Anda di halaman 1dari 8

Bekisting kolom

1. Bahan yang digunakan untuk membuat bekisting kolom yaitu balok kayu matoa 5/5 cm sebagai rangka
serta tripleks tebal 9 mm sebagai dinding bekisting.
2. Peralatan yang digunakan untuk membuat bekisting yaitu gergaji kayu, pahat, meteran, martelu, siku,
pensil kayu, paku 7 cm.
3. Bekisting dibuat sesuai ukuran kolom 30 cm x 50 cm yang dimulai dengan pembuatan rangka bekisting
dengan balok kayu 5/5 lalu dilanjutkan dengan menutupi rangka bekisting dengan tripleks 9 mm.
4. Bekisting kolom dipasang (tegak) menutupi 4 sisi kolom sebagai acuan pengecoran, lalu di jepit
sedemikian rupa dengan cincin bekisting kayu matoa 5/5 untuk memberikan perkuatan-perkuatan,
kemudian untuk menjaga bekisting kolom tetap dalam kondisi berdiri tegak digunakan kayu matoa 5/5
sebagai penyangga yang dipasang diagonal di 4 sisi kolom bagian atas sehingga tidak merubah kedudukan
bekisting. Perkuatan juga dilakukan dengan bantuan Washer dan Baut 16.
5. Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan benang. Pemasangan unting-unting ini
ditempatkan pada kedua sisi bekisting.
6. Bekisting yang baik adalah harus rapat (tidak ada celah) pada sudut-sudutnya, permukaan licin, bebas dari
kotoran hasil dari pemotongan kayu dan multipleks, bebas tanah/lumpur dan sebagainya.
7. Pemasangan beton deck pada 4 sisi bekisting untuk menjaga ketebalan selimut beton.
8. Pekerjaan bekisting dan pemasangan perancah dilakukan 4 orang pekerja yang dilakukan secara bertahap
selama pekerjaan struktur dikerjakan.
Pengecoran Kolom
1. Sebelum dilakukan pengecoran dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, meliputi:
- Pengecekkan jumlah dan ukuran tulangan utama 8 unit perkolom D16.
- Pengecekkan jumlah , jarak, dan posisi sengkang.
- Pengecekkan panjang overlapping pada tulangan 50 cm.
- Tahu beton atau decking yaitu beton atau spesi yang dibentuk sesuai dengan selimut beton yang di
inginkan. Biasanya berbentuk kotak – kotak atau silinder. Berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai
dengan posisi yang diinginkan atau bisa juga dibilang untuk membuat selimut beton sehingga besi
tulangan akan diselimuti beton yang cukup. Pengecekkan decking (tebal selimut beton) 2,5cm.
2. Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan
menggunakan air compressor.
3. Bahan-bahan yang digunakan:
- Semen yang digunakan adalah semen tonasa dengan isi 1 zak = 50kg.
- Material pasir yang digunakan termasuk jenis pasir kasar berasal dari sungai doyo, Sentani.
- Material kerikil yang digunakan diperoleh dari daerah Dosai.
- Air yang digunakan dilokasi proyek digunakan air dari sumur bor.
- Bahan kimia tambahan Admixture yang digunakan pada campuran beton yaitu Silicafum yaitu produk
dari PT. Satya Kelana Bhakti yang berfungsi sebagai:
1. Mengurangi kelebihan air pada pada campuran beton
2. Mempercepat proses pengerasan beton (saat campuran beton dalam kondisi diam), akibat dari
pengaruh suhu panas beton yang tinggi ditimbulkan oleh bahan adiktif itu sendiri.
4. Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan oleh 16 orang pekerja yang dilakukan secara bertahap selama
pekerjaan struktur berlangsung dengan jam kerja normal 8 jam/hari. Dalam proses pengecoran kolom
menggunakan molen manual, serta concret vibrator sebagai pamadat beton.
5. Kemudian dilakukan pengecekan campuran serta pengambilan sampel benda uji untuk uji kuat tekan beton
atau tets slump yang diambil sebanyak 4 benda uji berbentuk kubus berukuran 15x15x15 cm3 dan silinder
diameter 15 tinggi 30 cm masing-masing 2 sampel, mutu beton dalam pekerjaan beton bertulang ini adalah
K-275, untuk nilai slump yang dipakai adalah max 15 min 7,0. Cara pengujian tes slump sebagai berikut:
Peralatan:
- Meteran,
- Cetakan (kubus dan silinder),
- Sendok cekung,
- Tongkat pemadat dengan diameter 10 mm
- Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.
Bahan:
Untuk memulai tes slump beton dapat disiapkan contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan, diambil
secara acak dari adukan yang dibuat agar dapat mewakili beton secara keseluruhan.
Prosedur percobaan:
- Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.
