Operasi Pembangkit PJB GRESIK PDF
Operasi Pembangkit PJB GRESIK PDF
1.1 DEFINISI
INISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Pembangkit listrik tenaga uap adalah suatu sistem pembangkit thermal dengan
menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap
untuk menggerakkan poros sudu – sudu turbin. Pada prinsipnya pengertian
ian memproduksi lisrik
dengan sistem
stem tenaga uap adalah dengan mengambil energi panas yang terkandung di dalam
bahan bakar, untuk meproduksi uap kemudian dipindahkan kedalam turbin,
turbin,kemudian
kemudian turbine
tersebut akan merubah energi panas yang diterima menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak
putar. Dari gerakan putar ini kemudian dikopel dengan generator yang akhirnya bisa
menghasilkan energi listrik. Khususnya untuk Tenaga Listrik Ten
Tenaga
aga Uap bahwa energi panas
dalam bahan bakar tidak langsung diberikan ke turbin, akan tetapi terlebih dahulu diberikan ke
Steam Generator atau bisa disebut Boiler / Ketel Uap.
Uap yang dihasilkan oleh Boiler tekanan maupun temperaturnya cukup tinggi kemudian
baru dimasukkan ke turbin. Dari sedikit uraian diatas dapat kita ketahui bahwa dalam Pembangkit
Listrik Tenaga Uap ada 3 komponen utama yaitu :
• Boiler dengan alat bantunya.
• Turbin dengan alat bantunya.
• Alternator
ternator / Generator dengan alat bantunya.
Dari perpindahan energi-energi
energi diatas proses yang terjadi dengan peralatan-peralatan
peralatan yang
ada kaitannya dengan aliran, tekanan dan temperature yang tinggi serta proses
proses-proses
proses kimia yang
tidak bisa dihindarkan.
Karena
ena material dari peralatan mempunyai keterbatasan kemampuan maka diperlukan
pola pengoperasian serta monitoring yang teliti dan hati-hati
hati secara terus menerus sehingga
keandalan dan effisiensi dapat dipertahankan.
Operasi Pembangkit 1
Gambar 11.1 : Peralatan utama PLTU.
Peralatan utama PLTU terdiri atas :
1. Boiler ( ketel )
2. Turbin uap
3. Generator
4. Kondensor
5. Peralatan lainnya,, meliputi pompa, pemanas air ( water heater ), Pipa – pipa, pemanas udara
( air heater ), Fan penghisap ( induced draft fan ),Fan penekan udara ( force draft fan ).
Pada instalasi pembangkit daya yang memanfaatkan uap bertekanan tinggi untuk
menggerakkan turbin uap, digunakan suatu acuan siklus kerja yang mejadi dasar dari
pengoperasian instalsi pembangkit tersebut. Siklus kerja yang digunakan
nakan pada instalasi
pembangkit pada PLTU adalah siklus Rankin (Rankin cycle),, dimana air sebagi fluida kerja
dalam siklus akan digunakan sebagai mediator pembangkitan tenaga dengan memanfaatkan
perubahan fasa antara cairan dan uap melalui suatu proses perpindahan panas.
Operasi Pembangkit 2
Gambar 1.2 : Siklus Rankin pada PLTU.
Operasi Pembangkit 3
didinginkan dengan air laut (Sea Water)
Water).. Proses kondensasi pada condensor berakhir pada titik 1.
Fluida yang meninggalkan kondensor pada titik 1 tersebut kemudian dialirkan menuju boiler.
Operasi Pembangkit 4
Gambar 1.
1.3 : Siklus Operasi PLTU Muara Karang
Operasi Pembangkit 5
5. Untuk siklus air laut dimana air laut dipompa oleh sea water pump diolah menjadi air tawar
dengan proses desalination.
6. Air distilate tersebut.. dipompa dengan distilate water pump kemudian ditampung di raw
water tank.
7. Air dari raw water dipompa oleh supply water pump melewati pre filter kemudian ke mix
bed. Di dalam mix bed ini ada resin anion dan kation, dimana anion mengikat
gikat ion-ion
ion positif
yang selanjutnya melewati resin kation
kation,, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses
di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up
up water tank.
8. Siklus air tawar berawal dari kondensor. Yang berupa tangki penyimpanan
yimpanan air. Air
A dari
kondensor dipompa dua tahap yaitu mempergunakan Condensate Extraxtion Pump dan Feed
Water Pump. Beberapa Feed Water Heaters yang dipergunakan untuk meningkatkan
efisiensi dari keseluruhan system
9. FW pump ini sangat penting sekali dija
dijaga
ga tekanannya agar tekanan hasil dari boiler berjalan
kearah yang benar yaitu menggerakkan turbin, bukan sebaliknya ke arah kondensor.
10. Selanjutnya air keluaran dari FW pump setelah dimasukkan ke Feed Water Heaters
diumpankan ke boiler
11. Siklus air Pertama kali
li ke Ekonomizer, selanjutnya ke ke Steam Drum,, lalu ke Superheater
dan terakhir Final
inal Superheater
Superheater. keluaran dari Final Superheater berupa uap murni
bertekanan dan bertemperature tinggi siap menggerakkan steam turbine.
12. Turbine dikopel dengan generator, kecepatan putaran generator 3000rpm untuk
menghasilkan frekuensi 50Hz, sehingga proses konversi ke energi listrik terjadi disini.
13. Selanjutnya tegangan generator sebesar 23KV dinaikkan menjadi 500KV untuk selanjutnya
didistribusikan
ribusikan ke pelanggan lewat jaringan interkoneksi jawa bali PLN.
14. Untuk memenuhi persyaratan lingkungan maka dipergunakanlah alat penangkap debu atau
lebih dikenal dengan sebutan ESP ““Electro Static Precipitator”
15. Debu yang berterbangan sisa dari Gas buang boiler bermuatan negatif, sedangkan di sisi-sisi
sisi
precipitator diberi muatan positif. Sehingga debu tersebut akan menempel ke sisi-sisi
sisi
precipitator.
16. Selanjutnya debu yang sudah menempel dikeluarkan untuk selanjutnya dikumpulkan di
“Tempat pembuangan akhir”
Operasi Pembangkit 6
17. Sedangkan Flue Gas Desuphurization dipergunakan untuk menghilangkan kandungan SO2
dari sisa-sisa
sisa pembakaran. Walaupun demikian cerobong tetap diperlukan untuk memastikan
polusi udara menyebar dengan rata.
Operasi Pembangkit 7
yang selanjutnya melewati resin kation
kation,, dimana kation mengikat ion negatif. Setelah proses
di mix bed selanjutnya hasilnya (demin water) di tampung di make-up
up water tank.
5. Air dari make-up
up water tank dipompa oleh make-up water transfer pump untuk ditampung di
hotwell kondensor.
6. Air kondensat dipompa oleh condensate pump melalui SJAE dan GSC menuju LP 1 heater
(pemanas awal tekanan rendah) kemudian ke LP 2 heater untuk dipanaskan lagi.
7. Setelah itu air dialirkan ke deaerator untuk dipanaskan secara langsung dengan uap pemanas
dari extraction steam 3 turbin. Di deaerator ini gas-gas O2 dihilangkan dengan
menginjeksikan hydrazine pada saat start
start-up unit kemudian ditampung di deaerator storage
tank.
8. Level deaerator dipertahankan oleh Level Control (LC). Pada kondisi air kondensat
dialirkan ke deaerator maka LV
LV-53 akan membuka dan FV-23
23 menutup, namun jika air di
deaerator sudah memenuhi setting point maka FV
FV-23
23 untuk membuka sehingga aliran air
dikembalikan lagi ke hotwell.
9. Air dari
ri deaerator dipompa oleh BFP (Boiler Feed Pump) untuk dialirkan ke HP heater.
10. HP 4 heater (pemanas tekanan tinggi) memanaskan air tersebut.. kemudian ke HP 5 heater
sehingga temperatur air pengisi mendekati temperatur air dalam boiler.
11. Air masuk ke economizer untuk pemanasan terakhir dimaksudkan untuk menaikkan efisiensi
boiler. Di economizer,, air dipanaskan dengan gas panas buang ruang bakar (furnace) yang
keluar dari superheater I sebelum dibuang ke atmosfir melalui cerobong.
12. Untuk mengontrol kebutuhan aair
ir boiler, drum dipasang Level Control (LC) sebelum air
pengisi masuk ke HP heater yaitu FV
FV-20.
20. Untuk mengontrol kualitas air, drum boiler
dipasang saluran injeksi bahan kimia dan saluran pembuangan ((blowdown).
