Disusun Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab
munculnya berbagai jenis penyakit. Menurut Murwanti (2013), secara umum ada
dua jenis penyakit yaitu penyakit menular dan tidak menular. Penyakit menular
tubuh, seperti virus, bakteri, maupun jamur. Menurut Armaidi (2016), salah satu
individu yang terinfeksi oleh penyakit menular. Interaksi langsung dapat melalui
mengandung virus penyakit menular. Menurut Zulkoni (2011), salah satu penyakit
yang dapat ditularkan melalui interaksi langsung adalah cacar air. Bahkan Tuckwell
dan Williams (2007) berpendapat bahwa cacar air (chickenpox) merupakan salah
satu penyakit menular yang pernah menyebabkan epidemi. Menurut Allen (2008),
epidemi adalah penyebaran suatu penyakit yang muncul pada suatu populasi di
suatu daerah dan melebihi keadaan normal dalam waktu singkat. Epidemi tidak
dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit cacar air agar tidak menjadi wabah
biasa dikenal dengan cacar air. Menurut Zulkoni (2011), cacar air merupakan salah
satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak namun dapat juga menyerang
orang dewasa. Di Indonesia, cacar air diduga sering terjadi pada saat pergantian
musim hujan ke musim panas ataupun sebaliknya. Cacar air merupakan infeksi
primer yangterjadi pertama kali pada individu yang berkontak dengan Varicella
Zoster Virus. Varicella Zoster Virusmerupakan virus penyebab dua jenis infeksi
klinis utama pada manusia yaitu Varicella atau Chickenpox (cacar air) dan Herpes
Zoster (cacar ular). Cacar air atau Varicella merupakan infeksi primer yang terjadi
pertama kali pada individu yang berkontak dengan virus Varicella-Zoster. Pada
Herpes Zoster atau Shingles. Varicella Zoster Virus merupakan salah satu dari
delapan virus herpes yang menyebabkan infeksi pada manusia (NCIRS, 2009).
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit cacar air yaitu sakit kepala, demam,
kelelahan ringan kemudian diikuti dengan munculnya ruam pada kulit dan rasa
gatal. Menurut Widoyono (2011) infeksi cacar air menyerang semua usia dengan
puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. 90% pasien cacar air berusia dibawah 10
tahun, sangat sedikit sekali terjadi pada orang dewasa. Angka kematian akibat
penyakit ini sangat kecil sekali kecuali adanya komplikasi. Widoyono (2011: 91)
juta per tahunnya. Di Amerika, Varicella sering terjadi pada anak-anak dibawah
usia 10 tahun dan 5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun. Sedangkan di
Jepang penyakit ini umum terjadi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak
Salah satu cara mengendalikan penyebaran penyakit cacar air adalah dengan
nyata. Menurut Tamrin (2007), salah satu alat yang dapat membantu
masalah dalam kehidupan nyata yang kemudian akan dicari solusinya. Dari model
matematika tersebut akan terbentuk suatu sistem persamaan diferensial yang dapat
kesetimbangannya.
Salah satu contoh model matematika epidemi adalah model epidemi SIR
persamaan diferensial biasa (PDB) yang merupakan salah satu bagian deterministik
dilakukan secara numerik. Model SIR digunakan dalam epidemiologi yaitu ilmu
yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat
populasi. Model SIR digunakan untuk menghitung jumlah orang yang rentan,
jumlah orang yang terinfeksi, dan orang yang sembuh dalam suatu populasi. Hal ini
membutuhkan perhatian medis selama epidemi. Penting untuk dicatat bahwa model
ini tidak bekerja dengan semua penyakit. Untuk model SIR harus sesuai, sekali
seseorang telah sembuh dari penyakit ini, mereka akan menerima kekebalan
seumur hidup.
Model SIR dapat digunakan untuk memodelkan penyebaran penyakit cacar air.
Menurut Zulkoni (2011: 223) pada kasus penyakit cacar air, gejala dari penyakit
akan muncul setelah masa inkubasi yaitu sekitar 14-17 hari. Masa inkubasi yaitu
masa dimana virus masuk ke dalam tubuh sampai saat timbulnya gejala untuk
pertama kali. Model Epidemik tipe SIR adalah salah satu model matematika yang
pengendaliannya. Dalam hal ini terdapat tiga sub-populasi manusia yang terdiri
serta individu yang telah sembuh atau bebas dari penyakit (removal).
