Oleh
Ahmad Yonanda
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan di provinsi Lampung, karena memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi serta memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian.
Pada kenyataannya sebagian besar petani kopi di provinsi Lampung memiliki
kendala dalam proses pengeringan yaitu ketergantungan dengan cuaca sehingga
waktu pengeringan menjadi lebih lama. Pengeringan yang terlalu lama
mengakibatkan kualitas kopi yang kurang baik sehingga nilai jual kopi ikut
menurun yang berakibat para petani merugi.
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam proses pengeringan kopi, salah
satunya dengan cara otomasi. Otomasi memiliki tujuan memberikan kemudahan,
meningkatkan efektifitas kerja sistem sehingga produktifitas meningkat dan biaya
produksi menurun. Maka dalam penelitian ini, dilakukan pembuatan dan
pengujian sistem alat kontrol pengatur suhu otomatis pada ruang pengering kopi
berbasis mikrokontroler Arduino uno agar dapat diperoleh proses pengeringan
kopi yang lebih berkualitas.
By
Ahmad Yonanda
Coffee is a type of crop that has been long cultivated in Lampung province
because it has a high economic value and has an important role for the economic
growth. In fact, most coffee farmer in Lampung province has problems in coffee
drying process, because there is a dependency with weather for sundrying, so it
become longer to produce a good dryed coffee bean. Long drying produce poor
quality coffee, so that it decreased the selling value and incured losses for the
farmer.
Therefore it was necessary to improve the coffee drying process, with automation.
The purpose of automation is making easier and increases the effectiveness of the
drying system so the productivity will be higher and the costs of production
decreased. In this research, the fabrication and testing system by means of
automatic temperature control in coffee drying chamber using microcontroller
with Arduino uno. By doing so, higher quality of coffee drying process can be
obtained use the system.
Fabrication and testing, the automatic control system for coffee beans drying using
microcontroller with Arduino uno including hardware and software. The research
shows that, automatic control system can work properly for a variety of the
weight.
Oleh
AHMAD YONANDA
Skripsi
Pada
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
1. l:r : i .' I r: ..:.
,J.urusan,
,..] l
fflk,.ultq!
:l.,iirr
.'.,,'ffi til :
l. Komisi Pembimbing
-l:iiririt,i.itiriil
t'r
-l
'ls
-il
:!l
MENGESAHKAII
r
f,
t' l. Tim Penguji
I
{- Ketua : Martinus, S.T., M.Sc.
I
)lr
i}
]F
Negeri 3 Labuhan dalam, Bandar lampung pada tahun 1998 dan diselesaikan pada
tahun 2004. Pada tahun 2004 melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama Al-
kautsar, Bandar lampung yang diselesaikan pada tahun 2007. Kemudian pada
diselesaikan pada tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima sebagai
Prestasi Akademik (PPA) oleh DIKTI dari tahun 2011 hingga 2013. Penulis aktif
Islam (FOSSI) Fakultas Teknik pada periode 2012 - 2013. Kemudian penulis
Penulis melakukan Kerja Praktik di PT. Krakatau steel divisi Cold Rolling Mill
(CRM) pada tanggal 2 September sampai 2 Oktober 2013, dengan judul “Analisa
jenis dan berat cacat serta faktor penyebab terjadinya cacat pada baja lembaran
dingin (strip) di line recoiling divisi CRM PT. Krakatau Steel Cilegon-Banten”.
Penulis mengambil konsentrasi pilihan pada bidang Konversi Energi. Pada tahun
Sistem Kontrol Otomatis Untuk Proses Pengering Biji Kopi Dengan Pengolahan
pembimbing utama yaitu Bapak Martinus, S.T., M.Sc dan dosen pembimbing
kedua yaitu bapak Harmen, S.T., M.T. serta bapak Dr. Amrizal, S.T., M.T.
Pada tanggal 29 Januari 2015 penulis telah menyelesaikan tugas akhirnya dan
Almamater tercinta
Motto
(Ahmad Yonanda)
SANWACANA
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik pada
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang akan kita tungu syafa’atnya di
Skripsi dengan judul “ Pembuatan dan Pengujian Sistem Kontrol Otomatis Untuk
Proses Pengering Biji Kopi Menggunakan Mikrokontroler Arduino uno”, ini dapat
diselesaikan berkat partisipasi, bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak.