). Injeksi phosphat
berfungsi untuk menaikkan pH air di drum jika terjadi penurunan pH air akibat kebocoran di
sisi kondensor.
13. Pembakaran di boiler dilakukan secara kontinyu di dalam furnace dengan dengan alat
pembakar (burner) menggunakan bahan bakar dan udara dari luar.
14. FDF (Forced Draft Fan)) menghisa
menghisap
p udara dari atmosfir dan dialirkan ke steam coil air
heater (SCAH). SCAH memanasi udara dengan uap dari HP aux steam header boiler .
Kemudian udara panas dialirkan ke air heater untuk dipanasi dengan gas buang dari furnace.
Operasi Pembangkit 8
Setelah udara dipanasi di air hheater kemudian masuk kedalam windbox dan selanjutnya
didistribusikan ke tiap-tiap
tiap burner untuk proses pembakaran.
15. HSD digunakan sebagai bahan bakar pembakaran awal. Sedangkan residu digunakan sebagai
bahan bakar utama yang disimpan dalam RO. storage tank.
16. Untuk kesempurnaan proses pembakaran, maka HSD yang disemprotkan ke ruang bakar
diatomisasi (dikabutkan) dengan menggunakan udara dari SAC ((Service
Service Air Compressor).
17. Sebelum mengalirkan residu dari RO. storage tank ke burner digunakan RO. preheater untuk
pemanasan awal kemudian dipompa dengan RO. transfer pump ke dalam RO. service tank.
18. Setelah itu residu dipompa dengan RO. pump dan dimasukkan ke RO. heater untuk
menurunkan kekentalan residu agar dapat disemprotkan ke ignition burner.
burner Pengaturan
aliran residu ke ignition burner dengan katup pengatur (FV-26)
26) dilakukan sebelum burner.
19. Sebagaimana pada HSD untuk kesempurnaan reaksi pembakaran, maka residu diatomisasi
dengan menggunakan uap dari HP auxiliary steam header boiler atau extraction steam turbin
secara mekanik pada burner. Jika beban sudah tinggi maka atomisasi residu menggunakan
extraction steam dari turbin.
20. Uap dari drum boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu dialirkan ke superheater I
(primary SH) dan ke superheater II (secondary SH), dan juga dialirkan ke outlet header yang
selanjutnya digunakan sebagai auxiliary steam.
21. Apabila temperatur uap melebihi batas kerjanya, maka de superheater spray (attemperator)
menyemprotkan air kondensat untuk menurunkan temperatur uap sesuai dengan temperatur
tempe
yang diijinkan (510◦ C)
22. Uap jenuh dari superheater dengan tekanan dan temperatur tinggi mengalir melalui nozzle.
Uap dengan tekanan 88 kg/cm2 dan temperatur 510◦ C ini yang akan mendorong sudu-sudu
sudu
turbin sehingga mengakibatkan poros turbin berputar.
23. Uap tersebut diatur oleh MSV ((Main Stop Valve)) yang berfungsi sebagai katup penutup
cepat jika turbin trip atau katup pengisolasi turbin terhadap uap masuk. MSV bekerja dalam
dua posisi, yaitu menutup penuh atau membuka penuh.
24. Turbin harus dapat beroperasi dengan putaran yang konstan pada beban yang berubah-ubah.
berubah
Untuk membuat agar putaran turbin selalu tetap digunakan control valve (load limit) yang
Operasi Pembangkit 9
bertugas untuk mengatur aliran uap masuk turbin sesuai dengan bebannya. Governor valve
tidak dipakai sehingga full open (membuka penuh).
25. Uap jenuh yang masuk ke turbin akan menggerakkan sudu
sudu-sudu
sudu turbin sehingga poros turbin
ikut berputar. Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan
listrik ketika turbin berputar.
26. Uap ekstraksi (extraction
extraction steam
steam) turbin dibagi menjadi 5. Extraction steam 1 dialirkan ke HP
5 heater, extraction steam 2 dialirkan ke HP 4 heater, extraction steam 3 dialirkan ke
deaerator, extraction steam 4 dialirkan ke LP 2 heater, dan extraction steam 5 dialirkan ke
LP 1 heater. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan efisiensi unit (heat balance).
balance
27. Uap yang telah menggerakkan sudu
sudu-sudu
sudu turbin, tekanan dan temperaturnya turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap tersebut dialirkan ke dalam kondensor yang dalam
keadaan vakum. Posisi kondensor umumnya terletak di bawah turbin sehingga memudahkan
aliran uap masuk.
28. Proses kondensasi (perubahan fase dari fase uap ke fase air) di kondensor terjadi dengan
mengalirkan air pendingin dari coo
cooling water pump ke dalam pipa-pipa
pipa kondensor sehingga
uap-uap
uap dari turbin yang berada di luar pipa
pipa-pipa
pipa terkondensasi menjadi air kondensat dan
ditampung di hotwell.
29. Air di hotwell ini dipompa oleh condensate pump menuju deaerator melalui SJAE (Steam
(
Jet Air Ejector) dan GSC, LP 1 heater dan LP 2 heater. Starting Ejector berfungsi untuk
menarik vakum kondensor pada saat awal hingga vakum kondensor mencapai
mencap 650 mmHg,
kemudian vakum di kondenser
ondenser ini dipertahankan oleh SJAE.
30. Uap panas di SJAE yang berasal dari HP auxiliary steam header boiler ini bertemu dengan
air kondensat sehingga mengalami kondensasi kemudian air kondensasi ini dialirkan kembali
ke hotwell condensor.
31. GSSR (Gland
Gland Steam Seal Regulator
Regulator)) bekerja untuk mengatur tekanan uap yang berasal dari
uxiliary steam header boiler untuk perapat turbin sesuai setting yaitu 0.08 kg/cm2,
HP auxiliary
sehingga tekanan selalu konstan dan tidak terjadi kebocoran
kebocoran-kebocoran,
kebocoran, yaitu pada sisi
tekanan tinggi (HP) untuk mencegah uap dari turbin bocor keluar dan dari sisi tekanan
rendah (LP) untuk mencegah udara luar masuk ke exhaust turbin karena vakum.
32. Uap perapat yang telah dipakai turbin tadi ditarik oleh GSEB ((Gland
Gland Steam Exhaust Blower)
agar tidak terjadi kondensasi di labirin
labirin-labirin
labirin turbin dan karena uap perapat tersebut.
Operasi Pembangkit 10
menyentuh pipa-pipa
pipa yang dialiri air kondensat maka terjadilah terkondensasi di GSC
(Gland Steam Condenser)) dan kondensasinya dialirkan ke hotwell. Sedangkan uap yang
tidak terkondensasi di GSC dihisap oleh GSEB di buang ke atmosfer.
33. Untuk sistem air pendingin,
ngin, air laut disaring melalui bar screen untuk memisahkan air dari
sampah/kotoran laut, kemudian air laut diinjeksi dengan chlorine untuk melemahkan biota
laut agar tidak berkembangbiak di dalam kondensor sebelum air laut disaring lagi melalui
traveling screen untuk menyaring kotoran
kotoran-kotoran
kotoran yang lolos dari bar screen sebelum
dipompa oleh circulating water pump.
34. CWP (Circulating
Circulating Water Pump
Pump)) akan mengalirkan air melalui kanal atau pipa-pipa
pipa besar
yang dilapisi karet masuk ke kondensor untuk proses kondens
kondensasi,
asi, selain itu juga dialirkan
di ke
CWHE (Cooling
Cooling Water Heat Exchanger
Exchanger)) untuk mendinginkan air tawar sebagai cooling
water.. Air tawar dari CWHE ini dipompa oleh cooling water pump untuk digunakan sebagai
pendingin auxiliary machines seperti condensate pump, boiler feed pump, circulating water
pump, air heater, forced draft fan, service air compressor, instrument air compressor, lube
oil cooler, dan H2 gas generator cooler.
35. Proses konversi energi di dalam generator adalah dengan memutar medan magnet di dalam
kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi kumparan yang dipasang
pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung kumparan generator.
generator Untuk
membuat rotor agar menjadi medan magnet, maka dialirkan arus DC ke kumparan rotor.
Sistem pemberian
emberian arus DC kepada rotor agar menjadi magnet ini disebut eksitasi.
36. Untuk menjaga agar tegangan keluaran generator stabil, maka diperlukan AVR (Automatic
(
Voltage Range)) untuk mengontrol tegangan keluar generator selalu tetap walaupun beban
berubah-ubah sekaligus menjaga mesin berada dalam sinkron.
37. Untuk menyalurkan energi listrik yang dihasilkan dari generator, maka generator harus
dihubungkan ke sistem jaringan (transmisi) yang disebut sinkronisasi.
