2015
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iii
iii
5.3.3 Kompetensi Klinik Keadaan Khusus ............................................................ 58
5.3.4 Kompetensi Tambahan ...................................................................................... 61
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Penyakit Dalam FKUI bertujuan untuk
menghasilkan dokter spesialis penyakit dalam yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat
Indonesia, sekaligus mengikuti atau terlibat dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran. Pendidikan profesi ini merupakan jenjang atau tahap yang dapat ditempuh
setelah lulus dari Program Pendidikan Dokter Umum.
Kurikulum PPDS Penyakit Dalam FKUI mengacu pada standar pendidikan dan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh Kolegium IPD, serta melibatkan RSCM dan RS Jejaring lainnya
sebagai lahan pendidikan. Standar kompetensi yang diwajibkan bagi Peserta Didik mencakup
tujuh standar kompetensi utama dokter, keterampilan klinis penanganan penyakit, serta
prosedur medis bidang penyakit dalam.
Pada revisi kurikulum tahun 2015 ini, PPDS Penyakit Dalam dirancang dengan beban
studi 158 Satuan Kredit Semester (SKS) dan lama pendidikan minimal sembilan semester. Peserta
Didik akan mendapat Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus yang sama untuk seluruh
pendidikan kedokteran spesialistik, dilanjutkan dengan Modul Penyakit Dalam Dasar, Penyakit
Dalam Kekhususan (12 Sub-keilmuan Penyakit Dalam), Penyakit Dalam Terapan, Kedaruratan
Medik, Konsultasi Medik, dan Perawatan Intensif. Di samping itu, kurikulum juga diperkaya
dengan Modul Pengembangan Akademik, seperti Karya Ilmiah dan Penelitian. Pada akhir masa
pendidikan, Peserta Didik diwajibkan menyusun karya tulis akhir berupa tesis yang akan diujikan
secara terbuka. Diharapkan, lulusan Spesialis Penyakit Dalam mampu mengelola pasien secara
mandiri sesuai kompetensinya, serta dapat bekerja sama dalam tim, baik lintas jenjang layanan
maupun dengan sesama spesialis penyakit dalam.
Kurikulum ini tidak hanya berfungsi sebagai rencana pembelajaran dan kerangka konsep
pendidikan, tetapi juga menjadi acuan pelaksanaan pendidikan yang utuh untuk menjamin
tercapainya tujuan pendidikan yang dapat diukur secara akurat. Di dalamnya dimuat tujuan,
kompetensi, materi pendidikan, metode pembelajaran dan pengajaran, sarana dan prasarana
pendidikan, serta sistem evaluasi pendidikan.
1
BAB 2
VISI, MISI, DAN TUJUAN PROGRAM
PENDIDIKAN
Visi dan misi program pendidikan spesialis Penyakit Dalam merupakan turunan dari visi dan misi
FKUI serta visi dan misi Departemen IPD FKUI. Selain itu, visi dan misi prodi juga memperhatikan
standar yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD). Selain itu, penyusunan
visi dan misi prodi dilandaskan pada UU RI Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran.
Pada dasarnya pendidikan dokter spesialis adalah pendidikan akademik profesional, yang
memungkinkan lulusan berperan dalam pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang
Penyakit Dalam dan memiliki profesionalisme tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan di
bidang Penyakit Dalam. Demi tercapainya lulusan spesialis Penyakit Dalam yang memiliki
kemampuan secara akademik professional, disusunlah visi dan misi sebagai arahan untuk
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Agar visi dan misi tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan evaluasi dan supervisi
secara sistematis dan berkala. Untuk penjelasan mengenai evaluasi akan di bahas pada Bab 8 dan
Bab 9.
Berikut akan dipaparkan visi dan misi program pendidikan spesialis Penyakit Dalam.
2.1 Visi
Visi Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam FKUI:
“Pada tahun 2019, Program Studi Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (FKUI) menjadi salah satu pusat pendidikan spesialis penyakit
dalam terkemuka di Asia Pasifik yang menghasilkan lulusan yang berkualitas dan
berdedikasi tinggi, serta bermanfaat bagi masyarakat.”
2.2 Misi
Dalam rangka mencapai visi tersebut, telah disusun beberapa misi PPDS Penyakit Dalam FKUI
sebagai berikut.
1. Menyelenggarakan dan mengembangkan Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang
mampu melakukan pelayanan dan penelitian yang berkualitas, yang bertaraf internasional
sesuai standar pendidikan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptekdok) terkini dan mampu berperan aktif pada sistem jaminan kesehatan nasional
(JKN).
2. Mengembangkan jaringan kemitraan, baik domestik maupun internasional, dengan
program studi spesialis penyakit dalam lainnya.
3. Membina kolaborasi dengan berbagai rumah sakit dan pusat layanan kesehatan, serta
lembaga riset kesehatan kedokteran terkemuka di Indonesia dan Asia Pasifik.
4. Menyelenggarakan organisasi dan manajemen pendidikan yang menerapkan prinsip-
prinsip tatakelola yang baik (good governance).
2
2.3 Tujuan Pendidikan
Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam FKUI bertujuan menghasilkan lulusan
spesialis Penyakit Dalam yang:
1. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan kepada individu dan masyarakat secara
profesional dengan pendekatan secara holistik;
2. Mampu menyelesaikan masalah kesehatan sesuai prinsip kedokteran berbasis bukti
(evidence-based medicine);
3. Mampu menjadi pimpinan atau anggota tim dalam penanganan kasus multi disiplin;
4. Mampu melakukan penelitian secara mandiri maupun berkelompok dalam memecahkan
permasalahan kesehatan masyarakat maupun untuk pengembangan Ilmu Penyakit Dalam;
5. Mampu menjalankan seluruh kegiatannya sesuai kaidah etika profesi kedokteran
Indonesia;
6. Memiliki kemampuan mendidik tenaga kesehatan dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam; serta
7. Mampu mengembangkan diri melalui Continuous Professional Development (CPD).
3
BAB 3
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
3.1 Batasan Usia
3.1.1 Program Reguler
Usia belum mencapai 36 tahun dihitung pada saat dilakukan seleksi administratif di FKUI, kecuali
bagi calon peserta yang berasal dari TNI/POLRI atau staf pengajar yang dikirim oleh lembaga
pendidikan perguruan tinggi negeri (PTN) atau swasta (PTS).
3.1.2 Program Perluasan
Usia belum mencapai 40 tahun dihitung pada saat dilakukan seleksi administratif di FKUI.
4
iii. Surat lamaran pribadi dengan format dari Sekretariat Bersama Fakultas Kedokteran
se-Indonesia,
iv. Referensi dari kelompok profesi setempat dan orang lain,
v. Surat keterangan sehat,
d. Surat lamaran dapat diunduh dari SIMAK-UI. Surat lamaran tersebut harus dilengkapi
pasfoto terakhir.
e. Penyelenggaraan seleksi dilaksanakan oleh:
- Universitas untuk Tes Potensi Akademik (TPA) dan Bahasa Inggris
- Fakultas untuk Psikotest dan MMPI
- Program Studi untuk Ujian Tulis Materi IPD, Ujian OSCE, Pemeriksaan Kesehatan, dan
Wawancara
f. Hasil seleksi dilaporkan oleh Ketua Program Studi kepada Wakil Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia dan ditembuskan kepada Direktur RS Dr. Cipto
Mangunkusumo (RSCM), Badan Koordinasi Pendidikan (Bakordik) RSCM-FKUI, Kepala
Instalasi Diklat RSCM, Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI dan Ketua Kolegium
Ilmu Penyakit Dalam.
Calon peserta hanya boleh melamar di program studi yang sama maksimal sebanyak dua kali.
Selain syarat yang diminta oleh Fakultas, Program Studi juga mengeluarkan syarat lokal yang
meliputi:
1. Surat lamaran mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI
yang ditujukan ke Ketua Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM;
2. Surat Pernyataan dukungan keluarga (formulir sudah tersedia);
3. Pernyataan bersedia untuk menunda kehamilan (bagi calon peserta wanita) selama
pendidikan Tahap I;
4. Foto berwarna 4x6 sebanyak 3 lembar;
5. Membayar biaya seleksi.
Calon Peserta PPDS yang memenuhi semua kelengkapan akan mendapat surat panggilan untuk
datang hadir dan melakukan ujian seleksi yang terdiri atas :
1. Ujian Tulis Materi IPD,
2. Ujian OSCE
3. Tes Kesehatan, serta
4. Wawancara yang dilakukan oleh Staf Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Keputusan penerimaan peserta ditentukan oleh Tim Seleksi Program Pendidikan Dokter Spesialis
Ilmu Penyakit Dalam FKUI berdasarkan hasil ujian seleksi masuk dan disahkan dengan Surat
Ketetapan (SK) Rektor Universitas Indonesia.
5
Gambar 1. Alur Seleksi Calon Peserta Didik PPDS IPD FKUI
6
BAB 4
KOMPETENSI
Seorang dokter Spesialis Penyakit Dalam yang merupakan lulusan PPDS Penyakit Dalam FKUI
diharapkan memiliki berbagai kompetensi yang dapat dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) area
kompetensi sebagai berikut :
1. Pengetahuan medik (medical knowledges);
2. Pelayanan pasien (patient care);
3. Keterampilan interpersonal dan komunikasi (interpersonal and communication skills);
4. Pembelajaran berbasis praktik dan pengembangan (practice-based learning and
improvement);
5. Praktik berbasis sistem (system-based practice);
6. Profesionalisme (professionalism); serta
7. Keterampilan melakukan penelitian (clinical research skill).
Komponen kompetensi masing-masing area kompetensi yang perlu dicapai oleh peserta didik
akan diuraikan pada penjelasan di bawah ini.
4.1 Area Kompetensi
4.1.1 Pengetahuan Medik
Kompetensi untuk mengintegrasikan ilmu biomedik, epidemiologi klinik, nutrisi, farmakologi
klinik, ilmu sosial dan perilaku yang sudah mapan dan sedang berkembang, serta aplikasinya
dalam pelayanan pasien.
Komponen kompetensi pada area kompetensi pengetahuan medik adalah:
a. Menjelaskan dan menerapkan ilmu pengetahuan dasar kedokteran dan penunjang klinik
lainnya (biomedik, nutrisi, dan farmakologi klinik) dalam rangka pemecahan masalah di
bidang penyakit dalam;
b. Menunjukkan kemampuan investigasi dan pendekatan penalaran analitik pada situasi
klinik dengan menggunakan pengetahuan medik yang relevan.
7
e. Memanfaatkan teknologi informasi secara efektif dan efisien untuk menopang keputusan
pelayanan dan pendidikan pasien;
f. Melakukan prosedur medik dan invasif dengan terampil;
g. Menyusun dan melaksanakan rencana pengelolaan kasus sulit, berkomplikasi dan kasus
jarang sesuai perannya sebagai spesialis penyakit dalam;
h. Memberikan expertise dan menjawab konsultasi medik sesuai perannya sebagai spesialis
penyakit dalam.
8
a. Memahami bahwa pelayanan kesehatan dan praktik profesi mempengaruhi pelayanan
kesehatan oleh profesi lain, organisasi dan masyarakat luas, dan sebaliknya;
b. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan pengelola dan pemberi pelayanan
kesehatan khususnya dalam menilai, mengkoordinasi dan memperbaiki kinerja
pelayanan kesehatan.
4.1.6 Profesionalisme
Kompetensi yang menunjukkan kualitas, kepatuhan menjalankan tugas, integritas, kejujuran,
menempatkan kepentingan pasien di atas kepentingan sendiri, kolegalitas, menghormati rasa
kemanusiaan, berperilaku sesuai etika, keinginan untuk selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya.
Komponen kompetensi pada area kompetensi profesionalisme adalah:
a. Menunjukkan rasa hormat, rasa iba dan integritas; tanggap dan meletakkan kepentingan
pasien dan masyarakat di atas kepentingan pribadi; bertanggungjawab kepada pasien,
masyarakat, dan profesinya; dan berpegang teguh dalam menjalankan tugas dan
pengembangan profesionalnya;
b. Menunjukkan komitmen terhadap prinsip etika berkenaan dengan tindakan yang
mencegah atau menjauhkan pelayanan klinik, kerahasiaan pasien, informed consent, dan
berbisnis praktik;
c. Menunjukkan kepekaan dan tanggap terhadap budaya pasien, usia, jenis kelamin, dan
kecacatan.
9
b. Tingkat Kemampuan 2 “Mendiagnosis dan merujuk”
- Mampu membuat diagnosis klinik (diagnosis kerja) terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya;
- Dokter spesialis juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
c. Tingkat Kemampuan 3 “Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal dan
merujuk”
3A. Bukan Gawat Darurat
- Mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan yang bukan gawat darurat;
- Mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya;
serta
- Mampu menindaklanjuti setelah kembali dari rujukan.
Pada uraian di bawah ini, akan ditampilkan kompetensi penyakit berdasarkan bidang-bidang
yang ada di Ilmu Penyakit Dalam.