1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met. selaku Ketua Jurusan Teknik
dimana skripsi ini dibuat saat Bapak Harmen S.T., M.T. masih menjabat
2014 dan dilanjutkan Ibu Dr. Eng. Shirley Savetlana, S.T., M.Met. sebagai
5. Bapak Dr. Amrizal, S.T., M.T. selaku dosen Pembahas yang telah bersedia
6. Bapak Dr. Amrul. S.T., M.T. selaku Pembimbing Akademik yang telah
7. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Mesin atas ilmu yang diberikan selama
8. Ayah, Mama, Alm. eses Nora , uni Yuli, atin Dafri, dan adik Arlini serta
ponakan Nayla kairina, atas doa, kasih sayang, motivasi, dukungan dan
Lampung.
10. Mas Marta, Mas Dadang dan Mas Nanang yang telah membantu baik dalam
11. Harry, Abe (abdurahman), budi (Teknik Elektro 2010) yang telah membantu
13. Rekan–rekan senior Teknik Mesin: kak Nandar, kak Ardiansyah (alumni
2006), bang Bahar (alumni 2007), kak Dimas, bang Jaya, bang Andareas,
bang Yoan, bang La, (alumni 2008), kak Yoga pratama, kak Yusuf, Aprilian
14. Rekan-rekan Teknik Mesin angkatan 2010: Rabi’ah, Bowo, Bondan, Baron,
lainnya Teknik Mesin 2010 yang tidak bisa disebut namanya satu persatu atas
15. Rekan-rekan Badminton Crew: Pak Pardi, pak Siswanto, pak Zul, Pak
Manurung, Riyon, Budi, Marco, Bolem, Kodam, Bili, Amad, Yusuf, Dimas,
16. Rekan-rekan Crew: Riko, Ery, Reza, Leo, Topan, Tyas pramono, Amad,
Yoga, Oyin, Bangkit, Juniro, Inop, Pandu, Uyung, Aris, Nazam, Juned,
Dimas dan kumpulan Tugu Muda yang telah memberikan dukungan juga
18. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu,
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi semua yang
Penulis,
Ahmad Yonanda
i
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.3 Alur proses pengolahan kopi secara kering (dry process) ......... 10
2.4 Alur proses pengolahan kopi secara basah (wet process) .......... 13
b. LCD ....................................................................................... 57
Pengeringan ............................................................................... 61
Negara Indonesia memiliki banyak jenis macam perkebunan, salah satunya yaitu
perkebunan kopi. Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah
provinsi Lampung memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi serta memiliki
kendala dalam proses pengeringan kopi. Dimana proses pengeringan kopi masih
panas matahari. Karena hanya bergantung pada panas matahari pada saat
penjemuran, apabila cuaca hujan atau mendung saja maka penjemuran kopi tidak
yang terlalu lama mengakibatkan kualitas kopi kurang baik sehingga nilai jual
kopi ikut menurun yang berakibat para petani merugi (Nuryani, 2010).
alasan seperti, tenaga kerja yang lebih sedikit dari pada proses pengeringan kopi
2
secara tradisional sehingga biaya yang dibutuhkan relatif lebih kecil dan proses
pengering tidak tergantung dari cuaca sehingga lebih cepat serta lebih kontinyu
pengeringannya, dari pada pemakaian sinar matahari atau cara dijemur. Dalam
yaitu pada temperatur sesuai dengan standar pengeringan biji kopi agar
Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dalam proses pengeringan kopi, salah
satunya dengan cara otomasi. Otomasi adalah proses yang secara otomatis
Dari dasar inilah perlu adanya suatu alat mesin pengering kopi yang sudah
kopi yang dilakukan oleh para petani masih dengan cara tradisional dan kurang
efektif. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Pembuatan
dan Pengujian Sistem Kontrol Otomatis untuk Proses Pengering Biji Kopi
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem alat kontrol pengatur
suhu otomatis pada ruang pengering kopi berbasis mikrokontroler Arduino uno,
Adapun batasan masalah yang diberikan agar penelitian ini lebih fokus dan
pengering.
4. Sensor yang digunakan pada penelitian ini adalah sensor temperatur dan
BAB I : PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kopi merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang sudah lama
dibudidayakan dan memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi. Kopi berasal
dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru
(Yusnan, 2012)
berenergi. Pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar
3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat
ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh
dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik,
kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu
Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang
berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari
aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.
Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi
dan perbedaan genetika subspesies kopi. Terdapat dua jenis kopi yang telah
(Cahyono, 2012).
Kopi arabika masuk ke Indonesia pada tahun 1696 yang dibawa oleh
perusahaan dagang Dutch East India Co. dari Ceylo (Yahmadi, 2007). Kopi
maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang
Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh subur di daerah tinggi
sampai ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Jenis kopi ini
namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat (Cahyono,
2012).
7
Kopi robusta atau yang disebut dengan Coffea canephora, pada awalnya
hanya dikenal sebagai semak atau tanaman liar yang mampu tumbuh hingga
ditemukan di Kongo pada tahun 1898 oleh Emil Laurent. Namun terlepas dari
itu ada yang menyatakan jenis kopi robusta ini telah ditemukan lebih dahulu
oleh dua orang pengembara Inggris bernama Richard dan John Speake pada
(Yahmadi, 2007)
Kopi robusta banyak dibudidayakan di Afrika dan Asia. Kopi robusta dapat
dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam,
dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Selain itu,
cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih luas dari pada kopi arabika yang
dataran rendah sampai ketinggian 1.000 meter diatas permuakaan laut. kopi
jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini
Buah kopi setelah dibuang kulit, daging buah serta kulit tanduknya menghasilkan
kopi beras. Kopi beras yaitu kopi biji kering berwarna seperti telur asin dan
biasanya dijual atau diekspor. Secara umum kopi beras mengandung air, gula,
Sejak tahun 1990, standar mutu kopi di Indonesia telah diterapkan berdasarkan
system nilai cacatnya yang mengacu pada SNI 01 – 2907 – 2008. Standar mutu
sangat penting untuk dijadikan sebagai petunjuk dalam pengawasan mutu kopi.
Berikut tabel spesifikasi persyaratan mutu biji kopi bedasarkan SNI 01-2907-
2008.
Sumber : Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008. Biji Kopi. SNI 01-2907-2008.
9
Rahardjo (2012) menyatakan bahwa, kopi yang sudah dipetik harus segera diolah
lebih lanjut dan tidak boleh dibiarkan begitu saja selama lebih dari 12 sampai 20
jam. Bila kopi tidak segera diolah dalam jangka waktu tersebut maka kopi akan
mengalami fermentasi dan proses kimia lainnya yang bisa menurunkan mutu dari
kopi tersebut. Apabila terpaksa belum diolah, maka kopi harus direndam terlebih
dahulu dalam air bersih yang mengalir. Menurut Ciptadi dan Nasution (1985),
proses pengolahan kopi dibagi menjadi dua yaitu proses olah kering (dry process)
Menurut Ciptadi dan Nasution (1985), metode pengolahan cara kering cocok
untuk pengolahan ditingkat petani dengan lahan yang tidak luas atau
kapasitas olahan yang kecil. Untuk perkebunan besar pengolahan kopi cara
kering hanya khusus untuk kopi buah yang berwarna hijau, kopi yang
pengolahan yang dilakukan oleh petani dan yang dilakukan oleh perkebunan-
Para petani kopi umumnya hanya mengenal cara pengolahan kering. Prinsip
pengolahan ini adalah buah kopi yang sudah dipetik lalu dikeringkan dengan
Kopi yang telah dikeringkan dapat disimpan sebagai kopi glondongan dan
sebelum dijual kopi tersebut ditumbuk atau dikupas dengan huller untuk
Adapun secara berurutan tahapan pengolahan kopi cara kering dapat dilihat
Panen
Sortasi Buah
Pengeringan
Pengupasan kopi
Gambar 2.3 Alur proses pengolahan kopi secara kering (dry process)
Menurut Ciptadi dan Nasution (1985) bedasarkan gambar 2.3, alur proses
pengolahan kopi secara kering atau dry process melalui beberapa proses
berikut ini:
1. Sortasi buah
pengolahan ini dilakukan setelah kopi datang dari kebun. Kopi bewarna
warna kulit buah akan mempengaruhi kualitas biji kopi yang dihasilkan.
