Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR

SEMESTER I

Kelompok : 4

Kelas: 1B

Nama anggota kelompok:


1. Intan Hafidha Rahmanita
NIM : 151911913157
2. Marissa Widyamulya
NIM : 151911913198
3. Adibah Mahiroh Agustinah
NIM : 151911913200
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati
NIM : 151911913205

DOSEN :
Dr. Lestari Sudaryanti, dr., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI UNAIR
KAMPUS D3 Keperawatan Gresik
2019/2020
PRAKTIKUM KE 3
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU BIOKIMIA DASAR
SISTEM PERKEMIHAN

KELOMPOK : 4
NAMA ANGGOTA:
1. Intan Hafidha Rahmanita (22)
2. Marissa Widyamulya (53)
3. Adibah Mahiroh Agustinah (55)
4. Sa’adatul Dinda Ula Alhidayati (59)

ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM PERKEMIHAN

NO Nama Organ Fungsi dalam system


dalam system
1 Ginjal 1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh
2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan
keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (kesimbangan
elektrolit).
3. Mengatur keseimbangan asam basa ciran tubuh, bergantung
pada apa yang dimakan
4. Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat,
kreatinin) zat-zat toksit, obat-obatan, hasil metabolisme
haemoglobin dan bahan kimia asing (peptisida)
5. Fungsi hormonal dan metabolisme

2 Ureter Ureter mendorong urine dari ginjal ke kandung kemih melalui


kontraksi peristalsis lapisan otot polos. Peristalsis berasal dari suatu
pemacu yang ada di kaliks minor .

3 Kandung kemih Untuk menyimpan urine yang berdinding otot kuat.

4 Uretra Menyalurkan urine yang keluar.


Pembahasan :

Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas: 2 ginjal (untuk
menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih
(tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari
kandung kemih ke luar tubuh).
Sistem perkemihan berperan penting dalam mempertahankan homeostasis konsentrasi
air dan elektrolit di dalam tubuh. Ginjal menghasilkan urine yang mengandung produk sisa
metabolisme meliputi nitrogen yang merupakan senyawa urea dan asam urat, kelebihan ion,
serta beberapa obat.
Urine terdiri atas air (96%), urea (2 %), dan sisanya 2% terdiri atas asam urat
kreatinin, amonium, natrium, kalium, klorida, fosfat, sulfat, dan oksalat.
Urine berwarna kuning jernih karena adanya urobilin, suatu pigmen empedu yang
diubah di usus, direabsorpsi, kemudian dieksresikan oleh ginjal. Berat jenis urine antara 1020
dan 1030, sedangkan pH urine sekitar 6 (rentang normal 4,5-8). Orang dewasa yang sehat
mengeluarkan 1000-1500 ml urine per hari. Jumlah urine yang dihasilkan dan berat jenisnya
bergantung pada asupan cairan dan jumlah larutan yang diekskresi. Produksi urine berkurang
saat tidur dan latihan.

1. Ginjal
Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan tubuh
secara baik. Berbagai fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostatik dengan mengatur
volume cairan, keseimbangan osmotik, asam basa, ekskresi sisa metabolisme,system
pengaturan hormonal dan metabolisme. Ginjal terletak dalam rongga abdomen, retroperitonial
primer kiri dan kanan kolumna vertebralis, dikelilingi oleh lemak dan jaringan ikat di
belakang peritonium.
Batas atas ginjal kiri setinggi iga ke-11, ginjal kanan setinggi iga ke-12, batas bawah
ginjal kiri setinggi vertebra lumbalis ke-3. Tiap-tiap ginjal punyai panjang 11,25 cm, lebar 5-7
cm, tebal 2,5 cm. Ginjal kiri lebih panjang dari ginjal kanan, berat ginjal pada laki-laki
dewasa 150-170 gram, wanita dewasa 115-155 gram. Bentuk ginjal seperti kacang, sisi dalam
menghadap ke vertebra torakalis, sisi luarnya cembung dan di atas setiap ginjal terdapat
sebuah kelanjar suprarenal.

 Struktur Makroskopik Ginjal


Ada tiga area jaringan yang dapat dibedakan saat bagian longitudinal dilihat dengan mata
telanjang.
1. Kapsul fibrosa, mengelilingi ginjal.
2. Korteks, lapisan jaringan yang berwarna coklat kemerahan tepat berada di bawah kapsul
dan di luar piramid.
3. Medula, lapisan terdalam ginjal yang terdiri atas striasi (garis-garis) berbentuk kerucut
yang pucat (piramid renal).