38. PLTU tidak dapat dijalankan (start) atau shutdown tanpa
pa adanya pasokan dari luar. Dalam
kondisi operasi normal, suplai listrik untuk kebutuhan alat
alat-alat bantu (auxiliary
auxiliary common)
common
diambil dari starting transformer.
39. Kebutuhan listrik untuk start disuplai dari luar (ke jaringan sistem) melalui main transformer,
sedangkan kebutuhan listrik untuk operasi normal (pemakaian sendiri) disuplai dari
generator melalui auxiliary transformer
transformer.
Operasi Pembangkit 11
Secara garis besarnya PLTU yang ada di Indonesia memnggunakan bahan bakar HSD dan
Batu bara,
a, dimana memilik kesamaan dari siklusnya tetapi perbedaannya terletak pada
pemasukan bahan bakar pada boilernya. Produksi energi listrik dari Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) merupakan tahapan dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat
bantu utama PLTU, dimana dalam proses produksi energi listrik pada PLTU merupakan tahapan
dari proses pembangkit tenaga yang dihasilkan dari beberapa alat bantu utama PLTU, dimana
dalam proses perubahan energi tersebut diawali dari Boiler yang berfungsi untuk merubah energi
kimia yang terdiri dari energi bahan bakar (bahan
bahan bakar bisa batubara dan HSD sesuai unit
masing – masing) dan udara menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran yang
terjadi
rjadi dalam ruang bakar boiler, selanjutnya energi gas panas pembakaran tersebut ditranfer ke
dalam air hingga air tersebut berubah bentuk menjadi uap, dimana uap yang mempunyai besaran
temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Steam Turbine untuk mendorong
sudu-sudu
sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untukmemutar poros turbin, dalam hal ini energi
panas diubah menjadi energi mekanik melalui poros Steam Turbine yang merupakan satu
kesatuan dengan rotor Generator
Generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi listrik,
selanjutnya uap bekas dari proses ekspansi Steam Turbine tersebut dimasukan ke dalam
Condenser yang berfungsi untuk mererubah sisa energi uap menjadi energi air, hal ini dikenal
dengan siklus operasi regeneratif dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar skema perubahan
energi pada PLTU berikut.
STACK
CONDENSER
Gambar 2.1 : Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU Unit Gresik )
Operasi Pembangkit 13
Untuk menaikan tekanan pada PLTGU dapat dilaksanakan secara bertahap, sedangkan pada
PLTU minyak atau batubara tekanannya konstan
konstan.. Di PLTGU UP Gresik terdapat dua sumber
energy atau bahan bakar, yaitu minyak solar ( HSD ) dan gas.
Peralatan utama PLTGU terdiri atas :
1. Sistem PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas ), meliputi kompresor, ruang bakar, turbin gas
dan generator.
2. HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) yaitu pembangkit produksi uap.
3. Turbin Gas.
4. Generator.
5. Kondensor.
6. Peralatan lain, diantaranya ::pompa ,pemanas air ( water heater ),pipa – pipa dan pompa
pengisi HRSG.
Operasi Pembangkit 14
Komponen utama PLTGU adalah :
1. HRSG ( Heatt Recovery Steam Generator ) : Yaitu
aitu tempat terjadinya pemanasan air hingga
menjadi uap super heat. Perbedaannya pada boiler terjadi proses pembakaran, sementara di
HRSG tidak terjadi pembakaran.
2. Turbin Gas : Suatu penggerak yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan
energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros
turbin.. Disebut turbin gas karena perputarannya turbin terjadi akibat gas panas yang dihasilkan
dari hasil pembakaran.
3. Generator : Suatu sistem yang mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik.
listrik
4. Kondensor : Sebuah alat
at yang digunakan untuk mendinginkan gas yang bertekanan tinggi
berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi
5. Condensater pump : Memompa air kondensasi yang terkumpul pada Hot
Hot-well
well condensor ke
Deaerator untuk disirkulasikan ke sistem.
6. Heater : Suatu pemanas yang berfungsi memanaskan air agar tidak terjadi perbedaan
temperature yang signifikan antara temperature air dalam boil
boiler
er dengan temperature air masuk
dalam boiler.
7. Bioler feed pump : Pompa pengisi drum Boiler.
8. Main Transformer : sebagai alat transformasi energi dari generator ke jaringan dan menaikan
tegangan yang dihasilkan generator.
Operasi Pembangkit 15
2.3 SISTEM OPERASI PLTGU
Proses transfer energi pada PLTGU tersebut diawali dari Compresor yang berfungsi
untuk memberikan sejumlah udara yang dibutuhkan dalam proses pembakaran bahan bakar,
dalam hal ini energi kimia diubah menjadi energi panas yang berbentuk gas panas pembakaran
yang terjadi dalam Combuster
Combuster. Selanjutnya energi gas panas pembakaran yang mempunyai
besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Gas Turbine untuk
mendorong sudu-sudu
sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros turbin, dalam
hal ini energi panas diubah menjad
menjadi menjadi energi mekanik. Melalui poros gas turbine yang
merupakan satu kesatuan dengan rotor generator, yang berfungsi untuk membangkitkan energi
listrik,, selanjutnya gas bekas dari proses ekspansi gas turbine yang masih memiliki besaran
temperatur dan kuantitas
antitas panas tersebut disalurkan kedalam Heat Recovery Steam Generator
Operasi Pembangkit 16
untuk ditranfer ke dalam air hingga air ters
tersebut
ebut berubah bentuk menjadi uap.
uap Uap yang
mempunyai besaran temperatur dan kuantitas panas tersebut disalurkan kedalam Steam
Turbine untuk mendorong sudu--sudu
sudu turbin hingga menjadi energi kinetik untuk memutar poros
turbin. Dalam hal ini energi panas diubah menjadi energi mekanik melalui poros Steam Turbine
yang merupakan satu kesatuan dengan rotor Generator, yang berfungsi untuk membangkitkan
memba
energi listrik,, selanjutnya uap bekas dari proses ekspansi Steam Turbine tersebut dimasukan ke
dalam Condensor yang berfungsi untuk me
merubah sisa energi uap menjadi energi air.
air Hal ini
dikenal dengan siklus operasi Combined Cycle dan lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
skema transfer energi PLTGU berikut ini.
Open Cycle
Steam
Cycle
Pada instalasi pembangkit Combined Cycle yang merupakan gabungan antara Brayton Cycle dan
Rankine Cycle, memiliki efisiensi plant yang lebih tinggi dan sampai saat ini merupakan
pembangkit thermal yang paling efisien, mengingat pada Siklus Brayton energi panas dari gas
buang yang cukup besar tersebut masih mampu untuk dikonversikan menjadi energi panas berupa
steam melalui suatu alat pembangkit uap.
Operasi Pembangkit 17
Gambar 2.5 : Skema Block PLTGU UP Gresik.
Operasi Pembangkit 18
BAB III
STEAM TURBIN ( TURBIN UAP )
menjadu energi mekanis (energi putar). Kontruksinya terdiri rumah turbin (Casing turbin) atau
stator (statis) kemudian rotor (bagian yang berputar). Pada rotor turbin ditempatkan sudu
su – sudu
jalan yang disusunn sedemikian rupa melingkar dirotor dan berjajar di sepanjang rotor. Sudu yang
berputar ini ditempatkan secara simetris disela – sela sudu tetap (berselang – seling). Energi
kecepatan tinggi ini uap masuk ke turbi membentur / mendorong sudu putar pada turbin. Uap
tenaga putar pada turbin. Uap setelah keluar dari sudu putar diterima oleh sudu tetap kemudian
dipantulkan lagi ke sudu putar, begitu sudu putar diterima sudu tetap kemudian dipantulkan lagi
energi kinetic diubah menjadi energi mekanis terjadi pada sudu – sudu putar turbin
Operasi Pembangkit 19
Gambar 3.1 : Komponen utama steam turbin.
Operasi Pembangkit 20
Pada PLTU , Turbine dibagi menja
menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. High Pressure (HP) Turbin
HP Tubin mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater , kemudian uap
keluar HP Turbin dipanaskan kembali pada bagian reheater diboiler untuk menaikkan
entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine.
2. Intermediate Pressure (IP) Turbin
IP Turbin
in mengekspansikan uap reheat dari reheater, kemudian uap tersebut diekspansikan
diekspan le
Low Pressure turbine tanpa pemanasan.
3. Low Pressure (LP) Turbin
LP turbin mengekspansikan
ekspansikan uap dari IP turbin.