Buah kopi yang dipetik saat matang akan menghasilkan kualitas biji kopi
11
yang lebih baik daripada kopi yang belum masak atau lewat masak. Cara
buah kopi dengan air di dalam bak. Pada perendaman tersebut buah kopi
yang masih muda dan terserang bubuk akan mengapung, sebaliknya buah
tidak dilakukan sortasi lebih dahulu, melainkan semua buah kopi hasil
2. Pengeringan
Kopi yang sudah dipetik dan disortasi harus sesegera mungkin dikeringkan
agar tidak mengalami proses kimia yang bisa menurunkan mutu. Kopi
kandungan zat kimia dalam biji kopi sehingga menurunkan mutu. Apabila
dijemur.
memisahkan biji kopi dari kulit buah, kulit tanduk dan kulit arinya.
Tujuan sortasi untuk membersihkan biji kopi dari kotoran dan benda asing
ukuran. Biji kecil berukuran 8 mesh biji tidak lolos ayakan dengan ukuran
3 x 3mm sedangkan biji dengan ukuran besar yaitu 3,5 mesh biji tidak
lolos ayakan ukuran 5,6 x 5,6 mm. Sortasi ini biasanya dilakukan oleh
ukuran biji.
buah kopi yang sudah dipetik selanjutnya dimasukan kedalam pulper untuk
melepaskan kulit buahnya. Dari mesin pulper buah yang sudah terlepas
untuk fermentasi. Setelah direndam buah kopi lalu dicuci bersih dan akhinya
dilakukan sortasi.
basah hanya digunakan untuk mengolah kopi yang baik atau bewarna merah
Panen Pilih
Sortasi Buah
Fermentasi
Pencucian
Pengeringan
Gambar 2.4 Alur proses pengolahan kopi secara basah (wet process)
Menurut Ciptadi dan Nasution (1985) bedasarkan gambar 2.4 alur proses
pengolahan kopi secara basah atau wet process melalui beberapa proses
berikut ini:
1. Sortasi buah
Sortasi buah dimaksudkan untuk memisahkan kopi merah yang berbiji dan
sehat dengan kopi yang hampa dan terserang bubuk. Cara pemisahan buah
kopi yaitu bedasarkan berat jenis, dengan perendaman buah kopi dengan
air di dalam bak. Pada perendaman tersebut buah kopi yang masih muda
dan terserang bubuk akan mengapung, sebaliknya buah yang sudah tua
14
mesin pulper, sedangkan buah kopi yang terapung akan diolah secara
kering.
pengupas kulit buah (pulper). Dengan cara air dialirkan kedalam silinder
3. Fermentasi
masih melekat pada kulit tanduk dan pada proses pencucian akan mudah
a. Fermentasi kering
fermentasi kering dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, biji kopi
Cara yang kedua yaitu, setelah melalui pencucian terlebih dahulu, biji
40%. Setelah itu dilanjutkan dengan mencuci kembali biji kopi tersebut.
b. Fermentasi basah
4. Pencucian
lainnya yang masih tertinggal setelah fermentasi atau setelah keluar dari
di dalam bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin
5. Pengeringan
menurunkan kadr air menjadi 12%. Dengan kadar air tersebut, kopi tidak
akan mudah pecah saat dilakukan hulling. Pengeringan pada proses biji
16
untuk pengeringan biji kopi labu (biji kopi yang masih ada lendir),
a. Pengeringan awal
kurang dari 3 cm dengan alas dari terpal atau lantai semen. Setelah
b. Pengeringan lanjutan
Pengupasan kulit tanduk pada kondisi biji kopi yang masih relatif basah
(huller). Agar kulit tanduk dapat dikupas maka kondisi kulit harus cukup
7. Sortasi biji
biji dan benda asing. Sortasi ukuran dapat dilakukan dengan ayakan
memisahkan biji-biji kopi cacat agar diperoleh massa biji dengan nilai
Suhu udara, kelembaban relatif udara, aliran udara, kadar air awal bahan dan
kadar akhir bahan merupakan faktor yang mempengaruhi waktu atau lama
pegeringan (Brooker dan Hall, 1974). Menurut Aak (1980), metode pengeringan
1. Pengeringan dengan sinar matahari, dengan cara semua biji kopi diletakkan
tegantung dari cuaca. Apabila cuaca tidak baik mengakibatkan kopi cacat,
alami dibagi menjadi dua, yaitu dengan proses olah basah dan kering.