 Struktur Mikroskopis Ginjal


Satuan fungsional ginjal dinamakan nefron, merupakan massa tubulus mikroskopis ginjal.
Ginjal mempunyai lebih kurang 1,3 juta nefron, dalam 24 jam dapat menyaring 170 liter
darah. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginial. Lubang-lubang vang terdapat
pada piramid renalis masing-masing membentuk simpul satu badan malpighi yang disebut
glomerulus.
Setiap nefron berawal dari berkas kapiler yang terdiri atas:
1. Glomerulus: merupakan gulungan atau anvaman kapiler yang terletak di dalam kapsula
bowman, menerinia darah dari arteriola aferen dan meneruskan darah ke sistem vena
melalui arteriola eferen. Natrium secara bebas difiltrasi dalam glomerulus sesuai dengan
konsentrasi dalam plasma.
2. Tubulus proksimal konvulta: tubulus ginjal vang langsung berhubungan dengan kapsula
Bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55 jum, Bentuknya berkelok-kelok menjalar
dari korteks ke bagian medula dan kembali ke korteks. Sekitar 2/3 dari natrium yang
terfiltrasi diabsorpsi secara isotonik bersama klorida.
3. Gelung Henle (ansa Henle): bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke scgmen tipis,
selanjutnya ke segmen tebal panjangnya 12 mm. Total panjang ansa Henle 2-14 mm.
4. Reabsorpsi klorida dan natrium di pars asendens penting untuk pemekatan urine karena
membantu mempertahankan integritas gradien konsentrasi medula. Kalium terfiltrasi
sekitar 20-25% diabsorpsi pada pars asendens ansa Henle. Proses pasti terjadi karena
gradien elektrrokimia.
5. Tubulus distal konvulta: panjang nefron keseluruhan ditambah dengan duktus koligentes
adalah 45-65 mm. Nefrou yang berasal dari glomerulus korteks (nefron korteks)
mempunyai ansa Henle yang memanjang ke dalam piramid medula. Dalam kęadaan
normal, sckitar 5-10 % natrium terfiltrasi mencapai daerah reabsorpsi di hagian distal.
6. Duktus koligentes medula: merupakan saluran yang secara metabolik tidak aktif, tapi
pengaturan secara halus dari ekskresi natrium urine terjadi di sini dengan aldosteron yang
paling berperan terhadap reabsorpsi natrium. Peningkatun aldosteron dihubungkan dengan
peningkatan reabsorpsi natrium.
7. Aparatus jukstaglomerulus. Sekelompok sel nefron arteriol aferen dan ujung akhir ansa
Henle asenden tebal, nefron yang sama bersentuhan untuk jarak yang pendek. Pada titik
persentuhan sel tubulus (ansa Henle) asendens menjadi tinggi dinamakan makula densa,
dinding arteriola yang bersentuhan dengan ansa Henle menjadi tebal.
Glomerulus berdiameter 200 um dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler yang
menempati kapsula Bowman; mempunyai dua lapisan seluler yang memisahkan darah dari
dalam kapiler glomerulus dan filtrat dalam kapsula Bowman.
1. Lapisan endotel kapiler.
2. Lapisan epitel khusus yang terletak di atas kapiler glomerulus.

 Peredaran Darah Ginjal

Ginjal mendapat darah dari arteri renalis merupakan cabang dari aorta abdominalis,
sebelum masuk ke dalam massa ginjal. Arteri renalis mempunyai cabang yang besar yaitu
arteri renalis anterior dan yang kecil arteri renalis posterior. Cabang anterior memberikan
darah untuk ginjal anterior dan ventral. Cabang posterior memberikan darah untuk ginjal
posterior dan bagian dorsal. Di antara kedua cabang ini terdapat suatu garis (Brudels line)
yang terdapat di sepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh
darah sehingga, kedua cabang ini akan menyebar sampai ke bagian anterior dan posterior dari
kolisis sampai ke medula ginjal, terletak di antar piramid dan disebut arteri interlobularis.
Setelah sampai di daerah medula membelok 90° melalui basis piramid yang disebut arteri
Arquarta. Pembuluh ini akan bercabang menjadi arteri interlobularis yang berjalan tegak ke
dalam korteks berakhir sebagai:
1. Vasa aferen glomerulus untuk 1-2 glomerulus
2. Pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks tanpa berhubungan dengan
glomeralis.
3. Pembuluh darah menembus kapsula Bowman.
Dari glomerulus keluar pembuluh darah aferen, selanjutnya terdapat suatu anyaman
yang mengelilingi tubuli kontorti. Di samping itu ada cabang yang lurus menuju ke pelvis
renalis memberikan darah untuk ansa Henle dan duktus koligen yang dinamakan arteri rektal
(A. spuriae). Dari pembuluh rambut ini darah kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler
vena, bentuknya seperti bintang disebut vena stellata berjalan ke vena interlumbalis.
Pembuluh limfe mengikuti perjalanan A. renalis menuju ke nodi limfatikus aorta lateral
yang terdapat di sekitar pangkal A. renalis, dibentuk oleh pleksus yang berasal dari massa
ginjal, kapsula fibrosa dan bermuara dinodus lateral aortika.