Salah satu judul jurnal yang memodelkan penyebaran penyakit cacar air atau
A.B. et al, pada tahun 2014 di Ghana dengan menggunakan asumsi bahwa tidak
terjadi kelahiran dan kematian dalam populasi. Analisis stabilitas dilakukan dengan
simulasi model.
adanya kelahiran dan kematian alami yang terjadi dalam populasi yang mana laju
diformulasikan model matematika untuk tiga kelas populasi yaitu Susceptible (S),
Infected (I) dan Recovered (R). Melalui model tersebut akan dianalisis kestabilan
disekitar titik ekuilibrium dan dilakukan simulasi untuk nilainilai parameter dan
nilai awal-nilai awal tertentu. Analisis model ini dilakukan untuk mengetahui
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
4. Bagaimana menginterpretasikan grafik dari model SIR pada penyakit cacar air?
C. Batasan Masalah
1. Model SIR yang digunakan model SIR yang sederhana tanpa memperhatikan
migrasi diabaikan.
Suatu penelitian akan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Ada pun tujuan
E. Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Materi yang akan dibahas untuk mendukung tujuan penelitian ini yaitu pemodelan
matematika, sistem persamaan diferensial, nilai eigen dan vektor eigen, titik
umber).
A. Pemodelan Matematika
dinyatakan dalam diagram alur yang disajikan pada Gambar 2.1 berikut ini:
Langkah-langkah pemodelan matematika adalah sebagai berikut:
model dapat berjalan. Asumsi-asumsi ini dibuat agar model yang dihasilkan
atau bahkan mempunyai lebih dari satu solusi. Oleh karena itu,
pada langkah ini dapat dilakukan analisis sifat atau perilaku dari solusi
Intepretasi hasil atau solusi adalah salah satu langkah terakhir yang akan
untuk melihat ketepatan model yang dibuat dengan situasi di dunia nyata.
Apabila solusi yang didapatkan belum sesuai dengan situasi di dunia nyata
B. Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan turunan dari satu
atau lebih variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel bebas.
Contoh 2.1
Berikut adalah beberapa contoh persamaan diferensial:
1. Persamaan Diferensial
melibatkan turunan biasa dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap satu
variabel bebas.
Contoh 2.2
melibatkan turunan parsial dari satu atau lebih variabel tak bebas terhadap
Contoh 2.3
Pada Persamaan (2.6) variabel s dan t merupakan variabel bebas dan v merupakan
variabel tak bebas. Sedangkan pada Persamaan (2.7) variabel bebasnya x dan y
syarat berikut:
a.
b.
hal ini berarti bahwa subsitusi f(x) dan variasinya turunan y dan
2. Suatu relasi g(x,y)=0 disebut solusi implisit dari persamaan (2.8) jika relasi
interval I.
3. Solusi eksplisit dan solusi implisit biasa disebut sebagai solusi sederhana.
Contoh 2.4
Penyelesaian:
Secara umum sistem persamaan diferensial linear orde satu dengan variabel tak
jika dengan
untuk setiap
persamaan diferensial. Definisi untuk nilai eigen dan vektor eigen dijelaskan
menjadi nilai eigen maka harus ada pemecahan tak nol dari persamman (2.19).
Persamaan (2.19) akan mempunyai pemecahan tak nol jika dan hanya jika
F. Titik Ekuilibrium
Titik
Contoh 2.9
Penyelesaian:
G. Analisis Kestabilan
Kestabilan di titik ekuilibrium secara umum dibagi menjadi tiga jenis yaitu
stabil, stabil asimtotik dan tidak stabil. Kestabilan titik ekuilibrium dari suatu sistem
persamaan diferensial baik linear maupun nonlinear akan dijelaskan pada Definisi
1. Vektor
2.
3.
4. tidak
memenuhi (2).
Ilusrtrasi dari Definisi 2.11 disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini,
dengan menggunakan Definisi 2.11 terlalu sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu,
diberikan teorema mengenai sifat kestabilan suatu sistem yang ditinjau dari nilai eigen
untuk semua
individu rentan yang dapat menderita penyakit yang disebabkan oleh satu individu
adalah bilangan yang menyatakan rata-rata banyaknya individu yang dapat terinfeksi
subpopulasi kelas terinfeksi dan y menyatakan subpopulasi kelas tidak terinfeksi dengan
,n
(2.31)
dengan merupakan matriks dari laju individu baru terinfeksi penyakit yang
(2.31) pada titik ekuilibrium bebas penyakit. Persamaan kompartemen kelas terinfeksi
yang telah dilinearisasi pada titik ekuilibrium bebas penyakit adalah sebagai berikut,
K disebut sebagai Next generation matriks. Bilangan reproduksi dasar ( dari model
PEMBAHASAN
1. Asumsi
susceptible (S), kelas populasi terinfeksi infected (I), dan kelas populasi cacar
airrecovered (R).
Β > 0.