- Letakkan cetakan diatas pelat.
- Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis. Tiap kira-kira 1/3 isi cetakan Setiap lapis
dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata.
- Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat, tunggu selama ½ menit dan
dalam jangka waktu ini, semua lapisan kelebihan beton segar disekitar cetakan harus dibersihkan.
- Cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus keatas.
- Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.
- Ukur slump yang terjadi dengan menggunakan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari
benda uji.
Hasil :
Nilai slump yang di dapat dari pengujian yaitu 10 cm setara dengan mutu beton K-275.
6. Pengecoran dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat tongkat pemadat untuk menjamin
beton cukup padat dan harus dihindari terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral
yang dapat memperlemah konstruksi.
Pembongkaran Bekisting kolom
1. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan 4 orang tukang yang dilakukan selama 1 hari dengan
jam kerja normal 8 jam/hari.
2. Peralatan yang digunakan untuk membongkar bekisting yaitu linggis dan martelu.
3. Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 2 hari. Karena beton kolom yang digunakan tidak
langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk kecil), maka pembongkaran
bekistingnya lebih cepat dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai.
4. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengendorkan dan melepas semua bekisting
5. Kemudian melepas balok penyangga otomatis bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya
dari permukaan beton.
6. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan.
Perawatan kolom
Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan perawatan beton (curing), yaitu
dengan menyiram pemukaan kolom beton dengan air secara berkala yaitu 1 hari 1 kali pada siang hari saja.
Pekerjaan Bekisting Dinding Geser/Shear Wall
1. Bahan yang digunakan untuk membuat bekisting kolom yaitu balok kayu matoa 5/5 cm sebagai rangka
serta tripleks tebal 9 mm sebagai dinding bekisting.
2. Peralatan yang digunakan untuk membuat bekisting yaitu gergaji kayu, pahat, meteran, martelu, siku,
pensil kayu, paku 7 cm.
3. Bekisting dibuat sesuai ukuran kolom 30 cm x 50 cm yang dimulai dengan pembuatan rangka bekisting
dengan balok kayu 5/5 lalu dilanjutkan dengan menutupi rangka bekisting dengan tripleks 9 mm.
4. Bekisting dinding geser dipasang (tegak) menutupi semua sisi dinding geser sebagai acuan pengecoran,
lalu di jepit sedemikian rupa dengan cincin bekisting kayu matoa 5/5 untuk memberikan perkuatan-
perkuatan, kemudian untuk menjaga bekisting dinding geser tetap dalam kondisi berdiri tegak digunakan
kayu matoa 5/5 sebagai penyangga yang dipasang diagonal di semua sisi dinding geser bagian atas
sehingga tidak merubah kedudukan bekisting.
5. Pemasangan beton deck pada 4 sisi bekisting untuk menjaga ketebalan selimut beton.
6. Pekerjaan bekisting dan pemasangan perancah dilakukan 4 orang pekerja yang dilakukan secara bertahap
selama pekerjaan struktur dikerjakan.
Pengecoran Dinding Geser/Shear Wall
1. Sebelum dilakukan pengecoran dilakukan pemeriksaan dinding geser terlebih dahulu, meliputi:
- Pengecekkan jumlah dan ukuran tulangan utama 8 unit perkolom 16. Untuk desain tulangan
seismic.
- Pengecekkan jumlah , jarak, dan posisi sengkang.
- Tahu beton atau beton deck yaitu beton atau spesi yang dibentuk sesuai dengan selimut beton yang di
inginkan. Bentuk beton deck yang digunakan adalah persegi. Pengecekkan decking (tebal selimut
beton) 2,5cm
2. Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan menggunakan
air compressor.
3. Bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran dinding geser sama dengan bahan yang digunakan
pengecoran kolom, yang berbeda hanya di mutu beton yaitu dinding geser dengan mutu K 300.
4. Pekerjaan pengecoran shearwall dilakukan oleh 15 orang pekerja yang dilakukan secara bertahap selama
pekerjaan struktur berlangsung dengan jam kerja normal 8 jam/hari.
5. Dalam proses pengecoran shearwall menggunakan truk mixer, serta concret vibrator sebagai pamadat
beton.
6. Kemudian dilakukan pengecekan campuran serta pengambilan sampel benda uji untuk uji kuat tekan beton
atau tets slump yang diambil sebanyak 4 benda uji berbentuk kubus berukuran 15x15x15 cm3 dan silinder
diameter 15 tinggi 30 cm masing-masing 2 sampel, mutu beton dalam pekerjaan beton bertulang ini adalah
K-300, untuk nilai slump yang dipakai adalah max 12,5 min 7,5. Cara pengujian test slump antara kolom
dan shear wall/dinding geser adalah sama. Yang berbeda hanya pada nilai hasil slump yaitu sebagai
berikut:
Hasil
Nilai slump yang didapat dari pengujian yaitu 8 cm setara dengan mutu beton K-300
Pembongkaran Bekisting Dinding Geser/Shear Wall
1. Pekerjaan pembongkaran bekisting dinding geser dilakukan 4 orang tukang yang dilakukan selama 1 hari
dengan jam kerja normal 8 jam/hari.