Operasi Pembangkit 21
2. Moving Blade, yakni sejumlah sudu
sudu-sudu
sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam
menjadi Energi Kinetik yang akan memutar generator.
Stasionery Blade
Moving Blade
Operasi Pembangkit 22
Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran
uap masuk ke turbin.. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban.
6. Bantalan turbin, untuk
tuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan
utama (main bearing)) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari
satu silinder casing bantalannya lebih dari dua buah.
7. Governor : Yaitu sistem
stem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve secara
auto.
8. Gland Labirinth & Gland Steam System : Untuk
ntuk menghindari masuknya udara antara poros
dan rumah turbin pada bagian turbin tekanan rendah dan keluarnya uap pada bagian turbin
tekanan tinggi.
9. Control Valve, yaitu sistem
stem pengaturan beban atau pembukaan / penutupan Control Valve
secara manual ( dengan tangan ) dan,mengatur flow steam ke turbin apa bila naik turun beban
sehingga walaupun putaran turbin atau frequensi akan tetap seperti semula.
10. Sistim pelumasan : Untuk
ntuk melumasi bantalan , turning gear dan lain – lain.
11. Sistim kontrol hidrolik turbin : Untuk
ntuk penggerak peralatan hidrolik pada CV ,MSV,
,MSV LPTBV ,
CRV dan sistim pengaman turbin.
13. Vacuum Breaker : Untuk
ntuk menghubungkan bagian dalam turbin dengan udara luar ketika
turbin tidak beroperasi dan mengisolasinya ketika turbin beroperasi.
14. Condensor : Untuk
ntuk mengembunkan uap bekas keluar turbin.
Operasi Pembangkit 23
Gambar 3.4 : Rotor HP & IP Turbin ( PLTU Gresik Unit 3 & 4 ).
Operasi Pembangkit 24
Gambar 3.6 : Rotor HP Turbin ( PLTU Muara Karang )
Operasi Pembangkit 25
Gambar 3.8 : Steam Turbin ( PLTU Gresik Unit 1 & 2 )
Operasi Pembangkit 26
8. Boiler Feed Pump ( BFP ) : Yang terdiri dari HP BFP dan LP BFP, yaitu pompa pengisi
drum.
9. Starting Air Ejector : Yaitu alat untuk m
membuat kondisi vacuum pada condenser hotwell.
10. Main Air Ejector : Yaitu alat alat untuk mempertahankan kondisi vacuum di condenser
hotwell.
11. Gland Steam Conednsor : berfungsi
erfungsi untuk merapatkan poros tu
turbin agar condenser hotwell
tiap
ap terjaga kondisi vacuumnya.
12. Lube Oil System : Berfungsi untuk pelumas bearing turbin dan generator.
13. Seal Oil System : Berfungsi untuk merapatkan poros gen
generator dan sebagai pendingin
generator tidak keluar.
Operasi Pembangkit 27
Gambar 3.10 : Sea Water Booster Pump ( PLTGU UP Gresik )
Operasi Pembangkit 28
Gambar 3.11: Close Cycle Cooling Water Pump ( PLGTU
GTU UP Gresik )
Operasi Pembangkit 29
Gambar 3.13 : Cooling Water Heat Exchanger ( PLTGU UP Gresik )
Gambar 3.14 : Flow Diagram Gland Steam Condensor ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )
Operasi Pembangkit 30
3.4 CARA KERJA STEAM TURBIN
Operasi Pembangkit 31
BAB IV
TURBIN GAS
Operasi Pembangkit 32
4.2. FUNGSI TURBIN GAS
Fungsi Turbin gas adalah suatu penggerak yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerjanya. Turbin gas pada kondisi ideal memanfaatkan gas bertekanan yang didapat dari udara
atmosfir yang dimampatkan dengan menggunakan kompresor pada kondisi isentropik (reversibel
adiabatik/entropi konstan). Udara yang bertekanan tinggi ini kemudian dibakar dalam ruang
bakar pada tekanan tetap.
tap. Dari ruang bakar, gas yang sudah dibakar bersama dengan bahan bakar
diekspansikan ke turbin sebagai penggerak beban generator.
Operasi Pembangkit 33
Gambar 4.3 : Intake Air Filter & Main Transformer ( PLTGU UP Gresik )
Inlet Guide Vance ( IGV ).
Berfungsi mengatur kebutuhan udara , sesuai dengn beban yang ditetapkan. Pengaturannya
telah diatur secara otomatis oleh kkomputer,
omputer, sesuai dengan beban yang dikehendaki.
Operasi Pembangkit 34
Kompresor
Berfungsi untuk mengkompresi atau memampatkan udara yang masuk menjadi udara
bertekanan sesuai dengan kriteria udara untuk pembakaran. Udara yang dihasilkan
kompresor digunakan sebagai udara pembakaran dan udara untuk pendinginan.
Turbin gas
Berfungsi sebagai penggerak generator turbin gas berputar karena tekanan gas panas dari
hasil pembakaran bahan bakar yang di
dialirkan ke sudu – sudu turbin.
Generator
Generator berada pada satu poros atau dikopel dengan turbin gas, sehingga perputaran turbin
gas akan menyebabkan generator ikut berputar.
Operasi Pembangkit 35
Gambar 4.6 : Main Transformer Gas Turbin
Turbin. ( PLTGU UP Gresik )
Lube Oil System
Berfungsi sebagai minyak pelumas bearing, yang merupakan tumpuan poros turbin gas yang
selalu berputar.
Control Oil System
Berfungsi sebagai minyak control pengaturan pembukaan control valve bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar ( Combuster ) turbin gas.
Lube Oil Cooler
Berfungsi menjaga temperature
perature lu
lube oil system tetap stabil. Lube oil system yang telah
digunakan temperaturnya akan naik, sehingga harus didinginkan sebelum digunakan
kembali.
Fuel Supply
Terdiri dari fuel oil ( HSD/ solar ) meliputi Receiving tank,storage tank, fuel oil transfer
pump, main
ain fuel oil pump ( MFOP ), nozzle dan combuster.
Starting Motor
Operasi Pembangkit 36
Berfungsi
erfungsi memutar shaft rotor turbin sampai RPM tertentu sampai terjadi pembakaran,
setelah itu dilepas secara otomatis.
Main Fuel Oil Pump
Berfungsi sebagai pompa utama bahan bakar minyak ppada turbin gas.
4.4 CARA KERJA TURBIN GAS
Secara garis besar sistem kerja turbin gas adalah proses kimia yang terjadi pada bahan
bakar, diubahh menjadi sistem mekanik yang terjadi pada putaran turbin gas dan generator,
generat
sehingga menghasilkan energi listrik. Proses tersebut dimulai dari masuknya udara ke kompresor,
kemudian udara yang masuk akan dimampatkan menjadi udara bertekanan, yang dapat digunakan
dalam proses pembakaran. Proses pembakaran berl
berlangsung di ruang bakar ( combuster ).
Agar terjadi pembakaran
karan harus tersedia tiga unsure : yaitu udara , bahan bakar, dan api
yang berasal dari pemantik (Igniter
(Igniter).
). Setelah terjadi pembakaran akan timbul perbedan
temperatur dan tekanan, yang kemudian akan mendorong sudu –sudu
sudu turbin, sehingga turbin gas
dapat berputar. Karena turbin gas berada satu poros atau dikopel dengan generator, putaran turbin
gas akan menyebabkan generator ikut berputar juga. Perputaran gener
generator
ator menyebabkan
terjadinya tegangan atau energi listrik.
Operasi Pembangkit 37
BAB V
BOILER ( KETEL )
5.1 DEFINISI BOILER
Boiler merupakan satu alat menghasilkan uap/ steam dengan tekanan & suhu tertentu.
tertentu Air
adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau
steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energy yang kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas dalam bentuk energy kalor ke suatu proses.
Operasi Pembangkit 38
sebagai bahan bakar utamanya. Sedangkan bahan bakar pendukung adalah solar atau
ata biasa
disebut HSD (High Speed Diesel
Diesel) dimana solar ini digunakan hanya sebagai pemantik awal
(ignition)) untuk membakar MFO. Penyaluran panas dari bahan bakar ke air demin dapat terjadi
secara radiasi dan konveksi.
Operasi Pembangkit 39
Wall tube mempunyai dua header pada bagian bawahnya yang berfungsi untuk menyalurkan
air dari downcomers.
Downcomer merupakan pipa yang menghubungkan steam drum dengan bagian bawah low
header.
Untuk mencegah penyebaran panas dari dalam furnace ke luar melalui wall tube,
tube maka disisi
luar dari wall tube dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.