10
3 Asma Bronkial 4A 4A 4A*
4 Asma Akut Berat 3B 4A 4A
5 Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi 3A 4A 4A
6 Alergi Makanan 4A 4A 4A*
7 Pneumokoniosis 2 3A 3A
8 Rhinitis Alergika 4A 4A 4A*
9 Urtikaria Akut 4A 4A 4A*
10 Urtikaria Kronis 3A 4A 4A
11 Angioedema 3B 4A 4A
12 Dermatitis Atopik 4A 4A 4A*
13 Dermatitis Kontak Alergika 3A 4A 4A
14 SLE Ringan-Sedang 3A 4A 4A
15 SLE dengan Keterlibatan Organ Vital atau Keadaan Khusus 2 3A 3A
16 Sindrom Sjogren 2 3A 3A
17 Sindrom Antifosfolipid (Antiphospholipid Syndrome/APS) 3A 4A 4A
18 Penyakit Pembuluh Darah Kecil (Arteritis Takayasu, 2 3A 3A
Arteritis Temporal)
19 Penyakit Pembuluh Darah Sedang (Poliarteritis Nodosa, 2 3A 3A
Penyakit Kawasaki)
20 Penyakit Pembuluh Darah Besar (Granulomatosis 2 3A 3A
Wagener, Sindrom Churg-Strauss, Poliarteritis
Mikroskopik, Henoch-Schonlen Purpura, Vaskulitis
Krioglobulinemia Esensial, Angiitis Kutaneus
Leukositoklastik)
21 Penyakit Imunologi Paru, Ginjal, dan Mioprotein 2 3A 3A
22 Graft Versus Host Response (GVHRs) 2 3A 3A
23 Rejeksi allograft 2 3A 3A
24 Histokompatibilitas Antigen Major dan Minor 2 3A 3A
25 Sindroma Hiper IgE 2 3A 3A
26 Human Immunodeficiency Virus (HIV) 3A 4A 4A*
27 Manajemen Perioperatif pada Pasien dengan Kelainan 2 3A 3A
Alergi-Imunologi Klinik
11
Kelainan Hipotalamus dan Pituitari
10 Diabetes Insipidus 3A 4A 4A
11 Prolaktinemia 2A 3A 3A
12 Akromegali 2A 3A 3A
13 Gigantisme 2A 3A 3A
14 Defisiensi Hormon Pertumbuhan 2A 3A 3A
15 Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone (SIADH) 2A 3A 3A
16 Tumor Pituitari/Tumor Hipofisis 2A 3A 3A
Kelainan Tiroid dan Paratiroid
17 Hipotiroidisme Kongenital 3A 4A 4A
18 Hipotiroidisme Autoimun 3A 4A 4A
19 Hipotiroidisme Lain 3A 4A 4A
20 Kretinisme 3A 4A 4A
21 Kelainan Tiroid pada Kehamilan 3A 4A 4A
22 Perioperatif pada Kasus Tiroid 3A 4A 4A
23 Hiper/Hipo Tirois Suklinikal 3A 4A 4A
24 Multinodular Goiter 3A 4A 4A
25 Toxic Nodular Goiter 3A 4A 4A
26 Hipertiroid dan Penyakit Trophoblastik 3A 4A 4A
27 Penyakit Graves 3A 4A 4A
28 Krisis Tiroid 3A 4A 4A
29 Tiroiditis Akut 3A 4A 4A
30 Tiroiditis Subakut 3A 4A 4A
31 Tiroiditis Kronik 3A 4A 4A
32 Simple Goiter 3A 4A 4A
33 Adenoma Tiroid 2A 3A 3A
34 Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) complicated 3A 4A 4A
35 Karsinoma Tiroid 2A 3A 3A
36 Hiperparatiroid 3A 4A 4A
37 Hipoparatiroid 3A 4A 4A
Kelainan Adrenal
38 Sindrom Cushing (Cushing’s Disease) 3A 4A 4A
39 Hiperaldosteronemia 2A 4A 4A
40 Defisiensi Korteks Adrenal Primer (Addison’s Disease) 2A 4A 4A
41 Defisiensi Korteks Adrenal Sekunder 2A 3A 3A
42 Feokromositoma 2A 3A 3B
43 Krisis Adrenal 3B 4A 4A
44 Kelebihan Hormon Glukokortikoid 3A 4A 4A
45 Kekurangan Hormon Glukokortikoid 3A 4A 4A
Kelainan Reproduksi
46 Hipogonadisme 2A 3A 3A
47 Gangguan Perkembangan Seks 2A 3A 3A
48 Disfungsi Seksual 2A 3A 3A
49 Pubertas Prekoks 2A 3A 3A
50 Infertilitas 2A 3A 3A
51 Gangguan Ereksi 2A 3A 3A
52 Gangguan Ejakulasi 2A 3A 3A
Kelainan Metabolisme Mineral dan Tulang
53 Defisiensi Calcitonin 2A 3A 3A
12
54 Defisiensi Vitaimin D 3A 4A 4A
55 Hiperkalsemia 3A 4A 4A
56 Hipokalsemia 3A 4A 4A
57 Gangguan Metabolisme Fosfat 3A 4A 4A
58 Gangguan Metabolisme Magnesium 3A 4A 4A
59 Osteoporosis 3A 4A 4A
60 Mineral Bone Disorder – Chronic Kidney Disease (MBD-CKD) 2A 3A 3A
61 Ricketsia, Osteomalasia 3A 4A 4A
62 Paget’s Disease 2A 3A 3A
63 Osteogenesis Imperfecta 2A 3A 3A
Kelainan Metabolisme Lain
64 Obesitas 4A 4A 4A
65 Dislipidemia 4A 4A 4A*
66 Malnutrisi Energi-Protein 4A 4A 4A*
67 Defisiensi Vitamin 4A 4A 4A*
68 Defisiensi Mineral 4A 4A 4A*
69 Hiperurisemia 4A 4A 4A*
Kelainan Genetik
70 Turner Syndrome 2A 3A 3A
71 Klinefelter Syndrome 2A 3A 3A
72 Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH)/ Hiperplasia 2A 3A 3A
Adrenal Kongenital
73 Marfan Syndrome 2A 3A 3A
74 Familial Dislipidemia 2A 3A 3A
75 Multiple Endocrine Neoplasia 1 2A 3A 3A
76 Multiple Endocrine Neoplasia 2 2A 3A 3A
77 Poly-autoimmune Disease 2A 3A 3A
Bidang Gastroenterologi
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Esofagus
1 Akalasia Esofagus 2 3A 3A
2 Esofagitis Refluks 3A 4A 4A
3 Barret’s Esophagus 3A 4A 4A*
4 Lesi Korosif pada Esofagus 3A 4A 4A
5 Varises Gastroesofagus 3A 4A 4A
6 Neoplasma Esofagus 2 3A 3A
7 Infeksi Jamur pada Esofagus 3A 4A 4A
8 Infeksi Virus pada Esofagus 3A 4A 4A
9 Striktur Esofagus 2 3A 3A
Dinding, Rongga Abdomen
10 Hernia (Diafragmatika, Hiatus) 3A 4A 4A*
11 Tuberkulosis Abdomen 2 3A 3A
12 Perforasi Usus 3B 3B 3B
13 Malrotasi Traktus Gastrointestinal 2 3B 3B
Gaster, Duodenum, Jejunum, Ileum
13
14 Gastritis 4A 4A* 4A*
15 Gastroenteritis 4A 4A* 4A*
16 Ulkus (Gaster, Duodenum) 3A 4A 4A
17 Stenosis Pilorik 2 3B 3B
18 Divertikulum Meckel 2 3B 3B
19 Apendisitis 3B 3B 3B
20 Perdarahan Gastrointestinal 3B 4A 4A
21 Ileus Obstruksi 3B 3B 3B
22 Ileus Paralitik 4A 4A 4A
23 Malabsorbsi 4A 4A 4A
24 Maldigesti 4A 4A 4A
25 Intoleransi Makanan 4A 4A* 4A*
26 Botulisme 3A 4A 4A
27 Adenokarsinoma Gaster 2 3A 3A
28 Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST) 2 3B 3B
29 Gastric Motility Disorders 3A 4A 4A
30 Celiac Disease 2 3A 4A
31 Short Bowel Syndrome 2 3A 4A
32 Trombosis Arteri Mesenterika 3B 4A 4A
33 Amiloidosis 2 3A 3A
Kolon
34 Divertikulosis 3A 4A 4A
35 Kolitis Infektif 3A 4A 4A
36 Sindrom Disentri 4A 4A 4A*
37 Penyakit Crohn 3A 4A 4A
38 Kolitis Ulseratif 3A 4A 4A
39 Irritabel Bowel Syndrome 3A 4A 4A
40 Polip/Adenoma 3A 4A 4A
41 Karsinoma Kolorektal 2 3A 3A
42 Enterokolitis Nekrotik 3A 4A 4A
43 Proktitis 3A 4A 4A
44 Abses (peri)anal 3A 4A 4A
45 Hemoroid 3A 4A 4A
46 Sindrom Konstipasi 3A 4A 4A
Bidang Hepatologi
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Hepar
1 Hepatitis A 4A 4A 4A*
2 Hepatitis B 3A 4A 4A
3 Hepatitis C 3A 4A 4A
4 Hepatitis Autoimun 3A 4A 4A
5 Abses Hepar 3A 4A 4A
6 Penyakit Hati Alkoholik 3A 4A 4A
7 Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) 3A 4A 4A
8 Sirosis Hati 3A 4A 4A
9 Hepatitis Imbas Obat 3A 4A 4A
14
10 Gagal Hepar 3A 4A 4A
11 Neoplasma Hepar 2 3A 3A
12 Hemokromatosis Hepar 2 3A 4A
13 Alpha-1-Antitrypsin Deficiency 2 3A 4A
14 Wilson Disease 2 3A 4A
15 Gangguan Metabolisme Bilirubin (Gilbert syndrome, 2 3A 4A
Crigler-Najjar syndrome type I and II, Dubin-Johnson and
Rotor syndromes)
16 Trombosis Vena Porta 3A 4A 4A
17 Penyakit Hati pada Kehamilan 3A 4A 4A
Kandung Empedu, Saluran Empedu, dan Pankreas
18 Kolesistitis 3A 4A 4A
19 Kolelitiasis 3A 4A 4A
20 Koledokolitiasis 3A 4A 4A
21 Kolangitis 3A 4A 4A
22 Kista Duktus Koledokus 2 3A 3A
23 Pankreatitis 3A 4A 4A
24 Karsinoma Pankreas 2 3A 3A
25 Kista dan Pseudokista Pankreas 2 3B 3B
26 Primary Sclerosing Cholangitis 2 3A 3A
27 Primary Billiary Cirrhosis 2 3A 3A
28 Kolangio Karsinoma 2 3A 3A
Bidang Geriatri
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Sarkopenia 2 3A 3A
2 Frailty 2 3A 3A
3 Delirium 3B 4A 4A
4 Instabilitas Postural 2 3A 4A
5 Jatuh 2 3A 4A
6 Imobilitas 3A 4A 4A
7 Ulkus Dekubitus 3A 4A 4A*
8 Inkontinensia Alvi 2 3A 3A
9 Inkontinensia Urin 3A 4A 4A
10 Elder Mistreatment 2 3A 3A
11 Gangguan Tidur 3A 4A 4A*
12 Malnutrisi 4A 4A* 4A*
13 Konstipasi 4A 4A 4A
14 Mild Cognitive Impairment 3A 4A 4A
15 Vascular Cognitive Impairment 3A 4A 4A
16 Demensia Alzheimer 2 3A 3A
17 Demensia Vaskular 3A 4A 4A
18 Demensia Tipe Lain 2 3A 3A
19 Depresi 3A 4A 4A
20 Gangguan Penglihatan 2 3A 3A
21 Gangguan Pendengaran 2 3A 3A
15
22 Gangguan Menelan 3A 4A 4A
23 Polifarmasi 3A 4A 4A
24 Iatrogenik 2 3A 3A
25 Disfungsi Seksual 2 3A 3A
26 Osteoporosis 3A 4A 4A
27 Nyeri kronik 3A 4A 4A
28 Hipotensi Ortostatik 3A 4A 4A
29 Gagal Jantung 3A 4A 4A
30 Hipertensi 4A 4A 4A*
31 Penyakit Serebrovaskular 2 3B 3B
32 Parkinson 2 3A 3A
33 Dizziness 2 3A 3A
34 Syncope 2 3A 3B
35 PPOK 3A 4A 4A
36 Pneumonia 3A 4A 4A*
37 Hipotiroid 3A 4A 4A
38 Hipertiroid 3A 4A 4A
39 DM Tipe 2 4A 4A 4A*
40 Infeksi Saluran Kemih 4A 4A 4A
41 Penyakit Jantung Koroner 3A 4A 4A
42 Manajemen Perioperatif pada Pasien Geriatri 2 4A 4A
43 Osteoartritis 4A 4A 4A
44 Hiperplasia Prostat (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH) 3A 4A 4A
16
Gangguan Saluran Kemih Lain
17 Batu Ginjal 3A 4A 4A
18 Batu Saluran Kemih (vesika urinaria, ureter, dan uretra) 3A 4A 4A
19 Kolik Renal 3B 4A 4A
Gangguan Saluran Kemih Lain
20 Disfungsi Neuromuskular Saluran Kemih 2 3A 3A
21 Uretritis dan Sindrom Uretra 3A 4A 4A
22 Striktur Uretra 2 3A 3A
23 Pielonefritis Akut 3A 4A 4A
24 Pielonefritis Kronik 3A 4A 4A
25 Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis Akut dan Kronik) 4A 4A 4A*
Kelainan Organ Genital Pria
26 Hiperplasia Prostat 3A 4A 4A
Kelainan Kongenital Ginjal
27 Ginjal Polikistik 2 3A 3A
28 Ginjal Tapal Kuda (Horse Shoe Kidney) 2 3A 3A
Keganasan
29 Karsinoma Sel Renal 2 3A 3A
30 Tumor Wilms 2 3A 3A
Gangguan Metabolik
31 Gangguan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa 3A 4A 4A
Hipertensi
32 Hipertensi Primer (Esensial) 4A 4A 4A*
33 Hipertensi Sekunder 3A 4A 4A
34 Hipertensi pada Kehamilan 3A 4A 4A
Diabetes Mellitus
35 Penyakit Ginjal Diabetes 3A 4A 4A
Lain-lain
36 Sindrom Hepatorenal 2 3B 3B
17
12 Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST) 2 3A 3A