2. Peralatan yang digunakan untuk membongkar bekisting yaitu linggis dan martelu.
3. Pembongkaran bekisting dinding geser dilakukan setelah 2 hari. Karena beton dinding geser yang
digunakan tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk kecil), maka
pembongkaran bekistingnya lebih cepat dibandingkan pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai.
Perawatan Dinding Geser/Shear Wall
Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan perawatan beton (curing), yaitu
dengan menyiram pemukaan dinding geser/shear wall beton dengan air secara berkala yaitu 1 hari 1 kali pada
siang hari saja.
Pembesian Pada Balok dan Pelat Lantai
1. Untuk balok induk arah x-x dengan bentang 425 cm memiliki ukuran 25/45 cm digunakan besi ulir 4 - Ø16
untuk tulangan atas dan bawah dan 2 - Ø10 untuk tulangan tengah merupakan tulangan utama balok induk,
sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan besi ulir Ø10 – 100 untuk tulangan tumpuan dan besi ulir
Ø10 – 150 untuk tulangan lapangan. Untuk balok induk arah y-y dengan bentang 600 cm memiliki ukuran
25/45 cm digunakan besi ulir 4 - Ø16 untuk tulangan atas dan bawah dan 2 - Ø10 untuk tulangan tengah
merupakan tulangan utama balok induk, sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan besi ulir Ø10 –
150 untuk tulangan tumpuan dan besi ulir Ø10 – 200 untuk tulangan lapangan.
2. Untuk balok anak arah x - x memiliki ukuran 20/30 cm digunakan besi ulir 3 - Ø16 untuk tulangan atas
dan 2 - Ø16 untuk tulangan bawah merupakan tulangan utama balok anak, sedangkan untuk tulangan
sengkang digunakan besi ulir Ø10 – 100 untuk tulangan tumpuan dan besi ulir Ø10 – 150 untuk tulangan
lapangan.
3. Pelat Lantai memiliki tebal 13 cm terdiri dari dua lapis tulangan, besi beton (tulangan) yang digunakan
adalah tulangan ulir dengan ukuran Ø10 – 150 mm untuk tulangan utama.
4. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring) menggunakan peralatan gurinda untuk memotong besi dan pembengkok besi
manual.
5. Pembuatan dan perakitan tulangan dilakukan 5 orang pekerja dilakukan kurang lebih selama pekerjan
struktur berlangsung dengan jam kerja normal selama 8 jam/hari.
6. Besi yang dirakit diikat kuat agar besi beton menjadi lebih kuat dan tidak berubah tempat pada saat proses
pengecoran dilaksanakan. Pengikatannya menggunakan kawat pengikat besi beton 1 mm yang diikat
menggunakan alat pengikat (ganco).
7. Pemasangan Sambungan Pada balok pada tengah bentangan dengan metode sambungan tulangan utama
secara silang, misalkan di bentangan sisi kanan dilakukan penyambungan tulangan bawah maka tulangan
atas tidak di sambung. Sebaliknya bagian kiri di lakukan penyambungan tulangan atas tetapi tulangan
bawah tidak disambung. Jarak overlap pada sambungan adalah 40D tulangan.
8. Pemasangan dan penggunaan tulangan balok disesuaikan dengan gambar konstruksi, baik tulangan
tumpuan maupun tulangan lapangan pada balok.
9. Penulangan pada pelat lantai juga harus diperhatikan pada jarak antar tulangan maupun jarak atar lapisan,
pemisah antara tulangan lapisan atas dan tulangan lapisan bawah digunakan cakar ayam, serta beton deck
untuk menjaga ketebalan selimut beton saat pengecoran.
10. Pemasangan dan penggunaan tulangan pelat lantai disesuaikan dengan gambar konstruksi, misalnya jika
tulangan atas di sambung maka tulangan bawah adalah besi utuh atau jika tulangan sebelah kiri di
sambung maka tulangan sebelah kanan adalaha besi utuh dan seterusnya.
11. Pada saat pemasangan pelat lantai, tidak lupa di pasang lubang saft sebagai lubang untuk pipa plumbing
dari lantai atas ke lantai bawah, lubang saft di lakukan perkuatan dengan menambahkan besi rakitan pada
setiap sisi lubang.
