Anda di halaman 1dari 75

i

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGI PADA Ny.T


HARI KE 6 DI PMB YUNI HARTINI,S.ST
DI SUKAHARJO PRINGSEWU
TAHUN 2019

Laporan Tugas Akhir

Oleh :
NANDA DWI AMITA
NIM. 154012016053

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019
ii

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGI PADA Ny.T


HARI KE 6 DI PMB YUNI HARTINI,S.ST
DI SUKAHARJO PRINGSEWU
TAHUN 2019

Laporan Tugas Akhir


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
PendidikanPada Program Studi Diploma III Kebidanan

Oleh:
NANDA DWI AMITA
NIM. 154012016053

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2019

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


iii

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGI PADA Ny.T


DI PMB YUNI HARTINI,S.ST DI SUKOHARJO
PRINGSEWUTAHUN 2019

Nanda Dwi Amita


49 Hal + 3 Tabel + 2 Lampiran

ABSTRAK

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan,Masa Nifas bisa disebut juga masa sesudah
persalinan,masa perubahan pemulihan,penyembuhandan pengembalian alat – alat
kandungan.proses masa nifas berkisar antara 6-8 minggu. Tujuannya untuk
mengurangi angka kematian pada ibu yang terjadi akibat Pendarahan, Eklampsia,
dan Infeksi maka dari itu bidan harus melaksanakan skrining secara
menyeluruh,deteksi dini,serta menjaga kesehatan fisik maupun psikologis ibu.

Dalam penulisan laporan kasus ini, subjek ini dilakukan pada ibu nifas yang telah
melahirkan 6 hari yang lalu dan akan di berikan manajemen asuhan kebidanan ibu
nifas fisiologis pada Ny.T dengan masalah, anemia sedang. Dan penulis
menggunakan metode deskriptif yang berbentuk Laporan tugas akhir dengan 7
langkah varney dan pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

Hasil penatalaksanaan asuhan nifas fisiologis pada Ny. T sudah diberikan sesuai
prosedur, dan hasilnya TD:120/90 N:80 R:22 S:36,5ºC memberikan tablet fe 2x1,
tentang menjaga pola istirahat dan makan maknan yang kaya akan zat besi. Dari
kasus di atas pendokumentasian dalam bentuk 7 langkah varney dan SOAP yang
sudah di lakukan untuk penyelesaian masalah kebidanan telah di laksanakan
pengkajian berupa analisa data pada Ny.T yakni, pemeriksaan fisik dalam batas
normal ,pemeriksaan hemoglobin, tekhnik menyusu yang baik dan benar, dan
sudah di jelaskan mengenai asuhan yang diberikan.

Kata kunci : Asuhan Ibu NIfas Normal


Referensi :12(2009-2018)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


iv

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGI PADA Ny.T


HARI KE 6 DI PMB YUNI HARTINI,S.ST
DI SUKAHARJO PRINGSEWU TAHUN 2019

Yang Diajukan Oleh :


NANDA DWI AMITA
NIM:154012016053

Telah disetujui tanggal25 Mei 2019

Oleh
Pembimbing I

Wahyu Widayati, M.Keb


NBM. 1156368

Pembimbing II

Nurwinda Saputri, M.Keb


NBM. 1152399

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


v

HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGI PADA Ny.T


HARI KE 6 DI PMB YUNI HARTINI,S.ST DI SUKAHARJO
PRINGSEWU
TAHUN 2019

Laporan Tugas Akhir oleh Nanda Dwi Amita ini telah diperiksa dan
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir / LTA dan
dinyatakan Lulus pada tanggal 27 Mei 2019

MENGESAHKAN

Tim Penguji :
Penguji I :…………………………
Wahyu Widayati, M.Keb
NBM. 1156368

Penguji II : …………………………
Nurwinda Saputri, M.Keb
NBM.1152399

Penguji III : …………………………


Yossy Wijayanti, S.ST., M.Kes
NBM. 1282503

Ketua Program Studi

Wahyu Widayati, M.Keb


NBM. 1156 368

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns.Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J


NBM. 965246

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nanda dwi amita


NIM : 154012016053
Program Studi : DIII Kebidanan
Jenis Karya : LTA/Laporan Tugas Akhir
Judul : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Fisiologi Pada Ny.T Hari Ke
6 di PMB Yuni Hartini S.ST di Sukoharjo Pringsewu

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan


kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu tanpa menuntut ganti rugi berupa
materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Fisiologi Pada Ny.T Hari Ke 6 di PMBYuni Hartini
S.ST di Sukoharjo Pringsewu

Dengan pernyataan ini STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung berhak


menyimpan, mengalih mediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :
Pada Tanggal :
Yang Menyatakan

(……………………)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


vii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nanda Dwi Amita, dilahirkan pada tanggal 16 juli 1998 di Jatimulyo, anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Pahrul Hamidi dan Ibu Deswita.

Riwayat pendidikan yang di tempuh penulis yaitu :

Sekolah Dasar di SDN 1 Penantian ditamatkan pada tahun 2010 , pendidikan

selanjutnya Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Ulubelu ditamatkan pada

tahun 2013, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAM 1

Pringsewu ditamatkan pada tahun 2016, kemudian melanjutkan ke STIKes

Muhammadiyah Pringsewu Prodi DIII Kebidanan sampai dengan sekarang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamiin,ucapan terimakasih penulis panjatkan


kepada allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-nya sehingga
dapat menyelesaikan study kasus asuhan kebidanan pada bayi ny.D usia 7 jam,
disusun guna memenuhi syarat ujian akhir progam di STIKes Muhammadiyah
Pringsewu jurusan D3.
Dengan kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membimbing dan membantu dalam proses penyusunan
laporan kasus kebidanan antara lain :
1. Ns. Arena Lestari, M.Kep, Sp.Kep.J selaku ketua STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.
2. Wahyu Widayati, M.Keb, selaku ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes
Muhammadiyah Pringsewu Lampung sekaligus penguji I
3. Nurwinda Saputri,M.Keb, Selaku penguji II
4. Yossy Wijayanti, S.ST.,M.Kes, selaku penguji II
5. Yuni Hartini, S.ST. Selaku Pembimbing Lahan
6. Seluruh Dosen dan Staf Stikes Muhamadiyah
7. Ny.T dan Keluarga yang sudah memberikan Kepercayaan dan Menjadi
pasien
8. Bapak dan Ibu tercinta yang Telah Mendukung dan memberikan semua
kasih sayangnya untuk penulis yang tiada batasnya dan tanpa pamrih,
semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
9. Seluruh Rekan-rekan DIII Kebidanan Angkatan 10

Penulis menyadari Asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga penyusunan Asuhan
Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada khususnya.

Pringsewu,

Penulis

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................... i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ......................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN ............................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN ............................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 3
D. Ruang Lingkup ..................................................................................... 3
E. Metode Penulisan ................................................................................. 4
F. Sistematika Laporan ............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar ....................................................................................... 6
B. Anemia ................................................................................................. 28
C. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan .................................... 30
D. Nomenklatur Kebidanan ...................................................................... 33

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


x

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Subjektif ............................................................................................... 34
B. Objektif ................................................................................................ 39
C. Assessment .......................................................................................... 40
D. Planning .............................................................................................. 40

BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil BPM ........................................................................................... 43
B. Pemaparan ............................................................................................ 45

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 48
B. Saran ..................................................................................................... 49

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


xi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Tinggi Fundus dan berat uterus menurut masa involusi .................. 12
Tabel 2.2 Nomenklatur Kebidanan .................................................................. 33

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Surat Etik

Lampiran 3 Lembar Konsul

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai

alat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum hamil. Nifas

(puerperium) berasal dari bahasa latin yang mempunyai 2 suku kata yakni

puer dan parous. Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pur perium merupakan masa setelah melahirkan (Asih

2016).