Untuk proses olah kering pengeringan biji kopi untuk mencapai kadar air
12% yaitu tergantung dengan cuaca, pada waktu cuaca cerah pengeringan
minggu. Sedangkan dengan proses olah basah pengeringan biji kopi untuk
mencapai kadar air 12% biasanya antara 4 sampai 7 hari, hal ini juga
dilantai penjemur dengan ketebalan sekitar 4 cm. Setiap 1-2 jam hamparan
kopi dibolak-balik dengan alat menyerupai garu yang terbuat dari bambu agar
kopi cepat kering dan merata. Semakin cepat kering maka mutu kopi semakin
Menurut Hasan (2009) pada pengeringan alami, panas yang dipancarkan oleh
matahari sebagian banyak yang hilang pada saat melalui atmosfir dan
kehilangan itu tergantung dari cuaca. Hanya sekitar 45% sinar sampai di bumi
dan kehilangan panas tersebut bisa karena radiasi dan perbedaan elevasi yang
satu dengan yang lain. Dari 45% ini hanya sekitar 7 – 13% yang dapat
dipakai untuk pengeringan kopi basah, karena efisiensi yang rendah maka
adalah pemanasan kopi melalui udara atau uap panas di dalam ruang tertutup.
1. Dengan naiknya ongkos buruh, maka biaya relatif lebih kecil karena
cepat pengeringannya.
3. Effiseinsi panas yang lebih tinggi dari pada pemakaian sinar matahari
Dalam proses pengeringan biji kopi, uap yang terkandung dalam biji kopi
tidak langsung keluar saat biji kopi dimasukan keruangan pengering. Proses
Jika temperatur ruangan semakin tinggi maka kadar biji kopi akan cepat
Kemudian kopi dikeringkan lagi secara buatan sampai kadar air mencapai
ataupun dengan rumah (tungku) pengering. Prinsip kerja kedua alat hampir
sama yaitu pemanasan kopi dengan uap atau udara di dalam ruang tertutup
(Aak, 1980).
20
2.6 Otomasi
Otomasi adalah proses yang secara otomatis mengontrol operasi dan perlengkapan
manusia dalam mengamati dan mengambil keputusan. Ide dasar otomasi ini yaitu
penggunaan elektrik atau mekanik untuk menjalankan mesin atau alat tertentu
disertai otak yang mengendalikan mesin atau alat tersebut sehingga produktifitas
sistem dan meningkatkan jaminan keselamatan kepada para operator. Sistem yang
oleh operator, tetapi sepenuhnya dikerjakan oleh sebuah kontrol (Martinus, 2012).
Sistem
R(s) C(s)
G(s) = transformasi Laplace dari hubungan input dan output dari sistem.
21
Ada beberapa alasan dalam penggunaan sistem otomasi antara lain sebagai
berikut:
Ini juga akibat dari industri pelayanan sehingga semakin sulit untuk
5. Keamanan
Otomasi tidak hanya dapat menghasilkan produk pada laju yang lebih
umum, diagram blok sistem pengaaturan ini dapat dilihat pada gambar 2.6.
MASUKAN KELUARAN
PENGENDALI PROSES
FEED BACK
(Martinus, 2012)
23
harga variabel yang akan dimanipulasi. Hal ini dilakukan karena variabel
output yang akan dikendalikan tidak dapat diukur secara langsung. Tujuan
Aktuator
Kontrol Sistem Keluaran
Aktuator
SENSOR
SENSOR
(Martinus, 2012)
24
2.7 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah salah satu bagian dasar dari suatu sistem komputer.
Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer
dikerjakan.
utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang
untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi – aksi sederhana untuk
(Sutanto, 2005).
6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah
power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino uno
Arduino uno berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino uno
pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari board Arduino uno mempunyai sebuah
resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke ground, yang lebih mudah untuk
2.8 Sensor
Sutanto (2005) menjelaskan bahwa, sensor adalah suatu alat yang merubah dari
besaran fisika menjadi besaran listrik. Suhu merupakan suatu besaran, karena
dapat diukur, dipantau dan dapat digunakan dalam hampir setiap sistem fisik.
Besaran itu harus dapat diwakili nilainya secara efisien dan akurat agar dapat
dimanfaatkan dengan baik. Pada dasarnya ada dua cara untuk mewakili nilai
Salah satu contoh sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban
udara adalah sensor DHT-21. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama
dengan Arduino. Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur
panjang.