13 Kanker Esofagus dan Lambung 2 3A 3A
14 Kanker Usus 2 3A 3A
Liver dan Saluran Empedu
15 Neoplasma Hepar 2 3A 3A
16 Kolangio Karsinoma 2 3A 3A
17 Neoplasma Saluran Empedu 2 3A 3A
18 Tumor Papila Vateri dan Non-Papila 2 3A 3A
Pankreas
19 Karsinoma Pankreas 2 3A 3A
Ginjal dan Saluran Urogenital
20 Karsinoma Sel Renal 2 3A 3A
21 Tumor Wilms 2 3A 3A
22 Kanker Saluran Kencing dan Kandung Kencing 2 3A 3A
23 Kanker Penis 2 3A 3A
24 Kanker Prostat 2 3A 3A
25 Kanker Testis 2 3A 3A
Kepala dan Leher
26 Kanker Nasofaring 2 3A 3A
27 Kanker Kepala dan Leher Lain 2 3A 3A
Kelenjar Endokrin
28 Adenoma Tiroid 2 3A 3A
29 Karsinoma Tiroid 2 3A 3A
Payudara
30 Kanker Payudara 2 3A 3A
Keganasan Ginekologi
31 Kanker Ovarium 2 3A 3A
32 Kanker Uterus 2 3A 3A
33 Kanker Serviks 2 3A 3A
34 Kanker Vulva dan Vagina 2 3A 3A
Sarkoma
35 Sarkoma Tulang 2 3A 3A
36 Sarkoma Jaringan Lunak 2 3A 3A
Kulit
37 Melanoma 2 3A 3A
38 Kanker Sel Skuamosa dan Sel Basal 2 3A 3A
Penyakit Sistem Hematopoetik
39 Anemia Defisiensi Besi 4A 4A 4A*
40 Anemia Karena Perdarahan Kronik 4A 4A 4A*
41 Anemia Hemolitik Non-Autoimun (PNH, sferositosis, 2 3B 3B
porfirinuria)
42 Anemia Defisiensi G6PD 3 3B 3B
43 Thalassemia 3A 4A 4A
44 Hemoglobinopati Struktural 2 3A 3A
45 Anemia Aplastik 2 3A 3A
46 Anemia Penyakit Kronik 3A 4A 4A
47 Anemia Megaloblastik 3A 4A 4A
48 Hemokromatosis 3A 4A 4A
49 Anemia Sideroblastik 2 3A 3A
18
50 Polisitemia Sekunder 2 3A 3A
51 Polisitemia Vera 3A 4A 4A
52 Trombositosis Esensial 2 3B 3B
53 Mielofibrosis Primer 2 3A 3A
54 Leukopenia, Leukositosis Berat 2 3B 3B
55 Limfopenia, Limfositosis Berat 2 3B 3B
56 Trombositopenia, Trombositosis Berat 2 3B 3B
Penyakit Imuno Hematologi
57 Anemia Hemolitika Autoimun 2 3B 3B
58 Idiopatik Trombositopenia Purpura 3A 4A 4A
59 Inkompatibilitas Mayor dan Minor 3A 4A 4A
60 TTP dan HUS 2 3B 3B
61 SLE Ringan-Sedang 3A 4A 4A
62 SLE Berat atau Reflucter 2 3B 3B
Penyakit Sistem Hemostasis
63 Diastesis Hemoragik 3A 4A 4A
64 Hemofilia A dan B 3A 4A 4A
65 Penyakit Von-Willebrand 2 3B 3B
66 Fibrinolisis Primer 2 3B 3B
67 Mikrotrombi dan Fibrinolisis Sekunder (DIC) 3A 4A 4A
68 Trombosis Vena Dalam 3A 4A 4A
69 Tromboemboli Vena 3A 4A 4A
70 Trombosis Arteri Sentral, Perifer, Abdomen 3A 4A 4A
Kegawatan Hematologi dan Onkologi Medik
71 Krisis Blast 2 3B 3B
72 Sindroma Vena Cava Superior 2 3B 3B
73 Kompresi Medulla Spinalis 2 3B 3B
74 Fraktur Kompresi/Metastasis 2 3B 3B
75 Peningkatan Tekanan Intrakranial 2 3B 3B
76 Febrile Neutropenia 2 3B 3B
77 Sindroma Lisis Tumor 3B 4A 4A
Lain-lain
78 Sindroma Paraneoplastik 3A 4A 4A
79 Nyeri karena Kanker 3A 4A 4A
80 Nausea dan Muntah Akibat Kemoterapi 3B 3B 3B
81 Sudden deafness dan Sudden blindness 3B 3B 3B
82 Hematologi Perioperatif 3A 4A 4A
Bidang Kardiovaskular
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Penyakit Jantung Kongenital pada Dewasa
1 Defek Septum Ventrikel 3A 3A 3A
2 Defek Septum Atrium 3A 3A 3A
3 Duktus Arteriosus Persisten 3A 3A 3A
4 Koarktasio Aorta 2 3A 3A
5 Tetraloogy of Fallot (TOF) 3A 3A 3A
19
6 Transposisi Pembuluh Darah Besar 3A 3A 3A
Peradangan pada Jantung dan Pembuluh Darah
7 Endokarditis Infektif 3A 3A 4A
8 Miokarditis 3A 3A 4A
9 Perikarditis 3A 3A 4A
10 Aortritis 2 3A 3A
Penyakit Jantung Iskemik
11 Angina Pektoris Stabil (APS) 4A 4A 4A
12 Sindroma Koroner Akut (UAP, NSTEMI, STEMI) 4A 4A 4A
13 Chronic Ischemic Heart Disease 3A 44 4A
Penyakit Akibat Gangguan Sirkulasi
14 Syok Hipovolemik 4A 4A 4A
15 Syok Kardiogenik 4A 4A 4A
16 Gagal Jantung Akut 4A 4A 4A
17 Gagal Jantung Kronik 4A 4A 4A
18 Cardiorespiratory Arrest 4A 4A 4A
Gangguan Irama Jantung
19 Fibrilasi Atrial (AF) 4A 4A 4A
20 Flutter Atrial 4A 4A 4A
21 Fibrilasi Ventrikular (VF) 4A 4A 4A
22 Takikardi Supraventrikular (SVT) 4A 4A 4A
23 Takikardi Ventrikular (VT) 4A 4A 4A
24 Ekstrasistol Supraventrikular (SVES) 4A 4A 4A
25 Ekstrasistol Ventrikular (VES) 4A 4A 4A
26 Right Bundle Branch Block (RBBB) 3A 4A 4A
27 Left Bundle Branch Block (LBBB) 3A 4A 4A
28 Bradikardi : AV Blok Derajat I 3A 4A 4A
29 AV Blok Derajat II tipe Mobitz I 3A 4A 4A
30 AV Blok Derajat II tipe Mobitz II 3A 4A 4A
31 AV Blok Total 3B 3B 3B
32 Aritmia Lainnya 3A 3A 4A
Kelainan Jantung Akibat Penyakit Sistemik
33 Penyakit Jantung Tiroid 3A 4A 4A
34 Penyakit Jantung Reumatik 3A 4A 4A
35 Penyakit Jantung pada Penyakit Jaringan Ikat 3A 4A 4A
Penyakit Akibat Kelainan Katup Jantung
36 Stenosis Mitral 3A 4A 4A
37 Regurgitasi Mitral 3A 4A 4A
38 Stenosis Aorta 3A 4A 4A
39 Regurgitasi Aorta 3A 4A 4A
40 Stenosis Pulmonal 3A 4A 4A
41 Insufisiensi Pulmonal 3A 4A 4A
42 Stenosis Trikuspid 3A 4A 4A
43 Insufisiensi Trikuspid 3A 4A 4A
Hipertensi
44 Hipertensi Pulmonal 3A 3A 3A
45 Hipertensi Primer (Esensial) 4A 4A 4A*
46 Hipertensi Sekunder 3A 3A 4A
47 Hipertensi pada Keadaan Khusus 3A 3A 4A
20
Kelainan pada Pembuluh Darah
48 Aneurisma Aorta 2 3A 3A
49 Aneurisma Diseksi 3B 3B 3B
50 Peripheral Vascular Disease (PVD) 3A 3A 4A
Lain-lain
51 Kardiomiopati Idiopatik 3A 3A 4A
52 Kardiomiopati Peripartum 3B 3B 4A
53 Kor pulmonal Akut 4A 4A 4A
54 Kor pulmonal Kronik 3A 3A 4A
55 Tumor Kardiovaskular 2 3A 3A
Bidang Pulmonologi
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Penyakit pada Parenkim Paru
1 Tuberkulosis Paru 4A 4A 4A*
2 Pneumonia 4A 4A 4A*
3 Destroyed Lung 2 3B 3B
4 Kanker Paru 2 3A 3A
5 Penyakit Paru Interstisial Difus (ILD) 2 3A 3A
6 Abses Paru 2 3B 3B
7 Infark Paru 2 3B 3B
8 Atelektasis 2 3B 3B
9 Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) 2 3B 3B
10 Avian Influenza 3A 4A 4A
11 Penyakit Paru Akibat Infeksi Jamur 3A 4A 4A
12 Penyakit Paru Akibat Mikobakterium Atipik 3A 4A 4A
Penyakit pada Saluran Napas
13 Bronkitis Akut 4A 4A 4A*
14 Bronkitis Kronik 3A 4A 4A
15 Bronkiektasis 3A 4A 4A
16 Asma Bronkial 4A 4A 4A*
17 Penyakit Paru Obstruktif Kronik 4A 4A 4A
Penyakit pada Pleura
18 Tuberkulosis Ekstraparu (Pleuritis TB) 3A 4A 4A
19 Efusi Pleura 3A 4A 4A
20 Empyema 2 3B 3B
21 Pneumotoraks 2 3B 3B
22 Hematotoraks 3B 4A 4A
23 Tumor Mediastinum 2 3A 3A
24 Mediastinitis 2 3A 3A
25 Emfisema Mediastinum 2 3A 3A
26 Timoma 2 3A 3A
27 Kista Mediastinum 3 3A 3A
Kegawatdaruratan Paru
28 Emboli Paru 3B 3B 3B
29 Gagal Napas 3B 4A 4A
21
Penyakit Paru Kongenital
30 Kistik Fibrosis 3A 4A 4A
Lain-lain
31 Penyakit Vaskular Paru 2 3A 3A
32 Hipertensi Pulmonal 2 3A 3A
33 Penyakit Paru pada HIV 3A 4A 4A
34 Penyakit Paru Akibat Kerja dan Lingkungan 2 3A 3A
(Pneumokoniasis, Asbestosis, Silikosis, dll)
35 Sleep Related Disorders / Obstructive Sleep Apnea (OSA) 2 3A 3A
36 Kelainan Diafragma dan Dinding Dada 2 3A 3A
Bidang Psikosomatik
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Gangguan Cemas Menyeluruh / General Anxiety Disorder 3A 4A 4A
(GAD)
2 Gangguan Panik / Panic Disorder 3A 4A 4A
3 Gangguan Campuran Cemas – Depresi 3A 4A 4A
4 Gangguan Obsesif Kompulsif 2 3A 3A
5 Reaksi terhadap Stress yang Berat dan Gangguan 3A 4A 4A
Penyesuaian
6 Post Traumatic Stress Disorder 3A 4A 4A
7 Agora phobia, Phobia social, Phobia specific 3A 4A 4A
8 Gangguan Soamtoform 3A 4A 4A*
9 Depresi 3A 4A 4A
10 Sindrom Kolon Iritabel 3A 4A 4A
11 Dispepsia Fungsionalis 4A 4A 4A
12 Gangguan Fatigue 3A 4A 4A
13 Sindrom Lelah Kronik 3A 4A 4A
14 Firomialgia 3A 4A 4A
15 Nyeri Psikogenik 3A 4A 4A
16 Neurosis Kardiak 3A 4A 4A
17 Sindrom Hiperventilasi 3A 4A 4A
18 Gangguan Tidur 4A 4A* 4A*
19 Sindroma Putus Obat dan Overdosis pada Pengguna 3A 4A 4A
NAPZA; komplikasi, terapi, dan rehabilitasi
20 Tension headache 4A 4A 4A
21 Disfungsi Ereksi dan Disfungsi Seksual Psikogenik 3A 4A 4A
22 Ketidakseimbangan Saraf Otonom Vegetatif 3A 4A 4A
23 Low Back Pain 3A 4A 4A
24 Gangguan Jantung Fungsional 3A 4A 4A
22
Bidang Reumatologi
Level of Achievements
No. Daftar Penyakit Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Kelainan pada Sendi
1 Artritis Reumatoid 3A 4A 4A
2 Spondilitis Ankilosa 2 3A 3A
3 Artritis Psoriatik 3A 4A 4A
4 Artritis Enteropatik 3A 4A 4A
5 Artritis Reaktif 3A 4A 4A
6 Unclassified Seronegative Spondyloarthropaty 2 3A 3A
7 Artritis Bakteri/Septik 3A 4A 4A
8 Artritis Virus 3A 4A 4A
9 Trauma Sendi 3A 3A 3A
10 Juvenile Idiopathic Arthritis 2 3A 3A
11 Osteoartritis 4A 4A 4A
Kelainan pada Tulang Belakang
12 Skoliosis 3A 3A 3A
13 Kifosis 3A 3A 3A
14 Lordosis 3A 3A 3A
15 Spondilitis, Spondilodiskitis 2 3A 3A
16 Spondilolistesis 3A 3A 3A
17 Spondilosis (Spondiloartrosis) 3A 3A 3A
Kelainan Penyakit Autoimun
18 SLE Ringan-Sedang 3A 4A 4A
19 SLE dengan Keterlibatan Organ Vital atau Keadaan Khusus 2 3A 3A
20 Anti-Phospholipid Syndrome (APS) 3A 4A 4A
21 Demam Reumatik 3A 4A 4A
22 Reumatik Non-Artikuler 3A 4A 4A
23 Penyakit Imunologi Paru, Ginjal, dan Mioprotein 2 3A 3A
24 Sindrom Sjogren 2 3A 3A
25 Penyakit Belicet 1 2 2
26 Uveitis 2 3A 3A
Gangguan Elektrolit
27 Hiperkalsemia pada Keganasan 3A 4A 4A
28 Hipokalsemia 3A 4A 4A
29 Gangguan Metabolisme Kalsium 3A 4A 4A
30 Gangguan Metabolisme Magnesium 3A 4A 4A
31 Gangguan Metabolisme Fosfat 3A 4A 4A
32 Mineral Bone Disorders – Chronic Kidney Disease (MBD- 2 3A 3A
CKD)
Kelainan pada Jaringan Ikat, Tendon, Otot, dan Jaringan Lunak
33 Sklerosis Sistemik 2 3A 3A