Masa nifas merupakan periode kritis dalam keberlangsungan hidup ibu dan

bayi baru lahir. Sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi dalam

satu bulan pertama setelah persalinan (World Health Organization, 2014).

Untuk itu, perawatan kesehatan selama periode ini sangat dibutuhkan oleh ibu

dan bayi baru lahir agar dapat terhindar dari risiko kesakitan dan kematian.

Menurut Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017, Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, persentase wanita yang

memperoleh perawatan masa nifas dalam kurun waktu 2 hari pertama setelah

persalinan meningkat dari 80% pada SDKI 2012 menjadi 87% pada SDKI

2017. Untuk dapat menurunkan angka kematian ibu, pemerintah membuat

program dan kebijakan teknis yang lebih baru mengenai jadwal Kunjungan

masa nifas World Health Organization (WHO) menganjurkan agar pelayanan

kesehatan masa nifas (postnatal care) bagi ibu mulai diberikan dalam kurun
2

waktu 24 jam setelah melahirkan oleh tenaga kesehatan yang kompeten,

misalnya dokter, bidan atau perawat (World Health Organization, 2014).

Dalam hal ini, ibu nifas dianjurkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

pasca persalinan (selanjutnya disebut KF) minimal 3 kali, meliputi 6 jam

sampai 3 hari setelah melahirkan (KF 1), 4 sampai 28 hari setelah melahirkan

(KF 2), dan 29 sampai 42 hari setelah melahirkan (KF 3) (Kementerian

Kesehatan, 2015).

Kunjungan ini dilakukan untuk menilai keadaan ibu serta untuk mencegah dan

mendeteksi dan menangani masalah – masalah atau penyulit yang di alami ibu

nifas Dengan demikian ibu nifas perlu di berikanasuhankebidanan yang

komprehensif (Walyani, 2015)

CakupanKunjunganPelayananIbunifas di Provinsi Lampung tahun 2016

sebesar 88,50% masihdibawah target yang diharapkanyaitu

95%.BiladilihatcapaianberdasarkanKabupaten/Kota terlihatbahwaada 4

(empat) Kabupaten/Kota yang capaiannnyalebihdari

95%menurutProfilKesehatanProvinsi Lampung Tahun 2016 yang

pertamakotaTanggamusmencapai 100%, Pringsewumencapai 100%, Bandar

Lampung mencapai 100%, Metro mencapai 100%.

Dengandemikianbidanharusberperandanbertanggungjawabseperti,

mengidentifikasidanmeresponterhadapkebutuhandankomplikasi yang

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


3

terjadipadasaatpentingyaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu, 6 minggu. Serta

berkolaborasidengan orangtuadankeluarga.

PMB YuniHartinimerupakanbidan yang berpraktik mandiri di

daerahSukoharjoPringsewu, saatinipraktik yang di lakukanmenerapkanasuhan

yang menyeluruh.

Olehkarenaitupenulistertarikuntukmelakukanasuhankebidanan yang

didokumentasikandalamlaporanstudikasusdenganjudul“AsuhanKebidananIbu

NifasFisiologiPadaNy.T di PMBYuniHartini, S,ST di SukoharjoPringsewu”

B. Tujuan

1. TujuanUmum

Mampumemberikanasuhankebidananpadaibunifasfisiologissecarakomperh

ensifterhadapNy.Tdi PMB YuniHartini,

S.ST.M.Kesdanmelalukandokumentasidalambentuk SOAP.

2. TujuanKhusus

a. Mampu mampu mengkaji dan mengidentifikasi ibu

b. Mampumenentukan diagnosa asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis

pada Ny.T di PMB Yuni Hartini, S.ST di Sukoharjo Pringsewu dengan

masalah anemia sedang

c. Mampu menentukan rencana asuhan pada kasus Ny.Tdengan masalah

anemia sedang

d. Mampu menentukan kebutuhan sesuai asuhan kebidanan pada kasus

Ny.T

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


4

e. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu nifas.

f. Mampu melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP.

C. Manfaat

1. Bagi penulis

Dapatmenerapkanteori yang didapatsaatperkuliahandalampraktekdilahan,

sertamampumemperolehpengalamansecaralangsungdanmemberikanasuhan

padaibunifasdengan anemia sedang.

2. Institusi Pendidikan

Menambah bahan pustaka dalam pelaksanaan tentang asuhan kebidanan

pada ibu Nifas fisiologis, sesuai perkembangan teori-teori dan hasil

penelitian.

3. Lahan Praktik (PMB)

Sebagai masukan dalam melaksanakan dan meningkatkan asuhan

kebidanan pada ibu Nifas Fisiologis dengan memperhatikan standar

operasional prosedur.

D. RuangLingkup

1. Subjek

Subjekpada study kasus asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.T dengan

anemia sedang.

2. Waktu

Study kasus asuhan kebidanan komprehensif dilaksanakan pada tanggal 24

April 2019.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


5

3. Tempat

Study kasus ini dilaksanakan di PMB YuniHartini di SukoharjoPringsewu

E. MetodePenulisan

Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis melakukan dengan beberapa

metode pengumpulan data dengan pendekatan studi kasus menggunakan

teknik-teknik :

1. Wawancara

Dalam penulisan laporan ini penulis mendapatkan data yang akurat

langsung dari pasien dengan melakukan wawancara agar terjalin hubungan

yang lebih baik.

2. Observasi

Data yang akurat dari penulisan makalah ini dapat dengan cara observasi

langsung terhadap kondisi pasien.

3. Studi Kepustakaan

Untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi,

penulis mendapatkan referensi dari berbagai sumber buku mengenai asuhan

pada Ibu Nifas.

4. Dokumentasi

Setelah melakukan wawancara, observasi dan studi kepustakaan data yang

diperoleh didokumentasikan dalam bentuk laporan studi kasus.

F. SistematikaPenulisan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


6

Penulisanlaporan yang

digunakandalampembuatanlaporankasusinidibagimenjadi 5 BAB

sebagaiberikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikanlatarbelakang, tujuan (umumdankhusus),

ruanglingkup, metodepenulisandansistematikapenulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Berisitentangkonsepdasarpenyakitmeliputidefinisi, tujuan,

faktor resiko, patofisiologi, tandadangejala, komplikasi,

dampak, penatalaksanaandanaasuhankebidanan

meliputipengkajian, diagnose kebidanan

danrencanakebidanan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Terdiridaripengkajian kebidanan, diagnosa kebidanan,

perencanaan kebidanan, pelaksanaan, catatan perkembangan

dan evaluasikebidanan.

BAB IV : PEMBAHASAN

Membandingkanantarakonsepteorid BAB II dengan tinjauan

kasus di BAB III meliputipengkajiankebidanan, diagnosa

kebidanan, danevaluasikebidanan.

BAB V : PENUTUP

Berisikesimpulandan saran

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masa Nifas

1. Definisi

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta

sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran

plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti dalam

keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira kira 6 minggu. Masa nifas

merupakan masa selama persalinan dan dan segera setelah kelahiran yang

meliputi minggu – minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi

kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (Marmi 2011).