 Persarafan Ginjal

Saraf ginjal lebih kurang 15 ganglion. Ganglion ini membentuk pleksus renalis yang
berasal dari cabang yang terbawah dan di luar ganglion pleksus seliaka, pleksus aukustikus,
dan bagian bawah splenikus. Pleksus renalis bergabung dengan pleksus spermatikus dengan
cara memberikan beberapa serabut yang dapat menimbulkan nyeri pada testis pada kelainan
ginjal.

 Fungsi Ginjal

Pembentukan urine adalah untuk mempertahankan homeostasis dengan mengatur volume


dan komposisi darah. Proses ini meliputi pengeluaran larutan sampah organik produk
metabolisme. Produk sampah yang perlu mendapat perhatian adalah urea, kreatinin dan asam
urat. Produk sampan ini larut dalam aliran darah, dan hanya dapat dibuang dengan
dilarutkannya urine. Pembuangan bahan-bahan sampah ini disertai dengan kehilangan air
yang tidak dapat dihindarkan.
Ginjal dapat menjamin bahwa cairan yang hilang tidak mengandung substrat organik yang
sangat bermanfaat yang terdapat dalam plasma darah, seperti gula dan asam amino. Bahan
bernilai ini harus diserap kembali untuk digunakan oleh jaringan lain.
Fungsi ginjal:
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan
oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar. Kekurangan air
(kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat, sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal
dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila teradi pemasukan/pengeluaran yang
abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan (diare dan
muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis, Na, K, Cl, Ca dan
fosfat).
3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh, bergantung pada apa yang dimakan.
Campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6, ini
disebabkan hasil akhir metabolisme protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine
akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2, Ginjal menyekresi urine sesuai
dengan perubahan pH darah.
4. Ekskresi sisa-sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-
obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai
peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldosteron); membentuk
eritropoiesis; mempunyai peranan penting untuk memroses pembentukan sel darah merah
(eritropoiesis). Di samping itu ginjal juga membentuk hormon dihidroksikolekalsiferol
(vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorpsi ion kalsium di usus.

2. Ureter
Ureter terdiri dari dua buah saluran, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria), panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm, mempunyai 3
jepitan di sepanjang jalan. Piala ginjal berhubungan dengan ureter, menjadi kaku ketika
melewati tepi pelvis dan ureter menembus kandung kemih.
Lapisan ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa).
2. Lapisan tengah (otot polos).
3. Lapisan sebelah dalam (mukosa).
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik setiap 5 menit sekali untuk
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesikarinaria). Pelvis ginjal (pelvis
ureter) bagian ujung atasnya melebar membentuk corong, terletak di dalam hilus ginjal,
menerima kalik mayor. Ureter keluar dari hilus ginjal, berjalan vertikal ke bawah di belakang
peritoneum parietal, melekat pada muskulus psoas yang memisahkan dengan prosesus
transversus vertebrae lumbalis
Pembagian ureter menurut tempatnya:
1. Pars abdominalis ureter. Dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang peritoneum,
sebelah media anterior M. psoas mayor, ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa
spermatika/ovarika interna menyilang ureter obliq, selanjutnya ureter akan mencapai
kavum pelvis menyilang arteri iliaka eksterna. Ureter kanan terletak pada pars desendens
duodenum, sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon
dekstra dan vasa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah
mesenterium dan bagian akhir ileum. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat
apertura pelvis superior berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
2. Pars pelvis ureter, berjalan pada bagian dinding lateral dari kavum pelvis sepanjang tepl
anterior dari insisura iskiadika mayor dan tertutup oleh peritonium. Ureter dapat ditemukan
di depan arteri hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris, arteri vasialis anterior dan
arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insisura iskiadika mayor ureter agak miring
ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

