng : 2 buah
– Papan untuk diletakan diatas rakit sebagai pijakan orang dan diatas ban
untuk meletakan kaleng CPO.
PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang lain selesai.
Pekerjaan Pengecatan meliputi :
– Surface Preparation
– Primer Coating
– Intermediate Coating
– Finish Coating.
Pengujian Material
Pengujian cathodic protection: untuk
memastikan pelaksanaan inspeksi pada
pekerjaan Katodik Proteksi sesuai dengan
spesifikasi yang digunakan.
Katodik Proteksi : alat yang dipasang
untuk memperlambat proses oksidasi pada
pipa dengan cara mengalihkan
(mengorbankan) material yang disiapkan
sebagai material korban, yang mutunya
lebih rendah dari mutu material pipa yang
terpasang.
Alat uji harus dipastikan dalam kondisi
sudah dikalibrasi. Katodic Proteksi
Holiday Test
Inspeksi pengelasan pipa: untuk
memeriksa hasil penyetelan dan
pengelasan
Radiography test
5.2 JENIS-JENIS PENGUJIAN PADA TANGKI
PENDAHULUAN
Pengertian pengelasan: penyambungan logam dimana ikatan antar atomnya kembali seperti
keadaan semula. Dalam pekerjaan struktur bermacam-macam sambungan las digununakan
, tetapi semua variasi sambungan las itu memiliki empat sambungan dasar yaitu:
• butt joints.
• tee joints.
• lap joints.
• corner joints
Gbr 95. Contoh bentuk sambungan las
Sambungan las terbentuk karena penyatuan benda kerja dengan kawa las dalam keadaan
mencair sepanjang jalur pengelasan.
Seperti pada gambar dibawah ini, panas yang dialirkan dari kawat las menyebar ke material
benda kerja sehingga temperaturnya meningkat sampai pada titik cairnya, kemudian
mengalami pendinginan dan proses penyatuan antar molekul atom terjadi.
Untuk menghasilkan pengelasan yang sempurna diperlukan waktu yang cukup bagi
material untuk mencair dan memerlukan waktu juga untuk proses penyatuan. Pada
praktiknya untuk mencapai titik cair suatu logam atau kawat las maka digunakan bantuan
panas dari luar. Panas yang digunakan biasanya bersumber dari voltase yang rendah (15 –
35 volt) dengan arus yang tinggi (50 – 1000 ampere), atau biasa disebut panas busur (arc).
Seperti pada gambar dibawah ini.
Gbr 98. Contoh sumber panas
hasil pengelasan seperti gambar diatas dapat dimasuki oleh oksigen atau nitrogen dari
udara bebas, dimana oksigen tersebut dapat mengakibatkan porositas sehingga mengurangi
nilai kekuatan hasil pengelasan. Untuk mengatasinya digunakan beberapa metode antara
lain dengan menyelubingi material kawat las dengan flux seperti pada pengelasan
ShieldedMetal Arc Welding (SMAW) dan Submerged Arc Welding (SAW),
Gbr 100. Shielded Metal Arc Welding
Untuk Metal Active Gas (MAG) welding, menghindari porositas dengan cara
menggantikan oksigen yang masuk dengan gas yang tidak reaktif sebagai pelindung.
Hasil pengelasan memiliki struktur karakteristik seperti baja yang dilas, namun memiliki
perbandingan yield dan ultimate strength yang lebih tinggi dari struktur baja. Material dari
hasil las adalah campuran dari logam (benda kerja) yang mencair dengan kawat las yang
mencair juga karena panas yang dialirkan ketika dilakukan proses pengelasan. Dalam
pekerjaan struktur komposisi dari kawat las biasanya telah ditentukan, biasanya mengacu
pada standarisasi dari American Welding Society (AWS) A5.01 Filler Metal Procurement
Guidelines. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi khusus baik pada material
benda kerja maupun pada pemilihan kawat las yang tepat, contoh ketika ingin mengelas
material stainless steel dengan carbon-manganese steel, dibutuhkan kawat las campuran
yang tinggi untuk menghindari retak yang terjadi pada hasil pengelasan.
Hasil pengelasan yang telah menyatu dan sedang dalam proses pendinginan, biasanya
mengalirkan panasnya ke luar dari area pengelasan menuju ke benda kerja, kemudian
disekitar benda kerja yang dilas mengalami kenaikan temperature sehingga bagian benda
kerja itu butuh perlakuan pendinginan juga, biasanya struktur dari benda kerja yang terkena
efek panas ini akan berubah. Fenomena ini disebut heat affected zone.
• Panas yang diterima benda kerja dari sumber panas (energi dari busur).
• Tipe dari joint.
• Ketebalan dari benda kerja.
• Pemanasan awal sebelum pengelasan.