Steam Drum : Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam). Steam Drum adalah bagian dari boiler
yang berfungsi untuk :
1) Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa
pipa-pipa
pipa penguap (wall
( tube),dan
menampung uap air dari pipa
pipa-pipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
superheater
2) Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang bakar ( furnace ).
3) Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotoran-kotoran
kotoran terlarut di dalam boiler
melalui continuous blowdown.
4) Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi yang
dapat menyebabkan overheating pada pipa boiler.
Operasi Pembangkit 40
Superheater : Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh menjadi uap
panas lanjut dengan memanfaatkan gas panas hasil pembakaran. Uap yang masuk ke
Superheater berasal dari steam drum
drum. Superheater terbagi dua yaitu Primary Superheater
dan Secondary Superheater.
1) Primary Superheater
Primary Superheater berfungsi untuk menaikkan temperatur uap jenuh yang berasal dari
steam drum menjadi uap panas lanjut dengan meman
memanfaatkan
faatkan gas panas hasil pembakaran.
2) Secondary Superheater
Secondary Superheater terletak pada bagian laluan gas yang sangat panas yaitu diatas
ruang bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar . Uap yang keluar dari
secondary superheater kem
kemudian digunakan untuk memutar HP Turbine..
Force Draft Fan (FDF). Sebagai alat untuk memasok uudara
dara bakar ke ruang boiler. Untuk
U
mendapatkan api harus dipenuhi 3 ( tiga ) unsur yaitu ba
bahan
han bakar, udara bakar dan api, FDF
berfungsi sebagai alat untuk memasok udara bakar ke ruang boiler tersebut.
Air Heater, yaitu suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan udara pembakaran yang
dihembuskan oleh Forced Draft Fan sebelum dipakai untuk pembakaran di dalam Furnace
Boiler. Pemanasnya diambilkan dari gas bekas setelah di pakai Economyzer namun sebelum
keluar ke cerobong asap. Adapun tujuan utamanya
amanya adalah untuk menaikkan Efesiensi
E Boiler.
Steam Coil Heater. Steam Coil Air heater adalah suatu alat yang digunakan untuk menaikkan
temperature udara bakar yang dihembuskan oleh FDF sebelum dipanaskan Air Heater,
pemanasnya diambilkan dari uap bekas setelah dipakai untuk memutar turbine,dan dari
auxiliry steam bila beban rendah adapun ttujuannya
ujuannya adalah untuk mencegah kerusakan
elemen-elemen
elemen AH, karena udara dingin yang masuk AH akan menyebabkan pengkrestalan
sulphur (belerang) yang terkandung didalam bahan bakar akan menempel hal tersebut diatas
AH, sehingga elemen AH akan korosi
korosi.
Fuel Oil Pump, yaitu pompa supply bahan bakar minyak dari
ari tanki harian (service
( tank ke
ruang bakar melalui burner-burner
burner dengan tekanan dan tempetratur yang ditetapkan.
Fuel Oil Pump terdiri dari dua macam : HSD Oil Pump dan Residual Oil Pump.
Pump
Residual Oil Heater. Residual OIL Heater adalah suatu alat yang gunanya adalah
ad untuk
menaikkan temperatur minyak bakar (residu), agar temperaturnya mendekati titik nyala
Operasi Pembangkit 41
supaya mudah penyalaannya, pengabutannya bisa sempurna, sehingga partikel-partikel
partikel bisa
terbakar dengan
ngan sempurna dan Effesisnsi Boiler naik.
Igniter, yaitu alat yang berfunsi sebagai penya
penyala “burner“. Igniter ini menggunakan
meng media
bahan bakar HSD (minyak solar) / gas dan pengabutannya menggunakan udara yang
bertekanan 7 Kg / cm2.(1.2- 1.5
1.5).
Condensate Pump, yaitu sebuah pompa yang berguna untuk memompa air pengisi dari Hot
well (penampung air kondensor ) ke dearator.
Low Pressure Heater (LPH)), yaitu alat pemanas air pengisi sebelum menuju ke dearator.
Pemanas ini menggunakan uap bekas turbin dengan tekanan rendah.
Boiler Feed Pump (Pompa Pengisi)
Pengisi), yaitu pompa tekanan tinggi yang berfungsi untuk
menaikkan air pengisi ketel ke dalam drum. Dalam satu unit
nit pembangkit terdiri dari tiga ( 3 )
unit pompa pengisi. Dalam
alam operasi normal
normal, 2 unit pompa digunakan/ dioperasikan,
dioperasikan 1 unit
sebagai cadangan (stand by).
High pressure Heater ( HPH )), merupakan alat pemanas air pengisi lanjut tekanan tinggi
dengan menggunakan uap bekas turbin sebagai media pemanasnya sebelum masuk
“Economizer”.
Economizer, Sebagai pemanas akhir sistem air pengisi sebelum masuk Steam Drum,
pemanasnya diambilkan dari gas bekas paling akhir sebelum Air Heater. Adapun maksud dan
tujuan dilewatkan economizer adalah untuk menaikan efesiensi boiler dengan memanfaatkan
gas buang.
Operasi Pembangkit 42
Gambar 5.4 : PA
PA- FD- ID Fans ( Tanjung Jati unit 1 & 2 )
Operasi Pembangkit 43
To Deaerator Ext. Steam
From CP
Operasi Pembangkit 44
To Economizer
To Deaerator
To condensor
Operasi Pembangkit 45
Gambar 5.7 : High Pressure Heater ( PLTU Gresik Unit 1 & 2 ).
Operasi Pembangkit 46
Gambar 5.8 : High Pressure Heater PLTU Gresik Unit 4
Operasi Pembangkit 47
Gambar 5.10 : Instalasi Steam Drum
Drum, tempat penampungan air panas dan pembangkitan
steam. ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )
Operasi Pembangkit 48
Gambar 5.11 : Instalasi BFP Pengisi Air Ketel ke Dalam Drum ( PLTU UP Gresik 3 & 4 )
Economizer
Operasi Pembangkit 49
Gambar 5.12 : Instalasi Economizer
Gambar 5.13 : Instalasi Feedwater Tank dan Deaerator ( PLTU Unit Paiton ).
Operasi Pembangkit 50
Gambar 5.14 : Instalasi Deaerator ( PLTU Gresik unit 1 & 2 ).
Operasi Pembangkit 51
5.4 CARA KERJA BOILER
STACK
CONDENSER
Feed water
system
Operasi Pembangkit 52
BAB VI
HEAT RECOVERY STEAM GENERATION ( HRSG )
Operasi Pembangkit 53
Gambar 6.2 : PLTGU UP Muara Karang
6.2 FUNGSI HRSG
Fungsi HRSG adalah tempat terjadinya pemanasan air hingga menjadi uap super heat.
Perbedaannya pada boiler terjadi proses pembakaran, sementara di HRSG tidak terjadi
pembakaran. Secara garis besar HRSG terdiri dari 2 ti
tingkat,
ngkat, sesuai dengan uap yang dihasilkan
di
yaitu High Pressure ( HP ) dan Low Pressure ( LP ). Kedua uap tersebut dipisahkan
dipisahka dengan
peralatan yang berbeda,, sesuai dengan gas buang yang dilaluinya. Di bagian bawah adalah
peralatan HP dan dilalui gas buang paling panas. Sementara peralatan LP tterletak
erletak di bagian atas.
Operasi Pembangkit 54
6.3 BAGIAN – BAGIAN HRSG
Komponen HRSG dalam membentuk High Pressure (HP) Steam sebagai berikut.
HP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung hasil uap bertekanan tinggi clan air,
kemudian dialirkan pada bagian berikutnya.
HP Boiler Circulation Pump : Berfungsi mempompa air dari HP Drum melalui HP
Evaporator.
Operasi Pembangkit 55
Gambar 6.4 : HP Steam Drum (PLTGU UP Gresik)
Operasi Pembangkit 56
Gambar 6.5 : HP Boiler Circulation Pump (PLTGU UP Gresik)
Gresik
HP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperatur air bertekanan tinggi yang masuk
ke dalamnya. Terdiri dari HP Primary Economizer clan HP Secondary Econimizer.
HP Evaporator : Berfungsi untuk menguapkan air bertekanan tinggi yang masuk ke
dalamnya, sehingga
ga berubah dari fase air menjadi fase uap kering.
Primary Super Heater : Berfungsi untuk menaikkan temperatur uap yang berasal dari HP
Evaporator,, sehingga menjadi uap superheat.
Secondary Super Heater : Fungsinya sama dengan Primary Super Heater. Prosesnya
Prosesny uap dari
Primary Super Heater menuju Secondary Super Heater, dan selanjutnya uap superheat
tersebut masuk ke HP Steam Turbin.