 Ureter Pria dan Wanita

Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis bagian atas dan disilang oleh duktus
deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Akhirnya ureter berjalan obliq sepanjang 2 cm
di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus
vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup pada waktu vesika
urinaria penuh, memberntuk katup (valvula) dan mencegah pengembalianurine dasvesika
urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika, berjalan ke bagiar medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria.
Dalam perjalanan ureter didampingi olah arteri uterina sepanjang 2,5 cm. Selanjutnya arteri
ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan ligamentum latum, Ureter
mempunvai jarak 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang penting dari ureter tempat
mudah terjadi penyumbatan:
1. Pada ureter pelvis junction diameter 2 mm.
2. Penyilangan vassa iliaka diameter 4 mm.
3. Pada saat masuk ke vesika urinaria diameter 1-5 mm.

 Pembuluh Darah Ureter

Pembuluh darah yang memperdarahi ureterus adalah arteri renalis, arteri spermatika
interna, arteri hipogastrika, dan arteri vesikalis inferior.

 Persarafan Ureter

Cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pelvis.
Sepertiga bawah dari ureter terisi sel-sel saraf yang bersatu dengan rantai eferen dan nervus
vagus. Rantai aferen dari nervus torakalis XI, Xl, dan nervus lumbalis. Nervus vagus
mempunyai rantai aferen untuk ureter.

3. Vesika Urinaria atau Kandung Kemih


Kandung kemih merupakan penampung (reservoir) urine. Kandung kemih berada di
rongga pelvis di mana ukuran serta posisinya bervariasi, bergantung pada volume urine di
dalamnya. Saat mengalami distensi, kandung kemih naik ke rongga abdomen.

 Struktur

Kandung kemih tampak menyerupai buah pir, tetapi menjadi semakin oval saat terisi
urine. Permukaan posterior disebut basal. Kandung kemih terhubung dengan uretra di bagian
terbawahnya (leher kandung kemih).
Peritoneum hanya menutupi permukaan superior sebelum menutupi bagian
posterior kandung kemih dikelilingi uterus, sedangkan pada pria dikelillingi rektum.
peritoneum parietal, yang melapisi dinding abdomen anterior. Pada wanita, di bagian
posterior kandung kemih dikelilingi uterus, sedangkan pada pria dikelilingi rectum.
Dinding kandung kemih terdiri atas tiga lapisan.
1. Lapisan luar-jaringan ikat longgar,berisi pembuluh limfe dan darah serta saraf, menutup
permukaan atas peritoneum.
2. Lapisan tengah-terdiri atas massa serat otot polos yang bersatu dengan jaringan ikat longgar
elastik. Otot ini disebut otot detrusor dan saat berkontraksi menyebabkan pengosongan
kandung kemih.
3. Mukosa, terdiri atas epitelium transisional.
Saat kandung kemih kosong, lapisan bagian dalam tersusun dalam lipatan, atau rugae,
yang perlahan-lahan menghilang melebar (distensi), tetapi saat berisi 300-400 ml urine akan
muncul keinginan untuk berkemih. Kapasitas total jarang melebihi dari 600 ml.
Tiga orifisium di dinding kandung kemih membentuk suatu segitiga atau trigon. Dua
orifisium atas di dinding posterior merupakan pintu masuk ke saat terisi urine. Kandung
kemih dapat uretra. Sfingter uretra internal, suatu penebalan otot polos uretra di bagian atas
uretra, berfungsi mengendalikan aliran urine dari kandung kemih. Sfingter ini tidak berada di
bawah kontrol volunter.

 Pengisian Vesika Urinaria

Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan
sirkuler. Kontraksi peristaltik teratur 1-5 kali/menit menggerakkan urine dari pelvis renalis ke
vesika urinaria disemprotkan setiap gelombang peristaltik, ureter berjalan miring melalui
dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup.
Pengosongan vesika urinaria terjadi dengan adanya kontraksi otot M. Detrusor yang
bertanggung jawab terhadap pengosongan vesika urinaria selama berkemih (mikturisi). berkas
otot berjalan pada sisi uretra, serabut ini dinamakan sfingter uretra interna. Sepanjang uretra
terdapat sfingter otot rangka sfingter uretra membranosa (sfingter uretra eksterna). Epitel
vesika urinaria dibentuk dari lapisan superfisialis sel kuboid.
Berkemih merupakan suatu refleks spinalis yang dipermudah dan dihambat oleh pusat
saraf yang lebih tinggi, dikendalikan oleh pusat saraf di otak. Refleks diawali dengan
peregangan otot vesika urinaria waktu terisi oleh urine, impuls aferen berjalan menuju nervus
spinkter ini melemas bila urine masuk ke pelvikus dan ke segmen sakralis 2, 3, dan 4 medula
spinalis. Impuls eferen meninggalkan medula spinalis dari segmen yang sama, berjalan
melalui serabut saraf preganglion parasimpatis menuju nervus splanknikus pelvikus dan
pleksus hipogastrikus inferior.