2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan asuhan masa nifas normal :

a. Tujuan Umum

Membantu ibu dan pasangan nya selama masa trinsisi awal mengasuh

anak.

b. Tujuan Khusus

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif

3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu dan bayinya

7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
8

4) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi

sehat

5) Memberikan pelayanan keluarga berencana (Walyani,2015)

3. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

a. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas

sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan

psikologis selama masa nifas

b. Mendorong ibu untuk menyusui bayi nya dengan meningkatkan rasa

nyaman

c. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan

dengan kesehatan ibu dan anak serta mampu melakukan kegiatan

administrasi

d. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

e. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara

mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi

yang baik,serta mempraktekan kebersihan yang aman

f. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data ,

menetapkan diagnose dan rencana tindakan serta melaksanakannya

untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan

memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas

g. Memberikan asuha secara professional (Asih,2016).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


9

4. TahapanMasa Nifas

Beberapa tahapan masa nifas adalah sebagai berikut:

a. Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan

berjalan-jalan.

b. Puerperium intermediale

Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama

kurang lebih enam sampai delapan minggu.

c. Puerperium remote

Waktu ysng diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan

sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan

mengalami komplikasi (Marmi,2011).

5. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Kebijakan program nasional pada masa nifas paling sedikit empat kali

melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan utnuk :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

c. Gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya

d. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa

nifas

e. menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


10

Pelayanan kesehatan pada masa nifas dimulai dari 6 jam - 42 hari pasca

melahirkan oleh tenaga kesehatan terdiri dari :

a. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuan :

Memeriksa tanda bahaya yang harus di deteksi secara dini yaitu :

Atonia uteri, robekan jalan lahir yang dapat terjadi pada daerah

perineum,adanya sisa plasenta, bendungan/hambatan Asi pada

payudara, retensi urin agar tidak terjadi hal-hal tersebut perlu

dilakukan upaya antara lain :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika

perdarahan berlanjut

3) memberikan konseling kepada ibu atau salah satu anggota keluarga

4) bagaimana mencegah perdarahan karena atonia uteri

5) Pemberian ASI awal

6) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

b. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan)

Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi,fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal dan tidak ada bau yang abnormal d lochea

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan

abnormal.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


11

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan

tali pusatserta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi seh-h.

c. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalianan)

Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi,fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal dan tidak ada bau yang abnormal d lochea

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan

tali pusatserta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi seh-h.

d. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Asih,2016)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


12

6. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

a. Perubahan Sistem Reproduksi

1) Uterus

a) Pengerutan Rahim(Involusi)

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada

kondisi sebelum hamil. Dengan involusi uterus ini, lapisan luar

dari desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi

neurotic (layu/mati).

Perubahan ini dapat di ketahui dengan melakukan pemeriksaan

palpasi untuk merba dimana TFU-nya (tinggi fundus uteri).

(1) Pada saat bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat

1000 gram

(2) Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari di bawah pusat

(3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat

simpisis dengan berat 500 gram

(4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba diatas simpisis

dengan berat 350 gram

(5) Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil (tak

teraba) dengan berat 50 gram ( Sulistyawati, 2009)

Perubahaniniberhubunganeratdenganperubahan

miometrium yanng bersifat proteolisis. Involusi uteri terjadi

melalui 3 proses yang bersamaan, antara lain :

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


13

(a) Autolysis

Autolysis merupakan proses penghacuran diri sendiri

yang terjadi di dalam otot uteri.

(b) Atrofi jngan

Jngan yang berproliferasi dengan adanya estrogen

dalam jumlah besar, kemudianmengalami atrofi sebagai

reaksi terhadap penghentian produksi ekstrogen yang

menyertai pelepasan plasenta.

(c) Efek oksitosin (kontraksi)

(6) Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna

segara setelah bayi lahir. Hormon oksitosin yang di lepas d

kelenjar hypofisis memperkuat dan mengatur kontraksi

uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu

proses homeostatis (Sulistyawati, 2009).

Tabel 2.1
Tinggi Fundus dan berat uterus menurut masa involusi

No Involusi TFU Berat Uterus


1 Bayi Lahir Setinggi Pusat 1.000 gram
2 Uri Lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram
3 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
4 2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 300 gram
5 6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram

(Marmi,2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


14

b) Lokhea

Lokhea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea

mengandung darah dan sisa jngan desidua yang nekrotik d

dalam uterus. Lokhea mempunyai reaksi biasa/alkalis yang

dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dpada

kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea berbau

amis atau anyir dengan volumeyang berbeda-beda pada setiap

wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya

infeksi. Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume

karena adanya involusi.

Lokhea dibedakan beberapa jenis berdasarkan warna dan waktu

keluarmya:

(1) Lokhea Rubra/Merah

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat

masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah

karena terisi darah segar, jngan sisa-sisa plasenta,dinding

rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.

(2) Lokhea Sanguinolenta

Berwarnamerahkecoklatan dan berlendir serta berlangsung

dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


15

(3) Lokhea Serosa

Berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,

leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada

hari ke-7 sampai hari ke-14

(4) Lokhea Alba/Putih

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,

selaput lendir setviks, dan serabut jngan yang mati.

Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post

partum.

Bila terjadi infeksi, akan keluar cairan nanah berbau busuk

yang disebut dengan “lokhea purulenta”. Pengeluaran

lokhea yang tidak lancar disebut dengan “lokhea statis”

( sulistyawati, 2009)

c) Perubahan Pada Serviks

Perubahan yang terjadi pada serviks ialah bentuk serviks agak

menganga seperti corong,segera setelah bayi baru lahir. Bentuk

ini di sebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan

kontraksi , sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga

seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks

berbentuk semacam cincin.

Setelah bayi lahir, tangan dapat masuk kedalam rongga rahim.

Setelah 2 jam, hanya dapat memasuki 2-3 jam Pada minggu ke-

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


16

6postpartum, serviks sudah menutup kembali (Sulistyawati,

2009)

2) Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari

pertana sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam

keadaan kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali

padakeadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi

lebih menonjol.

Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. Luka pada

vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara

perpirman (sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat

infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat

menjalar sampai terjadi sepsis (Sulistyawati, 2009)

3) Perineum

Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada

postnatal hari ke-5,perimeumsudahmendapatkan kembali sebagian

tonus-nya, sekalipun tetap lebih kendur pada keadaan sebelum

hamil (Sulistyawati, 2009)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


17

4) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibuakan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini

disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya

asupan cairan dan makanan, serta kurangnya aktivitas tubuh

(Sulistyawati, 2009)

5) Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit

untuk buar air kecil dalam 24 jam pertama. Keadaan ini adalah

terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih sesudah

bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan berlangsung (Sulistyawati,.2009)

6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-

pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus

akan terjepit. Proses iniakan menghentikan perdarahan setelah

plasenta dilahirkan.

7) erubahan Sistem Endokrin

a) Hormon Plasenta

b) Hormon Pituitary

c) Hypotalamik pituitary ovum

d) Kadar Estrogen

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


18

b. Perubahan Tanda Vital

1) Suhu badan

Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu bandan akan naik sedikit

(37,5-38C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan,

kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu

badan menjadi biasa. Biasanya, pada hari ke-3 suhu badan naik lagi

karena adanya pembentukan ASI.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa adala 60-80 kali per

menit.Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat.

Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit adalah

abnormal dan hal ini menunjukan adanya kemungkinan infeksi.