(Kalman, 2013)
Pada gambar 2.9 menunjukan sensor DHT-21 memiliki 3 warna kabel yaitu
warna merah, kuning, dan hitam. Kabel warna merah dihubungkan dengan
mudah untuk digunakan, memiliki daya rendah serta transmisi jarak hingga
Salah satu komponen yang bisa digunakan untuk mengukur suhu adalah LM-
35DZ. Sensor suhu LM-35 salah satu jenis sensor yang merubah besaran suhu
circuit (IC) yang mengandung tiga buah pin. Yaitu pin Vs yang dihubungkan
dengan power 5v, untuk pin Vout dihubungkan dengan arduino sedangkan
Bentuk fisik dari sensor suhu LM-35 merupakan chip IC dengan kemasan
bervariasi, pada umumnya kemasan sensor suhu LM-35 adalah dalam bentuk
kemasan TO-92 (gambar 2.10). IC LM-35 adalah sensor suhu yang bersifat
linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor ini dapat mengukur suhu antara
-55°C sampai dengan +150°C dengan akurasi kurang lebih 0,5°C. Tegangan
sumber yang diperlukan (Vs) berkisar antara 4 hingga 30V DC. Tegangan
sumber adalah 5V, tegangan keluaran terbesar adalah 5V yang dicapai saat
2.9 Aktuator
mengubah energi suplai menjadi energi kerja yang dimanfaatkan. Sinyal keluaran
dikontrol oleh sistem kontrol dan aktuator bertanggungjawab pada sinyal kontrol
melalui elemen kontrol terakhir. Jenis lain dari bagian keluaran digunakan untuk
besaran listrik analog menjadi besaran lainnya. Misalnya kecepatan putaran dan
Aktuator dapat melakukan hal tertentu setelah mendapat perintah dari kontroler.
Misalnya pada suatu robot pencari cahaya, jika terdapat cahaya sensor akan
kepada aktuator untuk bergerak mendekati arah cahaya. Dengan kata lain
sebuah sistem yang biasa digunakan sebagai proses lanjutan dari keluaran suatu
proses olah data yang dihasilkan oleh suatu sensor atau kontroler.
Aktuator atau peranti yang menghasilkan gerakan output pada suatu alat kontrol.
Motor kipas, pneumatika, hidrolika dan relay adalah contoh dari aktuator. Selain
gerakan output, pada suatu alat kontrol sering kali diperlukan dalam bentuk lain,
29
dapat berupa LED, seven segment ataupun LCD. Berikut ini adalah contoh dari
angka, huruf abjad, kata-kata tapi juga simbol- simbol. LCD mempunyai dua
bagian penting yaitu backlight yang berguna jika digunakan pada malam hari
depan dan polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan
yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi
gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan (Kadir, 2012).
30
2.9.2 Relay
listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.
Menurut Kadir (2012), kontak poin relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. Normally close yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada
di posisi tertutup.
2. Normally open yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di
posisi terbuka.
31
(Frey, 2013)
Berdasarkan gambar 2.13, sebuah besi (iron core) yang dililit oleh kumparan
coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang
posisi baru (NO) sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus
sebelumnya (NC) akan menjadi open atau tidak terhubung. Pada saat tidak
dialiri arus listrik, armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil
2.9.3 Buzzer
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker. Jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
32
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah
Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Penelitian dilakukan pada bulan Juli hingga November 2014 dengan jadwal
1 Studi Literatur
`
2 Perancangan (desain)
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Solder listrik
Solder listrik digunakan untuk menempelkan timah pada papan PCB dan
2. Breadboard
3. Termometer
4. Multimeter digital
5. Adaptor
Adaptor yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah adaptor dengan
rangkaian yang akan dibuat, karena pada power supply Arduino uno tidak
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. Kabel listrik
Jenis kabel listrik yang akan digunakan yaitu jenis kawat. Kabel ini
3. PCB
secara permanen.
4. Sensor
5. Mikrokontroler
6. Aktuator
Adapun alur proses penelitian yang akan dilakukan ialah sebagai berikut:
Mulai
Studi
literatur
Belum Apakah
rancangan
sudah benar ?