Sebuah metode yang digunakan untuk menetukan interaksi antara factor-faktor diatas agar
menghindarkan retak yang terjadi pada daerah heat affected zone adalah seperti gambar
dibawah ini:
• Untuk menghilangkan kadar hidrogen dari hasil pengelasan dan area yang terkena
ekspansi panas, karena kadar hydrogen dapat meningkatkan resiko dari keretakan
ketika proses pendinginan berjalan. Secara teori hidrogen berasal dari flux kawat
las, oleh sebab itu pemilihan kawat las yang bener dan penyimpanan elektroda yang
baik dapat mengurangi resiko keretakan karena pengaruh hydrogen.
• Untuk menghilangkan kandungan uap air pada permukaan benda kerja.
• Menaikan temperatur benda kerja sampai temperatur normal pengelasan (20oC).
Dalam pengelasan kedalaman dari cairan kawat las yang masuk ke dalam benda kerja biasa
disebut kedalaman penembusan ( lihat gambar xx). Kedalaman penembusan biasanya
memiliki ukuran 1 mm per 100 ampere. Untuk SMAW arus yang digunakan biasanya
tidak lebih dari 350 ampere, yang biasa digunakan 150 – 200 ampere, hal ini berarti bagian
ujung dari benda kerja yang akan dilas harus dibuat alur yang tidak terputus sepanjang
jalur pengelasan (lihat gambar xx ). Alur yang sudah dibuat itulah yang akan menampung
lelehan dari elektroda (lihat gambar xx). Terdapat beberapa variasi dari bentuk alur,
masing-masing memiliki kegunaannya masing-masing dan untuk membentuk alur ini dapat
menggunakan flame cut.
• proses pengelasan
• Posisi pengelasan
• Akses untuk sumber panas
• Volume dari hasil pengelasan yang dibutuhkan.
• Harga untuk pembuatan alur
• Factor penyusutan dan penyimpangan.
Gbr 109. Perhitungan shrinkage
Terdapat tiga prinsip dasar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan untuk pengelasan,
yaitu:
• Oxygen – acetylene.
• Perubahan arus listrik.
• Busur listrik.
Setiap hasil pengelasan dengan menggunakan sumber-sumber diatas harus dilindungi dari
masuknya oksigen atau nitrogen dari udara luar ke area pengelasan. Metode yang
digunakan untuk melindungi area pengelasan dari oksigen atau nitrogen disebut teknik
prelindungan (shielding technique), teknik ini sangat memberikan dampak pengaruh yang
besar terhadap karakteristik dari proses pengelasan, untuk pekerjaan konstruksi proses
pengelasan yang digunakan biasanya menggunakan sumber panas dari busur listrik.
A. Proses pengelasan
Pemilihan Proses pengelasan harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil
pengelasan, ada tiga proses pengelasan yang biasa digunakan untuk pengelasan pipa:
1. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW): biasa dikenal dengan nama TIG, kecepatan
pengelasan rendah, panas yang keluar dari sumber biasanya tinggi & membutuhkan
operator yang terampil, biasanya hanya root pass untuk material X70, X80 atau
stainless steel.
2. Gas Metal Arc Welding (GMAW): biasa dikenal dengan nama MIG, kecepatan
pengelasan lebih cepat dari TIG, sumber panas sulit untuk dikontrol, peleburan tidak
selalu 100%, membutuhkan operator yang terampil.
3. Shielded Metal Arc Welding (SMAW): biasa dikenal dengan stick welding, biaya
pengadaan mesin las paling murah, membutuhkan welder yang terampil, memiliki
masalah tersendiri yaitu pekerjaan sering terhenti karena menukar elektroda.
Hal yang diperhatikan adalah material benda kerja, area kerja dan bentuk sambungan.
Sebaiknya untuk pengelasan pipa gas menggunakan proses pengelasan SMAW untuk butt
joint, fillet, valve, flanges & fittings karena: mobilisasi peralatan las mudah, terlebih lagi
untuk mengelas pipa di bawah permukaan tanah, arus listrik yang konstan dari mesin las,
mudah dioperasikan, mesin las lebih murah dari TIG & MIG, jika rusak mesin las mudah
diperbaiki, elektroda dari SMAW lebih cepat mengalami pendinginan, SMAW
menyediakan elektroda yang sesuai dengan jenis material benda kerja.
B. Material pipa
Pemilihan material pipa sebaiknya sesuai dengan standar API 5L / ASTM serta spesifik.
Yang harus diperhatikan adalah identifikasi dari material pipa, kondisinya serta ketebalan
pipa harus sesuai standar. Pemilihan material pipa termasuk hal yang esensial
menurut API 1104, berdasarkan nilai Yield strength dapat dibagi menjadi tiga grup yaitu:
a. nilai spesifik yield strength minimumnya kurang atau sama dengan 42.000 Psi (290
MPa)
b. nilai spesifik yield strength minimumnya antara 42.000 Psi ( 290 MPa) s/d 65.000
psi ( 448 Mpa)
c. nilai spesifik yield strength minimumnya lebih besar atau sama dengan 65.000 Psi
(448 MPa)
D. Desain Sambungan
Toleransi desain sambungan las yang diijinkan harus ditampilkan dan toleransi harus
ditampilkan untuk semua ukuran. Bentuk ukuran bevel harus mengikuti gambar di atas.