3) Tekanan darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan

darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat

menandakan terjadinya pre eklamsi postpartum.

4) Pernafasan

Keadaaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut

nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan

mengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran

pencernaan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


19

5) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Selama kehamilan, volume darah normal digunankan untuk

menampung aliran darah yang meningkat, yang diperlukan oleh

plasenta dan pembuluh darah uteri.Penkan kembali estrogen

menyebabkan dieresis yang terjadi secara cepat sehingga

mengurangi volume plasma kembali pada proposi normal.Aliran

ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran bayi.Pada

persalinan, vagina kehilangan darah sekitar 200-500ml sedangkan

pada persalinan dengan SC pengeluaran dua kali lipatnya

(Sulistyawati, 2009).

6) Perubahan Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan

plasma, serta faktor-faktor pembekuan darah semakin meningkat.

Jumlah HB, Hmt dan erytrosit sangat bervasi pada saaat awal awal

masa postpartum sebagai akibat d volume darah, plasenta, dan

tingkat volume darah yang berubah ubah. Semua tingkatan ini akan

dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut

(Sulistyawati, 2009)

7) Perubahan Komponen Darah

Pada masa nifas terjadi perubahan komonen darah, misalnya

jumlah sel darah putih akan bertambah banyak. Jumlah sel darah

merah dan HB akan berfluktuasi, namun dalam 1 minggu pasca

persalinan biasanya semuanya akan kembali pada keadaan semula.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


20

Curah jantung atau jumlah darah yang dipompa oleh jantung akan

tetap tinggi pada awal masa nifas dan dalam 2 minggu akan

kembali pada keadaan normal (Sulistyawati, 2009).

7. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas

a. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikologis

yangjuga mengakibatkan adanya beberapa perubahan d psikisnya.

Reva rubin membagi periode ini menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Periode Taking In

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada

kekhawatiran akan tubuhnya.

2) Periode Taking Hold

Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum, ibu menjadi

perhatian pada kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan

meningkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.

3) Periode Letting Go.

Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode

ini pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan peratian yang di

berikan oleh keluarga dan depresi post partum umumnya terjadi

pada periode ini (sulistyawati, 2009).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


21

b. Post Partum Blues

Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, perubahan perasaan

yang di alami ibu saat hamil hingga sulit menerima kehadiran bayi

nya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa

lelah yang di rasakan selain itu, juga karena perubahan fisik dan

emosional selama beberapa kehamilan. Disini hormone memainkan

peranan utama dalam hal bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang

berbeda (Marmi,2011)

c. Kesedihan dan Duka Cita

Kehilangan maternitas termasuk hal yang dialami oleh wanita yang

mengalami infertilitas (wanita yang tidak mampu hamil), dan yang

mendapatkan bayinya hidup kemudian, tapi kemudian kehilangan

harapan (prematuritas atau kecacatan congenital) (Sulistyawati, 2009)

8. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain sebagai

berikut:

a. Nutrisi dan Cairan

Nutrisi yang di konsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup

kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ

tubuh, proses pembentukan asi . Wanita dewasa memerlukan 2.200

kalori, ibu menyusui memerlukan kalori pada 6 bulan pertama

kemudian + 500 kalori bulan selanjutnya. Sedangkan Fungsi cairan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


22

sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh, minumlah

cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet

tambah darah dan zat besi diberikan sampai 40 hari postpartum,

minum kapsul Vit A (200.000 unit) (Marmi,2011)

Pemenuhan gizi ibu menyusui,antara lain :

1) Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori.

2) Makandiet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan

vitamin yang cukup.

3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusu).

4) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin..

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI nya (Marmi, 2011)

b. Ambulasi

Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa ibu

disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena

dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum

berjalan baik.pada persalinan normal jika gerakannya tidak terhalang

oleh pemasangan infuse atau kateter dan tanda-tanda vitalnya

memuaskan ,biasanya ibu diperbolehkan pergi ke wc dengan dibantu

satu atau dua jam setelah melahirkan secara normal (Marmi,2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


23

c. Eliminasi

Buang air kecil (BAK). Dalam 6 jam pertama post partum, ibu sudah

harus dapat buang air kecil, karena semakin lama urine tertahan dalam

kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ

perkemihan, misalnya infeksi.

Buang air besar (BAB). Dalam 24 jam pertama ibu setelah

melahirkan sudah harus dapat buang air besar karena semakin lama

feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya untuk

buang air besar secara lancar karena feses yang tertahan dalam usus

semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam

feses akan selalu terserap dalam usus (Sulistyawati,2009)

d. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

1) Personal Hygiene

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk

menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2

kali sehari Bagian-bagian paling utama di bersihkan adalah putting

susu dan daerah payudara lain nya (Walyani,2015).

2) Perineum

Menganjurkan ibu merawat perineum atau alat genetalianya dengan

baik dengan menggunakan antiseptik dan selalu diingat bahwa

membersihkan perineum dari arah depan kearah belakang.

Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


24

a) Ajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan

daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang, baru

kemudian dibersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan pada ibu

untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air

kecil/besar.

b) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut

setidaknya 2 kali seh, kain dapat digunakan ulang jika telah

dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau di

setrika.

c) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air yang

mengalir, sebelum dan sesudah membersihkan daerah

kelaminya.

d) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan

kepada ibu untuk menghind untuk menyentuh luka cebok

dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun (Walyani,2015)

e. Istirahat

Setelah melahirkan ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup ,

istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam

hari dan 1 jam pada siang hari anjurkan ibu untuk mencegah kelelahan

yang berlebihan (Walyani,2015)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


25

f. Seksual

Secara fisik,aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jnya kedalam

vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya dan agama yang melarang

hubungan seksual sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6

minggu setelah kelahiran (Sulistyawati,2009)

g. Keluarga Berencana

Pasangan harus menunggu sekurang kurang nya 2 tahun sebelum ibu

hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan

bagaiman mereka ingin merencanakan keluarganya. Tujuan dari

kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan

sebagai akibat pertemuan atara sel telur yang matang dengan sel

sperma tersebut (Asih,2016)

h. Latihan /Senam Nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan

setelah keadaan tubuhnya pulih kembali. Untuk mencapai hasil

pemulihan otot yang maksimal, sebaiknya latihan masa nifas dilakukan

(Sulistyawati, 2009).

9. Penatalaksanaan

a. Tehnik Menyusui

Tehnik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan

oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi

bayi tersebut. Posisi yang tepat bagi ibu untuk menyusui. Duduklah

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


26

dengan posisi yang enak atau santai, pakailah kursi yang ada sandaran

punggung dan lengan. Gunakan bantal untuk mengganjal bayi tidak

terlalu jauh d payudara ibu (Walyani,2015).

1) Cara menyusui yang benar :

1) Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

2) Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian oleskan pada

puting susu dan areola.

3) Ibu berada pada posisi yang rileks dan nyaman.

4) Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya.

Empat hal yang pokok, yakni :

(1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis siku

(2) Muka bayi harus menghadap ke payudara, sedangkan

hidungnya ke arah puting susu.

(3) Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

(4) Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian

belakang di samping kepala dan bahu.

5) Payudara di pegang dengan menggunakan ibu jari di atas,

sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara,

serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk putingsusudemikian

rupa sehingga mudah memasukkannya ke mulut bayi.

6) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara

menyentuhkan bibir bayi keputing susu atau dengan cara

menyentuh sisi mulut bayi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


27

7) Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar .

8) Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke

payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang

digerakkan ke mulut bayi.

9) Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga

dagu bayi menyentuh payudara.

10) Perhatikanlah selama menyusui itu (Suherni, 2009).

2) Teknik Melepaskan Hisapan Bayi

a) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi

b) Menekan dagu bayi ke bawah

c) Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka

d) Jangan menarik putting susu untuk melepaskan (Walyani,2015)

3) Cara Menyendawakan Bayi Setelah Minum ASI

a) Sandarkan bayi kepundak ibu, tepuk punggungnya dengan

pelan sampai bayi bersendawa

b) Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok

punggungnya (Walyani, 2015)

b. Menjaga Kebersihan Vagina

Setelah seluruh hasil pemantauan dinyatakan baik, ibu bisa meneruskan

perawatan secara pribadi. Selama pasca persalinan, entah itu normal atau

sesar, akan terjadi perdarahan selama 40 hari atau masa nifas. Disinilah

pentingnya menjaga kebersihan didaerah seputar vagina sengan seksama.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


28

Kebersihan vagina selama masa nifas harus dilakakukan karena beberapa

alasan, seperti :

1) Banyak darah dan kotoran yangn keluar dari vagina.

2) Vagina merupakan daerah yang dekat dengan tempat buang air kecil

dan tempat buang air besar yang tiap h kita lakukan.

3) Adanya luka didaerah perineum yang bila terkena kotoran dapat

terinfeksi

4) Vagina merupakan organ terbuka sehingga memudahkan kuman yang

ada didaerah tersebut menjalar kerahim(Marmi,2011) .

e. Putting Susu Lecet

puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi

lecet.Umumnya menyusui akan menyakitkan kadang-kadang

mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi

menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates)

atau dermatitis (Walyani,.2015)

Cara menanganinya adalah :

1) Penyebab putting lecet (posisi menyususi salah, candidates atau

dermatitis)

2) Obati penyebab putting susu lecet terutama perhatikan posisi

menyusui

3) Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi

4) Ibu dapat terus memberikan obat lain,seperti krim,salep,dan lain-lain

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


29

5) Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu

kurang lebih 1x24 jam,dan biasanya akan sembuh sendiri dalam

waktusekitar 2x24 jam

6) Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan

dengan tangan, dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyri

7) Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk

menggunakan dengan sabun

8) Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang

sakit untukse mentara untuk memberi kesempatan lukanya

menyembuh

9) Keluarkan asi dari payudara yang sakit dengan tangan untuk tetap

mempertahankan kelancaran pembentukan asi

10) Berikan asi perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot

(Walyani,2015)

B. Anemia

1. Definisi

Anemia adalah suatu kondisi dimana darah yang mengandung

kurang dari hemoglobin normal, seperti yang ditujukan dalam tes

darah. Hemoglobin adalah molekul dalam sel darah merah yang

membutuhkan zat besi untuk membawa oksigen. Asupan / serapan

besi yang tidak mencukupi dan dan kehilangan zat besi (

perdarahan ) dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Gejala

anemia termasuk keleahan sesak napas dan pusing. Wanita

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


30

mungkin mengalami perdarahan hebat saat melahirkan dan

banyak wanita hamil sudah mengalami anemia yang dapat

memperburuk akibat perdarahan saat melahirkan.(Markova, 2015)

Diagnosis anemia defisiensi besi tergantung pada jumlah darah

lengkap termasuk hemoglobin. Penyebab utama anemia post

partum adalah anemia prepartum yang dokombinasikan dengan

amenia perdarahan akut karna kehilangan darah saat melahirkan,

kehilangan darah prepartum normalnya adalah sekitas 300 ml,

tetapi perdarahan yang terjadi >500 ml pada 5-6% wanita. Pada

wanita sehat setelah persalinan normal prevalensi anemia

(hemoglobin <11 gr % ). Anemia postpartum dikaitakn dengan

gangguan kualitas hidup, penurunan kemampuan koknitif, ketidak

setabilan emosi, dan depresi yang merupakan masalah kesehatan

yang signifikan pada wanita usia reproduksi.(Milman, 2011 ).

.Penyebab Anemia

Sebagian besar penyebab anemia diindonesia adalah kekurangan

zat besi yang diperlukan untuk membentuk hemoglobin (Hb)

sehingga disebut “ Anemia Kekurangan Besi atau Anemia Gizi

Besi (AGB). Kekurangan gizi dalam tubuh disebabkan antara lain

karna :

a. Konsusmsi makanan sumber zat besi yang kurang, terutama

yang berasal dari hewani

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


31

b. Menderita penyakit infeksi, yang dapat berakibat zat besi yang

diserap tubuh berkurang (cacingan) atau hemolysis pada sel

darah merah (malaria)

c. Kehilangan zat besi yang berlebihan pada perdarahan yang

termasuk sering nya melahirkan.

3. Klasifikasi anemia berdasarkan gambaran morfologik, anemia

diklasifikasikan menjadi tiga jenis :

a. Anemia normositik normokrom.

Anemia normosistik normokrom disebabkan oleh karna

perdarahan akut, hemosilis dan penyakit-penyakit mastematik

pada sumsum tulang. Terjadi penurunan jumlah erotrosit tidak

disertai dengan perubahan konsentrasi hemoglobin.

b. Anemia makrositik hiperkrom Anemia dengan ukuran

eritrosit yang lebih besar dari normal dan hiperkrom karna

konsentrasi hemoglobinnya lebih dari normal

c. Anemia mikrositik hipokrom

Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal

dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari

normal.

2. Dampak Anemia Pada Masa Nifas

Anemia menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat dialami

smua kelompok umur. Defisiensi walaupun belum disertai anemia

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


32

difisiensi besi dan anemia ringan sudah cukup menimbulkan

gejala seperti lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L). hal ini

diakibatkan oleh menurunnya oksigen yang dibutuhkan jaringan

tubuh, termasuk otot untuk aktifitas fisik dan otak untuk berfikir,

karena oksigen dibawa oleh hemoglobin. Penderita zat besi juga

akan turun daya tahan tubuhnya akibat mudah terkena penyakit

infeksi (Kemenkes RI 2015 )

C. Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah

mengatasi penyebabnya. Sebagai contoh, sebagian anemia terutama

anemia berat (kadar Hb <7gr%) biasanya disertai dengan penyakit

yang melatar belakanginya, antara lain penyakit TBC, infeksi cacing

atau malaria. Oleh karna itu selain penanggulangan pada anemia harus

dilakukan pula pengobatan pada penyerta tersebut. Lalu setelah itu

kita dapat mengatasinya dengan :

1. Mempraktekan pola makan gizi seimbang. Sumber pangan hewani

yang kaya zat besi contohnya hati, ikan, daging, serta buah buahan

akan meningkatkan penyerapan zat besi karna mengandung

vitamin C yang tinggiTablet tambah darah perlu dinaikkan

2. Mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) atau tablet Fe 2x1

diminum pada pagi hari dan malam hari.

pemberian TTD secara rutin selama jangka waktu tertentu

bertujuan untuk meningkatkan hemoglobin secara cepat

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


33

D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan

Definisi manajemen kebidanan menurut buku tahun IBI, adalah pendekatan

yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah

secara sistematis mulai dari pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Rukiyah, 2011).

Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan, yang di mulai

dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi (Sulistyawati, 2009)

1. Pengkajian data

Melakukan pengkajian data dengan mengumpulkan semua data yang

dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi pasien

2. Interpretasi data dasar

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan

kebutuhan pasien berdasarkan dat yang telah dikumpulkan pada langkah 1.

3. Identifikasi diagnose atau masalah potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial yang mungkin akan

terjadi berdasarkan diagnosis atau rangkaian masalah yang sudah

diidentifikasi.

4. Identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau

ada hal yang memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain

sesuai kondisi ibu nifas

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


34

5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional berdasarkan

langkah sebelumnya

6. Melaksanaan perencanaan

Mengarahkan dan melaksanakan rencana asuhan menyeluruh secara

efisien dan aman

7. Evaluasi

Mengevaluasi dan untuk Mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan

yang sudah diberikan (Sulistyawati, 2009)

Pendekatan manejemen SOAP : Menurut Helen Varney, alur berfikir bidan

saat menghadapi klimen meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa

yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis,

msaka di dokumentasikan dalam bentuk SOAP (Rukiyah,2011).

1. Subjektif

Data subjektif yang didapatkan melalui anamnesa kepada ibu dan

keluarganya serta melihat dokumen persalinan yang ada di tempat

persalinan (Rukiyah, 2011).

2. Objektif

Data objektif di dapatkan melalui hasil pemeriksaan tanda-tanda vital,

kesadaran, keadaan umum, pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung

kaki (Rukiyah, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


35

3. Assasment

Assasment menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau

masalah pontensial (Rukiyah, 2011).

4. Planning

Penatalaksanaan menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan

evaluasi berdasarkan assasment (Rukiyah, 2011).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


36

E. Nomenklatur Kebidanan

Daftar diagnosa nomenklatur kebidanan :

Tabel 2.2
Nomenklatur Kebidanan

No. Nama Diagnosis No. Nama Diagnosis


1. Kehamilan normal 36. Invertio uteri
2 Partus normal 37. Bayi besar
3. Syok 38. Malaria berat dengan komplikasi
4. Denyut jantung janin tidak normal 39. Malaria ringan tanpa komplikasi
5. Abortus 40. Mekonium
6. Solusio plasenta 41. Meningitis
7. Akut pielonefritis 42. Metritis
8. Amnionitis 43. Migran
9. Anemia berat 44. Kehamilan mola
10. Apendisitis 45. Kehamilan ganda
11. Atonia uteri 46. Partus macet
12. Postpartum normal 47. Posisi occiput posterior (di belakang)
13. Infeksi mamae 48. Posisi oksiput melintang
14. Pembengkakan mamae 49. Kista ovarium
15. Presentasi bokong 50. Abses pelviks
16. Asma bronchiale 51. Peritonitis
17. Presentasi dagu 52. Plasenta previa
18. Disproporsi sevalo pelvic 53. Pneumonia
19. Hipertensi kronik 54. Preklampsia berat atau ringan
20. Koagulopati 55. Hipertensi karena kehamilan
21. Presentasi ganda 56. Ketuban pecah dini
22. Cystitis 57. Partus prematuritas
23. Eklampsia 58. Prolapsus tali pusat
24. Kehamilan ektopik 59. Partus fase laten lama
25. Ensefalitis 60. Partus kala II lama
26. Epilepsi 61. Retensio plasenta
27. Hidramnion 62. Sisa plasenta
28. Presentasi muka 63. Rupture uteri
29. Persalinan semu 64. Bekas luka uteri
30. Kematian janin 65. Presentasi bahu
31. Hemoragik antepartum 66. Distosia bahu
32. Hemoragik postpartum 67. Robekan serviks dan vagina
33. Gagal jantung 68. Tetanus
34. Inertia uteri 69. Letak lintang
35. Infeksi luka

(Wildan, 2011)

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


37

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS FISIOLOGIS


PADA NY. T UMUR 31 TAHUNPOSTPARTUM HARI KE 6
DI DI PMB YUNI HARTINI S.ST SUKOHARJO PRINGSEWU

Tanggal Pengkajian : 24 April 2019

Jam : 11.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Yuni Hartini

Nama Mahasiswa : Nanda dwi amita

NIM : 154012016053

PENGKAJIAN DATA

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas

Istri Suami

Nama : Ny. T Tn. W

Umur : 31 Tahun 36Tahun

Agama : Islam Islam

SukuBangsa : Jawa Jawa

Pendidikan : SD SMK

Pekerjaan : IRT Wiraswasta

Alamat :Panggung Rejo Panggung Rejo

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


38

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakanbahwa ibu merasa lemas.

3. Riwayat Menstruasi

HPHT : 17-7-2008

HPL : 24-4-2019

Menarche : 14 tahun

Siklus : 28 hari

Lamanya : 8 hari

Jumlah : 2x ganti pembalut/hari

Disminorhea : iya

Flour albus : Tidak ada

4. Riwayat Perkawinan

a. Status pernikahan : Sah

b. Usia menikah : 19 Tahun

c. Lama menikah :12 Tahun

5. Riwayat obstetri

P2A0

6. Riwayat persalinan ini

a. Tanggal persalinan : 19 april 2019

b. Tempat persalinan : PMB Yuni Hartini

c. Jenis persalinan :normal

d. Penolong : Bidan

e. Keadaan bayi baru lahir

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


39

Lahir tanggal : 19 April 2019

BB/PB : 3200 gram/50cm

f. Lama persalinan Kala 1 : 6 Jam jumlah perdarahan 30 cc

Kala 2 : 30 menit Jumlah perdarahan 40 cc

Kala 3 : 10 menit Jumlah perdarahan 80 cc

Kala 4 : 2 jam 40 menit menit Jumlah perdarahan

50 cc

Total : Lama 8 jam 40 menit Jumlah perdarahan

200 cc

g. Keadaan plasenta : Lengkap

h. Penyulit persalinan : tidak ada

7. Riwayat postpartum

a. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

1) Nutrisi

Sebelum Selama

Makan : 3x/hari 3x/hari

Minum : 8 gelas/hari 8 gelas/hari

Keluhan : tidak ada tidak ada

2) Eliminasi

BAB : 2x/hari 1x/hari

BAK : 4x/hari 3x/hari

Keluhan : tidak ada tidak ada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


40

3) Istirahat

Siang : 2 jam/hari 2 jam/hari

Malam : 8 jam/hari 7 jam/hari

4) Personal hygiene

Mandi 2x sehari pagi dan sore hari, gosok gigi 3x sehari pagi sore

dan malam, lalu keramas 3x dalam seminggu.

5) Pola aktivitas

Tidur miring kanan dan miring kiri, jalan duduk dan tdak ada

keluhan

8. Riwayat kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun

9. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita

Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit/sedang menderita

penyakit jantung, diabetes dan hipertensi, jantung, HIV, hipertensi dan

diabetes.

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Ibu mengatakan keluarga tidak pernah mempunyai penyakit menular,

menurun dan menaun seperti, penyakit jantung, HIV, hipertensi dan

diabetes.