Pekerjaan Bekisting dan Perancah
1. Bekisting menggunakan tripleks tebal 9 mm dan menggunakan kayu matoa 5/5 dan 5/10
2. Perancah/scaffolding terbuat dari tabung logam berbentuk frame.
3. Perancah dipasang sedemikian rupa agar memberikan perkuatan-perkuatan, yaitu menggunakan
balok 5/10 untuk menahan bekisting agar tidak jebol pada sudut-sudut plat dimana terdapat
sambungan bekisting.
4. Bekisting pada pelat dikerjakan bersamaan dengan bekisting balok. Pekerjaan bekisting.
dikerjakan oleh 5 tukang, 4 orang pekerja, 1 kepala tukang dan 1 mandor..
Pengecoran Plat Lantai
1. Sebelum melakukan pengecoran dilakukan pengecekan jumlah dan jarak tulangan pada balok dan
pelat lantai, setelah itu dilakukan peengecekan jarak antar lapisan tulangan pada pelat lantai agar
tidak terjadi perhimpitan antara dua lapis tulangan, serta pengecekan pemasangan beton deck.
2. Setelah dilakukan pengecekan dan sudah ok, selanjutnya adalah pembersihan bekisting dari sisa
material baik sisa potongan kawat beton, maupun ampas bekas gergaji balok atau tripleks dengan
menggunakan kompresor air.
3. Proyek Pembangunan Rumah Susun Papua 3 menggunakan truk mixer sebagai bahan pengecoran
plat lantai dan concrete pump sebagai alat untuk mengangkat campuran dari dasar ke lantai atas.
4. Pekerjaan pengecoran dilaksanakan oleh 16 orang pekerja yang bekerja khusus untuk pekerjaan
struktur, 1 orang mandor tukang.
5. Proses pengecoran ready mix dilakukan di batching plant dan di angkut oleh truk mixer ke lokasi
proyek. Kemudian dituang ke bak penampungan truk concret pump lalu di salurkan melalui pipa
saluran concret pump ke lantai yang akan dilakukan pengecoran. Proses pemadatan campuran
beton pada pelat lantai dilakukan dengan menggunakan Vibrator.
6. Setelah campuran ready mix dihamparkan dan dipadatkan selanjutnya adalah dengan meratakan
permukaan sehingga di dapat tebal pelat yang diinginkan, dengan menggunakan alat ukur manual
dari besi, serta alat untuk meratakan permukaan dari kayu yang dirakit.
7. Pekerjaan pengecoran dilakukan selama sehari untuk setengah bangunan/tahap pertama, di
dahulukan bagian kanan bangunan.
8. Sebelum pengecoran dilakukan pengecekan campuran serta pengambilan sampel benda uji untuk
uji kuat tekan beton atau tets slump yang diambil sebanyak 4 benda uji berbentuk kubus
berukuran 15x15x15 cm3 dan silinder diameter 15 tinggi 30 cm masing-masing 2 sampel, mutu
beton dalam pekerjaan beton bertulang ini adalah K-275, untuk nilai slump yang dipakai adalah
max. 12 dan min. 7. Cara pengujian test slump antara kolom dan shear wall/dinding geser dan
pelat lantai adalah sama. Yang berbeda hanya pada nilai hasil slump yaitu sebagai berikut:
Hasil
Nilai slump yang didapat dari pengujian yaitu 9 cm.
9. Pekerjaan pengecoran dilaksanakan sebaik mungkin untuk menghindari terjadinya cacat pada
beton seperti keropos dan sarang-sarang koral yang dapat mengakibatkan kekutan beton pelat
lantai yang direncanakan menjadi berkurang.
10. Setelah selesai pengecoran pelat lantai beton diharapkan terhindar dari getaran atau benturan
selama proses pengerasan selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
Pembongkaran Perancah dan Bekisting Balok dan Pelat Lantai
1. Pembongkaran bekisting pelat lantai dilakukan setelah beton mencapai kekuatan maksimal yang
seharusnya pada umur 28 hari. Sedangkan di lapangan pada hari ke 7 setelah pengecoran di
lakukan pembongkaran bekisting plat lantai. Karena beton balok dan plat lantai yang digunakan
langsung menerima beban besar yaitu momen akibat beban sendiri dan tidak terjadi lendutan yang
besar pada balok dan plat lantai, maka pembongkaran bekistingnya lebih lama dibandingkan
pembongkaran bekisting pada kolom.
2. Kemudian melepas perancah serta balok penyangga dan bekisting pelat lantai yang secara
otomatis akan lepas dengan sendirinya dari permukaan beton.
Perawatan Pelat Lantai
Pada saat pembongkaran bekisting selesai, maka langsung dilakukan perawatan beton (curing),
yaitu dengan menyiram pemukaan pelat lantai beton dengan air.

Anda mungkin juga menyukai