4. Uretra
Uretra adalah saluran yang memanjang dari leher kandung kemih hingga eksterior, di
orifisum uretra eksternal. Uretra pada pria lebih panjang dari pada uretra wanita. Uretra pria
berhubungan dengan system perkemihan reproduksi.
Panjang uretra wanita sekitar 4 cm yang memanjang dari atas ke bawah dibelakang
simfisis pubis dan terhubung dengan orifisum uretra eksternal tepat di depan vagina. Orifisum
uretra eksternal dikontrol oleh sfingter uretra eksternal, yang dikendalikan otot volunteer.
Dinding uretra terdiri atas tiga lapisan jaringan :
1. Lapisan otot merupakan sambungan dari otot yang ada di kandungan kemih. Lapisan ini
bermula dari sfinger uretra internal yang terdiri atas terutama jaringan elastik dan serat otot
polos, yang berada dibawah kendali saraf otonom.
2. Submukosa merupakan lapisan berongga yang berisi pembuluh dan saraf.
3. Mukosa merupakan sambungan dari mukosa yang ada dikandungan kemih dibagian atas
uretra. Di bagian bawah, terdiri atas epitelium skuamosa berlapis, yang berlanjut dibagian
eksternal dengan kulit vulva.

Proses pembentukan urine


Glomerolus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada kapsula bowman untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus pada tubulus ginjal. Pada glomerulus, akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring dan sisa cairan akan diteruskan. Urine yang berasal dari
darah dibawa oleh arteri renalis masuk kedalam ginjal, langkah pertama proses pembentukan
urine ultrafiltrasi darah atau plasma dalam kapiler glomerolus berupa air dan kristaloid.

 Proses filtrasi

Terjadi pada glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen sehingga terjadi penyerapan darah. Setiap menit, kira-kira 1200 ml darah,
terdiri atas 450 ml sel darah dan 660 ml plasma masuk kedalam kapiler glomerulus. Untuk
proses filtrasi diperlukan tekanan filtrasi untuk mendapatkan hasil akhir.
Pembentukan urine dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang bebas protein dari
kapiler glomerulus ke kapsula bowman. Kebanyakan zat dalam plasma difiltrasi secara bebas
kecuali protein, sehingga filtrate glomerulus dalam kapsula bowman hamper sama dengan
dalam plasma. Factor-faktor yang mempengaruhi filtrasi adalah:
1. Aliran darah ginjal
2. Tekanan filtrasi
3. Luas permukaan filtrasi
4. Permeabilitas membrane filtrasi

 Proses absorpsi

Terjadi penyarapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan ion
bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi
pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal, cairan filtrasi dipekatkan dalam zat yang penting bagi
tubuh di reabsorpsi, kegiatan ini banyak dipengaruhi oleh hormon dan zat-zat yang di
reabsorpsi berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat.
1. Air diserap dalam jumlah yang banyak.
2. Zat esensial yang mutlak diperlukan misalnya glukosa, NaCl, dan garam-garam di
reabsorpsi dengan sempurna kedalam kapiler peritubular.
3. zat yang sebagian diabsorpsi oleh sel-sel tubulus bila diperlukan, misalnya kalium.
4. Zat-zat yang hanya diabsorpsi dalam jumlah kecil dari hasil metabolisme, misalnya
ureum, fosfat, dan asam urat.
5. Zat sama sekali tidak diabsorpsi. Tidak dapat disekresi oelh sel tubulus, misalnya
kreatinin. Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120 ml per menit. Sekitar 70-
80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal disebut juga obligatory water reabsorption,
sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan hormon vasopressin, yaitu
anti diuretic hormone (ADH) di tubulus distal.