Komponen HRSG dalam membentuk Low Pressure (LP) Steam sebagai berikut.
LP Steam Drum : Berfungsi untuk menampung basil uap bertekanan rendah clan air,
kemudian disalurkan ke bagian berikutnya.
Operasi Pembangkit 57
LP Boiler Circulation Pump : Berfungsi mempompa air dari LP Drum melalui LP
Evaporator.
LP Economizer : Berfungsi untuk menaikkan temperature air bertekanan rendah yang masuk
ke dalamnya sebelum ke LP Drum,
LP Evaporator : Berfungsi untuk menguapkan air bertekanan rendah yang masuk ke
dalamnya, sehingga dari fase air berubah menjadi fase uap kering. Selanjutnya uap tersebut
masuk ke LP Drum untuk dipisah antara air dan uap. Uap masuk ke LP Steam Turbin.
Komponen HRSG lainnya sebagai berikut.
1) Pre Heater
• Berfungsi menaikkan temperatur air kondensat. Air yang masuk ke preheater berasal
dari kondensor yang dipompa oleh Condenser Extraction Pump (CEP). Air
kondensat yang keluar dari preheater suhunya akan naik sarnpai sekitar 125°C.
• Apabila turbin gas menggunakan bahan bakar minyak, air kondensat tidak
dilewatkan preheater, karena bahan bakar minyak mempunyai kandungan sulfur
Operasi Pembangkit 58
tinggi.
gi. sehingga dikhawatirkan terjadi endapan sulfur pada preheater. Sementara itu,
bahan bakar gas sedikit atau sangat kecil kandungan sulfurnya.
2) Exhaust Damper : Berfungsi sebagai pengatur laluan gas buang dari turbin gas menuju
by pass stack untuk open cyc
cycle atau ke HRSG untuk combined cycle.
Desuperheater yang berfungsi untuk mengatur temperatur, dimana temperatur
tempera HP steam
dijaga pada set 507°C. menghi
menghindari temperatur lebih atau kurang.
Sistem kerja HRSG dimulai dengan masuknya gas buang dari hasil proses turbin gas
(open cycle)) ke dalam HRSG. Gas buang yang masuk mempunyai temperatur yang masih tinggi,
yaitu sekitar 513°C hingga dapat digunakan untuk memanaskan air dan membentuk uap di
Operasi Pembangkit 59
HRSG. Di dalam HRSG terdapat pipa
pipa-pipa
pipa kecil melintang atau yang disebut dengan tube-tube.
Isinya
inya adalah air, yang nantinya akan dipanasi oleh gas buang yang masuk, sehingga berubah
menjadi uap.
Proses pemanasan air dimulai dari bagian paling atas, yaitu ai
airr kondensat dipompa oleh
Condensate Extraction Pump dipanaskan di preheater. Kemudian masuk ke Deaerator.
Deaerator Untuk
menghilangkan kandungan udara dan zat
zat-zat terlarut pada air kondensat, air kondensat yang
masuk ke Deaerator di-spray
spray dengan uap tekanan rendah sehingga juga menaikkan temperature
air kondensat.. Kemudian dari deaerator, untuk air tekana
tekanan
n rendah (Low Pressure) dipompa
dip oleh
LP Boiler Feed Pump (LP BFP)) masuk ke LP Economizer,, lalu masuk ke LP Drum. Selanjutnya
dipompa dengan LP Boiler Circulation Pump (LP BCP),
), dan dilewatkan melalui LP Evaporator.
Di sini air bertekanan rendah tersebut akan meningkat temperaturnya, dan
an selanjutnya dialirkan
ke LP Steam Drum untuk dipisahkan antara air clan uap. Untuk airnya ditampung di bagian
bawah drum, sedangkan uapnya disalurkan ke LP Steam Turbin.
Sementara itu di sisi High Pressure (HP), dari deaerator, air dipompa oleh HP Boiler
Feed Pump (HP BFP) masuk ke HP Primary Economizer, lalu ke HP Secondary Economizer,
Economizer
dan masuk ke HP Drum. Selanjutnya dipompa oleh HP Boiler Circulation Pump (HP BCP) ke
HP Evaporator,, sehingga air bertekanan tinggi tersebut akan meningkat temperaturnya. Dan
selanjutnya dialirkan ke HP Drum untuk dipisahkan antara air clan uap. Air ditampung di bagian
bawah drum untuk disirkulasikan lagi. Untuk steam
steam-nya menuju ke Primary Super Heater.
Heater
Sebelum dialirkan ke HP Steam Turbin
Turbin,, uap kering yang terbentuk terlebih dahulu
dialirkan ke Primary Superheater dan Secondary Superheater.. Fungsinya untuk menaikkan
temperatur uap kering tersebut hing
hingga menjadi uap superheat sebelum
m digunakan dalam proses
prose
HP Steam Turbin.
Operasi Pembangkit 60
BAB VII
KONDENSOR
Operasi Pembangkit 61
7.2 FUNGSI KONDENSOR
Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah memutar
turbin untuk dijadikan air yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya. Kondensor terdiri dari
tube-tube
tube kecil yang melintang. Pada tube
tube-tube inilah air pendingin dari laut dialirkan.
lirkan. Sedangkan
uap mengalir dari atas menuju ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sampai
di bawah, air akan ditampung pada bak bernama hotwell. Sebelum masuk kedalam kondensor,
air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring
yaring kotoran-kotoran
kotoran ataupun
lumpur yang terbawa air laut. Agar uap dapat bergerak turun dari sudu terakhir Turbin, maka
vakum kondensor harus dijaga.
Operasi Pembangkit 62
7.3 BAGIAN – BAGIAN KONDENSOR
Operasi Pembangkit 63
3. Pompa Air Pendingin (Cooling
Cooling Water Pump
Pump) : Pompa tersebut untuk memompakan air
kedalam kondensor dan lat pendingin lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak
penampungan
pungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup.
4. Tube : Tempat Aliran air lut sebagai cooling water dan merupakan tempat terjadinya proses
perpindahan panas antar steam dngan cooling water ( air laut ).
5. Water box : Sebagai laluan saja untuk mendinginkan steam.
6. Hot well : Tempat penampung air hasil dari kondensasi.
Cara kerja dari kondensor adalah sebagai heat exchanger, yaitu proses perpindahan panas
antara dua benda yang dipisahkan oleh suatu dinding solid. Panas yang dikandung pada steam
dihilangkan dengan cara ditransfer pada air laut yang digunakan sebagai fluida pendingin
(cooling water).
). Prinsip perpindahan panas yyang
ang digunakan adalah panas suatu benda akan
mengalir dari benda yang lebih panas menuju benda yang lebih dingin. Steam merupakan fluida
yang didinginkan yang berada pada bagian luar tube sedangkan air laut merupakan fluida
condenser.
Operasi Pembangkit 64
BAB VIII
GENERATOR & EXCITER
Gambar
mbar 8.1 : Rotor & Stator pada Generator.
Operasi Pembangkit 65
memberikan arus kebelitan medan sehingga dapat diperoleh tegangan keluaran seperti yang
diharapkan.
Sistem excitacy adalah sistem mengalirnya pasokan listrik DC sebagai penguatan pada
generator listrik, sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan output bergantung
Operasi Pembangkit 66
pada besarnya arus excitacy.. Sistem eksitasi pada generator listrik terdiri dari 2 macam, yaitu:
yaitu (1)
Sistem eksitasi dengan menggunakan sikat ((brush excitation) dan (2) Sistem eksitasi tanpa sikat
(brushless excitation).
1. Sistem excitacy dengan sikat
Sistem excitasi menggunakan sikat, sumber tenaga listrik berasal dari sumber listrik yang
berasall dari generator arus searah (DC) atau generator arus bolak balik (AC) yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan rectifier.. Jka menggunakan sumber listrik
listrik yang berasal dari generator AC atau menggunakan Permanent MagnetGenerator
(PMG) medan
an magnetnya adalah magnet permanent. Dalam lemari penyearah, tegangan
listrik arus bolak balik diubah atau disearahkan menjadi tegangan arus searah untuk
mengontrol kumparanmedan exciter utama (main exciter).
Untuk mengalirkan arus eksitasi dari main eksi
eksiter
ter ke rotor generator menggunakan slip ring
dan sikat arang, demikian juga penyaluran arus yang berasal dari pilot exciter ke main exciter.