2. Skema
Berdasarkan asumsi di atas, maka skema penyebaran penyakit cacar air dengan
μS μI μR
SS II
μ αI
S
βSI
I R
KETERANGAN:
Variabel:
3. Model
dS
IS S I S
dt
dI
IS I I IS I
dt
dR
I R
dt
Karena variabel R tidak muncul pada persamaan untuk variabel S dan I dari (1),
dS
I S (2)
dt
dI
IS I , dengan S(0) > 0; I(0) > 0
dt
dS dI
Dengan mengambil 0 dan 0 pada persamaan (2) maka diperoleh
dt dt
IS I 0 I S 0
Sehingga diperoleh I0* = 0 atau S1* = kemudian substitusikan I0* = 0 ke
dS
persamaan 0 sehingga 0 S S 0 S 0
dt
Diperoleh S0* = 1.
dS
Dari 0 dan I0* = 0 didapatkan titik kesetimbangan P1 = (S0*,I0*) = (1,0).
dt
dS
Sedangkan titik kesetimbangan endemik diperoleh dari 0 sehingga
dt
1 1
didapat S IS S IS I
S
1 1
*
Maka diperoleh I1 = atau
1
*
I1 = 1 1
= , 1 . Titik tersebut disebut titik kesetimbangan endemik
F F
I
J S (3)
G G
S I
dengan P1 = (S0*,I0*) = (1,0) disubstitusikan ke persamaan (3) maka diperoleh
matriks Jacobian:
J
0
akan stabil bila a1> 0 ; a2 > 0 sehingga untuk koefisien persamaan karakteristik
diperoleh
a1 = -(μ11 + μ22) = -(-μ + β - μ - α) = 2μ + α - β > 0 ; sebab <1
= μ(μ + α - β) > 0 ; sebab μ > 0 dan < 1.
Sedangkan saat titik kesetimbangan P2 = (S1*,I1*) = , 1
J= .
1 0
Sehingga diperoleh a1 = -(μ11 + μ22) = >0
a2 = (μ11 μ22 - μ12 μ21) = 0
1 < 0, sebab
<1
Didapatkan titik kesetimbangan P2 = (S1*,I1*) tidak stabil untuk R0< 1. Dengan
a1 = -(μ11 + μ22) = -(-μ + β - μ - α) = 2μ + α - β > 0 ; sebab >1
Sebab μ > 0 dan 1
Dengan demikian P1 = (S0*, I0*) tidak stabil untuk R0> 1 sedangkan saat
a1 = -(μ11 + μ22) = >0
a2 = (μ11 μ22 - μ12 μ21) = 0
1 > 0, sebab
>1
Dengan demikian P2 = (S1*,I1*) = , 1 stabil untuk R0> 1.
5. Simulasi Model
Parameter Nilai
μ 0,475
β 0,3818
α 0,216
6. Kesimpulan
a. Titik kesetimbangan (S, I) = (1,0) akan menghasilkan nilai R0 < 1. Dengan nilai
1. Grafik plot dapat dilihat pada gambar berikut. Dari grafik plot dapat dilihat
bahwa untuk R0 < 1 akan menuju titik kesetimbangan (1,0) yang artinya penyakit
cacar air bukan menjadi masalah endemik. Grafik plot dari fungsi s(t), i(t), dan r(t)
b. Titik kesetimbangan (S, I) = , 1 akan menghasilkan nilai R0
> 1. Dengan nilai parameter μ = 0.275, β = 0.618, dan α = 0.216 akan menghasilkan
nilai R0 = 1.259 > 1. Grafik plot dapat dilihat pada gambar berikut. Dari grafik plot
,
1 sehingga penyakit cacar air tidak lagi menjadi masalah
endemik.
Grafik r(t)
terhadap t waktu
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Horward. 1997. Aljabar Linear Elementer, Fifth Edition (Alih Bahasa
Patur Silaban, Ph. D). Jakarta: Erlangga.
Driessche, P. Van Den and James Watmough. 2001. Reproduction Numbers and
Sub-Threshold Endemik Equilibria for Compartemental Models of
Disease Transmission. Mathematical Bioscience. 180. hlm 29-48.
Esson, Ahmed B., dkk. 2014. Epidemiology of Chickenpox in Agona West
Municipality of Ghana. Netjournals Physical Sciences Research
International. Vol. 2(1). Pp. 6-11.
Murwanti, I., Ratianingsih, R., Jaya, A.I. 2013. Studi Penyebaran Penyakit Flu
Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS dengan
Pemberian Vaksinasi Unggas. Online Jurnal of Natural Science. Vol.
2(1): 27-35.
Ofori MM, 2011. Mathematical Modeling of The Epidemiology of Varicella.
Kwame Nkrumah University of Science and Technology Kumasi, Ghana.
Tamrin, H dkk. 2007. Model SIR Penyakit Tidak Fatal. Yogyakarta: Jurusan
Matematika UGM.
Widowati dan Sutimin. 2007. Buku Ajar Pemodelan Matematika. Jurusan
Matematika Universitas Diponegoro.
Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiology, Penularan, Pencegahan,
Pemberantasannya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Zulkoni, Akhsin. 2011. Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat,
dan Teknik Lingkungan. Yogyakarta: Nuha Medika.