Anda di halaman 1dari 3

Goresan Pena Sang Pemimpi V by: I Putu Agus Yoga Permana

Sebuah Pilihan Untuk dikenang


Kalau dikatakan bodoh, iya aku memang bodoh
Kalau dikatakan tidak berguna, iya memang
Mereka boleh mengatakan apapun dan memikirkan apapum
Tapi ini jalan hidup yang aku pilih, dan biarkan aku melangkah
Dijalan setapak kecil yang telah aku pilih….

Pilihan, kata yang sederhana tetapi pelaksanaannya memiliki andil besar terhadap segalanya. sebuah kata
yang harus dipertanggungjawabkan eksistensinya, kata yang akan membawa perdamaian, perubahan,
bahkan pertentangan sekalipun, pelaksanaannypun belum tentu mudah. kata yang akan menentukan masa
dapan seseorang, bahkan suatu negara. Ia juga satu kata penting yang membawa sejarah dan sesuatu
untuk dikenang di kemudian hari. Semua mahkluk dimuka bumi ini bisa memilih dan diberikan pilihan
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan memberikan mereka kebebasan dan juga tanggungjawab atas pilihan
yang diambilnya. Dan untuk sebuah Pilihan, Hati akan mengambil peran terpenting didalamnya.

Sore itu, sang pemimpi baru saja pulang dari kantornya, dengan badan dan pikiran yang penuh kelelahan
namun diringi rasa bangga, turun perlahan dari mobilnya. Ia lalu masuk kekamar tanpa sepatah katapun.
Ada hal mengganjal dari pikirannya, yang tak bisa Ia ungkapkan pada keluarganya itu.
“apa memang harus begini terus ya.. setahun sudah aku disini”
“memang banyak sih pelajaran yang bisa aku ambil, tapi aku merasa bisa melamapui ini aku harus
berubah, aku tidak mau hidup seperti ini terus”
Saat keluar dari kamar, ia kaget, melihat ada pamannya yang baru datang
“Eh..Paman.. kapan datang? Kok tadi saya gak lihat ya?” sambutnya
“baru aja dateng, 2 hari yang lalu, paman baru aja pulang dari jogja, ada project besar disana” tutur
pamanya
“waduh.. waduh.. bawa rezeki nih”
“haha bisa aja, tapi kenapa ya muka kamu dari dulu ga berubah, sampai sampai paman ga percaya kalau
punya ponakan yang udah kerja”
“iya gitulah awet muda”
“awet muda males, udah makan belum nih si boss” tanya paman.
“baru aja dateng”
“ya udah yuk makan diluar sama paman,” ajak pamannya, “oke..” Ia setuju
“Kak, aku keluar bentar ya sambil nyobain mobil baru, anak kau ni, umur segini udah bisa beli mobil, kau
kasi makan apa dia” canda paman kepada Ibunya
“o iya iya, tapi dianya ga usah dipuji berlebihan entar dia besar kepala, tu anak emang modal nekat, saya
aja sampai stress mikirin dengan gaji segitu mau cicil mobil” tutur ibunya
“wooii keren juga ni anak, kemakan gengsi ya?”
Mobil perlahan keluar dari garase rumah, mobilnya berjalan perlahan menyusuri wajah jalan ditengah
gemerlapnya kota di malam hari.
“kamu mau makan dimana?” tanya paman
“ya terserah paman aja, yang penting ada menu vegannya”
“sip, sip kayaknya didaerah sini, seingatku, ada restoran yang bagus”
“okelah”
Setelah lama mencari, akhirnya mobilpun berhenti di sebuah restoran.
“kamu pernah makan disini?”
“enggak, Cuma sering lewat sih”
“ooh, tapi kamu gak nyangka sekarang kita bisa makan disini”
“kamu mau pesen apa” tanya pamannya
“ini aja deh paman” sambil menunjukan pilihan dari daftar menu
“iya, nih. Eh ngomong ngomong ini restoran langganan paman dari dulu ya.?”
“bukan juga sih, ini sebernarnya, restoran yang punya temen kerja paman, dulu paman bekerja di hotel
bareng bareng sama dia, paman bagian engineering (teknisi), dia chef” tutur pamannya
“terus?”
“nah, setelah setahun bekerja, dia sempat bilang mau berhenti kerja disana, tapi paman tertawakan”
“loh kok ?”
“iya, soalnya dulu kan kita sama sama tau bahwa gaji disini cukup tinggi disbanding yang lain, kok
berhenti sih, apalagi hotel ini sudah punya brand yang cukup bergengsi dan terkenal juga, lo ngapain
pindah, emang dimana lagi kita bisa punya tempat kerja kayak gini lagi? ”
“hmmm gitu, tapi apa emang alas an temen paman mau berhenti dari tempat itu?”
“Jadi gini, sebelumnya dia sudah pernah cerita, kalau ide idenya banyak yang ditolak sama pimpinan, dia
itukan orangnya kreatif dan inovatif, tapi bos kita dulu maunya selalu menu menu yang monoton, kan
beda banget sama temen paman. Tapi biarpun begitu dia juga chef kebanggaan disana”
“jadi, dia gak dikasi pergi pastinya kan?”
“tepat, awalnya memang dia ga dikasi pergi dari situ, malah waktu habis kontrak, bos kami malah pengen
temen paman ada disitu, sampai sampai dia mau janjiin kalau dia mau tetep kerja disana, dia dikasi
tambahan gaji, hampir 2 kali lipat malah, tapi dia ga mau, karena dia merasa dalam hidup memang harus
ada perkembangan dalam kreatif dan inovasi, apalagi dalam pengolahan makanan.”
“keren temen paman itu, trus trus?” aku pun mulai kagum tentang sosok teman paman yang
diceritakannya
“iya akhirnya sih direktur ga bisa melarang lagi, tapi banyak temen temen kita malah mngejelek-kelekin
temen paman itu, dibilang bodoh lah, sok -sokan lah. Akhirnya dia keluar deh. Tapi paman masih tetep
kontak sama dia, stelah dia berhenti, 6 bulan dia Cuma di rumah asalnya dia, gak kerja dimana mana,
hotel atau restoran. Kemudian akhirnya temen paman mau jualan makanan kecil kecilan, nah awalnya sih
ga ada yang ngelirik, tapi dia terus berinovasi, sampai setelah setahun, modalnya terkumpul, brandnya
udah terkenal, baru deh paman sadar, sebenarnya yang bego tu paman, nah sekarang lihat tempat ini,
ramai sekali kan?. ”
“iya, paman benar”
“itu juga yang sudah memotivasi paman untuk berhenti kerja di hotel. Tapi akhirnya sekarang bisnis
paman, ya sukurlah sudah mulai di kenal banyak kalangan”
“wih, aku belajar pelajaran baru lagi nih,”
“iya, kadang kadang hidup bisa menghadapkanmu kepada berberapa pilihan, nah ambilah pilihan dengan
penuh perhitungan dan keyakinan, karena apa yang kamu pilih itu akan menentukan masa depanmu,
tetapi pilihan juga punya beberapa konsekuensinya Dan”
“eh makanannya udah dateng nih” seru pamannya
“iya sih, tapi kadang kadang konsekuensinya ga enak” kataku tetap ingin meneruskan pembicaraan
“iya memang konsekuensinya ga ada yang tau, tetapi kalau bahagia menjalanninya itu bukan halangan
untuk maju”
Tangannya mencoba meraih makanan yang baru saja dihidangkan, makanan yang masih hangat bertemu
dengan tenggorokannya dan perutnya yang mulai memberontak.
“Paman, ”

Anda mungkin juga menyukai