34 Tendinitis Achilles 3A 3A 3A
35 Ruptur Tendon Achilles 3A 3A 3A
36 Rotator Cuff Tendinitis 2 4A 4A
37 Frozen Shoulder 2 4A 4A
38 Penyakit Reumatik Ekstra Artikuler 3A 4A 4A
39 Polikondritis Berulang 1 2 2
23
40 Miopati Inflamasi 2 3A 3A
41 Infeksi Muskuloskeletal 2 3A 3A
42 Lesi Meniskus, Medial, dan Lateral 3A 3A 3A
43 Mix Connective Tissue Disease (MCTD) 2 3A 3A
44 Fibromialgia 3A 4A 4A
45 Pioderma Gangrenosum 2 3A 3A
46 Amiloidosis 1 2 2
47 Sarkoidosis 1 2 2
48 Sindrom Marfan 1 2 2
49 Osteogenesis Imperfecta 1 2 2
50 Sindroma Ehlers-Danlos 1 2 2
51 Osteomalasia, Rickets 2 3A 4A
52 Adult Onset Still Disease 2 3A 3A
Lain-lain
53 Vaskulitis Pembuluh Darah Kecil 2 3A 3A
54 Vaskulitis Pembuluh Darah Sedang 2 3A 3A
55 Vaskulitis Pembuluh Darah Besar 2 3A 3A
56 Gout 4A 4A 4A
57 Artropati Kristal Lainnya 2 3A 3A
58 Tuberkulosis Osteoartikular 3A 3A 3A
59 Osteomielitis 2 3B 3B
60 Neoplasma Muskuloskeletal 2 3A 3A
61 Nekrosis Kaput Femoralis 2 3A 3A
62 Carpal Tunnel Syndrome 3B 3B 3B
63 Tarsal Tunnel Syndrome 2 3B 3B
64 Hiperparatiroidisme 3A 4A 4A
65 Nyeri Reumatik Regional 3A 4A 4A
66 Complex Regional Pain Syndrome, Neuropati Kompresi, dan 2 3A 3A
Nyeri Neuropatik lainnya
67 Trauma Kerja dan Olahraga 2 3A 3A
24
13 Rubella 3A 4A 4A
14 Rubella pada Kehamilan 3A 4A 4A
15 Infeksi Cytomegalovirus 3A 4A 4A
16 Infeksi Cytomegalovirus pada Kehamilan 3A 4A 4A
17 Infeksi Virus Herpes Simpleks 2 3A 4A 4A
18 Infeksi Virus Herpes Simpleks 2 pada Kehamilan 3A 4A 4A
19 Varicella 3A 4A 4A
20 Infeksi Virus Herpes Simpleks 1 4A 4A 4A*
21 Herpes Zoster 4A 4A 4A*
22 Morbili 4A 4A 4A*
23 Rabies 3A 4A 4A
24 Yellow Fever 3A 4A 4A
Penyakit Akibat Infeksi Parasit
25 Malaria 4A 4A 4A*
26 Leptospirosis 4A 4A 4A*
27 Amoebiasis Intestinal 4A 4A 4A
28 Giardiasis 4A 4A 4A*
29 Leishmaniasis 2 2 2
30 Toksoplasmosis 3A 4A 4A
31 Toksoplasmosis Serebral 3A 4A 4A
32 Toksoplasmosis pada Kehamilan (Toksoplasmosis 3A 4A 4A
kongenital)
33 Toksoplasmosis pada Mata : Koriorenitis 3A 4A 4A
34 Tripanosomiasis 2 3A 3A
Penyakit Akibat Cacing
35 Helminthiasis 4A 4A 4A*
36 Filariasis 4A 4A 4A*
Penyakit Akibat Jamur
37 Aspergilosis Invasif 2 3A 3A
38 Kriptokokosis 3A 4A 4A
39 Zigomikosis 2 3A 3A
40 Kandidiasis Sistemik 3A 4A 4A
41 Histoplasmosis Diseminata 2 3A 3A
Penyakit Akibat Bakteri
42 Demam Tifoid 4A 4A 4A*
43 Sepsis Awal 4A 4A 4A
44 Syok Sepsis 3B 4A 4A
45 Methicillin Resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) 4A 4A 4A
46 Tetanus 4A 4A 4A*
47 Anthrax 2 3A 3A
48 Bruselosis 2 2 2
49 Penyakit Pes 2 2 2
50 Disentri Basiler 4A 4A 4A*
51 Botulisme 3A 4A 4A
Lain-lain
52 Infeksi Nosokomial 3A 4A 4A
53 Fever of Unknown Origin (FUO) 3A 4A 4A
54 Limfadenitis 4A 4A 4A*
55 Diare Akut 4A 4A 4A*
25
56 Penyakit Prion 2 2 2
57 Keracunan Makanan 4A 4A 4A*
58 Gigitan Hewan dan Serangga 4A 4A 4A*
59 Keracunan Zat Kimia 3A 4A 4A
60 Keracunan Organofosfat, Alkohol, Benzodiazepin, Opiat, 3A 4A 4A
Amfetamin, Logam Berat
61 Meningitis 3A 4A 4A
62 Ensefalitis 3A 4A 4A
63 Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak Komplikata 4A 4A 4A*
64 Infeksi Intrapartum 4A 4A 4A
Pada uraian di bawah ini, akan ditampilkan kompetensi keterampilan klinis berdasarkan bidang-
bidang yang ada di Ilmu Penyakit Dalam.
26
Bidang Alergi dan Imunologi
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Prick test 2 4A 4A
2 Patch test 2 3 3
3 Skin test obat 2 4A 4A
4 Tes Provokasi Obat 2 3 3
5 Tes Provokasi Makanan 2 3 3
6 Tes Provokasi Bronkus 2 3 3
7 Spirometri 3 4A 4A
8 Vaksinasi Dewasa 3 4A 4A
9 Imunoterapi (Sublingual, Subkutan) 1 2 2
27
Bidang Gastroenterologi
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) 4A 4A 4A
2 Esofagogastroduodenoskopi (EGD) Diagnostik 2 3 3
3 Kolonoskopi dan Proktoskopi Diagnostik 2 3 3
4 Endoskopi Hemostasis 2 3 3
5 Endoscopic Mucosal Resection (EMR) 1 1 1
6 Endoscopic Submucolas Resection (ESR) 1 2 2
7 Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) 1 2 2
8 Enteroskopi 1 2 2
9 Kapsul Endoskopi 1 2 2
10 Endosonografi (EUS) 1 1 1
11 Pemasangan Sengstaken Blackmore Tube 1 2 2
12 Businasi 1 2 2
13 Skleroterapi dan Ligasi Varises Esophagus 1 2 2
14 Skleroterapi Hemoroid 1 2 2
Bidang Geriatri
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 3 4A 4A
2 Pemeriksaan Body Impedance Analysis 3 4A 4A
3 Pengukuran Tinggi Lutut 4A 4A 4A
4 Penilaian Risiko Jatuh 3 4A 4A
5 Penilaian Keseimbangan 3 4A 4A
6 Perawatan Luka Dekubitus 3 4A 4A
7 Penilaian Risiko Ulkus Dekubitus 4A 4A 4A
8 Interpretasi Bone Densitometry 3 4A 4A
28
9 Peritoneal Dialisis Akut 1 2 2
10 Renal Sympathetic Denervation 1 2 2
Bidang Hepatobilier
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Biopsi Hati 2 3 3
2 Drainase/Aspirasi Abses Hati 2 3 3
3 Percutaneous Ethanol Injection Therapy (PEIT) 1 1 1
4 Radio Frequency Ablation (RFA) 1 1 1
5 Transient Elastography (Fibroscan) 1 2 2
6 Hepatic Artery Portal Vein Gradient (HPVG) 1 1 1
7 Percutaneous Transhepatic Biliary Drainage (PTBD) 1 1 1
8 Drainase/Aspirasi Kista Hati 2 3 3
9 Manajemen Perioperatif Transplantasi Hati 1 1 1
10 Parasentesis Abdomen/Pungsi Asites 2 4A 4A
11 USG Abdomen 3 4A 4A
12 Peritoneoskopi 1 1 1
13 Biopsi Jarum Halus Pankreas 1 2 2
14 Biopsi Jarum Halus Limpa 1 2 2
15 Kolangioskopi 1 2 2
29
Bidang Kardiovaskular
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Elektrokardiografi (EKG) : pemasangan dan 3 4A 4A
interpretasinya
2 Ekokardiografi : Transthoracic Echocardiogram (TTE) 2 3 3
3 Ekokardiografi : Transesophageal Echocardiography (TEE) 1 2 2
4 Basic Cardiac Life Support (BCLS) 4A 4A 4A
5 Advanced Cardiac Life Support (ACLS) 3 4A 4A
6 Melakukan Interpretasi Hasil Treadmill Test (TMT) 2 3 3
7 Defibrilasi dan Kardioversi 3 4A 4A
8 Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil Stress Echo 1 2 2
9 Doppler Vaskular Pembuluh Darah Tepi dan Carotis 1 2 2
10 Perikardiosintesis 1 2 2
11 Pemasangan Akses Vena Sentral 2 3 3
12 Pemasangan Akses Vena Perifer 4A 4A 4A
13 Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) 2 3 4A
14 Electrophysiology Study (EPS) 1 2 2
15 Kateterisasi Jantung 1 2 2
16 Angiografi Koroner 1 2 2
17 Pacu Jantung Sementara / Transient Pace Maker (TPM) 1 2 2
18 Pacu Jantung Permanen / Permanent Pace Maker (PPM) 1 2 2
19 Kateter Ablasi 1 2 2
20 Tes Ankle Brachial Index (ABI) 3 4A 4A
21 Terapi Sel Punca 1 1 1
22 Intervensi Koroner Perkutan/Percutaneous Transluminal 1 2 2
Coronary Angioplasty
23 Angiografi Perifer 1 2 2
24 Angioplasti Perifer 1 2 2
25 Ballon Mitral Valvulotomy 1 2 2
26 Pemeriksaan dan Interpretasi Holter Monitoring 1 2 2
27 Pemeriksaan dan Interpretasi Pencitraan Jantung (CT 1 2 2
Scan, MRI, dan Thalium)
28 Transcatether Septal Occluder 1 2 2
29 Tatalaksana Perioperatif Bidang Kardiovaskular pada 2 3 4A
Operasi Non-Kardiak
Bidang Pulmonologi
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Spirometri 3 4A 4A
2 Torakosentesis (Dengan atau Tanpa Terpadu USG) 3 4A 4A
3 Biopsi Pleura 2 3 3
4 Mini Pleural Catether (≤ 12F) 1 2 2
5 Pleurodesis 2 3 3
6 Fibrinolitik Intrapleural 1 2 2
30
7 Torakoskopi 1 2 2
8 Transthoracal Needle Aspiration 1 2 3
9 Transtorakal Biopsi 1 2 2
10 Bronkoskopi Fleksibel 1 2 2
11 Trans Branchial Needle Aspiration (TBNA) 1 2 2
12 Trans Branchial Lung Biopsy (TBLB) 1 2 2
13 Endo Branchial Ulta Sonography (EBUS) ± TBNA 1 2 2
14 Bronkoskopi Rigid 1 2 2
15 Stent Bronkial 1 2 2
16 Cryo Surgery dan Laser Therapy 1 2 1
17 Bronchial Thermoplasty 1 1 1
18 Ventilasi Non-Invasif 2 3 3
19 Intubasi Endotrakeal 2 3 4A
20 Ventilasi Mekanik 2 3 3
21 Percutaneous Dilatational Tracheostomy (PDT) dan 1 2 2
Perawatan Trakeostomi
22 USG Thorax 2 3 3
23 Sleep Studies 1 2 2
24 Pemasangan Kateter Vena Sentral (CVC) 2 3 3
25 Terapi Inhalasi 4A 4A 4A
26 Terapi Oksigen 3 4A 4A
27 Cardiopulmonary Exercise Test 1 2 2
28 Biopsi Aspirasi Jarum Halus KGB Coli 2 3 4A
29 Broncho Alveolar Lavage (BAL) 1 2 2
30 Henti Rokok 3 4A 4A
31 Terapi Oksigen Hiperbarik 1 2 2
32 Penilaian dan Tatalaksana Perioperatif Paru 2 4A 4A
33 Interpretasi Pemeriksaan Foto Thoraks 4A 4A 4A
34 Interpretasi Pemeriksaan CT Scan Thoraks 2 3 3
35 Interpretasi Pemeriksaan V/Q Scan 2 3 3
Bidang Psikosomatik
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
1 Psikoterapi Superfisial 3 4A 4A
2 Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 2 3 3
3 Terapi Paliatif 2 3 3
Bidang Reumatologi
Level of Achievements
No. Daftar Keterampilan Klinis Akhir Akhir Saat
tahap 1 tahap 2 lulus
Artrosentesis dan Injeksi Intraartikuler pada Berbagai
Sendi Besar
1 Lutut 3 4A 4A
2 Bahu, Talocrural, Subtalar 2 3 3
31
3 Artrosentesis dan Injeksi Sendi Kecil (PIP, DIP, wrist, MCP, 2 2 2
CMC, tarsometatarsal)
4 Injeksi Struktur Periartikuler 2 3A 4A
5 USG Muskuloskeletal 2 2 2
6 Interpretasi Bone Densitometry 3 4A 4A
32
4.3 Pemetaan Kurikulum
Kurikulum PPDS IPD FKUI terdiri dari beberapa modul yang telah mengakomodir seluruh learning outcome yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu
Penyakit Dalam (lihat Tabel 4.1). Learning outcome yang mampu dicapai di suatu modul akan ditandai dengan warna biru pada kolomnya.