Untuk membuat bevel di lapangan harus menggunakan mesin atau atau gas cutting dan
grinda.
Fillet joint
Pengelasan fillet dapat berbentuk cembung sampai cekung, ukuran dari fillet didefinisikan
sebagai panjang dari bagian yang paling pendek dari dua sisi yang saling tegak lurus dan
ukuran dari fillet tidak boleh lebih kecil dari ketebalan pipa dua material yang akan
disambung.
Pengelasan yang lengkap minimal terdiri dari tiga lapis dan setiap lapisan harus sempurna
menutupi lingkaran sebelum memulai mengelas lapisan diatasnya. Dua lapisan tidak boleh
dimulai pada lokasi yang sama serta lapisan terakhir dari sambungan harus memenuhi
ukuran dari desai WPS baik untuk fillet maupun butt joint.
Pemilihan kawat las berdasarkan bentuk joint (contoh untuk butt joint):
- untuk jenis kawat E 60XX / E70XX (berbeda untuk root / hot pass / filler /
caping )
- diameter kawat (berbeda untuk root / hot pass / filler / caping )
Kawat las harus disimpan pada tempat yang tertutup untuk melindungi dari masuknya uap
air dan melindungi permukaan kawat las dari kerusakan, untuk di lapangan sebaiknya
menggunakan termos khusus penyimpan kawat las. Kawat las yang secara visual rusak
atau basah dianjurkan untuk tidak digunakan.
Jika pengelasan menggunakan arus dan tegangan dari suatu sumber listrik, maka besarnya
nilai arus dan tegangan harus didefinisikan secara spesifik pada WPS, termasuk
polaritasnya.
Untuk proses SMAW arusnya DC dengan polaritas pipa negatif dan elektroda positif,
voltase dan arus untuk setiap elektroda seperti di bawah ini.
Pengelasan harus dilakukan searah sumbu pipa dengan deviasi maksimum 30o dari posisi
horizontal untuk meminimalkan terjadinya distorsi, serta pipa harus dalam posisi tidak
bergerak sampai pengelasan selesai. Posisi pengelasan pada PQR harus tertulis secara
spesifik. Setiap welder bisa mengelas pada posisi 6G untuk pengelasan sambungan pipa.
I. Arah Pengelasan
Arah pengelasan sebaiknya Turun dari atas ke bawah (downward), dimulai dari atas pipa (
untuk root pass, hot pass, filler, caping )
J. Waktu Jeda
Waktu jeda minimum harus ada setelah pengelasan satu lapisan selesai untuk
membersihkan slag dan pendinginan udara untuk hasil pengelasan sebelum melakukan
pengelasan lapisan selanjutnya. Pengelasan harus selesai pada hari yang sama untuk
memulai pengelasan untuk meminimalkan kerusakan pengelasan
K. Proses Fit-Up
Eksternal klem harus digunakan untuk mengelas semua butt joint untuk
meminimalkan kesalahan akibat salah seting seperti, penyimpangan kemiringan
yang melebihi toleransi, timbul posisi high – low antar dua pipa.
Eksternal klem dapat dilepas setelah pengelasan root selesai.
Untuk pipa yang memiliki ketebalan yang sama maka toleransi kemiringannya
tidak boleh lebih dari 1/16”.
Dianjurkan untuk seminimal mungkin menggunakan palu untuk membantu proses
fit-up untuk menjaga lapisan pipa agar tidak rusak serta menjaga kesilindrisan pipa.
Metode kerja fit-up:
1. membersihkan karat pada permukaan bevel dengan gerinda tangan.
2. membersihkan bagian dalam pipa dengan sablon.
3. menaikan pipa dengan tripod minimal 45 cm dari permukaan tanah dan
diganjal dengan balok & sandbag untuk melindungi pelapis pipa (coating)
4. gunakan eksternal klem untuk mengatur kesejajaran antar dua pipa agar
sesuai WPS.
5. cek gap, kesejajaran pipa dengan welding gauge dan kebersihan permukaan
dan bagian dalam pipa dengan pemeriksaan visual.
Butt joint:
3. Melakukan kontroling terhadap proses fit-up 2. Sebaiknya satu welder untuk satu mesin
& alignment las yang tetap
4. Mengatur jarak antara permukaan tanah 3. Membuat lokasi pengelasan yang cukup
dengan pipa minimal 50 cm agar leluasa luas, aman dan nyaman untuk pengelasan
mengelas posisi overhead di dalam tanah
M. Pembuatan WPS
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat WPS adalah:
1. Orang yang membuat WPS adalah mereka yang telah memiliki sertifikat Welding
Engineer.
2. Dalam membuat WPS harus mengacu kepada standar:
a) ASME sec IX QW V: standard WPS atau
b) AWS D 1.1 : Structural Welding Code Steel.
c) API 1104 : Welding of pipelines.
3. WPS di sertifikasi oleh badan yang berwenang.