Sudah
A
37
Pengujian, meliputi:
Gagal Pengujian
Berhasil
Selesai
berikutnya. Adapun mekanisme kerja alat sistem kontrol ini yaitu di dalam
Sensor suhu berfungsi untuk menjaga suhu di dalam ruang pengering agar
Ruang pengering kopi ini terdiri dari 2 buah kipas yaitu, kipas 1 yang
dipasang pada bagian atas ruang pengering sebagai exhaust dan kipas 2 yang
dipasang di bawah heat exchanger (HE). Pada saat proses awal pengeringan,
kandungan air dalam biji kopi akan menguap. Artinya uap air yang
terkandung pada biji kopi yang dipanaskan dengan suhu 50◦C akan keluar.
Uap air tersebut dibuang keluar melalui exhaust fan, sehingga uap air yang
biji kopi.
Untuk mengetahui kadar air biji kopi selama proses pengeringan berlangsung,
maka dilakukan pengukuran kadar air biji kopi secara manual. Artinya selama
pengeringan untuk mencapai kadar air biji kopi 12%. Apabila proses
dan kipas heat exchanger. Pada kipas heat exchanger terdapat pengatur
putaran kipas yaitu dengan adanya switch 0, 1, 2 dan 3. Pada switch 0 kipas
kipas heat exchanger akan berputar pelan (switch 1) dan kipas keluar
(exhaust fan) dalam posisi OFF atau mati, dimaksudkan agar suhu dalam
ruang pengering naik dengan cepat. Apabila suhu dalam ruang pengering
lebih dari 50◦C, maka sitem akan memberi perintah untuk menghidupkan
kipas keluar dan kemudian switch kipas heat exchanger berpindah posisi
panas yang masuk ruang pengering melalui pengontrolan switch tersebut agar
Adapun desain kontrol sistem yang akan dibuat dalam penelitian yaitu
LCD
Data logger
HX fan
Set point
suhu Mikro Exhaust Proses
Pengeringan Temperatur
Kontroler fan
Sensor
Temperatur
Sistem loop pada gambar 3.3 menggunakan sifat loop tertutup, artinya
maka sistem akan terjadi looping terus-menerus antara sensor (input) dan
LCD
Data logger
Sistem loop pada gambar 3.4 menggunakan sifat loop terbuka, artinya
Tahap ini meliputi semua proses yang mengacu pada pembuatan perangkat
Tahap ini mencakup semua hal yang berkaitan dengan perangkat lunak bagi
sistem. Termasuk listing program yang digunakan pada tugas akhir ini
lunak yang menjadi bagian dari sistem yang berupa program yang mengatur
1. Membuat loop sistem kontrol (flowchart) dari program yang akan dibuat.
4. Pengisian program.
43
apakah loop berjalan dengan baik atau tidak. Apabila tidak sesuai, maka
Pengujian alat kontrol otomatis ini bertujuan untuk mengetahui apakah kipas
keluar (exhaust fan) dan kipas HE (heat exchanger fan) serta buzzer berjalan
Pengujian ruang pengering tanpa beban biji kopi dilakukan dengan 2 cara
yaitu ruang pengering tanpa kontrol dan dengan kontrol otomatis. Hal ini
yang berbeda yaitu beban biji kopi 4 kg dan 8kg. Hal ini bertujuan untuk
5.1 Simpulan
proses pengeringan biji kopi yang telah dibuat, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Arduino uno dapat berjalan dengan baik untuk berbagai beban pengeringan
yang berbeda. Hal ini dapat ditunjukan dari hasil pengujian dengan beban biji
2. Lama pengeringan tergantung pada suhu pengeringan dan jumlah beban atau
kopi yang dikeringkan. Hal ini terlihat dalam hasil pengujian untuk nilai 12%
kadar air, dengan beban biji kopi 4 kg yaitu selama 7 jam sedangkan dengan
5.2 Saran
1. Pada proses pengeringan perlu adanya grain moisture sensor untuk mengetahui
2. Perlu adanya sensor kelembaban yang memiliki tingkat respon lebih cepat,
dahulu. Hal itu dikarenakan agar tidak salah dalam menentukan atau memilih
Brooker, FW dan CW Hall. 1974. Drying Cereal Grains. The AVI publishing
Ciptadi dan MZ Nasution. 1985. Pengolahan Kopi. Agro Industri Press: Bogor.
Danarti dan Najayati, S. 2004. Kopi : Budidaya dan Penanganan Pasca Panen.
Offset: Yogyakarta.
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
2014.