PENYAKIT DALAM
PENYAKIT DALAM
PENYAKIT DALAM KEKHUSUSAN
KEDARURATAN
DASAR KHUSUS
MATERI DASAR
KARYA ILMIAH
INTENSIF (18)
TERAPAN(15)
PERAWATAN
KONSULTASI
PENELITIAN
MEDIK (16)
MEDIK (17)
DASAR
(19)
(20)
(1)
(2)
No AREA LEARNING OUTCOME Alergi Tropik
Kardio EMD GH GE Hepato Pulmo HOM Reuma Psiko Geri
Imun Infeksi
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (11) (13) (14)
(10) (12)
Pengetahuan Biomedik
PB1
PB2
PB3
PB4
PB5
Nutrisi Klinik
PENGETAHUAN MEDIK
NK1
NK2
1 NK3
NK4
Farmakologi Klinik
FK1
FK2
FK3
FK4
FK5
FK6
FK7
33
Wawancara Medis
WM1
WM2
WM3
WM4
WM5
WM6
Pemeriksaan Fisik
PF1
PF2
PF3
PF4
PF5
PELAYANAN PASIEN
PF6
PF7
PF8
2
Proses Klinis & Diagnosis
PKD1
PKD2
PKD3
PKD4
PKD5
PKD6
PKD7
Psikoterapi
Psi1
Psi2
Psi3
Psi4
Psi5
Psi6
Psi7
34
Psi8
Psi9
Psi10
Keterampilan Komunikasi dan Interpersonal
KKI1
KKI2
KOMUNIKASI
KKI3
KKI4
3
KKI5
KKI6
KKI7
KKI8
KKI9
Pembelajaran Berbasis Praktik dan Pengembangannya
PBPP1
PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIK DAN
PBPP2
PBPP3
PBPP4
PENGEMBANGAN
PBPP5
PBPP6
4
PBPP7
PBPP8
PBPP9
PBPP10
PBPP11
PBPP12
PBPP13
Praktik Berbasis Sistem
BERBASIS SISTEM
PBS1
PRAKTIK
5 PBS2
PBS3
PBS4
35
PBS5
PBS6
PBS7
Humanisme
Hum1
Hum2
Hum3
Hum4
Hum5
Hum6
Profesionalisme
Pro1
Pro2
Pro3
Pro4
PROFESIONALISME
Pro5
Pro6
6 Pro7
Pro8
Etika Kedokteran
EtK1
EtK2
EtK3
EtK4
EtK5
EtK6
EtK7
EtK8
EtK9
EtK10
EtK11
EtK12
36
EtK13
Belajar Seumur Hidup
BSH1
BSH2
BSH3
Penelitian
P1
P2
P3
P4
PENELITIAN
P5
7 P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
Evaluasi Pasien (Klinis tak khas)
Klinis umum tidak spesifik
Klinis nyeri
Klinis sistem organ tertentu
KETERAMPILAN UMUM
37
Konsultasi perioperatif
Interpretasi Uji Diagnostik dan Pencitraan
Prinsip dasar
Interpretasi pemeriksaan
darah
Elektrokardiografi
Pemeriksaan fungsi paru
Analisis gas darah
Analisis cairan tubuh
Interpretasi pencitraan
sederhana
Interpretasi pemeriksaan
mikrobiologi
Prinsip Dasar Farmakologi
Penggunaan obat
Keterampilan Nutrisi
Diagnosis masalah nutrisi
Terapi nutrisi
Topik Non-klinik yang Relevan
Patient safety
Evidence-based medicine
End-of-life care
Cost effectiveness
Interpretasi literatur
Pelayanan Pasien
Data anamnesis dan rekam
medis
Pemeriksaan fisik
Sintesis masalah
Diagnosis, terapi, dan
prognosis
Keterampilan Komunikasi dan Hubungan Interpersonal
Komunikasi dokter-pasien
Negosiasi dan manajemen
konflik
38
Komunikasi interprofesional
Komunikasi dan kerjasama
tim
Kemampuan menilai dan
refleksi diri
Kemampuan mendidik
Penyakit Alergi Imunologi
Penyakit Endokrin,
Metabolik, Diabetes
KETERAMPILAN PENYAKIT
Penyakit
Gastroenterohepatologi
Penyakit Geriatri
Penyakit Ginjal Hipertensi
9 Penyakit Hematologi dan
Onkologi Medik
Penyakit Kardio vaskular
Penyakit Pulmonologi
Penyakit Psikosomatik
Penyakit Reumatologi
Penyakit Tropik dan Infeksi
Keterampilan Klinis Alergi
Imunologi
Keterampilan Klinis
Endokrin, Metabolik,
Diabetes
KETERAMPILAN KLINIS
Keterampilan Klinis
Gastroenterohepatologi
Keterampilan Klinis Geriatri
10 Keterampilan Klinis Ginjal
Hipertensi
Keterampilan Klinis
Hematologi dan Onkologi
Medik
Keterampilan Klinis Kardio
vaskular
Keterampilan KLinis
Pulmonologi
39
Keterampilan Klinis
Psikosomatik
Keterampilan Klinis
Reumatologi
Keterampilan Klinis
Penyakit Tropik dan Infeksi
Nyeri abdomen akut
Perdarahan GI masif
Nyeri dada akut
Hipotensi, syok
TATA LAKSANA KEADAAN KRITIS
Aritmia mengancam
kehidupan
Hipertensi berat
Intoksikasi akut
11
Gagal hati akut
Gagal ginjal akut
Perubahan status mental,
koma
Hemoptisis masif
Gagal napas
status epileptikus
Sepsis
Syok
Gangguan Kesadaran
Gagal respirasi
KEDARURATAN MEDIK
Alkalosis metabolik
Alkalosis respiratorik
Asidosis metabolik
12
Asidosis respiratorik
Batuk darah
Demam
Diare akut
Hipomagnesemia
Hipermagnesemia
40
Hiponatremia dan
hipernatremi
Hipoglikemia
Muntah
Kelemahan otot
Kladikasio
Palpitasi
Nyeri sendi akut
Uremia
Trombosis
Sinkop
Perdarahan GI
Sakit kepala
Intoksikasi organofosfat
Intoksikasi metanol
Penanganan jalan napas
invasif
KETERAMPILAN KLINIS KEDARURATAN MEDIK
41
Esofagogastroduo-
denoskopi (EGD) diagnostik
KETERAMPILAN
Kolonoskopi dan
TAMBAHAN
proktoskopi diagnostik
14 Endoskopi hemostatis
Hemodialisis
Aspirasi dan biopsi sumsum
tulang
Keterangan :
Kardio : Kardiologi
EMD : Metabolik Endokrin
GH : Ginjal Hipertensi
GE : Gastroenterologi
Hepato : Hepatologi
Pulmo : Pulmonologi
HOM : Hematologi Onkologi Medik
Alergi Imun : Alergi dan Imunologi
Reuma : Reumatologi
Tropik : Tropik dan Infeksi
Psiko : Psikosomatik
Geri : Geriatri
42
Kode Learning Outcome
1. Pengetahuan Medik
Learning outcome
Pengetahuan Biomedik (PB)
PB.1 Menjelaskan struktur dan fungsi struktur sel.
PB.2 Memahami komunikasi antar sel (cell communication) dan perannya dalam proses timbulnya
dan penyembuhan penyakit.
PB.3 Menjelaskan proses yang terjadi dalam sel dan kaitannya dengan proses timbulnya dan
penyembuhan penyakit.
PB.4 Menjelaskan peran genetika pada proses penyakit dan perannya dalam terapi.
PB.5 Menjelaskan peran proses imun terhadap timbulnya berbagai penyakit dan pemanfaatannya
dalam pencegahan dan terapi.
43
WM.5 Menggunakan kuesioner standar dalam proses wawancara sesuai dengan masalah yang diha-
dapi.
WM.6 Melakukan wawancara untuk mengidentifikasi gangguan kognitif, ansietas, penyangkalan dan
pembelaan diri
Psikoterapi
Psi.1 Menciptakan hubungan terapeutik yang optimal antara dokter dengan pasien sehingga timbul
rasa percaya dari pasien terhadap dokter (confidence and trust).
Psi.2 Memberi kesempatan pada pasien untuk mengutarakan konflik emosionalnya, mengeluarkan
isi hatinya dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh sehingga pasien dapat merasa lebih
puas, lega dan mengurangi ketegangannya (ventilasi).
Psi.3 Memberi keyakinan, pengertian tentang sebab-sebab penyakitnya dan memperbaiki, mengu-
bah pendapat yang keliru atau kurang pada tempatnya (re-edukasi).
Psi.4 Meyakinkan kembali pasien untuk sanggup mengatasi masalah yang dihadapi (re-assurance)
dan menanamkan kepercayaan bahwa gejalanya akan hilang (sugesti).
44
Psi.5 Melihat persoalan dan konflik emosional dari sudut pandang agama dengan memasukkan dan
mengamalkan ajaran agama dalam penyelesaian konfliknya (spiritual approach).
Psi.6 Membantu memberi jalan keluar dengan saran-saran dan pandangan-pandangan sesuai
keadaan dan kemampuan pasien (bimbingan dan penyuluhan).
Psi.7 Meningkatkan kapasitas adaptasi (adaptive capacity) dan meningkatkan kemampuan penye-
suaian diri terhadap lingkungan.
Psi.8 Melakukan manipulasi lingkungan yang menjadi penyebab konfliknya.
Psi.9 Memulihkan fungsi pasien untuk berfikir secara rasional, memperbaiki konsentrasi dan daya
ingat serta membedakan nilai-nilai moral dan etika mana yang baik dan buruk, mana yang
boleh dan tidak (memperbaiki kognisi).
Psi.10 Memulihkan perilaku yang maladaptive akibat stresor psikososial yang dideritanya, sehingga
pasien dapat beradaptasi dengan kondisi yang baru dan bisa berfungsi kembali secara wajar
dalam kehidupan sehari-hari (memperbaiki perilaku/behaviour).
45
PBPP.12 Menjelaskan arti, keterbatasan dan penerapan dari suatu model statistic yang diperguna-
kan dalam suatu penelitian.
PBPP.13 Menjelaskan arti nilai ‘’p’’, confidence interval, risiko relatif, atribute risk, dan number needed
to treat.
6. Profesionalisme
Learning outcome
Humanisme (Hum)
Hum.1 Menciptakan dan mempertahankan hubungan dokter-pasien untuk mencapai pemecahan
masalah kesehatan yang terbaik demi kepentingan pasien dan kepuasan pribadi dokter.
Hum.2 Mengidentifikasi tipe hubungan dokter-pasien serta faktor yang dapat memperbaiki hubu-
ngan, melakukan pilihan yang tepat dengan segala keterbatasan.
Hum.3 Memiliki keterampilan memeroleh dan menginterpretasi data, serta menetapkan langkah
lanjut penatalaksanaan pasien menjelang kematian dan mengupayakan perawatan yang
menyenangkan termasuk mengelola rasa nyeri, kecemasan pasien dan kesedihan keluarga.
Hum.4 Mengenali dan mengelola secara tepat pasien sulit termasuk yang memiliki gangguan kepri-
badian dan pola perilaku yang menyimpang.
Hum.5 Mengenali reaksi seseorang terhadap situasi sulit dan dapat mengenali reaksi ini untuk
menjelaskan suatu hipotesis.
Hum.6 Mengidentifikasi persepsi pasien tentang kesehatan dan menerapkan pemahaman ini pada
pasien dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Profesionalisme (Pro)
Pro.1 Memiliki kepekaan pribadi terhadap altruisme dengan secara konsisten mengutamakan
kepentingan pasien.
Pro.2 Memiliki sikap bertanggung jawab (akuntabilitas) terhadap pasien, masyarakat atau pro-
fesi dengan memenuhi kesepakatan baik tertulis maupun tidak.
Pro.3 Memiliki komitmen dalam menjaga standar mutu pelayanan jangka panjang dengan terus
menerus memperkaya pengetahuan dan membedakan pengetahuan yang didasarkan pada
buktiberkualitas (evidence-based) dengan pengetahuan tanpa bukti atau pengalaman pribadi.
Pro.4 Menjaga komitmen terhadap standar mutu pelayanan dengan kemungkinan menerima
ketidaknyamanan dalam memenuhi keinginan pasien, memberikan saran dalam upaya pe-
layanan yang terbaik untuk tiap pasien, berperan aktif dalam organisasi profesi dan meng-
amalkan keterampilan dan pengetahuan untuk kesejahteraan pasien dan masyarakat.
Pro.5 Kejujuran dan integritas dengan mengenalidan menghindari konflik.
46
Pro.6 Memiliki sikap mengutamakan hubungan dokter-pasien, melindungi kepentingan pasien dan
selalu berusaha mengetahui apa yang dibutuhkan pasien.
Pro.7 Memiliki perilaku sesuai dengan standar kinerja yang tinggi dan menghormati kolega,
anggota tim kesehatan yang lain, pasien dan keluarganya.
Pro.8 Memiliki kepekaan untuk selalu tanggap terhadap kebutuhan masyarakat pada upaya
pelayanan kesehatan.
7. Penelitian (P)
Learning outcome
P.1 Menjelaskan filsafat ilmu dan etika penelitian sebagai dasar penelitian yang dilakukan.
P.2 Mengidentifikasi masalah penelitian dan menyusun pertanyaan penelitian.
P.3 Menerapkan rancangan penelitian yang sesuai untuk pertanyaan penelitian yang dimaksud.
P.4 Menjelaskan berbagai analisis statistik serta pilihan metoda statistik yang sesuai untuk
rancangan penelitian yang dilakukan.
P.5 Menyusun proposal penelitian yang lengkap dan mampu laksana.
P.6 Melakukan pengambilan data menggunakan metode yang sahih dan dapat dipertanggung-
jawabkan.
P.7 Melakukan analisis hasil penelitian menggunakan metode ilmiah yang sesuai.
P.8 Membandingkan hasil penelitian sendiri dengan hasil penelitian orang lain menggunakan
pendekatan ilmiah.
47
P.9 Menetapkan kesimpulan yang tepat terhadap hasil penelitian.