 Proses sekresi

Tubulus ginjal dapat menyekresi atau menambah zat-zat kedalam cairan filtrasi selama
metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun pH darah dan cairan tubuh
dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkaslis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa
dengan asam, kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap
alkalis.
Urea dalam filtrasi glomerulus bergerak keluar tubulus karena konsentrasinya meningkat
karena pengurangan progresif volume filtrat. Urea bisa melintasi membran ginjal dengan cara
difusi sederhana atau dipermudah. Apabila cairan urine rendah maka lebih besar kesempatan
urea untuk meninggalkan tubulus. Hanya 10-20 % urea yang difiltrasi diekskresikan.
Kapiler glomerulus besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan
darah 90 mm Hg. Kenaikan ini terjadi karena arteriola aferen yang mengarah ke glomerulus
mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain,
didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil masuk ke dalam ruangan yang lebih kecil lagi.
Tekanan darah terhadap dinding arteriola aferen disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan
masuknya ke dalam kapsula Bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.
1. Tekanan osmotik (TO): tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membran semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membran semipermeabel pori-
pori dalam kapiler glomerulus membuat membran semipermeabel.
2. Tekanan hidrostatik (TH): sekitar 15 mm Hg dihasillkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan
tekanan osmotik 1-3 mm Hg yang berlawanan dengan osmotik darah.
3. Perbedaan tekanan osmotik plasma: dengan cairan dalam kapsula Bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein. Perbedaan ini menimbulkan pori-pori
kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotik filtrat kapsula Bowman bekerja
meningkatkan gerakan air atau molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula
Bowman. Tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik filtrat dalam kapsula Bowman bersama-
sama mempercepat gerakan air dan molekul permeabel dari kapsula Bowman masuk ke
kapiler. Jumlah tekanan (90 3) - (32 - 15) 70 mm Hg akan mempermudah pemindahan filtrat
dari aliran darah ke dalam kapsula Bowman, laju ini dinamakan Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG).
Tinjauan fungsi neuron kurang lebih 80% filtrat dikembalikan ke aliran darah melalui
reabsorpsi pada tubulus proksimal. Pada orang normal serta elektrolit difiltrasi dan diabsorpsi.
Pada tubulus distal natrium kembali di reabsorpsi melalui transpor aktif hidrogen, kalium, dan
asam urat dapat ditambahkan ke dalam urine melalui sekresi tubular. Penurunan konsentrasi
natrium pada CES akan merangsang aldosteron secara langsung dari korteks adrenal,
menyebabkan penurunan natrium tubular. Hal ini merangsang sekresi renin dari
jukstaglomerulus secara tidak langsung merangsang reabsorpsi natrium dari sel-sel tubulus
distal.
Diuresis air merupakan mekanisme umpan balik yang mengendalikan sekresi vasopresin
dengan vasopresin, sedangkan penurunan tekanan osmotik akan menghambat sekresi
vasopresin. Diuresis air yang ditimbulkan oleh minum banyak cairan hipotonik dimulai
sekitar 15 menit setelah minum. BebanBeban air mencapai maksimum sekitar 40 menit.
Sementara menyekresi beban osmotik, rata-rata aliran urine maksimum yang dapat
ditimbulkan selama diuresis akut adalah sekitar 16 ml/menit. Jika air pada kecepatan lebih
tinggi untuk waktu tertentu maka terjadi pembengkakan sel karena ambilan air dari CES
hipotonik menjadi parah, gejala keracunan air timbul pembengkakan sel (edema).

Kesimpulan:

Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama dan terdiri atas: 2 ginjal (untuk
menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih
(tempat urine dikumpulkan dan disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari
kandung kemih ke luar tubuh).
Sistem urinaria terdiri atas:
· Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
· Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
· Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
· Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.
Tahap pembentukan urin yaitu Pertama, proses Filtrasi ,di glomerulus terjadi
penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring disebut filtrate gromerulus.
Kedua, proses Reabsorbsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glikosa, sodium, klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif
(obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif
(reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis. Ketiga, proses sekresi. Sisa
dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya
diteruskan ke luar.

Daftar Pustaka

1. Ilmu Biomedik Dasar untuk Mahasiswa Keperawatan syaifuddin


2. ANATOMI FISIOLOGI kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan dan kebidanan
edisi 4
3. Dasar – dasar Anatomi dan Fisiologi Adapatasi Indonesia dari Ross and Wilson Anatomy
and Physiology in Health and Illnes 10 ed
4. Buku ajar ANATOMI dan FISIOLOGI DASAR aplikasi model pembelajaran peta konsep
sugeng mashudi.

Lampiran

1. System perkemihan

2. Ginjal
3. Uretra pria dan uretra wanita

4. Ureter
5. Kandung kemih

Link Video Sistem Organ :

https://youtu.be/1vNMEAepOko
https://youtu.be/ZowLumYop0
https://youtu.be/u9Hd7zGs3kU

Anda mungkin juga menyukai