2. Sistem excitacy tanpa sikat (brushless
brushless excitation
excitation)
Penggunaan sikat atau slip ring untuk menyalurkan arus excitasi ke rotor generator
mempunyai kelemahan karena besarnya arus yang mampu dialirkan pada sikat arang relative
kecil. Untuk mengatasi keterbatasan sikat arang, pada generator pembangkit menggunakan
system eksitasi tanpa menggunakan sikat (brushless excitation),
), sebagai contoh, pada PLTU
menggunakan tipe MEC-3200.
3200.
Keuntungan system excitation tanpa menggunakan sikat (brushless excitation),
excitation antara lain
adalah:
Energi yang diperlukan untuk excitacy diperoleh dari poros utama (main
main shaft),
shaft sehingga
keandalannya tinggi
Biaya perawatan berkurang karena pada system excitacy tanpa sikat (brushless
excitation)) tidak terdapat sikat, komutator dan slip ring
Pada system excitacy tanpa sikat ((brushless excitation) tidak terjadi kerusakan isolasi
karena melekatnya
tnya debu karbon pada farnish akibat sikat arang
Mengurangi kerusakan ((trouble)) akibat udara buruk (bad atmosfere) sebab semua
peralatan ditempatkan pada ruang tertutup
Operasi Pembangkit 67
Selama operasi tidak diperlukan pengganti sikat, sehingga menngkatkan keandalan
operasi dapat berlangsung kontinyu pada waktu yang lama
Pemutus medan generator ((Generator field breaker), field generator dan bus exciter atau
kabel tidak diperlukan
kan lagi
lagi.
Biaya pondasi berkurang, sebab aluran udara dan bus exciter atau kabel tidak
memerlukan pondasi.
Operasi Pembangkit 68
Thyristor : Peralatan ut
utama penyearah arus dari trafo eksitasi
itasi untuk keperluan
kepe medan
penguat rotor generator.
AVR ( Automatic Voltage Regulator ) : Suatu sistem kontrol elektronik yang berfungsi
untuk pengaturan, pengontrolan dan pembatasan penguat medan
PLC ( Programmable Logic Control ) : Suatu peralatan yang berfungsi sebagai media
pengaturan dan setting besar – besaran control sistem penguatan
tan medan.
Battery Station : Sumber tegangan DC sebagai penguat awal sebelum generator
menghasilkan output tegangan sampai pada penguatan sendiri dari sistem eksitasi.
Sistem pendingin Thyristor : Motor – motor fan untuk force cooling terhadap thyristor
agar tidak cepat rusak.
Operasi Pembangkit 70
Gambar 8.6 : Single Line Diagram UP Gresik.
Operasi Pembangkit 71
BAB IX
START UP UNIT PLTU
Start up unit PLTU ini meliputi Cold Start Up, Warm II Start Up, Warm I Start Up,
Up Hot
Start Up dan Very Hot Start Up.
Operasi Pembangkit 72
Inlet damper air
heater pada
posisi close
FDF
Control
Drive
SCAH
Outlet Damper
Outlet Air Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To Wind
Furnace To Inlet Seal Air
Boiler Box Booster Fan
FDF
By Pass Damper Control
Drive
SCAH
Outlet Air Damper Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Operasi Pembangkit 73
Panas di absorbtion secara seimbang didalam furnace.
Termo-probe insert ke furnace
furnace.
Jika metal temperature drum saat pemanasan 100
100°C,
C, maka kenaikan pemanasannya dari
45°C/h sampai 55°C/h.
Saat temperatur metal drum 120
120°C
C atau dengan tekanan 2 kg/cm2, maka tutup vent valve
drum dan superheater.
Buka valve main steam pipa.
Cek furnace temperature dengan termo probe.
Monitor dream level, temperature metal drum dan kenaikan tekanan pada boiler.
Start Boler Feed Pump,, dengan mengecek boiler drum level ( bila diperlukan ).
Confirmasi untuk level deaerator sesuai kondisi normal.
Condensate pump siap untuk pengoperasian..
Pesiapkan BFP auxiliary oil pump
pump.
Konfirmasi kontrol switch pada auto position.
Proses start boiler feedwater pump ( BFP ).
Cek BFP motor ampere
ampere, valve flow pada kondisi open, discharge valve pada kondisi
open, auxiliary pump pada posisi stop.
Level deaerator pada kondisi normal.
6. Mengoperasikan Turbin ( turbin starting )
Konfirmasi untukk steam kondisi pada HP auxiliary steam dengan tekanan 14 kg/cm²
kg/cm g.
Start auxiliary oil pump ( AOP ).
Tekanan oli hydrolic 14 kg/cm
kg/cm²g.
Stop oil pump turning gear (TGOP ) dan control switch pada posisi auto.
Cek tekanan oli bearing
bearing, biasanya tekanan oli bearing 12 kg/cm² g.
Buka beberapa valve yang meliputi turbin casing drain, MSV seat drain atas, MSV seat
drain bawah.
7. Persiapan start up generator
Reset lockout relay (86G
(86G), check white lamp pada posisi “ON”.
Menempatkan AVR transfer switch pada posisi “ MAN “.
Check cicuit breaker ( 41G ) posisi open,nyala lpu pada posisi
posisi” ON “.
Check earthing ( 64G ) pada posisi open.
Operasi Pembangkit 74
8. Gland steam seal system untuk membentuk kondisi vakum pada kondensor.
Operasikan boiler.
Operasikan control switch gland steam exhaust blower pada kondisi “ AUTO “.
Buka valve inlet steam regulator dengan tekanan 0,07 kg/cm² g.
Lakukan keseimbangan tekanan gland steam dengan pemberian exhaust spray.
Control switch exhaust pada kondisi “ AUTO “.
Konfirmasi tekanan kond
kondensor pada 680 mm Hg.
9. Starting turbin
Eccentricity poros turbin 110 % pada kondisi normal.
Batas ekspansi turbin 6,67 mm ~ 18,33 mm.
Standart firing rate tekanan boiler 60 kg/cm
kg/cm²g.
Control switch untuk initial pressure regulator pada posisi “ OUT THE SERVICE “.
Set governor pada posisi high speed stop.
Control
ntrol switch govermor pada kondisi “ RAISE “ .
Cek control valve turbin fully open dengan melihat pada indikator
ator posisi.
Buka valve MSV bypass.
10. Pengecekan
engecekan operational turbin.
Lakukan pemeriksaan mungkin ada suara yang mencurigakan ((Rub.Check
Rub.Check)
11. Operational turbin
Operasikan turbin dengan memutar Hand Wheel MSV sampai putaran 200
2 rpm dan
sesaat MSV ditutup kembali untuk pemeriksaan. Kemudian MSV dibuka pelan-pelan
pelan
sampai putaran turbin 800 rpm ditahan selama 30 menit.
Naikkan putaran turbin ke 300 rpm sambil mengamati critical speed untuk turbin dan
generator.
Setelah putaran turbin steady pada 3000 rpm tunggu berapa saat untuk masuk jaringan.
Operasi Pembangkit 75
inlet valve damper. Pada saat kondisi ini, bukaan inlet damper air heater harus pada kondisi
open. (Grafik warm II start up terdapat dalam lampiran
lampiran).
Standart Operational Procedure Warm II Start Up :
1. Start Boiler
Start FD Fan.
Start seal air booster fan
fan.
Start boiler feed pump.
Start HSD oil pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner.
Insert furnace gas thermo probe
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperatur pada furnace.
RH gas damper pada posisi auto.
Penyalaan HSD oil.
Start pembebanan untuk load 15 -20 %.
Start BFP.
2. Start Turbin
Start condensate pump.
Start TGOP dan oil cooler.
Start turbin turning.
Start gland seal system
Turbin reset.
Select computer pada CCR pada kondisi “ON”
Deaerator aux steam pada kondisi siap beroperasi.
Start condenser vacuum up
up.
Start AOP dan TGOP pada kondisi “auto”
Turbin siap beroperasi.
Lakukan RIB cek kondisi.
Start rolling turbin.
Synchronizing generator.
Operasi Pembangkit 76
Inlet damper air
heater pada
posisi open
FDF
Control
Drive
SCAH
Outlet Damper
Outlet Air Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To Wind
Furnace To Inlet Seal Air
Boiler Box Booster Fan
FDF
By Pass Damper Control
Drive
SCAH
Outlet Air Damper Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.2 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
Operasi Pembangkit 77
Start boiler feed pump.
Start HSD oil pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner.
Insert furnace gas thermo probe
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi
beroperasi.
Penarikan termo probe pada furnace gas untuk mengetahui temperature pada furnace.
RH gas damper pada posisi auto.
Penyalaan HSD oil
Start pembebanan untuk load 15 -20 %
Start BFP.
2. Start Turbin
Start condensate pump.
Start TGOP dan oil cooler.