P.10 Melakukan komunikasi secara ilmiah baik verbal maupun tulisan.
P.11 Melakukan publikasi hasil penelitian pada majalah kedokteran terakreditasi baik nasional mau-
pun internasional.
P.12 Mengidentifikasi dan memecahkan masalah etik yang muncul dalam riset klinis.
48
BAB 5
MATERI
5.1 Struktur Kurikulum
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program
pendidikan yang berbasis kompetensi, maka struktur dasar kurikulum PPDS Penyakit Dalam
FKUI terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu :
1. Pendidikan Dasar Ilmiah;
2. Pendidikan Bidang Kekhususan Ilmu Penyakit Dalam; dan
3. Kegiatan Ilmiah Riset / Penguasaan Keterampilan.
49
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS)
PENYAKIT DALAM FKUI
RINCIAN BEBAN SKS TIAP SEMESTER
Beban SKS
Semester Total SKS
MDU & MDK MKU MPK MPA
I 16 16
II 6 12 18
III 12 2 14
IV 17 17
V 18 1 19
VI 18 3 21
VII 18 18
VIII 15 6 21
IX 14 14
Keterangan:
MDU & MDK : Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus
MKU : Materi Keahlian Umum
MPK : Materi Penerapan Keprofesian
MPA : Materi Pengembangan Akademik
50
STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS)
PENYAKIT DALAM FKUI
51
STRUKTUR KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS)
PENYAKIT DALAM FKUI
52
5.2 Modul Pendidikan berdasarkan Kelompok Materi
5.2.1 Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus – 16 SKS
Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan bagi setiap
ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang
tidak menyangkut bidang ilmu kedokteran secara langsung. Sedangkan Materi Dasar Khusus
adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan keahlian dalam bidang
kedokteran agar mampu memecahkan masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada gilirannya
dapat menerapkan keprofesiannya dengan kualitas yang tinggi.
Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus diberikan dalam bentuk kuliah tatap muka, dan
dilaksanakan pada semester I. Terdapat 7 mata ajar yang termasuk dalam modul ini.
Tabel 5.1 Mata Ajar Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus
Metode
Kode Mata Ajar Beban SKS
Pembelajaran
UILS801101 Biologi Molekuler Kuliah tatap muka 2
UILS801003 Biostatistik dan Komputer Kuliah tatap muka dan 3
Statistik Praktikum
UILS801103 Epidemiologi Klinik dan Kuliah tatap muka 3
Kedokteran Berbasis Bukti
UILS801102 Farmakologi Klinik Kuliah tatap muka 2
UILS801001 Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Kuliah tatap muka 1
Etika Profesi
UILS801002 Metodologi Penelitian Kuliah tatap muka 3
UILS801004 Quality & Safety Kuliah tatap muka 2
Total 16
Materi Keahlian Umum merupakan Modul Penyakit Dalam Dasar yang bertujuan untuk
memberikan bekal pengetahuan dasar dan keterampilan penyakit dalam umum. Modul ini
bersifat fundamental bagi Peserta Didik sebelum masuk ke tahap Penyakit Dalam Kekhususan
dan Penyakit Dalam Terintegrasi.
Materi Keahlian Umum adalah bentuk program pengayaan yang dilaksanakan dalam bentuk
kuliah, diskusi topik, serta latihan keterampilan. Materi ini memiliki beban SKS sebesar 6 SKS,
yang seluruhnya dilaksanakan pada semester 2.
Tabel 5.2 Mata Ajar Materi Keahlian Umum / Penyakit Dalam Dasar
Kode Mata Ajar Metode Pembelajaran Beban SKS
MD15801201 Penyakit Dalam Dasar 1 Kuliah, Diskusi Topik, Latihan 6
Keterampilan (Program
Pengayaan)
Total 6
53
5.2.3 Materi Penerapan Keprofesian– 124 SKS
Materi Penerapan Keprofesian diberikan setelah Peserta Didik mendapatkan pembekalan Materi
Keahlian Umum (Program Pengayaan). Materi Penerapan Keprofesian ini mencakup Modul
Penyakit Dalam Dasar 2-5 (Tabel 5.3), Modul Penyakit Dalam Kekhususan (Tabel 5.4), Modul
Kedaruratan Medik (Tabel 5.5), Modul Konsultasi Medik (Tabel 5.6), Modul Penyakit Dalam
Terapan (Tabel 5.7), serta Modul Perawatan Kritis (Tabel 5.8).
Modul Penyakit Dalam Kekhususan 2-5 meliputi kegiatan tugas jaga, diskusi kasus, serta
presentasi kasus. Modul ini dijalankan pada semester 2 dan 3.
Modul Penyakit Dalam Kekhususan berisi dua belas sub-spesialisasi Penyakit Dalam dengan
komponen kompetensi yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi KIPD. Pelaksanaan masing-
masing modul tersebut bersifat rotasi yang dilakukan dalam kurun semester 4-7 masa
pendidikan.
Modul Penyakit Dalam Terintegrasi merupakan tahapan lanjut yang memberikan kewenangan
lebih kepada Peserta Didik untuk melakukan tata laksana medis secara mandiri maupun
kolaboratif. Modul ini mencakup kegawatdaruratan, konsultasi medik, perawatan kritis (critical
care), serta tahapan mandiri di berbagai RS Jejaring. Deksripsi mengenai modul konsultasi medik,
penatalaksaan keadaan kritis, dan kedaruratan medik akan diuraikan pada Sub-Bab 5.3.3.
Tabel 5.3 Mata Ajar Penyakit Dalam Dasar 2-5 (24 SKS)
Kode Mata Ajar Metode Pembelajaran Beban SKS
MD15801501 Penyakit Dalam Dasar 2 Tatalaksana Pasien Rawat 6
Inap, Ronde, Tugas Jaga (1)
MD15801202 Penyakit Dalam Dasar 3 Journal Reading / Diskusi 6
Kasus
MD15801502 Penyakit Dalam Dasar 4 Tatalaksana Pasien Rawat 6
Inap, Ronde, Tugas jaga (2),
Diskusi kasus terstruktur
(ronde besar)
MD15801203 Penyakit Dalam Dasar 5 Journal Reading / Referat Kecil 6
/ Diskusi Kasus / Presentasi
Kasus di Ruangan
TOTAL 24
54
MD15802511 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Hematologi-Onkologi Medik
MD15802508 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Hepatologi
MD15802503 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Kardiologi
MD15802504 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Metabolik Endokrinologi
MD15802516 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Psikosomatik
MD15802509 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Pulmonologi
MD15802513 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Reumatologi
MD15802515 Penyakit Dalam Kekhususan 5
Tropik-Infeksi
TOTAL 60
55
Tabel 5.8 Mata Ajar Perawatan Intensif (5 SKS)
Kode Mata Ajar Metode Pembelajaran Beban SKS
MD15803549 Critical Care / Perawatan Tatalaksana pasien ICCU, 5
intensif Ronde, Laporan jaga,
Diskusi kasus
TOTAL 5
Materi Penerapan Akademik berisi Modul Karya Ilmiah (Tabel 5.9) dan Modul Penelitian (Tabel
5.10). Modul Karya Ilmiah mencakup penyusunan laporan kasus dan referat yang dilakukan
secara terstruktur dengan bimbingan dari staf pengajar. Sementara itu, Modul Penelitian
merupakan penyusunan tugas akhir (tesis) Peserta Didik. Modul ini dibagi menjadi dua tahap:
penyusunan proposal dan pelaksanaan-penulisan hasil penelitian. Di akhir modul, Peserta Didik
diwajibkan untuk mempertahankan laporan tugas akhir dalam sebuah sidang ilmiah terbuka
sebagai syarat kelulusan pendidikan.
Tabel 5.9 Mata Ajar Karya Ilmiah (4 SKS)
Kode Mata Ajar Metode Pembelajaran Beban SKS
MD15801411 Karya Ilmiah 1 Penulisan dan Presentasi 2
Kasus (Laporan Kasus)
MD15802412 Karya Ilmiah 2 Penulisan dan Presentasi 1
Referat 1
MD15802413 Karya Ilmiah 3 Penulisan dan Presentasi 1
Referat 2
TOTAL 4
56
5.3Pokok Bahasan Khusus
5.3.1 Modul Terintegrasi
Mengingat bahwa lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis-I Ilmu Penyakit Dalam akan
bekerja untuk kepentingan masyarakat di Indonesia, maka kompetensi yang disusun seharusnya
mengacu pada kajian Indeks Situasi Klinik/Komunitas (Index Clinical/Community Situation) (Metcalve
2000). ICS dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau penyakit di bidang IPD umum
yang sering dijumpai dan akan digunakan sebagai materi pembelajaran. Meskipun demikian,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang terjadi secara global perlu juga
diperhatikan.
Dengan melakukan analisis dan menguraikan ICS, dapat diidentifikasi komponen kompetensi
terintegrasi yang terdiri atas:
1. Keterampilan intelektual yang meliputi keterampilan pemecahan masalah dengan
pendekatan ilmiah (scientific problem solving approach) dan menetapkan keputusan klinik
(clinical decision making);
2. Keterampilan interpersonal yang terdiri atas keterampilan komunikasi, keterampilan
wawancara medik, pemeriksaan fisik, melakukan dan menginterpretasikan hasil
pemeriksaan penunjang (procedures);
3. Pengetahuan teknik yang meliputi ilmu dasar (bio sciences) dan ilmu klinik (clinical sciences);
serta
4. Pengetahuan terkait (contextual knowledge) yang meliputi epidemiologi klinik, organisasi
pelayanan (organization services), dan aspek perilaku (behavioral aspects).
Dalam menjalankan tugas profesi sebagai spesialis penyakit dalam, diperlukan penguasaan
disiplin terintegrasi yang merupakan bagian dari dasar pengetahuan (knowledge base) dan dasar
keterampilan (skill base). Disiplin terintegrasi merupakan dasar yang kuat untuk menjalankan
tugas profesi dan mencapai kinerja dengan standar tinggi. Program Pendidikan Dokter Spesialis
IPD diharapkan mampu menanamkan disiplin terintegrasi kepada peserta didik selama
pendidikan.
5.3.2.1 Remaja
Ilmu kesehatan remaja (adolescent health) merupakan bagian Ilmu Penyakit Dalam secara umum.
Berbeda dengan masalah kesehatan pada orang dewasa, masalah kesehatan pada kelompok ini
57
memiliki keunikan tersendiri, namun relatif kurang diperhatikan dalam tatanan kesehatan yang
berjalan saat ini.
Bidang Penyakit Dalam memiliki peran aktif, baik dalam deteksi atau penanganan masalah
kesehatan spesifik pada wanita, maupun terlibat aktif dalam tim medis dengan disiplin ilmu lain.
Oleh sebab itu, diperlukan pemahaman dan kompetensi yang mumpuni agar konsultasi medik
berjalan efektif. Beberapa kompetensi yang perlu dikuasai oleh spesialis penyakit dalam, antara
lain pengertian tentang respon fisiologis terhadap pembedahan dan anestesi, risiko yang terkait
dengan prosedur invasif maupun non-invasif, terapi profilaksis preoperatif dan pencegahan
komplikasi pascaoperatif; serta pemahaman tentang fisiologi kehamilan dan kategori penyakit
neuro-psikiatrik, berikut metode diagnostik dan terapinya.
Dalam PPDS Penyakit Dalam FKUI, cakupan kompetensi konsultasi medik yang diajarkan pada
Peserta Didik akan dibatasi pada beberapa aspek fundamental berikut:
1. Evaluasi hasil abnormal tes pre-operatif rutin;
2. Penilaian tentang kebutuhan antibiotik profilaksis untuk prosedur invasif;
3. Penilaian kebutuhan antikoagulan sebagai prosedur profilaksis;
4. Penilaian tentang perlunya alih rawat termasuk perlunya pengawasan perawatan kritis;
5. Penilaian dan penatalaksanaan risiko pre-operatif;
6. Masalah medis yang muncul selama pemulihan pasca operasi;
7. Masalah medis selama kehamilan;
58
8. Masalah medis pada pasien psikiatri; serta
9. Reaksi obat dan komplikasinya.
Penatalaksanaan konsultatif secara optimal dapat dilakukan pada waktu praktik maupun
pelayanan rumah sakit, termasuk rawat jalan dan pelayanan one day care. Kendati demikian,
kompetensi konsutasi medik tidak sebatas pengetahuan medis yang cukup, namun metode
kolaborasi dan berkomunikasi dengan dokter spesialis lain dan pasien.
Pembekalan ilmu critical care dinilai penting bagi dokter spesialis penyakit mengingat semakin
luasnya layanan perawatan intensif (intensive care unit/ICU) di Indonesia, pentingnya
pendekatan holistik dalam sebuah tim bagi pasien sakit kritis, serta menjadi bekal berharga
meski bekerja di layanan kesehatan dengan fasilitas terbatas.
Tidak hanya itu, perawatan pasien kritis juga berkaitan erat dengan masalah etika dan sosial-
budaya sehingga spesialis penyakit dalam seharusnya memiliki kompeten dalam mengambil
keputusan untuk penanganan lanjutan, perkiraan prognosis, serta pengarahan terhadap pasien
dan keluarganya. Berikut ini adalah uraian kompetensi yang perlu dikuasai terkait
penatalaksanaan keadaan kritis.
59
Dengan tidak memperhatikan latar belakangnya, seorang spesialis penyakit dalam harus mampu
melakukan stabilisasi awal, melakukan tindakan atau prosedur kegawatdaruratan, berkolaborasi
dengan disiplin atau petugas medis lainnya, serta memberikan konsultasi untuk penatalaksanaan
lanjutan terhadap penyakit serius yang mungkin terjadi.
60
14 EKG
15 Basic Life Support (BLS)
61
BAB 6
METODE
6.1 MATERI PEMBELAJARAN
Proses pembelajaran dan pengajaran pendidikan spesialis Penyakit Dalam FKUI dilakukan
melalui berbagai kegiatan pendidikan dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang telah
ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam Indonesia.