10. Riwayat psikososial spiritual

a. Orang terdekat : Suami

b. Tinggal serumah dengan : Suami

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


41

c. Perasaan ibu saat ini : Senang atas kelahiran bayinya

d. Tanggapan keluarga : Keluarga senang kelahiran cucu yang

dinanti

e. Rencana menyusui : ASI eksklusif

f. Pemberian nama bayi : Telah disiapkan

g. Rencana aqiqah : Telah direncanakan

h. Rencana perawatan bayi : Merawatnya sendiri

i. Kebiasaan spiritual : Rajin beribadah

11. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Ibumengatakan tidak merokok, tidak minuman berakohol, dan tidak ada

alergi makanan.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Kesadaran : komposmetis

b. Keadaan umum : Baik

c. Satuus emosional : Stabil

d. Tanda vital

Tekanan darah : 120/90 mmHg

Nadi :80x/menit

Pernafasan :22x/menit

Suhu : 36,50 C

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


42

2. Pemeriksaan fisik

a. Kepala : Normal, tidak ada benjolan, rambut kuat hitam

bersih

b. Wajah : Normal, tidak ada pembengkakan, tidak ada

closma gravidarum dan ada bekas luka.

c. Mata : Normal, sklera tidak ikterik, konjungtiva pucat,

pupil normal.

d. Hidung : Normal, tidak ada polip dantidak ada

pembengkakan.

e. Mulut : Simetris, ada caries, bibir pucat danlidah bersih.

f. Telinga : Normal dan tidak ada pengeluaran.

g. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tyroid dan

vena jugularis.

h. Dada : Normal, jantung lup dup dan tidak ada whezing

i. Payudara : Simetris, pengeluaran ASI sudah ada dan puting

menonjol.

j. Abdomen : Normal, ada strie gravidarum, tidak ada luka bekas

operasi, kontraksi baik dan TFU pertengahan

simpisis dan pusat.

k. Ekstrimitas : Tangan normal dan kaki tidak ada pembengkakan.

l. Genetalia : Pengeluaran lohea sangulenta (merah kecoklatan),

jahitan baik, luka sudah mulai kering, tidak ada

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


43

tanda infeksi, tidak ada varises, bengkak dan

hematom.

m. Anus : Tidak ada hemoroid.

3. Data penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Hemoglobin : 8 gram %

C. ANALISA

Tanggal : 23 April 2016 jam : 13.00

Ny. T umur 31 tahun P2A0 postpartum fisiologis hari ke-6

Masalah : Anemia sedang

D. PENATALAKSANAAN

Tanggal : 24 April 2019 jam : 11.00

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan TTVpada ibu

TD : 120/90 mmHg Suhu : 36,5oC

R : 22x/menit Nadi : 80x/menit.

Pada bagian payudara ibu sudah ada pengeluaran ASI, lalu

pada perut ibu berkontraksi dengan baik, TFU berada

dipertengahan simpisis dan pusat, pengeluaran pada

vagina ibu berwarna kuning kecoklatan yaitu lokhea

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


44

sanguluenta. Dan pada pemeriksaan lab ibu didapatkan

hasil bahwa kadar Hb ibu 8gr% ibu mengalami anemia

sedang.

Hasil : Ibu mengatakan mengerti dengan keadaannya sekarang

2. Menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi makanan yang bergizi

seperti : Nasi, Sayuran hijau, Buah-buahan, Susu, air putih, dan tidak

memantang makanan apapun serta banyak mengkonsumsi makanan yang

mengandung banyak protein..

Hasil : Ibu mengerti dan akan mengonsumsi makanan bergizi

3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 2 jam untuk tidur siang dan

8 jam tidur saat malam hari, agar tidak mengurang konsumsi produksi

ASI

Hasil : Ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, menyusui

bayi 2 jam sekali dan lama menyusui 10-15

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukanya

5. Mengajarkan kepada ibu teknik menyusui dengan benar :

11) Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

12) Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian oleskan pada

puting susu dan areola.

13) Ibu berada pada posisi yang rileks dan nyaman.Payudara di pegang

dengan menggunakan ibu jari di atas, sedangkan jari yang lainnya

menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


45

membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah

memasukkannya ke mulut bayi.

14) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara

menyentuhkan bibir bayi keputing susu atau dengan cara

menyentuh sisi mulut bayi.

15) Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar .

16) Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakkan bayi segera ke

payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang

digerakkan ke mulut bayi.

17) Arahkanlah bibir bawah bayi di bawah puting susu sehingga dagu

bayi menyentuh payudara.

18) Perhatikannlah selama menyusui itu (Marmi, 2015).

Hasil : ibu sudah mengetahui cara menyusui yang benar.

6. Memberikan terapy tablet fe diminum 2x1 sehari saat pagi hari dan

saat akan tidur

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukannya

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu

kedepan.

Hasil : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang

BAB IV

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


46

PEMBAHASAN

A. Profil PMB Yuni Hartini, S.ST, M.Kes

PMB Yuni Hartini S.ST, M.Kes didirikan pada tahun 2000 yang beralamat di

jl. Patimura Sukoharjo 2 Kabupaten pringsewu

1. Biodata bidan

Nama : Yuni Hartini

Lahir : 04 Juni 1970

Umur : 46 Tahun

Alamat : jl.Patimura Sukoharjo 2 KabPringsewu

2. Keadaan Geografis

PMB Yuni Hartini S.ST .M.Kes berdiri sejak tahun 1997 merupakan salah

satu tempat pelayana kesehatan yang berada di daerah Sukoharjo

Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu. Bidan Yuni Hartini

merupakan bidan praktek mandiri yang terdiri 1 ruang untuk bersalin, 2

ruang untuk nifas, 1 ruang untuk bayi, 1 ruang untuk pemeriksaanke

hamilan, dan akseptor KB dan ruang tunggu.

3. Jam Kerja

PMB Yuni Hartini S.ST melaksanakan kegiatan setiap hari yaitu pada hari

Senin – Minggu. Adapun kegiatan tersebut dimulai dari Jam 06.00 WIB –

21.00 WIB dan 24 jam khusus persalinan.

4. Bidang Pelayanan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


47

a. Pemeriksaan KIA, pelayanan KB, imunisasi bayi dan caten, pelayanan

rawat, dan pertolongan persalinan.

5. Visi dan Misi

a. Visi

Bidan praktek mandiri Yuni Hartini S.ST sebagai tempat pelayanan

Kesehatan Masyarakat dan Kebidanan yang amandan professional

unggul dalam pelayanan kualitas pelayanan.

b. Misi

1) Melaksanakan pengabdian dan pendekatan terhadap masyarakat

2) Melaksanakan kegiatan pelayanan kebidanan khususnya pada ibu

dan anak

3) Melaksanakan bimbingan dan konseling ( PUS dan WUS ) yang

berhubungan dengan ke bidanan

4) Mengembangan NKKBS dan penekanan terhadap angka kematian

ibu dan bayi.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


48

B. Pemaparan

1. Anemia Sedang

Pengkajian yang dilakukan secara langsung pada Ny. T dengan nifas

normal yang dilakukan pada tanggal 24 April 2016 pukul 11.00WIB PMB

Yuni Hartini S.ST Sukoharjo Pringsewu Lampung.

Peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktekPada

pengkajian dilakukan untuk pengumpulan data dasar tentang keadaan

pasien. Pada studi kasus ini penulis melakukan pengkajian didapatkan

hasil subjektifNy.T umur 31 tahun P2A0 post partum hari ke-6 HPHT: 17-

7-2018, HPL: 24-4-2019 ibu mengatakan bahwa dirinya merasa lemas dan

mudah lelah.