Start turbin turning.
Turbin reset.
Select computer start up pada kondisi “ ON”.
Start gland seal system
Deaerator aux steam pada kondisi siap beroperasi.
Start condenser vacuum up.
Start AOP dan TGOP pada kondisi “auto”
Turbin siap beroperasi.
Lakukan RIB cekk kondisi.
Start rolling turbin.
Synchronizing generator
generator.
Putaran turbin dinaikan sampai rpm tertentu.
Stop AOP
Konfirmasi valve turbin pada kondisi tertutup
tertutup.
Ext .Steam pada kondisi siap beroperasi
beroperasi.
Operasi Pembangkit 78
Inlet damper air
heater pada
posisi open
FDF
Control
Drive
SCAH
Outlet Damper
Outlet Air Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To Wind
Furnace To Inlet Seal Air
Boiler Box Booster Fan
FDF
By Pass Damper Control
Drive
SCAH
Outlet Air Damper Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.3 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Operasi Pembangkit 79
Start FD fan
Start seal air booster fan.
Start boiler feed pump.
Start furnace purge.
Light off warm up burner
burner.
HP by pass control beroperasi manual.
Buka valve damper reheat gas ( manual ).
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi.
Penyalaan HSD oil
Reheat gas damper pada kondisi “ AUTO “
Start BFP.
2. Start turbin
Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “.
Condensate pump dalam keadaan siap beroperasi.
Start gland steam condenser
condenser.
Deaerator aux. steam pada kondisi siap beroperasi.
Turbin reset.
Select computer start up pada kondisi “ ON “.
Start condenser vacuum up
up.
LP bypass control beroperasi pada kond
kondisi “ AUTO”.
Start turbin rolling.
Turbin turning siap beroperasi.
Lakukan RIB check.
Stop AOP.
Konfirmasi LP bypass control
control.
Synchronizing generator
generator.
Tahan pembebanan ( hold initial load ).
Konfirmasi turbin drain pada kondisi closed.
Ext. steam to FW heater
ter siap beroperasi.
Operasi Pembangkit 80
Inlet damper air
heater pada
posisi open
FDF
Control
Drive
SCAH
Outlet Damper
Outlet Air Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To Wind
Furnace To Inlet Seal Air
Boiler Box Booster Fan
FDF
By Pass Damper Control
Drive
SCAH
Outlet Air Damper Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.4 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
Operasi Pembangkit 81
Boiler feed pump kondisi siap beroperasi.
Start furnace purge.
Light off main burners.
HP by pass control beroperasi manual.
Buka valve damper reheat gas
gas.
Auxiliary steam pada kondisi siap beroperasi
beroperasi.
Reset gas damper pada kondisi “ AUTO “.
Cek silica drum press.
2. Start Tubin
Start AOP dam TGOP pada kondisi “ AUTO “
Start gland steam condenser.
Start condensste pump.
Deaerator aux. steam pada kondisi siap beroperasi.
Turbin reset.
Select computer start up pada kondisi “ ON “.
Start condenser vacuum up
up.
LP bypass control beroperasi pada kondisi “ AUTO”
AUTO”.
Start turbin rolling.
Turbin turning dalam keadaan siap beroperasi.
Lakukan RIB check.
Stop AOP.
Konfirmasi LP bypass control pada kondisi finished.
Synchronizing generator.
Tahan pembebanan ( hold initial load ).
Konfirmasi turbin drain pada kondisi closed.
Ext. steam to FW heater siap beroperasi.
Operasi Pembangkit 82
Inlet damper air
heater pada
posisi open
FDF
Control
Drive
SCAH
Outlet Damper
Outlet Air Damper
FDF
Inlet Damper
By Pass Damper
To Wind
Furnace To Inlet Seal Air
Boiler Box Booster Fan
FDF
By Pass Damper Control
Drive
SCAH
Outlet Air Damper Outlet Damper
FDF
Inlet Damper
Gambar 9.5 : Inlet Damper Air Heater Harus pada Posisi Open.
Open
Operasi Pembangkit 83
BAB X
START UP UNIT PLTGU
Exhaust
damper
45 %
selama 30
menit
Operasi Pembangkit 84
10.2 WARM START UP PENGOPERASIAN HRSG ( START HANGAT )
Pada sistem
em pengoperasian HRSG, beban ((load)) gas turbin adalah 45 MW, apabila
menggunakan bahan bakar HSD / solar dan bila menggunakan bahan bakar gas beban ( load ) 50
MW, pembukaan Exhaust Damper 45 % selama 20 menit.. Setelah itu pembukaan
pembukaa Exhaust
damper menjadi 80 %, Setelah
etelah 20 menit pembukaan exhaust damper menjadi 100%,
100 ketika sudah
dipenuhii syarat tekanan dan temperatur minimal yang
ng boleh masuk ke dalam steam turbin. Pada
warm start up ini dilakukan bila temperature HP steam di atas 330° C.
( Grafik warm start up terdapat dalam dilampiran )
Exhaust
damper
45 %
selama 20
menit
Operasi Pembangkit 85
10.3 HOT START UP PENGOPERASIAN HRSG ( START PANAS )
Pada sistem
tem pengoperasian HRSG, beban ((load)) gas turbin adalah 45 MW, apabila
menggunakan bahan bakar HSD/solar dan bila m
menggunakan
nggunakan bahan bakar gas beban ( load ) 50
MW, pembukaan Exhaust Damper 45 % selama 15 menit
menit.. Setelah itu pembukaan Exhaust
Damper menjadi 80 % selama 15 menit pembukaan Exhaust Damper menjadi 100 %, %., ketika
sudah dipenuhi syarat tekanan dan temperature minimal yyang
ng boleh masuk ke dalam steam
turbin. Pada cold start up ini dilakukan bila tempe
temperature HP steam di atas 425° C.
( grafik hot start up dapat dilihat dilampiran )
Exhaust
damper
45 %
selama 15
menit
Operasi Pembangkit 86
BAB XI
PARAMETER UTAMA OPERATIONAL PLTU
Operasi Pembangkit 87
Dipastikann juga bahwa kondensor telah siap, arinya telah dalam kondisi vakum.
vakum
Main air ejector ( MAE )
Setelah
lah ruang kondensor dalam keadaan vakum, SAE dimatikan dan fungsinya digantikan
oleh MAE untuk mempertahankan kondisi vakum
Operasi Pembangkit 88
Drum level di steam drum juga harus dikontrol mulai mutu air, pressure, level, flow.
flow Mutu
air diproses nilai pH, conductivity dan unsur lainnya yang terkandung pada air tersebut harus
sesuai batasan.. Untuk start awal
awal, dipastikan level berada pada level normal,
normal dengan catatan
BFP sudah beroperasi.
rasi. Ketika unit telah ber
beroperasi normal, level steam drum harus
dipertahankan
ertahankan berada di angka 0 mm ( NWL ).
Kondensor
Level
el kondensor dikontrol oleh control valve, artinya bila control valve main membuka 100
% , maka by pass valve akan dibuka secara manual.
Kelistrikan
Selanjutnya, ketika proses sinkron telah dilakukan, pengawasan untu
untuk kelistrikan juga perlu
dipantau. Misalnya arus dan frekuensi ha
harus
us selalu dipantau. Begitu pula ketika
k akan ada
permintaan menaikkan atau menurunkan beban. Selain itu tegangan generator juga harus
dipantau.
Operasi Pembangkit 89
BAB XII
PARAMETER UTAMA OPERATIONAL PLT
PLTGU
12.2 PENGOPERASIAN
HP Steam Pressure
Pada saaat beroperasi steam pressure pada LP drum stabil. Namun pada HP drum steam
pressure berubah – ubah. .Tapi masih ada batasan minimum dan maksimum yang diijinkan,
sehingga harus dipantau agar tetap berada pada batasan yang diijinkan.
HP Steam Temperature
Ada batasan minimum dan maksimum yang ditetap
ditetapkan,
kan, sehingga harus dipantau agar tetap
berada batasan yang telah ditetapkan. Batasan maksimum digunakan untuk menjaga unit dari
kelelahan metal ( shock metal ) pada steam turbin.
Operasi Pembangkit 90
Level HP drum dan LP drum
Level HP drum dan LP dum pad
pada saat operasi harus terus dipantau dan dipertahankan pada
normal water level. Kondisi tersebut berlangsung secara otomatis, dan bila kurang harus
segera dilakukan penambah air. Kondisi level di bawah standart, kkalau tidak segera diatasi
akan menyebabkan level drum turun terus
terus,, hingga mencapai level protection dan unit HRSG
akan trip.
Operasi Pembangkit 91