Proses pembelajaran dan pengajaran tersebut dilaksanakan dalam bentuk:
1. Kegiatan Ilmiah;
2. Kegiatan Pengelolaan Pasien;
3. Kegiatan Dokter Jaga;
4. Kegiatan Bimbingan; serta
5. Kegiatan Penelitian.
62
1. Kegiatan Dokter Ruang Rawat;
2. Kegiatan Divisi (Kardiologi, Pulmonologi, Hematologi dan Onkologi Medik, Metabolik
Endokrinologi, Ginjal Hipertensi, Gastroenterologi, Hepatologi, Tropik-Infeksi, Alergi-
Imunologi, Rematologi, dan Psikosomatik);
3. Kegiatan Dokter Konsulen;
4. Kegiatan Dokter Kepala Ruangan;
5. Kegiatan Dokter Rumah Sakit Umum Kabupaten;
6. Kegiatan Dokter Instalasi Gawat Darurat;
7. Kegiatan Dokter Intensive Coronary Care Unit (ICCU); serta
8. Kegiatan Dokter High-Care Unit (HCU).
63
Deskripsi tindakan dan bentuk supervisi berdasarkan tingkatan supervisi:
Tingkat Deskripsi supervisi (bentuk supervisi dan
Deskripsi untuk peserta didik
Supervisi bukti yang diperlukan)
1 Peserta didik melakukan Supervisor (atau peserta didik senior)
observasi pemeriksaan, mendemonstrasikan pemeriksaan,
tindakan atau prosedur yang tindakan atau prosedur yang dilakukan.
dilakukan
2 Peserta didik melakukan Supervisor ada di tempat melakukan
pemeriksaan, tindakan atau observasi langsung sepanjang pemeriksaan,
prosedur di bawah pengawasan tindakan atau prosedur tersebut dilakukan.
langsung dokter spesialis yang Bukti supervisi berupa tanda tangan yang
memiliki SIP (DPJP) dibubuhkan pada rekam medis dan logbook
segera setelah pemeriksaan, tindakan atau
prosedur tersebut dilakukan.
3 Peserta didik dapat melakukan Supervisor tidak harus ada di tempat yang
tindakan dengan supervisi sama, tapi harus dapat segera melakukan
minimal. Peserta didik harus supervisi langsung. Bukti supervisi berupa
melapor sebelum dan sesudah tanda tangan yang dibubuhkan pada rekam
tindakan dilakukan. Selama medis dan logbook terhadap pemeriksaan,
tindakan, peserta didik dapat tindakan atau prosedur tersebut dilakukan
berkonsultasi kepada DPJP pada hari yang sama (sebelum 24 jam)
4 Peserta didik sudah kompeten Supervisor tidak harus ada di tempat yang
melakukan pemeriksaan, sama, tapi harus dapat melakukan supervisi
tindakan atau prosedur. Peserta langsung bila diperlukan. Bukti supervisi
didik tetap perlu melaporkan berupa tanda tangan yang dibubuhkan pada
sebelum dan sesudah rekam medis dan logbook terhadap
melakukan pemeriksaan, pemeriksaan, tidnakan atau prosedur
tindakan atau prosedur tersebut dilakukan pada hari berikutnya.
5a Peserta didik sudah kompeten Supervisor tidak harus ada di tempat yang
melakukan pemeriksaan, sama. Supervisor melakukan kajian laporan
tindakan atau prosedur. Peserta secara keseluruhan. Bukti supervisi berupa
didik tidak perlu melaporkan tanda tangan yang dibubuhkan pada rekam
sebelum dan sesudah medis dan logbook terhadap pemeriksaan,
melakukan pemeriksaan, tidnakan atau prosedur tersebut dilakukan
tindakan atau prosedur. Peserta pada hari yang sama.
didik perlu melaporkan seluruh
kegiatan di akhir hari. Peserta
didik dapat melakukan
pembimbingan atau supervisi
untuk juniornya bila diperlukan
5b Peserta didik sudah kompeten Supervisor tidak harus ada di tempat yang
melakukan pemeriksaan, sama. Supervisor melakukan kajian laporan
tindakan atau prosedur. Peserta secara acak yaitu tidak setiap hari dan tidak
didik tidak perlu melaporkan untuk semua rekam medis (contoh: untuk
sebelum dan sesudah peserta didik di tahap mandiri di wahana
melakukan pemeriksaan, luar). Bukti supervisi berupa tanda tangan
64
tindakan atau prosedur. Peserta yang dibubuhkan pada rekam medis dan
didik perlu melaporkan seluruh logbook terhadap pemeriksaan, tidnakan
kegiatan di akhir stase. Peserta atau prosedur tersebut dilakukan pada akhir
didik dapat melakukan stase.
pembimbingan atau supervisi
untuk juniornya bila diperlukan
Jenis Kompetensi dan Tingkat Supervisi yang Diperlukan Berdasarkan Tahapan Peserta
Didik
65
g. Menetapkan tata laksana awal TB 4 5a
h. Menetapkan tata laksana lanjutan TB 3 5a
i. Melakukan prosedur khusus (misalnya pemasangan
CVC/intubasi di HCU, CGA/fisioterapi Sesuai dengan supervisi
sederhana/psikoterapi di RRAG, kardioversi di ICCU, keterampilan klinis
kemoterapi di RIIM)
j. Meminta konsultasi TB 4 5a
k. Memberikan jawaban konsultasi (termasuk konsultasi
TB 4 5a
perioperatif)
Bidang Endokrin-Metabolik
1 Pemeriksaan Glukosa Darah (Point of Care Test/POCT) 4 5a 5a
2 Pemberian Insulin Intravena Kontinyu (Insulin Drip Intravena) 3 4 5a
3 Monitoring Gula Darah Selama Pemberian Insulin Drip/Kontinyu
Intravena (Glucose Monitoring During Intravenous Insulin 3 4 5a
Therapy)
4 Vibratory Sensation Testing dengan Garpu Tala 128 Hz 3 4 5a
5 Semmes-weinstein Monofilament Test 10g 3 4 5a
6 Perawatan Luka Kaki Diabetes (Debridement) 3 4 5a
7 Rehabilitasi Awal Perawatan Kaki Diabetes 3 4 5a
66
8 Pemilihan Alas Kaki Diabetes 3 4 5a
9 Ankle Brachial Index (ABI) 3 4 5a
10 USG Thyroid TB 3 3
11 Exoptalmometry in Grave;s Disease TB 3 3
12 Aspirasi Jarum Halus untuk Nodul Tiroid TB 3 4
13 Dexamethasone Suppresion Test 3 4 5a
14 Interpretasi Pemeriksaan Densitas Massa Tulang/Bone Mineral
3 4 5a
Density (BMD) by Dual Energy X-ray Absorptiometry (DXA)
15 Pemeriksaan dengan Orchidometer 3 4 5a
16 Pemeriksaan Analisis Komposisi Tubuh/Body Composition
3 4 5a
Analysis
17 Aspirasi Kista Tiroid TB 4 4
18 Injeksi Etanol Perkutan TB 2 2
19 Water Deprivation Test 3 4 4
20 Teknik Injeksi Insulin 3 4 5a
21 Tes Pembebanan dengan Insulin 1 2 2
22 Pompa Insulin 1 2 2
Bidang Gastroenterologi
1 Pemasangan Pipa Nasogastrik (NGT) 4 5a 5a
2 Esofagogastroduodenoskopi (EGD) Diagnostik TB 2 2
3 Kolonoskopi dan Rektosigmoidoskopi Diagnostik TB 2 2
4 Endoskopi Hemostasis TB 1 1
5 Endoscopic Mucosal Resection (EMR) TB 1 1
6 Endoscopic Submucosal Resection (ESR) TB 1 1
7 Endoscopic Retrograde Cholangio Pancreatography (ERCP) TB 1 1
8 Enteroskopi TB 1 1
9 Kapsul Endoskopi TB 1 1
11 Endoscopy Ultrasonography (EUS) TB 1 1
12 Pemasangan Sengstaken Blackmore Tube TB 1 1
13 Businasi TB 1 1
14 Skleroterapi dan Ligasi Varises Esophagus TB 1 1
15 Skleroterapi Hemoroid TB 1 1
Bidang Geriatri
1 Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri 3 4 5a
2 Pemeriksaan Body Impedance Analysis 3 4 5a
3 Pengukuran Tinggi Lutut 3 4 5a
4 Penilaian Risiko Jatuh 3 4 5a
5 Penilaian Keseimbangan 3 4 5a
6 Perawatan Luka Dekubitus 3 4 5a
7 Penilaian Risiko Ulkus Dekubitus 3 4 5a
8 Interpretasi Bone Densitometry 3 4 5a
Bidang Hepatologi
1 Biopsi Hati TB 2 2
2 Drainase/Aspirasi Abses Hati TB 2 2
3 Percutaneous Ethanol Injection Therapy (PEIT) TB 2 2
4 Radio Frequency Ablation (RFA) TB 1 1
67
5 Transient Elastography (Fibroscan) TB 3 3
6 Percutaneous Transhepatic Biliary Drainage (PTBD) TB 1 1
7 Drainase/Aspirasi Kista Hati TB 2 2
8 Manajemen Perioperatif Transplantasi Hati TB 1 1
9 Parasentesis Abdomen/Pungsi Asites 2 4 4
10 USG Abdomen 1 4 4
11 Peritoneoskopi TB 1 1
13 Perkutaneus Cholecystostomy TB 2 2
14 Biopsi Jarum Halus Pankreas TB 1 1
15 Biopsi Jarum Halus Limpa TB 1 1
16 Kolangioskopi TB 1 1
Bidang Ginjal-Hipertensi
1 Hemodialisis TB 1 1
2 Peritoneal Dialisis Mandiri Berkesinambungan (Kateter
TB 1 1
Tenchkoff)
3 Transplantasi Ginjal (Manajemen di Bidang Penyakit Dalam Pra
TB 1 1
dan Pasca)
4 Ultrasonografi Ginjal dan Saluran Kemih TB 3 4
5 Pemasangan Folley Cateter 4 5a 5a
6 Pemasangan Cateter Double Lumen TB 1 1
7 Biopsi Ginjal TB 1 1
8 Aspirasi Kista Ginjal TB 1 1
9 Peritoneal Dialisis Akut TB 1 1
10 Renal Sympathetic Denervation TB 1 1
Bidang Kardiologi
1 Elektrokardiografi (EKG) : pemasangan dan interpretasinya 5a 5a 5a
68
2 Ekokardiografi : Transthoracic Echocardiogram (TTE) TB 2 3
3 Ekokardiografi : Transesophageal Echocardiography (TEE) TB 2 2
4 Basic Cardiac Life Support (BCLS) 5a 5a 5a
5 Advanced Cardiac Life Support (ACLS) 5a 5a 5a
6 Melakukan Interpretasi Hasil Treadmill Test (TMT) 2 4 4
7 Defibrilasi dan Kardioversi 5a 5a 5a
8 Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil Stress Echo TB 1 1
9 Doppler Vaskular Pembuluh Darah Tepi dan Carotis TB 1 1
10 Perikardiosintesis TB 1 1
11 Pemasangan Akses Vena Sentral 1 2 3
12 Pemasangan Akses Vena Perifer 3 5a 5a
13 Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) 1 2/3 4
14 Electrophysiology Study (EPS) TB 1 1
15 Kateterisasi Jantung TB 1 1
16 Angiografi Koroner TB 1 1
17 Pacu Jantung Sementara / Transient Pace Maker (TPM) TB 1 1
18 Pacu Jantung Permanen / Permanent Pace Maker (PPM) TB 1 1
19 Kateter Ablasi TB 1 1
20 Tes Ankle Brachial Index (ABI) 3 4 5a
21 Terapi Sel Punca TB 1 1
22 Intervensi Koroner Perkutan/Percutaneous Transluminal
TB 1 1
Coronary Angioplasty
23 Angiografi Perifer TB 1 1
24 Angioplasti Perifer TB 1 1
25 Ballon Mitral Valvulotomy TB 1 1
26 Pemeriksaan dan Interpretasi Holter Monitoring TB 1 1
27 Pemeriksaan dan Interpretasi Pencitraan Jantung (CT Scan, MRI,
TB 1 1
dan Thalium)
28 Transcatether Septal Occluder TB 1 1
29 Tatalaksana Perioperatif Bidang Kardiovaskular pada Operasi 2 3 4
Non-Kardiak
Bidang Pulmonologi
1 Spirometri TB 3 4
2 Torakosentesis (Dengan atau Tanpa Terpadu USG) 2 3 4
3 Biopsi Pleura TB 2 2
4 Mini Pleural Catether (≤ 12F) TB 2 3
5 Pleurodesis TB 2 2
6 Fibrinolitik Intrapleural TB 1 1
7 Torakoskopi TB 1 1
8 Transthoracal Needle Aspiration TB 2 2
9 Transtorakal Biopsi TB 2 2
10 Bronkoskopi Fleksibel TB 2 2
11 Trans Bronchial Needle Aspiration (TBNA) TB 1 1
12 Trans Bronchial Lung Biopsy (TBLB) TB 1 1
13 Endo Bronchial Ulta Sonography (EBUS) ± TBNA TB 1 1
14 Bronkoskopi Rigid TB 1 1
15 Stent Bronkial TB 1 1
16 Cryo Surgery dan Laser Therapy TB 1 1
69
17 Bronchial Thermoplasty TB 1 1
18 Ventilasi Non-Invasif TB 2 3
19 Intubasi Endotrakeal TB 3 4
20 Ventilasi Mekanik TB 2 3
21 Percutaneous Dilatational Tracheostomy (PDT) dan Perawatan
TB 1 1
Trakeostomi
22 USG Thorax 2 3 3
23 Sleep Studies TB 1 1
24 Pemasangan Kateter Vena Sentral (CVC) TB 2 3
25 Terapi Inhalasi 4 5a 5a
26 Terapi Oksigen 4 5a 5a
27 Cardiopulmonary Exercise Test TB 2 2
28 Biopsi Aspirasi Jarum Halus KGB Coli TB 3 4
29 Broncho Alveolar Lavage (BAL) TB 2 2
30 Henti Rokok 3 5a 5a
31 Terapi Oksigen Hiperbarik TB 1 1
32 Penilaian dan Tatalaksana Perioperatif Paru 2 3 4
33 Interpretasi Pemeriksaan Foto Thoraks 4 5a 5a
34 Interpretasi Pemeriksaan CT Scan Thoraks 2 3 3
35 Interpretasi Pemeriksaan V/Q Scan 2 3 3
Bidang Psikosomatik
1 Psikoterapi Superfisial 2 4 4
2 Cognitive Behaviour Therapy (CBT) 1 2 3
3 Terapi Paliatif 2 3 3
Bidang Reumatologi
1 Artrosentesis dan Injeksi Intraartikuler pada Berbagai Sendi
Besar
a. Lutut TB 3 4
b. Bahu TB 2 3
2 Artrosentesis dan Injeksi Sendi Kecil (PIP, DIP, wrist, MCP, CMC,
TB 1 1
tarsometatarsal), Subtalar, Talocrural
3 Injeksi Struktur Periartikuler TB 3 4
4 USG Muskuloskeletal TB 1 1
5 Interpretasi Bone Densitometry 2 3 4
70
BAB 7
SARANA DAN PRASARANA
7.1 Staf Pengajar
Staf pengajar adalah yang karena keahliannya diberi wewenang untuk membimbing, mendidik
dan menilai peserta didik. Kualifikasi staf pengajar terdiri atas:
1. Guru Besar;
2. Doktor (S3) /PhD;
3. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan;
4. Dokter Spesialis Penyakit Dalam; serta
5. Dokter Spesialis lain yang terkait.
Tenaga atau Staf Pengajar PPDS-I IPD FKUI terdiri atas pendidik klnik level 1 hingga 3, yang
masing-masing memiliki wewenang untuk melakukan supervisi berdasarkan tingkatannya.