Secara teori penderita anemia menimbulkan gejala seperti lesu, lemah,

letih, lelah dan lalai 5 L (Kemenkes 2015)

Ny.T mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular,

menurun dan menahun seperti penyakit diabetes, hipertensi, asma, HIV

AIDS. Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan teori dan praktek. Dan pada pemeriksaan objektif melihat

keadaan umum seperti konjungtiva ibu terlihat pucat dan pada bagian bibir

ibu juga terlihan pucat berdasarkan teori seseorang yang mengalami

anemia memiliki ciri ciri yang sering terlihat sangat pucat dan lelah ibu

memiliki gejala anemia lain seperti kelelahan, lemah dan cepat cape pucat,

konungtiva anemis atau terlihat putih mudah mengantuk dan sakit kepala

(Milman 2011 ).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


49

Pada pemeriksaan vagina terdapat pengeluaran lokhea sanguinolenta,

berwarna merah kecoklatan dan berlendir serta berlangsung dari hari ke 4

sampai hari ke 7 post partum (Fitriani,2016).

Lalu pada saat melakukan pemeriksaan Lab HB didaptakan hasil bahwa

Hb ibu 8 gr%. Dikatakan Normal jika Hb > 11 gr%, Ringan 9-10 gr%,

Sedang 7-8 gr%, Berat <7 gr% (jurnal Mustika dkk 2017).

Maka ibu mengalami anemia sedang. Anemia adalah suatu kondisi dimana

darah yang mengandung kurang dari hemoglobin normal, seperti yang

ditujukan dalam tes darah. Hemoglobin adalah molekul dalam sel darah

merah yang membutuhkan zat besi untuk membawa oksigen. Asupan /

serapan besi yang tidak mencukupi dan dan kehilangan zat besi

(perdarahan ) dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Gejala anemia

termasuk kelelahan sesak napas dan pusing. Wanita mungkin mengalami

perdarahan hebat saat melahirkan dan banyak wanita hamil sudah

mengalami anemia yang dapat memperburuk akibat perdarahan saat

melahirkan (Markova, 2015).

Diagnosis anemia defisiensi besi tergantung pada jumlah darah lengkap

termasuk hemoglobin. Penyebab utama anemia post partum adalah anemia

prepartum yang dokombinasikan dengan amenia perdarahan akut karna

kehilangan darah saat melahirkan, kehilangan darah prepartum normalnya

adalah sekitas 300 ml, tetapi perdarahan yang terjadi >500 ml pada 5-6%

wanita. Pada wanita sehat setelah persalinan normal prevalensi anemia

(hemoglobin <11 gr % ).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


50

Anemia postpartum dikaitkan dengan gangguan kualitas hidup, penurunan

kemampuan koknitif, ketidak setabilan emosi, dan depresi yang

merupakan masalah kesehatan yang signifikan pada wanita usia reproduksi

(Milman, 2011 ).

Berdasarkan hasil pemeriksaan Ny.T yang mengalami anemia sedang

dengan kadar Hb 8 gr % maka peran bidan dalam membantu mengatasi

anemia pada ibu postpartum dengan caramemberikan konseling kepada

Ny.T untuk konsumsi makanan bergizi, makan makanan yang banyak

mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,

hati, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,

kacang-kacangan, tempe). Makan sayuran dan buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,

jeruk, dan nanas sangatbermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat

besi dalam usus Menambah pemasukan zat besi (Fe). Zat besi merupakan

mikrolemen yang yang esensial bagi tubuh zat ini diperlukan dalam

pembentukan darah kedalam tubuh dengan minum Tablet Tambah Darah.

Tablet Tambah Darah adalah suolemen gizi yang mengandung senyawa

zat besi yang setara dengan 60 mg besi diminun 2x1 pada pagi dan

malam hari. (Kemenkes, 2015).

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah di berikan dengan menggunakan

metode 7 langkah evaluasi cara mengkonsumsi tablet Fe, evaluasi konsumsi

makanan yang mengandung zat besi dan evaluasi kenaikan kadar hemoglobin

varney, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Dalam kasus ini mampu melaksanakan pengkajian pada kasus

Ny.Ttanggal 22 April 2019 Pukul:11.30 Wib dengan postpartum fisiologis

hari ke-6. Pengkajian dilaksanakan dengan cara pengambilan data dengan

metode wawancara pada Ny. T Pada saat dilakukan wawancara

pada Ny. T lebih kooperatif dengan petugas. Masalah pada kasusNy. T

dengan anemia sedang

2. Diagnosa

Asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis pada Ny.T hari ke-6 di PMB Yuni

Hartini, S.ST di Sukoharjo Pringsewu

3. Perencanaan

Memberikan kebutuhan yang sesuai pada kasus Ny.T yaitu konseling

makan makanan yang yang bergizi, menganjurkan minum tablet Fe dan

menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


52

4. Pelaksanaan

Ny.T mengerti dengan konseling yang telah diberikan yaitu cara

mengkonsumsi tablet Fe dan mengkonsumsi makan makanan yang bergizi

serta pola istirahat.

5. Evaluasi

Setelah dilakukannya intervensi, evaluasi yang di dapat adalah Ny.T

mendapatkan asuhan pada ibu postpartum.

6. pendokumentasian

Dilakukannya pendokumentasian sesuai dengan asuhan kebidanan pada

ibu nifas dalam bentuk SOAP.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Penulisdiharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif terhadap klien.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa

dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan

yang berkualitas.

3. Bagi Lahan Praktek

lebih meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang

lebih baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


53

perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan setiap

asuhan kebidanan sesuai dengan teori nifas.

4. Bagi Pasien

Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan

setelah persalinannya secara teratur sehinggaakan merasa lebih yakin dan

nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan

pada pascapersalinan (masa nifas) dengan melakukan pemeriksaan di

pelayanan kesehatan.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


54

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Yusari& Sunarsih,Hj. 2016.Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui.


JakartaTimur : CV Trans Info Media.

Dian Nintyasari Mustika dkk. 2017. Jurnal Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dan
Urine pada Ibu Hamil di Laboratorium Kesehatan Terpadu Unimus.

Dinkes. 2013. Profil Dinas Kesehatan Provinsi Lampung


Tahun2013.Lampung:Dinkes Lampung.

Kemenkes RI. 2015. Jurnal Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet


Tambah Darah.

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas’’peuperium care’’.


Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Milman, N. 2011. Jurnal Anemia Postpartum I, Definisi, Prevalensi, Penyebab


dan Konsekuensi.

Qonitun, Ummu&Novitasari, Fitri.2018. StudiPersalinankala IV padaibubersalin


yang melakukaninisiasimenyusudini (IMD) Di Ruang Mina
RumahSakitMuhammadiyahTuban.JurnalKesehatanVol 11 No 1.Tuban.

Rukiyah, Yeyeh, Ai. Yulianti, Lia & Liana, Meida. 2011. Asuhan Kebidanan III
(Nifas). Jakarta: Penerbit Trans info Media.

Suherni, Widyasih, Rahmawati, Anita. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta


: Penerbit Fitramaya.

Sulistyawati, Ari. 2009.Asuhan Kebidanan Nifas padaIbuNifas. Yogyakarta:


Penerbit C.V Andi Offset.

Walyani, Siwi. Elisabeth&Purwoastuti, Endang. 2015. Asuhan KebidananMasa


Nifas &Menyusui. Yogyakarta : PustakaBaru Press.

Wildan, Moh dan Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Dokumentasi Kebidanan.


Jakarta: Salemba Medika

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


55

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


56

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


57

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


58

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


59

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


60

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


61

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


62

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung


63

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

Anda mungkin juga menyukai