Berikut adalah penjelasan mengenai tingkatan staf pengajar berdasarkan level supervisi:
1. Pendidik Klinik 1 (Staf Pengajar Level Pembimbing)
Persyaratan : Masa kerja < 5 tahun, kualifikasi akademik dokter spesialis, dan pernah
mengikuti pelatihan clinical teacher
Kewenangan : melakukan bimbingan keterampilan dasar dan menguji ujian formatif (contoh:
mini-CEX), serta menjadi fasilitator pada bedside teaching
7.2 Fasilitas
Fasilitas pendidikan dokter spesialis penyakit dalam FKUI terdiri atas:
1. Pelayanan Berbasis Rumah Sakit
a. Ruang rawat inap, IGD, HCU, ICCU, dan Rawat Jalan Rumah Sakit:
- RS Cipto Mangunkusumo;
- RSU Persahabatan;
71
- RSUD Tangerang;
- RS Fatmawati; dan
- RSPAD Gatot Soebroto
b. Laboratorium
2. Pelayanan Berbasis Komunitas (Panti Werda, Karang Werda)
3. Ruang Kuliah
4. Perpustakaan
5. Peralatan Audiovisual
72
BAB 8
EVALUASI
Evaluasi hasil pendidikan bertujuan untuk mengetahui apakah peserta program studi telah
mencapai kemampuan akademik profesional sesuai dengan kurikulum pendidikan. Penilaian
tersebut mencakup:
a. Bidang Kognitif:
- Pengetahuan dan pemahaman
- Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan klinik
b. Bidang Psikomotor:
- Keterampilan klinik non-operatif
- Keterampilan klinik operatif
c. Bidang Afektif:
- Hubungan inter-personal.
- Sikap dan kebiasaan kerja profesional.
1. Evaluasi Berkala
Evaluasi berkala proses pendidikan dapat berupa penilaian formatif dan sumatif.
Penilaian formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada Peserta Didik
mengenai pelaksanaan pendidikan yang sedang dijalani sehingga Peserta Didik dapat
melakukan perbaikan selama proses pendidikan. Sementara, evaluasi sumatif dilakukan
untuk menentukan hasil akhir pencapaian Peserta Didik apakah obyektif pembelajaran
telah terpenuhi.
2. Evaluasi Akhir
Pada tahap akhir pendidikan dilaksanakan evaluasi akhir secara komprehensif. Evaluasi
tahap akhir dilakukan apabila peserta program telah menyelesaikan semua tahap
pendidikan dan telah lulus dalam evaluasi berkala sebelumnya.
Umumnya setiap program studi melaksanakan 2 tahap evaluasi akhir yaitu :
1) Telah menyelesaikan 158 SKS dan Tesis (Penelitian) sebagai laporan tugas akhir
oleh Program Studi Penyakit Dalam FKUI; serta
2) Ujian Kompetensi Nasional (National Board Examination) yang diseleng-garakan
oleh Kolegium Ilmu Penyakit Dalam.
Peserta Didik yang telah dinyatakan lulus oleh Program Studi FKUI dan Kolegium Ilmu
Penyakit Dalam akan mendapatkan sertifikat pengakuan sebagai dokter spesialis penyakit
dalam (Gelar: Sp.PD).
73
8.2 Kemampuan yang dinilai
Kemampuan akhir yang dievaluasi ialah pencapaian professional performance (Kemampuan atau
penampilan profesional) yang secara artifisial dapat dipilah-pilah menjadi tiga bidang (domain)
yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu:
P – pengetahuan (knowledge)
K – keterampilan (skill)
S – sikap (attitude).
Untuk instrumen yang mampu menilai tingkat pengetahuan peserta didik adalah ujian MCQ,
essay, case-based discussion, miniCEX, ujian tulis, dan ujian pasien. Sedangkan untuk penilaian
keterampilan menggunakan instrumen miniCEX, ujian pemeriksaan fisik, dan ujian pasien.
Penilaian terhadap sikap dilakukan hampir di setiap ujian yang dilakukan, seperti ujian
pemeriksaan fisik, miniCEX, dan ujian pasien. Selain itu, penilaian sikap dilakukan melalui
evaluasi 360 derajat.
Salah satu cara yang dipakai untuk memberi angka, skoring, interpretasi dan memberi predikat
dapat dilihat pada tabel berikut:
ANGKA NILAI MUTU MARKAH INTERPRETASI
85-100 4,00 A BAIK SEKALI
80-84 3,70 A-
BAIK
75-79 3,30 B+
70-74 3,00 B CUKUP
65-69 2,70 B-
60-64 2,30 C+
55-59 2,00 C KURANG
50-54 1,70 C-
40-49 1,00 D
KURANG SEKALI
<40 0,00 E
74
Nilai Batas Lulus (NBL) = 70 atau IPK = 2,75
Untuk menghitung IPK dipakai rumus:
IPK = Σ (SKS x Nilai Modul)
Σ SKS Seluruhnya
8.5 Keputusan
Setiap hasil evaluasi dan keputusannya (baik evaluasi berkala maupun evaluasi akhir) seyogyanya
disampaikan secara resmi kepada Peserta Didik sehingga Peserta Didik dapat melakukan tindak
lanjut dalam studinya. Untuk mempermudah membuat keputusan dari suatu Hasil Evaluasi,
diusulkan menggunakan sistem angka (penalty = skor) sebagai berikut:
- Pengetahuan (P) mendapat nilai kurang, diberikan skor 1.
- Keterampilan (K) mendapat nilai kurang, diberikan skor 2.
- Sikap (S) mendapat nilai kurang, diberikan skor 3.
Skor P dan K bersifat kumulatif dan berlaku selama 1 tahap pendidikan tertentu, misal 1, 2, 4
semester (tergantung kekhasan masing-masing Program Studi). Setelah melewati tahap
pendidikan tersebut, skor tidak bertambah maka skor untuk P dan K ini menjadi hilang. Namun,
skor S akan berlaku terus selama masa pendidikan.
Penentuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan melalui Rapat Evaluasi Program Studi.
Sementara itu, pemberhentian pendidikan pada PPDS Penyakit Dalam berlaku dalam kondisi
sebagai berikut:
75
8.7 Kelulusan Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
Predikat Kelulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis terdiri atas:
a. Memuaskan
b. Sangat memuaskan
c. Cum laude
IPK sebagai dasar penentuan predikat kelulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah:
a. 2,75 sampai dengan 3,40 Memuaskan
b. 3,41 sampai dengan 3,70 Sangat Memuaskan
c. 3,71 sampai dengan 4,00 Cum Laude
Kelulusan predikat cum laude hanya diberikan kepada Peserta Didik yang menyelesaikan
studinya dalam waktu n+1 semester atau kurang.
76
BAB 9
EVALUASI PROGRAM
Evaluasi program pendidikan dilakukan secara berkala, yaitu melalui Evaluasi Mingguan dan
Evaluasi Akhir Tour of Duty (TOD).
1. Evaluasi Mingguan
Proses evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan dilakukan oleh para staf pengelola
program studi spesialis Penyakit Dalam sekali dalam seminggu, yaitu rutin dilaksanakan
setiap hari Jumat.
2. Evaluasi Akhir Tour of Duty (TOD)
Proses evaluasi pada akhir TOD dilakukan secara rutin setiap 2 (dua) bulan sekali. Pada
evaluasi akhir TOD ini, tidak hanya melibatkan staf pengelola program studi spesialis Penyakit
Dalam, tetapi juga melibatkan staf divsi dan staf dari Rumah Sakit Jejaring.
Secara keseluruhan, proses evaluasi program meliputi tujuan evaluasi, fokus evaluasi, sumber
data dan instrument penilaian, waktu pengumpulan data, tim pengumpul data, serta parameter
keberhasilan suatu program.
Fokus evaluasi program pendidikan spesialis Penyakit Dalam menerapkan prinsip Kircpatrick
yaitu dengan menilai Reaction, Learning, dan Behavior.
1. Reaction
Fokus evaluasi reaction memiliki tujuan untuk menilai apakah peserta didik dan staf pendidik
puas dengan program pendidikan yang sudah ada (sesuai dengan rancangan dari masing-
masing modul).
2. Learning
Fokus evaluasi learning memiliki tujuan untuk menilai apakah program pendidikan (untuk
setiap modul) sudah mampu membantu peserta didik mencapai kompetensi.
3. Behavior
Fokus evaluasi behavior memiliki tujuan untuk menilai apakah setelah mengikuti program
pendidikan di setiap modul peserta didik mampu menerapkan materi selama pendidikan
untuk mengerjakan rancangan penelitian dan tesis.
Untuk lebih jelasnya, pemaparan mengenai evaluasi program pendidikan spesialis Penyakit Dalam
dapat dilihat pada table di bawah ini:
77
Fokus
Tujuan Evaluasi Sumber Data dan Waktu Pengumpulan Parameter
Evaluasi Pengumpul Data
(Formatif/Sumatif) Instrumen Data Keberhasilan
(Kirkpatrick)
Menilai apakah
peserta didik dan staf
1. Lembar umpan
pendidik puas dengan
balik penguji
program pendidikan
2. Lembar umpan Tim Pengelola Prodi 80% peserta didik dan
yang sudah ada Reaction Setiap Akhir TOD
balik peserta didik Spesialis Penyakit Dalam staf pendidik puas
(sesuai dengan
3. Lembar umpan
rancangan dari
balik pembimbing
masing-masing
modul)
Menilai apakah
program pendidikan
80% peserta didik
(untuk setiap modul) Lembar umpan balik
Tim Pengelola Prodi merasa mendapat
sudah mampu Learning peserta didik Setiap Akhir TOD
Spesialis Penyakit Dalam manfaat dari masing-
membantu peserta
masing modul
didik mencapai
kompetensi
Menilai apakah
setelah mengikuti
program pendidikan
di setiap modul Nilai ujian tulis, Nilai
peserta didik mampu ujian kasus, lembar Tim Pengelola Prodi 80% PPDS mendapat
Behavior Setiap Akhir TOD
menerapkan materi penilaian observer Spesialis Penyakit Dalam nilai di atas 70
selama pendidikan (DPJP dan COW)
untuk mengerjakan
rancangan penelitian
dan tesis
78
BAB 10
PENUTUP
Kurikulum ini berisi 158 SKS dengan lama pendidikan minimal 9 semester yang akan terbagi
menjadi beberapa modul. Perencanaan berbagai modul tersebut selanjutnya akan dituangkan
dalam bentuk Buku Rancangan Pendidikan (BRP) untuk setiap tahun pelaksanaan modul
tersebut.
Penyusunan dan implementasi revisi kurikulum tahun 2015 ini diharapkan lebih memudahkan
Peserta Didik dalam mencapai kompetensi dokter spesialis penyakit dalam secara terstruktur,
sistematis, dan pengajaran yang bersifat timbal-balik. Di samping itu, Peserta Didik juga akan
senantiasa diingatkan dan dilatih kembali dalam hal profesionalisme dan etika profesi yang
menjadi sangat penting di era layanan kesehatan saat ini.
Mengingat kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan bersifat sangat dinamis, maka tidak
mustahil bila kurikulum ini mengalami modifikasi dalam pelaksanaannya. Oleh sebab itu, evaluasi
dan umpan-balik yang konstruktif dari Staf Pengajar, Peserta Didik, maupun Staf Kependidikan,
sangat diharapkan guna penyempurnaan kurikulum ini ke depan.
Semoga kurikulum ini dapat melahirkan generasi dokter spesialis penyakit dalam yang
berkualitas dan berdedikasi tinggi, serta bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
79
DAFTAR PUSTAKA
Standar Kompetensi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam. Kolegium Ilmu Penyakit Dalam, Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). 2014
Standar Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Kolegium Ilmu Penyakit Dalam,
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). 2014
Rencana Strategis Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2015. Hal 4-6
Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia. Nomor: 008/Peraturan/MWA-UI/2005.
Tentang Norma Kurikulum Pendidikan Profesi di Universitas Indonesia.
Pedoman Supervisi Peserta Didik. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam.
FKUI. Hal. 1-8
Kriteria Staf Pendidik Klinik RSCM/FKUI. Hal. 12-15
80